Anda di halaman 1dari 14

14.

Kesetimbangan Kimia

Suatu reaksi disebut reaksi kesetimbangan ketika suatu reaksi berjalan 2 arah.
Kesetimbangan kimia terjadi jika suatu reaksi kimia memiliki laju reaksi ke kanan maupun ke kiri
yang seimbang, sehingga tidak terjadi lagi perubahan secara makro dari spesi zat tersebut. Karena
tidak terjadi perubahan, maka akan ada suatu konstanta yang biasa kita definisikan sebagai K.

Πaxproduk
K= (14.1)
Πayreaktan

Πa = hasil kali koefisien aktivitas zat


x, y = koefisien reaksi

Jika terdapat reaksi,

αA + βB C + δD (14.2)

maka nilai tetapan setimbangnya -α, β, , δ merupakan koefisien dari reaksi-adalah

aC · aδD
K= β
(14.3)

A · aB

Inti dari proses menuju kesetimbangan adalah agar suatu reaksi kimia memiliki potensial kimia
yang sama. Untuk aktifitas fasa gas digunakan tekanan (P)1 dan konsentrasi ([ ]) untuk larutan,
sementara untuk cair dan padat bernilai 12 .

1 sebenarnya aktifitas suatu spesi juga dipengaruhi oleh koefisien aktivitas γ sehingga untuk gas a = γP namun

nilai γ ≈ 1 jika dalam keadaan encer


2 Hal inilah yang menyebabkan padatan dan cairan tidak pernah ditulis dalam persamaan kesetimbangan
114 Bab 14. Kesetimbangan Kimia

14.1 Sifat dan Jenis Kesetimbangan

14.1.1 Jenis kesetimbangan

1. Kesetimbangan Asam-Basa
Kesetimbangan asam basa merupakan kesetimbangan yang terjadi pada reaksi asam-basa.
Konstanta yang digunakan dalam reaksi adalah konstanta kesetimbangan asam (Ka ), kon-
stanta kesetimbangan basa (Kb ), dan konstanta kesetimbangan ionisasi air (Kw ).3 Suatu
persamaan reaksi dari larutan asam HA

HA(aq) + H2 O(l) +
H3 O(aq) + A−
(aq) (14.4)

Dari persamaan reaksi 14.4, rumusan tetapan kesetimbangan dapat dituliskan sebagai

[H3 O+ ][A− ]
Ka = (14.5)
[HA]

Suatu persamaan reaksi dari larutan asam B

+ −
B(aq) + H2 O(l) HB(aq) + OH(aq) (14.6)

Dari persamaan reaksi 14.6, rumusan tetapan kesetimbangan dapat dituliskan sebagai

[OH − ][HB + ]
Kb = (14.7)
[B]

2. Kesetimbangan Kelarutan
Kesetimbangan kelarutan merupakan kesetimbangan yang terjadi pada reaksi pelarutan
garam4 . Tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan (Ksp ). Misalkan suatu garam sukar
larut AB dilarutkan dalam air

Ax By(s) xAy+ x−
(aq) + yB(aq) (14.8)

Dari persamaan reaksi 14.8, rumusan tetapan kesetimbangan

Ksp = [Ay+ ]x [B x− ]y (14.9)

3. Kesetimbangan Pembentukan Kompleks


Kesetimbangan pembentukan kompleks merupakan kesetimbangan yang terjadi pada reaksi
pembentukan ion kompleks. Konstanta yang digunakan dilambangkan dengan (Kf ). Suatu
kompleks ABx yang terbentuk dari ion Ax+ dan ion B −


Ax+
(aq) + xB(aq) ABx (14.10)

Dari persamaan reaksi 14.10, rumusan tetapan kesetimbangan

[ABx ]
Kf = (14.11)
[Ax+ ][B − ]x

3 biasanya dalam pelarut air


4 biasanya garam sukar larut
14.1 Sifat dan Jenis Kesetimbangan 115

4. Kesetimbangan Distribusi
Kesetimbangan distribusi merupakan kesetimbangan yang terjadi pada reaksi pelarutan zat
pada dua pelarut yang berbeda. Konstanta dilambangkan dengan (KD ). Misalnya iodin (I2 )
yang dilarutkan dalam air dan pelarut organik CCl4 . Terjadi perpindahan iodin dari air ke
pelarut organik

I2(aq) I2(org) (14.12)

Dari persamaan reaksi 14.12, rumusan tetapan kesetimbangan

[I2 ](org)
KD = (14.13)
[I2 ](aq)

14.1.2 Sifat Tetapan Kesetimbangan


Tetapan Kesetimbangan suatu reaksi dapat dihasilkan menggunakan tetapan kesetimbangan reaksi
lain. Beberapa teknik mencari tetapan kesetimbangan dari reaksi lain :
1. Menjumlahkan reaksi
Suatu reaksi
A(aq) + B(aq) → C(aq) + D(aq) K 0 = K1
D(aq) → E(aq) K 00 = K2
A(aq) + B(aq) → C(aq) + E(aq) K 000 = K1 · K2
Hal ini dapat dibuktikan
[C][D]
K0 =
[A][B]
[E]
K 00 =
[D]
[C][E]
K 000 =
[A][B]
Nilai K 000 dapat dihasilkan dari K1 · K2 , sehingga jika reaksi tersebut dapat dihasilkan dengan
pejumlahan reaksi-reaksi lain maka tetapan kesetimbangan reaksi baru dapat dihasilkan
melalui perkalian tetapan kesetimbangan dari reaksi-reaksi tersebut.
2. Mengalikan reaksi dengan sebuah konstanta
Suatu reaksi
A(aq) + B(aq) → 2C(aq) K 0 = K1
C(aq) → E(aq) K 00 = K2
2C(aq) → 2E(aq) K IV = K22
A(aq) + B(aq) → 2E(aq) K 000 = K1 · K22
Hal ini dapat dibuktikan
[C]2
K0 =
[A][B]
[E]2
K 002 =
[C]2
[E]2
K IV =
[C]2
[E]2
K 000 =
[A][B]
K 000 dapat dihasilkan dari K1 · K22
116 Bab 14. Kesetimbangan Kimia

3. Membalikkan reaksi Suatu reaksi


A(aq) + B(aq) → C(aq) K 0 = K1
D(aq) → C(aq) K 00 = K2
1
C(aq) → D(aq) K IV =
K2
K1
A(aq) + B(aq) → D(aq) K 000 =
K2
Hal ini dapat dibuktikan
[C]
K0 =
[A][B]
[C]
K 002 =
[D]
[D]
K IV =
[C]
[D]
K 000 =
[A][B]
K 000 dapat dihasilkan dari K1 · 1
K22

Penentuan Arah Reaksi


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, reaksi akan selalu menuju ke arah yang setimbang. Agar
reaksi menjadi setimbang, reaksi tersebut dapat berjalan ke arah produk, maupun reaktan. Untuk
memprediksi hal tersebut, beberapa hal yang dapat dilakukan :
1. Menghitung nilai keadaan awal (Q)
Besaran Q (Quotient Reaksi) merupakan sebuah besaran menggambarkan keadaan awal dari
suatu reaksi.

Πaxproduk
Q= (14.14)
Πayreaktan
Persamaan untuk mencari nilai Q sama dengan mencari nilai K, perbedaannya terletak
pada nilai aktivitas yang disubtitusikan. Pada nilai K, nilai aktivitas yang disubtitusikan
merupakan aktivitas pada saat setimbang. Namun, pada nilai Q, aktivitas yang disubtitusikan
merupakan aktivitas pada keadaan awal. Membandingkan nilai Q & K, maka kita dapat
mengetahui arah reaksi
(a) Jika nilai Q < K, maka reaksi akan berlangsung ke arah produk
(b) Jika nilai Q > K, maka reaksi akan berlangsung ke arah reaktan
(c) Jika nilai Q = K, maka reaksi telah berada dalam kesetimbangan
2. Pada saat suhu dinaikkan maka reaksi akan cenderung ke arah endoterm, sementara jika suhu
5
diturunkan akan akan mengarah ke reaksi yang eksoterm
3. Jika terdapat gas, maka ketika tekanan dinaikkan, reaksi akan mengarah ke jumlah koefisien
gas yang lebih kecil

14.2 Kesetimbangan Asam-Basa


Sebelum membahas mengenai perhitungan nilai pH, akan dibahas mengenai auto ionisasi air6 . Auto
ionisasi air merupakan reaksi ionisasi air terhadap dirinya sendiri. Secara persamaan kimia, dapat
5 penjelasan penyebabnya, terdapat pada bab 19
6 sebab air selalu digunakan sebagai pelarut, sehingga kesetimbangan ionisasi air sangat dibutuhkan
14.2 Kesetimbangan Asam-Basa 117

ditulis


2H2 O(l) +
H3 O(aq) + OH(aq) Kw = 10−14 (14.15)

Kw = [H3 O+ ][OH − ]
− log Kw = − log([H3 O+ ][OH − ])
14 = − log[H3 O+ ] − log[OH − ]

dengan mendefinisikan − log[H3 O+ ] = pH dan − log[OH − ] = pOH, maka persamaan diatas dapat
diubah menjadi

14 = pH + pOH (14.16)

Pada kesetimbangan asam-basa, hal yang paling utama adalah penentuan nilai pH dari suatu
larutan. Nilai pH didefinisikan sebagai pH = −log[H + ] yang secara umum memiliki rentang nilai
0-14.

1. Perhitungan pH larutan asam kuat


Asam kuat merupakan asam yang terionisasi dengan sempurna, dengan kata lain nilai Ka
dari suatu asam kuat akan sangat besar sehingga nilai α ≈ 1. Beberapa senyawa umum yang
termasuk asam kuat : HCl, HNO3 , HBr, HI, HClO4 , dan H2 SO4 (ionisasi pertama)

+
HA(aq) + H2 O(l) → H3 O(aq) + A−
(aq) (14.17)

karena seluruh HA akan menjadi [H3 O+ ], maka [HA]0 = [H3 O+ ] dan nilai pH dari larutan
tersebut

pH = − log[HA]0 (14.18)

2. Perhitungan pH larutan basa kuat


Basa kuat merupakan basa yang terionisasi dengan sempurna, dengan kata lain nilai Kb dari
suatu basa kuat akan sangat besar sehingga nilai α ≈ 1. Beberapa senyawa umum yang
termasuk asam kuat : NaOH, KOH, LiOH, Ba(OH)2 , dan CsOH

+ −
B(aq) + H2 O(l) → HB(aq) + OH(aq) (14.19)

karena seluruh B akan menjadi [OH − ], maka [B]0 = [OH − ] dan nilai pOH dari larutan
tersebut

pOH = − log[B]0 (14.20)

dan nilai pH dapat ditentukan dengan persamaan

14 = pH + pOH (14.21)

3. Perhitungan pH larutan asam lemah


Berikut merupakan contoh perhitungan pH asam lemah
118 Bab 14. Kesetimbangan Kimia

HA H+ + A−
[M] - -
-x x x
[M-x] x x

Jika nilai 5%M > Ka , maka nilai x ≪ [M ] sehingga bisa diabaikan. [M-x] ≈ [M] = [HA] dan
[H + ] = [A− ]. Nilai tersebut kita masukkan ke persamaan 14.5:
[H + ]2
Ka = [HA]

p
[H + ] = Ka [M ] (14.22)

4. Perhitungan pH larutan basa lemah


Berikut merupakan contoh perhitungan pH basa lemah

H2 O + B HB + + OH −
[M] - -
-x x x
[M-x] x x

Jika nilai 5%M > Kb , maka nilai x ≪ [M ] sehingga bisa diabaikan. [M-x] ≈ [M] = [HA] dan
[OH − ] = [HB + ]. Nilai tersebut kita masukkan ke persamaan 14.7:
[OH − ]2
Kb = [B]

p
[OH − ] = Kb [M ] (14.23)

Jika dalam basa, maka hasil yang didapatkan merupakan nilai [OH− ] sehingga harus dikonversi
menjadi [H+ ] dengan menggunakan persamaan :

Kw
[H + ] = (14.24)
[OH − ]

nilai Kw air pada 250 C. Kw = 1 · 10−14


5. Perhitungan Larutan Buffer
Larutan buffer merupakan larutan yang terdiri dari spesi asam dan basa konjugasinya.
Larutan buffer biasanya digunakan untuk membuat kondisi dengan nilai pH yang stabil.
Pada larutan buffer, penambahan sedikit asam maupun basa tidak akan berpengaruh besar
terhadap perubahan nilai pH larutan. Jika suatu larutan terdapat spesi asam HA dengan
konsentrasi [HA] dan spesi basa konjugasinya A− dengan konsentrasi [A− ]. Maka nilai pH
dapat ditentukan dengan persamaan
[H + ][A− ]
Ka =
[HA]
Ka [A− ]
=
[H + ] [HA]
Ka [A− ]
log + = log
[H ] [HA]
dengan mengganti nilai pKa = − log Ka dan pH = − log[H + ], maka persamaan di atas dapat
14.2 Kesetimbangan Asam-Basa 119

diubah menjadi

[A− ]
pH − pKa = log (14.25)
[HA]

sehingga dengan mengetahui nilai pKa dari suatu asam, kita dapat membuat larutan buffer
dengan pH tertentu dengan menentukan komposisi [A− ] dan [HA] menggunakan persamaan
14.25.
6. Perhitungan Larutan Garam Asam Lemah atau Basa Lemah
Garam dari suatu asam lemah atau basa lemah dapat terhidrolisis dalam air. Hal ini disebabk-
an basa konjugasi dari suatu asam lemah merupakan basa yang lebih kuat dari air sehingga
larutan dapat bersifat basa begitu juga asam konjugasi dari suatu basa lemah merupakan
asam yang lebih kuat dari air sehingga larutan akan bersifat asam.

Suatu larutan garam dari asam lemah HA misalnya NaA akan terurai dalam air meng-
hasilkan ion Na+ dan ion A− , dan ion A− akan bereaksi dengan air dengan persamaan berikut

A−
(aq) + H2 O(l)

HA(aq) + OH(aq) (14.26)

Persamaan 14.26 dapat dibentuk dari persamaan-persamaan berikut


1
+
H3 O(aq) + A−
(aq) HA(aq) + H2 O(l)
Ka
+ −
2H2 O(l) H3 O(aq) + OH(aq) Kw
Kw
A−
(aq) + H2 O(l)

HA(aq) + OH(aq)
Ka
Pada keadaan awal, semua spesi dalam bentuk A− sehingga nilai [HA] = [OH− ], maka
Kw [OH − ][HA]
=
Ka [A− ]
[OH − ]2
=
[A− ]
r
Kw −
[OH − ] = [A ]
Ka
dengan cara yang sama, maka didapatkan [H+ ] hidrolisis dari garam basa lemah adalah
r
+ Kw
[H ] = [HB + ] (14.27)
Kb

7. Persamaan Kesetaraan Massa Muatan****


Inti dari persamaan ini adalah muatan dari suatu larutan harus netral dan massa awal
= massa akhir. Misalnya dalam larutan H3 P O4 terdapat H + , OH − , H3 P O4 , H2 P O4 − ,
HP O4 2− , dan P O4 3− .
Persamaan kesetaraan muatan larutan tersebut adalah :

[H + ] = [OH − ] + [H2 P O4 − ] + 2[HP O4 2− ] + 3[P O4 3− ] (14.28)

Persamaan kesetaraan massa larutan tersebut adalah :

[H3 P O4 ]0 = [H3 P O4 ] + [H2 P O4 − ] + [HP O4 2− ] + [P O4 3− ] (14.29)


120 Bab 14. Kesetimbangan Kimia

14.2.1 Contoh Soal

1. Pembuatan Larutan Buffer


Suatu garam Natrium Etanoat (CH3 CO2 N a) dilarutkan ke dalam air terjadi reaksi kesetim-
bangan sebagai berikut :

− −
CH3 CO2(aq) + H2 O(l) CH3 CO2 H(aq) + OH(aq) (14.30)

Larutan Natrium Etanoat 0.01 M memiliki pH = 8.87


(a) Hitung konsentrasi ion H + dalam larutan
(b) Hitung konsentrasi OH − dalam larutan
(c) Hitung konsentrasi Asam Etanoat dalam larutan
(d) Tentukan tetapan disosiasi asam, Ka untuk asam etanoat
(e) Hitung massa (dalam gram) Natrium Etanoat yang harus ditambahkan ke dalam 1 L
larutan asam etanoat 0.10 M (dengan nilai Ka yang diperoleh dari jawaban soal (d).
Jika tidak diperoleh jawaban pada (d), gunakan nilai Ka = 1·10−5 ) untuk menghasilkan
larutan buffer dengan pH 4.7
(f) Gambarkan struktur molekul asam etanoat
Jawaban :
Larutan Natrium Etanoat 0.01 M memiliki pH = 8.87
(a) Hitung konsentrasi ion H + dalam larutan
Karena pH = -log [H + ], maka :
[H + ] = 10−pH
= 10−8.87 (14.31)
= 1.35 · 10−9
(b) Hitung konsentrasi OH − dalam larutan
Kw = [OH − ][H + ], maka :
Kw
[OH − ] =
[H + ]
1 · 10−14 (14.32)
=
1.35 · 10−9
= 7.41 · 10−6
(c) Hitung konsentrasi Asam Etanoat dalam larutan
Dari persamaan reaksi didapatkan bahwa [OH − ] = [CH3 CO2 H], maka [CH3 CO2 H] =
7.41 · 10−6
(d) Tentukan tetapan disosiasi asam, Ka untuk asam etanoat
persamaan hidrolisis
r garam, sehingga
Kw
[OH − ] = [N aCH3 CO2 ]
Ka
1 · 10−14
Ka = [N aCH3 CO2 ]
[OH − ]2 (14.33)
Kw
= [0.01]
[7.41 · 10−6 ]2
= 1.819 · 10−6
(e) Hitung massa (dalam gram) Natrium Etanoat yang harus ditambahkan ke dalam 1 L
larutan asam etanoat 0.10 M (dengan nilai Ka yang diperoleh dari jawaban soal (d).
Jika tidak diperoleh jawaban pada (d), gunakan nilai Ka = 1·10−5 ) untuk menghasilkan
14.3 Kesetimbangan Kelarutan 121

larutan buffer dengan pH 4.7


pKa = -log Ka
pKa = 5.74
[CH3 CO2− ]
pH − pKa = log
[CH3 CO2 H]
[N aCH3 CO2 ] = [CH3 CO2 H] · 10pH−pKa (14.34)
= [0.1] · 104.7−5.74
= 9.12 · 10−3
Asumsikan V tidak bertambah saat penambahan NaCH3 CO2 , maka nN aCH3 CO2 =
9.12 · 10−3 .

mN aCH3 CO2 = nN aCH3 CO2 · M rN aCH3 CO2


(14.35)
= 0.748g
(f) Gambarkan struktur molekul asam etanoat

14.3 Kesetimbangan Kelarutan

Kesetimbangan kelarutan merupakan salah satu bentuk dari kesetimbangan heterogen. Kesetim-
bangan kelarutan digunakan untuk mengetahui kelarutan suatu zat. Konstanta kesetimbangan
kelarutan dinotasikan sebagai Ksp . Kesetimbangan kelarutan dari suatu zat AB dinyatakan dengan
persamaan :


AB(s) A+
(aq) + B(aq) (14.36)

Dari persamaan 14.36, maka tetapan kesetimbangan tersebut dapat dirumuskan :

Ksp = [A+ ][B − ] (14.37)

Persamaan kesetimbangan reaksi di atas, secara fisis dapat diartikan bahwa ketika kita memiliki
garam sukar larut, maka garam tersebut akan mengendap kemudian sedikit larut. Hasil kali dari
konsentrasi ion-ionnya merupakan nilai Ksp . Nilai Ksp selalu kecil (Ksp < 1). Hal ini bermakna
bahwa garam merupakan zat yang sukar larut dalam air.

Dalam aplikasinya, Ksp digunakan untuk menghitung kelarutan suatu garam sukar larut da-
lam air. Misalnya kelarutan AgCl Ksp = 1,8 ·10−10 , kelarutan molar AgCl dalam air adalah s,
sehingga hanya s M AgCl yang dapat ada dalam air, jika ditambahkan maka akan terbentuk
endapan AgCl, sehingga
122 Bab 14. Kesetimbangan Kimia
+ −
AgCl(s) Ag(aq) + Cl(aq)
s - -
-s s s
- s s

menggunakan persamaan Ksp dari AgCl, maka

Ksp = [Ag + ][Cl− ]


= [s][s]
= s2
p
s = Ksp
p
= 1, 8 · 10−10
= 1, 34 · 10−5 M

Jika dilarutkan ke dalam larutan yang mengandung salah satu ion garam, maka kelarutan garam
tersebut akan berkurang. Hal ini dapat terlihat jika AgCl dilarutkan dalam 0,1 M NaCl
+ −
AgCl(s) Ag(aq) + Cl(aq)
s - 0,1
-s s s + 0,1
- s s + 0,1

karena nilai s sangat kecil, maka s + 0, 1 ≈ 0,1, sehingga

Ksp = [Ag + ][Cl− ]


= [s][0, 1]
= 0, 1s
Ksp
s=
0, 1
1, 8 · 10−10
=
0, 1
= 1, 8 · 10−9 M

14.3.1 Contoh Soal


1. Kelarutan Zn(OH)2
Ksp Zn(OH)2 = 4,5 ·10−17 dan Kf Zn(OH)2−
4 = 5 ·1014 . Suatu larutan Zn2+ dengan
konsentrasi awal 0,01 M ditambahkan NaOH padat hingga pH = 14 (anggap penambahan
NaOH padat tidak mengubah volume). Tentukan apakah terdapat endapan pada kondisi
tersebut ? Tentukan [Zn2+ ] dan [Zn(OH)2−
4 ] pada sistem tersebut
Jawaban :
1. Kelarutan Zn(OH)2
Ksp Zn(OH)2 = 4,5 ·10−17 dan Kf Zn(OH)2− 14
4 = 5 ·10 . Suatu larutan Zn
2+
dengan konsen-
trasi awal 0,01 M ditambahkan NaOH padat hingga pH = 14 (anggap penambahan NaOH
padat tidak mengubah volume). Tentukan apakah terdapat endapan pada kondisi tersebut ?
Tentukan [Zn2+ ] dan [Zn(OH)2−
4 ] pada sistem tersebut
14.4 Persamaan Van’t Hoff 123

pH = 14, maka [OH − ] = 1 M. Asumsikan ada endapan sehingga


Ksp
[Zn2+ ] =
[OH − ]2
= 4, 5 · 10−17 M
[Zn(OH)2−
4 ] = Kf [Zn
2+
][OH − ]4
= 0, 0225 M
[Zn ]0 < [Zn2+ ] + [Zn(OH)2−
2+
4 ]
Hasil di atas tidak logis sehingga asumsi salah. Jadi tidak ada endapan, maka
[Zn2+ ]0 = [Zn2+ ] + [Zn(OH)2−4 ]

= [Zn2+ ] + Kf [Zn2+ ][OH − ]4


= [Zn2+ ] 1 + Kf [OH − ]4


[Zn2+ ]0
[Zn2+ ] =
1 + Kf [OH − ]4
= 2 · 10−17 M
[Zn(OH)2−
4 ] ≈ 0, 01 M

14.4 Persamaan Van’t Hoff


Konstanta kesetimbangan suatu reaksi bergantung pada suhu, sehingga perubahan suhu dapat
memengaruhi nilai konstanta kesetimbangan suatu reaksi kimia. Perubahan tersebut juga berkaitan
dengan nilai ∆H dari reaksi tersebut. Hubungan antara ∆H dan temperatur dengan perubahan
nilai tetapan kesetimbangan dapat dirumuskan dengan persamaan Van’t Hoff

K1 −∆H 1 1
ln = ( − ) (14.38)
K2 R T1 T2

K1 = konstanta kesetimbangan pada suhu T1


K2 = konstanta kesetimbangan pada suhu T2
T1 = suhu pertama
T2 = suhu kedua
∆H = nilai entalpi reaksi
R = konstanta gas (8,314 J/mol K)

14.4.1 Contoh Soal


1. Telah diketahui dengan baik bahwa termolisis dari garam ammonium halida akan menghasilkan
hidrogen halida dan ammonia (proses disosiasi). Reaksi sebaliknya akan terjadi bila uap
campuran hasil disosiasi tersebut didinginkan mengalami sublimasi dan diperoleh kembali
padatan garam ini. Sejumlah sampel ammonium klorida (N H4 Cl) padat dipanaskan dalam
wadah hampa (terevakuasi) yang tertutup rapat. Untuk disosiasi termal padatan N H4 Cl
pada temperatur 4270 C tekanan uap dalam wadah adalah 608 kPa, dan tekanan ini hampir
sama dengan jumlah tekanan parsial dari produk disosiasi. Bila temperatur naik menjadi
4590 C, tekanannya naik menjadi 1115 kPa
(a) Tuliskan reaksi termolisis garam amonium klorida
124 Bab 14. Kesetimbangan Kimia

(b) Hitunglah nilai konstanta kesetimbangan termodinamika dari reaksi tersebut pada
temperatur 4270 C dan 4590 C
Jawaban :
1. Telah diketahui dengan baik bahwa termolisis dari garam ammonium halida akan menghasilkan
hidrogen halida dan ammonia (proses disosiasi). Reaksi sebaliknya akan terjadi bila uap
campuran hasil disosiasi tersebut didinginkan mengalami sublimasi dan diperoleh kembali
padatan garam ini. Sejumlah sampel ammonium klorida (N H4 Cl) padat dipanaskan dalam
wadah hampa (terevakuasi) yang tertutup rapat. Untuk disosiasi termal padatan N H4 Cl
pada temperatur 4270 C tekanan uap dalam wadah adalah 608 kPa, dan tekanan ini hampir
sama dengan jumlah tekanan parsial dari produk disosiasi. Bila temperatur naik menjadi
4590 C, tekanannya naik menjadi 1115 kPa
(a) Tuliskan reaksi termolisis garam amonium klorida

N H4 Cl(s) → N H3(g) + HCl(g) (14.39)

(b)
PN H3 = PHCl
Ptotal = PN H3 + PHCl
= 2PN H3
pada T = 4270 C
Kp = PHCl · PN H3
Ptotal Ptotal
= ·
2 2
 2
608000
= = 9, 2416 · 1010
2
pada T = 4270 C
Kp = PHCl · PN H3
Ptotal Ptotal
= ·
2 2
 2
1115000
= = 1, 243 · 1012
2  
K1 ∆H 1 1
ln =− −
K2 R T1 T2
10
 
9, 2416 · 10 ∆H 1 1
ln =− −
1, 243 · 1012 8, 314 (427 + 273) (459 + 273)
= 345029 J
15. Soal Latihan Sistem Kimia

1. Sebuah silinder dengan volum 25,0 liter diisi campuran 1,25 mol gas oksigen dan 0,75 mol gas
nitrogen pada suhu 270 C.
(a) Tentukan tekanan parsial masing-masing gas pada suhu tersebut.
(b) Jelaskan gas manakah yang memiliki energy rata-rata yang lebih besar.
(c) Jika terjadi efusi dari silinder, gas manakah yang memiliki kecepatan lebih besar.
2. Kristal garam KCl mempunyai struktur seperti struktur NaCl.
(a) Gambarkan satu sel satuan struktur Kristal garam KCl.
(b) Hitung jumlah ion K+ dan jumlah ion Cl− dalam satu sel satuan Kristal KCl.
(c) Tentukan bilangan koorodinasi untuk masing-masing ion.
(d) Jika jari-jari ion K+ dan Cl− adalah 133 pm dan 195 pm, hitung rapat massa KCl dalam
satuan g/cm3 .
3. Larutan garam fisiologis merupakan salah satu larutan yang umum digunakan sebagai cairan
infus. Larutan ini dibuat dengan melarutkan 9 g NaCl dalam air sehingga terbentuk 1 L
larutan
(a) Tentukan konsentrasi molar NaCl dalam larutan ini
(b) Hitung tekanan osmosis larutan ini pada 250 C
(c) Jika ke dalam larutan garam fisiologis tersebut dilarutkan 18 gram suatu senyawa non
elektrolit, tekanan osmosis larutan pada 250 C berubah menjadi 9,962 atm. Tentukan
massa molar (Mr) senyawa ini
(d) Seorang mahasiswa diminta untuk membuat 1 L larutan yang mengandung komponen,
yaitu glukosa (C6 H12 O6 ), asam sitrat (C6 H8 O7 ) dan NaCl. Larutan ini harus memenuhi
kriteria berikut :
i. Mengandung NaCl dengan konsentrasi 585 mg/L
ii. jumlah mol glukosa dua kali lipat jumlah mol asam sitrat
iii. Memiliki tekanan osmosis 7,518 atm
Dengan menganggap asam sitrat sebagai senyawa non-elektrolit, hitung massa glukosa
126 Bab 15. Soal Latihan Sistem Kimia

dan massa asam sitrat yang diperlukan untuk membuat 1 L larutan ini
(e) Larutan NaCl jenuh memiliki konsentrasi 26,48% w/w. Pada 250 C P0 air adalah 23,8
mmHg, larutan bersifat ideal, dan NaCl terionisasi sempurna, hitung tekanan uap larutan
ini
4. Asam format, HCHO2 , atau asam semut terdapat pada bisa semut. Pada konsentrasi tinggi
asam tersebut berbahaya, namun pada konsentrasi rendah asam semut dapat digunakan
sebagai pengawet makanan. Pada suatu percobaan, 25,00 ml larutan 0,1 M asam format
dititrasi dengan larutan 0,1 M NaOH
(a) Setelah penambahan 12,5 ml larutan NaOH, pH larutan menjadi 3,75. Tentukan pKa
asam format
(b) Pada kondisi (a) tuliskan spesi yang bersifat asam dan spesi yang bersifat basa yang ada
di dalam larutan
(c) Bila pada kondisi (a) ditambahkan 2,5 mL larutan NaOH 0,1 M, hitung perubahan pH
(pH) yang terjadi
(d) Pada titik ekivalen, tentukan reaksi asam basa Bronsted-Lowry yang menentukan pH
larutan. Tuliskan pasangan asam basa konjugasinya

Anda mungkin juga menyukai