Anda di halaman 1dari 4

Cerpen corona oh, corona

karya : Hastira Soekardi 

Berita tentang virus Corona sudah sampai ke kampung Sari Asih. Memang virus ini menjangkiti
negara Cina. Walau di sana sudah diantisipasi warganya , tentu penyebarannya tak bisa dielakan
karena mobilitas manusia yang begitu cepat di area modern ini. Dan banyak berita yang simpang siur
tentang virus ini membuat banyak masarakat bingung . Karena entah berita mana yang benar dan
mana yang salah. Semua jadi satu .

Entah mengapa di saat penyakit ini menyebar berita bohong banyak beredar di negeri ini. Ini yang
membuat suasana kampung Sari Asih mencekam. Sedikit orang batuk, langsung mereka disiolasi , tak
boleh keluar dan makanpun harus di kamar saja.  Pokoknya masarakat sana sudah dilanda ketakutan
.

Ketakutan itu membuat mencekam suasana desa. Semua orang saling mencurigai satu sama lain,
kalau ada yang batuk atau sesak nafas. Aktivitas mereka sehari-hari selalu menggunakan masker.
Bahkan mencangkul di sawah mereka tertib menggunakan masker. Agar tubuh mereka sehat ,
mereka harus mengeluarkan kocek sedikit besar untuk membeli buah-buahan. Katanya buah-buahan
ini banyak vitamin yang bisa jaga kesehatan.

            "Kapan sih penyakit ini hilang. Lama sekali. Tahu gak uangku lama-lama habis buat beli buah-
buahan,"tukas pak Soleh.

            "Iya, semua takut kena corona yang mematikan itu."

            "Tapi apa benar mematikan?"

            "Lah , katanya berita sih begitu. Baca saja di media online."

            "Aduh, kalau begini terus hidup kita bagaiamana ya?" Begitulah semua warga merasa
kebingunan dengan virus Corona ini. Mereka takut dengan apa yang diberitakan di media online.

Beberapa orang yang terkena batuk sudah diisolasi. Berapa sembuh tapi yang batuk semakin banyak.
Ini meresahkan warga. Semua yang terkena batuk terus disekap di kamar dan tak boleh keluar . Tiba-
tiba saja hampir di setiap rumah ada saja yang batuk.  Dan semakin paniklah warga.

            "Ini sudah wabah loh."

            "Ini azab . artinya kampung ini penuh dengan orang-orang berdosa dan pantas diazab."

            "Tahu dari mana , kalau kampung kita diazab?" tanya pak Burhan.

            "Lah, lihat di berita di Cina yang korbannya banyak itu karena di azab."

            "Kalau begitu kita harus bertobat dan mohon ampun ."

            "Nah, itu betul kita harus berdoa siang malam di mesjid untuk melepaskan kiat dari
azab,"celetuk pak Soleh. Setiap hari mesjid jadi ramai dengan warga yang berdoa aagr musibah yang
menimpa desanya cepat berlalu. Dan semakin banyak yang batuk dan mulai menular satu sama
lainnya. Warga mulai resah. Doa yang dipanjatkan tak pernah putus, terrus menerus . gantian satu
dengan yang lainnya. Tapi azabnya belum dicabut dan malah semakin banyak yang diisolasi.

Sampai hanya tingal sedikit orang yang tak terkena batuk. Dan mereka harus mengambil tindakan
agar tidak semua warga terkena. Bakal banyak kematian. Pak Burhan dan pak Dede mendatngi
puskesmas yang cukup jauh dari desa. Dan mereka minta pertolongan pada petugas di sana.

            "Pak, di sinia gak ada virus corona yang menyebar,"tukas petugas puskesmas

            "Pak, percaya di desa kami, hampir semua sudah kena. Gejalanya sama dengan yang terkena
corona.,"tukas Pak Burhan. Petugas puskesmas saling pandang tak percaya. Masa ada sampai hampir
seluruh warga terkena corona, sedangkan dari pemerintah belum ada peringatan apa-apa. Tapi
kedua warga ini bersikeras kalau di desanya terkena wabah corona. Untuk itu petugas puskesmas
akhirnya mengikuti mereka. Dan hasil pemeriksaaan mereka, warga tak terkena corona. Ini hanya
batuk dan demam biasa saja.

            "Bapak , kata siapa kalau ini terkena corona?" tanya petugas. Pak Burhan dan pak Dede saling
pandang. Mereka gak tahu awalnya apa yang menyebabkan mereka jadi panik. Siapa yang
memberitahu duluan tak ada yang tahu. Semua begitu saja terlontar karena ketidaktahuan saja,
hanay mendengar dan membaca sekilas saja.

            "Hati-hati pak, jangan sembarangan bilang ini karena virus corona. Karena semua harus
diperiksa lebih teliti dulu. Ini hanya batuk biasa "

            "Nah, kalau gini warga semua kan yang  rugi jadinya,"tukas petugas puskesmas sambil
bergegas pergi. Gara-gara Corona semua jadi panik. Nah, masih percaya corona sudah menyebar
luas di desa ini? Hoax

Resensi cerpen

A.Identitas cerpen

1.Judul cerpen : Corona , oh corona .


2.Nama pengarang : Hastira Soekardi .
3.Penerbit : Kompasiana .
4.Jumlah halaman : 2.
5.Tanggal terbit : 31 januari 2020.

B.pendahuluan
"Corona,oh corona" merupakan sebuah karya cerpen Hastira Soekardi , ia lahir di kota Bandung, 21-
2 -1963. Sekarang tinggal di kota Cirebon di jalan perjuangan Blok  C-3 Kompleks PDK.Sehari-hari
berkutat sebagai pengajar . Menulis adalah kegiatan yang memberikan kesenangan pribadinya yang
tercurah dalam blog website seperti kompasiana . Anak-anak yang selalu menjadi penyemangat
dalam menulis. Penulis juga peduli dengan lingkungan hidup , sering mengadakan penyuluhan
lingkungan hidup, suka membuat kerajinan tangan daur ulang dan menulis dengan tema lingkungan
hidup untuk mengajak masarakat untuk peduli dengan lingkungan.
C.isi
Cerita ini berisi tentang tentang berita bohong tentang corona yang beredar melalui media online di
desa sarih asih.sehingga membuat suasana kampung Sari Asih mencekam. Sedikit orang batuk,
langsung mereka disiolasi , tak boleh keluar dan makanpun harus di kamar saja.

Ketakutan itu membuat mencekam suasana desa. Semua orang saling mencurigai satu sama lain,
kalau ada yang batuk atau sesak nafas. Aktivitas mereka sehari-hari selalu menggunakan masker.
Bahkan mencangkul di sawah mereka tertib menggunakan masker. Agar tubuh mereka sehat ,
mereka harus mengeluarkan kocek sedikit besar untuk membeli buah-buahan. Katanya buah-buahan
ini banyak vitamin yang bisa jaga kesehatan.

Kapan sih penyakit ini hilang. Lama sekali. Tahu gak uangku lama-lama habis buat beli buah-
buahan,"tukas pak Soleh.

            "Iya, semua takut kena corona yang mematikan itu." "Pak dede

            "Tapi apa benar mematikan?"pak dede

            "Lah , katanya berita sih begitu. Baca saja di media online."

  Begitulah semua warga merasa kebingunan dengan virus Corona ini. Mereka takut dengan apa yang
diberitakan di media online.

Beberapa orang yang terkena batuk sudah diisolasi. tapi yang batuk semakin banyak. Ini meresahkan
warga. Semua yang terkena batuk terus disekap di kamar dan tak boleh keluar . Tiba-tiba saja hampir
di setiap rumah ada saja yang batuk.  Dan semakin paniklah warga.

Pak soleh pun berkata ini sudah menjadi wabah penyakit yang merupakan azab. Pak burhan
bertanya apakah iya ini azab ? . Pak soleh pun menjawab iya lihat saja di berita korbanya cina yang
banyak itu karena azab.

"Setiap hari mesjid jadi ramai dengan warga yang berdoa agar musibah yang menimpa desanya
cepat berlalu. Dan semakin banyak yang batuk dan mulai menular satu sama lainnya. Warga mulai
resah.

Karena hal itu banyak warga yang pergi meninggalkan desa melihat hal itu pak burhan dan pak dede
mendatangin puskemas yang berada jauh dari kampungnya. Dan menyampaikan kepada petugas
puskemas bahwa hampir semua sudah terkena virus corona , setelah di telita itu bukan virus corona
hanya batuk dan demam biasa. hal itu membuat panik warga saja dan menyebabkan kerugian dan
petugas puskesmas pun berkata janganlah percaya langsung berita online yang beredar semua itu
harus dipastikan dulu.

D.pengantar
Unsur instrinsik
1.Tema : berita bohong /hoax
2.tokoh dan penokohan
-Pak soleh : mudah percaya.
-Pak dede: mudah percaya , keras kepala dan prihatin.
-Pak burhan: mudah percaya , keras kepala dan prihatin.
-Petugas puskemas : penyabar dan bijaksana.
3. Latar
-Tempat : desa sarih asih , masjid, puskesmas.
-Waktu: siang dan malam hari.
-Suasana: mencekam (Ketakutan itu membuat mencekam suasana desa. Semua orang saling
mencurigai satu sama lain, kalau ada yang batuk atau sesak nafas.)
4. Alur maju karena tidak menceritakan masa lalu .
5.sudut pandang : orang ketiga (bercerita tentang semua tokoh yang memajukan cerita, seolah-olah
narator berada di langit menyaksikan semua kejadian yang mengikuti para tokoh)
6.Gaya bahasa : menggunakan gaya bahasa kehidupan sehari - hari.
7.Amanat:
-janganlah mudah percaya dengan informasi yang beredar di online dan menyebarluaskan kita harus
memastikan bawah informasi itu benar.
-Kita harus tenang dan tidak panik dalam mengahadapi sesuatu kejadian .

E. Isi resensi
Kekurangan : Dalam cerpen ini tidak diceritakan secara detail tentang berita bohong tentang corona
yang tersebar.
-Dalam dialog perbincangan antar tokoh terdapat nama tokoh yang tidak tertera sehingga
membingungkan tokoh mana yang berkata dan menjawab.

Kelebihan:Cerita ini mengangkat tema yang sedang hangat nya di saat ini dan sehingga cocok untuk
dibaca oleh berbagai kalangan apalagi generasi muda seperti sekarang ini, bahasa yang digunakan
penulis sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

F. Kesimpulan
Cerpen ini merupakan bacaan yang menarik bagi semua usia baik tua maupun muda. Melalui cerpen
ini pengarang menitikberatkan inti cerita pada kehidupan saat ini yaitu berita bohong tentang (hoax)
yang sangat cepat tersebar yang membuat orang khawatir.

G) Rekomendasi/Saran

Cerita Pendek ini sangat direkomendasikan untuk berbagai kalangan khususnya para pemuda untuk
bisa memerangi dis informasi /hoax yang dapat menyebabkan kecemasan banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai