Sumber: http://duniaiptek.com/pencegahan-demam-berdarah-melalui-metode-pemberantasan-
sarang-nyamuk-psn/
W.S. Rendra
7. Puisi jenis balada tersebut berisi kisah ...
A. kematian Sumilah saat mencari Sumijo
B. Sumilah yang membunuh kekasihnya
C. Sumilah yang menunggu Samijo di tepi kubur
D. roh Sumilah yang mencari roh Samijo
E. penderitaan Sumilah saat mencari Samijo
Teks 1 Teks 2
Banjir terjadi akibat wilayah Jakarta dan Banjir masih merendam beberapa wilayah di
sekitarnya diguyur hujan sejak Selasa Jakarta hingga dini hari ini. BPBD DKI merilis
(21/2/2017) dini hari hingga siang. Sejauh ini lokasi yang masih terendam banjir di wilayah
tercatat sudah ada 2 korban jiwa dan 1.613 Jakarta. Update lokasi banjir yang dirilis
pengungsi. Berdasarkan catatan detikcom dari BPBD DKI merupakan data hingga pukul
berbagai sumber, rata-rata banjir di Jakarta 00.22 WIB, Rabu (22/2/2017). Berdasarkan
terjadi pada awal tahun. Namun, pada 2013, data yang dilihat di akun Twitter
banjir terjadi pada akhir tahun akibat tanggul @BPBDJakarta, banjir masih tersebar di 5 kota
Latuharhary yang jebol. Sementara itu, pada administratif Jakarta. Di Jakarta Pusat, banjir
2016, banjir rata-rata surut dalam 1-2 hari. masih melanda 3 kelurahan, yakni Petamburan,
Pada 2016, banjir yang tingginya lebih dari 1 Serdang, dan Cempaka Putih Barat.
meter terjadi beberapa kali dalam beberapa
bulan.
9. Persamaan kedua teks di atas adalah keduanya berisi tentang ….
A. banjir yang melanda Jakarta
B. himbauan agar masyarakat waspada banjir
C. pengumuman BMKG tentang banjir
D. ramalan banjir di Jakarta
E. kemungkinan terjadi banjir susulan
Sumber: www.handikap60.blogspot.com
14. Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog nomor dua di atas adalah ...
A. ”Ya memang.”
B. ”Ada apa ini?"
C. ”Mobil mewah?”
D. ”Tidak tahu!”
E. ”Aku sudah tahu!”
19. Rumusan masalah: Bagaimana proses inovasi petani kacang tanah terhadap sistem gilir giring di
Desa Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri?
Tujuan penulisan karya ilmiah yang tepat berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah ...
A. Meyakinkan petani tentang pentingnya peningkatan pengetahuan sistem gilir giling di Desa
Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri hingga dapat memasarkan hasil panennya
tepat pada sasaran.
B. Meningkatkan pengetahuan petani kacang tanah sistem gilir giling di Desa Paron
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri hingga dapat menghindari hama yang kemungkinan
bisa merusak hasil panen mereka.
BIN 213
C. Menjelaskan proses inovasi petani kacang tanah sistem gilir giling di Desa Paron
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri hingga menghasilkan panen yang diinginkan.
D. Meningkatkan pengetahuan petani kacang tanah sistem gilir giling di Desa Paron
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri hingga menggunakan pupuk dengan baik.
E. Meningkatkan pengetahuan petani kacang tanah sistem gilir giling di Desa Paron
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri hingga pestisida dengan tepat.
Konversi naskah drama yang sesuai dengan kutipan cerita tersebut adalah ....
A. Bujang : ˮMbah, rambutnya pirang ya?”
Mbah : ˮIya, pirang dan panjangnya 20 cm.”
Kalimat yang menggunakan kata umum dalam paragraf tersebut terdapat pada nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Kalimat yang menggunakan kata bermakna peyorasi terdapat pada nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Nilai budaya pada kutipan tersebut yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
adalah ....
A. mengucapkan salam ketika masuk rumah
B. memijat pelanggan yang sedang membutuhkan
C. menjemput pemijat sesuai waktu yang disepakati
D. menepati janji berdasarkan kesepakatan
E. menerima tamu dengan cukup sopan
35. Teks cerita narasi yang paling tepat berdasarkan nilai relijius yang terkandung dalam puisi di atas
adalah …
A. Siang itu orang-orang pergi ke tengah lapangan. Suara takbir bergema ke segala arah. Hari
itu, orang-orang di kampungku berencana mengadakan acara syukuran bersama karena
kampung kami telah terpilih sebagai kampung paling bersih di tingkat provinsi.
“Satu hal yang yang tak boleh kita lupakan adalah keyakinan kita, keimanan kita bahwa
kebersihan adalah sebagian dari iman. Inilah yang mampu mengantarkan kita pada
kemenangan ini,”begitu antara lain sambutan Pak Lurah di hadapan warganya.
Hari semakin sore, waktu salat dhuhur telah habis. Azan ashar pun seolah tak terdengar.
Warga makin larut dalam hiburan musik dangdut yang gegap gempita. Matahari
tenggelam. Orang-orang makin larut menikmati alunan lagu dangdut dan mengikuti
BIN 213
goyangan sang biduan. Hingga tengah malam, azan maghrib tak terdengar dari masjid dan
surau tak terdengar.
Hari itu, warga bersyukur. Entah pada siapa.
B. Di kampung-kampung penduduk masih sangat taat pada perintah Allah. Surau, masjid, dan
pesantren masih cukup banyak dikunjungi orang dari anak-anak, remaja, orang dewasa,
hingga orang tua.
“Nenek moyang kita dulu membangun surau dan musalla agar kita selalu salat berjamaah
di sana,”kata bapak suatu hari.
“Mengapa harus ke musalla, bapak? Bukankah kita bisa saja berjamaah di
rumah?”protesku suatu pagi karena ayah memaksaku tetap berangkat ke masjid meski
gerimis turun sejak sebelum subuh.
“Bukan hanya untuk mencari pahala 27 kali lipat, berjamaah di masjid juga membuat kita
dapat bertemu dengan kerabat dan tetangga kita. Kita dapat menjalin tali
silaturrahmi,”jawab bapak.
Aku hanya mengangguk. Pura-pura mengerti.
C. Penduduk desa bergotong royong membantu korban longsor. Ada dua rumah yang terbawa
longsor. Reruntuhan bangunan rumah semuanya jatuh ke dalam jurang. Dua orang warga
dinyatakan hilang. Keduanya adalah Sarni dan Supaat yang merupakan pasangan suami
istri. Keduanya dikenal sebagai warga yang sama sekali tidak pernah pergi ke masjid atau
gereja. Entah apa agamanya. Tapi, kalau di KTP mereka meminta ditulis Islam.
“Mungkin ini hukuman bagi keduanya yang tak pernah mau beribadah,”celetuk Kang Basri
padaku.
“Sssst, jangan ngomong gitu. Nggak baik ngomongin keburukan orang. Ayo kita gali lagi,
siapa tahu kita masih bisa menyelamatkan keduanya,” ajakku pada Kang Basri.
D. “Sudah saatnya kamu kembali ke jalan yang benar. Terlalu lama kamu meninggalkan
amalan-amalan yang selama ini menjadi kewajiban kita untuk tetap bisa disebut sebagai
seorang muslim.”
“Seharusnya kamu tak perlu mengurusi soal agamaku. Perbaiki dirimu sendiri.” Kali ini
aku benar-benar marah. “Lagi pula, mau aku itu Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu,
Konghucu, atau tak beragama, apa kamu rugi?”
Benar-benar keterlaluan dia memperlakukanku. Sudah terlalu lama dia ikut campur seolah-
olah sujudnya yang cuma jenthat-jenthit itu sudah jadi jaminan bahwa ia akan masuk surga.
E. Hari itu, di hadapan semua warga kampung, Pak Lurah dengan penuh semangat
menyampaikan pidatonya.
“Sebagai bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mari kita selalu
menyandarkan setiap apa yang kita usahakan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jangan
hendaknya, hanya ketika kita panen, punya hajat saja kita bersyukur pada-Nya.
Kami semua manggut-manggut mendengar pidato itu. Entah apa yang terlintas di benak
kami masing-masing.
BIN 213
SOAL URAIAN
38. Bacalah kutipan cerpen berikut ini, kemudian ubahlah ke dalam bentuk teks drama.
Sejak sore hingga menjelang dini hari ini Surad kelelahan menemani Pak Akla mencari
rajungan. Rasanya ia belum lama merebahkan tubuh dan teriakan keras Pak Akla sudah
membuatnya tersentak bangun.
“Bersiaplah!” Teriak Pak Akla seraya bergerak membelah air menuju perahu. Dua keranjang
bambu yang diikat menyatu tampak penuh rajungan. Hewan-hewan bercapit itu menggeliat saling
bertindihan. “Bangunlah!” Ulang Pak Akla menaiki perahunya.
Surad melilitkan sarung ke leher. “Ada apa, Ama?”
“Tidurmu seperti ular, sampai-sampai tak kau dengar suara gemuruh dari tanjung.”
“Apa?” Surad kaget setengah mati. “Jangan main-main, Ama!”
“Ambil dayungmu! Kita ke kampung laut sekarang juga!”
Surad mengangkat dayungnya. Tanpa buang waktu mereka mengayuh perahu ramping itu
secepat mungkin. Pak Akla sigap mengendalikan perahu dengan dayung pada dinding kayu
buritan. Belum dua menit, peluh sudah membasahi punggung Surad.
Berdasarkan kutipan tersebut, tentukanlah tokoh, watak tokoh, sudut pandang, dan amanat!
BIN 213