Tokoh
1. ABDILLAH ARDHANA : KEPALA DESA
2. ADE RAHMAYANI HASIBUAN : TIM MEDIS
3. ANDEREW SIMAJUNTAK : SATPAM
4. ANDREAS MICHAEL SIHOTANG : DUKUN
5. ANGHITA T.V SIHOMBING : ANAK KELUARGA 1
6. ALYA AFIFAH : TIM MEDIS
7. ARINI SALSABILA HASIBUAN : PROVOKATOR
8. INDAH PRATIWI SASTRA : PROVOKATOR
9. JOSUA E BUTAR-BUTAR : BAPAK KELUARGA 2
10. KEVIN IMMANUEL SBY : DOKTER
11. M AKIL DESTON SLT : DOKTER
12. M NAUFAL HAMDY : TIM MEDIS
13. MUAHMMAD IBNU FARRAS : SATPAM
14. NAILAH MUHJA : IBU KELUARGA 1
15. PUTRI NABILA : PROVOKATOR
16. SYUKRIA BELLA RODJA DMK : IBU KELUARGA 2
17. VIVI GUNTI ERIAWATI : IBU DESA
18. WINDI DWI FRANSISKA : PEGAWAI KESEHATAN
B. Naskah drama
Di pinggiran Jawa Barat terdapat sebuah desa yang hampir semua warganya
menderita suatu penyakit yang berbahaya. Sebab penyakit tersebut dapat menular
melalui udara ataupun dari kontak fisik. Sebenarnya penyakit ini sudah mulai
menyebar sejak seminggu yg lalu. Dan pak kades juga sudah meminta bantuan
untuk didatangkan dokter namun para dokter tidak ada yg mau datang karena
penyakit tersebut sangat berbahaya. Salah seorang warga pun mendatangi rumah
kepala desa untuk meminta pak kades memanggil lagi dokter untuk
menyembuhkan penyakit didesa tersebut. Pak kades pun mengiyakan permintaan
tersebut dan meminta warga untuk sabar karena sudah berulang kali kades
memanggil dokter tapi tidak ada yg mau datang dengan berbagai alasan.
sementara itu terjadilah musyawarah di kota, dikalangan para dokter, tak ada
dokter yang ingin diutus. Namun, pada akhirnya ada 2 orang dokter yang
mengajukan diri. Berangkatlah dokter dokter itu bersama 3 orang petugas medis.
Setelah diberikan pengobatan ,lama kelamaan warga desa sembuh dan virus
menghilang.karena hal itu para dokter dan tim medis memutuskan untuk kembali
ke desa.namun,sebelum itu mereka mengumpulkan para warga di balai desa untuk
diberikan penyuluhan tentang cara hidup sehat dan anjuran untuk menjaga
kebersihan dan lingkungan.disaat itu pula para provokator dan dukun yg juga
sudah sembuh meminta maaf kepada para dokter .mereka mengakui bahwa
mereka sengaja menghasut para warga untuk mengusir para dokter pada saat itu.