Disusun Oleh:
Ayu Wandira ( 2130802050 )
Dosen Pengampu:
Ade Oktasari, M.Sc
1. Pencegahan polusi: Merancang proses kimia untuk menghasilkan produk dengan jumlah
limbah minimal. Hal ini dapat dilakukan dengan:
• Meningkatkan efisiensi atom dalam proses kimia.
• Merancang sintesis kimia yang tidak menghasilkan zat berbahaya.
• Memilih bahan baku yang ramah lingkungan.
• Menerapkan daur ulang dan penggunaan kembali bahan kimia.
2. Ekonomi atom: Meningkatkan efisiensi atom dalam produk dan proses kimia. Hal ini dapat
dilakukan dengan :
• Merancang produk kimia dengan struktur yang lebih sederhana.
• Menggunakan bahan baku yang memiliki atom yang lebih sedikit.
• Meningkatkan efisiensi sintesis kimia.
3. Sintesis kimia minim bahaya: Merancang sintesis kimia yang tidak menghasilkan zat
berbahaya. Hal ini dapat dilakukan dengan:
• Memilih reagen dan pelarut yang tidak berbahaya.
• Menerapkan kondisi reaksi yang lebih ringan.
• Menggunakan katalis untuk meningkatkan efisiensi dan selektivitas reaksi.
4. Peracangan bahan kimia yang lebih aman: Merancang bahan kimia yang memiliki sifat
dan fungsi yang diinginkan, tetapi tidak berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan:
• Memilih bahan baku yang tidak berbahaya.
• Merancang struktur bahan kimia yang aman.
• Memprediksi dan menguji sifat toksik bahan kimia.
5. Pelarut dan alat bantu yang lebih aman: Memilih pelarut dan alat bantu yang tidak
berbahaya dan ramah lingkungan. Hal ini dapat
dilakukan dengan:
• Memilih pelarut yang tidak beracun dan mudah terurai.
• Menggunakan pelarut berbasis air.
• Menerapkan teknik superkritis.
6. Desain untuk efisiensi energi: Merancang proses kimia yang hemat energi. Hal ini dapat
dilakukan dengan:
• Menerapkan proses yang beroperasi pada suhu dan tekanan yang lebih rendah.
• Menggunakan energi terbarukan.
• Meningkatkan efisiensi transfer panas.
7. Penggunaan bahan baku terbarukan: Memilih bahan baku yang berasal dari sumber
terbarukan. Hal ini dapat dilakukan dengan:
• Menggunakan biomassa sebagai bahan baku.
• Menggunakan bahan baku yang berasal dari daur ulang.
• Menerapkan bioteknologi untuk menghasilkan bahan baku.
8. Mengurangi bahan turunan kimia: Menghindari penggunaan bahan turunan kimia yang
tidak perlu. Hal ini dapat dilakukan dengan:
• Merancang sintesis kimia yang lebih efisien.
• Menggunakan bahan baku yang lebih reaktif.
• Menerapkan teknik katalisis.
9. Katalisis: Menerapkan katalisis untuk meningkatkan efisiensi dan selektivitas reaksi kimia.
Hal ini dapat dilakukan dengan:
• Mengembangkan katalis yang lebih aktif dan selektif.
• Menerapkan teknik katalisis heterogen.
• Menerapkan biokatalisis.
10. Desain untuk degradasi: Merancang produk kimia yang mudah terurai secara alami. Hal
ini dapat dilakukan dengan:
• Merancang produk kimia dengan struktur yang mudah diurai.
• Menggunakan bahan baku yang mudah terurai.
• Menerapkan teknik biodegradasi.
11. Analisis waktu nyata untuk pencegahan polusi: Menerapkan analisis waktu nyata untuk
memantau dan mengendalikan proses kimia dan mencegah
polusi. Hal ini dapat dilakukan dengan:
• Memasang sensor untuk memantau parameter proses.
• Mengembangkan sistem kontrol untuk mengendalikan proses.
• Menerapkan teknik pemodelan untuk memprediksi emisi polusi.
12. Kimia yang aman secara inheren untuk pencegahan kecelakaan: Merancang proses
kimia yang aman dan meminimalkan risiko kecelakaan. Hal
ini dapat dilakukan dengan:
• Memilih reagen dan pelarut yang tidak berbahaya.
• Menerapkan kondisi reaksi yang lebih ringan.
• Merancang sistem yang aman.
PENUTUP
12 Prinsip Kimia Hijau merupakan pedoman untuk merancang dan mempraktikkan kimia
yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Penerapan 12 Prinsip Kimia Hijau dapat
memberikan banyak manfaat, seperti:
➢ Mengurangi pencemaran lingkungan
➢ Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
➢ Menghemat biaya
➢ Meningkatkan keselamatan kerja
➢ Meningkatkan daya saing industri
➢ Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
Jadi, Penerapan 12 Prinsip Kimia Hijau menjadi semakin penting dalam upaya mengatasi
berbagai permasalahan lingkungan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
REFERENSI
1. Anastas, P. T., & Warner, J. C. (1998). Green chemistry: theory and practice. Oxford
University Press, USA.
2. Clark, J. H., & Macquarrie, D. J. (2006). Handbook of green chemistry and technology.
Blackwell Publishing.
3. Anastas, P. T., & Eghbali, N. (2010). 12 principles of green chemistry. Chem Soc Rev,
39(1), 301-312.