Kesetimbangan Kimia
Suatu reaksi disebut reaksi kesetimbangan ketika suatu reaksi berjalan 2 arah.
Kesetimbangan kimia terjadi jika suatu reaksi kimia memiliki laju reaksi ke kanan maupun ke kiri
yang seimbang, sehingga tidak terjadi lagi perubahan secara makro dari spesi zat tersebut. Karena
tidak terjadi perubahan, maka akan ada suatu konstanta yang biasa kita definisikan sebagai K.
Πaxproduk
K= (14.1)
Πayreaktan
αA + βB C + δD (14.2)
aC · aδD
K= β
(14.3)
aα
A · aB
Inti dari proses menuju kesetimbangan adalah agar suatu reaksi kimia memiliki potensial kimia
yang sama. Untuk aktifitas fasa gas digunakan tekanan (P)1 dan konsentrasi ([ ]) untuk larutan,
sementara untuk cair dan padat bernilai 12 .
1 sebenarnya aktifitas suatu spesi juga dipengaruhi oleh koefisien aktivitas γ sehingga untuk gas a = γP namun
1. Kesetimbangan Asam-Basa
Kesetimbangan asam basa merupakan kesetimbangan yang terjadi pada reaksi asam-basa.
Konstanta yang digunakan dalam reaksi adalah konstanta kesetimbangan asam (Ka ), kon-
stanta kesetimbangan basa (Kb ), dan konstanta kesetimbangan ionisasi air (Kw ).3 Suatu
persamaan reaksi dari larutan asam HA
HA(aq) + H2 O(l) +
H3 O(aq) + A−
(aq) (14.4)
Dari persamaan reaksi 14.4, rumusan tetapan kesetimbangan dapat dituliskan sebagai
[H3 O+ ][A− ]
Ka = (14.5)
[HA]
+ −
B(aq) + H2 O(l) HB(aq) + OH(aq) (14.6)
Dari persamaan reaksi 14.6, rumusan tetapan kesetimbangan dapat dituliskan sebagai
[OH − ][HB + ]
Kb = (14.7)
[B]
2. Kesetimbangan Kelarutan
Kesetimbangan kelarutan merupakan kesetimbangan yang terjadi pada reaksi pelarutan
garam4 . Tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan (Ksp ). Misalkan suatu garam sukar
larut AB dilarutkan dalam air
Ax By(s) xAy+ x−
(aq) + yB(aq) (14.8)
−
Ax+
(aq) + xB(aq) ABx (14.10)
[ABx ]
Kf = (14.11)
[Ax+ ][B − ]x
4. Kesetimbangan Distribusi
Kesetimbangan distribusi merupakan kesetimbangan yang terjadi pada reaksi pelarutan zat
pada dua pelarut yang berbeda. Konstanta dilambangkan dengan (KD ). Misalnya iodin (I2 )
yang dilarutkan dalam air dan pelarut organik CCl4 . Terjadi perpindahan iodin dari air ke
pelarut organik
[I2 ](org)
KD = (14.13)
[I2 ](aq)
Πaxproduk
Q= (14.14)
Πayreaktan
Persamaan untuk mencari nilai Q sama dengan mencari nilai K, perbedaannya terletak
pada nilai aktivitas yang disubtitusikan. Pada nilai K, nilai aktivitas yang disubtitusikan
merupakan aktivitas pada saat setimbang. Namun, pada nilai Q, aktivitas yang disubtitusikan
merupakan aktivitas pada keadaan awal. Membandingkan nilai Q & K, maka kita dapat
mengetahui arah reaksi
(a) Jika nilai Q < K, maka reaksi akan berlangsung ke arah produk
(b) Jika nilai Q > K, maka reaksi akan berlangsung ke arah reaktan
(c) Jika nilai Q = K, maka reaksi telah berada dalam kesetimbangan
2. Pada saat suhu dinaikkan maka reaksi akan cenderung ke arah endoterm, sementara jika suhu
5
diturunkan akan akan mengarah ke reaksi yang eksoterm
3. Jika terdapat gas, maka ketika tekanan dinaikkan, reaksi akan mengarah ke jumlah koefisien
gas yang lebih kecil
ditulis
−
2H2 O(l) +
H3 O(aq) + OH(aq) Kw = 10−14 (14.15)
Kw = [H3 O+ ][OH − ]
− log Kw = − log([H3 O+ ][OH − ])
14 = − log[H3 O+ ] − log[OH − ]
dengan mendefinisikan − log[H3 O+ ] = pH dan − log[OH − ] = pOH, maka persamaan diatas dapat
diubah menjadi
14 = pH + pOH (14.16)
Pada kesetimbangan asam-basa, hal yang paling utama adalah penentuan nilai pH dari suatu
larutan. Nilai pH didefinisikan sebagai pH = −log[H + ] yang secara umum memiliki rentang nilai
0-14.
+
HA(aq) + H2 O(l) → H3 O(aq) + A−
(aq) (14.17)
karena seluruh HA akan menjadi [H3 O+ ], maka [HA]0 = [H3 O+ ] dan nilai pH dari larutan
tersebut
pH = − log[HA]0 (14.18)
+ −
B(aq) + H2 O(l) → HB(aq) + OH(aq) (14.19)
karena seluruh B akan menjadi [OH − ], maka [B]0 = [OH − ] dan nilai pOH dari larutan
tersebut
14 = pH + pOH (14.21)
HA H+ + A−
[M] - -
-x x x
[M-x] x x
Jika nilai 5%M > Ka , maka nilai x ≪ [M ] sehingga bisa diabaikan. [M-x] ≈ [M] = [HA] dan
[H + ] = [A− ]. Nilai tersebut kita masukkan ke persamaan 14.5:
[H + ]2
Ka = [HA]
p
[H + ] = Ka [M ] (14.22)
H2 O + B HB + + OH −
[M] - -
-x x x
[M-x] x x
Jika nilai 5%M > Kb , maka nilai x ≪ [M ] sehingga bisa diabaikan. [M-x] ≈ [M] = [HA] dan
[OH − ] = [HB + ]. Nilai tersebut kita masukkan ke persamaan 14.7:
[OH − ]2
Kb = [B]
p
[OH − ] = Kb [M ] (14.23)
Jika dalam basa, maka hasil yang didapatkan merupakan nilai [OH− ] sehingga harus dikonversi
menjadi [H+ ] dengan menggunakan persamaan :
Kw
[H + ] = (14.24)
[OH − ]
diubah menjadi
[A− ]
pH − pKa = log (14.25)
[HA]
sehingga dengan mengetahui nilai pKa dari suatu asam, kita dapat membuat larutan buffer
dengan pH tertentu dengan menentukan komposisi [A− ] dan [HA] menggunakan persamaan
14.25.
6. Perhitungan Larutan Garam Asam Lemah atau Basa Lemah
Garam dari suatu asam lemah atau basa lemah dapat terhidrolisis dalam air. Hal ini disebabk-
an basa konjugasi dari suatu asam lemah merupakan basa yang lebih kuat dari air sehingga
larutan dapat bersifat basa begitu juga asam konjugasi dari suatu basa lemah merupakan
asam yang lebih kuat dari air sehingga larutan akan bersifat asam.
Suatu larutan garam dari asam lemah HA misalnya NaA akan terurai dalam air meng-
hasilkan ion Na+ dan ion A− , dan ion A− akan bereaksi dengan air dengan persamaan berikut
A−
(aq) + H2 O(l)
−
HA(aq) + OH(aq) (14.26)
− −
CH3 CO2(aq) + H2 O(l) CH3 CO2 H(aq) + OH(aq) (14.30)
Kesetimbangan kelarutan merupakan salah satu bentuk dari kesetimbangan heterogen. Kesetim-
bangan kelarutan digunakan untuk mengetahui kelarutan suatu zat. Konstanta kesetimbangan
kelarutan dinotasikan sebagai Ksp . Kesetimbangan kelarutan dari suatu zat AB dinyatakan dengan
persamaan :
−
AB(s) A+
(aq) + B(aq) (14.36)
Persamaan kesetimbangan reaksi di atas, secara fisis dapat diartikan bahwa ketika kita memiliki
garam sukar larut, maka garam tersebut akan mengendap kemudian sedikit larut. Hasil kali dari
konsentrasi ion-ionnya merupakan nilai Ksp . Nilai Ksp selalu kecil (Ksp < 1). Hal ini bermakna
bahwa garam merupakan zat yang sukar larut dalam air.
Dalam aplikasinya, Ksp digunakan untuk menghitung kelarutan suatu garam sukar larut da-
lam air. Misalnya kelarutan AgCl Ksp = 1,8 ·10−10 , kelarutan molar AgCl dalam air adalah s,
sehingga hanya s M AgCl yang dapat ada dalam air, jika ditambahkan maka akan terbentuk
endapan AgCl, sehingga
122 Bab 14. Kesetimbangan Kimia
+ −
AgCl(s) Ag(aq) + Cl(aq)
s - -
-s s s
- s s
Jika dilarutkan ke dalam larutan yang mengandung salah satu ion garam, maka kelarutan garam
tersebut akan berkurang. Hal ini dapat terlihat jika AgCl dilarutkan dalam 0,1 M NaCl
+ −
AgCl(s) Ag(aq) + Cl(aq)
s - 0,1
-s s s + 0,1
- s s + 0,1
[Zn2+ ]0
[Zn2+ ] =
1 + Kf [OH − ]4
= 2 · 10−17 M
[Zn(OH)2−
4 ] ≈ 0, 01 M
K1 −∆H 1 1
ln = ( − ) (14.38)
K2 R T1 T2
(b) Hitunglah nilai konstanta kesetimbangan termodinamika dari reaksi tersebut pada
temperatur 4270 C dan 4590 C
Jawaban :
1. Telah diketahui dengan baik bahwa termolisis dari garam ammonium halida akan menghasilkan
hidrogen halida dan ammonia (proses disosiasi). Reaksi sebaliknya akan terjadi bila uap
campuran hasil disosiasi tersebut didinginkan mengalami sublimasi dan diperoleh kembali
padatan garam ini. Sejumlah sampel ammonium klorida (N H4 Cl) padat dipanaskan dalam
wadah hampa (terevakuasi) yang tertutup rapat. Untuk disosiasi termal padatan N H4 Cl
pada temperatur 4270 C tekanan uap dalam wadah adalah 608 kPa, dan tekanan ini hampir
sama dengan jumlah tekanan parsial dari produk disosiasi. Bila temperatur naik menjadi
4590 C, tekanannya naik menjadi 1115 kPa
(a) Tuliskan reaksi termolisis garam amonium klorida
(b)
PN H3 = PHCl
Ptotal = PN H3 + PHCl
= 2PN H3
pada T = 4270 C
Kp = PHCl · PN H3
Ptotal Ptotal
= ·
2 2
2
608000
= = 9, 2416 · 1010
2
pada T = 4270 C
Kp = PHCl · PN H3
Ptotal Ptotal
= ·
2 2
2
1115000
= = 1, 243 · 1012
2
K1 ∆H 1 1
ln =− −
K2 R T1 T2
10
9, 2416 · 10 ∆H 1 1
ln =− −
1, 243 · 1012 8, 314 (427 + 273) (459 + 273)
= 345029 J
15. Soal Latihan Sistem Kimia
1. Sebuah silinder dengan volum 25,0 liter diisi campuran 1,25 mol gas oksigen dan 0,75 mol gas
nitrogen pada suhu 270 C.
(a) Tentukan tekanan parsial masing-masing gas pada suhu tersebut.
(b) Jelaskan gas manakah yang memiliki energy rata-rata yang lebih besar.
(c) Jika terjadi efusi dari silinder, gas manakah yang memiliki kecepatan lebih besar.
2. Kristal garam KCl mempunyai struktur seperti struktur NaCl.
(a) Gambarkan satu sel satuan struktur Kristal garam KCl.
(b) Hitung jumlah ion K+ dan jumlah ion Cl− dalam satu sel satuan Kristal KCl.
(c) Tentukan bilangan koorodinasi untuk masing-masing ion.
(d) Jika jari-jari ion K+ dan Cl− adalah 133 pm dan 195 pm, hitung rapat massa KCl dalam
satuan g/cm3 .
3. Larutan garam fisiologis merupakan salah satu larutan yang umum digunakan sebagai cairan
infus. Larutan ini dibuat dengan melarutkan 9 g NaCl dalam air sehingga terbentuk 1 L
larutan
(a) Tentukan konsentrasi molar NaCl dalam larutan ini
(b) Hitung tekanan osmosis larutan ini pada 250 C
(c) Jika ke dalam larutan garam fisiologis tersebut dilarutkan 18 gram suatu senyawa non
elektrolit, tekanan osmosis larutan pada 250 C berubah menjadi 9,962 atm. Tentukan
massa molar (Mr) senyawa ini
(d) Seorang mahasiswa diminta untuk membuat 1 L larutan yang mengandung komponen,
yaitu glukosa (C6 H12 O6 ), asam sitrat (C6 H8 O7 ) dan NaCl. Larutan ini harus memenuhi
kriteria berikut :
i. Mengandung NaCl dengan konsentrasi 585 mg/L
ii. jumlah mol glukosa dua kali lipat jumlah mol asam sitrat
iii. Memiliki tekanan osmosis 7,518 atm
Dengan menganggap asam sitrat sebagai senyawa non-elektrolit, hitung massa glukosa
126 Bab 15. Soal Latihan Sistem Kimia
dan massa asam sitrat yang diperlukan untuk membuat 1 L larutan ini
(e) Larutan NaCl jenuh memiliki konsentrasi 26,48% w/w. Pada 250 C P0 air adalah 23,8
mmHg, larutan bersifat ideal, dan NaCl terionisasi sempurna, hitung tekanan uap larutan
ini
4. Asam format, HCHO2 , atau asam semut terdapat pada bisa semut. Pada konsentrasi tinggi
asam tersebut berbahaya, namun pada konsentrasi rendah asam semut dapat digunakan
sebagai pengawet makanan. Pada suatu percobaan, 25,00 ml larutan 0,1 M asam format
dititrasi dengan larutan 0,1 M NaOH
(a) Setelah penambahan 12,5 ml larutan NaOH, pH larutan menjadi 3,75. Tentukan pKa
asam format
(b) Pada kondisi (a) tuliskan spesi yang bersifat asam dan spesi yang bersifat basa yang ada
di dalam larutan
(c) Bila pada kondisi (a) ditambahkan 2,5 mL larutan NaOH 0,1 M, hitung perubahan pH
(pH) yang terjadi
(d) Pada titik ekivalen, tentukan reaksi asam basa Bronsted-Lowry yang menentukan pH
larutan. Tuliskan pasangan asam basa konjugasinya