Terbangkan Puisiku
Tak usah menghibur lagi, angin
Belukar telah menari dan dedaunan mewarnai langit
Namun jelaga memasung gelisahku di hamparan kelam
Aku tak bisa mengikutimu, angin
Walau sayap berpuisi ingin membawaku bebas
Tak terbentur segala bentuk takut
Tak usah menghiburku lagi, angin
Dan kau semakin berembus
Semilir tak bisa membebaskanku
Namun terbangkanlah puisi-puisiku
Ida Rana Isaura
Sumber: http://duniaiptek.com/pencegahan-demam-berdarah-melalui-metode-pemberantasan-
sarang-nyamuk-psn/
W.S. Rendra
7. Puisi jenis balada tersebut berisi kisah ...
A. kematian Sumilah saat mencari Sumijo
B. Sumilah yang membunuh kekasihnya
C. Sumilah yang menunggu Samijo di tepi kubur
D. roh Sumilah yang mencari roh Samijo
E. penderitaan Sumilah saat mencari Samijo
Teks 1 Teks 2
Banjir terjadi akibat wilayah Jakarta dan Banjir masih merendam beberapa wilayah di
sekitarnya diguyur hujan sejak Selasa Jakarta hingga dini hari ini. BPBD DKI merilis
(21/2/2017) dini hari hingga siang. Sejauh ini lokasi yang masih terendam banjir di wilayah
tercatat sudah ada 2 korban jiwa dan 1.613 Jakarta. Update lokasi banjir yang dirilis BPBD
pengungsi. Berdasarkan catatan detikcom dari DKI merupakan data hingga pukul 00.22 WIB,
berbagai sumber, rata-rata banjir di Jakarta Rabu (22/2/2017). Berdasarkan data yang
terjadi pada awal tahun. Namun, pada 2013, dilihat di akun Twitter @BPBDJakarta, banjir
banjir terjadi pada akhir tahun akibat tanggul masih tersebar di 5 kota administratif
Latuharhary yang jebol. Sementara itu, pada Jakarta. Di Jakarta Pusat, banjir masih melanda
2016, banjir rata-rata surut dalam 1-2 hari. Pada 3 kelurahan, yakni Petamburan, Serdang, dan
2016, banjir yang tingginya lebih dari 1 meter Cempaka Putih Barat.
terjadi beberapa kali dalam beberapa bulan.
9. Persamaan kedua teks di atas adalah keduanya berisi tentang ….
A. banjir yang melanda Jakarta
B. himbauan agar masyarakat waspada banjir
C. pengumuman BMKG tentang banjir
D. ramalan banjir di Jakarta
E. kemungkinan terjadi banjir susulan
Sumber: www.handikap60.blogspot.com
14. Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog nomor dua di atas adalah ...
A. ”Ya memang.”
B. ”Ada apa ini?"
C. ”Mobil mewah?”
D. ”Tidak tahu!”
E. ”Aku sudah tahu!”
19. Rumusan masalah: Bagaimana proses inovasi petani kacang tanah terhadap sistem gilir giring di
Desa Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri?
Tujuan penulisan karya ilmiah yang tepat berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah ...
A. Meyakinkan petani tentang pentingnya peningkatan pengetahuan sistem gilir giling di Desa
Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri hingga dapat memasarkan hasil panennya tepat
pada sasaran.
B. Meningkatkan pengetahuan petani kacang tanah sistem gilir giling di Desa Paron Kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri hingga dapat menghindari hama yang kemungkinan bisa merusak
hasil panen mereka.
C. Menjelaskan proses inovasi petani kacang tanah sistem gilir giling di Desa Paron Kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri hingga menghasilkan panen yang diinginkan.
D. Meningkatkan pengetahuan petani kacang tanah sistem gilir giling di Desa Paron Kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri hingga menggunakan pupuk dengan baik.
E. Meningkatkan pengetahuan petani kacang tanah sistem gilir giling di Desa Paron Kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri hingga pestisida dengan tepat.
32. Amanat yang terkandung dalam kutipan cerpen Putu Wijaya tersebut adalah ....
A. Kesombongan akan membahayakan orang lain.
B. Hidup harus saling toleransi dengan sesama.
C. Kesabaran dan keuletan membuahkan kesuksesan.
D. Kita tidak boleh mementingkan diri sendiri.
E. Pemarah itu akan merugikan diri sendiri.
35. Teks cerita narasi yang paling tepat berdasarkan nilai religius yang terkandung dalam puisi di atas
adalah …
A. Siang itu orang-orang pergi ke tengah lapangan. Suara takbir bergema ke segala arah. Hari
itu, orang-orang di kampungku berencana mengadakan acara syukuran bersama karena
kampung kami telah terpilih sebagai kampung paling bersih di tingkat provinsi.
“Satu hal yang yang tak boleh kita lupakan adalah keyakinan kita, keimanan kita bahwa
kebersihan adalah sebagian dari iman. Inilah yang mampu mengantarkan kita pada
kemenangan ini,” begitu antara lain sambutan Pak Lurah di hadapan warganya.
Hari semakin sore, waktu salat dhuhur telah habis. Azan ashar pun seolah tak terdengar.
Warga makin larut dalam hiburan musik dangdut yang gegap gempita. Matahari tenggelam.
Orang-orang makin larut menikmati alunan lagu dangdut dan mengikuti goyangan sang
biduan. Hingga tengah malam, azan maghrib tak terdengar dari masjid dan surau tak
terdengar.
Hari itu, warga bersyukur. Entah pada siapa.
B. Di kampung-kampung penduduk masih sangat taat pada perintah Allah. Surau, masjid, dan
pesantren masih cukup banyak dikunjungi orang dari anak-anak, remaja, orang dewasa,
hingga orang tua.
“Nenek moyang kita dulu membangun surau dan musalla agar kita selalu salat berjamaah di
sana,”kata bapak suatu hari.
“Mengapa harus ke musalla, bapak? Bukankah kita bisa saja berjamaah di rumah?”protesku
suatu pagi karena ayah memaksaku tetap berangkat ke masjid meski gerimis turun sejak
sebelum subuh.
“Bukan hanya untuk mencari pahala 27 kali lipat, berjamaah di masjid juga membuat kita
dapat bertemu dengan kerabat dan tetangga kita. Kita dapat menjalin tali silaturrahmi,”jawab
bapak.
Aku hanya mengangguk. Pura-pura mengerti.
C. Penduduk desa bergotong royong membantu korban longsor. Ada dua rumah yang terbawa
longsor. Reruntuhan bangunan rumah semuanya jatuh ke dalam jurang. Dua orang warga
dinyatakan hilang. Keduanya adalah Sarni dan Supaat yang merupakan pasangan suami istri.
Keduanya dikenal sebagai warga yang sama sekali tidak pernah pergi ke masjid atau gereja.
Entah apa agamanya. Tapi, kalau di KTP mereka meminta ditulis Islam.
“Mungkin ini hukuman bagi keduanya yang tak pernah mau beribadah,”celetuk Kang Basri
padaku.
“Sssst, jangan ngomong gitu. Nggak baik ngomongin keburukan orang. Ayo kita gali lagi,
siapa tahu kita masih bisa menyelamatkan keduanya,” ajakku pada Kang Basri.
D. “Sudah saatnya kamu kembali ke jalan yang benar. Terlalu lama kamu meninggalkan
amalan-amalan yang selama ini menjadi kewajiban kita untuk tetap bisa disebut sebagai
seorang muslim.”
“Seharusnya kamu tak perlu mengurusi soal agamaku. Perbaiki dirimu sendiri.” Kali ini aku
benar-benar marah. “Lagi pula, mau aku itu Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu,
Konghucu, atau tak beragama, apa kamu rugi?”
Benar-benar keterlaluan dia memperlakukanku. Sudah terlalu lama dia ikut campur seolah-
olah sujudnya yang cuma jenthat-jenthit itu sudah jadi jaminan bahwa ia akan masuk surga.
E. Hari itu, di hadapan semua warga kampung, Pak Lurah dengan penuh semangat
menyampaikan pidatonya.
“Sebagai bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mari kita selalu
menyandarkan setiap apa yang kita usahakan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jangan
hendaknya, hanya ketika kita panen, punya hajat saja kita bersyukur pada-Nya.
Kami semua manggut-manggut mendengar pidato itu. Entah apa yang terlintas di benak kami
masing-masing.
Perhatikan paragraf berikut!
29. Secara sistimatika penulisan karya ilmiah karangan tersebut sudah memenuhi syarat. Namun,
secara isi tidak mencerminkan pola berpikir logika. Karena itu, karya ilmiah itu dianggap tidak
valit.
36.Perbaikan yang tepat terhadap penulisan kata bercetak miring pada paragraf tersebut adalah ….
A. sistymatika, logis, valid
B. sistemik, logika, valit
C. sistemmatika, logis, valid
D. sistematika, logis, valid
E. systematika, logis, valid
Cermatilah kutipan cerpen berikut!
Albert berdiri. Dia menepuk-nepukkan dua belah telapak tangannya. Sambil membungkuk,
dia menyerahkan uang pembelian daun sirih kepada Mahmunah. “Aku hanya ingin mencari daun
sirih yang bertemu ruas, Nek. Pasienku terkadang minta yang macam-macam. Paling sering
sekarang, pasienku memintaku memelet orang. Nah, dengan sirih inilah yang manjur, Nek!”
Uang yang diberikan Albert, tiba-tiba jatuh dari tangan Mahmunah yang terkulai. Mahmunah
merasakan tubuhnya lunglai. Sialan si Albert, daun sirih telah digunakannya di jalan yang salah.
Mahmunah telah ikut kait-mengait dengan dosa. Dia bakal menjadi ahli neraka seperti yang
ditakutkannya selama ini.
Mahmunah buru-buru menggulung dagangannya. Mahmunah buru-buru pulang ke
rumahnya. Besok dan besoknya, dia tak lagi muncul di pasar. Berhari, berminggu, berbulan. Ia
memilih menanam brutowali dan membuat jamu-jamu.
37.Amanat yang terkandung dalam kutipan cerpen di atas adalah ...
A. lebih baik rugi harta benda daripada harus masuk neraka karena menerima uang haram
B. menjual daun sirih untuk praktik perdukunantermasuk tindakan kejahatan
C. orang tua seharusnya bekerja lebih keras lagi agar tetap dapat bermanfaat
D. kita tidak boleh menerima pemberian orang lain tanpa bekerja
E. seorang dukun akan menerima karma suatu hari nanti akibat perbuatannya
38.Karakteristik legenda yang dominan dalam penggalan legenda Danau Batur di atas adalah
A. bertema percintaan.
B. seting tempatnya di pedesaan.
C. istana sentris.
D. mengandung kemustahilan.
E. menceritakan dunia para bidadari
Bacalah penggalan cerpen berikut dengan seksama!
Duduk di kursi pesakitan, tubuhku terasa melayang, mataku berkunang-kunang. Jaksa
Penuntut Umum dan Majelis Hakim menatapku, lekat-lekat. Begitu pula makhluk-makhluk
tikus lainnya yang memenuhi ruang sidang. Suasana hening. Hanya terdengar lembut suara
deru napas mesin pendingin ruangan.
“Kami sudah mempelajari dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan pembelaan Anda. Namun
demi meyakinkan kami, kami minta saudara memberikan inti pembelaan. Ini terkait dengan
pemaknaan Anda bahwa tikus layak dijadikan simbol koruptor,” ujar Ketua Majelis Hakim.
39.Kalimat esai yang tepat untuk mengomentari penggambaran seting tempat dalam penggalan
cerpen di atas adalah …
A. Pengarang mampu menggambarkan seting tempat yang menggambarkan kehidupan dunia
binatang (tikus) dengan baik. Di dunia para tikus ternyata juga ada ruang siding, Jaksa
Penuntut Umum dan Majelis Hakim.
B. Pengarang mampu menjungkirbalikkan logika pembaca karena mana mungkin bangsa tikus
mampu membangun dan mempunyai apartemen. Ternyata di dunia para tikus pun ternyata
juga ada ruang sidang, Jaksa Penuntut Umum dan Majelis Hakim.
C. Pengarang tidak menggunakan seting tempat yang tepat sehingga jalan ceritanya kurang
hidup karena di dunia para tikus ternyata juga ada ruang sidang, Jaksa Penuntut Umum dan
Majelis Hakim.
D. Pengarang mampu menggambarkan ruang sidang dan suasana persidangan yang
menegangkan itu dengan kursi pesakitan dan Jaksa Penuntut Umum dan Majelis Hakim
yang menatap aku lekat-lekat
E. Penggambaran seting tempat yang baik akan membantu pembaca memahami cerita yang
sedang dibacanya. Pengarang mampu menganalogikan kehidupan para tikus dengan
kehidupan para koruptor.
Bacalah puisi berikut dengan saksama!
Makna Sebuah Titipan
….
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan, seolah semua “derita” adalah hukum bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika: Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
40.Teks cerita narasi yang dikembangkan berdasarkan nilai religius yang terkandung dalam puisi di
atas adalah …
A. Bakri menangis tersedu ketika melihat Brian, anak semata wayangnya mati mengenaskan
akibat kecelakaan itu. Ia menyesal, sangat menyesal karena telah mengizinkan Brian yang
masih 11 tahun membawa motor Ninja itu ke sekolahnya.
Merasa bangga dan menjadi lebih gagah dengan motor barunya, Brian memamerkan
kepiawaiannya mengendarai motor. Saat tiba di pertigaan jalan raya yang sangat ramai itu,
Brian lupa mengerem motornya.
Begitulah. Bocah 11 tahun itu mati dengan tubuh hancur, sama seperti motornya.
Barangkali itu cara Tuhan menegurnya, gumam beberapa orang yang tahu persis bahwa
motor itu dibeli dengan uang hasil menang togel.
B. Di usianya yang hampir 80 tahun, Mbok Darmi masih tampak sehat. Ia masih tetap rajin
salat berjamaah ke masjid. Ada satu hal yang selalu kukenang dari sosoknya yang sabar itu.
Tiap kali bertemu dengan kerabatnya, baik keluarga dekat maupun keluarga jauh sepertiku,
ia selalu berpesan dengan kalimat yang nyaris sama.
“Kalau suatu hari aku mati dan kalian tak sempat bertakziah, cukup kirimkan doa-doamu
ya Nak. Hanya itu yang kuharapkan dari kalian.”
Mbok Darmi yang hidup sebatang kara itu menggunakan hampir semua hartanya untuk
membantu keluarga, tetangga, bahkan untuk membangun musala dan jalan raya.
C. Kang Roso berteriak-teriak setengah kalap saat melihat anak semata wayangnya meninggal
dunia.
“Kata-Mu, Engkau Maha Pengasih tapi mana buktinya? Mengapa anakku satu-satunya kau
ambil juga setelah kau ambil istriku?”
Para pelayat ikut larut dalam duka Kang Roso. Memang baru tiga hari yang lalu Yu Nar,
istri Kang Roso meninggal akibat demam berdarah. Hari ini Andri, anak lelaki satu-
satunya, yang masih berumur 10 tahun itu menyusul ibunya akibat ditabrak sebuah bus
sepulang sekolah.
“Apa yang kurang kulakukan, Tuhan? Aku sudah salat lima waktu, pergi haji, puasa, dan
membayar zakat. Bahkan, aku infakkan sebagian penghasilanku setiap bulan untuk anak-
anak yatim itu. Tapi apa yang Kau berikan padaku?”Mana keadilan-Mu?”
Kami semua tersihir mendengar kata-kata kalap Kang Roso. Entah saat itu, dimana ia
letakkan imannya.
”Istighfar, Kang,”kata Pak Modin sambil memeluk bahu Kang Roso.
D. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Doni berusaha mencari pekerjaan. Sayangnya, hingga
dua tahun kemudian, Doni belum juga mendapat pekerjaan. Salah seorang kerabatnya,
menasihatinya agar ia melengkapi usaha lahirnya dengan usaha batin.
“Mintalah kepada Allah. Jangan hanya berusaha. Mulai sekarang kerjakanlah salat duha
dan puasa Senin – Kamis. Insyaallah, Allah akan menyegerakan hajatmu.”
Sejak hari itu, Doni rajin salat duha dan puasa Senin Kamis, bahkan bila malam ia pun
melakukan salat tahajud.
E. Keluarga Pak Andreas sangat taat beribadah. Bersama istri dan ketiga anaknya, Pak
Andreas selalu menjalankan ibadah di gereja. Tak hanya itu, keluarga pengusaha kaya raya
itu juga dikenal sebagai keluarga yang sangat dermawan.
“Harta itu titipan Tuhan. Bua tapa kita menumpuk-numpuk harta. Bukankah saat mati kita
tak membutuhkannya? Gunakanlah sebagian harta kita untuk membantu saudara kita yang
membutuhkan,” begitulan nasihat Pak Andreas pada anak-anaknya.
SOAL URAIAN
43.Bacalah kutipan cerpen berikut ini, kemudian ubahlah ke dalam bentuk teks drama.
Sejak sore hingga menjelang dini hari ini Surad kelelahan menemani Pak Akla mencari
rajungan. Rasanya ia belum lama merebahkan tubuh dan teriakan keras Pak Akla sudah membuatnya
tersentak bangun.
“Bersiaplah!” Teriak Pak Akla seraya bergerak membelah air menuju perahu. Dua keranjang
bambu yang diikat menyatu tampak penuh rajungan. Hewan-hewan bercapit itu menggeliat saling
bertindihan. “Bangunlah!” Ulang Pak Akla menaiki perahunya.
Surad melilitkan sarung ke leher. “Ada apa, Ama?”
“Tidurmu seperti ular, sampai-sampai tak kau dengar suara gemuruh dari tanjung.”
“Apa?” Surad kaget setengah mati. “Jangan main-main, Ama!”
“Ambil dayungmu! Kita ke kampung laut sekarang juga!”
Surad mengangkat dayungnya. Tanpa buang waktu mereka mengayuh perahu ramping itu
secepat mungkin. Pak Akla sigap mengendalikan perahu dengan dayung pada dinding kayu buritan.
Belum dua menit, peluh sudah membasahi punggung Surad.
Perhatikan paragraf berikut!
Perkembangan kurikulum memengaruhi Bahasa Indonesia sebagai suatu matapelajaran di
sekolah. Selain sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, Bahasa Indonesia menjadi pelajaran
yang penting untuk sarana kreatifitas, produktifitas, dan aktifitas.
44.Perbaiki penulisan kata yang bercetak miring pada paragraf tersebut!
45.Bacalah penggalan cerpen berikut kemudian tentukan sudut pandang dan seting yang
terdapat di dalamnya.
Tapi malam itu, Idang, seorang perempuan muda yang dianggap gila, menyeruak ke
tengah-tengah upacara. Menari-nari, menyanyi, merapalkan mantra-mantra yang sebelumnya
tidak pernah dibaca para balian.
”Ini menyalahi adat. Tidak pernah ada seorang perempuan, apalagi perempuan itu
dianggap gila, bisa menjadi seorang balian. Ini alamat mendatangkan bencana,” ucap seorang
lelaki tua di warung kepada dua lelaki yang lebih muda. Aku, yang meski berseberangan meja
dengan mereka, masih dapat mendengarkan ucapan itu.
”Tapi ia telah berhasil menyembuhkan anak itu,” sahut salah satu lelaki muda sembari
mengisap rokok.
”Betul, Pak. Saya ikut menyaksikan malam itu,” timpal yang seorang lagi setelah
meneguk kopi hitamnya.
Aku melakukan hirupan terakhir kopiku sebelum bersiap pergi meninggalkan warung.
Aku harus segera memulai perjalanan sebelum matahari meninggi. Tugasku selama dua minggu
melakukan penelitian, termasuk menyaksikan upacara balian, sudah berakhir.