Anda di halaman 1dari 49

KESETIMBANGAN Nurul Nisa Ayu

KIMIA Alfani, S.TP, M.Gz


Kesetimbangan Kimia
Pendahuluan
1.) Kesetimbangan kimia dapat dilihat dari berbagai fenomena alam
 Protein folding, aksi hujan asam terhadap mineral hingga reaksi-reaksi dalam larutan
2.) kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi-reksi yang dapat terjadi dalam dua arah

 Reaktan secara terus menerus bereaksi membentuk produk dan sebaliknya


 Pada awal reaksi, laju pembentukan produk lebih tinggi dibandingkan dengan laju
pembentukan reaktan.
 Ketika perubahan bersih dari produk dan reaktan mencapai titik nol, maka reaksi
dianggap telah mencapai titik ekuilibrium.

Awalnya, sistem mencapai


kesetimbangan

Kemudian, sistem secara terus-


menerus mengalami reaksi dua arah
sementara mempertahankan distribusi Reaktan Produk
kesetimbangannya.

Pada titik kesetimbangan, reaktan dan produk dalam suatu campuran


reaksi memiliki jumlah yang konstan
Kesetimbangan Kimia
Konstanta kesetimbangan

1.) konsentrasi relatif produk dan reaktan pada titik kesetimbangan adalah konstan

2.) Konstanta kesetimbangan (K):


 Untuk suatu reaksi kimia umum dinyatakan dengan

c d
[C ] [ D ]
Konstanta kesetimbangan: K
[ A]a [ B ]b
dimana:
- bilangan pangkat merupakan koefisien stoikiometri
- [A] adalah konsentrasi senyawa A relatif terhadap keadaan standar
Kesetimbangan Kimia
Konstanta kesetimbangan

2.) Konstanta kesetimbangan (K):


 Suatu reaksi akan cenderung terjadi jika memiliki nilai K > 1
 K tidak memiliki satuan, dan tidak memiliki dimensi
- Konsentrasi zat terlarut harus dinyatakan dalam mol per liter (M).
- Konsentrasi gas harus dinyatakan dalam atm atau Pascal.
► konsentrasi gas arusdinyatakan dalam tekanan parsial gas Pgas
► 1 bar = 105 Pa; 1 atm = 1.01325 bar
- Konsentrasi dari padatan murni, cairan murni, dan pelarut dapat dihilangkan karena
memiliki nilai 1.
3.) Manipulasi konstanta kesetimbangan
Misalkan kita memiliki reaksi berikut:
[ H  ][ A ]
K1 
[ HA]
Pembalikan persamaan reaksi menghasilkan nilai konstanta kesetimbangan dengan pangkat -1

[ HA]
K '1   1 / K1
 
[ H ][ A ]
Kesetimbangan kimia
Konstanta kesetimbangan
3.) manipulasi konstanta kesetimbangan
Jika dua reaksi ditambahkan, maka nilai K yang baru merupakan hasil kali dari dua nilai K reaksi:

K1

K2

K3

[ H  ][ A ] [CH  ] [ A ][CH  ]
K1  K2  K3 
[ HA] [ H  ][C ] [ HA][C ]

[ H  ][ A  ] [CH  ] [ A  ][CH  ]
K 3  K1K 2   
[ HA]  [ HA][C ]
[ H ][C ]
Kesetimbangan kimia
Konstanta kesetimbangan
3.) manipulasi konstanta kesetimbangan
 Contoh:
Diketahui reaksi dan konstanta kesetimbangan sbb:
Kw= 1.0 x 10-14

KNH = 1.8 x 10-5


3

Tentukan konstanta kesetimbangan dari reaksi berikut:

Penyelesaian:
K1= Kw

K2=1/KNH
3

K3=Kw*1/KNH3=5.6x10-10
KC DAN KP
Secara sederhana, terdapat dua jenis konstanta kesetimbangan yaitu Kc dan Kp.
Kc merupakan konstanta kesetimbangan yang diperoleh jika jumlah produk dan
reaktan dalam rumus konstanta kesetimbangan dinyatakan dalam molaritas (dapat
digunakan dalam reaksi berfase gas dan larutan)
Kp merupakan konstanta kesetimbangan yang diperoleh jika jumlah produk dan
reaktan dalam rumus konstanta kesetimbangan dinyatakan dalam tekanan parsial
gas (dapat digunakan untuk reaksi berfase gas)
HUBUNGAN ANTARA KC DAN KP
Hubungan Kc dan Kp dapat dilihat dari contoh berikut:
Misalkan terdapat reaksi kesetimbangan berikut: 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)

[SO]2 (PSO3 ) 2
Kc = [SO ]2 [O ] dan Kp = (PSO2 ) 2 (PO2 )
2 2

Asumsikan semua gas memiliki perilaku seperti gas ideal,


dimana PV = nRT dan P = (n/V)RT = [M]RT
dan PSO3 = [SO3]RT; PSO2 = [SO2]RT; PO2 = [O2]RT
Maka: [SO 3 ]2 ( RT) 2 [SO 3 ]2
Kp  2 2
 2
( RT) -1  K c ( RT) -1
[SO 2 ] ( RT) [O 2 ]( RT) [SO 2 ] [O 2 ]

Untuk reaksi: PCl5(g)  PCl3(g) + Cl2(g);

(PPCl3 )( PCl2 ) [PCl 3 ]( RT) x [Cl 2 ]( RT)


Kp  
( PPCl5 ) [PCl 5 ]( RT)
[PCl 3 ][Cl 2 ]
 ( RT) 1  K C ( RT) 1
[ PCl 5 ]
HUBUNGAN ANTARA KC DAN KP

Secara umum, untuk reaksi yang melibatkan gas seperti:


 aA + bB ⇄ cC + dD
dimana A, B, C, dan D memiliki fase gas, dan a, b, c, serta d merupakan
koefisien dari masing-masing zat, maka
 Kp = Kc(RT)∆n
dimana ∆n = (c + d) – (a + b)
R = konstanta gas universal = 0,08206 L.atm/(mol.K) atau 8,314 J/(mol.K)
atau 8,314 m3.Pa/(mol.K)
T = temperatur (dalam Kelvin)
(dalam sistem heterogen, hanya koefisien gas yang digunakan)
MENGHITUNG KONSTANTA
KESETIMBANGAN

Contoh 1:
1 mol gas H2 dan 1 mol uap I2 dimasukkan ke dalam
wadah tertutup yang memiliki volume sebesar 5 L.
Campuran dipanaskan hingga temperatur tertentu
hingga terbentuk seuatu kesetimbangan.
H2(g) + I2(g) ⇄ 2HI(g)
Pada titik kesetimbangan, campuran diketahui
mengandung 1,580 mol gas HI. (a) tentukan
konsentrasi gas H2, I2 dan HI pada saat kesetimbangan?
(b) hitung konstantan kesetimbangan Kc.
Kesetimbangan kimia
Prinsip Le Châtelier
1.) apa yang terjadi ketika suatu sistem yang telah mencapai
kesetimbangan mengalami gangguan?
 Perubahan konsentrasi, temperatur, tekanan atau
penambahanbahan kimia lain

 Kesetimbangan akan terbentuk kembali


- Reaksi mengakomodasi perubahan konsentrasi produk, reaktan,
temperatur, tekanan, dll.
- Laju reaksi ke arah produk dan reaktan akan disetimbangkan kembali.
Kesetimbangan kimia
Prinsip Le Châtelier
1.) apa yang terjadi ketika suatu sistem yang telah mencapai
kesetimbangan mengalami gangguan?
 Prinsip Le Châtelier:
- arah kembalinya sistem menuju kesetimbangan terjadi
sedemikian dan bergantung pada jenis gangguan yang terjadi.

Misalnya pada reaksi ini:

Saat setimbang:
Untuk kembali ke keadaan
setimbang, beberapa (tidak
semua) reaktan (CO and
H2) akan bereaksi
Dengan kelebihan
membentuk CH3OH
CO(g):

Jika semua CO yang ditambahkan dikonversi menjadi CH3OH, maka reaksi menjadi tidak
setimbang karena memiliki jumlah produk yang lebih banyak
Kesetimbangan kimia
Prinsip Le Châtelier

2.) Contoh:

Diketahui reaksi berikut:

[ Br - ][Cr2O 72 - ][ H  ]8
K  1  10 11 at 25 o C
[ BrO3- ][Cr 3 ]2

Pada saat setimbang konsentrasi ion2 dalam campuran reaksi adalah:

[H  ]  5.0 M [Cr2O 72 - ]  0.10 M [Cr 3 ]  0.0030 M


[Br  ]  1.0 M [BrO3- ]  0.043 M
Kesetimbangan kimia
Prinsip Le Châtelier

2.) Contoh:

Apa yang terjadi ketika:

[Cr2O 72 - ] increased from 0.10 M to 0.20 M


Menurut prinsip prinsip Le Châtelier, reaksi akan bergerak ke arah kiri untuk
mengurangi konsentrasi dichormate di sebelah kanan reaksi:

Gunakan nilai hasil bagi reaksi (Q) untuk menentukan arah reaksi. Hasil bagi
reaksi memiliki bentuk yang sama dengan K, namun kondisinya tidak dalam
kesetimbangan:

Q
[ Br - ][Cr2O 72 - ][ H  ]8

 1.0  0.20  5.0  8
 2  10 11  K
[ BrO3- ][Cr 3 ]2  0.043  0.0030  2
Kesetimbangan reaksi
Prinsip Le Châtelier

2.) Contoh:

Karena Q > K, maka reaksi akan bergerak ke kiri untuk mengurangi konsentrasi
ion dikromat di sebelah kanan sehingga diperoleh nilai Q yang sama dengan K.

Reaksi terus bergeser hingga dihasilkan Q = K:


1. jika reaksi berada pada keadaan setimbang dan konsentrasi produk ditambah (atau
konsentrasi reaktan dikurangi), reaksi akan bergerak ke kiri

2. Jika reaksi berada dalam kesetimbangan, dan konsentrasi reaktan ditambah (atau
konsentrasi produk dikurangi), maka reaksi akan bergerak ke kanan.
Kesetimbangan kimia
Prinsip Le Châtelier

3.) pengaruh temperatur pada kesetimbangan


Gabungkan persamaan energi bebas Gibbs dan persamaan kesetimbangan:

 G    H o  T S 
o

K e RT  e RT

e
 H o

RT
 S
R

 H o S o
e RT  e R

Dengan memfokus pada fraksi entalpi, kita dapatkan persamaan berikut:

 H o
K(T )  e RT
Kesetimbangan kimia
Prinsip Le Châtelier

3.) pengaruh temperatur tehadap kesetimbangan


1. konstanta kesetimbangan suatu reaksi endotermik (Ho = +) akan meningkat jika
temperatur dinaikkan.

H = +

2. Konstanta kesetimbangan suatu reaksi eksotermik (Ho = -) akan menurun jika


temperatur diturunkan.


H = -
Kesetimbangan kimia
Prinsip Le Châtelier

4.) termodinamika vs. Kinetika


 Termodinamika memperdiksi jika suatu reaksi akan terjadi
- menentukan keadaan kesetimbangan

 Termodinamika tidak menentukan berapa lama reaksi itu akan terjadi

- Apakah reaksi akan terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, tahun?

G = -

spontan

intan Grafit
- Reaksi diatas terjadi secara spontan, namun membutuhkan waktu jutaan tahun.
PENGGUNAAN KONSTANTA
KESETIMBANGAN

Untuk berbagai sistem atau reaksi:


1. Dengan mengetahui konstanta kesetimbangan,
kita dapat memprediksi suatu reaksi berada dalam
kesetimbangan atau tidak dan kita dapat
memprediksi arah reaksi.
 Qc = Kc  kesetimbangan (tidak terjadi reaksi)
 Qc < Kc  terjadi reaksi ke arah produk;
 Qc > Kc  terjadi reaksi ke arah reaktan
2. Nilai K menunjukkan apakah reaksi cenderung
terjadi membentuk produk atau membentuk
reaktan.
PREDIKSI KESETIMBANGAN REAKSI DARI
NILAI K DAN Q

Untuk suatu reaksi dengan nilai Kc yang telah diketahui,


arah reaksi dapat diprediksi dengan menghitung hasil
kali reaksi (Qc). c d
[C] [ D]

Qcberikut:
Qc suatu reaksi dihitung sebagai
[A]a [ B]b
aA + bB ⇄ cC + dD;

Qc memiliki rumus yang sama dengan Kc ,


namun, Qc dihitung menggunakan konsentrasi
komponen reaksi yang tidak berada dalam
kesetimbangan.
CONTOH

Untuk reaksi berikut:


CO(g) + 2 H2(g) ⇄ CH3OH(g), Kc = 14.5 at 500 K.

Prediksikan apakah campuran 1.50 mol gas H2, 1.00 mol


gas CO, dan 0.50 mol gas CH3OH dalam suatu bejana
tertutup 10 L dengan nilai Kc sebesar 500 berada dalam
kesetimbangan atau tidak.
Jika tidak, tunjukkan arah reaksi hingga diperoleh
keadaan setimbang.

(Jawaban: Qc = 22.2 > Kc; reaksi terjadi ke arah reaktan)


SOAL
KATION DAN ANION
PENGERTIAN KATION DAN ANION
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ion ini
terjadi karena atom netral melepaskan elektron
pada kulit terluarnya (kulit valensi). Dalam sistem
periodik unsur, kecenderungan atom-atom yang
berada pada sisi kiri , golongan IA dan IIA,
membentuk ion positif. Pada golongan IA akan
membentuk kation bermuatan +1, contoh: Na+, Li+,
dan K+ . Pada golongan IIA akan membentuk
kation bermuatan +2, contoh: Ba+2, Mg+2, dan Ca+2.
Anion adalah ion yang bermuatan negatif. Ion ini
terjadi karena atom netral menerima elektron.
Dalam sistem periodik unsur, kecenderungan
atom-atom yang berada pada sisi kanan ,
golongan VIA dan VIIA, membentuk ion negatif.
Pada golongan VIA akan membentuk anion
bermuatan -2, contoh: O2- dan S2- . Pada
golongan VIIA akan membentuk anion
bermuatan -1, contoh: F–, Cl–, Br– dan I–.
ANION-ANION DAPAT
DIKELOMPOKKAN SEBAGAI BERIKUT :
1. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-
2. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
4. Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa
banyak Reaksi Anion
5. Cl- + Ag NO3 → AgCl ↓ (putih) + NO3- AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl-
Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 (putih) + 2 CH3COO-
2. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2 NO3- Ag2S + HNO3 → 2 AgNO3
S2- + FeCl3 → FeS ↓ hitam + HNO3
S2- + Pb(CH3COO)2 → PbS ↓ hitam + 2 CH3COO-
3. SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 ↓ putih + 2 NO3- Ag2SO3 + 2 HNO3 → 2
AgNO3 + H2SO4
SO32- + Ba(NO3)2 → BaSO3 ↓ putih + 2 NO3-
DAFTAR BEBERAPA JENIS
KATION DAN ANION
Kation: Anion:
*Na+ Natrium *OH– Hidroksida
*K+ Kalium *F– Fluorida
*Ag+ Argentum/Perak *Cl– Klorida
*Mg2+ Magnesium *Br– Bromida
*Ca2+ Kalsium *I– Iodida
*Sr2+ Stronsium *CN– Sianida
*Ba2+ Barium *O2– Oksida
JENIS UJI PADA KATION DAN
ANION
a. Reaksi Kering
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik
sehingga dapat dilakukan uji warna nyala sebagai salah satu
cara identifikasi kation dengan reaksi kering. Untuk uji
reaksi kering metode yang sering dilakukan yaitu :
-Reaksi nyala dengan kawat nikrom
-Reaksi nyala beilstein
-Reaksi nyala untuk borat
B. REAKSI BASAH

Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat


secara kualitatif yang sering digunakan pada
umumnya senyawa NO3 hanya membentuk cincin
coklat jika direaksikan dengan senyawa Fero sulfat
dan H2SO4 . Contoh: Reaksi redoks, reaksi asam-
basa, kompleks, dan reaksi pengendapan.
KLASIFIKASI KATION
 Golongan I : membentuk endapan dengan HCl encer
◦ Pb2+, Hg+, Ag+
 Golongan II : tidak bereaksi dengan HCl, membentuk endapan dengan
H2 S
◦ Hg(2+), Bi2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn3+
 Golongan III : membentuk endapan dengan NH4S
◦ Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Al3+, Zn2+, Mn2+
 Golongan IV : membentuk endapan dengan (NH4)2 CO3
◦ Ca2+, Sr2+, Ba2+
 Golongan V : tidak bereaksi dengan reagen golongan sebelumnya
4

◦ Mg, Na, NH +, Li, H


KLASIFIKASI ANION
A. Kelas A : proses yang melibatkan identifikasi
produk-produk yang mudah menguap, yang
diperoleh pada pengolahan dengan asam
(i) gas-gas dilepaskan dengan HCl atau H2SO4
(ii) Gas dilepaskan dengan H2SO4 pekat
B. Kelas B : proses yang tergantung pada reaksi-
reaksi dalam larutan
(i) Reaksi pengendapan
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan
ANALISIS
KUALITATIF
KATION DAN
ANION
JENIS ANALISIS
Analisis makro
Kuantitas zat 0,5 – 1 g
Volume yang dipakai sekitar 20 ml
Analisis semimikro
Kuatitas zat sekitar 0,05 g
Volume yang dipakai sekitar 1 ml
Analisis mikro
Kuatitas zat kurang dari 0,01 g
Volume yang dipakai < 1 ml
KEUNTUNGAN ANALISIS
SEMIMIKRO

Penggunaan zat yang sedikit


Kecepatan analisis tinggi
Ketajaman pemisahan yang meningkat
Penggunaan asam sulfida lebih sedikit
Penghematan peralatan
JENIS UJI

Reaksi Kering
Reaksi Basah
REAKSI KERING

Pemanasan
Uji Pipa tiup
Uji Nyala
Uji spektroskopi
Uji Manik Boraks
Uji manik fosfat
Uji Manik natrium karbonat
UJI NYALA / FLAME TEST

Uji perubahan warna api karena pembakaran


suatu senyawa
Tiap logam memberikan warna yang berbeda-
beda
Terjadi karena eksitasi elektron oleh panas
REAKSI BASAH

Uji dilakukan dengan zat-zat dalam larutan.


Suatu reaksi diketahui berlangsung bila:
 Terbetuknya endapan
 Pembebasan gas
 Perubahan warna
PEMBENTUKAN ENDAPAN
Larutan jenuh merupakan suatu sistem kesetimbangan,
contoh :
AgCl  Ag+ + Cl-
Ini merupakan kesetimbangan heterogen karena AgCl
dalam bentuk padat, sedangkan Ag+ dan Cl- dalam
bentuk larutan
Hasil kali kelarutan :
Ks = [Ag+] [Cl-]

Bila Ks terlewati artinya kesetimbangan bergeser kearah


kanan, akan terbentuk endapan AgCl
PERUBAHAN WARNA / PEMBENTUKAN
KOMPLEKS

Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari


suatu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan
Ion pusat adalah ion logam
Ligan adalah ion atau melekul yang memiliki
pasangan elektron bebas
contoh : CN- , NO2- , H2O , NH3 dll
PERUBAHAN WARNA / PEMBENTUKAN
KOMPLEKS

Fenomena penting yang sering terjadi “bila


kompleks terbentuk adalah kenaikan kelarutan”
Banyak endapan bisa melarut karena
pembentukan kompleks
Contoh :
 AgCN(s) + CN-  [Ag(CN)2]-
Penambangan CN berlebih menyebabkan endapan berubah
menjadi ion yang larut
ANALISIS KATION
KLASIFIKASI KATION

Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan


pada perbedaan kelarutan dari:
Klorida
Sulfida
Karbonat
KLASIFIKASI KATION
 Golongan I : membentuk endapan dengan HCl encer
◦ Pb2+, Hg+, Ag+
 Golongan II : tidak bereaksi dengan HCl, membentuk
endapan dengan H2S
◦ Hg(2+), Bi2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn3+
 Golongan III : membentuk endapan dengan NH4S
◦ Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Al3+, Zn2+, Mn2+
 Golongan IV : membentuk endapan dengan (NH4)2 CO3
◦ Ca2+, Sr2+, Ba2+
 Golongan V : tidak bereaksi dengan reagen golongan
sebelumnya
◦ Mg, Na, NH4+, Li, H
SKEMATIK
SAMPEL

+ HCl Gol II, III, IV, V

Golongan I + H2S Gol III, IV, V

Golongan II (NH4)2S Gol IV, V

Golongan III (NH4)2CO3 Golongan V

Golongan IV
ANALISIS ANION
KLASIFIKASI ANION

A. Kelas A : proses yang melibatkan identifikasi


produk-produk yang mudah menguap, yang
diperoleh pada pengolahan dengan asam
(i) gas-gas dilepaskan dengan HCl atau H2SO4
(ii) Gas dilepaskan dengan H2SO4 pekat

B. Kelas B : proses yang tergantung pada reaksi-


reaksi dalam larutan
(i) Reaksi pengendapan
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan
ANION KELAS A

(i) gas-gas dilepaskan dengan HCl atau H2SO4


 Karbonat, bikarbonat, sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit,
hipoklorit, sianida, sianat
(ii) Gas dilepaskan dengan H2SO4 pekat
 Termasuk golongan (i) dan fluorida, heksafluorosilikat,
klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat,
permanganat, bromat, borat, heksasianoferat (II),
heksasianoferat (III), tiosinat, format, asetat, oksalat,
tartrat dan sitrat
KELAS B

(i) Reaksi pengendapan


 Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, arsenat, kromat, dikromat, silikat,
heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan
 Manganat, permanganat, kromat, dikromat

Anda mungkin juga menyukai