KATA PENGANTAR
Data dan informasi yang ditampilkan pada Profil Kesehatan diharapkan dapat membantu
pengukuran capaian pembangunan kesehatan di Provinsi Bali, serta menjadi dasar dalam
perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya
Selain dalam bentuk cetakan, Buku Profil Kesehatan ini tersedia dalam bentuk soft copy yang
dapat diunduh melalui website www.diskes.baliprov.go.id. Semoga publikasi ini dapat berguna
bagi semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat
serta berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Bali. Kritik dan saran kami
harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang..
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. vi
BAB I DEMOGRAFI..............................................................................................................1
A. GEOGRAFI...............................................................................................................1
1. Letak Wilayah...................................................................................................1
2. Luas Wilayah.....................................................................................................1
3. Iklim..................................................................................................................2
B. KEADAAN PENDUDUK............................................................................................ 2
C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI...................................................................................3
D. KEADAAN PENDIDIKAN...........................................................................................5
E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA.......................................................................6
1. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat..........................................................7
2. Dimensi Pengetahuan.......................................................................................8
3. Dimensi Standar Hidup Layak.........................................................................10
BAB II FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN UKBM....................................................12
A. KESEHATAN IBU....................................................................................................53
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil.....................................................................58
2. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil..........................................61
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin..................................................................61
4. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas......................................................................62
Tabel 1.2 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk(ribu jiwa), dan
Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
Tabel 2.1 Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap dan Jumlah Tempat Tidur di
Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 2.2 Data Puskesmas Kabupaten/Kota dengan Fasilitas Rawat Inap dan Jumlah
Tempat Tidur di Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 2.10 Data Rumah Sakit Swasta di Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 2.11 Data Lab Swasta, Klinik/BP/RB, bank Data Rumah Sakit dan
Unit Transfusi Darah di Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 2.12 Data Apotek, Optikal, Toko Obat menurut Kabupatem/Kota di Provinsi Bali
Tahun 2021
Tabel 2.13 Data UKOT, IOT, IKOS, PBF dan penyalur Alkes menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 4.10 Pembiayaan Sharing Iuran PBI Daerah JKN-KBS Tahun 2021
Tabel 4.2 Rasionalisasi Pembiayaan Sharing Iuran PBI Daerah JKN-KBS Tahun 2021
Tabel 4.12 Besaran Kontribusi Iuran PBI Jamkes Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 1.2. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi
Yang Dimiliki Di Provinsi Bali, 2021
2021
Gambar 1.5. Umur Harapan Hidup (UHH) Saat Lahir Provinsi Bali, Tahun 2010-2021 (Tahun)
Gambar 1.6. Umur Harapan Hidup (UHH) Saat Lahir Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi
Bali, Tahun 2021 (Tahun)
Gambar 1.7. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (Rls) Provinsi
Bali, Tahun 2011-2021 (Tahun)
Gambar 1.8. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata rata Lama Sekolah (RLS)
menurut Kabupaten Kota di Provinsi Bali Tahun 2021(Tahun)
Gambar 1.9. Pengeluara Per Kapita Disesuaikan Provinsi Bali, Tahun 2010-2021 (Ribu
Rupiah)
Gambar 1.10. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali,
Tahun 2021 (Ribu Rupiah)
Gambar 2.1. Persentase Keberadaan Puskesmas Rawar Inap Dan Tidak Rawat Inap Di
Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 2.3. Wilayah Binaan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2017-2021
Gambar 3.1. Rekapitulasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 3.2. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 3.4. Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun
2021
Gambar 3.5. Ratio Tenaga Medis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 3.6. Ratio Tenaga Paramedis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun
2021
Gambar 4.2. Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Prov Bali Berdasar Lokasi Anggaran Tahun 2021
Gambar 4.4. Realisasi Anggaran Dekosentrasi Dikelola Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Tahun Anggaran 2021
Gambar 4.5. Alokasi Dan Realisasi Anggaran Dak Fisik Subbidang Pelayanan
Rujukan Provinsi BaliTahun Anggaran 2021
Gambar 4.6. Alokasi Dan Realisasi Subbid Penguatan Intervensi Stunting (Penugasan)
Gambar 4.7. Alokasi dan Realisasi Anggara Subbid Peningkatan Sistem Kesehatan (Reguler)
Gambar 4.8 Alokasi dan Realisasi DAK Non Fisik (BOK) Provinsi Bali Th 2021
Gambar 5.1 Angka Kematian Ibu (Aki) Per 100.000 Kelahiran Hidup Di Provinsi Bali
Tahun 2017-2021
Gambar 5.2. Kematian Ibu berdasarkan Tempat di Provinsi Bali Tahun 2020-2021
Gambar 5.5. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2021
Gambar 5.6. Persentase Ibu Hamil Terkonfirmasi COVID 19 Menurut Kabupaten Kota
Tahun 2021
Gambar 5.7. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Td) Pada Ibu Hamil
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
Gambar 5.9. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas Dan Nifas Yang Mendapat Vit
A Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.9 Puskesmas Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Keluara Prov Bali
Tahun 2021
Gambar 5.11. Peserta KB Aktif berdasarlan Kabupaten Kota Provinsi Bali Tahun 2021
Bali
Tahun 2021
Gambar 5.13. Tren Angka Kematian Neonatal, Bayi Dan Balita Tahun 2016-2021
2021
Gambar 5.16. Rincian Sebab Lain Kematian Post Neonatal di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.17. Proporsi Penyebab Kematian Anak balita (12-59 Bulan) di Indonesia Tahun
2021
Gambar 5.18. Rincian Sebab Lain Kematian Anak Balita di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.19 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (Kn1) Menurut Provinsi Tahun 2021
Gambar 5.20. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi berdasarkan Kabupaten/Kota
Tahun 2021
Gambar 5.21. Cakupan Imunisasi Campak pada Bayi di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.23.Cakupan Imunisasi Lanjutan DPT-hb-Hib4 Pada Anak Baduta Menurut Provinsi
Tahun 2021
Gambar 5.24 Cakupan Imunisasi Lanjutan Campak – MR2 Pada Anak Baduita Menurut
Provinsi Tahun 2021
Gambar 5.25 Cakupan Imunisasi Anak Sekolah (Bias) Dt Dan Td Pada Anak Sekolah Kelas 1, 2
Dan Kelas 5 Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Tahun 2021
Gambar 5.26. Proporsi Status Gizi Sangat Pendek Dan Pendek Pada Balita Menurut
Kabupaten/Kota, Reskesdas 2013-2018
Gambar 5.28. Persentase Balita Gizi Kurang Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.29. Proporsi Balita Gizi Buruk / Kurang Tahun 2018 -2021
Gambar 5.28. Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi <6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota Tahun
2020
Gambar 5.29. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita (6-59 Bulan) Menurut
Provinsi Bali Tahun 2020
Gambar 5.30. Proporsi Balita gizi buruk/kurang per kab kota tahun 2021
Gambar 5.31. Cakupan Bayi Baru lahir Mendapat IMD dan Pemberian Asi eksklusif pada Bayi
< 6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
Gambar 5.33 Cakupan pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita (6-59 Bulan) Menurut Provinsi
Bali Tahun 2021
Gambar 5.34 Persentase Remaja Putri 12- 18 Tahun Mendapat Tablet Tambah Darah Prov Bali Th 2021
Gambar 6.2. Angka Kesembuhan Tb Paru (Succes Rate / SR) Menurut Kab/Kota Di Provinsi
Bali Tahun 2021
Gambar 6.3. Proporsi Kasus HIV Dan Aids Menurut Kelompok Umur Di Provinsi
Bali Tahun2021
Gambar 6.4. Proporsi Kasus Hiv Dan Aids Menurut Jenis Kelamin Di Provinsi Bali
Tahun 2021
Gambar 6.6. Kasus Konfirmasi Covid 19 Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun
2021 Gambar 6.7. Sebaran kasus Campak di Provinsi Bali Tahun 2021
Gamab 6.8 Penemuan Afp Per 100.000 Penduduk <15 Tahun Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.11. Trend Incidence Rate (IR) Dbd Provinsi Bali Tahun 2015-2021
Gambar 6.13. Trend Annual Parasite Incidence (API) Malaria Di Provinsi Bali Tahun 2016-
2021
Gambar 6.14. Kasus Positif Malaria Di Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.14. Persentase Penderita Hipertensi Pada Usia >15 Tahun Di Provinsi Bali Tahun
2021
Gambar 6.15. Jumlah Penderita Hipertensi Pada Usia >15 Tahun Yang Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.16. Persentase Pemberian Pelayanan Kelompok Usia Produktif 15-59 Tahun Di
Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.17. Hasil Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara Pada
Perempuan Usia 30-50 Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.18. Persentase Pemberian Pelayanan Kesehatan Pada Kelompok Usia Produktif 15-59
Tahun Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.19. Persentase Risiko Pada Kelompok Usia Produktif 15-59 Tahun Di Provinsi Bali
Tahun 2021
Gambar 7.1. Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan Tahun 2021
Gambar 7.2. Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air
Minum Layak Tahun 2022
Gambar 7.3. Persentase Keluarga dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak(Jamban Sehat)
Tahun 2021
Gambar 7.5. Persentase Tempat-Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun
2021
Gambar 7.6. Persentase Tempat Pengolahan Makanan Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun2021
Gambar 7.8. Persentase Rumah Sakit Yang melakukan Pengelolaan Limbah Medis Sesuai
Standar Tahun 2021
A. GEOGRAFI
Provinsi Bali terdiri dari Pulau Bali sebagai pulau terbesar dengan pulau-
pulau kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa
Lembongan, Pulau Serangan (terletak di sekitar kaki Pulau Bali), serta Pulau
Menjangan yang terletak di bagian Barat Pulau Bali.
1. Letak Wilayah
Secara geografis, Provinsi Bali terletak pada posisi titik koordinat 08º03'40"-
08º50'48" Lintang Selatan dan 114º25'53"-115º42'40" Bujur Timur. Provinsi Bali
berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur yang dibatasi oleh Selat Bali pada bagian
barat, sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Pulau Lombok yang dibatasi
oleh Selat Lombok. Pada bagian utara terdapat Laut Jawa dan bagian selatan terdapat
Samudra Indonesia. Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali
terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara
pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi.
2. Luas Wilayah
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tanggal
25 Oktober 2019, luas wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan sebesar 5.780,06 km 2
atau 0,30 persen dari luas kepulauan Indonesia. Daerah pemerintahan Provinsi Bali
saat ini terbagi menjadi 9 (sembilan) kabupaten/kota. Sembilan kabupaten/kota yang
dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 1.1
Kabupaten/Kota Beserta Ibu Kotanya di Provinsi Bali
NAMA
No. KABUPATEN/KOTA IBU KOTA
1 Jembrana Negara
2 Tabanan Tabanan
3 Badung Mangupura
4 Gianyar Gianyar
5 Klungkung Semarapura
6 Bangli Bangli
7 Karangasem Amlapura
8 Buleleng Singaraja
9 Denpasar Denpasar
B. KEADAAN PENDUDUK
Jumlah penduduk Bali pada tahun 2021 berdasarkan hasil proyeksi interim
sebesar 4.362.738 jiwa. Dengan besaran jumlah penduduk yang terus bertambah dan
luas tetap, kepadatan penduduk di Bali tahun 2021 mencapai 755 jiwa per kilometer
persegi. Wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi tercatat di Kabupaten Denpasar,
Gianyar, dan Badung, yang mencapai ribuan jiwa per kilometer perseginya. Rincian
kependudukan Provinsi Bali secara garis besar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.2.
Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk (ribu jiwa), dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2021
Luas Jumlah Jumlah Rata-rata Kepadatan
Jumlah
Kecamatan Desa +
No Kab/Kota Wilayah Pendu Rumah Jiwa/Rumah Penduduk
Kelu
Desa Kelu duk
(km ) 2 rahan Tangga Tangga per km2
rahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Jembrana 841,8 5,0 41 10 51 321,9 77.701 4,1 382
2 Tabanan 1.013,9 10,0 133 0 133 465,3 114.803 4,1 459
3 Badung 418,6 6,0 46 16 62 549,3 179.674 3,1 1312
4 Gianyar 368,0 7,0 64 6 70 519,5 118.532 4,4 1412
5 Klungkung 315,0 4,0 53 6 59 210,1 47.054 4,5 667
6 Bangli 490,7 4,0 68 4 72 262,5 59.842 4,4 535
7 Karangasem 839,5 8,0 75 3 78 500,8 113.910 4,4 597
8 Buleleng 1.364,7 9,0 129 19 148 806,6 187.364 4,3 591
Kota
9 127,8 4,0 27 16 43 726,6 297.703 2,4 5686
Denpasar
termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat dilihat dari bagian bawah piramida
yang lebar kemudian mulai mengecil di penduduk tua. Badan piramida besar ini juga
menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif (15-64 tahun). Jumlah golongan
usia lanjut juga cukup besar, terutama perempuan, ini dapat dimaknai dengan
semakin tingginya usia harapan hidup. Bertambahnya jumlah usia lanjut dapat
dimaknai sebagai meningkatnya tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi
kesehatan tetapi juga dapat dimaknai sebagai beban karena usia lanjut sudah tidak
produktif lagi.
Gambar 1.1.
Piramida Penduduk Bali Tahun 2021
70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
0-4
Laki-lakiPerempuan
Dengan capaian tersebut, ekonomi Bali pada triwulan IV tahun 2021 tercatat
tumbuh dengan besaran 4,52 persen secara q-to-q (dibandingkan dengan triwulan III-
2021) dan tumbuh sebesar 0,51 persen secara y-on-y (dibandingkan dengan triwulan
IV-2020). Sepanjang tahun 2021, akumulasi perekonomian Bali pada tahun ini
tercatat sebesar Rp219,80 triliun secara ADHB dan Rp143,87 triliun secara ADHK.
Dengan demikian, perbandingan kondisi kumulatif triwulan IV 2021 (tahunan 2021)
dengan kumulatif triwulan IV 2020 (tahunan 2020) (c-to-c) tercatat kontraksi atau
tumbuh negatif sedalam 2,47 persen.
Pada gambar 1.2. dapat dilihat persentase penduduk usia 15 tahun ke atas
menurut ijazah/STTB yang dimiliki. Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki seseorang
merupakan indikator kualitas pendidikan formal. Semakin tinggi ijazah/STTB yang
dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu daerah kemungkinan akan semakin tinggi taraf
intelektualitas daerah tersebut. Pada gambar tersebut diperlihatkan bahwa penduduk
berumur 15 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah tercatat sebesar 13,44 persen,
tamat SD sederajat 20,29 persen, tamat SMP sederajat 19,90 persen, tamat SMA
sederajat 29,94 persen, dan tamat perguruan tinggi sebesar 14,22 persen.
Gambar 1.2.
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang
Dimiliki di Provinsi Bali, 2021
Gambar 1.3.
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bali, 2010—2021
terlihat bahwa pada tahun 2021 Kota Denpasar memiliki IPM tertinggi, yaitu tercatat
sebesar 84,03. Di sisi lain, Kabupaten Karangasem merupakan kabupaten dengan
capaian IPM terendah di Provinsi Bali, yaitu tercatat sebesar 67,36. Berdasarkan
status capaian, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung termasuk kategori sangat
tinggi dengan rentang di atas 80, sedangkan Kabupaten Jembrana, Tabanan, Gianyar,
Klungkung, dan Buleleng berada pada kategori tinggi yang nilainya berkisar antara
70 sampai 80. Dua kabupaten lainnya, berada pada kategori sedang dengan kisaran
nilainya antara 60 hingga 70.
Gambar 1.4.
IPM Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2021
Gambar 1.6.
Umur Harapan Hidup (UHH) saat Lahir Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali,
Tahun 2021 (Tahun)
Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan
Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah
rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan
formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah
Selama periode 2010 hingga 2021, Harapan Lama Sekolah meningkat dari
11,71 tahun pada tahun 2010 menjadi 13,40 tahun pada tahun 2021 yang berarti
bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan
mereka hingga lulus D1 sampai D2. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi
sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Sama halnya
dengan Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke
atas di Bali juga meningkat selama periode 2010 hingga 2021. Pertumbuhan yang
positif ini kiranya merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia
Bali yang lebih baik. Pada tahun 2021, secara rata-rata penduduk Bali usia 25 tahun
ke atas mengenyam pendidikan selama 9,06 tahun, atau telah menyelesaikan
pendidikan hingga kelas IX (SMP kelas III).
Gambar 1.7.
Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Provinsi
Bali, Tahun 2010-2021 (Tahun)
Gambar 1.10.
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali,
Tahun 2021 (Ribu Rupiah)
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas menyebutkan
bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
puskesmas terdiri dari 39 buah Puskesmas disertai dengan layanan rawat inap dan sisanya
sebanyak 81 buah adalah puskesmas yang tidak memiliki fasilitas rawat inap. Bila dibandingkan
dengan tahun 2020, pada tahun 2021 ada penurunan status puskesmas dari memiliki fasilitas
rawat inap menjadi puskesmas tidak rawat inap sebanyak 2 puskesmas yaitu Puskesmas
Tabanan III di Kabupaten Tabanan dan Puskesmas Dawan II di Kabupaten Klungkung, hal ini
dikeranakan letak puskesmas diperkotaan yang sudah dekat dengan Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya sehingga jumlah puskemas pada tahun 2021 menjadi sebanyak 39 buah
puskesmas dengan fasilitas rawat inap dan 81 buah puskesmas tidak memiliki fasilitas rawat
inap. Jumlah puskesmas rawat inap terbanyak ada di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten
Jembrana yaitu masing-masing sebanyak 6 buah, Kabupaten Gianyar, Bangli dan Tabanan
mempunyai 5 buah Puskesmas rawat inap, Kabupaten Buleleng 4 buah Puskesmas rawat inap
Kabupaten Klungkung dan Badung mempunyai 3 buah Puskesmas rawat inap, dan yang paling
sedikit ada di Kota Denpasar yaitu sebanyak 2 buah Puskesmas dengan fasilitas rawat inap, hal
ini disebabkan karena di Kota Denpasar sudah banyak terdapat Rumah Sakit Pemerintah,
Rumah Sakit Swasta, Klnik dan fasilitas kesehatan lainnya sehingga semua masyarakat sudah
Untuk lebih terinci mengenai jumlah dan jenis puskesmas serta jumlah tempat tidur
yang tersedia pada puskesmas rawat inap dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2, dan pada grafik
2.1.
Tabel 2.1 : Jumlah Puskesmas Rawat inap dan Non Rawat Inap Menurut Kabupaten/Kota Di
Provinsi Bali Tahun 2021
Jenis Puskesmas
Kabupaten/Kota Rawat Inap Tidak Rawat Inap Total
1. Buleleng 4 16 20
2. Jembrana 6 4 10
3. Tabanan 5 15 20
5. Denpasar 2 9 11
6. Gianyar 5 8 13
7. Klungkung 3 5 9
8. Bangli 5 8 12
9. Karangasem 6 6 12
Tabel 2.2 : Data Puskesmas Kabupaten/Kota dengan Fasilitas Rawat Inap dan Jumlah
Tempat Tidur di Provinsi Bali Tahun 2020
NO PUSKESMAS ALAMAT TT
1 Kabupaten Buleleng
1. Puskesmas Banjar I Desa Banjar 10
2. Puskesmas Gerokgak I Desa Gerogak 10
3. Puskesmas Tejakula I Desa Tejakula 9
4. Puskesmas Busungbiu I Desa Busungbiu 15
2 Kabupaten Klungkung
Desa Takmung Desa 9
1. Pusk. Banjarangkan II
Batu Munggul Desa 8
2. Pusk. Nusa Penida I
Jungut Batu 5
3. Pusk. Nusa Penida II
3 Kabupaten Tabanan
1. Puskesmas Selemadeg I Desa Bajera 11
2. Puskesmas Pupuan I Desa Pupuan 18
3. Puskesmas Baturiti I Desa Baturiti 9
4. Puskesmas Penebel I Desa Pitra 13
5. Selemadeg Barat Desa Lalang Linggah 21
5 Kota Denpasar
9 Kabupaten Karangasem
1. Puskesmas Manggis I Desa Ulakan 18
2. Puskesmas Kubu I Desa Kubu Desa 12
3. Puskesmas Sidemen Sidemen Desa 14
4. Puskesmas Selat Selat Desa 11
5. Puskesmas Rendang Menanga 10
6. Puskesmas Karangasem II Desa Seraya Tengah 12
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2021
32%
68%
Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 120 Puskesmas di Provinsi Bali yang memiliki
fasilitas Ruang Rawat Inap berjumlah 39 buah (32%) dan yang tidak memiliki Ruang Rawat Inap
berjumlah 81 buah (68%). Keberadaan persentase puskesmas yang tidak mempunyai fasilitas
ruang rawat inap lebih besar daripada puskesmas yang memiliki fasilitas ruang rawat inap.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat juga dilakukan
dengan membangun rumah sakit di provinsi dan kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2021
pemerintah telah membangun 1 buah Rumah Sakit di Provinsi yaitu Rumah Sakit Umum Daerah
Bali Mandara, yang mulai beroperasional pada tanggal 28 Oktober 2017, 1 buah Rumah Sakit
Daerah di Kabupaten Tabanan yaitu Rumah Sakit Nyitdah mulai operasional tanggal 1 Januari
2017, 1 buah rumah sakit di Kabupaten Klungkung yaitu Rumah Sakit Daerah Gema Santi Nusa
Penida, mulai operasional tanggal 27 Nopember 2017, 1 buah Rumah Sakit Pratama Kubu di
Kabupaten Karangasem, mulai operasional tanggal 25 Mei 2016, 2 buah rumah sakit pratama di
Kabupaten Bulleng yaitu Rumah Sakit Pratama Tangguwisia, Rumah Sakit Pratama Giri Emas
Gianyar dibangun Rumah Sakit Payangan mulai operasional pada tanggal 14 April 2020.
Puskesmas juga berkomitmen terhadap penurunan AKI dan AKB melalui upaya
kesehatan ibu, anak, gizi, promosi kesehatan serta penyelenggaraan puskesmas PONED. Bentuk
pelayanan lain yang juga diberikan terkait dengan program kesehatan yaitu pelayanan kesehatan
peduli remaja (PKPR), upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan olahraga, dan tatalaksana kasus
Kekerasan terhadap Anak (KtA). Bentuk pelayanan kesehatan tersebut diselenggarakan sesuai
Salah satu upaya pengembangan puskesmas yang penting adalah Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Upaya kesehatan ini dilakukan untuk mendekatkan akses
masyarakat kepada pelayanan kegawat daruratan obstetri dan neonatal dasar. Akses masyarakat
yang semakin mudah terhadap pelayanan kegawat daruratan diharapkan dapat berkontribusi pada
Pada tahun 2021 jumlah Puskesmas PONED di Provinsi Bali sebanyak 39 Puskesmas
dari 120 puskesmas yang ada di Provinsi Bali, sehingga persentase puskesmas PONED sebesar
32,5%.
Dari 120 buah Puskesmas yang ada di Provinsi Bali pada tahun 2021 semua puskesmas
sudah melaksanakan akreditasi dan semua status akreditasinya sudah terbit. Pada tahun 2021
tidak ada perubahan status akreditasi Puskesmas akibat kebijakan dari Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia menindaklanjuti kondisi Pandemi COVID-19. Jumlah status akreditasi
puskesmas paripurna banyaknya 6 buah, status akreditasi Utama 9 buah, status akreditasi madya
71 buah dan status akreditasi dasar 14 buah.
Penilaian status akreditasi puskesmas dilakukan secara berkala paling sedikit 3 tahun
sekali dan diharapkan terjadi peningkatan status akreditasi dari sebelumnya. Peningkatan dan
PROFIl KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 18
penurunan status akreditasi Puskesmas didasarkan atas kesesuaian atas standar yang telah
ditetapkan.
Adapun status akeditasi puskesmas per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2021
dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 : Status Akreditasi Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2020
Status Akreditasi
Kabupaten/Kota Paripurna Belum Belum
Utama Madya Dasar
Keluar Akreditasi
1. Buleleng 1 2 12 5 0 0
2. Jembrana 0 2 8 0 0 0
3. Tabanan 0 3 15 2 0 0
4. Badung 0 3 9 1 0 0
5. Denpasar 4 6 1 0 0 0
6. Gianyar 0 6 6 1 0 0
7. Klungkung 1 5 3 0 0 0
8. Bangli 0 0 9 3 0 0
9. Karangasem 0 2 8 2 0 0
Tahun 2021 6 29 71 14 0 0
Tahun 2020 6 29 71 14 0 0
Tahun 2019 1 22 75 21 1 0
Tahun 2018 1 19 69 27 4 0
Tahun 2017 1 14 49 23 1 32
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Bali Tahun 2021
sebanyak 513 buah sedangkan pada pada tahun 2021 ada penurunan jumlah sebanyak 5 buah
yaitu di Kabupaten Gianyar 2 buah dan di Kabupaten Karangasem 3 buah tetapi ada
pembantu pada tahun 2021 menjadi 511 buah. Penurunan jumlah puskesmas pembantu di
Celuk, Sukawati Gianyar saat ini sudah berubah menjadi Polindes dan Puskesmas Pembantu
lokasi Pustu milik masyarakat dan kondisi bangunan sudah rusak berat sehingga tidak
difungsikan lagi diantaranya ada di Pustu Tista, Pustu Besakih dan Pustu subudi. Untuk
penambahan Pustu ada di Kabupaten Tabanan sebanyak 3 buah yaitu Pustu Tengkudak,
Jumlah ambulan pada tahun 2020 sebanyak 215 buah pada tahun 2021 menurun menjadi
152 buah, puskesmas keliling pada tahun 2020 berjumlah 156 buah turun menjadi 92 buah
pada tahun 2021, jumlah sepeda motor sebagai penunjang program/kegiatan pada tahun 2020
berjumlah 1166 buah, tahun 2021 jumlahnya menurun menjadi 825 buah.
sepeda motor setiap tahunnya dikarenakan adanya kendaraan yang sudah tidak layak pakai
dan diusulkan proses penghapusan serta adanya pengadaan kendaraan baru mengingat
Dari tabel 2.4 dapat dilihat bahwa penurunan jumlah kendaraan Ambulan, Puskesmas
Keliling dan sepeda motor cukup banyak, karena yang dilaporkan hanya kendaraan dalam
kondisi baik.
Bali terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat guna
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu,
bayi dan balita. Adapun jenis posyandu ada 4 jenis yaitu; posyandu pratama, posyandu
madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah
persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB desa. Pos Kesehatan Desa
kesehatan dasar, buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah
tersebut. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader
Pada tahun 2020 jumlah posyandu 4.819 buah, pada tahun 2021 jumlah Posyandu
4.823, ada peningkatan jumlah posyandu pada tahun 2021 sebanyak 4 Posyandu, jumlah
Polindes tahun 2020 sebanyak 21 buah,pada tahun 2021 ada peningkatan sebanyak 6
sebanyak 277 buah, pada tahun 2021 menurun menjadi 244 buah, jumlah posbindu tahun
2020 sebanyak 859 buah pada tahun 2021 meningkat menjadi 913 buah.
diberdayakan Kabupaten/ Kota di Provinsi Bali dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut
2 Jembrana 332 0 10 59
4 Badung 564 0 1 70
6 Gianyar 568 2 10 52
7 Kungkung 306 0 36 63
8 Bangli 356 12 26 71
PRATAMAMADYAPURNAMAMANDIRI
Posyandu pratama adalah posyandu yang belum mantap, ditandai oleh kegiatan posyandu
belum terlaksana secara rutin setiap bulan dan jumlah kader kurang dari 5 orang. Persentase
posyandu pratama di Provinsi Bali kecil, hanya sebesar 0,7%. Posyandu madya adalah posyandu
yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader
sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu
kurang dari 50%. Persentase posyandu madya sebesar 21,2%. Posyandu purnama adalah
posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana
sehat yang dikelola oleh masyarakat yang kepesertaannya masih kurang dari 50% KK di wilayah
kerja posyandu. Persentasenya paling besar sebanyak 69,1%, artinya sebagian besar posyandu di
Provinsi Bali termasuk kategori posyandu purnama. Posyandu mandiri adalah posyandu yang
sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader sebanyak
5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola
oleh masyarakat yang kepesertaannya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
Persentasenya sebesar 9%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar posyandu ada pada strata
madya dan purnama, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan strata posyandu
madya dan purnama agar naik menjadi strata mandiri. Kabupaten yang paling sedikit memiliki
posyandu dengan strata mandiri adalah Tabanan, Badung dan Karangasem dengan masing-
masing kabupaten memiliki dua posyandu strata mandiri. Hal ini perlu mendapat pembinaan
lebih lanjut mengingat sebagian besar belum mandiri karena terbentur pada dana sehat (dana
yang dikumpulkan masyrakat untuk promotif dan preventif).
puskesmas tidak mengalami peningkatan karena semuanya sudah menjadi binaan Puskesmas,
peningkatan jumlah desa terakhir terjadi tahun 2011 yaitu dari 715 Desa pada tahun 2010
menjadi 716 Desa pada tahun 2011, dan sampai tahun 2021 belum ada penambahan jumlah
desa/kelurahan begitu juga tidak ada penambahan jumlah kecamatan. Jumlah kecamatan di
Provinsi Bali pada tahun 2021 masih tetap sebanyak 57 kecamatan , jumlah desa sebanyak
Provinsi Bali tahun 2017 -2021 disajikan pada grafik 2.3 , tabel 2. 6
600
500
400
300
200
100 80 80 80 80 80
5757575757
0
2017 2018 2019 2020 2021
KECAMATANDESAKELURAHAN
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga diperlukan upaya kuratif
dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan
kesehatan rujukan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang
Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah
sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola
pemerintah, pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit
privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
perseroan terbatas atau persero.
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit
berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit. Adapun rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Jembrana 1 1 2 0 0 0
Tabanan 1 1 2 2 3 1
Badung 6 0 0 0 2 2
Denpasar 13 1 0 2 3 2
Gianyar 2 1 0 0 3 1
Klungkung 1 0 1 1 1 1
Bangli 3 0 0 0 0 0
Karangasem 0 2 0 0 1 0
Tahun 2021 29 7 10 5 14 7
Tahun 2020 29 7 10 5 14 6
Tahun 2019 28 6 6 3 19 6
Tahun 2018 27 5 6 6 19 2
Tahun 2017 18 9 5 18 0 12
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Bali Tahun 2021
pernafasan yang disebabkan oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), yang mulai
teridentifikasi pertama kali di Wuhan-China Desember 2019. Setelah hampir dua bulan virus
ini mewabah, akhirnya pada 30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan darurat global terhadap virus corona karena virus ini sudah menyebar luas ke
banyak negara. Di Indonesia kasus pertama COVID-19 terkonfirmasi pada tanggal 2 Maret
2020 dan pada tanggal 10 April 2020 penyebarannya telah meluas di 34 provinsi di
Besar (PSBB) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 dan Peraturan
positif, Pemerintah Provinsi Bali telah menunjuk 10 buah rumah sakit sebagai rumah sakit
rujukan COVID-19 di provinsi Bali pada tahun 2020 adalah sebanyak 14 buah dan pada
Adapun jumlah dan rincian rumah sakit rujukan COVID-19, dan kapasitas
tempat tidur ruang isolasi di provinsi Bali tahun 2021 dapat dilihat pada tabel 2.9
Tabel 2.9 Tabel Jumlah dan Rincian Rumah Sakit Rujukan COVID-19
Rumah Sakit Swasta di Provinsi Bali pada tahun 2021 bertambah 1 buah rumah sakit
baru yaitu Rumah Sakit Murni Teguh di Kabupaten Badung, rumah sakit type C yang
beralamat di jalan Raya Tuban No.1A/45 Tuban, sehingga jumlah rumah sakit swasta awalnya
pada tahun 2020 sebanyak 48 buah menjadi 49 buah pada tahun 2021.
Secara keseluruhan jumlah rumah sakit swasta di Povinsi Bali tahun 2020 sebanyak 49
buah terdiri dari Rumah Sakit Umum sebanyak 40 buah dan Rumah Sakit Khusus sebanyak 9
buah dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 3.556 buah, terjadi penurunan jumlah tempat tidur
sebanyak 183 buah dibandingkan dengan tahun 2020 yaitu dari 3.556 buah pada tahun 2020
Rumah sakit swasta tersebar di semua Kabupaten/Kota, terbanyak ada di Kota Denpasar
yaitu sebanyak 15 buah terdiri dari RSU sebanyak 10 buah, RSK sebanyak 5 buah, Kabupaten
Tabanan sebanyak 8 buah terdiri dari RSU sebanyak 6 buah, RSK sebanyak 2 buah, Kabupaten
Badung sebanyak 8 buah terdiri dari RSU sebanyak 6 buah dan RSK sebanyak 2 buah,
Kabupaten Gianyar dan Buleleng RSU sebanyak 5 buah, Kabupaten Jembrana RSU sebanyak 3
buah, Kabupaten Klungkung RSU sebanyak 3 buah, Kabupaten Bangli dan Karangasem masing-
masing 1 buah RSU. Untuk lebih jelasnya seperti yang terlihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10 : Data Rumah Sakit Swasta Di Provinsi Bali Tahun 2021
Jenis Rumah Sakit
No. Kab/Kota
RSU RSK Total TT
1 Buleleng 5 0 5 424
2 Jembrana 3 0 3 26
3 Tabanan 6 2 8 500
4 Badung 6 2 8 505
5 Denpasar 10 5 15 1.060
6 Gianyar 5 0 5 385
7 Klungkung 3 0 3 256
8 Bangli 1 0 1 100
9 Karangasem 1 0 1 117
Darah, Unit Transfusi Darah, Apotek, Optikal, Toko Obat, Usaha Kecil Obat Tradisional
Sarana pelayanan kesehatan swasta berupa Lab swasta pada tahun 2020 jumlahnya 44
buah, bertambah sebanyak 11 buah pada tahun 2021 sehingga jumlahnya menjadi 55 buah,
jumlah Klinik/BP/Rb mengalami peningkatan dari tahun 2020 yaitu dari 248 pada tahun 2020
menjadi 250 pada tahun 2021, Bank darah pada tahun 2020 berjumlah 8 buah, meningkat
menjadi 10 buah pada tahun 2021, sedangkan untuk unit transfusi darah pada tahun 2021 hanya
Denpasar, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
2.11.
Tabel 2.11 : Data Lab Swasta, Klinik/BP/RB, Bank Darah Rumah Sakit dan Unit Transfusi
Darah di Propinsi Bali tahun 2021
Unit
Klinik, Bank
Kab/Kota Lab Swasta Transfusi
BP/RB Darah RS
darah
1. Buleleng 4 12 0 0
2. Jembrana 6 4 0 1
3. Tabanan 6 14 0 0
4. Badung 8 76 3 1
5. Denpasar 18 67 6 1
6. Gianyar 7 35 0 0
7. Klungkung 1 14 0 0
Sarana pelayanan kesehatan swasta berupa Apotik pada tahun 2020 berjumlah sebanyak
914 buah ada penambahan sebanyak 88 buah sehingga menjadi 1012 buah pada tahun 2021,
jumlah optikal pada tahun 2020 sebanyak 92 buah, pada tahun 2021 ada pengurangan 1 buah
sehingga jumlahnya menjadi 91 buah pada tahun 2021 sedangkan Toko Obat juga mengalami
penurunan dari 158 pada tahun 2020 menjadi 152 pada tahun 2021.
Kabupaten/Kota disebabkan adanya pengurusan ijin baru, ijin habis masa berlakunya dan belum
melakukan perpanjangan ijin serta adanya ijin yang masih sedang dalam proses. Untuk lebih
Tabel 2.12 : Data Apotek, Optikal, Toko Obat menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Bali tahun
2021
Toko
Kab/Kota Apotek Optikal
Obat
1. Buleleng 81 13 10
2. Jembrana 45 12 12
3. Tabanan 93 15 15
4. Badung 260 16 44
5. Denpasar 347 17 25
6. Gianyar 104 10 24
7. Klungkung 35 2 11
8. Bangli 23 3 5
9.Karangasem 24 3 6
Tahun 2021 1012 91 152
Tahun 2020 924 92 158
Sarana pelayanan kesehatan swasta berupa UKOT pada tahun 2021 terjadi peningkatan
sebanyak 11 buah menjadi 32 buah pada tahun 2021, jumlah IOT Pada tahun 2020 jumlahnya 1
buah, pada tahun 2021 tidak ada penambahan jumlah IOT yaitu tetap 1 buah. Pada tahun 2021
jumlah IKOS menurun dari 42 buah menjadi 38 buah pada tahun 2021, PBF mengalami
penurunan sebanyak 6 buah yaitu dari 59 buah pada tahun 2020 menjadi 53 buah pada tahun
2021, sarana ALKES mengalami peningkatan sebanyak 15 buah yaitu dari 78 buah pada tahun
2020 menjadi 93 pada tahun 20201 , untuk sarana produksi pada tahun 2021 hanya 1 buah yaitu
PT. Kimia Farma.Tbk. yang beralamat di Jalan Kargo Taman II/9 Denpasar sedangkan Sarana
PKRT jumlahnya tahun 2021 sebanyak 25 buah. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.13.
Tabel 2.13 : Data UKOT, IOT, IKOS, PBF dan Penyalur Alkes menurut Kabupaten/Kota di
Propinsi Bali tahun 2020
SARANA
KAB/KOTA UKOT IOT IKOS PBF ALKES PRODUKSI/
PKRT
1. Buleleng 5 0 0 1 1 3
2. Jembrana 0 0 0 0 1 0
3. Tabanan 4 0 3 1 3 5
4. Badung 5 0 14 6 14 3
5. Denpasar 10 1 12 43 68 12
6. Gianyar 3 0 7 2 3 1
7. Klungkung 3 0 0 0 1 2
8. Bangli 0 0 1 0 0 0
9.Karangasem 2 0 1 0 2 0
Tahun 2021 32 1 38 53 93 26
Tahun 2020 21 1 42 59 78 2
Tahun 2019 15 4 38 62 65 2
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan salah satu subsistem dalam Sistem
Kesehatan Nasional. Komponen ini memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan
pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya pelayanan kesehatan. Peraturan Presiden
Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa sumber daya
manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan (termasuk tenaga kesehatan strategis) dan tenaga
pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam
upaya dan manajemen kesehatan. Pembahasan mengenai SDMK pada bab ini mencakup jumlah,
rasio, registrasi, jumlah lulusan, dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
Undang - undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan menyebutkan bahwa
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan
dikelompokkan ke dalam 13 (tiga belas) jenis tenaga yaitu tenaga medis, tenaga psikologi klinis,
tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga
teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lainnya.
tahunnya mengumpulkan data SDMK berdasarkan tugas dan fungsi SDMK dalam pengelolaan
data SDMK. Total SDMK di Provinsi Bali yang tercatat pada tahun 2021 sebanyak 44.088
orang yang terdiri dari tenaga kesehatan sebanyak 30.690 dan tenaga penunjang/pendukung
kesehatan sebanyak 13.398. Proporsi tenaga kesehatan terbanyak yaitu tenaga keperawatan
sebanyak 26,31% dari total tenaga kesehatan. Rincian lengkap mengenai rekapitulasi SDMK di
Provinsi Bali dapat dilihat di Gambar 3.1.
GAMBAR 3.1
REKAPITULASI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI PROVINSI BALI
TAHUN 2021
35,00
30,39
30,00 26,31
25,00
20,00
15,00
12,41
9,94
10,00 6,28
5,00 2,51
2,01 0,910,97 1,37 1,04 1,581,971,56
- 0,24 0,51
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga penunjang
(non tenaga kesehatan). Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan
yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja,
luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di
wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. Jenis tenaga kesehatan di puskesmas paling
sedikit terdiri atas: dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik,
tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Tenaga kesehatan di puskesmas harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak
pasien, serta mengutamakan kepentingan pelayanan keselamatan pasien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Berikut adalah
gambaran jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Provinsi Bali tahun 2021.
31,11 18,78
1,04
27,19
1,34
2,56
0,04
0,18 2,46 1,71
1,61 2,20
Total SDMK di puskesmas di Provinsi Bali tahun 2021 adalah 9.338 orang yang
terdiri dari 6.433 orang tenaga kesehatan (68,89%) dan 2.905 orang tenaga kesehatan
lainnya (31,11%).
120
100
80
60
40
Dari grafik diatas, dapat dilihat puskesmas yang memiliki 9 jenis tenaga kesehatan di
Provinsi Bali sebesar 56,67% atau 68 puskesmas, masih dibawah target daerah sebesar
57,5%. Oleh karena itu, Provinsi Bali harus memberikan perhatian lebih dalam pemenuhan 9
jenis tenaga kesehatan di Puskesmas agar dapat memenuhi target Tahun 2022. Kecukupan
tenaga kesehatan di puskesmas juga diatur pada Permenkes Nomor 75 Tahun 2014.
Permenkes membedakan antara puskesmas rawat inap dan puskesmas non rawat inap, yaitu
minimal satu orang dokter pada puskesmas non rawat inap, dan minimal dua orang dokter
pada puskesmas rawat inap. Sementara untuk standar kecukupan dokter gigi di puskesmas
adalah minimal satu orang, baik di puskesmas rawat inap dan non rawat inap. Standar
perawat yang cukup apabila memiliki minimal lima perawat pada puskesmas non rawat inap
dan minimal delapan perawat pada Puskesmas rawat inap. Dan untuk jumlah bidan di
Puskesmas non rawat inap minimal empat orang dan di Puskesmas rawat inap minimal tujuh
orang. Kondisi ini merupakan standar minimal di wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan
terpencil dan sangat terpencil.
Dari hasil pendataan, total jumlah sumber daya manusia kesehatan di rumah sakit
sebesar 28.869 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan sebanyak 20.389 orang (70,63%) dan
tenaga penunjang/Pendukung kesehatan sebanyak 8.480 orang (29,37%). Jumlah sumber
daya manusia kesehatan di rumah sakit pada tahun 2021 dapat dilihat pada gambar 3.4
berikut ini.
GAMBAR 3.4.
JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT DI PROVINSI BALI TAHUN 2021
10,181,04
29,37 9,14 0,35
30,35
1,38 7,63
1,99
1,38
0,58
1,43 2,87
1,28 0,54
0,50
dr. Spesialis dr. Umum
dr. Gigi Keperawatan Kesmas dr. Gigi Spesialis Kebidanan Kesling
Gizi Ahli teknologi laboratorium medik
Tenaga teknik biomedik lainnya Keterapian fisik
Keteknisian Medis apoteker Tenaga teknis kefarmasian Tenaga penunjang/pendukung
terbanyak yaitu pada tenaga keperawatan sebanyak 8763 orang (30,35 %) dari jumlah total
sumber daya manusia kesehatan yang ada di rumah sakit.
Berdasarkan data jumlah tenaga kesehatan yang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya
serta estimasi jumlah penduduk, maka dapat disusun rasio tenaga kesehatan di Provinsi Bali.
Jumlah tenaga kesehatan yang digunakan adalah jumlah tenaga kesehatan yang bekerja sesuai
dengan fungsinya. Hal ini dianggap lebih baik apabila dibandingkan dengan data tenaga
kesehatan yang hanya mempunyai STR, karena lebih mencerminkan data tenaga yang
didayagunakan sesuai dengan tugas dan fungsinya dan lebih mencerminkan pada lokasi tenaga
kesehatan tersebut bekerja. Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai
indikator untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pembangunan
kesehatan tertentu.
345
193
108 101
88
67 66 64
26 38 36 50 49 36 41
31 28 28
13 27
Gambar 3.5. menunjukkan rasio dokter spesialis di Bali sebesar 75 dokter spesialis per
100.000 penduduk, lebih tinggi dari target tahun 2021. Seluruh kabupaten/kota yang ada di
Provinsi telah mencapai target rasio dokter spesialis yang ditetapkan terhadap 100.000
penduduk. Gambar 3.5. menunjukkan bahwa rasio dokter spesialis terbesar berada di Kota
Denpasar.
Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan, yang terdiri dari tenaga
perawat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat
baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Rasio perawat terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai indikator untuk
Gambar 3.6.
Ratio Tenaga Paramedis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali
Tahun 2021
700 590
600
500
400 346
251 283 266
300 219
184 164 183 153 126
200 123 113 124
114 132 133 139 99
100 73
-
Rasio perawat terhadap jumlah penduduk menurut Provinsi Bali pada tahun 2021 terlihat
pada Gambar 3.6. Pada tahun 2021, rasio perawat terhadap penduduk sebesar 266 perawat per
100.000 penduduk, lebih tinggi jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 180 per
100.000 penduduk. Tiga kabupaten di Provinsi Bali belum memenuhi target rasio perawat
terhadap penduduk yaitu Kabupaten Jembrana sebesar 123 perawat per 100.000 penduduk,
Karangasem sebesar 124 perawat per 100.000 penduduk dan Buleleng sebesar 139 perawat per
100.000 penduduk.
700.000.000.000,00 100,00
98,00
98,16
600.000.000.000,00 96,00
94,00
500.000.000.000,00 92,00
90,00
400.000.000.000,00
300.000.000.000,00 88,0988,00
86,42 86,00
200.000.000.000,00
84,00
100.000.000.000,00 82,00
80,00
-
Tahun 2019Tahun 2020Tahun 2021
Distribusi alokasi anggaran dan realisasi berdasarkan lokasi Tahun Anggaran 2021 disajikan
dalam gambar 4.2, menunjukkan bahwa alokasi anggaran terbesar terdapat di RSUD Bali
Mandara kemudian disusul oleh Dinas Kesehatan.
GAMBAR 4.2
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
50.000.000.000
-
Sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dan Peraturan Menteri
Keuangan RI Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
229004 (12)
29003 (07)
SATK
229002 (05)
229001 (04)
229000 (03)
GAMBAR 4.4
REALISASI ANGGARAN DEKONSENTRASI DIKELOLA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI
TAHUN ANGGARAN 2021
500.000.000
-
220006 (01) 229000 (03) 229001 (04) 229002 (05) 29003 (07) 229004 (12)
KODE SATKER
Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
Dana ini dibagi menjadi dua yaitu DAK Fisik dan DAK Nonfisik. DAK fisik untuk
membiayai kegiatan bersifat fisik, sedangkan DAK nonfisik atau BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan) untuk membiayai kegiatan yang bersifat operasional.
DAK bidang kesehatan tahun 2021 diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 8 Tahun 2021 tentang Petunjuk Operasional Penggunaan DAK Fisik
PROFIl KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI 4
Bidang Kesehatan TA 2021 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang P
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021. Dana ini diberikan kepada daerah untuk
membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai
dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2021.
Pelaporan DAK bidang kesehatan disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Menteri
Kesehatan, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri secara berkala (triwulan) serta
laporan tahunan. Data realisasi penggunaan anggaran dilaporkan melalui mekanisme yang
berbeda yaitu DAK Fisik menggunakan aplikasi OMSPAN dan DAK Non Fisik
menggunakan aplikasi e-renggar.
Untuk DAK Fisik Provinsi Bali Tahun 2021 realisasi fisik subbidang rujukan sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 89,5%, DAK Fisik Subbidang Penugasan (Penguatan
Intervensi Stunting) realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan 72,17% serta DAK
Fisik Subbidang Peningkatan Kesiapan Sistem Kesehatan (Pengembangan Pelayanan di
UPTD. BLK) realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan 83,74%. Untuk DAK
Non Fisik (BOK) Provinsi realisasi fisik sebesar 70,1% dan realisasi keuangan sebesar
66,63%.
5.000.000.000
4.000.000.000
-
PAGUBESARAN REALISASI
KONTRAK
3.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
-
1.000.000.000
900.000.000
800.000.000
700.000.000
REALISASI 3.041.320.216
Kendala penyerapan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2021 di Provinsi Bali adalah
adanya pandemi Covid-19 yang mengubah regulasi DAK sehingga mempengaruhi proses
perencanaan dan kegiatan yang dibiayai oleh anggaran DAK utamanya DAK Non Fisik
(BOK).
C. JAMINAN KESEHATAN
Pemerintah Provinsi Bali telah berkomitmen untuk melaksanakan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan kebijakan mengintegrasikan Jaminan
Kesehatan Daerah di Provinsi Bali yaitu Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) ke
JKN sejak tahun 2017. Kebijakan integrasi ini dilaksanakan melalui subsidi iuran kepada
penduduk Bali yang memenuhi kriteria memiliki pendapatan termasuk dalam pendapatan
40% terendah sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) Daerah. Namun sampai dengan
akhir tahun 2018 kepesertaan JKN di Provinsi Bali belum dapat mencapai kepesertaan
95% sesuai dengan amanah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Sehingga diterbitkanlah Peraturan Gubernur Bali Nomor 104
Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan Nasional Krama Bali Sejahtera (JKN-KBS) yang
mulai berlaku sejak 1 Januari 2019. Kebijakan JKN-KBS telah mendorong pencapaian
Universal Health Coverage (UHC) di Provinsi Bali 95% kepesertaan. Jaminan Kesehatan
Nasional Krama Bali Sejahtera juga memberikan manfaat tambahan diluar pelayanan
kesehatan yang dijamin JKN seperti termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun
2018 tentang Jaminan Kesehatan. Manfaat tambahan JKN-KBS antara lain pelayanan
kesehatan tradisional dan komplementer di Fasilitas Kesehatan, Pelayanan Ambulance
Gawat Darurat, Penanganan Keluhan terintegrasi, Transportasi Jenazah, Visum et
Repertum serta Terapi Hiperbarik.
Kesepakatan Bersama untuk pembayaran iuran peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Daerah JKN-KBS tahun 2021.
Tabel 4.10 Pembiayaan Sharing Iuran PBI Daerah JKN-KBS Tahun 2021
No Kab/Kota PBPU & BP Kelas 3 Iuran/Bulan Total Biaya (Rp) Sharing Sharing Prov Sharing
(Ex PBI Daerah ) Provinsi (%) (Rp) Kab/Kota
(Jiwa) (Rp)
1 BADUNG 0 37.800 0 0 0 0
5 GIANYAR 0 37.800 0 0 0 0
Tabel 4.11 Rasionalisasi Pembiayaan Sharing Iuran PBI Daerah JKN-KBS Tahun 2021
No Kab/Kota PBPU & BP Kelas 3 Iuran/Bulan Total Biaya (Rp) Sharing Sharing Prov Sharing
(Ex PBI Daerah ) Provinsi (%) (Rp) Kab/Kota
(Jiwa) (Rp)
1 BADUNG 0 37.800 0 0 0 0
2 BANGLI 72.634 37.800 25.421.900.000 51 13.225.000.000 12.456.731.000
5 GIANYAR 0 37.800 0 0 0 0
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, Iuran Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta
Bukan Pekerja Dengan Manfaat Pelayanan di Ruang Perawatan Kelas III, Dan Bantuan Iuran
Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah Dan Peserta Bukan Pekerja Dengan Manfaat
Pelayanan di Ruang Perawatan Kelas III Oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
yang mengatur kewajiban Pemerintah Daerah untuk membayarkan subsidi iuran untuk peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan yang kepesertaannya ditetapkan oleh
Kementerian Sosial RI. Akibat terbitnya regulasi tersebut maka kebijakan besaran kontribusi
iuran PBI Jamkes sesuai dengan tabel 4.12
Tabel 4.12 Besaran Kontribusi Iuran PBI Jamkes Provinsi Bali Tahun 2021
JUMLAH PESERTA PBI
NO KONTRIBUSI (Rp) JUMLAH KONTRIBUSI YANG DIBAYARKAN
JAMKES
(KAPASITAS FISKAL RENDAH) ( kolom 2 X kolom 3 X 12 bulan)
1 2 3 4
Kepesertaan JKN-KBS Provinsi Bali Tahun 2021 berdasarkan jenis kepesertaan ditunjukkan
dengan Tabel 4.13.
NON PBI
Pembangunan keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang
hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat, kondisi kesehatan dari
tiap anggota keluarga sendiri juga merupakan salah satu syarat dari keluarga yang
berkualitas. Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan
produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin
kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak merupakan
kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan
fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan
ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. Ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan
keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan
kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.
A. KESEHATAN IBU
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI diukur dengan membagi jumlah kematian ibu
dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup kemudian hasilnya dibagi dengan 100.000
kelahiran hidup. Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian perempuan dalam periode
kehamilan atau 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, namun bukan disebabkan oleh
kecelakaan atau cedera. AKI mencerminkan keberhasilan pembangunan kesehatan suatu
negara, merefleksikan status kesehatan ibu selama hamil, bersalin dan masa nifas, kualitas
pelayanan kesehatan serta kondisi lingkungan sosial dan ekonomi.
Definisi tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa kematian ibu menunjukkan lingkup
yang luas, tidak hanya terkait dengan kematian yang terjadi saat proses persalinan, tetapi
mencakup kematian ibu yang sedang dalam masa hamil dan nifas. Definisi tersebut juga
membedakan dua kategori kematian ibu, antara lain; Pertama adalah kematian yang
disebabkan oleh penyebab langsung obstetri (direct) yaitu kematian yang diakibatkan
langsung oleh kehamilan dan persalinannya. Kedua adalah kematian yang disebabkan oleh
penyebab tidak langsung (indirect) yaitu kematian yang terjadi pada ibu hamil yang
disebabkan oleh penyakit dan bukan oleh kehamilan atau persalinan. Penyebab langsung
oleh ibu hamil tersebut. Di sisi lain kehamilan juga akan memperberat penyakit yang
diderita.
Kematian ibu merupakan hasil dari interaksi berbagai aspek, baik aspek klinis, aspek
sistem pelayanan kesehatan, maupun faktor-faktor non kesehatan yang mempengaruhi
pemberian pelayanan kesehatan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan kesamaan
persepsi dan pengertian dari semua pihak mengenai pentingnya dan peran berbagai aspek
dalam penanganan masalah kematian ibu sehingga strategi untuk mengatasinya harus
merupakan integrasi menyeluruh bagi semua pihak.
Secara umum Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali dalam 5 tahun terakhir berada di
bawah angka nasional dan dibawah target yang ditetapkan 100 per 100.000 kelahiran hidup,
namun setiap tahunnya belum bisa diturunkan secara signifikan.
GAMBAR 5. 1
NGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100. 000 KELAHIRAN HIDUP DI PROVINSI BALI TAHUN 2017 -2
1
83,8
68,6 69,7
52,2
Peningkatan kematian ibu pada tahun 2021 secara absolut menjadi 125 kasus, dan
peningkatan ini terjadi di semua kabupaten/kota. Di Kabupaten Buleleng merupakan
kasus tertinggi yaitu 27 kasus, kemudian Kota Denpasar 20 kasus, Badung 19 kasus,
Tabanan 18 kasus, Gianyar 13 kasus, Karangasem 10 kasus, Jembrana 8 kasus dan
Klungkung 5 kasus. Penurunan kematian ibu hanya terjadi di Kabupaten Bangli yaitu 5
3,2
7,2
12
2,4
75,2
PERDARAHAN EKLAMPSIA
GANGGUAN SISTEM PEREDARAN DARAH * LAIN-LAIN GANGGUAN METABOLIK**
Penyebab kematian ibu ada dua yaitu obstetric dan non obstetric. Berdasarkan
gambar 5.2. dapat dilihat penyebab kematian ibu terbesar adalah karena masalah non
obstetric sebesar 89,6% dan hanya 10,4% karena obstetric. Penyebab Obstetric antara
lain karena perdarahan sebesar 7,2% dan Eklampsia sebesar 3,2%. Sebab non Obstetric
4,3 4,3
5,3
6,4
79,8
Sebab kematian karena lain-lain, didominasi oleh karena COVID-19 sebesar 79,8%,
tidak diketahui 6,4% (DOA), keganasan (CA) sebesar 5,4%, emboli 4,5% dan karena
komplikasi penyakit ginjal, Dengue Syok Sindrom (DSS), HIV dan stroke masing-masing
satu kasus (4,3%) .
Kematian ibu yang disertai dengan COVID-19, pada awal pandemi sampai
puncaknya pada bulan Juli-Agustus 2021 sangat sulit dikendalikan. Hal ini disebabkan
karena Sarana Alat Pelindung Diri (APD) terbatas, ruangan rawat inap penuh, peralatan
dan sarana isolasi terbatas, belum terpenuhinya SDM. Dari sisi masyarakat ada
kecenderungan takut untuk datang ke fasilitas kesehatan, termasuk ibu hamil, sehingga
sebagian besar kasus kematian ibu datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi berat.
Berdasarkan hasil audit kasus kematian ibu di RSUP Sanglah, sebagian besar ibu hamil
datang sendiri tanpa melalui rujukan dari tenaga kesehatan/fasilitas kesehatan.
Kematian ibu sebagian besar terjadi di rumah sakit yaitu 83,9% (2020) dan 92,1%
(2021), namun masih ada kasus kematian dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan sebesar
8,9% (2020) dan 6,4% (2021) serta kematian di rumah sebesar 7,1% (2020) dan 0,8%
(2021). Kondisi pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi kecepatan untuk mencapai
fasilitas kesehatan, sistem rujukan juga mengalami perubahan yang sangat besar, dengan
mempertimbangkan kemampuan fasilitas rujukan dalam menangani kasus
kegawatdaruratan obstetric yang dikaitkan dengan COVID-19. Hal ini akan mendorong
para pemangku kebijakan dalam menyusun program kegiatan dalam percepatan
penurunan AKI lebih fokus kepada fasilitas rujukan, tanpa mengabaikan fasilitas
kesehatan pertama dan jaringannya. Walaupun kematian karena terlambat satu (T1) dapat
dihindarkan, pemberdayaan masyarakat tetap dilaksanakan dengan melibatkan lintas
sektor terkait, karena masih sering terjadi kesulitan mencapai fasilitas kesehatan karena
masalah sosial seperti kepercayaan, biaya, dan perilaku lainnya, pada wilayah tertentu
seperti masalah penduduk pendatang.
pula kematian yang terjadi dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan, tidak terlepas dari
masalah pandemi COVID-19 ada rasa takut untuk segera ke fasilitas kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk mengetahui secara dini masalah lain
yang dihadapi terkait dengan kehamilan. Upaya dalam mendeteksi secara dini masalah
kesehatan secara umum yang menyertai kehamilan, faktor utama yang harus dilakukan
dengan melibatkan dokter umum di puskesmas sehingga bisa dilakukan rujukan dini
untuk menentukan diagnose, dan tatalaksana kasus dengan melibatkan tim spesialis
terkait.
102,4 101,4
100,9
97 95,8
94,5 95,0 95
90,3
89,7
Gambar 5.5
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 dan K4 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
106,8
120,0 102,6 12,9 14,0
104,0 97,1 98,7 95,8
100,7 94,1
95,7 94,3 90,3 96,2 12,0
100,0 92,4 91,7 89,7 89,1 87,288,2
83,1 80,5 10,0
80,0
8,3 7,7 8,0
60,0 7,1
6,0
5,5
40,0 4,4 4,1 4,0
20,0 2,7 2,4
1,4 2,0
0,0 0,0
K1 K4 selisih
Gambar 5.6
Persentase Ibu Hamil Terkonfirmasi COVID-19
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
2,5
2,5
2,0
2,0
1,5 1,4
1,5 1,1
1,0
1,0 0,6 0,5 0,4
0,5 0,1
0,0
Gambar 5.7
Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (TDD) Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
Dilihat dadri gambar diatas, Kabupaten dengan cakupan tertinggi pemberian TTD
pada ibu hamil adalah Kota Denpasar (101,7%), Sedangkan kabupaten dengan cakupan
terendah adalah Jembrana (81,5%). Seluruh kab kota sudah mencapai target yang
ditetapkan.
seluruh kematian ibu. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang
dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu
bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih
(Cakupan Pn).
Gambar 5.8 memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
(Pn) dan cakupan persalinan di fasyankes (Pf) tahun 2021. Pada grafik cakupan
persalinan di bawah menunjukkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan (Pn) dan cakupan persalinan di fasyankes (Pf) pada tahun 2021 terendah ada di
Kabupaten Badung yaitu 80,6%. Capaian rendah di Kabupaten Badung karena proyeksi
sasaran ibu bersalin yang masih tinggi dan adanya perpindahan sasaran ke wilayah lain,
selain itu tidak semua persalian oleh Nakes dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang
standar.
Gambar 5.8
Cakupan Persalinan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2021
(KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu
nifas yang diberikan terdiri dari:
Gambar 5.9
pan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas Dan Nifas Yang Mendapat Vit A Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2021
106,7 104,2
101,3
97,4 96,095,4 95,1
120,0 106,5 85,6
105,5 105,0 105,0 96,0 95,4 80,1
100,0 89,9
97,4 87,2
80,0 80,2
60,0
40,0
20,0
0,0
KF3Vit A
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan nifas Provinsi
Bali tahun 2021 sebesar 95,1% dan capaian ibu nifas mendapat Vitamin A di Provinsi
Bali tahun 2021 sebesar 95,4%.
Penurunan kematian ibu dan anak tidak dapat lepas dari peran pemberdayaan
masyarakat. Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan pelayanan keluarga
seperti melaksanakan kelas ibu hamil, melaksanakan orientasi P4K, melaksanakan
kegiatan Kesehatan remaja, melaksanakan penjaringan Kesehatan kelas 1, melaksanakan
penjaringan Kesehatan 7 dan 10 dan melaksanakan penjaringan Kesehatan kelas 1.
6. Pelayanan Kontrasepsi
Pelayanan Kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi pemberian KIE,
konseling, penapisan kelayakan medis, pemberian kontarsepsi, pemasangan atau
pencabutan, dan penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah
kehamilan. Pelayanan kontrasepsi yang diberikan meliputi kondom, pil, suntik,
pemasangan atau pencabutan implan, pemasangan atau pencabutan alat kontrasepsi
dalam rahim, pelayanan tubektomi, dan pelayanan vasektomi. KB Pascapersalinan
(KBPP) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada PUS setelah persalinan sampai
kurun waktu 42 hari, dengan tujuan untuk menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri
kesuburan. Beberapa studi menunjukkan pelayanan KB (termasuk KBPP) yang efektif
dapat mengurangi kematian ibu dengan cara mengurangi kehamilan dan mengurangi
kelahiran risiko tinggi. Salah satu faktor memberikan dampak pada peningkatan Angka
Kematian Ibu adalah risiko 4 Terlalu (Terlalu muda melahirkan dibawah usia 21 tahun,
Terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, Terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 3 tahun
dan Terlalu banyak jumlah anak lebih dari 2). Selain itu, program KB juga bertujuan
untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram dan harapan
masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan
batin. KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan
keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB
menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk
dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun
jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. Baik suami maupun
istri memiliki hak yang sama untuk menetapkan berapa jumlah anak yang akan dimiliki
dan kapan akan memiliki anak. Melalui tahapan konseling pelayanan KB, pasangan usia
dan kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan. Program Keluarga
Berencana (KB) dilakukan diantaranya dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau
menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran
usia 15-49 tahun.
Peserta KB aktif tertinggi terdapat di Kabupaten Badung yaitu sebesar 91,5% dan
terendah terdapat di Kota Denpasar sebesar 49,6% seperti yang ditunjukkan pada gambar
5.10.
Gambar 5.10
Peserta KB Aktif berdasarkan Kabupaten/Kota
Provinsi Bali
91,5 86,8
100,0 83,6 82,080,780,579,8
80,0 74,3 72,2
60,0
40,0 49,6
20,0
0,0
GAMBAR 5.11
PESERTA KB AKTIF BERDASARKAN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN
2021
Implan; 4,1
kondom; 4
MOW; 4,8
MOP; 0,5
AKDR; 35
suntik; 41,5
pil; 10
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2021
Pada saat ini peserta KB aktif di Provinsi Bali sebesar 74,3 % dari asumsi jumlah
PUS sebesar 742.995 pasangan. Berdasarkan gambar diatas, cakupan KB aktif tertinggi
ada pada penggunaan alkon Non MKJP yaitu suntik (41,5%) dan AKDR (35%), hasil
PROFIl KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI 6
berimbang ini menandakan masih kurangnya upaya edukasi ke masyarakat agar menggunakan alkon MKJP karena keuntung
Gambar 5.12
Persentase Peserta KB Pascasalin Menurut Metode Kontrasepsi Di Provinsi Bali Tahun 2021
7,8
5,4 9,1
kondom 0,1
suntik pil AKDR
17,5
51,9
MOP
MOW
8,2
Implan
B. KESEHATAN ANAK
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sehingga
perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Upaya kesehatan anak dilakukan sejak janin dalam kandungan
hingga anak berusia 18 (delapan belas) tahun.
7
6,2 6,4
5,6 5,6 5,7 5,8
5,2 5,0
4,2 4,5 5,0
4,5
4,3
3,5 3,5
3,2 3,1
Buleleng 6
18 75
Gianyar 6
12 40
Karangasem 8
16 34
Bangli 1 7 33
Jembrana 6
14 26
Tabanan 4
9 23
Klungkung 67
22
Badung 3 9 20
Kota Denpasar 1
15
0 10 20 30 40 50 60 70 80
adalah BBLR sejumlah 35% . Dari kematian post neonatal pada kelompok usia 29 hari -
11 bulan penyebab terbesar kematian adalah lain lain sebesar 79%. Dari kematian Anak
Balita pada kelompok 12 - 59 bulan penyebab terbesar kematian adalah lain lain sebesar
95%
LAIN-LAIN
17%
BBLR ASFIKSIA
BBLR 35% TETANUS NEONATORUM
KELAINAN BAWAAN 23%
SEPSIS
KELAINAN BAWAAN
LAIN-LAIN
ASFIKSIA
SEPSIS 8% 17%
TETANUS NEONATORUM 0%
Pada tahun 2021, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan
lahir rendah (BBLR) sebesar 35%. Penyebab kematian lainnya di antaranya asfiksia,
kelainan bawaan, sepsis, tetanus neonatorium, dan lainnya.
Gambar 5.15 Proporsi Penyebab Kematian Post Neonatal (29 Hari-11 Bulan)
Di Provinsi Bali Tahun 2021
10% 4%
7%
PNEUMONIA DIARE
KELAINAN SALURAN CERNA
LAIN-LAIN
79%
masih menjadi masalah yang meyebabkan kematian pada bayi usia 29 hari – 11 bulan.
Selain penyakit tersebut, terdapat penyakit lain-lain sebesar 79% yang menjadi masalah
utama sebagai penyebab kematian bayi usia 29 hari-11bulan. Sebab lain-lain ini
didominasi oleh kelainan jantung dan kelainan bawaan lainnya (33%), infeksi/sepsis
(15%), kelainan dan kegagalan organ (11%), dan kejang demam (15%). Kelainan jantung
dan kelainan bawaan lainnya pada Post Neonatal dapat dicegah melalui persiapan pra
nikah yang baik serta Antenatal yang berkualitas. Kejadian infeksi, kelainan dan
kegagalan organ serta kejang demam dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya
kesehatan dalam memberikan penanganan kegawatdaruratan maupun lanjutan.
Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan tentang penanganan kedaruratan saat ini menjadi
salah satu kompetensi yang wajib dipenuhi, namun disamping itu perlu dilakukan latihan
maupun simulasi untuk melatih kompetensi yang dimiliki. Kelengkapan sarana dan
prasarana yang tersedia di Fasilitas kesehatan menjadi salah satu syarat agar tenaga
kesehatan dapat melakukan penanganan secara optimal.
Gambar 5.16. Rincian Sebab Lain Kematian Post Neonatal Di Provinsi Bali Tahun 2021
kanker 1,4
Hidrochepalus 1,4
Aspirasi 2,7
DOA 1,4
Covid 19 6,8
BBLR 4,1
infeksi/sepsis 14,9
DEMAM
DIFTERI 0% 0%
PNEUMONIA 5%
CAMPAK
0%
DIARE 0% MALARIA 0%
LAIN-LAIN
95%
Pada kelompok anak balita (12 – 59 balita) penyebab kematian terbanyak adalah
sebab lainnya sebesar 95%, yang didominasi oleh kelainan jantung dan kelainan bawaan
lainnya (28%), febris/kejang (15%), leukeumia (8%), Hidrochepalus (8%), serta
kanker/tumor (8%). Penyebab kematian yang disebabkan oleh pneumonia hanya 5% dan
tidak ada kematian balita yang disebabkan oleh difteri, demam, campak, malaria dan
diare di Provinsi Bali pada tahun 2021.
Upaya kesehatan anak yang dimaksud dalam Permenkes Nomor 25 Tahun 2014
dilakukan melalui pelayanan kesehatan janin dalan kandungan, kesehatan bayi baru lahir,
kesehatan bayi, anak balita, dan prasekolah, kesehatan anak usia sekolah dan remaja, dan
PROFIl KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI 7
perlindungan kesehatan anak. Dalam Profil Kesehatan ini data dan informasi mengenai upaya kesehatan anak disajikan dal
kesehatan neonatal, imunisasi rutin pada anak, pelayanan kesehatan pada anak sekolah,
dan pelayanan kesehatan peduli remaja.
Salah satu pelayanan yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah penimbangan.
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh 25 provinsi kepada Direktorat Gizi Masyarakat,
dari tahun 2019 bayi baru lahir yang dilaporkan ditimbang berat badannya, didapatkan
sebanyak 111.827 bayi (3,4%) memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Sedangkan
menurut hasil Riskesdas tahun 2018, dari 56,6% balita yang memiliki catatan berat lahir,
sebanyak 6,2% lahir dengan kondisi BBLR. Kondisi bayi BBLR diantara disebabkan
karena kondisi ibu saat hamil (kehamilan remaja, malnutrisi, dan komplikasi kehamilan),
bayi kembar, janin memiliki kelainan atau kondisi bawaan, dan gangguan pada plasenta
yang menghambat pertumbuhan bayi (intrauterine growth restriction). Bayi BBLR tanpa
komplikasi dapat mengejar ketertinggalan berat badan seiring dengan pertambahan usian.
Namun, bayi BBLR memiliki risiko lebih besar untuk stunting dan mengidap penyakit
tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung saat dewasa. Rincian data
mengenai bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat dilihat pada Lampiran Profil.
Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi
risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan
Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1. Pelayanan dalam kunjungan ini (Manajemen
Terpadu Balita Muda) antara lain meliputi termasuk konseling perawatan bayi baru lahir,
ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi (bila belum
diberikan).
KLUNGKUNG 110,74
KARANGASEM 107,40
BANGLI 106,33
TABANAN 102,26
KOTA DENPASAR 101,37
BULELENG 100,71
JEMBRANA 99,93
PROV.BALI 98,6
GIANYAR 91,62
BADUNG 84,82
Capaian KN1 Kunjungan Neonatal Pertama pada tahun 2021 sebesar 98,6 %,. Hasil
Capaian KN1 tertinggi pada Kabupaten Klungkung sejumlah 2.723 bayi dari 2.459
jumlah lahir hidup (110,74%), sedangkan Kabupaten yang memiliki capaian KN1
dibawah 100% yakni Kabupaten Jembrana (99,93%), Kabupaten Gianyar (91,62%) dan
Kabupaten Badung (84,82%).
Berdasarkan hasil capaian program imunisasi sampai dengan akhir bulan Desember
2021 semua antigen telah mencapai target Nasional, dibandingkan dengan cakupan tahun
2020 sampai dengan bulan yang sama terjadi penurunan yang cukup signifikan berkisar
antara 5,2 % s/d 24,2 %. Capaian IDL merupakan indikator pencapaian UCI Desa. IDL
adalah status imunisasi dasar bayi yang mendapatkan semua antigen/vaksin pada usia < 1
tahun mulai dari HB 1 kali, Polio 4 kali, DPT/HB/Hib 3 kali, MR 1 kali. Capaian IDL
tingkat Provinsi Bali mencapai 101,3 % sedangkan untuk target kinerja Renstra belum
terpenuhi karena memasuki masa pandemi covid pos yang terbuka hanya pada pelayanan
di Fasyankes. Sasaran imunisasi dasar lengkap di Provinsi Bali sejumlah 64.830.
Cakupan imunisasi tertinggi ada pada kabupaten Klungkung sebesar 108% sedangkan
cakupan imunisasi terendah ada pada kabupaten Gianyar sebesar 92%.
85,0
80,0
Cakupan imunisasi campak tertinggi ada di Kabupaten Klungkung sebesar 108,5% dan
cakupan imunisasi campak terendah ada di Kabupaten Gianyar sebesar 91,7%.
Imunisasi Dasar Lengkap adalah status imunisasi terhadap bayi yang mendapatkan semua
antigen vaksin pada usia< 1 tahun. Desa/Kelurahan dikatakan UCI apabila mencapai IDL
≥ 80%. Dari hasil cakupan IDL yang dicapai Provinsi Bali, ada 4 Kabupaten yang tidak
mencapai 100%.
92,9 90,4
100,0 86,5 82,2 79,9 75,2 73,272,370,5
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
Cakupan anak usia 12-24 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib(4) pada tahun
2021 adalah 79,9%. Cakupan Imunisasi Baduta tertinggi pada tahun 2021 di Kabupaten
Klungkung sebesar 96,2%.
Gambar 5.24
Cakupan Imunisasi Lanjutan Campak- MR2 Pada Anak Baduta Menurut Provinsi tahun 2021
94,8
91,5 89,4
100,0 86,1
80,078,4
73,4 71,5 70,4
80,0 67,0
60,0
40,0
20,0
0,0
101,0
100,0
99,0
98,0
97,0
96,0
95,0
94,0
93,0
TABA KLUN KARA BANGL GIANY JEMBR BADU PROVI BULEL KOTA
NAN GKUN NGASE I AR ANA NG NSI ENG DENP
G M ASAR
DT kls 1 100,0 99,8 99,7 99,1 98,8 98,3 98,1 98,0 98,0 95,6
Td Kls 2 100 99,9 100,3 99,3 99,3 98,4951 97,8 98,3 98,7 95,8
Td Kls 5 100,0 99,9 100,2 99,6 98,5168 98,814698,0455 98,4 98,9 96,0
C. GIZI
Pada sub bab gizi ini akan dibahas terkait status gizi balita dan upaya pencegahan
serta penanganan masalah gizi yaitu pemberian ASI eksklusif pada bayi usia sampai
dengan 6 bulan, pemberian kapsul vitamin A pada balita 6-59 bulan, pemberian tablet
tambah darah (TTD) pada remaja putri, serta pemberian makanan tambahan pada ibu
hamil KEK dan balita kurus.
Gambaran prevalensi status gizi Balita diperoleh dari hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) yang menjadi salah satu dasar untuk menetapkan kebijakan berbasis bukti,
hanya dilakukan 5 tahun sekali. Hasil yang berhasil dipotret adalah prevalensi gizi
kurang/kekurangan gizi (underweight) pada anak usia di bawah lima tahun (Balita) serta
prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak usia di bawah dua tahun
(Baduta).
Untuk mengawal upaya perbaikan gizi masyarakat sejak tahun 2014 telah
dilaksanakan surveilans gizi berupa Pemantauan Status Gizi (PSG) pada 34 provinsi,
sebagai alat untuk monitoring dan evaluasi kegiatan dan dasar penentuan kebijakan dan
PROFIl KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI 7
perencanaan kegiatan berbasis bukti yang spesifik wilayah. PSG sebagai upaya monitoring dan evaluasi keberhasilan progam
apakah program yang dijalankan sudah berdampak pada penurunan masalah gizi
seperti yang diharapkan yaitu menurunkan prevalensi stunting, underweight dan
wasting.
Gambar 5.26
12,0 10,1
10,0
8,0
6,0 5,1
4,6
4,0
2,8 2,9 3,2
4,0
1,61,6
2,00,3
0,0
Definisi Operasional :
Balita gizi kurang adalah anak usia 6 bulan 0 hari sampai dengan 59 bulan 29 hari
dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB >- 3 SD sampai dengan < - 2 SD)
4,0 3,4
2,8 2,9 3,0
3,0 2,6
2,0 1,7
1,3
1,0
0,5
0,0
2018201920202021
2,5
1,5
0,5
0
Bulele Jembr Taban Badu Denp Giany Klung Bangli Karan Bali
ng ana an ng asar ar kung gase
m
gizi buruk 2,3 1,1 2,3 1 0,7 2 2,8 1,1 3 1,9
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilhat bahwa capaian balita gizi buruk/kurang di
seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali sudah dibawah target yang ditetapkan sebesar
9,0%. Namun demikian, kegiatan surveilans gizi secara rutin harus lebih dioptimalkan
dalam upaya mempercepat penanganan masalah gizi.
ASI eksklusif adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian anak.
Hanya sepertiga penduduk Indonesia secara eksklusif menyusui anak-anak mereka pada
enam bulan pertama. Ada banyak hambatan untuk menyusui di Indonesia, termasuk
anggota keluarga dan dokter yang tidak mendukung. Beberapa ibu juga takut menyusui
akan menyakitkan dan tidak praktis, tapi salah satu kendala terbesar adalah kesalah
pahaman dari istilah“eksklusif”'.
Anak-anak yang diberi ASI eksklusif 14 kali lebih kecil kemungkinannya untuk
meninggal dalam enam bulan pertama dari pada anak yang tidak disusui. ASI juga dapat
mengurangi kematian akibat infeksi saluran pernapasan akut dan diare (Lancet,2008).
WHO merekomendasikan ibu diseluruh dunia untuk menyusui secara eksklusif selama
enam bulan pertama untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang
optimal. Selanjutnya mereka harus memberi makanan pendamping yang bergizi mulai
bar 5.31 Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapat IMD dan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi < 6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota T
90,2
100,0 85,1 83,2 40,0
80,0 78,577,5 77,4 75,9 66,6 63,3 35,0
66,2 63,8 35,4 67,1 58,6
60,0 65,8 64,4 59,9 59,0 57,6 30,0
43,1 25,0
40,0 54,1 20,0
20,0 24,0 15,0
21,3
0,0 17,4 16,0 10,0
10,4 13,0
7,6 5,0
5,7
0,0
-10,0
-4,5-5,0
5. Penimbangan Balita
Penimbangan balita merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam
pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan setiap bulan bertujuan sebagai
deteksi dini untuk mencegah terjadinya gagal tumbuh kembang pada balita. Dengan rutin
dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan pencegahan, agar tidak menjadi gizi kurang
atau gizi buruk. Semakin cepat ditemukan, kasus gizi kurang atau gizi buruk akan
semakin cepat ditangani. Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak
gizi kurang atau gizi buruk akan mengurangi risiko kematian sehingga angka kematian
akibat gizi buruk dapat ditekan.
91,4
100,0 88,5
90,0 79,5 77,0
80,0 74,173,0 71,2 68,6
70,0 63,0 59,8
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
Persentase rata-rata balita yang ditimbang di Bali pada tahun 2021 adalah 74,1% anak per
bulan. Persentase tertinggi terdapat di Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 91,4%, sedangkan
persentase terendah terdapat di Kabupaten Badung yaitu sebesar 59,8%. Jumlah sasaran Balita
Tahun 2021 sejumlah 224.419 Balita.
sedangkan pada anak balita 12-59 bulan sebanyak 2 kali. Pemberian kapsul vitamin A pada ibu
nifas dilakukan sebanyak 2 kali yaitu satu kapsul segera setelah saat persalinan dan satu kapsul
lagi pada 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
Gambar 5.33. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita (6-59 Bulan)
Menurut Provinsi Bali Tahun 2021
Jumlah balita yang mendapatkan vit a sebesar 96,9% dan sudah memenuhi target
nasional sebesar 86% di Tahun 2021. Kabupaten yang sudah melaksanakan pemberian
vitamin A 100% adalah kabupaten Tabanan, Gianyar dan Klungkung.
80,0
70,0
60,0 47,9 47,9
50,0 41,4
40,0
25,124,9
30,0 19,3 15,8
20,0 10,8 7,6
10,0
0,0
8. Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil KEK dan Balita Kurus
Masa kehamilan memerlukan perhatian khusus karena merupakan periode penting
pada 1.000 hari kehidupan. Ibu hamil termasuk salah satu kelompok yang rawan gizi.
Asupan gizi ibu hamil sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin. Status gizi yang
baik pada ibu hamil dapatmencegah terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan
stunting (pendek). Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki gizi pada ibu
hamil KEK adalah dengan pemberian makanan tambahan. Bentuk makanan tambahan
untuk ibu hamil KEK menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016
tentang Standar Produk Suplementasi Gizi adalah biskuit yang mengandung protein,
asam linoleat, karbohidrat, dan diperkaya dengan 11 vitamin dan 7 mineral.
Balita kurus diukur berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan sebesar
minus 3 standar deviasi (-3SD) sampai dengan kurang dari minus 2 standar deviasi (<-
2SD). Balita kurus termasuk dalam kelompok rawan gizi yang membutuhkan
suplementasi gizi dalam bentuk pemberian makanan tambahan. Pemberian makanan
tambahan diberikan pada balita usia 6 bulan 0 hari sampai dengan 23 bulan 29 hari
selama 90 hari berturut-turut. Pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita kurus
dapat diberikan berupa PMT lokal maupun PMT pabrikan seperti biskuit. Bila
perbandingan berat badan terhadap tinggi badan telah mencapai minus 2 standar deviasi
(-2 SD) atau lebih atau sesuai dengan perhitungan, maka MT balita kurus dihentikan.
Selanjutnya balita tersebut dapat mengkonsumsi makanan keluarga yang memenuhi gizi
Gambar 5.35. Cakupan Ibu Hamil KEK dan Balita Kurus Mendapat Makanan Tambahan (PMT)
Menurut Provinsi Tahun 2021
% IBU HAMIL KEK YANG MENDAPAT PMT% BALITA KURUS YANG MENDAPAT PMT
Cakupan Ibu Hamil KEK mendapatkan makanan Tambahan PMT yaitu sebesar
100%. Dan cakupan balita kurus mendapatkan makanan tambahan PMT sebesar 99,9%.
Pengendalian penyakit yang akan dibahas pada bab ini yaitu pengendalian penyakit
menular dan tidak menular. Pengendalian penyakit sebagai upaya penurunan insiden,
prevalensi, morbiditas atau mortalitas dari suatu penyakit mempunyai peranan penting untuk
mengukur derajat kesehatan masyarakat.
Penyakit menular meliputi penyakit menular langsung, penyakit yang dapat
dikendalikan dengan imunisasi dan penyakit yang ditularkan melalui binatang. Sedangkan
penyakit tidak menular meliputi upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak menular
tertentu.
diobati semakin baik karena akan semakin cepat memutus mata rantai penularan. Berikut
CNR Semua kasus TB di Provinsi Bali tahun 2021.
Gambar 6.1 Case Notification Rate (CNR) kasus TBC Provinsi Bali
2015-2021
99,2
87,4
82,4
74,4
69,3 66,25 69
Untuk indikator Case Notification Rate (CNR) kasus TBC atau kasus TBC yang
ternotifikasi dan terlaporkan adalah jumlah semua kasus TBC yang diobati dan dilaporkan
di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu. Dari gambar diatas dapat
dilihat bahwa CNR TBC untuk Provinsi Bali mengalami pingkatan pada Tahun 2021.
Gambar 6.2 Angka Kesembuhan TB Paru (Succes Rate / SR) menurut Kab/Kota di
Provinsi Bali Tahun 2021
Angka Keberhasilan Pengobatan adalah jumlah semua kasus TB yang sembuh dan
pengobatan lengkap di antara semua kasus TB yang diobati dan dilaporkan. Dengan
demikian angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan
angka pengobatan lengkap semua kasus. Angka ini menggambarkan kualitas pengobatan
TB. Angka kesembuhan semua kasus yang harus dicapai minimal 85% sedangkan angka
keberhasilan pengobatan semua kasus minimal 90%. Angka kesembuhan Tahun 2021
mengalami penurunan 6,6 % dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 83,7%. Untuk angka
keberhasilan pengobatan di Provinsi Bali hanya satu kabupaten/kota yang telah mencapai
angka keberhasilan di atas 90% yaitu Kabupaten Jembrana. Angka capaian dibawah 90%
disebabkan oleh beberapa hal seperti meninggal selama pengobatan, gagal pengobatan
putus obat dan pindah yang tidak bisa terlacak.
Pencapaian keberhasilan mencapai target program pengendalian TB diperlukan
penanganan yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan pada semua komponen DOTS,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring evaluasi. Sehingga kegiatan
evaluasi tahunan terhadap pelaksanaan kegiatan penanggulangan TBC di tingkat pusat dan
dilanjutkan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus dilakukan. Selain itu, hasil
pengobatan lainnya tetap perlu diperhatikan, meninggal, gagal, putus berobat (lost to
follow up), dan tidak dievaluasi
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sedangkan AIDS
PROFIl KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI 8
(AcquiredImmunoDeficiencySyndrome)yaitusekumpulangejalaberkurangnya
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV
positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu
pada layanan Volluntary, Counseling, and Testing (VCT). Penyakit ini ditularkan melalui
cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah,
penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke
Gambar 6.3 Proporsi Kasus HIV dan AIDS Menurut Kelompok umur di Provinsi Bali
HIV AIDS
80,3 35,78
Gambar 6.4 Proporsi Kasus HIV dan AIDS Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Bali
sampai dengan Tahun 2021
31% 32%
68%
69%
KASUS KUMULATIF AIDS L
H I V LH I V P
KASUS KUMULATIF AIDS P
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak kasus HIV terdapat
pada golongan usia 25-49 tahun (80,3%), dimana golongan usia ini adalah golongan usia
produktif. Penyebaran kasus HIV di Bali saat ini lebih banyak ditularkan melalui hubungan
seksual. Penderita HIV menurut jenis kelamin lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki
sebesar 69%. Penderita HIV pada jenis kelamin perempuan sebesar 69%.
Kasus AIDS komulatif terdapat pada golongan usia 30-39 tahun sebesar 35,78%,
meningkat 4,8 % dari kasus komulatif tahun sebelumnya, dimana golongan usia ini adalah
golongan usia produktif. Menurut jenis kelamin, proporsi kasus AIDS sampai dengan
tahun 2021 pada kelompok laki-laki lebih besar dibandingkan pada kelompok perempuan.
Penderita AIDS pada laki-laki sebesar 68% dan perempuan 32%.
Pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian penyakit HIV-AIDS di Provinsi
Bali dilakukan oleh 3 (tiga) pilar yaitu :
a) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) wilayah Bali, dimana PKBI ini
tugasnya adalah melakukan penjangkauan terhadap orang-orang beresiko tertular HIV-
AIDS
b) Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali (KPAP-Bali), dimana KPAP Bali ini
mempunyai tugas untuk Advokasi, Sosialisasi, dan pendampingan terhadap Orang
dengan HIV-AIDS (Odha).
c) Dinas Kesehatan Provinsi Bali, tugasnya adalah untuk memberikan pelayanan
konseling, testing, dan pengobatan.
Untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya KPA Provinsi Bali membentuk kelompok-
kelompok masyarakat (kader) peduli AIDS diantaranya : Kelompok Siswa Peduli AIDS dan
Narkoba (KSPAN), Kader Desa Peduli AIDS (KDPA), Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS
dan Narkoba (KMPAN), Kelompok Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) dan lain-lain. KPA
yang tercantum dalam target MDGs maupun SDGs. Badan PBB untuk HIV-AIDS (UNAIDS)
mengelompokkan epidemic HIV-AIDS menjadi tiga kelompok, yaitu : 1). low epidemic bila
Concentrated epidemic, bila proporsi HIV pada key population diatas 5 %, dan 3).
Generalized epidemic bila proporsi HIV di masyarakat umum di atas 1% dan adanya perilaku
berganti-ganti pasangan seksual yang luas di masyarakat umum. Karena penularan HIV di
Indonesia kebanyakan melalui hubungan seksual dan jarum suntik pada pemakai narkoba,
maka yang dikatagorikan sebagai populasi kunci adalah : pemakai narkoba suntik, pekerja
seks, pelanggan pekerja seks, lelaki yang hubungan seks dengan lelaki (LSL). Sangat penting
3. Pneumonia
ISPA merupakan salh satu penyebab kunjungan pasien di Puskesmas (40-60%) dan
Rumah Sakit (15-30%). Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli) yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur dan bakteri.
Sampai saat ini program dalam pengendalian pneumonia lebih diprioritaskan pada
pengendalian pneumonia balita. Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih
banyak dibanding dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun
diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena Pneumonia (1 balita/20 detik) dari 9 juta
“pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten pandemic”. Namun, tidak banyak perhatian
terhadap penyakit ini, sehingga pneumonia disebut juga pembunuh balita yang terlupakan atau
“the forgotten killer of children”(Unicef/WHO 2006, WPD 2011). Di negara berkembang 60%
kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, menurut hasil Riskesdas 2018 prevalensi pneumonia
pada balita secara nasional menurut provinsi sebesar (2,1%) menurut diagnosis oleh tenaga
balita karena pneumonia menempati urutan pertama sementara di negara maju umumnya
disebabkan virus.
Cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita tahun 2021 sebesar 8,4%, terjadi
penurunan sebesar 36,5% dari tahun sebelumnya. Secara nasional cakupan penemuan kasus
pneumonia pada balita di Provinsi Bali juga dibawah capaian nasional Tahun 2020 yaitu 34,8
% Kondisi ini disebabkan oleh pelaporan kasus di Kab/Kota yang rendah, untuk cakupan
81,9
78,1
52,0
33,5 30,9
16,2
8,4
2,9 2,1 1,1
selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih
berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang
berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis
di Indonesia dan penyakit potensial KLB yang sering disertai kematian.
Indikator Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan Layanan Rehidrasi Oral
Aktif (LROA) adalah salah satu bentuk layanan di Puskesmas yang didirikan sebagai upaya
dalam meningkatkan pengetahuan, serta membangun sikap dan perilaku positif masyarakat
tentang diare, pencegahan dan penanggulangannya. Cara menghitung indikator ini adalah
Jumlah Kabupaten/Kota di Provinsi yang melaksanakan LROA dalam 1 tahun dibagi dengan
jumlah kabupaten/kota di Provinsi dalam 1 tahun dikalikan 100%. Target yang ditetapkan
tahun 2020 adalah ..% dan realisasi capaiannya .. %, ini artinya seluruh Puskesmas di Provinsi
Bali sudah melaksanakan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA).
Tidak tercapainya target tersebut karena pemberi layanan di Puskesmas dan kader
belum memberikan oralit sesuai dengan standar tata laksana yaitu sebanyak 6
bungkus/penderita diare. Selain itu, masyarakat masih belum mengetahui tentang manfaat
oralit sebagai cairan yang harus diberikan pada setiap penderita diare untuk mencegah
terjadinya dehidrasi.
PROFIl KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI 9
Selain oralit, balita juga diberikan zink yang merupakan mikronutrien yang berfungsi
untuk mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar,
mengurangi volume tinja serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada tiga bulan
berikutnya. Penggunaan zink selama 10 hari berturut-turut pada saat balita diare merupakan
terapi diare balita. Pada tahun 2021 cakupan pemberian zink pada balita diare sebesar 83,2 %,
meningkat 12,8% dari tahun sebelumnya.
6. Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi
progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Tahun 2000 mempunyai arti penting bagi program pengendalian kusta. Pada tahun 2000,
dunia dan khususnya negara Indonesia berhasil mencapai eliminasi penyakit kusta. Eliminasi
didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 100.000
penduduk. Dengan demikian, sejak tahun tersebut di tingkat dunia maupun nasional, kusta
bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat.
Diagnosis dini dan pengobatan dengan menggunakan MDT (Multi Drug Therapy)
merupakan kunci utama keberhasilan mengeliminasi kusta sebagai masalah kesehatan
masyarakat. Pengobatan dengan MDT berhasil menurunkan 84,6% kasus penyakit kusta di
Indonesia sejak tahun 1985 hingga akhir tahun 2011.
menggambarkan kegiatan penemuan kasus semakin ke arah dini dan keterlambatan kasus
dapat dicegah.
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dikes Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar diatas menunjukan bahwa jumah kasus konfirmasi COVID-19 pada jenis
kelamin secara keseluruhan dan pada setiap kelompok umur tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Namun, kasus konfirmasi COVID-19 terbanyak pada Tahun 2021 yaitu pada jenis
kelamin laki-laki yang mencapai 47.591 kasus. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan
mencapai 46.489 kasus.
Berdasarkan kelompok umur, kasus COVID-19 terbanyak diderita pada kelompok
umur 31 - 45 tahun (23.625), 46 - 60 tahun (22.519) dan 19 - 30 tahun (21.773), baik jenis
kelamin laki-laki maupun perempuan.
b. Angka Kesembuhan (Recovery Rate/RR) dan Angka Kematian (Case Fatality Rate/CFR)
COVID-19
Recovery Rate (RR) merupakan jumlah kasus COVID-19 yang sembuh dibagi
dengan jumlah kasus COVID-19 yang terkonfirmasi. Sedangkan, Case Fatality Rate (CFR)
merupakan perhitungan dari jumlah kasus COVID-19 yang meninggal dibagi dengan jumlah
kasus COVID-19 yang terkonfirmasi.
3,76
96,46
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dikes Provinsi Bali Tahun 2021
Buleleng 5
Bangli 0
Jembrana 6
Tabanan 20 Karangasem 1
Gianyar 2
Badung 32 Klungkung 3
Dps 26
TOTAL : 95 Orang
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dikes Provinsi Bali Tahun 2021
6
5
4 3,6
3 3 2 2
2
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat sebagian besar kab/kota sudah memenuhi target
penemuan AFP > 2/100.000 penduduk. Capaian penemuan tertinggi Tahun 2021 ada di
Kabupaten Badung sebesar 9/100.000 penduduk. Penemuan kasus ini menunjukkan
pelaksanaan surveilans untuk program AFP sudah berjalan dengan baik. Selama kurun waktu
keberlangsungannya sehingga kasus Polio yang telah dieradikasi dapat dipertahankan dan
tidak muncul kembali.
181
21
6 1 6
Kematian DBDChikungunya
AFP Keracunan MSS
Makanan
178
18
8
4 2 4 3 4
0
Berdasarkan Gambar diatas dapat dilihat kejadian KLB tertinggi ada di Kabupaten Badung.
Dan kejadian KLB di Provinsi Bali sudah tertangani dalam waktu < 24 jam sebesar 100%.
target yang dipasang dalam RPJMD, Renstra dan Renja adalah sebesar 100 per 100.000
penduduk. Target nasional Angka Kesakitan (IR) DBD tahun 2021 yaitu < 49 per 100.000
penduduk. Hal ini menunjukkan kejadian penyakit DBD di Provinsi Bali tahun 2021 ini jauh
lebih menurun dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.
Gambar 6.11 Trend Incidence Rate DBD Provinsi Bali Tahun 2016-2021
483
278,6
137,3
105,7
61,3
22,4
Sedangkan untuk Case Fatality Rate (CFR) adalah untuk melihat jumlah penderita
DBD yang meninggal dibandingkan dengan jumlah yang sakit karena DBD. Target CFR
DBD secara nasional adalah lebih kecil dari 1 % sedangkan capaian CFR DBD Provinsi Bali
seperti gambar dibawah adalah sebesar 0,2 %. Angka ini menujukkan jumlah penderita DBD
yang meninggal tahun dibandingkan dengan jumlah penderita sangat kecil. Berikut ini
gambaran CFR DBD tahun 2016-2021.
Gambar 6.12 Trend CFR DBD Provinsi Bali Tahun 2016-2021
0,4
0,3
2. Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria
(microfilaria) yang dapat menular dengan perantaraan nyamuk sebagai vektor. Penyakit ini
bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat
menetap.
WHO menetapkan kesepakatan global sebagai upaya untuk mengeliminasi filariasis
pada tahun 2020 (The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health
problem by The Year 2020). Saat ini di dunia terdapat 1,3 miliar penduduk yang berisiko
tertular penyakit filariasis atau yang dikenal juga dengan penyakit kaki gajah yang berada
pada lebih dari 83 negara dan 60% kasus berada di Asia Tenggara.
Kasus filariasis pada tahun 2021 di Provinsi Bali terdapat 2 penderita filariasis yang
ditemukan di Kabupaten Karangasem. Untuk 8 Kabupaten/Kota di Bali pada tahun tersebut
tidak ditemukan penderita filariasis. Hal ini dapat ditanggulangi dengan Pemberian Obat
Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan yaitu pemberian obat cacing secara massal pada
anak berusia 1 sampai dengan 12 tahun.
3. Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh
hewan bersel satu (protozoa) plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anoples.
Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah wilayah terpencil dengan kondisi lingkungan
yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan
kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah serta buruknya perilaku
masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat.
0,2
0,05
Gambar 6.14 Kasus Positif Malaria di Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2021
45
19
16
5 4
1 0 0 0 0
BulelengGianyarKota DenpasarBadungKarangasemJembranaTabananKlungkungBangliBali
Indikator Annual Parasite Incidence (API) Malaria atau angka kesakitan malaria
adalah banyaknya kasus (kasus baru maupun kasus lama) malaria per 1000 penduduk. Seperti
yang terlihat dalam gambar diatas API Malaria Provinsi Bali tahun 2021 adalah sebesar 0,01
per 1000 penduduk sedangkan target nasional adalah dibawah 1 per 1000 penduduk. Hal ini
menunjukkan bahwa kasus Malaria di Provinsi Bali tahun 2021 ini sangat kecil namun
meningkat 0,006 dari tahun sebelumnya, Sedangkan kasus positif malaria pada tahun 2021
tertinggi di Kabupaten Buleleng sebanyak 19 kasus. Dan kalau dicermati lebih mendalam lagi
penderita pada penduduk pendatang, peningkatan mutu sumber daya manusia (JMD, tenaga
mikroskopis termasuk tenaga pembersih lumut) dan peningkatan sosialisasi kegiatan KIE
tentang penanggulangan malaria.
4. Rabies
Rabies adalah penyakit menular disebabkan oleh virus golongan
Rhabdovirus yang ditularkan melalui gigitan hewan penular dan mematikan bagi hewan
maupun manusia. Hewan penular rabies terdiri dari anjing, kucing, kelelawar, kera, musang
dan serigala.
Indikator Persentase Kasus GHPR yang ditangani sesuai SOP merupakan indikator
untuk melihat berapa persen kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) mendapatkan
tatalaksana kasus sesuai standar. Hal ini sangat penting dilakukan karena bila ada kasus
GHPR yang ditangani tidak sesuai standar dan bila hewan penular rabies (HPR) yang
menggigitnya positif maka akan dapat berakibat fatal (kematian) pada penderitanya. Target
yang ditetapkan untuk indicator ini adalah 100%. Dan capaian Provinsi Bali adalah 100 %
yang artinya seluruh pasien GHPR yang datang ke pelayanan kesehatan sudah ditangani
sesuai standar. Untuk mencapai target ini Dinas Kesehatan Provinsi Bali bersama dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota menyiapkan tempat pelayanan untuk menatalaksana
kasus gigitan hewan penular rabies yang diberi nama Rabies Centre. Sampai saat ini di
seluruh Bali sudah tersedia 78 Rabies Centre yang ditempatkan di seluruh RSUD Kab/Kota,
RSUP Sanglah dan Puskesmas terpilih di masing masing Kabupaten/Kota.
Laki-laki 49%
Perempuan 51%
GAMBAR 6.15
JUMLAH PENDERITA HIPERTENSI PADA USIA >15 TAHUN
YANG MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DI
PROVINSI BALI TAHUN 2021
BADUNG 96,28
BULELENG 61,70
KLUNGKUNG 61,33
JEMBRANA 61,15
KARANGASEM 59,91
Pada data tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat penderita hipertensi usia >15
tahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan kurang dari 50% pada tiga kabupaten yakni
Kabupaten Tabanan, Gianyar dan Bangli. Kondisi ini disebabkan oleh karena masih banyak
masyarakat yang tidak tahu bahwa dirinya menderita hipertensi sehingga tidak mencari
7,0
6,4
6,0 5,8
5,6
5,0
4,2
3,7
4,0
2,8
3,0 2,5 2,6
2,1
2,0
1,0
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa persentase pemeriksaan deteksi dini
kanker leher rahim dan payudara pada perempuan usia 30-50 tahun di Provinsi Bali masih
rendah. Kendala pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara pada perempuan
usia 30-50 tahun di Provinsi Bali adalah Pandemi Covid-19 menyebabkan kegiatan deteksi dini
kanker payudara dan kanker serviks sulit untuk dilaksanakan karena sebagian besar kegiatan ini
berupa kegiatan massal. Pemegang program dan tenaga kesehatan di Kab/Kota difokuskan pada
percepatan penanganan Covid-19. Ada rasa takut dari sasaran untuk datang ke fasilitas
kesehatan. Terjadi efisiensi anggaran belanja Bahan Medis Habis Pakai pada kegiatan deteksi
dini kanker serviks tahun 2020 untuk penanganan Covid-19. Bercermin pada data tersebut
236
42
22
Gambar 6.17 menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2021 dari 21.300 orang
yang melakukan deteksi dini leher Rahim dan payudara telah ditemukan 236 orang dengan
hasil IVA positif, 22 orang dicurigai kanker dan terdapat 42 orang dengan hasil
tumor/benjolan.
Klungkung 94,15
Badung 86,02
Karangasem 83,66
Jembrana 81,69
Tabanan 69,59
Gianyar 58,22
Buleleng 50,84
Bangli 36,18
31,56
26,14
22,71
19,2 20,77
15,17 15,61
14,08
10,49
5,59
Sesuai skrining yang dilakukan pada kelompok usia produktif di Provinsi Bali
diperoleh hasil bahwa terdapat 19,2% berisiko. Adapun Kabupaten/kota yang memiliki risiko
tinggi yakni Kabupaten Karangasem, Gianyar, Jembrana dan Kota Denpasar. Pada kelompok
risiko ini menunjukkan gambaran masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam
memeriksakan lebih dini kondisi Kesehatan, sehingga dimungkinkan adanya penderita PTM
yang belum mendapat layanan Kesehatan.
JEMBRANA 102,6
TABANAN 100,0
KLUNGKUNG 98,5
PROV.BALI 97,3
BADUNG 96,9
KARANGASEM 91,3
BULELENG 83,1
GIANYAR 73,5
BANGLI 31,7
0,020,040,060,080,0100,0120,0140,0160,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
Upaya dan kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan capaian layanan bagi ODGJ
antara lain
Melaksanakan pelatihan/ Orientasi bagi pengelola program Keswa/napza baik di
Kabupaten maupun di puskesmas
Melakukan Sosialisasi tentang rencana Strategi Kesehatan Jiwa dan Napza tahun 2020-
2024 sehingga capaian yang akan dilaksanakan dapat dilaksanakan dan capaian program
dapat terealisasikan
Meningkatkan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor terkait sehingga capaian
program Keswa dan Napza dapat ditingkatkan .
Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi dengan Kab/Kota secara berkesinambungan
sehingga kendala dan permasalahan dapaat diatasi dengan cepat dan tepat.
Upaya yang dilakukan pendekatan layanan melalui PIS-PK, pembentukan Posyandu Jiwa,
Upaya promotive terhadap keluarga dan edukasi bebas pasung.
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan dalam menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan ditetapkan pada media lingkungan yang meliputi air, udara, tanah,
pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan binatang pembawa penyakit. Pencapaian tujuan
penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan kegiatan dari berbagai
lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan kesehatan lingkungan
merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara
satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu yang berasal dari kebijakan dan pembangunan fisik
dari berbagai lintas sektor ikut serta berperan (Perindustrian, Lingkungan Hidup, Pertanian,
Pekerjaan Umum- Perumahan Rakyat dan lainnya) hingga ke hilir yaitu dampak kesehatan.
Kementerian Kesehatan sendiri fokus kepada pengelolaan dampak kesehatan.
Air minum yang aman (layak) bagi kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492 Tahun 2010 adalah air minum yang memenuhi persyaratan secara fisik,
mikrobiologis, kimia, dan radioaktif. Secara fisik, air minum yang sehat adalah tidak berbau,
tidak berasa, tidak berwarna serta memiliki total zat padat terlarut, kekeruhan, dan suhu sesuai
ambang batas yang ditetapkan. Secara mikrobiologis, air minum yang sehat harus bebas
dari bakteri E.Coli dan total bakteri koliform. Secara kimiawi, zat kimia yang terkandung
dalam air minum seperti besi, aluminium, klor, arsen, dan lainnya harus di bawah ambang
batas yang ditentukan. Secara radioaktif, kadar gross alpha activity tidak boleh melebihi 0,1
becquerel per liter (Bq/l) dan kadar gross beta activity tidak boleh melebihi 1 Bq/l.
Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat, diperlukan pengawasan
kualitas air minum baik secara eksternal maupun internal. Pengawasan kualitas air minum
secara eksternal dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau kantor kesehatan
pelabuhan (KKP) khusus untuk wilayah kerja KKP. Pengawasan secara internal dilakukan oleh
penyedia air minum yaitu badan usaha milik Negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan
usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individual yang melakukan
kegiatan penyediaan air minum. Kegiatan pengawasan kualitas air minum menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 pasal 4 ayat 4 meliputi inspeksi sanitasi,
pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan laboratorium,
rekomendasi, dan tindak lanjut. Kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan dalam pengawasan kualitas air minum adalah Inspeksi Kesehatan Lingkungan atau
IKL. Pelaksanaan IKL dilakukan oleh tenaga sanitarian puskesmas, kader kesehatan
lingkungan, atau kader lain di desa yang telah mendapatkan pelatihan praktis pemantauan
kualitas sarana air minum.
Kota Denpasar
Buleleng Karangasem
Bangli Klungkung Gianyar Badung Tabanan Jembrana
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,00
Pada tahun 2021, sebanyak 123.418 sarana air minum dilakukan IKL atau 25,09 persen
dan jumlah sarana air minum dgn resiko rendah+ sedang sebanyak 111.974 atau 90,73 persen.
Persentase tertinggi di kabupaten /kota dengan Inpeksi kesehatan lingkungan di kabupaten
Buleleng 64,2 dan Gianyar 45,5. jumlah sarana air minum diambil sampel sebanyak 3.057 atau
0,62 persen. Jumlah sarana air minum memenuhi syarat 2.271 atau 74,29 persen. Rumah
tangga harus memiliki akses air minum layak dan bersih dalam mendukung kesehatan
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kebutuhan air minum, tidak hanya dilihat dari
kuantitasnya tetapi juga dari kualitas air minum. Pemenuhan kebutuhan air minum di rumah
tangga dapat diukur dari akses air minum layak.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap akses air minum layak diantaranya adalah:
Akses air minum yang layak dan bersih diperoleh dari sumber air minum yang
terlindungi meliputi air ledeng (keran), hydrant umum, keran umum, terminal air,
penampungan air hujan atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor/pompa yang memiliki
jarak minimal 10 meter dari sarana.
Kota Denpasar
Buleleng Karangasem
Bangli Klungkung Gianyar Badung Tabanan
Jembrana
Dari 3.057 sampel sarana air minum yang diambil di provinsi Bali, secara keseluruhan
Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum yang memenuhi syarat/layak
tahun 2021 sebanyak 2.271 atau 74,29 persen.
Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia.
Definisi sanitasi dari WHO merujuk kepada penyediaan sarana dan pelayanan pembuangan
limbah kotoran manusia seperti urine dan faeces. Istilah sanitasi juga mengacu kepada
pemeliharaan kondisi higienis melalui upaya pengelolaan sampah dan pengolahan limbah cair.
Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan,
mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi
masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit
Menurut Panduan 5 Pilar STBM untuk Masyarakat, jamban sehat adalah jamban yang
memenuhi kriteria bangunan dan persyaratan kesehatan. Persyaratan kesehatan yang dimaksud
adalah tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran bahan-bahan yang berbahaya bagi
manusia akibat pembuangan kotoran manusia dan dapat mencegah vektor pembawa untuk
menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya.
bawah dapat berupa tangki septik dan cubluk. Cubluk hanya boleh digunakan di
pedesaan dengan kepadatan penduduk rendah dan sulit air
Sarana jamban sehat dapat diklasifikasi menjadi jamban sharing/komunal, jamban sehat
semi permanen (JSSP), dan jamban sehat permanen. Jamban sharing/komunal merupakan
jamban yang digunakan Bersama dalam masyarakat (pengguna lebih dari satu keluarga).
Jamban sehat semi permanen belum menggunakan konstruksi leher angsa tetapi memiliki tutup
dan terletak di dalam rumah. Jamban sehat permanen adalah jamban yang sudah menggunakan
konstruksi leher angsa dan terletak di dalam rumah.
Persentase keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban
sehat) di di Provinsi Bali pada tahun 2021 adalah 1.079.954 atau 97,12%. Kabupaten dengan
jumlah tertinggi dengan jamban sehat permanen adalah kabupaten Buleleng sejumlah 172.772.
Jumlah KK pengguna jamban sehat di Provinsi Bali adalah 1.017.607. Kabupaten terendah
keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah Karangasem
dengan prosentase 91,33% dan Kabupaten dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat) adalah Kabupaten Badung sebesar 100%.
Rincian lengkap mengenai keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat) dapat dilihat pada Lampiran 7.3.
Kota Denpasar
Buleleng
Karangasem
Bangli Klungkung Gianyar Badung Tabanan Jembrana
85,00
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) menyatakan bahwa STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku
higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan
saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Sejak penerapan CLTS (Community Lead Total Sanitation) pada tahun 2006 yang
kemudian menjadi kebijakan nasional STBM pada tahun 2008 rata-rata peningkatan akses
sanitasi per tahun mencapai 3,53%, dan berdasarkan penghitungan Pusat Data dan
Informasi dari data BPS 2009-2017 rata-rata peningkatan rumah tangga yang memiliki
akses sanitasi layak adalah 2,23% per tahun. STBM diharapkan mampu untuk berkontribusi
secara nyata dalam pencapaian akses universal sanitasi di Indonesia pada tahun 2019
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN 2015-2019).
Masyarakat yang didukung oleh pemerintah dan berbagai pihak seperti LSM, swasta,
perguruan tinggi, media, dan organisasi sosial lainnya merupakan pelaku utama STBM.
Dukungan yang diberikan meliputi pengembangan kapasitas, pengembangan pilihan teknologi,
memfasilitasi pengembangan mekanisme jejaring pemasaran, pengembangan media, fasilitasi
pemicuan, dan pertemuan-pertemuan pembelajaran antar pihak. Berbagai dukungan
tersebut telah terbukti mampu meningkatkan kemandirian masyarakat dalam membangun
sarana sanitasi sesuai kemampuan. STBM digunakan sebagai sarana pemerintah dalam
pencapaian akses sanitasi menuju universal access pada akhir tahun 2019.
1. Telah dilakukan pemicuan STBM (upaya untuk menuju perubahan perilaku masyarakat
yang higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode partisipatori
berprinsip pada pendekatan CLTS (Community-Led Total Sanitation).
2. Telah memiliki natural leader (anggota masyarakat baik individu maupun kelompok
masyarakat yang memotori gerakan STBM di masyarakat tersebut).
3. Telah memiliki Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
Persentase desa yang melaksanakan STBM di Provinsi Bali 100% atau sejumlah 716.
Rincian lengkap mengenai desa yang melaksanakan STBM tahun 2021 dapat dilihat Gambar
7.4.
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah tempat atau sarana umum yang digunakan untuk
kegiatan masyarakat dan diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan, antara
lain pasar rakyat, sekolah, fasyankes, terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, bioskop, hotel dan
tempat umum lainnya. TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan fasilitas
umum minimal sarana pendidikan dan pasar rakyat yang memenuhi syarat kesehatan. TTU
dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah
penularan penyakit antar pengguna, penghuni, dan masyarakat sekitarnya serta memenuhi
persyaratan dalam pencegahan terjadinya masalah kesehatan. Pemerintah Daerah minimal
wajib mengelola 2 tempat-tempat umum, yaitu:
1. Sarana pendidikan dasar yang dimaksud adalah Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama (SMP/MTs) dan yang sederajat milik pemerintah dan swasta yang
terintegrasi.
2. Pasar rakyat yang dimaksud adalah pasar yang berlokasi permanen, ada pengelola,
adanya proses tawar menawar di pasar, sebagian besar barang yang diperjual belikan yaitu
kebutuhan dasar sehari-hari dengan fasilitas infrastruktur sederhana, dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah.
Kota
Jembrana;
Denpasar; 95,93
84,44
Buleleng; 91,34
Tabanan; 93,89
Klungkung;
95,94
Persentase TTU yang telah memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2021 adalah 89,1%.
Kabupaten/Kota dengan persentase tertinggi adalah Klungkung (95,94%), Denpasar (95,93),
Tabanan (93,89), Buleleng (91,34), Karangasem (90,18), Bangli (89,45), Gianyar (88,29),
Jembrana (84,44), Badung (56,80) . Rincian lengkap tentang persentase TTU yang memenuhi
syarat kesehatan tahun 2021 dapat dilihat pada gambar 7.5
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) memiliki potensi yang cukup besar untuk
menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang
dihasilkannya. TPM adalah usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasaboga atau
katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan jajanan.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 1098
Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
Persyaratan higiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi:
TPM yang dilakukan penilaian untuk memenuhi syarat kesehatan adalah TPM siap saji
di antaranya Jasa Boga, Rumah Makan/Restoran, Depot Air Minum, dan Makanan
Jajanan/Kantin/Sentra Makanan Jajanan yang dibuktikan dengan sertifikat layak higiene
sanitasi.
GAMBAR 7.6
PERSENTASE TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
TAHUN 2021
Karangasem Bangli
14% 16%
Kabupaten dengan persentase tertinggi yang TPM memenuhi syarat kesehatan adalah
Kabupaten Klungkung dengan persentase 92,18% atau 837 dari 11.330 TPM yang ada. Dan
Persentase terendah adalah Kabupaten Badung 14,3 persen dengan jumlah PTM yang
memenuhi syarat sejumlah 140 dari 11.330 PTM yang ada, Rincian lengkap tentang
persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2021 dapat dilihat pada gambar 7.6.
Pengertian Kawasan Sehat adalah suatu kondisi wilayah yang bersih, nyaman, aman
dan sehat bagi pekerja dan masyarakat, melalui peningkatan suatu kawasan potensial dengan
kegiatan yang terintegrasi dan disepakati masyarakat, kelompok usaha, dan pemerintah daerah.
Mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor
34 Tahun 2005 dan Nomor 1138 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat,
tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerah.
GAMBAR 7.7
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN
TATANAN KAWASAN SEHAT TAHUN 2021
Definisi limbah medis adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis
dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat tinggi. Limbah cair adalah semua buangan air termasuk tinja yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radiaktif yang
berbahaya bagi kesehatan. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal
Pengelolaan limbah medis berbeda dengan limbah domestik atau limbah rumah tangga.
Penempatan limbah medis dilakukan pada wadah yang sesuai dengan karakteristik bahan
kimia, radioaktif, dan volumenya. Limbah medis yang telah terkumpul tidak diperbolehkan
untuk langsung dibuang ke tempat pembuangan limbah domestik tetapi harus melalui proses
pengolahan terlebih dahulu. Untuk limbah medis yang berbentuk gas dilengkapi alat pereduksi
emisi gas dan debu pada proses pembuangannya. Selain itu perlu dilakukan pula upaya
minimalisasi limbah yaitu dengan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara
mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle).
Penghijauan juga baik dilakukan untuk mengurangi polusi dari limbah yang berbentuk gas dan
untuk menyerap debu.
Indikator yang mendukung pengamanan limbah medis adalah persentase rumah sakit
yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar. Rumah sakit melakukan
pengelolaan limbah medis jika melakukan pemilahan dan pengolahan limbah medis sesuai
standar.
Persentase Faslitias Pelayanan Kesehatan yang mengelola limbah medis sesuai standar
sebesar 100%. Puskesmas menggunakan jasa pihak ketiga yang berizin dalam penganggkutan
dan pemusnahan limbah medis.
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 5.780 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 716 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 2.194 2.169 4.363 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,6 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 754,8 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 42,4 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 101,1 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 99,9 100,0 100,0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 19,7 20,1 19,9 % Tabel 3
b. SMA/ MA 29,6 24,3 29,9 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 6,1 4,4 5,2 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 3,0 1,6 2,3 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 1,5 1,9 1,7 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 10,0 0,1 9,5 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,1 0,0 0,0 % Tabel 3
II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 61 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 11 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 39 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 81 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 135 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 517 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 939 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6
IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 91,4 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,0 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan ######### Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 10,5 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp84.130 Rp Tabel 19
V KESEHATAN KELUARGA
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 33.713 32.197 65.910 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 6,0 4,6 5,3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 125 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 189,7 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 95,8 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 90,3 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 55,1 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 92,6 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 96,2 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 96,2 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 95,1 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 95,4 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 85,0 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 74,3 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 45,3 % Tabel 29
VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 100,00 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 69 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 24,30 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 7,59 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 53,9 54,8 54,2 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 54,0 57,7 55,5 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 83,8 83,4 83,7 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 10,7 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 8,4 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% 1,0 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 1.049 464 1.513 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 347 141 488 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 94 46 140 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 20,5 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua um ur 28,0 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 38 25 63 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) #REF! #REF! #REF! per 100.000 penduduk Tabel 57
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 1,6 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 87,3 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 4,8 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #REF! per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta #REF! per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,0 0,0 100,0 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 86,3 91,3 87,8 % Tabel 60
VIIKESEHATAN LINGKUNGAN
142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 90,7 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 74,3 % Tabel 72
144 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban 97,1
sehat) % Tabel 73
145 Desa STBM 5,0 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 89,1 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 64,5 % Tabel 76
TABEL 1
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI- PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
LAKI
1 2 3 4 5 6
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI- PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI
1 2 3 4 5 6 7 8
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 353.458 332.438 685.896 99,93 99,97 99,95
Sumber: Kolom (6),(7) dan (8) diperoleh dari publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bali 2021.
TABEL 4
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 10
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 15 3 0 41 61
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 2 9 11
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP - 39 39
- JUMLAH TEMPAT TIDUR - 443 443
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP - 81 81
3 PUSKESMAS KELILING - 135 135
4 PUSKESMAS PEMBANTU - 517 517
5 POSKESDES (Tabanan) -
6 POLINDES (Tabanan) -
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN -
2 KLINIK PRATAMA 2 12 124 138
3 KLINIK UTAMA 0 0 42 42
4 BALAI PENGOBATAN -
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN -
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN -
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN -
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
11 UNIT TRANSFUSI DARAH -
12 LABORATORIUM KESEHATAN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 1 1
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 32 32
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT 0 26 26
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 73 53 126
6 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 116 116
7 APOTEK 73 866 939
8 APOTEK PRB 1 9 10
9 TOKO OBAT 0 85 85
10 TOKO ALKES 0 18 18
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BALI
TAHUN 2021
2 Klinik Pratama 442.316 476.948 919.264 754 1.597 2.351 518 735 1.253
Jembrana 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabanan 13.477 8.789 22.266 0 0 0 0 0 0
Badung 56.738 79.916 136.654 22 169 191 0 0 0
Gianyar 37.757 53.161 90.918 156 599 755 0 0 0
Klungkung 17.361 14.459 31.820 107 65 172 0 0 0
Bangli 14.952 16.576 31.528 20 114 134 0 6 6
Karangasem 8.186 9.665 17.851 449 632 1.081 0 0 0
Buleleng 16.521 11.479 28.000 0 0 0 0 0 0
Kota Denpasar 277.324 282.903 560.227 0 18 18 518 729 1.247
A Rumah Sakit Umum 1.248.090 1.264.343 2.512.433 111.157 128.977 240.134 26.502 27.608 55.395
Jembrana 25.300 47.704 73.004 7.409 9.545 16.954 0 0 0
1 RSUD Negara 2.562 26.508 29.070 2.991 4.083 7.074 0 0 0
2 RSU Kertayasa 882 827 1.709 71 80 151 0 0 0
3 RSU Bunda 19.143 17.856 36.999 3.276 3.701 6.977 0 0 0
4 RSU Bali Med Negara 2.713 2.513 5.226 1.071 1.681 0 0 0
Tabanan 167.649 169.796 337.445 12.183 12.856 25.039 5.308 4.625 9.933
5 BRSU Tabanan 58.162 45.844 104.006 5.138 4.969 10.107 759 916 1.675
6 RSU Wisma Prashanti 29.112 31.252 60.364 1.332 1.948 3.280 430 436 866
7 RSU Dharma Kerti 15.204 17.914 33.118 879 1.194 2.073 3.526 2.842 6.368
8 RSU Bhakti Rahayu Tabanan 19.059 20.194 39.253 1.075 1.479 2.554 0 0 0
9 RSU Kasih Ibu Tabanan 37.588 46.579 84.167 1.398 1.299 2.697 593 431 1.024
10 RS Nyitdah 827 900 1.727 353 382 735 0 0 0
11 RSU Bali Holistik 1.320 607 1.927 515 187 702 0 0 0
12 RSU Semara Ratih 6.377 6.506 12.883 1.493 1.398 2.891 0 0 0
Badung 235.402 219.553 454.955 14.983 14.669 29.652 2.369 2.822 6.476
13 RSUD Kab. Badung Mangusada 63.917 51.836 115.753 5.064 5.072 10.136 0 0 0
14 RSU Garba Med 1.854 2.066 3.920 401 484 885 0 0 0
15 RSU Kasih Ibu Kedonganan 5.604 5.604 11.208 531 531 1.062 14 13 27
16 RSU Siloam Bali 59.885 55.848 115.733 3.493 2.633 6.126 718 938 1.656
17 RSU Surya Husadha Nusa Dua 50.012 47.792 97.804 1.968 1.712 3.680 1.051 1.102 2.153
18 RS Universitas Udayana 4.913 9.294 14.207 917 895 1.812 32 38 70
19 RSU Bali Jimbaran 49.217 47.113 96.330 2.609 3.342 5.951 554 731 1.285
20 RS Murni Teguh 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gianyar 49.217 47.113 96.330 2.609 3.342 5.951 554 731 1.285
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
21 RSUD Sanjiwani Gianyar 28.691 22.759 51.450 3.062 3.265 6.327 888 1.190 2.078
22 RSU Ari Canti 6.191 6.319 12.510 5.128 6.377 11.505 2.715 2.334 5.049
23 RSU Ganesha 32.292 32.978 65.270 1.555 1.643 3.198 2.696 2.640 5.336
24 RSU Premagana 21.373 22.955 44.328 1.834 4.245 6.079 139 193 332
25 RSU Famili Husada 49.353 42.214 91.567 2.877 3.314 6.191 0 0 0
26 RSU Kasih Ibu Saba 13.530 11.295 24.825 871 1.044 1.915 8 2 10
RSU Payangan 12.320 15.391 27.711 1.352 1.680 3.032 0 0 0
27
Klungkung 11.215 14.322 25.537 4.115 4.522 8.637 0 0 0
RSUD Klungkung 5.170 4.646 9.816 1.961 1.874 3.835 0 0 0
28
RSU Bintang 1.530 1.818 3.348 842 904 1.746 0 0 0
29
RSU Permata Hati 3.072 6.061 9.133 927 895 1.822 0 0 0
30
RS Pratama Gema Santi 1.443 1.797 3.240 385 849 1.234 0 0 0
31
RSU Graha Bhakti Medika 575 621 1.196 312 262 574 0 0 0
32
Bangli 27.619 20.525 48.144 4.473 5.426 9.899 675 715 1.390
RSUD Bangli 22.980 16.323 39.303 2.110 2.448 4.558 0 0 0
33 RSU Bangli Medika Canti 4.639 4.202 8.841 2.363 2.978 5.341 675 715 1.390
34 Karangasem 95.425 91.935 187.360 19.652 21.974 41.626 0 0 0
RSUD Karangasem 53.125 56.653 109.778 15.121 15.702 30.823 0 0 0
35 RSU Bali Med Karangasem 36.069 30.017 66.086 4.340 5.857 10.197 0 0 0
36 RS Pratama Kubu 6.231 5.265 11.496 191 415 606 0 0 0
37 Buleleng 93.791 96.630 190.421 14.479 18.688 33.167 3.078 2.438 5.516
RSUD Kab. Buleleng 26.046 20.684 46.730 5.011 4.961 9.972 56 33 89
38 Rumkit Tk.IV Singaraja 4.349 2.863 7.212 325 282 607 2.526 1.940 4.466
39 RSU Kertha Usadha 9.500 10.261 19.761 1.519 2.166 3.685 496 465 961
40 RSU Karya Dharma Husada 9.422 9.952 19.374 1.485 2.468 3.953 0 0 0
RSU Parama Sidhi 18.795 19.390 38.185 1.883 2.416 4.299 0 0 0
41
RSU Shanti Graha 14.560 16.975 31.535 1.177 1.745 2.922 0 0 0
42
RS Pratama Tangguwisia 2.691 5.463 8.154 810 1.245 2.055 0 0 0
43
RS Pratama Giri Emas 2.823 3.554 6.377 101 111 212 0 0 0
44
RS Bali Med Buleleng 5.605 7.488 13.093 2.168 3.294 5.462 0 0 0
45
46
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kota Denpasar 542.472 556.765 1.099.237 31.254 37.955 69.209 14.518 16.277 30.795
47 RSUP Sanglah 32.647 29.539 62.186 2.234 2.495 4.729 304 257 561
48 RSUD Wangaya 36.581 29.845 66.426 3.803 4.540 8.343 896 659 1.555
49 Rumkit Tk II Udayana 28.326 30.496 58.822 1.992 2.443 4.435 1.056 896 1.952
50 RS Bhayangkara 46.154 39.317 85.471 1.984 1.216 3.200 1.624 1.384 3.008
51 RSUD Bali Mandara Prov. Bali 30.575 32.405 62.980 2.336 2.416 4.752 0 0 0
RSU Bhakti Rahayu Denpasar 70.983 81.955 152.938 816 1.059 1.875 5.702 6.933 12.635
52
RSU Surya Husada Denpasar 69.194 78.027 147.221 2.313 2.506 4.819 1.895 2.316 4.211
53
RSU Dharma Yadnya 26.699 18.986 45.685 1.044 844 1.888 698 1.090 1.788
54
RSU Kasih Ibu Denpasar 26.245 30.271 56.516 1.458 1.669 3.127 0 0 0
55
RSU Puri Raharja 7.145 6.254 13.399 2.244 1.987 4.231 0 0 0
56
RSU Prima Medika 7.030 7.621 14.651 1.628 2.815 4.443 54 69 123
57
RSU Manuaba 4.364 4.202 8.566 263 224 487 32 65 97
58 RSU Bali Med 67.151 75.220 142.371 4.086 6.952 11.038 1.959 2.252 4.211
59 RSU Surya Husada Ubung 49.727 46.441 96.168 1.935 1.905 3.840 150 160 310
60 RSU Bali Royal 39.651 46.186 85.837 3.118 4.884 8.002 148 196 344
61
Rumah Sakit Khusus 67.609 104.315 171.924 4.565 11.270 15.702 7.220 4.093 11.313
B Kota Denpasar 42.607 65.481 108.088 2.695 8.997 11.559 0 0 0
RSK Mata Bali Mandara 13.900 11.234 25.134 1.234 798 2.032 0
1 RSIA Harapan Bunda 652 1.563 2.215 168 280 448 0
2 RSIA Puri Bunda 16.366 32.218 48.584 763 6.820 7.583 0
3 RSK Gigi dan Mulut Unmas 3.802 4.516 8.318 0 0 0 0
4 RSIA Pucuk Permata Hati 725 8.863 9.588 447 1.049 1.496 0
5 RSK Mata Ramata 7.162 7.087 14.249 83 50 0
6 Bangli 8.811 5.080 13.891 1.119 504 1.623 7.148 4.056 11.204
RS Jiwa Provinsi Bali 8.811 5.080 13.891 1.119 504 1.623 7.148 4.056 11.204
8
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
9 RSKB BIMC Nusa Dua 3.827 3.776 7.603 166 147 313 52 30 82
0 0 0
Tabanan 2.789 22.483 25.272 444 1.518 1.962 0 0 0
10 RSIA Cahaya Bunda 953 15.516 16.469 291 912 1.203 0
11 RSKIA Bali Jimbaran 1.836 6.967 8.803 153 606 759 0
SUB JUMLAH II 1.315.699 1.368.658 2.684.357 115.722 140.247 255.836 33.722 31.701 66.708
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan pelayanan Kesehatan Primer Dinas kesehatan Prov Bali Th.2021. Catatan:
Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 6
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
PROVINSI 72 72 100,0
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Prov Bali Th.2021.
TABEL 7
A Jembrana
1 RSUD Negara 227 2.941 4.083 7.024 361 295 656 149 142 291 122,7 72,3 93,4 50,7 34,8 41,4
3 RSU Bunda 102 1.460 1.290 2.750 24 22 46 5 1 6 16,4 17,1 16,7 3,4 0,8 2,2
4 RSU Bali Med Negara 104 2.064 2.711 4.775 71 47 118 41 23 64 34,4 17,3 24,7 19,9 8,5 13,4
B Tabanan
5 BRSU Tabanan 259 5.138 4.969 10.107 546 408 954 345 277 622 106,3 82,1 94,4 67,1 55,7 61,5
6 RSU Wisma Prashanti 103 1.332 1.948 3.280 80 61 141 35 29 64 60,1 31,3 43,0 26,3 14,9 19,5
7 RSU Dharma Kerti 30 879 1.194 2.073 19 17 36 3 1 4 21,6 14,2 17,4 3,4 0,8 1,9
8 RSU Bhakti Rahayu Tabanan 50 1.142 1.413 2.555 21 13 34 13 7 20 18,4 9,2 13,3 11,4 5,0 7,8
9 RSU Kasih Ibu Tabanan 100 1.164 1.533 2.697 44 87 131 30 35 65 37,8 56,8 48,6 25,8 22,8 24,1
10 RS Nyitdah 68 348 381 729 12 8 20 8 6 14 34,5 21,0 27,4 23,0 15,7 19,2
11 RSU Bali Holistik 52 515 187 702 1 5 6 0 1 1 1,9 26,7 8,5 0,0 5,3 1,4
12 RSU Semara Ratih 101 1.491 1.395 2.886 41 32 73 17 12 29 27,5 22,9 25,3 11,4 8,6 10,0
13 RSIA Cahaya Bunda 25 291 912 1.203 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
14 RSIA Puri Bunda Tabanan 39 359 884 1.243 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
PASIEN KELUAR MATI ≥
JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO NAMA RUMAH SAKITa 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
C Badung
15 RSUD Kab. Badung Mangusad 211 63.917 51.836 115.753 396 306 702 281 220 501 6,2 5,9 6,1 4,4 4,2 4,3
16 RSU Garba Med 102 1.854 2.066 3.920 23 15 38 5 2 7 12,4 7,3 9,7 2,7 1,0 1,8
17 RSU Kasih Ibu Kedonganan 41 470 469 939 2 2 4 2 2 4 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3
18 RSKB BIMC Kuta 25 141 104 245 0 1 1 1 0 1 0,0 9,6 4,1 7,1 0,0 4,1
19 RSKB BIMC Nusa Dua 51 166 147 313 8 1 9 6 0 6 48,2 6,8 28,8 36,1 0,0 19,2
20 RSU Siloam Bali 131 3.375 2.511 5.886 74 51 125 61 38 99 21,9 20,3 21,2 18,1 15,1 16,8
21 RSU Surya Husadha Nusa Dua 81 2.008 2.100 4.108 93 69 162 33 29 62 46,3 32,9 39,4 16,4 13,8 15,1
22 RSU Bali Jimbaran 93 2.609 3.342 5.951 152 105 257 52 51 103 58,3 31,4 43,2 19,9 15,3 17,3
23 RS Universitas Udayana 100 5.743 5.200 10.943 93 52 145 0 0 0 16,2 10,0 13,3 0,0 0,0 0,0
D Gianyar
25 RSUD Sanjiwani Gianyar 244 2.797 4.196 6.993 233 267 500 233 195 428 83,3 63,6 71,5 83,3 46,5 61,2
26 RSU Ari Canti 161 5.119 6.385 11.504 138 98 236 108 71 179 27,0 15,3 20,5 21,1 11,1 15,6
27 RSU Ganesha 100 1.555 1.643 3.198 108 65 173 38 28 66 69,5 39,6 54,1 24,4 17,0 20,6
28 RSU Premagana 66 1.917 2.851 4.768 18 17 35 18 17 35 9,4 6,0 7,3 9,4 6,0 7,3
29 RSU Famili Husada 100 2.877 3.314 6.191 33 32 65 15 20 35 11,5 9,7 10,5 5,2 6,0 5,7
30 RSU Kasih Ibu Saba 70 871 1.044 1.915 20 16 36 7 9 16 23,0 15,3 18,8 8,0 8,6 8,4
31 RSU Payangan 100 1.352 1.680 3.032 70 43 113 41 24 65 51,8 25,6 37,3 30,3 14,3 21,4
PASIEN KELUAR MATI ≥
JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO NAMA RUMAH SAKITa 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
E Klungkung
32 RSUD Klungkung 252 4.441 4.196 8.637 365 253 618 259 179 438 82,2 60,3 71,6 58,3 42,7 50,7
33 RSU Bintang 109 1.299 2.065 3.364 23 27 50 9 17 26 17,7 13,1 14,9 6,9 8,2 7,7
34 RSU Permata Hati 97 1.685 2.623 4.308 3 8 11 1 0 1 1,8 3,0 2,6 0,6 0,0 0,2
35 RS Pratama Gema Santi 50 531 1.013 1.544 11 10 21 5 4 9 20,7 9,9 13,6 9,4 3,9 5,8
36 RSU Graha Bhakti Medika 111 245 226 471 7 8 15 0 2 2 28,6 35,4 31,8 0,0 8,8 4,2
F Bangli
37 RSUD Bangli 157 2.110 2.448 4.558 308 148 456 258 100 358 146,0 60,5 100,0 122,3 40,8 78,5
38 RS Jiwa Provinsi Bali 400 1.128 496 1.624 3 2 5 3 2 5 2,7 4,0 3,1 2,7 4,0 3,1
39 RSU Bangli Medika Canti 100 2.374 2.994 5.368 53 41 94 20 15 35 22,3 13,7 17,5 8,4 5,0 6,5
G Karangasem
40 RSUD Karangasem 236 5.251 5.542 10.793 220 313 533 107 112 219 41,9 56,5 49,4 20,4 20,2 20,3
41 RSU Bali Med Karangasem 117 3.093 4.801 7.894 137 125 262 38 48 86 44,3 26,0 33,2 12,3 10,0 10,9
42 RS Pratama Kubu 27 214 409 623 1 3 4 0 1 1 4,7 7,3 6,4 0,0 2,4 1,6
H Buleleng
43 RSUD Kab. Buleleng 370 4.744 4.705 9.449 746 538 1.284 436 343 779 157,3 114,3 135,9 91,9 72,9 82,4
44 Rumkit Tk.IV Singaraja 53 282 325 607 1 1 2 1 0 1 3,5 3,1 3,3 3,5 0,0 1,6
45 RSU Kertha Usadha 137 4.936 5.397 10.333 171 156 327 102 80 182 34,6 28,9 31,6 20,7 14,8 17,6
46 RSU Karya Dharma Husada 101 1.485 2.468 3.953 31 22 53 10 4 14 20,9 8,9 13,4 6,7 1,6 3,5
PASIEN KELUAR MATI ≥
JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO NAMA RUMAH SAKITa 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
47 RSU Parama Sidhi 89 1.883 2.416 4.299 11 19 30 10 5 15 5,8 7,9 7,0 5,3 2,1 3,5
48 RSU Shanti Graha 50 1.177 1.745 2.922 24 20 44 20 19 39 20,4 11,5 15,1 17,0 10,9 13,3
48 RS Pratama Tangguwisia 50 853 1.285 2.138 11 10 21 8 8 16 12,9 7,8 9,8 9,4 6,2 7,5
50 RS Pratama Giri Emas 45 101 111 212 0 1 1 0 0 0 0,0 9,0 4,7 0,0 0,0 0,0
51 RS Bali Med Buleleng 102 18.450 21.854 40.304 34 35 69 18 24 42 1,8 1,6 1,7 1,0 1,1 1,0
I Kota Denpasar
52 RSUP Sanglah 706 14.739 14.556 29.295 2.165 1.704 3.869 1.308 1.002 2.310 146,9 117,1 132,1 88,7 68,8 78,9
53 RSK Mata Bali Mandara 35 1.234 798 2.032 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
54 RSUD Wangaya 210 3.808 4.519 8.327 452 340 792 209 168 377 118,7 75,2 95,1 54,9 37,2 45,3
55 Rumkit Tk II Udayana 127 1.992 2.443 4.435 31 32 63 11 11 22 15,6 13,1 14,2 5,5 4,5 5,0
56 RS Bhayangkara 66 1.984 1.216 3.200 25 12 37 18 11 29 12,6 9,9 11,6 9,1 9,0 9,1
57 RSUD Bali Mandara Prov. Bali 207 2.267 2.405 4.672 161 107 268 136 93 229 71,0 44,5 57,4 60,0 38,7 49,0
58 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 60 2.302 5.939 8.241 31 34 65 17 21 38 13,5 5,7 7,9 7,4 3,5 4,6
59 RSU Surya Husada Denpasar 128 4.143 3.980 8.123 86 73 159 25 43 68 20,8 18,3 19,6 6,0 10,8 8,4
60 RSU Dharma Yadnya 106 1.044 844 1.888 19 14 33 10 4 14 18,2 16,6 17,5 9,6 4,7 7,4
61 RSIA Harapan Bunda 25 174 374 548 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
62 RSU Kasih Ibu Denpasar 65 1.495 1.666 3.161 31 19 50 22 13 35 20,7 11,4 15,8 14,7 7,8 11,1
63 RSU Puri Raharja 106 2.316 2.567 4.883 88 68 156 61 43 104 38,0 26,5 31,9 26,3 16,8 21,3
64 RSU Prima Medika 125 1.880 3.235 5.115 16 13 29 12 11 23 8,5 4,0 5,7 6,4 3,4 4,5
PASIEN KELUAR MATI ≥
JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO NAMA RUMAH SAKITa 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
65 RSU Manuaba 25 263 224 487 8 1 9 0 9 9 30,4 4,5 18,5 0,0 40,2 18,5
66 RSIA Puri Bunda 91 763 798 1.561 9 12 21 1 6 7 11,8 15,0 13,5 1,3 7,5 4,5
67 RSU Bali Med 119 4.370 7.265 11.635 97 90 187 30 27 57 22,2 12,4 16,1 6,9 3,7 4,9
68 RSU Surya Husada Ubung 50 1.935 1.905 3.840 88 64 152 28 19 47 45,5 33,6 39,6 14,5 10,0 12,2
69 RSK Gigi dan Mulut Unmas 4 3.802 4.516 8.318 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
70 RSU Bali Royal 104 3.118 4.884 8.002 37 23 60 32 22 54 11,9 4,7 7,5 10,3 4,5 6,7
71 RSIA Pucuk Permata Hati 37 447 1.049 1.496 5 3 8 0 0 0 11,2 2,9 5,3 0,0 0,0 0,0
72 RSK Mata Ramata 15 83 50 133 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
KABUPATEN/KOTA 8.246 226.408 244.218 470.626 8.191 6.484 14.675 4.772 3.706 8.478 36,2 26,6 31,2 21,1 15,2 18,0
Sumber: Seksi pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Prov Bali Th.2021. Keterangan: a
termasuk rumah sakit swasta
TABEL 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
19 RSKB BIMC Nusa Dua 51 313 1.345 1.383 7,2 6,1 55,2 4,4
20 RSU Siloam Bali 131 5.886 24.499 17.448 51,2 44,9 4,0 3,0
21 RSU Surya Husadha Nusa Dua 81 4.108 13.263 9.155 44,9 50,7 4,0 2,2
22 RSU Bali Jimbaran 93 5.951 22.739 16.785 67,0 64,0 1,9 2,8
23 RS Universitas Udayana 100 10.943 14.864 10.948 40,7 109,4 2,0 1,0
24 RS Murni Teguh 196 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0
D Gianyar 841 37.601 130.755 106.518 42,6 44,7 4,7 2,8
25 RSUD Sanjiwani Gianyar 244 6.993 39.017 30.954 43,8 28,7 7,2 4,4
26 RSU Ari Canti 161 11.504 27.331 10.104 46,5 71,5 2,7 0,9
27 RSU Ganesha 100 3.198 12.453 12.352 34,1 32,0 7,5 3,9
28 RSU Premagana 66 4.768 10.684 14.178 44,4 72,2 2,8 3,0
29 RSU Famili Husada 100 6.191 17.819 20.391 48,8 61,9 3,0 3,3
30 RSU Kasih Ibu Saba 70 1.915 9.179 7.274 35,9 27,4 8,5 3,8
31 RSU Payangan 100 3.032 14.272 11.265 39,1 30,3 7,3 3,7
E Klungkung 619 18.324 64.039 67.151 28,3 29,6 8,8 3,7
32 RSUD Klungkung 252 8.637 41.993 42.228 45,7 34,3 5,8 4,9
33 RSU Bintang 109 3.364 8.835 10.749 22,2 30,9 9,2 3,2
34 RSU Permata Hati 97 4.308 8.368 8.751 23,6 44,4 6,3 2,0
35 RS Pratama Gema Santi 50 1.544 3.143 3.258 17,2 30,9 9,8 2,1
36 RSU Graha Bhakti Medika 111 471 1.700 2.165 4,2 4,2 82,4 4,6
F Bangli 657 11.550 126.758 107.448 52,9 17,6 9,8 9,3
37 RSUD Bangli 157 4.558 24.270 19.491 42,4 29,0 7,2 4,3
38 RS Jiwa Provinsi Bali 400 1.624 85.381 76.218 58,5 4,1 37,3 46,9
39 RSU Bangli Medika Canti 100 5.368 17.107 11.739 46,9 53,7 3,6 2,2
G Karangasem 380 19310 52828 55820 38,1 50,8 4,4 2,9
40 RSUD Karangasem 236 10.793 30.823 36.190 35,8 45,7 5,1 3,4
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKITa BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
41 RSU Bali Med Karangasem 117 7.894 21.050 18.700 49,3 67,5 2,7 2,4
42 RS Pratama Kubu 27 623 955 930 9,7 23,1 14,3 1,5
H Buleleng 997 74217 147797 142077 40,6 74,4 2,9 1,9
43 RSUD Kab. Buleleng 370 9.449 52.701 57.589 39,0 25,5 8,7 6,1
44 Rumkit Tk.IV Singaraja 53 607 2.901 2.918 15,0 11,5 27,1 4,8
45 RSU Kertha Usadha 137 10.333 31.889 33.219 63,8 75,4 1,8 3,2
46 RSU Karya Dharma Husada 101 3.953 16.981 12.659 46,1 39,1 5,0 3,2
47 RSU Parama Sidhi 89 4.299 13.284 3.765 40,9 48,3 4,5 0,9
48 RSU Shanti Graha 50 2.922 8.155 11.076 44,7 58,4 3,5 3,8
49 RS Pratama Tangguwisia 50 2.138 6.976 6.028 38,2 42,8 5,3 2,8
50 RS Pratama Giri Emas 45 212 926 924 5,6 4,7 73,1 4,4
51 RS Bali Med Buleleng 102 40.304 13.984 13.899 37,6 395,1 0,6 0,3
I Kota Denpasar 2411 119392 487830 431981 55,4 49,5 3,3 3,6
52 RSUP Sanglah 706 29.295 182.798 147.550 70,9 41,5 2,6 5,0
53 RSK Mata Bali Mandara 35 2.032 4.107 4.016 32,1 58,1 4,3 2,0
54 RSUD Wangaya 210 8.327 38.290 36.568 50,0 39,7 4,6 4,4
55 Rumkit Tk II Udayana 127 4.435 18.322 16.323 39,5 34,9 6,3 3,7
56 RS Bhayangkara 66 3.200 15.534 15.534 64,5 48,5 2,7 4,9
57 RSUD Bali Mandara Prov. Bali 207 4.672 29.056 33.486 38,5 22,6 10,0 7,2
58 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 60 8.241 12.574 13.294 57,4 137,4 1,1 1,6
59 RSU Surya Husada Denpasar 128 8.123 29.199 29.185 62,5 63,5 2,2 3,6
60 RSU Dharma Yadnya 106 1.888 7.363 5.543 19,0 17,8 16,6 2,9
61 RSIA Harapan Bunda 25 548 891 740 9,8 21,9 15,0 1,4
62 RSU Kasih Ibu Denpasar 65 3.161 12.376 12.638 52,2 48,6 3,6 4,0
63 RSU Puri Raharja 106 4.883 20.328 16.131 52,5 46,1 3,8 3,3
64 RSU Prima Medika 125 5.115 22.091 16.921 48,4 40,9 4,6 3,3
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKITa BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber: Seksi pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Prov Bali Th.2021.
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 9
KETERSEDIAAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL
VAKSIN ESENSIAL
1 2 3 4 4
1 Jembrana 10 √ √
2 Tabanan 20 √ √
3 Badung 13 √ √
4 Gianyar 13 √ √
5 Klungkung 9 √ √
6 Bangli 12 √ √
7 Karangasem 12 √ √
8 Buleleng 20 √ √
9 Kota Denpasar 11 √ √
JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL 118 104
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR 120 120
TARGET CAPAIAN INDIKATOR KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESSENSIAL TAHUN 90,00% 80,00%
% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL 98.05% 86.57%
Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
TABEL
JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH (PROVINSI) 34 0,7 1.021 21,2 3334 69,1 435 9,0 4.824 3.769 78,1 911
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,610
DOKTER
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I FKTP
1 Jembrana 0 0 0 27 27 54 27 27 54 11 13 24 0 0 0 11 13 24
2 Tabanan 0 0 0 40 51 91 40 51 91 9 30 39 0 0 0 9 30 39
3 Badung 0 0 0 51 51 102 51 51 102 15 38 53 0 0 0 15 38 53
4 Gianyar 0 0 0 14 32 46 14 32 46 28 64 92 0 0 0 28 64 92
5 Klungkung 0 0 0 15 20 35 15 20 35 5 14 19 0 0 0 5 14 19
6 Bangli 0 0 0 12 8 20 12 8 20 10 9 19 0 0 0 10 9 19
7 Karangasem 0 0 0 27 15 42 27 15 42 6 10 16 0 0 0 6 10 16
8 Buleleng 0 0 0 31 35 66 31 35 66 9 17 26 0 0 0 9 17 26
9 Kota Denpasar 0 0 0 46 71 117 46 71 117 10 42 52 0 0 0 10 42 52
SUB JUMLAH I 0 0 0 263 310 573 263 310 573 103 237 340 0 0 0 103 237 340
A Jembrana 50 31 81 32 26 58 82 57 139 2 6 8 0 1 1 2 7 9
1 RSUD Negara 17 12 29 10 9 19 27 21 48 0 3 3 0 1 1 0 4 4
2 RSU Kertayasa 3 1 4 5 2 7 8 3 11 1 0 1 0 0 0 1 0 1
3 RSU Bunda 12 9 21 7 3 10 19 12 31 0 2 2 0 0 0 0 2 2
4 RSU Bali Med Negara 18 9 27 10 12 22 28 21 49 1 1 2 0 0 0 1 1 2
B Tabanan 89 55 144 78 86 164 167 141 308 6 6 12 1 1 2 7 7 14
5 BRSU Tabanan 13 19 32 20 19 39 33 38 71 2 2 4 1 0 1 3 2 5
6 RSU Wisma Prashanti 7 4 11 12 15 27 19 19 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSU Dharma Kerti 10 7 17 11 9 20 21 16 37 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8 RSU Bhakti Rahayu Tabanan 6 7 13 11 11 22 17 18 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 RSU Kasih Ibu Tabanan 19 6 25 5 8 13 24 14 38 2 0 2 0 1 1 2 1 3
10 RS Nyitdah 7 2 9 10 4 14 17 6 23 2 2 4 0 0 0 2 2 4
11 RSU Bali Holistik 3 1 4 3 5 8 6 6 12 0 1 1 0 0 0 0 1 1
12 RSU Semara Ratih 13 5 18 3 10 13 16 15 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RSIA Cahaya Bunda 3 0 3 3 1 4 6 1 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RSIA Puri Bunda Tabanan 8 4 12 0 4 4 8 8 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C Badung 267 205 472 81 71 152 348 276 624 12 22 34 7 9 16 19 31 50
15 RSUD Kab. Badung Mangusa 44 29 73 24 12 36 68 41 109 2 2 4 0 0 0 2 2 4
16 RSU Garba Med 25 16 41 1 5 6 26 21 47 1 3 4 0 0 0 1 3 4
DOKTER
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PERAWATa
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
I FKTP
1 Jembrana 25 58 83 231
2 Tabanan 69 172 241 438
3 Badung 69 287 356 414
4 Gianyar 68 149 217 270
5 Klungkung 48 89 137 220
6 Bangli 63 89 152 239
7 Karangasem 88 91 179 241
8 Buleleng 79 117 196 330
9 Kota Denpasar 41 152 193 156
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I FKTP
1 Jembrana 4 18 22 7 9 16 11 27 38
2 Tabanan 4 19 23 2 8 10 6 27 33
3 Badung 4 18 22 8 13 21 12 31 43
4 Gianyar 1 4 5 3 9 12 4 13 17
5 Klungkung 1 4 5 5 7 12 6 11 17
6 Bangli 3 9 12 0 2 2 3 11 14
7 Karangasem 2 11 13 1 6 7 3 17 20
8 Buleleng 4 14 18 2 4 6 6 18 24
9 Kota Denpasar 0 5 5 4 7 11 4 12 16
NON PBI
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2021
DESA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN
JUMLAH %
DANA DESA UNTUK
KESEHATAN
1 2 3 4 5 6
1 Jembrana 10 41 41 100,0
2 Tabanan 20 133 133 100,0
3 Badung 13 46 46 100,0
4 Gianyar 13 64 64 100,0
5 Klungkung 9 53 53 100,0
6 Bangli 12 68 68 100,0
7 Karangasem 12 75 75 100,0
8 Buleleng 20 129 129 100,0
9 Kota Denpasar 11 27 27 100,0
JUMLAH KELAHIRAN
LAKI- PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
LAKI
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jembrana 10 2.207 31 2.238 2.115 20 2.135 4.322 51 4.373
2 Tabanan 20 2.743 15 2.758 2.513 11 2.524 5.256 26 5.282
3 Badung 13 4.809 15 4.824 4.443 9 4.452 9.252 24 9.276
4 Gianyar 13 3.349 32 3.381 3.194 23 3.217 6.543 55 6.598
5 Klungkung 9 1.436 8 1.444 1.296 9 1.305 2.732 17 2.749
6 Bangli 12 1.730 6 1.736 1.663 16 1.679 3.393 22 3.415
7 Karangasem 12 3.466 30 3.496 3.286 27 3.313 6.752 57 6.809
8 Buleleng 20 5.524 61 5.585 5.473 30 5.503 10.997 91 11.088
9 Kota Denpasar 11 8.449 7 8.456 8.214 3 8.217 16.663 10 16.673
JUMLAH 33.713 205 33.918 32.197 148 32.345 65.910 353 66.263
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 6,0 4,6 5,3
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th.2021.
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL
KEMATIAN IBU
JUMLAH JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
LAHIR < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
HIDUP tahun tahun ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun ≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Jembrana 10 4.322 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 1 6 0 7 1 8
2 Tabanan 20 5.256 0 5 2 7 0 0 0 0 0 10 1 11 0 15 3 18
3 Badung 13 9.252 0 2 0 2 0 0 0 0 0 13 4 17 0 15 4 19
4 Gianyar 13 6.543 0 3 1 4 0 0 0 0 0 8 1 9 0 11 2 13
5 Klungkung 9 2.732 0 1 1 2 0 1 0 1 0 1 1 2 0 3 2 5
6 Bangli 12 3.393 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 0 4 1 4 0 5
7 Karangasem 12 6.752 0 2 1 3 0 2 0 2 0 4 1 5 0 8 2 10
8 Buleleng 20 10.997 0 1 1 2 0 3 1 4 0 13 8 21 0 17 10 27
9 Kota Denpasar 11 16.663 0 9 1 10 0 1 0 1 0 7 2 9 0 17 3 20
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dan gizi Masayarakat Dikes Prov Bali th.2021.
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 22
JUMLAH 8 3 3 5 3 104
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th.2021.
TABEL 23
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH 71.840 68.808 95,8 64.850 90,3 68.425 65.833 96,2 65.838 96,2 65.860 96,3 65.319 95,5 65.061 95,1 65.272 95,4
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi masayarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL
CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH 70.863 32 0,0 42 0,1 862 1,2 4.669 6,6 33.505 47,3 39.078 55,1
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
IMUNISASI Td PADA WUS
JUMLAH WUS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
(15-39 TAHUN) JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Jembrana 10 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 Tabanan 20 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Badung 13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 Gianyar 13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 Klungkung 9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 Bangli 12 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 Karangasem 12 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 Buleleng 20 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 Kota Denpasar 11 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
Sumber: Seksi Kesehatan kelurga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL
PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Jembrana 10 57.649 1.486 3,1 25.162 53,2 3.438 7,3 9.633 20,4 287 0,6 1.558 3,3 5.405 11,4 47.256 82,0
2 Tabanan 20 78.629 1.753 2,8 26.688 42,2 6.116 9,7 24.225 38,3 185 0,3 3.095 4,9 1.054 1,7 63.301 80,5
3 Badung 13 74.742 2.308 3,4 34.476 50,4 6.374 9,3 20.812 30,4 237 0,3 2.835 4,1 1.090 1,6 68.369 91,5
4 Gianyar 13 80.070 2.137 3,3 17.685 27,7 8.653 13,5 30.147 47,2 287 0,4 3.471 5,4 1.220 1,9 63.887 79,8
5 Klungkung 9 34.599 1.034 3,4 9.724 32,4 3.315 11,0 12.354 41,2 136 0,5 950 3,2 2.368 7,9 30.017 86,8
6 Bangli 12 39.098 405 1,3 11.520 36,5 2.188 6,9 13.898 44,0 439 1,4 1.494 4,7 1.188 3,8 31.571 80,7
7 Karangasem 12 71.541 1.635 3,2 19.327 37,4 4.728 9,2 19.131 37,0 383 0,7 3.163 6,1 2.894 5,6 51.644 72,2
8 Buleleng 20 137.094 7.121 6,2 53.754 46,9 10.919 9,5 33.109 28,9 864 0,8 4.221 3,7 3.736 3,3 114.588 83,6
9 Kota Denpasar 11 169.573 4.301 5,1 30.845 36,7 9.522 11,3 29.809 35,5 105 0,1 5.541 6,6 3.852 4,6 84.080 49,6
JUMLAH 742.995 22.180 4,0 229.181 41,5 55.253 10,0 193.118 35,0 2.923 0,5 26.328 4,8 22.807 4,1 551.790 74,3
Sumber: Seksi Kesehatan kelurga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
Keterangan:
AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
TABEL
CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH 67.638 2.799 9,1 15.904 51,9 2.521 8,2 5.352 17,5 30 0,1 1.641 5,4 2.402 7,8 30.649 45,3
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU
KOMPLIKASI
HAMIL KEBIDANAN % L P L+P L P L+P % % %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Jembrana 10 4.314 863 398 46,1 1.904 1.973 3.877 286 296 582 187 65,5 184 62,2 371 63,8
2 Tabanan 20 5.652 1.130 1012 89,5 2.619 2.519 5.138 393 378 771 348 88,6 292 77,3 640 83,0
3 Badung 13 11.596 2.319 1688 72,8 5.439 5.468 10.907 816 820 1.636 621 76,1 601 73,3 1.222 74,7
4 Gianyar 13 7.795 1.559 1653 106,0 3.589 3.548 7.137 538 532 1.071 385 71,5 362 68,0 747 69,8
5 Klungkung 9 2.705 541 24 4,4 1.305 1.154 2.459 196 173 369 119 60,8 124 71,6 243 65,9
6 Bangli 12 3.653 731 498 68,2 1.605 1.585 3.190 241 238 479 126 52,3 128 53,8 254 53,1
7 Karangasem 12 6.914 1.383 798 57,7 3.225 3.061 6.286 484 459 943 198 40,9 217 47,3 415 44,0
8 Buleleng 20 10.927 2.185 2915 133,4 5.560 5.359 10.919 834 804 1.638 492 59,0 465 57,8 957 58,4
9 Kota Denpasar 11 17.307 3.461 3062 88,5 8.412 8.041 16.453 1.262 1.206 2.468 1.304 103,3 1.185 98,2 2.489 100,9
JUMLAH 70.863 14.173 12.048 85,0 33.658 32.708 66.366 5.049 4.906 9.955 3.780 74,9 3.558 72,5 7.338 73,7
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH
KEMATIAN
LAKI - PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS LAKI
BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
BAYIa BALIT TOTAL BAYIa BALIT TOTAL BAYIa BALIT TOTAL
A A A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Jembrana 10 16 24 6 30 10 16 0 16 26 40 6 46
2 Tabanan 20 16 23 2 25 7 9 2 11 23 32 4 36
3 Badung 13 13 18 3 21 7 11 0 11 20 29 3 32
4 Gianyar 13 22 27 1 28 18 25 5 30 40 52 6 58
5 Klungkung 9 8 11 4 15 12 17 3 20 20 28 7 35
6 Bangli 12 17 21 1 22 16 19 0 19 33 40 1 41
7 Karangasem 12 14 22 5 27 20 28 3 31 34 50 8 58
8 Buleleng 20 50 61 3 64 25 32 3 35 75 93 6 99
9 Kota Denpasar 11 9 9 0 9 6 7 1 8 15 16 1 17
JUMLAH 165 216 25 241 121 164 17 181 286 380 42 422
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 4,9 6,4 0,7 7,1 3,8 5,1 0,5 5,6 4,3 5,8 0,6 6,4
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
TETANUS KELAINA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS BBLR ASFIKSIA NEONATO SEPSIS
KELAINA LAIN- PNEUMO
DIARE
MALAR TETANU KELAINA
N LAIN-
PNEUMO
DIARE
MALAR
CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
N BAW LAIN NIA IA S N SARAF NIA IA
RUM SALURAN LAIN
AAN
CERNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Jembrana 10 7 11 0 3 2 3 4 3 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 0 5
2 Tabanan 20 7 5 0 0 2 9 2 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 4
3 Badung 13 6 3 0 5 5 1 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 3
4 Gianyar 13 18 3 0 0 13 6 0 1 0 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 6
5 Klungkung 9 8 6 0 0 6 0 1 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 7
6 Bangli 12 19 1 0 3 6 4 1 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 1
7 Karangasem 12 14 2 0 0 14 4 0 0 0 0 0 1 15 0 0 0 0 0 0 8
8 Buleleng 20 21 16 0 10 9 19 2 0 0 0 0 4 12 1 0 0 0 0 0 5
9 Kota Denpasar 11 2 3 0 2 8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
JUMLAH 102 50 0 23 65 46 10 4 0 0 0 6 74 2 0 0 0 0 0 40
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH 33.968 32.842 66.810 33.598 98,9 32.135 97,8 65.733 98,4 1.039 3,1 1.162 3,6 2.201 3,3
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Bali Th 2021.
TABEL 34
JUMLAH 33.968 32.842 66.810 33.655 99,1 32.249 98,2 65.904 98,6 33.173 97,7 32.003 97,4 65.176 97,6
Sumber: Seksi kesehatan keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali th 2021.
Keterangan: *KN Lengkap sama dengan indikator SPM "Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir"
TABEL 35
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
BAYI BARU LAHIR BAYI USIA < 6 BULAN JUMLAH SASARAN BAYI UMUR 5
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS MENDAPAT IMD DIBERI ASI EKSKLUSIF DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jembrana 10 4.436 2.917 65,8 950 790 83,2 3.889 2.574 66,2
2 Tabanan 20 4.921 2.835 57,6 4174 2.642 63,3 4.649 2.768 59,5
3 Badung 13 9.257 5.965 64,4 3231 2.501 77,4 5.744 4.321 75,2
4 Gianyar 13 6.521 2.811 43,1 5233 4.106 78,5 4.906 3.697 75,4
5 Klungkung 9 2.746 1.843 67,1 2455 1.903 77,5 2.108 1.541 73,1
6 Bangli 12 3.393 2.245 66,2 3403 3.069 90,2 3.365 2.590 77,0
7 Karangasem 12 6.735 3.974 59,0 5296 3.526 66,6 5.552 3.518 63,4
8 Buleleng 20 10.886 6.945 63,8 9316 7.924 85,1 11.380 8.805 77,4
9 Kota Denpasar 11 16.663 9.765 58,6 2737 1.481 54,1 4.924 2.724 55,3
JUMLAH 65.558 39.300 59,9 36.795 27.942 75,9 46.517 32.538 69,9
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini
TABEL 36
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan gizi masayarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL 37
1 2 3 4 5 6
1 Jembrana 10 51 48 94,1
2 Tabanan 20 133 124 93,2
3 Badung 13 62 62 100,0
4 Gianyar 13 70 70 100,0
5 Klungkung 9 59 59 100,0
6 Bangli 12 72 72 100,0
7 Karangasem 12 78 75 96,2
8 Buleleng 20 148 145 98,0
9 Kota Denpasar 11 43 43 100,0
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Jembrana 10 1.945 1.977 3.922 2.193 112,8 2.153 108,9 4.346 110,8 117 6,0 116 5,9 233 5,9 2.076 106,7 2.018 102,1 4.094 104,4
2 Tabanan 20 2.619 2.519 5.138 2.358 90,0 2.105 83,6 4.463 86,9 210 8,0 217 8,6 427 8,3 2.597 99,2 2.358 93,6 4.955 96,4
3 Badung 13 5.258 5.056 10.314 5.439 103,4 5.468 108,1 10.907 105,7 625 11,9 619 12,2 1.244 12,1 5.084 96,7 4.790 94,7 9.874 95,7
4 Gianyar 13 3.391 3.089 6.480 3.348 98,7 3.153 102,1 6.501 100,3 84 2,5 43 1,4 127 2,0 3.516 103,7 3.131 101,4 6.647 102,6
5 Klungkung 9 1.305 1.154 2.459 1.327 101,7 1.246 108,0 2.573 104,6 66 5,1 49 4,2 115 4,7 1.360 104,2 1.271 110,1 2.631 107,0
6 Bangli 12 1.605 1.585 3.190 1.739 108,3 1.630 102,8 3.369 105,6 25 1,6 23 1,5 48 1,5 1.747 108,8 1.652 104,2 3.399 106,6
7 Karangasem 12 3.232 3.053 6.285 3.410 105,5 3.122 102,3 6.532 103,9 62 1,9 75 2,5 137 2,2 3.167 98,0 3.029 99,2 6.196 98,6
8 Buleleng 20 5.560 5.359 10.919 5.978 107,5 5.937 110,8 11.915 109,1 101 1,8 95 1,8 196 1,8 5.610 100,9 5.508 102,8 11.118 101,8
9 Kota Denpasar 11 8.412 8.041 16.453 7.543 89,7 6.316 78,5 13.859 84,2 616 7,3 634 7,9 1.250 7,6 7.991 95,0 7.622 94,8 15.613 94,9
JUMLAH 33.327 31.833 65.160 33.335 100,0 31.130 97,8 64.465 98,9 1.906 5,7 1.871 5,9 3.777 5,8 33.148 99,5 31.379 98,6 64.527 99,0
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Jembrana 10 1.945 1.977 3.922 1.686 86,7 1.690 85,5 3.376 86,1 1.706 87,7 1.686 85,3 3.392 86,5 1.833 94,2 1.838 93,0 3.671 93,6 1.838 94,5 1.827 92,4 3.665 93,4
2 Tabanan 20 2.619 2.519 5.138 2.520 96,2 2.237 88,8 4.757 92,6 2.525 96,4 2.285 90,7 4.810 93,6 2.618 100,0 2.390 94,9 5.008 97,5 2.605 99,5 2.605 103,4 5.210 101,4
3 Badung 13 5.258 5.056 10.314 5.162 98,2 4.917 97,3 10.079 97,7 5.183 98,6 4.908 97,1 10.091 97,8 5.458 103,8 5.126 101,4 10.584 #### 5.457 103,8 5.122 101,3 10.579 102,6
4 Gianyar 13 3.578 3.400 6.978 3.350 93,6 2.881 84,7 6.231 89,3 3.390 94,7 2.919 85,9 6.309 90,4 3.421 95,6 2.981 87,7 6.402 91,7 3.421 95,6 2.981 87,7 6.402 91,7
5 Klungkung 9 1.306 1.153 2.459 1.259 96,4 1.203 104,3 2.462 100,1 1.264 96,8 1.210 #### 2.474 100,6 1.358 104,0 1.309 113,5 2.667 #### 1.356 103,8 1.309 113,5 2.665 108,4
6 Bangli 12 1.605 1.585 3.190 1.650 #### 1.534 96,8 3.184 99,8 1.656 103,2 1.538 97,0 3.194 100,1 1.765 110,0 1.601 101,0 3.366 #### 1.752 109,2 1.593 100,5 3.345 104,9
7 Karangasem 12 3.154 2.879 6.033 2.951 93,6 2.853 99,1 5.804 96,2 2.851 90,4 2.864 99,5 5.715 94,7 3.167 100,4 3.051 106,0 6.218 #### 3.177 100,7 3.049 105,9 6.226 103,2
8 Buleleng 20 4.978 4.639 9.617 4.617 92,7 4.309 92,9 8.926 92,8 4.715 94,7 4.393 94,7 9.108 94,7 5.158 103,6 4.846 104,5 10.004 #### 5.113 102,7 4.799 103,4 9.912 103,1
9 Kota Denpasar 11 8.184 8.156 16.340 8.171 99,8 7.959 97,6 16.130 98,7 8.166 99,8 7.964 97,6 16.130 98,7 8.309 101,5 8.217 100,7 16.526 #### 8.537 104,3 8.289 101,6 16.826 103,0
JUMLAH 32.627 31.364 63.991 31.366 96,1 29.583 94,3 60.949 95,2 31.456 96,4 29.767 94,9 61.223 95,7 33.087 101,4 31.359 100,0 64.446 #### 33.256 101,9 31.574 100,7 64.830 101,3
CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Jembrana 10 1.908 1.915 3.823 1.376 72,1 1.319 68,9 2.695 70,5 1.319 69,1 1.244 65,0 2.563 67,0
2 Tabanan 20 2.484 2.428 4.912 2.356 94,8 2.208 90,9 4.564 92,9 2.329 93,8 2.165 89,2 4.494 91,5
3 Badung 13 5.239 5.075 10.314 4.795 91,5 4.530 89,3 9.325 90,4 4.700 89,7 4.523 89,1 9.223 89,4
4 Gianyar 13 3.578 3.400 6.978 2.714 75,9 2.394 70,4 5.108 73,2 2.719 76,0 2.403 70,7 5.122 73,4
5 Klungkung 9 1.254 1.154 2.408 1.204 96,0 1.112 96,4 2.316 96,2 1.194 95,2 1.089 94,4 2.283 94,8
6 Bangli 12 1.660 1.530 3.190 1.380 83,1 1.242 81,2 2.622 82,2 1.333 80,3 1.218 79,6 2.551 80,0
7 Karangasem 12 3.204 2.949 6.153 2.735 85,4 2.586 87,7 5.321 86,5 2.648 82,6 2.648 89,8 5.296 86,1
8 Buleleng 20 5.025 4.697 9.722 3.728 74,2 3.580 76,2 7.308 75,2 3.516 70,0 3.329 70,9 6.845 70,4
9 Kota Denpasar 11 8.282 8.509 16.790 6.183 74,7 5.957 70,0 12.140 72,3 6.034 72,9 5.967 70,1 12.001 71,5
JUMLAH 32.634 31.657 64.290 26.471 81,1 24.928 78,7 51.399 79,9 25.792 79,0 24.586 77,7 50.378 78,4
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN) IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH JUMLAH (2 KAPSUL)
% % % %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Jembrana 10 7.516 7.143 95,0 28.098 26.223 93,3 35.614 33.366 93,7 5.165 5.169 100,1
2 Tabanan 20 5.639 5.643 100,1 19.882 19.882 100,0 25.521 25.525 100,0 4.390 4.390 100,0
3 Badung 13 5.663 5.546 97,9 17.795 17.795 100,0 23.458 23.341 99,5 11.270 9.182 81,5
4 Gianyar 13 6.315 6.315 100,0 22.634 22.634 100,0 28.949 28.949 100,0 6.478 6.368 98,3
5 Klungkung 9 2.590 2.590 100,0 9.636 9.636 100,0 12.226 12.226 100,0 2.757 2.757 100,0
6 Bangli 12 3.886 3.883 99,9 12.545 12.529 99,9 16.431 16.412 99,9 3.402 3.358 98,7
7 Karangasem 12 6.550 6.260 95,6 22.720 20.952 92,2 29.270 27.212 93,0 6.781 6.774 99,9
8 Buleleng 20 12.680 11.893 93,8 31.551 29.884 94,7 44.231 41.777 94,5 11.036 10.881 98,6
9 Kota Denpasar 11 7.994 7.961 99,6 26.244 25.466 97,0 34.238 33.427 97,6 16.633 16.332 98,2
JUMLAH 58.833 57.234 97,3 191.105 185.001 96,8 249.938 242.235 96,9 67.912 65.211 96,0
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan
mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.
Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
TABEL 42
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes prov Bali Th 2021.
Keterangan: *cakupan pelayanan kesehatan balita sama dengan indikator SPM "cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar"
Pelayanan kesehatan balita = Balita usia 12-23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar + Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
+ Balita usia 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar
TABEL 43
DITIMBANG
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
Sumber: Seksi kesehatan keluarga Dan Gizi Masayarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL 43
BALITA
JUMLAH BALITA YANG PUNYA CAKUPAN BALITA JUMLAH BALITA YANG JUMLAH BALITA KEBERHASILAN PROGRAM JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS KARTU (K) MEMILIKI BUKU KIA NAIK BERAT BADANNYA DITIMBANG (N/D') KALI B
(K/S) (N) TERKOREKSI (D')
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L
1 2 3 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 Jembrana 10 17.054 100 7.685 9.368 82,0
2 Tabanan 20 23.444 99,626 12.434 15.795 78,7
3 Badung 13 21.537 100 7.940 10.151 78,2
4 Gianyar 13 27.958 100 15.784 23.112 68,3
5 Klungkung 9 11.852 100 8.280 9.527 86,9
6 Bangli 12 16.009 100 9.066 10.559 85,9
7 Karangasem 12 28.527 100 14.187 16.277 87,2
8 Buleleng 20 56.309 100 31.074 36.167 85,9
9 Kota Denpasar 11 20.557 95 10.259 11.962 85,8
JUMLAH 0,0 0,0 223.249 0,0 0,0 99 0,0 0,0 116.708 0 0 142.917 0,0 0,0 81,7 -
P L+P L P L+P
1 2 3 29 30 31 32 33
1 Jembrana 10 1091 11,6
2 Tabanan 20 2175 13,8
3 Badung 13 2334 23,0
4 Gianyar 13 1924 8,3
5 Klungkung 9 622 6,5
6 Bangli 12 1266 12,0
7 Karangasem 12 2935 18,0
8 Buleleng 20 6277 17,4
9 Kota Denpasar 11 2421 20,2
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH 135.079 3.786 2,8 134.474 4.293 3,2 134.498 2.304 1,7
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL 45
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH 72.028 61.990 86,1 71.896 55.918 77,8 65.424 47.091 72,0 533.987 333.080 62,4 2.524 2.431 96,3 472 394 83,5 363 274 75,5
Sumber: Seksi Kesehatan keluarga dan Gizi Masayarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL 46
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Jembrana 10 207 207 100,0 207 100,0 11.066 10.512 21.578 7.689 69,5 7.374 70,1 15.063 69,8 5.241 4.512 9.753 5.241 100,0 4.512 100,0 9.753 100,0
2 Tabanan 20 307 108 35,2 203 66,1 14.059 13.892 27.951 9.602 68,3 8.827 63,5 18.429 65,9 2.311 1.816 4.127 1.325 57,3 1.459 80,3 2.784 67,5
3 Badung 13 280 69 24,6 280 100,0 29.728 27.795 57.523 6.372 21,4 6.115 22,0 12.487 21,7 3.990 4.163 8.153 2.668 66,9 2.986 71,7 5.654 69,3
4 Gianyar 13 296 46 15,5 99 33,4 21.502 20.526 42.028 2.886 13,4 2.891 14,1 5.777 13,7 12.117 11.422 23.539 6.762 55,8 6.861 60,1 13.623 57,9
5 Klungkung 9 139 139 100,0 139 100,0 8.887 8.444 17.331 7.864 88,5 7.340 86,9 15.204 87,7 1.975 1.945 3.920 1.257 63,6 1.237 63,6 2.494 63,6
6 Bangli 12 165 33 20,0 87 52,7 9.150 9.041 18.191 2.137 23,4 2.388 26,4 4.525 24,9 853 900 1.753 611 71,6 599 66,6 1.210 69,0
7 Karangasem 12 363 225 62,0 296 81,5 23.936 22.482 46.418 6.498 27,1 5.041 22,4 11.539 24,9 2.756 2.742 5.498 1.511 54,8 1.727 63,0 3.238 58,9
8 Buleleng 20 498 498 100,0 498 100,0 36.336 35.467 71.803 36.200 99,6 35.307 99,5 71.507 99,6 3.027 8.557 11.584 3.027 100,0 8.557 100,0 11.584 100,0
9 Kota Denpasar 11 254 16 6,3 88 34,6 42.834 39.610 82.444 15.807 36,9 14.943 37,7 30.750 37,3 1.492 1.736 3.228 790 52,9 1.077 62,0 1.867 57,8
JUMLAH 2.509 1.341 53,4 1.897 75,6 197.498 187.769 385.267 95.055 48,1 90.226 48,1 185.281 48,1 33.762 37.793 71.555 23.192 68,7 29.015 76,8 52.207 73,0
JUMLAH 1.200.110 1.229.887 2.429.997 839.914 70,0 921.579 74,9 1.761.493 72,5 162.798 19,4 175.665 19,1 338.463 19,2
JUMLAH 244.576 268.243 512.819 176.943 72,3 195.134 72,7 372.077 72,6
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes prov bali Th 2021.
TABEL 50
PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKA MELAKSANAKA PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
N KELAS IBU N ORIENTASI KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
HAMIL P4K DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Jembrana 10 10 10 4 0 0 0
2 Tabanan 20 20 20 20 20 20 11
3 Badung 13 9 13 13 13 13 13
4 Gianyar 13 9 13 13 13 13 13
5 Klungkung 9 9 9 9 9 9 9
6 Bangli 12 11 12 2 12 8 8
7 Karangasem 12 10 12 12 12 12 12
8 Buleleng 20 12 20 4 19 15 15
9 Kota Denpasar 11 11 11 11 11 11 11
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes prov Bali Th 2021. catatan:
diisi dengan tanda "V"
TABEL 51
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK DAN
CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS YANG KASUS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS MENDAPATKAN LAKI- PEREMPUAN LAKI-LAKI +
TUBERKULOSIS
PELAYANAN SESUAI LAKI PEREMPUAN ANAK 0-14 TAHUN
STANDAR JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Jembrana 10 656 93 62,4 56 37,6 149 3
2 Tabanan 20 786 114 59,1 79 40,9 193 15
3 Badung 13 1.991 247 62,2 150 37,8 397 22
4 Gianyar 13 948 143 66,5 72 33,5 215 4
5 Klungkung 9 897 62 55,4 50 44,6 112 5
6 Bangli 12 183 42 70,0 18 30,0 60 0
7 Karangasem 12 895 126 57,5 93 42,5 219 11
8 Buleleng 20 2.643 397 63,7 226 36,3 623 18
9 Kota Denpasar 11 3.726 635 60,6 412 39,4 1.047 35
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Jembrana 10 67 28 95 93 56 149 51 76,1 19 67,9 70 73,7 54 58,1 19 33,9 73 49,0 105 112,9 38 67,9 143 96,0 18 12,1
2 Tabanan 20 72 33 105 130 56 186 21 29,2 9 27,3 30 28,6 80 61,5 36 64,3 116 62,4 101 77,7 45 80,4 146 78,5 27 14,5
3 Badung 13 150 84 234 237 186 423 112 74,7 71 84,5 183 78,2 95 40,1 78 41,9 173 40,9 207 87,3 149 80,1 356 84,2 27 6,4
4 Gianyar 13 54 48 102 117 99 216 28 51,9 25 52,1 53 52,0 67 57,3 67 67,7 134 62,0 95 81,2 92 92,9 187 86,6 22 10,2
5 Klungkung 9 47 28 75 73 42 115 40 85,1 20 71,4 60 80,0 22 30,1 16 38,1 38 33,0 62 84,9 36 85,7 98 85,2 11 9,6
6 Bangli 12 16 6 22 25 12 37 0 0,0 0 0,0 0 0,0 23 92,0 10 83,3 33 89,2 23 92,0 10 83,3 33 89,2 4 10,8
7 Karangasem 12 90 42 132 131 91 222 51 56,7 23 54,8 74 56,1 63 48,1 48 52,7 111 50,0 114 87,0 71 78,0 185 83,3 32 14,4
8 Buleleng 20 176 103 279 328 211 539 104 59,1 64 62,1 168 60,2 167 50,9 125 59,2 292 54,2 271 82,6 189 89,6 460 85,3 59 10,9
9 Kota Denpasar 11 305 194 499 633 453 1.086 120 39,3 79 40,7 199 39,9 383 60,5 297 65,6 680 62,6 503 79,5 376 83,0 879 80,9 118 10,9
JUMLAH 977 566 1.543 1.767 1.206 2.973 527 53,9 310 54,8 837 54,2 954 54,0 696 57,7 1.650 55,5 1.481 83,8 1.006 83,4 2.487 83,7 318 10,7
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
PERSENTASE PERKIRAAN BATUK BUKAN PNEUMONIA
DIBERIKAN PNEUMONIA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BALITA YANG PNEUMONIA PNEUMONIA JUMLAH
TATALAKSANA BERAT
JUMLAH KUNJUNGAN DIBERIKAN BALITA %
STANDAR (DIHITUNG
NAPAS / LIHAT TATALAKSA
N A STANDAR L P L P L P L+P L P L+P
TDDK*)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Jembrana 10 19155 1988 1935 97,3 387 163 82 37 35 200 117 317 81,9 939 802 1728
2 Tabanan 20 25452 7320 7320 100,0 788 1151 108 3 2 154 110 264 33,5 3781 3279 7060
3 Badung 13 8.320 6219 6116 98,3 14011 195 180 21 12 216 192 408 2,9 8853 8278 17131
4 Gianyar 13 488314 5995 5914 98,6 9889 71 34 1 0 72 34 106 1,1 4145 3456 7601
5 Klungkung 9 17990 2625 2607 99,3 369 95 86 3 8 98 94 192 52,0 2013 1894 3907
6 Bangli 12 20.988 2098 2017 96,1 2345 32 16 0 1 32 17 49 2,1 1106 1027 2133
7 Karangasem 12 30499 9545 9317 97,6 625 169 85 152 82 321 167 488 78,1 4799 4258 9057
8 Buleleng 20 55273 8589 8517 99,2 1.362 118 103 0 0 118 103 221 16,2 4774 4696 9470
9 Kota Denpasar 11 9.979 3.577 3.577 100,0 2.045 346 266 8 12 354 278 632 30,9 1.792 1.652 3.444
JUMLAH 675.970 47.956 47.320 98,7 31.821 2.340 960 225 152 1.565 1.112 2.677 8,4 32.202 29.342 61.531
Prevalensi pneumonia pada balita (%)
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 120
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 100,0%
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
1 ≤ 4 TAHUN 5 2 7 0,5
2 5 - 14 TAHUN 5 8 13 0,9
3 15 - 19 TAHUN 23 10 33 2,2
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 34 21 55 0,56 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 3 1 4 0,8 141 90 231 2,33 0 2 2
3 5 - 14 TAHUN 3 3 6 1,2 62 46 108 1,09 0 1 1
4 15 - 19 TAHUN 6 2 8 1,6 62 72 134 1,35 1 2 3
5 20 - 29 TAHUN 89 28 117 24,0 1.772 974 2.746 27,73 16 9 25
6 30 - 39 TAHUN 111 48 159 32,6 2.442 1.101 3.543 35,78 36 12 48
7 40 - 49 TAHUN 76 39 115 23,6 1.420 596 2.016 20,36 19 13 32
8 50 - 59 TAHUN 43 17 60 12,3 609 205 814 8,22 20 6 26
9 ≥ 60 TAHUN 16 3 19 3,9 181 62 243 2,45 2 1 3
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0,0 7 4 11 0,11 0 0 0
DIARE
JUMLAH TARGET DILAYAN MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
JUMLAH PENEMUAN I
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
PENDUDUK SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
SEMUA
UMUR BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Jembrana 10 321,931 7615 3228 1.816 23,8 400 12,4 1.816 100,0 400 100,0 400 100,0
2 Tabanan 20 465,332 12551 4291 4220 33,6 962 22,4 3.561 84,4 662 68,8 488 50,7
3 Badung 13 549,251 18.030 4.526 3.364 18,7 792 17,5 1.680 49,9 55 6,9 22 2,8
4 Gianyar 13 519,485 12742 2548 4.356 34,2 874 34,3 4.356 100,0 874 100,0 874 100,0
5 Klungkung 9 210,120 4857 3034 3.626 74,7 1.176 38,8 2.398 66,1 1.176 100,0 1.176 100,0
6 Bangli 12 262,526 6157 2643 1768 28,7 429 16,2 1.768 100,0 429 100,0 429 100,0
7 Karangasem 12 500,849 11362 5142 3018 26,6 902 17,5 2.455 81,3 642 71,2 579 64,2
17928 6735 5829
8 Buleleng 20 806,645 32,5 1.951 29,0 5.829 100,0 1.951 100,0 1.951 100,0
26932 13255 5038
9 Kota Denpasar 11 726,599 18,7 1.814 13,7 5.038 100,0 1.814 100,0 1.814 100,0
JUMLAH 4.362,738 118.174 45.402 33.035 28,0 9.300 20,5 28.901 87,5 8.003 86,1 7.733 83,2
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jembrana 10 0 0 0 4 3 7 4 3 7
2 Tabanan 20 0 0 0 0 2 2 0 2 2
3 Badung 13 0 0 0 1 0 1 1 0 1
4 Gianyar 13 0 1 1 5 1 6 5 2 7
5 Klungkung 9 0 0 0 3 2 5 3 2 5
6 Bangli 12 0 0 0 1 0 1 1 0 1
7 Karangasem 12 1 0 1 9 6 15 10 6 16
8 Buleleng 20 0 0 0 14 9 23 14 9 23
9 Kota Denpasar 11 0 0 0 0 1 1 0 1 1
JUMLAH 1 1 2 37 24 61 38 25 63
PROPORSI JENIS KELAMIN 50,0 50,0 60,7 39,3 60,3 39,7
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,73 1,15 1,44
KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Jembrana 10 7 7 100,0 0 0,0 0 0,0 0
2 Tabanan 20 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0 0
3 Badung 13 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
4 Gianyar 13 7 7 100,0 0 0,0 1 14,3 0
5 Klungkung 9 5 5 100,0 0 0,0 0 0,0 0
6 Bangli 12 1 1 0,0 0 0,0 0 0,0 0
7 Karangasem 12 16 8 50,0 3 18,8 0 0,0 0
8 Buleleng 20 23 23 100,0 0 0,0 0 0,0 0
9 Kota Denpasar 11 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
KASUS TERDAFTAR
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jembrana 10 0 0 0 4 3 7 4 3 7
2 Tabanan 20 0 0 0 0 2 2 0 2 2
3 Badung 13 0 0 0 2 0 2 2 0 2
4 Gianyar 13 0 1 1 5 1 6 5 2 7
5 Klungkung 9 0 0 0 3 2 5 3 2 5
6 Bangli 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Karangasem 12 1 0 1 10 6 16 11 6 17
8 Buleleng 20 0 0 0 13 11 24 13 11 24
9 Kota Denpasar 11 0 0 0 0 1 1 0 1 1
JUMLAH 1 1 2 37 26 63 38 27 65
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 1,49
PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH 842.442 30
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 3,6
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
1 Jembrana 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 6
2 Tabanan 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 9 20
3 Badung 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 9 32
4 Gianyar 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
5 Klungkung 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3
6 Bangli 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Karangasem 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 Buleleng 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5
9 Kota Denpasar 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 13 26
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 57 38 95
CASE FATALITY RATE (%) 0,0 0,0
INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 1,3 0,9 2,2
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Jembrana 10 4 4 100,0
2 Tabanan 20 3 3 100,0
3 Badung 13 12 12 100,0
4 Gianyar 13 3 3 100,0
5 Klungkung 9 3 3 100,0
6 Bangli 12 2 2 100,0
7 Karangasem 12 5 5 100,0
8 Buleleng 20 4 4 100,0
9 Kota Denpasar 11 4 4 100,0
JUMLAH 40 40 100,0
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
KAB JEMBRANA
1 AFP 2 4 04/05/2021 05/05/2021 19/05/2021 0 1 1 1 0 0 0 737 740 1.477
13/05/2021 13/05/2021 27/05/2021 1 0 1 1 0 0 0 917 858 1.775
11/06/2021 12/06/2021 26/06/2021 1 0 1 1 0 0 0 823 799 1.622
23/12/2021 23/12/2021 06/01/2022 1 0 1 1 0 0 0 345 363 708
KAB TABANAN
1 AFP 1 1 2/02/2021 3/02/2021 3/02/2021 1 0 1 1 0 0 0 443 445 888
1 27/06/2021 28/06/2021 28/06/2021 0 1 1 1 0 0 0 513 485 998
KAB BADUNG
1 MSS 1 1 11/05/2021 12/05/2021 19/05/2021 6 0 6 0 0 0 0 0 0 0 2 3 1 0 0 0 0 0 554 596 1.150
KAB GIANYAR
1 Keracunan Makanan 1 1 29/09/2021 30/09/2021 30/09/2021 19 12 0 0 0 0 1 1 3 14 10 0 2 0 0 0 0 0 620 582 1.202
YANG TERSERANG
ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN
NO JUMLAH JUMLAH
LUAR BIASA
KEC DESA/KEL L P L+P L P L+P
1 2 3 4 29 30 31 32 33 34
KAB JEMBRANA
1 AFP 2 4 0,0 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0
0,1 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0
0,1 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0
0,3 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0
KAB TABANAN
1 AFP 1 1 0,2 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0
1 0,0 0,2 0,1 0,0 0,0 0,0
KAB BADUNG
1 MSS 1 1 1,1 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0
KAB GIANYAR
1 Keracunan Makanan 1 1 3,1 2,1 0,0 0,0 0,0 0,0
KAB KLUNGKUNG
1 AFP 2 2 12/07/2021 12/07/2021 10/09/2021 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 714 673 1.387
21/12/2021 21/12/2021 19/02/2022 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 3.464 3.198 6.662
KAB BANGLI
1 AFP 1 1 05/04/2021 05/04/2021 06/04/2021 2 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3.181 3.057 6.238
KAB KARANGASEM
1 AFP 3 1 08/06/2021 09/06/2021 09/06/2021 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.378 1.414 2.792
1 08/07/2021 10/07/2021 10/07/2021 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 764 716 1.480
1 11/10/2021 13/11/2021 13/11/2021 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 921 961 1.882
1 19/11/2021 22/11/2021 22/11/2021 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.203 1.257 2.460
KAB BULELENG
1 Kematian DBD 1 1 22/02/2021 22/02/2021 24/02/2021 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 8.618 8.257 16.875
KAB KLUNGKUNG
1 AFP 2 2 0,0 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
KAB BANGLI
1 AFP 1 1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
KAB KARANGASEM
1 AFP 3 1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
1 0,0 0,1 0,1 #DIV/0! 0,0 0,0
1 0,0 0,1 0,1 #DIV/0! 0,0 0,0
1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
KAB BULELENG
1 Kematian DBD 1 1 0,0 0,0 0,0 100,0 0,0 100,0
MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF
% KONFIRMASI %
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS RAPID PENGOBATA
SUSPEK MIKROSKOPI LABORATORIU PENGOBATA
DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR
S M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Jembrana 10 2.946 2.946 0 2.946 100,0 0 0 0 0 0
2 Tabanan 20 297 297 0 297 100,0 0 0 0 0 0
3 Badung 13 99 99 0 99 100,0 3 1 4 4 100
4 Gianyar 13 16 16 0 16 100,0 16 0 16 16 100
5 Klungkung 9 1.815 1.815 0 1.815 100,0 0 0 0 0 0
6 Bangli 12 9 9 0 9 100,0 0 0 0 0 0
682 682 0 682 100,0 1 0 1 1 100
7 Karangasem 12
19 19 0 19 100,0 19 0 19 19 100
8 Buleleng 20
9 9 0 9 100,0 4 1 5 5 100
9 Kota Denpasar 11
MENINGGAL CFR
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
1 2 3 14 15 16 17 18 19
1 Jembrana 10 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Tabanan 20 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Badung 13 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Gianyar 13 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Klungkung 9 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Bangli 12 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Karangasem 12 0 0 0 0,0 0,0 0,0
8 Buleleng 20 0 0 0 0,0 0,0 0,0
9 Kota Denpasar 11 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
JUMLAH 272.716 282.468 555.184 130.045 47,7 140.879 49,9 270.924 48,8
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH 120 491.928 123.418 25,09 111.974 90,73 3.057 0,62 2.271 74,29
JUMLAH 1.112.013 17.997 35.386 14.857 26.961 867.286 1.017.607 1.079.954 97,12
1 2 3 22 23 24 25 26 27
1 Jembrana 10 285 70,72 16 51,61 760 84,44
2 Tabanan 20 203 100 37 59,7 661 93,9
3 Badung 13 132 48,0 14 56,0 280 56,8
4 Gianyar 13 477 84,6 28 82,4 890 88,3
5 Klungkung 9 327 91,6 51 94,4 780 95,94
6 Bangli 12 234 84,5 7 43,75 517 89,45
7 Karangasem 12 741 87,4 49 68,1 1.442 90,18
8 Buleleng 20 692 92,5 24 55,8 1.087 91,3
9 Kota Denpasar 11 801 97,4 9 33,3 1.037 95,9
JUMLAH 20 20 100
PERSENTASE BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
JUMLAH SEKOLAH
NO. KAB. / KOTA LAIN
SD MI TOTAL
LAIN %
1 JEMBRANA 186 21 2 209 98,81
2 TABANAN 123 3 6 132 100,00
3 BADUNG 250 9 35 294 98,05
4 GIANYAR 293 3 0 296 98,52
5 KLUNGKUNG 136 2 1 139 99,86
6 BANGLI 168 1 0 169 99,62
7 KARANGASEM 357 6 0 363 100,17
8 BULELENG 469 27 1 497 98,86
9 KOTA DENPA 172 67 14 253 96,02
PROVINSI 2.154 139 59 2.352 98,39
Sumber : Laporan rutin imunisasi Th. 2021
TABEL 85
ANGKA ANGKA
KASUS
NO KABUPATEN/KOTA SEMBUH MENINGGAL KESEMBUHAN KEMATIAN
KONFIRMASI
(RR) (CFR)
1 2 3 4 5 7 8
1 Jembrana 5258 5066 189 96,35 3,59
2 Tabanan 9601 9122 479 95,01 4,99
3 Badung 16681 16133 602 96,71 3,61
4 Gianyar 9056 8972 238 99,07 2,63
5 Klungkung 2935 2809 148 95,71 5,04
6 Bangli 4307 4094 208 95,05 4,83
7 Karangasem 4212 3867 338 91,81 8,02
8 Buleleng 9124 8651 473 94,82 5,18
9 Kota Denpasar 33193 32317 876 97,36 2,64
PROVINSI BALI 94367 91031 3551 96,46 3,76
Sumber :
TABEL JUMLAH LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN SPESIMEN COVID-19 MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI …………
TAHUN 2021
JUMLAH
JUMLAH SPESIMEN JUMLAH
JUMLAH JUMLAH ORANG
JUMLAH LAB YANG MEMERIKSA ORANG JUMLAH POSITIVITY
NO KABUPATEN/ KOTA LAB YANG ORANG DIPERIKSA/
DIPERIKSA PENDUDUK RATE (%)
RT-PCR MELAPOR DIPERIKSA 1 JUTA
RT-PCR TCM DIPERIKSA POSITIF NEGATIF INKONKLUSIF INVALID POSITIF
DAN TCM PENDUDUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Jembrana 1 0 0 1 6836 3011 3813 12 0 5.738 2721 283706 20.225 47,4
2 Tabanan 1 0 0 1 22407 5978 16425 0 4 22.403 5.978 451.587 49.609 26,7
3 Badung 5 5 112361 11720 100641 11 6 112361 11720 283.918 395752 10,4
4 Gianyar 2 0 0 5144 1486 3653 0 5 5144 1486 515.444 9980 28,9
5 Klungkung 1 1 7574 2507 5065 0 1 7574 7574 210.120 36.046 100,0
6 Bangli 12 1 1 10 17756 4017 10328 0 8 32109 4017 254.738 126.047 12,5
7 Karangasem 1 0 1 1 9994 3100 6894 0 0 9994 3100 418.500 23881 31,0
8 Buleleng 1 0 0 1 23561 5849 17655 3 0 19671 5849 664.000 29625 29,7
9 Kota Denpasar 9 0 3 12 240867 55163 185700 3 1 240867 55163 997.489 241473 22,9
PROVINSI….................. 33 1 5 32 446500 92831 350174 29 25 455861 97608 4.079.502 111.744 21,4
Sumber :
Catatan: kolom E bukan merupakan penjumlahan C dan D
TABEL
KASUS COVID-19 BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
0-2 TAHUN 3-6 TAHUN 7-12 TAHUN 13-15 TAHUN 16-18 TAHUN 19-30 TAHUN 31-45 TAHUN 46-60 TAHUN 60+ TAHUN TOTAL
NO KABUPATEN/ KOTA L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Jembrana 87 77 63 45 118 112 68 63 94 89 532 668 644 659 633 649 355 302 2594 2664
2 Tabanan 71 75 86 71 186 136 100 83 117 115 883 1079 1089 1115 1368 1238 1013 776 4913 4688
3 Badung 100 80 182 141 343 311 230 169 300 319 1923 2297 2221 2215 2109 1859 1075 807 8483 8198
4 Gianyar 55 65 63 62 124 127 84 68 94 108 914 1172 1079 1075 1246 1112 964 641 4623 4430
5 Klungkung 63 57 52 32 61 63 39 34 42 44 358 503 441 473 405 362 395 308 1856 1876
6 Bangli 51 58 57 39 105 92 52 64 76 75 366 423 469 480 609 508 438 345 2223 2084
7 Karangasem 54 33 21 8 48 40 23 28 29 29 255 317 349 381 447 318 432 319 1658 1473
8 Buleleng 94 71 122 110 270 218 128 128 157 157 790 966 1044 1068 1100 988 916 797 4621 4503
9 Kota Denpasar 213 178 294 263 717 606 395 404 537 596 3831 4496 4427 4396 3831 3737 2375 1897 16620 16573
Provinsi Bali 788 694 940 771 1972 1705 1119 1041 1446 1532 9852 11921 11763 11862 11748 10771 7963 6192 47591 46489
Sumber :
Tabel 88
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. vi
BAB I DEMOGRAFI..............................................................................................................1
A. GEOGRAFI...............................................................................................................1
1. Letak Wilayah...................................................................................................1
2. Luas Wilayah.....................................................................................................1
3. Iklim..................................................................................................................2
B. KEADAAN PENDUDUK............................................................................................ 2
C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI...................................................................................3
D. KEADAAN PENDIDIKAN...........................................................................................5
E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA........................................................................6
1. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat..........................................................7
2. Dimensi Pengetahuan.......................................................................................8
3. Dimensi Standar Hidup Layak.........................................................................10
BAB II FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN UKBM....................................................12
A. KESEHATAN IBU....................................................................................................53
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil.....................................................................58
2. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil..........................................61
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin..................................................................61
4. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas......................................................................62
Tabel 1.2 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk(ribu jiwa), dan
Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
Tabel 2.1 Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap dan Jumlah Tempat Tidur di
Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 2.2 Data Puskesmas Kabupaten/Kota dengan Fasilitas Rawat Inap dan
Jumlah Tempat Tidur di Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 2.10 Data Rumah Sakit Swasta di Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 2.11 Data Lab Swasta, Klinik/BP/RB, bank Data Rumah Sakit dan
Unit Transfusi Darah di Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 2.12 Data Apotek, Optikal, Toko Obat menurut Kabupatem/Kota di Provinsi Bali
Tahun 2021
Tabel 2.13 Data UKOT, IOT, IKOS, PBF dan penyalur Alkes menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali Tahun 2021
Tabel 4.10 Pembiayaan Sharing Iuran PBI Daerah JKN-KBS Tahun 2021
Tabel 4.2 Rasionalisasi Pembiayaan Sharing Iuran PBI Daerah JKN-KBS Tahun 2021
Tabel 4.12 Besaran Kontribusi Iuran PBI Jamkes Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 1.2. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi
Yang Dimiliki Di Provinsi Bali, 2021
2021
Gambar 1.5. Umur Harapan Hidup (UHH) Saat Lahir Provinsi Bali, Tahun 2010-2021 (Tahun)
Gambar 1.6. Umur Harapan Hidup (UHH) Saat Lahir Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi
Bali, Tahun 2021 (Tahun)
Gambar 1.7. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (Rls) Provinsi
Bali, Tahun 2011-2021 (Tahun)
Gambar 1.8. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata rata Lama Sekolah (RLS)
menurut Kabupaten Kota di Provinsi Bali Tahun 2021(Tahun)
Gambar 1.9. Pengeluara Per Kapita Disesuaikan Provinsi Bali, Tahun 2010-2021 (Ribu
Rupiah)
Gambar 1.10. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali,
Tahun 2021 (Ribu Rupiah)
Gambar 2.1. Persentase Keberadaan Puskesmas Rawar Inap Dan Tidak Rawat Inap Di
Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 2.3. Wilayah Binaan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2017-2021
Gambar 3.1. Rekapitulasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 3.2. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 3.4. Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun
2021
Gambar 3.5. Ratio Tenaga Medis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 3.6. Ratio Tenaga Paramedis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun
2021
Gambar 4.2. Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Prov Bali Berdasar Lokasi Anggaran Tahun 2021
Gambar 4.4. Realisasi Anggaran Dekosentrasi Dikelola Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Tahun Anggaran 2021
Gambar 4.5. Alokasi Dan Realisasi Anggaran Dak Fisik Subbidang Pelayanan
Rujukan Provinsi BaliTahun Anggaran 2021
Gambar 4.6. Alokasi Dan Realisasi Subbid Penguatan Intervensi Stunting (Penugasan)
Gambar 4.7. Alokasi dan Realisasi Anggara Subbid Peningkatan Sistem Kesehatan (Reguler)
Gambar 4.8 Alokasi dan Realisasi DAK Non Fisik (BOK) Provinsi Bali Th 2021
Gambar 5.1 Angka Kematian Ibu (Aki) Per 100.000 Kelahiran Hidup Di Provinsi Bali
Tahun 2017-2021
Gambar 5.2. Kematian Ibu berdasarkan Tempat di Provinsi Bali Tahun 2020-2021
Gambar 5.5. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2021
Gambar 5.6. Persentase Ibu Hamil Terkonfirmasi COVID 19 Menurut Kabupaten Kota
Tahun 2021
Gambar 5.7. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Td) Pada Ibu Hamil
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
Gambar 5.9. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas Dan Nifas Yang Mendapat Vit
A Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.9 Puskesmas Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Keluara Prov Bali
Tahun 2021
Gambar 5.11. Peserta KB Aktif berdasarlan Kabupaten Kota Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.12. Persentase Peserta Kb Pascasalin Menurut Metode Kontrasepsi Di Provinsi Bali
Tahun 2021
Gambar 5.13. Tren Angka Kematian Neonatal, Bayi Dan Balita Tahun 2016-2021
Gambar 5.14. Proporsi Penyebab Kematian Neonatal (0-28 Hari) di Prov Bali Tahun
Gambar 5.16. Rincian Sebab Lain Kematian Post Neonatal di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.17. Proporsi Penyebab Kematian Anak balita (12-59 Bulan) di Indonesia Tahun
2021
Gambar 5.18. Rincian Sebab Lain Kematian Anak Balita di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.19 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (Kn1) Menurut Provinsi Tahun 2021
Gambar 5.20. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi berdasarkan Kabupaten/Kota
Tahun 2021
Gambar 5.21. Cakupan Imunisasi Campak pada Bayi di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.23.Cakupan Imunisasi Lanjutan DPT-hb-Hib4 Pada Anak Baduta Menurut Provinsi
Tahun 2021
Gambar 5.24 Cakupan Imunisasi Lanjutan Campak – MR2 Pada Anak Baduita Menurut
Provinsi Tahun 2021
Gambar 5.25 Cakupan Imunisasi Anak Sekolah (Bias) Dt Dan Td Pada Anak Sekolah Kelas 1,2
Dan Kelas 5 Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Tahun 2021
Gambar 5.26. Proporsi Status Gizi Sangat Pendek Dan Pendek Pada Balita Menurut
Kabupaten/Kota, Reskesdas 2013-2018
Gambar 5.28. Persentase Balita Gizi Kurang Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 5.29. Proporsi Balita Gizi Buruk / Kurang Tahun 2018 -2021
Gambar 5.28. Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi <6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota Tahun
2020
Gambar 5.29. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita (6-59 Bulan) Menurut
Provinsi Bali Tahun 2020
Gambar 5.30. Proporsi Balita gizi buruk/kurang per kab kota tahun 2021
Gambar 5.31. Cakupan Bayi Baru lahir Mendapat IMD dan Pemberian Asi eksklusif pada Bayi
< 6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
Gambar 5.33 Cakupan pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita (6-59 Bulan) Menurut Provinsi
Bali Tahun 2021
Gambar 5.34 Persentase Remaja Putri 12- 18 Tahun Mendapat Tablet Tambah Darah Prov Bali Th 2021
Gambar 6.2. Angka Kesembuhan Tb Paru (Succes Rate / SR) Menurut Kab/Kota Di Provinsi
Bali Tahun 2021
Gambar 6.3. Proporsi Kasus HIV Dan Aids Menurut Kelompok Umur Di Provinsi
Bali Tahun2021
Gambar 6.4. Proporsi Kasus Hiv Dan Aids Menurut Jenis Kelamin Di Provinsi Bali
Tahun 2021
Gambar 6.6. Kasus Konfirmasi Covid 19 Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun
2021 Gambar 6.7. Sebaran kasus Campak di Provinsi Bali Tahun 2021
Gamab 6.8 Penemuan Afp Per 100.000 Penduduk <15 Tahun Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.11. Trend Incidence Rate (IR) Dbd Provinsi Bali Tahun 2015-2021
Gambar 6.13. Trend Annual Parasite Incidence (API) Malaria Di Provinsi Bali Tahun 2016-
2021
Gambar 6.14. Kasus Positif Malaria Di Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.14. Persentase Penderita Hipertensi Pada Usia >15 Tahun Di Provinsi Bali Tahun
2021
Gambar 6.15. Jumlah Penderita Hipertensi Pada Usia >15 Tahun Yang Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.16. Persentase Pemberian Pelayanan Kelompok Usia Produktif 15-59 Tahun Di
Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.17. Hasil Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara Pada
Perempuan Usia 30-50 Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.18. Persentase Pemberian Pelayanan Kesehatan Pada Kelompok Usia Produktif 15-59
Tahun Di Provinsi Bali Tahun 2021
Gambar 6.19. Persentase Risiko Pada Kelompok Usia Produktif 15-59 Tahun Di Provinsi Bali
Tahun 2021
Gambar 7.1. Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan Tahun 2021
Gambar 7.2. Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air
Minum Layak Tahun 2022
Gambar 7.3. Persentase Keluarga dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak(Jamban Sehat)
Tahun 2021
Gambar 7.5. Persentase Tempat-Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun
2021
Gambar 7.6. Persentase Tempat Pengolahan Makanan Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun2021
Gambar 7.8. Persentase Rumah Sakit Yang melakukan Pengelolaan Limbah Medis Sesuai
Standar Tahun 2021