Anda di halaman 1dari 14

STATISTIK NON PARAMETRIK

“UJI WILCOXON”

Dosen Pengampu :
Misbah, M.Pd& Mustika, M.Pd

Oleh :
Kelompok 1
A02

Alvi Violita Dewi (1710127120001)


Annisya Radha Syarmila (1710127120003)
Dimas Putra Setiawan (1710127110004)
Dinda Nur Amelia (1710127220004)
Husnul Istiqomah (1710127220007)
Joevenus Permana (1710127110010)
Siti Fatimah (1710127220017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah statistik non parametric uji wilcoxon. Makalah ini
telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang “Uji Wilcoxon” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 27 April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
A. Pengertian Statistik Non Parametrik.....................................................
B. Pengertia Uji Wilcoxon ........................................................................
C. Contoh Soal Uji Wilcoxon....................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................

B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Metode statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat


digunakan dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang melandasi penggunaan
metode statistik parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal.
Istilah lain yang sering digunakan untuk istilah nonparametrik adalah statistik
bebas distribusi dan uji bebas asumsi. Statistik nonparametrik banyak
digunakan pada penelitian-penelitian sosial. Data yang diperoleh dalam
penelitian sosial pada umumnya berbentuk kategori atau berbentuk rangking.

Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan
asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Dari segi jumlah data, pada
umumnya statistik nonparametrik digunakan untuk data berjumlah kecil (n¿
30). Contoh metode statistik nonparametrik adalh Uji Wilcoxon (Signed-rank
test). Uji wilcoxon pertama kali diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon pada
tahun 1945.Uji wilcoxon merupakan pengembangan dari Uji t dengan
ketelitian hasil analisis wilcoxon dibandingkan uji t adalah tidak hanya dapat
menunjukkan arah perbedaan antara kelompok-kelompok yang dibandingkan.
Uji peringkat bertanda wilcoxon tidak hanya memanfaatkan informas tentang
arah tetapi juga besarnya perbedaan pasangan nilai itu.

Dalam mempertimbangkan arah dan besar relatif perbedaan maka dapat


dilakukan tes yang lebih besar kekuatannya. Tes wilcoxon melakukan hal
tersebut. Tes wilcoxon memberikan bobot yang lebih besar kepada pasangan
yang menunjukkan perbedaan yang besar untuk kedua kondisinya,
dibandingkan dengan pasangan yang menunjukkan perbedaan yang kecil.

Tes wilcoxon ini adalah tes yang paling bergunan bagi para ilmuwan
sosial. Dengan data tingkah laku bukannya tidak lazim bahwa peneliti dapat
mengatakan anggota manakah dalam suatu pasangan yang “lebih besar dari”,
yaitu mengatakan tanda selisih observasi dalam setiap pasangan dan membuat
rangking selisih itu dalam urutan harga absolut. Artinya dapat membuat
penilaian tentang “lebih besar dari” itu antara dua penampilan dalam masing-
masing pasangan, dan juga dapat membuat penilaian antara dua skor yang
berbeda yang timbul dari setiap dua pasangan. Oleh karena itu uji wilcoxon
penting dan perlu dipelajari oleh para pendidik yang merupakan ilmuwan
sosial dalam meneliti perilaku-perilaku peserta didik dan lainnya.

B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian dari statistik non parametrik?
2. Apa pengertian dari Uji Wilcoxon?
3. Bagaimana contoh soal dari Uji Wilcoxon?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari statistik non parametrik.
2. Untuk mwngetahui pengertian Uji Wilcoxon.
3. Untuk mengetahui contoh soal dari Uji Wilcoxon.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Statistik Non Parametrik

Istilah non parametrik pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, pada tahun
1942. Uji non parametrik adalah pengujian yang dilakukan pada data dimana
distribusi induknya tidak berdistribusi normal, atau skalanya dalam level
ordinal atau nominal atau variabelnya adalah dikotomi atau dapat
dikhotomikan. Metode statistik non parametrik merupakan metode statistik
yang dapat digunakan dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang melandasi
penggunaan metode statistik parametrik, terutama yang berkaitan dengan
distribusi normal. Istilah lain yang sering digunakan untuk statistik
nonparametrik adalah statistik bebas distribusi (distribution free statistics) dan
uji bebas asumsi (assumption-free test). Statistik non parametrik banyak
digunakan pada penelitian-penelitian sosial. Data yang diperoleh dalam
penelitian sosial pada umunya berbentuk kategori atau berbentuk rangking.
Uji statistik non parametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan
adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Uji statistik ini disebut
juga sebagai statistik bebas sebaran (distribution free). Statistik non-
parametrik adalah statistik bebas sebaran, artinya tidak menuntut persyaratan
bentuk sebaran parameter populasi, dan tidak mempermasalahkan distribusi
datanya normal atau tidak (Budiwanto: 2014).

Statistik non-parametrik adalah statistik yang tidak mendasarkan pada


parameter-parameter populasi. Dalam pengumpulan data tentu akan
melakukan pengukuran, kemudian dihitung mean, median, modus dan standar
deviasi. Ukuran-ukuran tersebut diistilahkan dengan parameter. Parameter-
parameter populasi tersebut dalam statistik non-parametrik tidak dijadikan
acuan. Sebab, data dalam analisis statistik non parametrik dapat digunakan
untuk menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal karena pada
umumnya data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal. Dari segi
jumla data, pada umumnya statistik non parametrik digunakan untuk data
berjumlah kecil (n <30). Statistik non-parametrik merupakan teknik yang
cocok untuk menganalisis data tersebut. Contoh, untuk membedakan jenis
kelamin laki-laki dan perempuan menggunakan skala 1 dan 2 adalah data
nominal. Untuk membedakan urutan pangkat tentara menggunakan skala 1, 2,
dan seterusnya, sesuai dengan katagori data pangkat tentara yang dikumpulkan
tersebut adalah berupa data yang berskala ordinal. Selain itu, statistik non-
parametrik tidak mendasarkan kepada bentuk distribusi data tertentu.

Selanjutnya bahwa tes non parametrik tidak menuntut sekuat yang dituntut
tes-tes parametrik; sebagian besar tes non-parametrik dapat diterakan untuk
data dalam skala ordinal, dan beberapa yang lain juaga dapat diterapkan untuk
data dalam skala nominal. Kekuatan tes non parametrik mungkin dapat
ditingkatkan dengan hanya memperbesar ukuran jumlah sampel, dan karena
ilmuan sosial jarang mencapai jenis pengukuran yang memungkinkan
penggunaan secara berarti tes parametrik, maka tes non paramerik memainkan
peran penting dalam penelitian dilapangan ilmu sosial. Teknik analisis dalam
statistik non-parametrik adalah teknik analisis koefisien phi, korelasi biserial,
korelasi point biserial, chi kuadrat, koefisien kontingensi, koefisien tata
jenjang, uji tanda, uji wilxocon dan uji median.

Statistik nonparametrik mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.


Kelebihannya antara lain:

1. Tingkat kesalahan penggunaan prosedur statistik nonparametrik relatif


kecil, karena statistik jenis ini tidak memerlukan banyak asumsi.
2. Perhitungan yang harus dilakukan pada umumnya sederhana dan mudah,
khususnya untuk data yang kecil.
3. Konsep dalam statistic nonparametric mudah untuk dimengerti.
4. Dapat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk hitungan
maupun peringkat (rank).

Sebaliknya, kekurangan statistik nonparametrik adalah hasil tidak selalu


sesuai dengan yang diharapkan karena kesederhanaan perhitungannya.
Namun, walaupun perhitungan dalam statistic non parametrik sangat
sederhana, bila jumlah datanya sangat besar maka dibutuhkan perhitungan
yang sangat lama. Untuk kasus demikian, prosedur statistik parametrik lebih
tepat digunakan. Adapun analisis statistik nonparametrik, diantaranya:

1. Uji tanda peringkat Wilcoxon dan uji Mann-Whitney ( untuk 1-2


kelompok)
2. Uji Kruskal-Wallis (untuk kelompok lebih dari 2)
3. Uji Korelasi Rank Spearman dan Kendall Tau
4. Uji Friedman
5. Uji Chi-kuadrat, dan lain-lain

B. Pengertian Uji Wilcoxon


Uji peringkat bertanda Wilcoxon dikembangkan oleh Frank Wilcoxon. Uji
peringkat bertanda Wilcoxon dan uji tanda samasama menguji dua buah
populasi berpasangan. Pada uji tanda hanya memperhatikan arah (direction)
dari selisih untuk setiap pasangan nilai data, sedangkan pada uji Wilcoxon,
selain memperhatikan arah (tanda positif + atau tanda negatif − ) dari selisih
untuk setiap pasangan nilai data, juga mengukur jarak atau besar (magnitude)
dari selisih untuk setiap pasangan nilai data. Oleh karena itu, uji peringkat
bertanda Wilcoxon lebih banyak memberikan informasi dibandingkan uji
tanda.Misalkan diberikan data mengenai berat badan sebelum mengkonsumsi
obat penambah berat badan merek 𝑋𝑌𝑍 dan sesudah mengkonsumsi obat
penambah berat badan merek 𝑋𝑌𝑍 selama satu minggu.
Uji Wilcoxon adalah uji nonparametrik untuk dua sampel bergantungan
atau berhubungan (berkorelasi) yang dapat digunakan untuk data ordinal/scale
dan tidak mensyaratkan distribusi ttt (normal). Uji ini digunakan jika besar
maupun arah perbedaan diperhatikan dalam menentukan apakah ada
perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari satu sampel/sampel
yang berhubungan.Uji Wilcoxon juga merupakan teknis analisis
nonparametrik untuk menguji perbedaan distribusi matched populasi untuk
desain pre dan post test.
Prosedur uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan
(Wilcoxon signedrank test for paired observation) pada dasarnya sama seperti
uji peringkat bertanda Wilcoxon pada populasi tunggal. Perbedaannya terletak
pada data yang diuji. Pada pengujian data berpasangan, yang digunakan
adalah data selisih data yang berpasangan.
Asumsi
a. Data yang dianalisis terdiri dari n pengamatan dengan selisih Di = Yi – Xi.
b. Selisih berupa peubah acak kontinu.
c. Sebaran populasi dari selisih adalah simetris dengan nilai tengah MD
d. Selisih saling bebas
e. Selisih yang diukur minimal berskala selang/interval

Hipotesis
a. (Dua arah) : H0 : MD = 0 vs. H1 : MD ≠ 0
b. (Satu arah) : H0 : MD ≤ 0 vs. H1 : MD > 0
c. (Satu arah) : H0 : MD ≥ 0 vs. H1 : MD < 0
Statistik Uji
Prosedur umum uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut :
1. Hitung selisih nilai Di = Yi –Xi. Jika hasilnya Di = 0, abaikan pengamatan
tersebut.
2. Beri peringkat untuk |Di|. Jika ada nilai yang sama (disebut ties) beri
peringkat tengah (mid-rank).
3. Pasangkan tanda ‘plus’ dan ‘minus’ pada peringkat sesuai nilai pada
langkah pertama.
4. Hitunglah : jumlah peringkat bertanda ‘plus’ (T+), dan jumlah peringkat
bertanda ‘minus’ (T-). Statistik uji yang digunakan untuk masing-masing
hipotesis adalah adalah :
a. (Hipotesis a) : T = T’ = min (T-, T+)
b. (Hipotesis b) : T = T
c. (Hipotesis c) : T = T+
Kaidah Keputusan
a. (Hipotesis a) : Tolak H0 jika T’ ≤ Tn(α/2)
b. (Hipotesis b) : Tolak H0 jika T- ≤ Tn(α)
c. (Hipotesis c) : Tolak H0 jika T+ ≤ Tn(α)

Langkah-langkah yang diperlukan dalam Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon


(Wilcoxon Signed Rank Test), sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis statistik


Ho ; 𝐾1 ≥ 𝐾2
H1 ; K1<𝐾2
Ho: program bimbingan belajartidak mempengaruhi prestasi anak
Ha : program bimbingan belajar mempengaruhi prestasi anak
K1 = jumlah urutan tanda positif, K2 = jumlah urutan tanda negatif.
2. Menetapkan w kritis, contoh: 𝛼 = 0,05, n = 10, uji pihak kanan, diperoleh
nilai kritis wilcoxon untuk uji searah sebesar 10.
3. Menentukan nilai statistik Wilcoxon (K).
a. Menentukan besar dan tanda beda seperti tabel sebelumnya.
b. Mengurutkan beda tanpa memperhatikan tanda, jumlah terkecil dberi
peringkat 1 dan yang lebih besar diberi angka 2 dan seterusnya. Jika
terdapat beda sama maka digunakan angka rata-rata, seperti angka 5
ada 2 observasi, diberi angka (6+7)/2=6,5.
c. Memisahkan angka yang bertanda positif dari angka yang ebrtanda
negatif.
d. Menjumlahkan semua angka positif dan kemudian angka negatif.
Nilai yang lebih kecil dari kedua jumlah itu dinamakan nilai statitik 𝜔
yang akan menjadi dasar dalam uji wilcoxon. Dimana nilai statistik
wilcoxon untuk contoh di atas adalah 10.
e. Membuat kesimpulan Ho ditolak jika statistik 𝜔 ≤ 𝜔𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 dan
sebaliknya. Karena 𝜔 hitung = 𝜔 kritis, maka Ho ditolak.

Contoh: diberikan data mengenai berat badan sebelum mengkonsumsi obat


penambah berat badan merek 𝑋𝑌𝑍 dan sesudah mengkonsumsi obat
penambah berat badan merek 𝑋𝑌𝑍 selama satu minggu.
Pada uji peringkat bertanda Wilcoxon, pertama dihitung selisih untuk
setiap pasangan nilai data. Perhatikan bahwa pada tabel untuk baris 𝑄−𝑃,
dihitung selisih untuk setiap pasangan nilai data. Pada uji tanda, selisih
untuk pasangan nilai data hanya dinyatakan oleh tanda positif (+), tanda
negatif (−) , atau nilai 0, sedangkan pada uji peringkat bertanda Wilcoxon,
selain memperhatikan tanda dari selisih untuk untuk pasangan nilai data, uji
peringkat bertanda Wilcoxon juga mengukur jarak atau besar (magnitude)
dari selisih untuk pasangan nilai data. Selanjutnya, nilai selisih untuk setiap
pasangan nilai data diabsolutkan, seperti pada baris 𝑄−𝑃 pada tabel. Pada
uji peringkat bertanda Wilcoxon, nilai 𝑄−𝑃 = 0 tidak diikutsertakan dalam
analisis lebih lanjut. Kemudian, nilai absolut dari selisih untuk setiap
pasangan nilai data diberi ranking atau peringkat, seperti pada baris Ranking
pada tabel. Selanjutnya nilai ranking tersebut dikelompokkan berdasarkan
tanda positif + atau tanda negatif − , seperti pada baris tanda (+) dan tanda
(–) pada tabel. Perhatikan bahwa, berdasarkan tabel, jumlah ranking untuk
tanda positif(+)sebanyak 20, sedangkan jumlah ranking untuk tanda negatif
(−)sebanyak 1.

Uji statistik yang digunakan pada uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah
uji statistik Wilcoxon w hitung. Nilai statistik dari uji Wilcoxon merupakan
nilai dari jumlah ranking yang paling kecil, yakni antara jumlah ranking
untuk tanda positif(+)atau jumlah ranking untuk tanda negatif (−) .
Berdasarkan tabel, nilaistatistik dari uji Wilcoxon adalah w hitung= min 20;1=
1. Setelah diperoleh nilai statistik dari uji Wilcoxon w hitung, kemudian
menentukan nilai kritis Wilcoxon 𝑊𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 yang diperoleh berdasarkan
tabel distribusi Wilcoxon. Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap
hipotesis.
𝐽𝑖𝑘𝑎w hitung≤ 𝑊𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖 ,1 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑑𝑎𝑛𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘.
𝐽𝑖𝑘𝑎w hitung>𝑊𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖 ,0 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑑𝑎𝑛𝐻1 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘.
Selain itu, penyelesaian pada uji peringkat bertanda Wilcoxon dapat
diselesaikan dengan pendekatan normal atau uji statistik 𝑍. jika ukuran
sampel cukup besar (moderately large), yakni ukuran sampel lebih dari 20,
maka pendekatan normal dapat digunakan. Jika ukuran sampel cukup besar,
maka distribusi sampling akan mendekati distribusi normal dengan rata-rata
standar deviasi: Sehingga variabel normal standarnya dirumuskan;

n(n+1) n ( n+1 ) (2 n+1)


ω=
4
dan σω=
√ 24

ω−σω
Z=
σω

Langkah-langkah melakukan uji Wilcoxon dengan menggunakan SPSS adalah


sebagai berikut:

1. Pada menu, klik Analyze, Nonparametrics Test, 2 Related Samples. Setelah


jendela terbuka masukkan pretest ke kotak variable 1 dan masukkan posttest
ke kotak variable 2 dengan cara arahkan seleksi ke pretest atau posttest
kemudian klik tanda panah ke kanan. Selanjutnya centang Wilcoxon dan
tekan OK.
2. Klik tombol Options dan centang Descriptive
3. Lalu klik continue.

C. Contoh Soal Uji Wilcoxon


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Budiwanto, Setyo. 2017. Metode Statiska untuk Mengolah Data Keolahragaan.


Malang: Universitas Negeri Malang.

Djarwanto. 1987. KumpulanSoal dan Penyelesaiannya: Statistik Nonparametrik.


Yogyakarta: BPFE.

Gio, P. U. 2018. Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R.

Santoso, S.2010. Statistik Nonparametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sutrisno Hadi, MA. 2002. Statistik Jilid II Cetakan keduapuluhtiga. Andi Offset

Singgih, S. 2005. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. PT. Elex
Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta

Umayra, F. 2010. Peranan Distribusi Normal Pada Kajian Uji Wilcoxon

Anda mungkin juga menyukai