Anda di halaman 1dari 6

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

Sampit, Juli 2022


Kepada
Yth. Kepala Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin
Timur
di –
TEMPAT

SURAT EDARAN
NOMOR : 800/ /BKPSDM-PKAP/VII/2022
TENTANG
PENJELASAN MENGENAI TATA CARA
di PEMBERIAN CUTI PEGAWAI
Lingkungan Pemerintah NEGERI
Kabupaten SIPIL
Kotawaringin
BERDASARKAN PERATURAN BKN NOMORTimur7 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2017
TENTANG TATA CARA PEMBERIANdiCUTI
– PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAHS A MDAERAH
PIT
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Dalam rangka menjamin keseragaman dan tertib administrasi dalam pemberian cuti
Pegawai Negeri Sipil dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 341 Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, serta berdasarkan Peraturan BKN Nomor 7
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 24 Tahun
2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS, bersama ini disampaikan Tata Cara Pemberian
Cuti PNS, sebagai berikut :

1. Cuti terdiri atas:


a. Cuti tahunan;
b. Cuti besar;
c. Cuti sakit;
d. Cuti melahirkan;
e. Cuti karena alasan penting;
f. Cuti bersama; dan
g. Cuti di luar tanggungan negara.

2. Ketentuan Mengenai Cuti Tahunan sebagai berikut :


a. PNS dan Calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1 (satu) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti tahunan.
b. Lamanya hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah 12 (dua
belas) hari kerja.
c. Permintaan cuti tahunan dapat diberikan untuk paling kurang 1 (satu) hari kerja.
d. Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf a, PNS
atau Calon PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti.
e. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf d, Pejabat
Yang Berwenang Memberikan Cuti memberikan cuti tahunan kepada PNS atau Calon
PNS yang bersangkutan.
f. Permintaan dan pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada huruf d dan huruf e dibuat
menurut dengan menggunakan formulir yang dapat dilihat pada Peraturan BKN Nomor
24 Tahun 2017.
g. Dalam hal hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf a yang akan
digunakan di tempat yang sulit perhubungannya maka jangka waktu cuti tahunan
tersebut dapat ditambah untuk paling lama 12 (dua belas) hari kalender.
h. Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat
digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan.
i. Hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak digunakan 2
(dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk
paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam
tahun berjalan.
j. Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PyB Memberikan Cuti
untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila terdapat kepentingan dinas mendesak.
k. Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud pada huruf j dapat
digunakan dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk
hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
l. Dalam hal terdapat PNS yang telah menggunakan hak atas cuti tahunan dan masih
terdapat sisa hak atas cuti tahunan untuk tahun berjalan, dapat ditangguhkan
penggunaannya oleh PyB Memberikan Cuti untuk tahun berikutnya, apabila terdapat
kepentingan dinas mendesak.
m. Hak atas sisa cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud pada huruf l
dihitung penuh dalam tahun berikutnya.
n. PNS yang menduduki jabatan guru pada sekolah dan jabatan dosen pada perguruan
tinggi yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan, berhak
mendapatkan cuti tahunan.
o. Pemberian cuti tahunan harus memperhatikan kekuatan jumlah pegawai pada unit kerja
yang bersangkutan.

3. Ketentuan Mengenai Cuti Besar sebagai berikut :


a. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus berhak atas
cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan.
b. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak atas cuti tahunan dalam tahun
yang bersangkutan.
c. PNS yang telah menggunakan hak atas cuti tahunan pada tahun yang bersangkutan
maka hak atas cuti besar yang bersangkutan diberikan dengan memperhitungkan hak
atas cuti tahunan yang telah digunakan.
d. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar dan masih mempunyai sisa hak atas cuti
tahunan tahun sebelumnya maka dapat menggunakan sisa hak atas cuti tahunan
tersebut.
e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dikecualikan bagi PNS yang masa
kerjanya belum 5 (lima) tahun untuk kepentingan agama, yaitu menunaikan ibadah haji
pertama kali dengan melampirkan jadwal keberangkatan/kelompok terbang (kloter)
yang dikeluarkan oleh instansi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan haji.
f. Untuk menggunakan hak atas cuti besar sebagaimana dimaksud pada hururf a, PNS
yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PyB Memberikan
Cuti.
g. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf f, PyB
Memberikan Cuti memberikan cuti besar kepada PNS yang bersangkutan.
p. Permintaan dan pemberian cuti besar sebagaimana dimaksud pada huruf f dan huruf g
dibuat dengan menggunakan formulir yang dapat dilihat pada Peraturan BKN Nomor 24
Tahun 2017.
h. Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PyB Memberikan Cuti untuk
paling lama 1 (satu) tahun apabila terdapat kepentingan dinas mendesak, kecuali untuk
kepentingan agama.
i. PNS yang menggunakan cuti besar kurang dari 3 (tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang
menjadi haknya hapus.
j. Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan PNS, yang terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan
pangan sampai dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang mengatur gaji,
tunjangan, dan fasilitas PNS.

4. Ketentuan Mengenai Cuti Sakit sebagai berikut :


a. Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
b. PNS yang sakit 1 (satu) hari menyampaikan surat keterangan sakit secara tertulis
kepada atasan langsung dengan melampirkan surat keterangan dokter baik di dalam
maupun di luar negeri yang memiliki izin praktek yang dikeluarkan oleh pejabat/instansi
yang berwenang.
c. PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari, harus mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan cuti
sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter baik di dalam maupun di luar negeri
yang memiliki izin praktek yang dikeluarkan oleh pejabat/instansi yang berwenang.
d. Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c paling sedikit
memuat pernyataan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan keterangan lain
yang diperlukan.
e. Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada huruf c diberikan untuk waktu paling lama 1
(satu) tahun.
f. Jangka waktu cuti sakit, sebagaimana dimaksud pada huruf e dapat ditambah untuk
paling lama 6 (enam) bulan apabila diperlukan, berdasarkan surat keterangan tim
penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
g. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada huruf f, harus diuji kembali kesehatannya oleh tim penguji kesehatan yang
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
h. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf g
PNS belum sembuh dari penyakitnya, PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
i. PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2
(satu setengah) bulan.
j. Untuk menggunakan cuti sakit sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c, PNS
mengajukan permintaan secara tertulis.
k. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf j, atasan
langsung atau PyB Memberikan Cuti memberikan cuti sakit.
q. Permintaan dan pemberian cuti sakit sebagaimana dimaksud pada huruf j dan huruf f
dibuat dengan menggunakan formulir yang dapat dilihat pada Peraturan BKN Nomor 24
Tahun 2017.
l. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak atas cuti
sakit sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya.
m. Selama menjalankan cuti sakit, PNS menerima penghasilan PNS, yang terdiri atas gaji
pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan, dan tunjangan
lainnya sampai dengan ditetapkannya peraturan pemerintah yang mengatur gaji,
tunjangan, dan fasilitas PNS.

5. Ketentuan Mengenai Cuti Melahirkan sebagai berikut :


a. Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi
PNS berhak atas cuti melahirkan.
b. Untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya kepada PNS diberikan cuti besar.
c. Cuti besar untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya berlaku ketentuan sebagai
berikut:
- permintaan cuti tersebut tidak dapat ditangguhkan;
- mengesampingkan ketentuan telah bekerja paling singkat 5 tahun secara terus-
menerus; dan
- lamanya cuti besar tersebut sama dengan lamanya cuti melahirkan.
d. Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah 3 (tiga) bulan.
e. Untuk menggunakan hak atas cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PyB
Memberikan Cuti.
f. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf e, PyB
Memberikan Cuti memberikan cuti melahirkan kepada PNS yang bersangkutan.
r. Permintaan dan pemberian cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada huruf f dan
huruf g dibuat dengan menggunakan formulir yang dapat dilihat pada Peraturan BKN
Nomor 24 Tahun 2017.
g. Dalam hal tertentu PNS dapat mengajukan permintaan cuti melahirkan kurang dari 3
(tiga) bulan.
n. Selama menggunakan hak cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan PNS, yang terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan,
tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya sampai dengan ditetapkannya peraturan
pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan, dan fasilitas PNS.

6. Ketentuan Mengenai Cuti Karena Alasan Penting sebagai berikut :


a. PNS berhak atas cuti karena alasan penting, apabila:
- ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras
atau meninggal dunia;
- salah seorang anggota keluarga yang dimaksud meninggal dunia, dan menurut
peraturan perundang-undangan PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak
dari anggota keluarganya yang meninggal dunia; atau
- melangsungkan perkawinan.
b. Sakit keras sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuktikan dengan melampirkan surat
keterangan rawat inap dari Unit Pelavanan Kesehatan.
c. PNS laki-laki yang isterinya melahirkan loperasi caesar dapat diberikan cuti karena
alasan penting dengan melampirkan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan
Kesehatan.
d. Dalam hal PNS mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana alam, dapat
diberikan cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan paling
rendah dari Ketua Rukun Tetangga.
e. PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia yang rawan dan atau
berbahaya dapat mengajukan cuti karena alasan penting guna memulihkan kondisi
kejiwaan PNS yang bersangkutan.
f. Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh PyB Memberikan Cuti paling lama
1 (satu) bulan.
g. Untuk menggunakan hak atas cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud pada
angka 1, PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PyB
Memberikan Cuti.
h. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf g, PyB
Memberikan Cuti memberikan cuti karena alasan penting kepada PNS yang
bersangkutan.
i. Permintaan dan pemberian cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud pada
huruf g dan huruf h dibuat dengan menggunakan formulir yang dapat dilihat pada
Peraturan BKN Nomor 24 Tahun 2017.
j. Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu
keputusan dari PyB Memberikan Cuti, pejabat yang tertinggi di tempat PNS yang
bersangkutan bekerja dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk
menggunakan hak atas cuti karena alasan penting.
k. Pejabat sebagaimana yang dimaksud pada huruf j dapat memberikan izin sementara
secara tertulis dengan menggunakan formulir yang dapat dilihat pada Peraturan BKN
Nomor 24 Tahun 2017.
l. Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud pada huruf j harus segera
diberitahukan kepada PyB Memberikan Cuti.
m. Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti setelah menerima pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada huruf l memberikan hak atas cuti karena alasan penting
kepada PNS yang bersangkutan.
o. Selama menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan
menerima penghasilan PNS, yang terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan
pangan, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya sampai dengan ditetapkannya
peraturan pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan, dan fasilitas PNS.

7. Ketentuan Mengenai Cuti Bersama sebagai berikut :


a. Presiden dapat menetapkan cuti bersama.
b. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak mengurangi hak cuti tahunan.
c. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada angka 1 ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.
d. PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya
ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.
e. Penambahan hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf d hanya dapat
digunakan dalam tahun berjalan.
f. Ketentuan penggunaan hak atas cuti tahunan tambahan sebagaimana dimaksud pada
huruf e dapat dikecualikan dalam hal tanggal cuti bersama merupakan beberapa hari
terakhir dalam tahun berjalan.
g. Penambahan hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf f dapat
digunakan pada tahun berikutnya.

8. Ketentuan Mengenai Di Luar Tanggungan Negara sebagai berikut :


a. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena
alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara.
b. Alasan pribadi dan mendesak sebagaimana dimaksud pada huruf a antara lain sebagai
berikut:
- mengikuti atau mendampingi suami/ isteri tugas negara/tugas belajar di dalam/luar
negeri (wajib melampirkan surat penugasan atau surat perintah tugas Negara/tugas
belajar darin PyB);
- mendampingi suami/isteri bekerja di dalam/luar negeri (wajib melampirkan surat
keputusan atau surat penugasan/pengangkatan dalam jabatan);
- menjalani program untuk mendapatkan keturunan (wajib melampirkan surat
keterangan dokter Spesialis);
- mendampingi anak yang berkebutuhan khusus (wajib melampirkan surat keterangan
dokter Spesialis);
- mendampingi suami/isteri/anak yang memerlukan perawatan khusus (wajib
melampirkan surat keterangan dokter Spesialis); dan/atau
- mendampingi/merawat orang tua/mertua yang sakit/uzur (wajib melampirkan surat
keterangan dokter).
c. Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun. Jangka
waktu cuti di luar tanggungan negara dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun
apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
d. Cuti di luar tanggungan negara mengakibatkan PNS yang bersangkutan diberhentikan
dari jabatannya, jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar
tanggungan negara harus diisi.
e. Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan/permohonan secara tertulis kepada PPK disertai dengan alasan
yang dibuat menurut formulir (terlampir).
f. Permohonan cuti di luar tanggungan negara dapat ditolak.
g. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan tidak
berhak menerima penghasilan PNS.
h. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara tidak diperhitungkan sebagai masa
kerja PNS.
i. PNS yang telah menjalankan cuti di luar tanggungan Negara untuk paling lama 3 (tiga)
tahun tetapi ingin memperpanjang, maka yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan permohonan perpanjangan cuti di luar tanggungan negara, disertai dengan
alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
j. Mekanisme/Standar Operasional Prosedur pegajuan cuti diluar tanggungan Negara bisa
dilihat di dalam Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 24 Tahun 2017

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka bersama ini kami menyampaikan himbauan


sebagai berikut :
1. PNS yang sedang menggunakan hak atas cuti tahunan, cuti besar, cuti karena alasan
penting, dan cuti bersama dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas
mendesak.
2. Dalam hal PNS dipanggil kembali bekerja, jangka waktu cuti yang belum dijalankan tetap
menjadi hak PNS yang bersangkutan.
3. Permohonan cuti diajukan kepada PyB Cq. BKPSDM sebelum cuti dijalankan dan dibuat
sesuai dengan formulir yang telah diatur dalam Peraturan Perundang-undangan.
4. Pejabat yang Berwenang memberikan persetujuan permohonan cuti telah diatur dalam
Keputusan Bupati Kotawaringin Timur Nomor : 875.1/3918/BKPSDM-MP/XII/2021 tentang
Pendelegasian Wewenang Menetapkan dan Pemberian Kuasa Menandatangani Surat
Keputusan dan Surat-surat Lainnya di Bidang Kepegawaian di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Kotawaringin Timur.

Untuk selanjutnya mohon kiranya Kepala Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan


Kabupaten Kotawaringin menyampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil di Instansi mengenai
Tata Cara Pemberian Cuti .

Demikian surat edaran ini disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terima kasih.

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR,

H. HALIKINNOR, S.H.,M.M.

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Badan Kepegawaian Negara
Cq. Direktur Pengawasan dan Pengendalian II di Jakarta;
2. Kepala Kantor Regional VIII BKN di Banjarbaru;
3. Inspektur Kab. Kotawaringin Timur di Sampit;
4. Plt. Kepala BKPSDM Kab. Kotawaringin Timur di Sampit.

Jl. Jenderal Sudirman No. 1 Sampit Kode Pos 74322 Kalimantan Tengah
Telp. 21006, 21007, 21023, 21050, 21083, 21300, 21301, 21316

Anda mungkin juga menyukai