Anda di halaman 1dari 4

Virus corona kini sedang mewabah di seluruh belahan dunia.

Banyak negara yang


kebingungan dan kewalahan dalam mengatasi virus mematikan ini. Setiap kali ada berita di
televisi, surat kabar, atau media sosial, masyarakat selalu takut dan menjadi panik. Apalagi para
orang tua yang berubah menjadi parnoan karena seringnya melihat berita tentang virus corona
ini.

Hana adalah seorang mahasiswi yang sudah 1 tahun ini tidak menjalani perkuliahan
ofline karena adanya virus corona. Dia menjalani perkuliahannya secara online dirumah. Rasa
bosan, dan muak tampak mengikutinya. Tak ada hal yang dia lakukan selain kuliah online,
rebahan dan menonton drama korea di laptopnya.

“Jumlah orang yang terinveksi virus corona di Indonesia setiap hari semakin bertambah.
Masyarakat diharapkan untuk tetap mematuhi protkol Kesehatan yang ada. Jangan lupa untuk
selalu memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan tetap dirumah saja”.

Inilah yang selalu didengar setiap hari. Berita tentang corona yang entah sampai kapan
akan berakhir. Kasus positif semakin banyak, membuat masyarakat menjadi takut dan khawatir
setiap hari. Keluarga Hana salah satunya. Mereka termasuk sangat menjaga protokol Kesehatan
yang di anjurkan oleh pemerintah.

“ Hana, tuh lihat di berita. Udah banyak yang positif kena virus corona, kamu jangan sering-
sering main diluar” tutur ibu Hana setelah melihat berita

“Iya bu. Hana kan jarang keluar rumah. Dirumah terus ini bu”

“Kamu jangan nongkrong-nongkrong, nanti malah bawa pulang penyakit”

“Iya bu. Teman-teman hana juga gak keluar rumah atau ngajak nongkrong kok ini bu. Orang
tuanya juga parno ibu”. Kata Hana meyakinkan ibunya.

Keesokan harinya, keluarga Hana tampak santai menikmati waktu dirumah sambil
menonotn televisi. Tentu saja yang mereka tonton adalah berita. Ternyata kali ini ada berita baik
yang dikabarkan oleh semua stasiun televisi. Adanya vaksinasi yang diciptakan untuk mengatasi
masalah virus corona. Sekeluarga tampak sangat bahagia, dan menyambut berita baik ini dengan
penuh suka cita. Ada harapan baik yang datang dari badai besar yang dialami oleh dunia.
“Wah Alhamdulillah kabar baik hari ini. Akhirnya ada vaksin untuk virus corona ini. Ada
harapan baik ini” kata Paman Hana dengan semangat

“Iya Alhamdulillah. Semoga secepatnya terwujud yah, jadi kita bisa sedikit tenang.” Sambung
Pak Rahman Ayah Hana.

Beberapa waktu berlalu. Info vaksinasi itu benar adanya. Pemerintah sudah menyiapkan
jutaan vaksin yang akan digunakan oleh masyarakat. Namun, banyak informasi tidak benar ikut
beredar tentang vaksin tersebut. Banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
menyebarkan berita-berita berisi informasi hoax tentang vaksin yang disediakan oleh
Pemerintah.

“Ayah lihat deh, ada informasi tentang vaksin nih di group. Katanya berbahaya” Kata bu Ine
ibunya Hana sambil menunjukkan chat group

“Bu, jangan kebanyakan percaya info-info kaya gitu. Udahlah kita jaga imun tubuh kita aja” kata
Hana kepada Ibu dan ayahnya

“Iya bu benar itu kata Hana. Udah di kasih harapan baik sama pemerintah kok masih aja suudzon
sih bu” Imbuh Ayah Hana

Ibu Ine menjadi takut dan tak mau vaksin setelah melihat informasi-informasi yang
tersebar di chat group. Hana dan Pak Rahman menjadi kebingungan. Hana Kembali membujuk
sang ibu agar mau untuk di vaksin demi kebaikannya.

“Ibu Ine yang cantik dan manis. Vaksin itu untuk bagus bu. Dia ngebantu kita untuk membentuk
herd immunity atau kekebalan tubuh kita, jadinya kita bisa lebih produktif sehari-harinya. Ibu
juga gak takut lagi, walaupun kita harus tetap menjaga protokol Kesehatan. Udah dikasih
harapan yang baik gini kok di anggurin sih bu”

“Hana kamu mah ngomong gitu karena kan masih muda, gak ngerti gimana kondisi di umur ibu
sekarang”

“Ini bukan masalah tua atau muda bu. Gini yah bu, kemarin ada teman Hana yang vaksin sama
orang tuanya kok. Mereka menjaga kesehatan banget sebelum vaksin. Makanya ibu jangan
keseringan baca info hoax, jadinya begini. Jadi takut, nanti imun ibu turun kalau banyak mikirin
hal-hal yang gak benar” kata Hana meyakinkan ibunya lagi
Hari demi hari berlalu. Jumlah kasus corona semakin meningkat pesat. Jumlah
masyarakat yang di vaksin pun ikut meningkat pesat. Ibu Ine yang sejak awal tidak mau untuk
menerima vaksin, akhirnya mau untuk diajak oleh Hana dan ayahnya.

“Alhamdulillah yah Ayah, Hana. Hari ini lancar vaksinasinya” Kata Ibu Ine sambil tersenyum

“Jadi gimana bu? Sakit gak? Bahaya gak?” Kata Hana meledek ibunya

“Jangan gitu ah Hana, ibu jadi malu. Seharusnya dari awal ibu gak takut berlebihan seperti itu.
Padahal itu kan salah satu harapan baik yang dikasih Pemerintah untuk kita”

“Makanya bu, jangan terlalu percaya sama info-info yang gak jelas. Sekarang itu banyak orang
yang tidak bertanggung jawab mempergunakan media sosial untuk menyebarkan berita-berita
hoax” Sambung Pak Rahman

“Yaudah sekarang kita pulang yuk, kita kan harus jaga kondisi setelah vaksin”. Kata Hana
sambil merangkul tangan Ayah dan Ibunya.

Sesampainya dirumah seluruh anggota keluarga menjalankan aktivitas seperti biasa. Sudah tidak
ada rasa takut yang mereka rasakan seperti sebelum melakukan vaksinasi. Mereka tampak
menonton berita Bersama, topik yang dibahas setiap hari selalu sama. Jumlah penambahan
pasien corona, ataupun tentang vaksinasi. Pemerintah menjelaskan bahwa, setelah menerima
vaksin pertama aka nada vaksin kedua yang harus diikuti oleh masyarakat untuk
menyempurnakan vaksin pertama yang telah diterima.

“Walaupun kita semua sudah di vaksin, tetapi ingat protokol kesehatannya harus tetap dijaga.
Jangan dulu ikut ngumpul-ngumpul, apalagi nongkrong-nongkrong yang tidak penting” Kata Pak
Rahman membuka percakapan

“Betul itu. Apalagi yang tinggal dirumah inikan banyak orang, jangan sampai satu dari kita
malah jadi penyebar virusnya untuk orang lain disekitar” Sambung Bu Ine

“Iya benar itu, ayah, ibu, om, tante, semuanya. Jangan karena kita sudah dapat vaksin pertama
jadi dikira kita gak bisa kejangkit virus lagi, udah kebal. Jangan ada yang mikir kaya begitu deh,
mending kita dirumah aja, patuhi protokol Kesehatan yang sudah di kasih tau sama pemerintah.
Alhamdulillah banget, kita di kasih harapan yang baik berupa vaksin nih untuk kebaikan kita
kedepannya” Kata Hana sambil tersenyum.
Selang satu bulan berlalu, waktu untuk vaksin kedua tiba. Hana sudah mendaftarkan kembali
dirinya beserta keluarganya untuk mendapatkan vaksin kedua tersebut. Terlihat banyak sekali
masyarakat yang berdatangan untuk menerima vaksin dosis kedua. Ternyata masyarakat sangat
kooperatif dalam mendukung langkah pemerintah untuk menangani kasus covid yang terjadi di
Indonesia. Masyarakat dapat berfikir dengan baik, tanpa terganggu oleh informasi-informasi
hoax yang tersebar luas melalui media sosial.

“Ayah lihat deh, banyak yah yang datang untuk vaksin hari ini. Alhamdulillah upaya pemerintah
diterima baik oleh masyarakat” Kata Hana dengan wajah berseri

“Iya Hana. Masyarakat sadar akan harapan baik yang diberikan pemerintah ini untuk kebaikan
mereka juga, jadi lebih baik untuk diikuti kan. Ini kan untuk kebaikan kita bersama” Ujar pak
Rahman.

“Semoga dengan adanya vaksin ini bisa menjadi awal yang baik yah untuk kehidupan kita
kedepannya. Biar kita bisa menjalani aktifitas normal kaya tahun-tahun sebelumnya lagi.” Kata
bu Ine

“Aamiin. Hana juga udah kangen banget bisa kuliah offline lagi bareng sama teman-teman Hana.
Udah lama banget gak ketemu”. Ujar Hana sambil tertawa yang diikuti oleh orang tuanya.

Vaksin memang tidak secara langsung memberikan efek menghilangkan virus corona
yang melanda negeri dengan cepat, tetapi dengan adanya vaksin ini memberikan harapan baru
untuk seluruh lapisan masyarakat dalam menjalankan aktifitas kedepannya. Apalagi dengan
adanya varian virus yang baru. Selalu menjaga protokol Kesehatan, untuk keselamatan keluarga
dan orang-orang sekitar.

Anda mungkin juga menyukai