Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL ANALISIS DATA SECARA ANALITIK PERKEMBANGAN

DATA HARGA

Sehubungan dengan penugasan APHP atas nama: Khairus Yelliza


Jabatan: Analis Pasar Hasil Perikanan Ahli Madya, bersama ini kami sampaikan
hasil analisis data secara “ Analisis perkembangan data harga ikan Cumi-Cumi
tahun 2021 dari Provinsi Aceh secara analitik” pada tanggal 16 Agustus 2022
secara umum, hasil analisis data secara analitik tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Pasokan tertinggi terjadi pada Bulan Februari. Pasokan rendah di Bulan


November. Harga rata-rata tertinggi di Bulan Februari mencapai kisaran
Rp. 35.000/kg dan terendah mencapai Rp. 20.000/kg di bulan
Maret,April, dan November.
2. Perhitungan menunjukkan Nilai Koefisien Determinasi sebesar 49,5%
menunjukkan gambaran berapa banyak variasi yang dijelaskan dalam
model atau seberapa besar pengaruh variabel independen (pasokan)
terhadap variabel dependen (harga).
3. Nilai p-value bernilai 0,034 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis
adalah gagal menerima H0 atau ada pengaruh secara signifikan antara
pengaruh linear antara produksi ikan Cumi-Cumi terhadap harga rata rata
di Aceh.

Secara lebih lengkap, terlampir kami sampaikan hasil analisis data secara
analitik dimaksud.

Jakarta, 16 Agustus 2022


Mengetahui, Yang melaporkan,
Koordinator Jabfung Jabfung

Usep Suhendar Khairus Yelliza


NIP 196707061999031001 NIP 196809211998032002
ANALISIS PERKEMBANGAN DATA HARGA IKAN CUMI-CUMI DARI PROVINSI
ACEH SECARA ANALITIK

Pendahuluan

Provinsi Aceh memiliki potensi penangkapan ikan yang cukup tinggi. Salah
satu hasil tangkapan yang banyak adalah jenis ikan Cumi-Cumi. Cumi-
cumi adalah kelompok hewan sefalopoda besar atau jenis moluska yang
hidup di laut. Nama "Sefalopoda" dalam bahasa Yunani berarti "kaki
kepala", hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan
yang melingkari kepala. Seperti semua sefalopoda, cumi-cumi dipisahkan
dengan memiliki kepala yang berbeda. Akson besar cumi-cumi ini memiliki
diameter 1 mm. Cumi-cumi banyak digunakan sebagai makanan. Pada
umumnya cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5,1 cm, tetapi ada jenis
cumi-cumi Architeuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga
lebih dari 15 m. Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di
sepanjang pantai Newfoundland.

Pada prinsip ekonomi perkembangan harga dipengaruhi oleh banyak faktor,


salah satunya adalah ketersediaan barang. Ketersediaan produk adalah
faktor yang mempengaruhi pembelian (Kotler dan Keller 2006). Serapan
bahan baku terjadi karena ketersediaan yang banyak dan sangat mudah
untuk dijangkau dibanyak tempat. Namun perubahan harga juga dapat
dipengaruhi dari aspek biaya logistik. Indonesia yang merupakan Negara
Kepulauan dengan sebaran penduduk yang terkonsentrasi sebagian besar
di Pulau Jawa,namun sebaran pusat produksi tidak hanya ada di pulau
Jawa tetapi juga ada dari daerah timur. Selain dari Pulau Jawa pengiriman
ikan Cumi-Cumi di Indonesia berasal terutama dari Sulawesi Utara, Papua,
Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Untuk melihat
perkembangan harga ikan Cumi-Cumi perlu dilakukan analisis lebih
lanjut.
Tujuan

Tujuan menganalisis perkembangan harga ikan Cumi-Cumi di beberapa


Kabupaten/Kota di Aceh dan hubungannya dengan volume produksi.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan antara lain, regresi linear sederhana,


komparatif dan deskriptif. Variabel bebas (x) yaitu diasumsikan
merupakan volume produksi ikan Cumi-Cumi dari beberapa
Kabupaten/Kota di Aceh dan variabel dependen (y) adalah harga. Data
yang digunakan mengacu kepada data PIPP DJPT dan pengolahan data
mengggunakan SPSS 26.0.

 Analisis regresi sederhana


Analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
suatu variabel terhadap variabel lainnya. Persamaan regresi hanya
terdapat satu variabel bebas dengan satu variabel terkait, maka disebut
dengan persamaan regresi sederhana. Pada regresi sederhana kita dapat
mengetahui berapa besar perubahan dari variabel bebas dapat
mempengaruhi suatu variabel terkait. Tujuan analisis regresi untuk
mendapatkan pola hubungan secara matematis dari variabel X dan
variabel Y, dan untuk mengetahui besarnya perubahan variabel X
terhadap variabel Y, serta untuk memprediksi variabel Y jika nilai variabel
X diketahui. Prinsip dasar pada persamaan regresi sederhana adalah
bahwa antara variabel dependen (Y) dengan variable independennya (Y)
harus memiliki sifat hubungan sebab akibat atau hubungan kausalitas,
berdasarkan teori, dari hasil penelitian sebelumnya, atau juga yang
didasarkan dari penjelasan logis tertentu.Analisis regresi linier sederhana
adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X)
dengan variabel dependen (Y). Analisis regresi sederhana dapat digunakan
untuk mengetahui arah dari hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat, apakah memiliki hubungan positif atau negatif serta
untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas
mengalami kenaikan ataupun penurunan. Pada regresi sederhana
biasanya data yang digunakan memiliki skala interval atau rasio. Rumus
regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = a + bX

Keterangan:

Y = Variabel dependen (variabel terikat)


X = Variabel independent (variabel bebas)
a = Konstanta (nilai dari Y apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (pengaruh positif atau negatif)

 Analisis korelasi
Analisis korelasi merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat
keeratan hubungan antara 2 variabel yaitu variabel independen (X)
dengan variabel dependen (Y) atau untuk mengetahui kuat atau
lemahnya hubungan antara variabel independen dan dependen.
a. Analisi Korelasi Parsial
Analisis korelasi menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara
dua variabel atau lebih, arahnya dinyatakan dalam bentuk hubungan
positif atau negative, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan
dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel
– variabel independen, rumusan korelasinya adalah sebagai berikut:

r xy =n ∑ xiyi−¿ ¿ ¿
(Sugiyono 2017:228)
Keterangan :
rxy = Koefisien kolerasi pearson
Xi = Variabel Independen
Yi = Variabel Dependen Timur
n = Banyak sampel yang diteliti.
Koefisien kolerasi r menunjukan derajat kolerasi antara variabel
independent (X) dan variabel dependent (Y). Nilai koefisien harus terdapat
dalam batas-batas -1 hingga +1 (-1 < r ≤ + 1), yang mengahsilkan beberapa
kemungkinan, yaitu:

1) Tanda positif menunjukan adanya korelasi positif antara variabel-


variabel yang diuji, yang berarti setiap kenaikan dan penurunan nilai-nilai
X akan diikuti dengan kenaikan dan penurunan Y.

2) Tanda negative menunjukan adanya korelasi negative antara variabel-


variabel yang diuji, yang berarti setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti
dengan penurunan Y dan sebaliknya.

3) Jika r=0 atau mendekati 0, maka menunjukan korelasi yang lemah atau
tidak ada korelasi sama sekali antara variabel-variabel yang diteliti.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang


ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan
berikut:

Tabel Kategori Koefisien Korelasi

Interval Tingkat
Korelasi Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2014:242)

b. Analisis Korelasi Simultan


Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui derajat atau
kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel
dependen (Y) secara bersama – sama. Menurut Sugiyono (2017:233)
koefisien tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

2 2 2 2 2
2
r y x + r y x −2 r y x +r y x + r x x
R y x1 x 2 = 1 2

2
1 2 1 2

1−r x1 x2

(Sugiyono 2017:233)

Keterangan :
2
Ry x x 1 2
= Korelasi antara variable X1 dan X2 secara bersamaan sama
dengan variable Y
r yx1 = Korelasi product moment antara X1 dan Y
r yx2 = Korelasi product moment antara X2 dan Y
r x1 y 1 = Korelasi product moment antara X1 dan X2

 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan suatu ha yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya. Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk
mengetahui korelasi dari kedua variabel yang diteliti. Tahap – tahap dalam
rancangan pengujian hipotesis ini dimulai dengan penetapan hipotesis nol
(Ho) dan hipotesis alternative (Ha), pemilihan tes statistik, perhitungan
nilai statistik dan penetapan tingkat signifikan. Uji signifikasi pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara stimultan
menggunakan uji F dan secara parsial menggunakan uji t. Beberapa
tahap pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Parsial (t test)

Uji parsial (t test) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing


variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun Langkah-
langkah yang dilakukan adalah:

a. Menentukan Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berhubungan dengan
ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
independen yaitu pemeriksaan produksi ikan laying terhadap variabel
yang tidak bebas atau dependen yaitu Harga Jual Ikan Cumi-Cumi di
Provinsi Aceh. Apabila hipotesis penelitian tersebut dinyatakan ke
dalam hipotesis adalah:

H0 : Tidak ada Pengaruh Produksi Ikan Cumi-Cumi (X) terhadap Harga


Jual Ikan Cumi-Cumi di Provinsi Aceh(Y).
H1 : Ada Pengaruh Produksi Ikan Cumi-Cumi (X) terhadap Harga Jual
Ikan Cumi-Cumi di Provinsi Aceh(Y).

b. Menentukan tingkat signifikasi


Tingkat signifikasi yang dipilih adalah 5 % (α = 0.05) dan derajat bebas
(db) = n-k-1 untuk memperoleh nilai ttabel sebagai daerah penerimaan
dan penolakan hipotesis.
c. Menghitung nilai thitung bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara menyeluruh memberikan pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Maka dapat dianalisis dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

r √ n−2
t=
√ 1−r 2
(Sugiyono 2017:231)

Keterangan :
t = nilai uji t
n = jumlah sampel
r = Koefisien korelasi hasil r hitung
r2 = Koefisien Determinasi

2. Uji Stimultan (F test)


Uji pengaruh stimultan (F test) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau stimultan
mempengaruhi variabel dependen.
 Koefisien Determinasi
Menurut Imam Ghazali (2013:97) Koefisien determinasi (R²) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi
adalah nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbataas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel
independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien Determinasi
(Kd) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2
Kd=r x 100 %

Keterangan :
Kd = Koefesien Determinasi
R2 = Koefisien kuadrat korelasi ganda

Hipotesis

Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah


koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Uji hipotesis menggunakan
uji Koefisien Regresi Sederhana (p-value), digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat
berlaku untuk populasi. Dari hasil analisis Regresi di atas dapat diketahui
dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
a) Menentukan Hipotesis
H0 : Tidak ada Pengaruh Produksi Ikan Cumi-Cumi (X) terhadap Harga
Jual Ikan Cumi-Cumi di Provinsi Aceh(Y).
H1 : Ada Pengaruh Produksi Ikan Cumi-Cumi (X) terhadap Harga Jual
Ikan Cumi-Cumi di Provinsi Aceh(Y).

b) Membandingkan taraf signifikansi (p-value), dengan galatnya.


Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar > dari probabilitas 0.05, maka H0
diterima.
Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil < dari probabilitas 0.05, maka H0
ditolak.

Hasil Analisis

Harga ikan Cumi-Cumi cenderung mengalami fluktuasi dari Januari


hingga Desember 2020 sebagaimana pada Gambar 1. Fluktuasi pasokan
sebagaimana Tabel 1 menunjukkan pasokan tertinggi terjadi pada Bulan
Februari. Pasokan rendah di Bulan November. Harga rata-rata tertinggi di
Bulan Februari mencapai kisaran Rp. 35.000/kg dan terendah mencapai
Rp. 20.000/kg di bulan Maret,April, dan November.

30,000 40,000

35,000
25,000
30,000
20,000
25,000

Harga(Rp/Kg)
Volume(Kg)

15,000 20,000

15,000
10,000
10,000
5,000
5,000

0 0
ril ni li r ri ar
i et us ei
Ap Ju Ju be ua ru ar st M
m a n b M u
ve J Fe A g
No

Berat (Kg) Avg. Harga Produsen

Gambar 1. Dinamika volume produksi terhadap harga Cumi-Cumi

Tabel 1. Volume ikan Cumi-Cumi dan pasokan per bulan selama tahun 2020 di Provinsi Aceh
Volume (kg) Agt April Des Feb Jan Juli Juni Mar Mei Nov Okt Sept

Kota Banda Aceh 0 1800 0 27630 0 3000 0 1000 6600 0 0 0

Kota Lhokseumawe 800 0 0 700 19530 210 300 0 0 200 0 0

Nilai harga ikan Cumi-Cumi di kabupaten kota per bulan sebagaimana


pada Tabel 2. Harga yang digunakan merupakan harga di tingkat
produsen.
Tabel 2. Harga ikan Cumi-Cumi dan pasokan per bulan selama tahun 2020 di Provinsi Aceh
Volume (kg) Agt April Des Feb Jan Juli Juni Mar Mei Nov Okt Sept

Kota Banda Aceh 0 20,000 0 37,818 0 20,000 0 20,000 28,750 0 0 0

Kota Lhokseumawe 20,667 0 0 20,000 19,894 24,000 20,250 0 0 20,000 0 0

Tahapan analisis selanjutnya adalah menyusun dalam tabel SPSS dengan


memasukkan data data variabel dependen (harga rata-rata) dengan
variabel independen berupa pasokan dari pendaratan ikan di beberapa
kabupatan/kota di Provinsi Aceh. Beberapa tahapan yang dilakukan
antara lain menghitung koefisien determinasi, Uji Siginikansi Simultan
(Uji Statistik F) dan Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji statistik t),

Koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R2) adalah suatu indikator yang digunakan untuk


menggambarkan berapa banyak variasi yang dijelaskan dalam model.
Berdasarkan nilai R2 dapat diketahui tingkat signifikansi atau kesesuaian
hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas dalam regresi
linier.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .704 .495 .423 4060.111
a. Predictors: (Constant), Berat

Dari pengolahan data didapatkan bahwa nilai R 70,4% yang menunjukkan


derajat korelasi yang kecil antara harga dengan volume pasokan di Aceh,
sedangkan nilai R2 sebesar 49,5% menunjukkan gambaran berapa banyak
variasi yang dijelaskan dalam model atau seberapa besar pengaruh
variabel independen (pasokan) terhadap variabel dependen (harga). Namun
untuk menentukan apakah nilai tersebut memenuhi syarat perlu
dilakukan lanjutan uji-F sehingga mendapatkan P-Value nya.
Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F)

Dari analisis anova menunjukkan bahwa terdapat nilai sig /P-value yaitu
0,034 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis adalah gagal menerima
H0 atau ada pengaruh secara signifikan antara pengaruh linear antara
produksi ikan Cumi-Cumi terhadap harga rata rata di Aceh.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 113278115.658 1 113278115.658 6.872 .034b
Residual 115391491.231 7 16484498.747
Total 228669606.889 8
a. Dependent Variable: Harga
b. Predictors: (Constant), Berat

Uji Signif ikansi Paramater Individual (Uji statistik t)

Nilai p-value (0,034) < 0,05 menyebabkan parameter independen memiliki


pengaruh yang siginifikan. Begitupula dengan uji statistik t nilai Sig
variabel X (Volume) lebih kecil dari 0,05.

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 20481.286 1667.274 12.284 .000
Berat .372 .142 .704 2.621 .034
a. Dependent Variable: Harga

Pengaruh pendaratan ikan yang ada di Aceh belum terlalu mempengaruhi


harga dapat disebabkan oleh adanya pasokan dari daerah lain, atau
sebaliknya berkurangnya pasokan dari daerah lain. Kecenderungan
pasokan, tidak hanya ditentukan oleh musim ikan, tetapi juga tingkat
persaingan antar daerah di Indonesia, pada beberapa kasus misalnya
panen ikan yang berlebih di suatu daerah menyebabkan daerah lain
cenderung mengurangi kegiatan penangkapan karena harga yang jatuh
dan akhirnya tidak sesuai dengan pengembalian modal.

Menurut Steinhart et al (2013), terdapat pengaruh ketersediaan terhadap


harga, yang terkadang dikendalikan oleh pihak tertentu. Pengaruh harga
juga sangat ditentukan dari kualitas produk, apalagi ikan dikenal sebagai
komoditas yang perishable dan cepat mengalami kemunduran kualitas.
Selain itu saluran distribusi juga dapat memepengaruhi harga, karena
mandeknya aliran dapat mempengaruhi tingkat ketersediaan dan
kelangkaan barang.

Pada beberapa jenis ikan terutama ikan yang memiliki variasi ukuran, juga
terdapat perbedaan harga. Ikan dengan ukuran besar biasanya harganya
lebih mahal daripada ukuran kecil. Masing masing ukuran ikan tersebut
juga memiliki segmen pasar tersendiri baik untuk ekspor, pengolahan
pemindangan, pengasinan atau olahan lainnya.

Kesimpulan

Pasokan tertinggi terjadi pada Bulan Februari. Pasokan rendah di Bulan


November. Harga rata-rata tertinggi di Bulan Februari mencapai kisaran
Rp. 35.000/kg dan terendah mencapai Rp. 20.000/kg di bulan
Maret,April, dan November.

Perhitungan menunjukkan Nilai Koefisien Determinasi sebesar 49,5%


menunjukkan gambaran berapa banyak variasi yang dijelaskan dalam
model atau seberapa besar pengaruh variabel independen (pasokan)
terhadap variabel dependen (harga). Nilai p-value bernilai 0,034 atau lebih
kecil dari 0,05 sehingga hipotesis adalah gagal menerima H0 atau ada
pengaruh secara signifikan antara pengaruh linear antara produksi ikan
Cumi-Cumi terhadap harga rata rata di Aceh.
Daftar Pustaka

Ghozali, I. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.

Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Spiegel. Murray. R, 2004, Statistika. Jakarta:Erlangga.

Sudijono, Anas, 1996, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Rajawali.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta, CV.

Steinhart Y, Mazursky M, Kamins MA. 2013. The process by which product

availability triggers purchase. Mark Lett 24:217–228.

Walpole. R.,E., 1995, Ilmu Peluang Dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuawan.

Bandung:ITB.

Anda mungkin juga menyukai