Anda di halaman 1dari 4

Nama : Delyra Ifanary

NIM : 045055995
Prodi : S1 Akuntansi (UPBJJ-UT Serang)
1. Jelaskan macam-macam perlakuan akuntansi atas hasil penjualan bahan baku sisa.

Jawab :
Bahan baku sisa adalah bahan yang tersisa atau tidak terpakai dalam proses produksi.
Bahan baku sisa dapat berupa bahan yang rusak, cacat, atau tidak sesuai dengan
spesifikasi. Bahan baku sisa dapat dijual kembali atau dibuang oleh perusahaan.
Perlakuan akuntansi atas hasil penjualan bahan baku sisa tergantung pada nilai dan
penyebab timbulnya bahan baku sisa. Berdasarkan nilai, bahan baku sisa dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
1) Bahan baku sisa yang tidak laku dijual, Bahan baku sisa jenis ini memiliki nilai
yangsangat rendah atau tidak ada sama sekali. Biasanya, bahan baku sisa ini harus
dibuang dengan biaya tertentu. Biaya pemusnahan ini dapat diperlakukan sebagai
penambah biaya bahan baku atau biaya overhead pabrik.
2) Bahan baku sisa yang laku dijual, Bahan baku sisa jenis ini memiliki nilai yang cukup
tinggi atau signifikan. Biasanya, bahan baku sisa ini dapat dijual kembali dengan harga
tertentu. Hasil penjualan ini dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku,
pengurang biaya overhead pabrik, atau penghasilan di luar usaha.
Berdasarkan penyebab, bahan baku sisa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Bahan baku sisa yang disebabkan oleh sulitnya pengerjaan pesanan, Bahan baku sisa
jenis ini timbul karena proses produksi yang kompleks atau spesifik. Biasanya, bahan
baku sisa ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
2) Bahan baku sisa yang disebabkan oleh kesalahan atau kurangnya pengawasan
produksi, Bahan baku sisa jenis ini timbul karena faktor manusia, seperti kecerobohan,
ketidaktelitian, atau ketidakcakapan. Biasanya, bahan baku sisa ini diperlakukan sebagai
rugi produk rusak.
3) Bahan baku sisa yang terjadi secara normal dalam proses pengolahan produk, Bahan
baku sisa jenis ini timbul karena karakteristik bahan atau produk yang tidak dapat
dihindari. Biasanya, bahan baku sisa ini diperlakukan sebagai elemen biaya overhead
pabrik.
NO AKUN DEBIT KREDIT
1 Barang dalam proses set seragam PNS Rp14.700.000
Bahan baku langsung Rp4.300.000
Gaji dan Upah langsung Rp2.000.000
Overhead dibebankan Rp8.400.000
Pembebanan kos ke seragam PNS
2 Sediaan produk rusak Rp750.000
Kos produk terjual Rp13.950.000
Barang dalam proses Rp14.700.000
3 Kas/piutang usaha Rp19.530.000
Penjualan (140%xRp13.950.000) Rp19.530.000
Penyelesaian penyerahan produk ke pelanggan
4 Kas Rp750.000
Sediaan produk rusak Rp750.000
Penjualan produk rusak
2. a. Buatlah Jurnal Umum atas kerusakan perusahaan spesifikasi pelanggan tersebut.

b. Buatlah Jurnal Umum jika kerusakan terjadi akibat kelalaian karyawan


Diket:

 Kos produk per unit = total kos produk : total produksi


= Rp14.700.000 : 45
= Rp326.666

 Kos Produksi Rusak = 15 x Rp326.666


= Rp4.899.990

 Penjualan Produk Rusak = Rp5.000 x 15


= Rp75.000

 Kos yang tidak tertutup = Rp4.899.990 – Rp75.000


= Rp4.824.990

JURNAL UMUM

No Akun Debit Kredit


1 Sediaan Produk Cacat Rp75.000
Overhead pabrik Rp4.824.990
aktual
Kos produk terjual Rp9.725.010
Barang dalam proses Rp14.700.000
2 Kas/piutang usaha Rp1.371.999
Pendapatan penjualan Rp1.371.999

Keterangan Produk A1 Produk A2 Produk A3 Produk A4 Produk A5 Jumlah


Hasil Rp2.625.000. Rp950.000.0 Rp500.000. Rp5.040.000. Rp3.670.500. Rp12.785.500
penjumla 000 00 000 000 000 .000
han
Kos Rp875.000.0 Rp1.050.000. Rp525.000. Rp1.680.000. Rp1.225.000. Rp5.355.000.
produksi 00 000 000 000 000 000
Laba Rp1.750.000. Rp100.000.0 Rp25.000.0 Rp3.360.000. Rp2.445.500. Rp7.430.500.
(rugi) 000 00 00 000 000 000
3. Perhitungan Laba Rugi

Dari perhitungan diatas, terdapat 2 produk yang rugi yaitu produk A2 dan A3
menurut saya produk tetap harus dijalankan karena walaupun produk dihentikan
tidak akan menambah laba sebesar Rp125.000.000, melainkan laba akan turun
dan perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp4.405.000.000 (Rp950.000.000-
5.355.000.000) untuk produk A2 dan juga Rp4.855.000.000 (Rp500.000.000-
Rp5.355.000.000) untuk produk A3, hal ini disebabkan ada kos yang tidak dapat
di hindari terjadinya selama proses produksi berlangsung, maka lebih baik
manajemen dapat menganalisis berapa marjin kontribusi produk A2 dan A3 dalam
menghasilkan laba perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai