Nama: Muhammad Saiful Islam Kelas: IX Mapel: Seni Budaya: Kabut Otak
Nama: Muhammad Saiful Islam Kelas: IX Mapel: Seni Budaya: Kabut Otak
ISLAM
Kelas: IX
Mapel : SENI BUDAYA
Kabut Otak
Kematian adalah kerja paling ceroboh Tuhan.
Serampangan. Tidak berurut tak bergilir. Acak tak
berbatas jumlah. Bergerak serupa angin tornado
mengurung Bumi.
Mengintai licik sebagai pemangsa. Tidak bertakat
tempat. Meradang menggilir satu persatu atau menumpas
sekaligus banyak. Menyusup membasmi ke dalam
bencana, perang, hingga wabah.
Kematian selalu mengancam. Seperti saat ini,
mengepung menunggang pandemi Covid-19. Merenggut
sejawat, sahabat, dan kerabat. Orang-orang mengirim
kabar dan cara berkelit agar selamat lewat media sosial.
Juga perihal kenalan —bahkan diri sendiri— yang
terjangkit, serta mereka yang telah meninggal dunia.
Sudah hampir setahun aku kecut banyak berdiam di
rumah. Sejak merebak berita wabah Covid- 19 di
penghujan pertengahan Januari 2019. Virus mematikan
menular cepat menjadi pandemi ke seluruh jagad. Aku
hanya bisa masgul
bolak-balik membaca kabar dan sajak-sajak di media sosial:
di bawah longit murung musim penghujan, kami diburu
gerombolan pembunuh tak terlihat. mereka menyusup
dari negeri jauh, seperti agama dan tikus, mewabah
menjangkit memasuki mata, hidung, dan mulut.
Virus terus menjangkit. Ada ribuan orang bersorban
dan berjubah dari Arab Saudi, India, 'Ihailand, Filipina,
MaIaysia, dan berbagai tempat di Indonesia. Mereka adalah
Jemaah Tabligh yang ngotot datang untuk ijtima di Gowa.
"jangan takut virus corona, takutlah hanya kepada tuhan!"
sampai tenggorok dan paru-paru mereka dilahap dan mati
konyol. maut —yang seringkali gegabah mencabut nyawa
serampangan, kadang terasa memilih korban dengan tepat.