Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO ROLE PLAY

PENANGANAN WABAH TERPADU


VARICELLA

I.

PEMERAN ROLE PLAY


Tiara Mustika Dewi
Tiara berperan sebagai Laras berusia 3 tahun. Laras adalah anak yang manis,
manja dan sangat lugu. Keluguannya masih terpancar dari wajahnya yang
polos dan riang.
Aikardi
Aikardi berperan ganda sebagai ayah Laras dan Dokter serta Kepala
Puskesmas Desa Nyolot. Ayah memiliki karakter yang tegas, namun cuek
dan kurang perhatian terhadap keadaan anaknya Laras.
Dokter memiliki karakter yang ramah dan profesional dalam pekerjaannya.
Berani dalam bersikap, jujur dan tegas dalam mengambil keputusan.
Veria Astriani
Veria berperan sebagai Ibu Laras yang berwatak penyayang, centil dan
sangat galak.
Dede Iskandar
Dede berperan sebagai Bupati Kabupaten Suka Cacar yang berwatak tidak
bijaksana, seorang pembohong dan pemimpin yang tidak pantas diteladani
karena tindakan korupsi yang dilakukannya.
Ernawati
Erna berperan sebagai pemegang program puskesmas yang berwatak disiplin
dan bekerja cepat.
Kiki Rizkia
Kiki berperan ganda sebagai anak laki laki yang berkenalan dengan laras
di kebun binatang yang berwatak lucu dan lugu.
Voni Ayunita
Voni berperan sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten yang berwatak
jutek dan centil, tidak memperhatikan keadaan kesehatan di daerahnya
bahkan ketika terjadi wabah dia tidak sepenuhnya menangani dengan baik
dan terlibat dalam korupsi bersama Bupati.

Telly Nur Sabrina


Telly berperan sebagai Kepala seksi P2M Dinas Kesehatan Kabupaten yang
berwatak tidak tegas, tidak jujur dan terlibat korupsi bersama Bupati.
Vidya Rachmatullah
Vidya berperan sebagai Gubernur Provinsi Bloon yang berwatak tidak
bijaksana, tidak tegas dan tidak cekatan dalam melakukan pekerjaannya.
Aulia K Y
Aulia berperan sebagai Kepala Desa Nyolot dan ajudan Gubernur. Sebagai
kepala desa dia berwatak sopan dan tidak tegas. Sebagai ajudan gubernur dia
berwatak tegas.
Gia Piurawati
Gia berperan sebagai narator dalam skenario role play.
II.

NASKAH SKENARIO
Pada suatu hari Laras dan Ibunya pergi ke puskesmas terdekat, sesampainya
dirumah sakit mereka langsung disambut dokter puskesmas. Pada saat
anamnesis ibu Laras menceritakan kegiatannnya bersama anaknya tiga hari yang
lalu, pada saat mereka pergi ke ibukota kabupaten untuk pergi ke kebun
binatang. Saat tiba di kebun binatang Laras terpisah dari orang tuanya dan
bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama Kiki, setelah berkenalan mereka
terlihat akrab hingga Laras menggigit tangan Kiki dengan gemasnya. Tak
disadari Laras telah menggigit tangan Kiki yang sedang menderita Varicella, lalu
Kiki marah pada Laras dan Laras pun meminta maaf pada Kiki. Laras pun
menjadi manja terhadap Kiki dan terjalinlah rasa diantara mereka berdua.
Setelah bebrapa lama terpisah dari orang tuanya akhirnya laras
bertemu kembali dengan ibu dan ayahnya. Pada saat perjalanan pulang ke desa
laras mengeluh bahwa badannya terasa panas, dan ayah laras berjanji akan pergi
ke puskesmas besok. Sesampainnya di rumah laras meminta izin kepada orang
tuanya untuk bermain dengan teman-teman sekitar tempat tinggalnya, setelah di

beri izin lalu ia bermain dengan teman-temannya. Keesokan harinya badan laras
mulai muncul ruam merah di tangan dan wajahnya, hingga sampai ke
puskesmas. Dokter puskesmas mendiagnosis laras terkena varicella dan setelah
laras dan ibunya pergi dokter puskesmas memanggil petugas surveilans dan
petugas puskesmas ke ruangannya. Dokter puskesmas memerintahkan untuk
segera memeriksa keluarga laras dan sekitanya apakah telah terjadi wabah atau
tidak. Setelah pegawai puskesmas pergi datanglah protokoler bupati yang
membawa berita bahwa besok bupati akan datang besok ke desa nyolot untuk
melaksanakan program bupati.
Setelah protokoler pulang petugas puskesmas dan suveilans datang
memberikan laporan bahwa telah terjadi wabah di desa nyolot. Kepala
puskesmas langsung memerintahkan petugas surveilans untuk melakukan
penghitungan dan pendataan penderita. Keesokan harinya bupati tiba di
puskesmas desa nyolot dan bertemu dengan kepala puskesmas, ketika sedang
berbincang-bincang bupati mendapatkan bisikan dari ajudannya bahwa telah
terjadi wabah di desa ini, sontak membuat bupati marah dan meminta rapat
dengan jajaran terkait pada saat itu juga. Pada saat rapat yang di hadiri kepala
P2PL, Ka. Din. Kes. Kab., Ka. Desa dan Kepala puskesmas, bupati menanyakan
dana yang dibutuhkan untuk penanggulangan wabah tersebut. Kepala puskesmas
berdasarkan data yang telah diperoleh membutuhkan sekitar 5 M dan bupati
setuju serta akan meminta kepada Gubernur 10 M untuk di bagi-bagikan kepada
anggota rapat pada saat itu. Kepala puskesmas lalu menentang kemauan bupati
tersebut dan dia merasa harus mengabdi pada negara, bukan untuk memakan
uang rakyat. Tindakan Ka. Puskesmas serta merta membuat bupati menjadi naik
pitam dan membentak ka. Puskesmas untuk keluar ruangan tersebut. Setelah

bupati menelpon gubernur dan berhasil mendapatkan uang 10 M, uang tersebut


di bagikan kepada anggota rapat kemarin masing-masing 2 M dan 2 M lagi
diberikan untuk kepala puskesmas untuk penganggulangan wabah. Ka.
Puskesmas pusing karena dana yang diberikan tidak akan cukup untuk
menanggulangi wabah tersebut. Gubernur mendapat telpon dari Ka. Puskesmas
bahwa ia kekurangan dana dan gubernurpun marah serta merasa di bohongi oleh
bupati. Setelah gubernur menurunkan lagi dana 3 M untuk penanggulangan
wabah berhasil di atasi dan relokasi penduduk berjalan lancar. Gubernur lalu
memberikan penghargaan kepada ka. Puskesmas dan jajaran terkait serta
memecat secara tidak hormat bupati dan jajaran dinas kesehatan kabupaten suka
cacar di depan masyarakat. Akhirnya wabah teratasi, dan desa nyolot telah
menjadi desa yang maju setelah kejadian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai