Scene #1 Shoot Kartini melihat jendela di kamarnya lalu narator menjelaskan tradisi pingitan.
Lalu Scene #2 Kartini jalan jongkok diiringi suara narator menjelaskan terkait tradisi jawa yang
merendahkan perempuan.
Yu ngasirah : Satu, dua, tiga, empat.
Jangan terburu buru. Senyum ni, ayo senyum.
Scene #3
Suara gamelan
Sosrokartono : Ni, ngapain?
Sosrokartono : Aku punya hadiah untukmu.
Kartini : Kalo kamu bisa membuatku tidak menjadi raden ayu, itu hadiah yang terbaik.
Kartini seperti ingin beranjak pergi
Sosrokartono : Tunggu dulu
Kartini : Tidak mau!
Sosrokartono : Tunggu dulu, mau keluar dari kamar pingitan tidak?
Kartini mengangguk
Sosrokartono: Masuklah kekamarku (sambil menunjukkan kunci) disana ada pintu untuk keluar
dari pingitan.
#Scene3a Sosrokartono beranjak pergi, lalu berbalik ke arah Kartini
Sosrokartono : Aku tunggu di belanda ya, ni.
#Scene3b Kartini membuka lemari kakaknya yakni Sosrokartono. Lalu ia menemukan buku dan
membacanya.
Scene #4
Suatu ketika, datang kedua adik kartini bersama Soelastri (Istri kedua ayah Kartini)
Scene #5
Di Keraton, orang Belanda yang sedang bertamu, mereka berbincang dengan bupati Jepara yaitu
ayah Kartini
Sosroningrat: Apa kabar puteri anda, tuan baron?
Baron: dia sekolah di prancis, disekolah pendidikan guru. impiannya sejak dia duduk disekolah
dengan puteri anda
Baron : Lalu kartini, sekarang dia dimna?
Sosroningrat: Dia masih dalam pingitan
Ovink-Soer: Anda mengurung anak anda?
Datanglah Kartini membawa baki yang berisikan kudapan untuk tamu.
Kartini: Ayah tidak benar-benar mengurung saya
Kartini: Kami boleh bermain dan membaca
Marie Ovink-Soer : Saya ingin mengundang putri tuan ke rumah, boleh kah?
Ovink-Soer : Tuan Sosroningrat mengatakan bahwa Kartini masih dalam pingitan, hargailah tradisi
mereka
Ovink-Soer : Maafkan kami tuan
Sosroningrat tersenyum
Scene #6
Kartini, Kardinah dan Roekmini di rumah Marie Ovink-Soer.
Marie Ovink-Soer sambil memegang kain batik: Ini karya mu? *sambil menatap Roekmini.
Roekmini: Iya, bu.
Marie Ovink-Soer: Apa ini? Wayang?
Kardinah: Benar ibu. Itu karya saya.
Marie Ovink-Soer: Kalian sangat kompak
Kartini : Bimbing saya agar bisa menjadi penuh seperti ibu.
Kartini: Saya ingin tulisan saya diterbitkan.
Marie Ovink-Soer: Bisa kira coba, saya punya beberapa kawan redaktur majalah dan koran.
Mereka bertukar pikiran, belajar dan memamerkan hasil karyanya kepada Marie. Diiringi dengan
backsound khas jaman dulu.
Scene #7
Ayah Kartini, Ovink-Soer dan Marie sedang berbincang
Marie Ovink-Soer : Bolehkah anda membaca artikel ini?
Sosroningrat membacanya
Sosroningrat: Bagus! artikel ini milik anda?
Marie Ovink-Soer: Tidak, ini milik kartini.
Ovink-Soer: Bagaimana jika kami kirim artikel putri kepada lembaga kerajaan jepang untuk ilmu
bahasa dan antropologi?
Ovink-Soer: Dengan izin kartini, artikel ini bisa di publikasikan dengan nama anda.
Sosroningrat : Ya, Boleh *mengangguk sambil tersenyum
Ovink dan Marie saling bertatapan dan tersenyum
#Scene7b Kartini menerima artikel tersebut. Ia dan kedua adiknya duduk berlutut sambil
tersenyum saat membuka satu-persatu halamannya. Serta scene ayahnya yang tersenyum. Diiringi
musik ceria.
—
Scene #8 Slamet dan sosroningrat sedang berada di satu meja.
Slamet : Saya mohon izin, untuk ikut membantu romo menjaga adik-adik. Sambil menunggu surat
rekomendasi saya menjadi Bupati dari Residen Sitjhoff
#Scene8a Kartini menuliskan artikel keduanya dengan susah payah. Kartini sdh selesai menulis
artikelnya dan ingin mengirimnya ke Marie Ovink-Soer.
#Scene9a Kartini mengajarkan aksara Belanda kepada perempuan dan orang-orang miskin di
papan tulis jadul yang menggunakan kapur.
Kartini : Jadi hari ini kita akan belajar aksara belanda, Huruf A, ini aksara A.. ini huruf a yang kecil.
Coba dibaca
Semua murid: A...
• TIME SKIP •
Scene #10 Kartini, Roemini, dan Kardinah sedang mengintip di samping pintu.
Roekmini : Raden Mas Hadiningrat dan keluarganya. Sedang apa ya?
Kardinah : Iya, tidak biasanya ia kesini.
Suara bapak Kartini : Haryono? saya nyaris tidak mengenali. Bagaimana kabarnya?
Suara lelaki : Baik Pakde, sekarang saya sudah menjabat sebagai wakil bupati pemalang.
•TIME SKIP•
Narasi terkait Kartini telah menikah, lalu di karuniai seorang anak dan meninggal setahun
berikutnya.