Anda di halaman 1dari 3

MEMO SUBJEK DAN OBJEK TATA USAHA NEGARA YANG DAPAT

DIMOHONKAN HAK UJI MATERIL


04 Januari 2022

I. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Dasar 1945 (“UUD 1945”)


2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung jo. Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung (“UU MA”)
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (“UU PPP”)
4. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji
Materiil (“Perma 1/2011”)
5. UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (“UU 5/1986”) sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (“UU 9/2004”) dan terakhir diubah dengan
UU No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (“UU 51/2009”)

II.Opini Hukum:

 Prolog

Sebelum menelaah siapa dan apa subjek-objek dalam sengketa Hak Uji Material TUN,
perlu dipahami terlebih dahulu, bahwa Hak Uji Materil terhadap suatu Objek TUN yang
dikeluarkan oleh Pejabat TUN, merupakan upaya hukum yang berbeda dengan Gugatan
terhadap suatu Objek TUN yang dikeluarkan oleh Pejabat TUN. Perbedaan signifikan
yang pertama dapat membuktikan perbedaan upaya hukum tersebut adalah Dasar
Aturan/Dasar Hukum terhadap upaya hukum Hak Uji Materil TUN dan upaya hukum
gugatan TUN. Perbedaan sginifikan kedua yang membedakan kedua upaya hukum
tersebut adalah objek TUN itu sendiri. Gugatan TUN secara komprehensif diatur dalam
UU 5/1986 jo. UU 9/2004 jo. UU 51/2009. Pasal 1 angka 9 UU 51/2009 melimitasi atau
membatasi suatu Objek TUN yang dapat diajukan upaya gugatan kepada
Pengadilan TUN, yakni suatu Objek TUN harus bersifat konkret, individual, dan
Final. Artinya, Suatu Objek TUN yang dapat diajukan Gugatan TUN harus bersihat
individual dan tidak bersifat umum, dalam hal ini umum seperti peraturan atau keputusan
yang ditujukan untuk khalayak umum dan masyarakat di Indonesia.

 Pemegang Wewenangan Dalam Memeriksa dan Memutus Sengketa Hak Uji


Materil TUN

Pemeriksa dan Pemutus Sengketa Hak Uji Materil TUN merupakan kewenangan
Mahkamah Agung RI. Hal tersebut telah diatur dalam Pasal 24a ayat (1) UUD 1945
yang menyatakan sebagai berikut “Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat
kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.”
CHAMBERS
Menara Rajawali Lt. 12
Jl. Dr Ide Anak Agung Gde Agung Lot #5.1
Setiabudi, Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12950
Tlp: 021-50992333 || Website: http://legal.sandiva.co || Email: info.SLN@legal.sandiva.co
Kemudian, kewenang Mahkamah Agung RI dalam memeriksa dan memutus sengketa
Hak Uji Material ditentukan dalam Pasal 9 ayat (2) UU PPP yang menyatakan sebagai
berikut “Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang
diduga bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah
Agung.”

 Subjek dalam Sengketa Hak Uji Materil TUN

Subjek atau para pihak dalam suatu sengketa Hak Uji Material TUN disebut sebagai
PEMOHON dan TERMOHON. PEMOHON sebagai ditentukan dalam Pasal 31 ayat (2)
UU MA jo. Pasal 1 ayat (4) Perma 1/2011 yakni :

- PEMOHON dapat berupa perorangan warga negara Indonesia, kesatuan


masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diatur dalam undang-undang, atau badan hukum publik
atau badan hukum privat, serta PEMOHON disyarakatkan harus
merupakan pihak yang menganggap haknya dirugikan atas berlakunya
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang yang hendak
diajukan uji materil.

- TERMOHON menurut Pasal 1 ayat (5) Perma 1/2011 adalah Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Peraturan
Perundangundangan.

 Objek dalam Sengketa Hak Uji Materil TUN

Objek dari Sengketa Hak Uji Material TUN menurut Pasal 9 ayat (2) UU PPP jo. Pasal 1
ayat (1) dan (2) Perma 1/2011 adalah Peraturan Perundang-undangan di bawah
Undang-undang. Dalam hal ini, Ojek sengketa Hak Uji Materil TUN merupakan produk
ketetapan/peraturan/keputusan yang dikeluarkan oleh Pejabat TUN dan produk tersebut
bersifat umum.

 Yurisprudensi Pendukung

Putusan MA RI Nomor 40 P/HUM/2012 merupakan suatu contoh sengketa Hak Uji


Materil TUN yang dapat memperkuat argumen bahwa Subjek & Ojek dalam suatu
sengketa Hak Uji Materil adalah sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas. Hal
mana dalam putusan tersebut Subjek dan Objeknya ialah :

Pemohon :

WNI yang merupakan Ketua dari sebuah asosiasi TV Lokal yang merasa haknya
dirugikan terhadap suatu Objek TUN yang bersifat Umum

Termohon :

Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Objek Sengketa :
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No
22/PER/M.KOMINFO/11/2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital
Terrestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (free to air)

Untuk informasi lebih lanjut terkait dengan SUBJEK & OBJEK DALAM SENGKETA HAK
UJI MATERIL TUN silahkan menghubungi:

Address:
CHAMBERS Contact :
Menara Rajawali, Lantai 12 Phone : (021) 50992333
Mega Kuningan Lot #5.1
Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung, Email : Info.SLN@legal.sandiva.co
Kuningan Timur, Setiabudi - 12950
Jakarta Selatan, DKI Jakarta LinkedIn : Sandiva Legal Network

Instagram : @sandivalegalnetwork

Anda mungkin juga menyukai