DISUSUN OLEH:
AERIK HAERIAWAN
230211501039/03
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas Term
Of Reference ini, tentang “Rumah Profesi (Butik Busana Pesta)”.
Term Of Reference ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Methodology Design Arsitektur.” Selain itu, bertujuan untuk memberikan
pembaca dan penulis wawasan yang lebih baik tentang proses perancangan Rumah
Profesi Butik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Raeny Tenriola Idrus, S.T.,
M.Si. dan Bapak Husnirrahman J, S.T., M.Ars. selaku Dosen pengampuh mata
kuliah “Methodology Design Arsitektiur”. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi hingga terselesaikannya
Term Of Reference ini.
Term Of Reference ini berisikan tentang pengertian butik, penentuan lokasi
yang tepat, pengelompokkan ruang, besaran ruang hingga konsep penentuan lokasi
tapak. Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Term Of Reference
ini masih jauh dari kesan kesempurnaan karena kekurangan dan keterbatasan
literatur. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV .............................................................................................................. 47
PENUTUP ......................................................................................................... 47
KESIMPULAN............................................................................................... 47
SARAN .......................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 48
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Peta Rencana Pola Ruang (Sumber: (PERDA) Kota Makassar no. 4 ; 2015) 23
Gambar 2 : Peta Lokasi Tapak Terpilih 1....................................................................... 24
Gambar 3: Peta Lokasi Tapak Terpilih 2........................................................................ 25
Gambar 4: Kondisi Eksisting Tapak Terpilih. ................................................................ 30
Gambar 5: Orientasi Matahari Tapak Terpilih................................................................ 30
Gambar 6: Orientasi Arah Angin Tapak Terpilih. .......................................................... 31
Gambar 7: Skema Ventilasi Silang. ............................................................................... 31
Gambar 8: Orientasi Curah Air Hujan pada kawasan Terpilih. ....................................... 32
Gambar 9: . Sumber Kebisingan Sekitar Tapak Terpilih. ............................................... 32
Gambar 10: Vegetasi Terpilih........................................................................................ 33
Gambar 11: Konsep Bentuk Rumah Profesi (Butik)....................................................... 35
Gambar 12: : Pondasi Batu Kali .................................................................................... 37
Gambar 13: . Pondasi Cakar Ayam................................................................................ 37
Gambar 14: Pondasi Plat Menerus ................................................................................. 38
Gambar 15: Kolom ....................................................................................................... 39
Gambar 16: Balok ......................................................................................................... 39
Gambar 17: Struktur Dinding ........................................................................................ 40
Gambar 18: Struktur Atap Miring.................................................................................. 40
Gambar 19: Skema Air Bersih PDAM........................................................................... 41
Gambar 20 : Sistem Drainase ........................................................................................ 42
Gambar 21: Skema Sistem Air Kotor ............................................................................ 42
Gambar 22: Skema Pembuangan Air Hujan................................................................... 43
Gambar 23: Skema Elektrikal........................................................................................ 43
Gambar 24:Skema Penangkal Petir................................................................................ 44
Gambar 25: Sistem APAR............................................................................................. 44
Gambar 26 : Sistem keamanan CCTV ........................................................................... 45
Gambar 27 : Pemisahan sampah .................................................................................... 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
Jadi apabila akan mengadakan sebuah proyek atau kegiatan yang melibatkan
banyak pihak dan memerlukan perhitungan secara rinci, maka pastinya mempunyai
alasan dan juga landasan dalam melakukannya. Terdapat alasan dan juga tujuan
kenapa ingin melakukan proyek tersebut. Hal itulah yang nantinya perlu dituangkan
ke dalam bentuk TOR. Dengan kata lain, TOR adalah panduan atau acuan Adalam
melaksanakan suatu proyek. Maka dari itu, project manager atau project specialist
merupakan pihak yang biasanya menyusun dokumen ini. Di Indonesia sendiri,
Term of Reference juga dikenal dengan nama Kerangka Acuan Kerja atau (KAK).
(Mirza M. Haekal, 2023).
Ada beberapa tujuan dasar yang menjadi landasan penyusunan dan pembuatan
TOR. Intinya tujuan-tujuan tersebut ditetapkan agar nantinya saat proyek sudah
berlangsung, tidak ditemukan adanya ketidaksesuaian kondisi di lapangan dengan
yang sudah direncanakan. Tujuan dan Manfaat pembuatan TOR adalah, sebagai
landasan atau dasar rencana proyek atau kegiatan, menjelaskan secara jelas dan
terperinci tujuan dari proyek atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan ini
harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu. sebagai dasar
perhitungan audit bagi pihak manajemen dan keuangan, sebagai bahan penilaian
2
kualifikasi dari sebuah proyek , sebagai media dan sarana bagi seorang
pimpinan untuk mengendalikan kinerja bawahannya. Dalam sebuah proses
perancangan Rumah Tinggal Profesi, TOR sangat diperlukan dalam proses ke
berlanjutan rancangan ini. (Dini N. Rizeki, 2024).
Kebutuhan pokok atau primer dari manusia adalah mengenai pangan, sandang,
dan papan. Salah satunya adalah papan yaitu hunian atau Rumah Tinggal bagi
manusia. Selain untuk bernaung dan berlindung dari kodisi iklim dan hewan buas,
rumah tinggal juga berfungsi sebagai tempat/wadah aktifitas manusia dalam
lingkup kecil seperti aktifitas makan, minum, tidur, membaca, berkomunikasi
sesama anggota keluarga, metabolisme, dan lain-lain. Serta dapat mendukung
aktivitas yang sesuai dengan profesi yang dimilikinya. Dalam konteks ini, rumah
tinggal yang akan dirancang adalah rumah tinggal seorang Desainer yang
membutuhkan wadah berupa rumah tinggal yang tidak hanya berfungsi sebagai
rumah pada umumnya. (Academia.edu,2016)
3
dengan fungsi dan kebutuhan Rumah tinggal seorang Desainer biasanya tidak jauh
dengan namanya tamu ataupun konsumen profesinya.
4
Perancangan rumah tinggal kali ini dirancang dengan tambahan fungsi
untuk mewadahi kegiatan sebagai Desainer dan sebagai ibu rumah tangga.
Suasana yang dihadirkan juga harus dapat mencerminkan kenyamanan dan
keindahan dalam rumah mengingat profesi pemilik rumah yang dapat mengerti
psikologi dalam ruang. Selain itu karena kesibukan yang dimiliki oleh pemilik
rumah dibutuhkan ruang dengan kondisi di mana membuat orang dapat berkumpul
terpusat pada bagian tersebut agar komunikasi dalam keluarga dapat tercipta dan
terjalin dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana memilih lokasi yang tepat dalam membangun Rumah Profesi
Butik sesuai Peraturan Daerah/Provinsi yang berlaku?
2. Bagaimana menentukan Besaran Ruang dengan menganalisis Pelaku,
Aktivitas Pelaku, Kebutuhan Ruang, Penzoningan Ruang, dan
Pengelompokan Ruang pada Rumah Profesi Butik?
3. Bagaimana merencanakan desain Konsep Bentuk Rumah Profesi Butik?
4. Bagaimana menentukan jenis struktur pada Rumah Profesi Butik?
5. Bagaimana menentukan sistem utilitas pada Rumah Profesi Butik?
1.3 Tujuan
1. Dapat menemukan lokasi yang tepat untuk pembangunan Rumah Profesi
Butik dengan berlandaskan Peraturan Daerah/Provinsi yang berlaku.
2. Dapat mengetahui Besaran Ruang dan jenis Ruang untuk bangunan
Rumah Profesi Butik ini.
3. Dapat mengetahui dan diterapkan Konsep Bentuk pada Rumah Profesi
Butik ini.
4. Dapat mengetahui dan menggunakan jenis struktur yang tepat dalam
Rumah Profesi Butik ini.
5. Dapat mengetahui dan menggunakan sistem utilitas apa saja yang akan
digunakan dalam Rumah Profesi Butik ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Tabel 2: Studi Preseden 2
Rumah Profesi (Butik Pakaian Anak)
NO KRITERIA KETERANGAN
1. Lokasi Perum. Meusara Agung, Keutapang
7
Tabel 3: Perbandingan Studi Preseden
NO STUDI PRESEDEN KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Studi Preseden 1 Berada di tengah Lahan yang
permukiman warga mengahadap utara akan
Berada di sisi jalan mendapat radiasi
raya yang cukup matahari besar
ramai Gangguan suara juga
Luas lahan yang banyak berasal jalan
luas raya yang berada di sisi
utara.
2. Studi Preseden 2 Berada pada Kepadatan di sekitar
Kompleks tapak yang tinggi
Perumahan sehingga sirkulasi
Berada tepat di udara alami akan sulit
persimpangan jalan Tingkat Kebisingan
kompleks berasal dari jalan dan
rumah tetangga
sekitarnya
8
BAB III
TINJAUAN UMUM
4.1 Tinjauan Umum
Dalam arti umum, rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat
tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia
maupun hewan, namun untuk istilah tempat tinggal yang khusus bagi hewan adalah
sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-
konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal,
seperti keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain.(Sumber:
media.neliti.com)
Sedangkan Rumah tinggal juga di bedakan menjadi
1) Perumahan (housing) ladala atau daerah yang terdiri dari sekelompok
rumah tinggal (sekelompok rumah dengan ruang-ruang di dalamnnya,
halaman dan utilitas dalam rumah).
2) Pemukiman (settlement) adalah suatu daerah yang terdiri dari
sekelompok rumah dengan sarana dan prasarana pendukungnya, yang di
dalam daerah tersebut terjadi proses sosialisasi. Yang dimaksud dengan
sarana pendukung adalah utilitas rumah dan lingkungan, sedangkan
prasarana pendukung adalah fasilitas ibadah, fasilitas pendidikan dan
fasilitas pendukung lainnya. (digilib.petra.ac.id)
Rumah profesi dapat diartikan sebagai bangunan yang terdiri dari ruang-
ruang yang dijadikan tempat tinggal manusia, dimana rumah itu menggambarkan
cermin jati diri dan taraf hidup penghuninya sebagai gambaran peri kehidupan dan
penghidupan yang menyeluruh. Tujuannya penghuni bisa memiliki rumah
sekaligus memiliki ruang penunjang profesi, sehingga dapat merasakan
kenyamanan tersendiri dalam beraktifitas sesuai dengan profesinya. (Sumber: Sanr
Archt)
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. (Sumber: KAMUS BESAR
BAHASA INDONESIA). Profesi juga merupakan suatu jabatan atau pekerjaan
yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara
khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesi merupakan bidang pekerjaan yang
membutuhkan keahlian khusus. Misalnya untuk membuat busana khusus acara
acara formal dibutuhkan seorang fashion designer untuk merancang busana sesuai
apa yang diinginkan konsumen dan konsep acara yang akan di hadiri.
Busana merupakan segala sesuatu yang digunakan mulai dari ujung kepala
sampai dengan ujung kaki, termasuk busana luar, dalam, dan pelengkap, baik
penggunaannya sebagai hiasan (asesories) atau pun memiliki nilai guna bagi
pemakai (milineries). Busana atau fashion berlaku paham what goes around, comes
around. Terbukti model fashion dari era 20an hingga 90an masih terlihat sampai
saat ini, walaupun telah banyak melalui proses modifikasi sehingga modelnya
menjadi lebih up to date (Journey to the Past). Ibrahim dalam (Syamrilaode, 2011),
busana tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya
9
manusia.
Rumah tinggal desainer ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan ruang yang
akan digunakan sebagai wadah untuk aktifitas sehari-hari oleh seorang desainer dan
seluruh penghuni rumah. Butik berfungsi sebagai rumah untuk merancang sesuai
kebutuhan dan preferensi klien, memperhatikan aspek fungsional, estetika, dan
keberlanjutan.
Dalam pembangunan Rumah Profesi Butik, terdapat kriteria yang didasrkan pada
konsumen dan golongan tingkat masyarakat, diantaranya
Pemilihan lokasi untuk usaha butik sebaiknya dipilih lokasi yang
strategis dan dipusat pusat daerah yang cukup elite serta dekat dengan
tempat keramaian, pertokoan, perumahan, dan kawasan budaya.
Usaha Butik juga sebaiknya berdekatan dengan penghasil bahan baku,
mudah sarana transportasi, listrik dan air harus mencukupi.
Memiliki akses langsung dengan sistem transportasi, yaitu di lewati
jalur transportasi umum.
10
BAB IV
ACUAN PERANCANGAN
4.1 Lokasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2015. Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2015-2034. Sub Pusat Pelayanan Kota
Pasal 20 ayat (1) dan (2) bagian e dan i, berbunyi : (1) SPPK (Sub Pusat Pelayanan
Kota) sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf b merupakan pusat
pelayanan sosial, ekonomi, dan/administrasi masyarakat yang melayani sub wilayah
kota;
(2) SPPK sebagaimana pada ayat (1) terdiri atas:
e. Sub PPK V ditetapkan pada kawasan Pannakukang yang mencakup
Kecamatan Pannakukang dan Kecamatan Rappocini dengan fungsi sebagai
pusat kegiatan Perumahan kepadatan sedang, pusat kegiatan perumahan
kepadatan tinggi, pusat kegiatan perdagangan dan jasa, dan pusat pelayanan
penilitian dan pendidikan tinggi.
i. Sub PPK IX ditetapkan pada kawasan Barombong di Kecamatan
Tamalate dengan fungsi kegiatan sebagai pusat kegiatan perumahan kepadatan
sedang, pusat kegiatan perumahan kepadatan tinggi, pusat kegiatan
perdagangan dan jasa, pusat kegiatan pariwisata, pusat pelayanan penilitian
dan pendidikan tinggi, pusat pelayanan budaya, pusat pelayanan olahraga
Mengingat bahwa bangunan yang direncanakan merupakan bangunan yang
berfungsi sebagai Rumah Profesi, maka ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan dalam menentukan lokasi bangunan, yaitu:
1) Lokasi tapak harus sesuai dengan RT/RW (Rencana Tata Ruang
Wilayah)
2) Lokasi dekat dengan permukiman kepadatan sedang dan tinggi
3) Karakteristik Lokasi
4) Aksesibilitas Lokasi
5) GSB (Garis Sempadan Bangunan) ½ luas ditambah 1
6) KDB, Koefisien dasar bangunan yang dapat di bangun 60% dari
keseluruhan
7) KLB, syarat koefisien lantai bangunan
8) Ketinggian bangunan adalah 2 lantai
11
4.2 Studi Analisis Pelaku
PELAKU TETAP
Tabel 5: Studi Analisis Aktivitas Pelaku tetap dan Pelaku tidak tetap
PELAKU TETAP
Shalat Mushola
12
NO PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
Shalat Mushola
MCK (Mandi, Cuci, Kakus) Toilet
Memasak Dapur
Shalat Mushola
13
NO PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
Shalat Mushola
MCK (Mandi, Cuci, Kakus) Toilet
Memasak Dapur
14
NO PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
Parkir Parkiran
Shalat Mushola
Parkir Parkiran
15
4.4 Analisis Kebutuhan Ruang
NO AKTIVITAS RUANG
16
4.5 Penzoningan Ruang
RUANG ZONA
Ruang Tamu
Parkiran Publik
Teras
Halaman
Ruang Keluarga
Mushola
Garasi
Gudang
Toilet Umum
Butik
Area Kasir
Ruang Istirahat Karyawan
Gudang baju/Logistic
17
4.6 Pengelompokan ruang
Pengelompokan ruang berdasarkan pelaku kegiatan dan penzoningan
ruanagan:
Kelompok Ruang Publik
Ruang publik adalah ruang untuk umum, tempat berkumpulnya
masyarakat. Ruang publik dapat berbentuk aula atau selasar yang bisa menampung
lebih banyak orang. (Sumber: Parsika, 2019). Ruang publik dalam sebuah rumah
biasanya mengacu pada area yang dapat diakses oleh seluruh penghuni rumah dan
sering digunakan untuk beraktivitas bersama, seperti ruang keluarga, ruang makan,
dapur, dan teras.Ini adalah area rumah yang diperuntukkan untuk bersosialisasi dan
beraktivitas bersama.
Zona Ruang Publik pada Rumah Profesi ini diantaranya, Ruang Tamu,
Parkiran, Teras, dan halaman, yang sifatnya dapat diakses oleh ssemua pelaku.
Kelompok Semi Publik
Untuk ruang semi public sendiri ialah ruangan yang akses masuknya harus
meminta pemilik rumahnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, ruang semi public
hanya tertuju kepada beberapa orang saja yang dekat dengan pemiliknya.
(Beddodesign, 2023). Zona Ruang Semi Publik pada Rumah Profesi ini meliputi,
Ruang Keluarga, Ruang, Ruang Makan, Mushola, Garasi, diamana zona ini dapat
diakses selain pelaku tetap jika telah mendapatkan izin.
Kelompok Ruang Privat
Ruang individu merupakan ruang yang melindungi privasi pengguna dan
kegiatan penggunanya. Aktivitas di ruang individu biasanya tidak boleh terlihat
atau terganggu oleh publik. Ruang individu umumnya terdapat pada kamar-kamar
bangunan dengan fungsi tertentu. Sumber (Parsika, 2019). ZoNa Ruang Privat
terdapat 7 ruangan, yang dimaksud di Ruangnya adalah Kamar Tidur Utama, kamar
tidur anak 1 dan 2, Toilet masing masing ari kamar ini, dan Ruang kerja Ayah.
Kelompok Ruang Servis
Ruang servis pada rumah adalah area yang biasanya digunakan untuk
keperluan teknis dan servis. Ruang ini adalah tempat di rumah yang dirancang
untuk aktivitas yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
perawatan rumah tangga. Zona servis biasa digunakan untuk tempat penyimpanan
barang seperti gudang atau tempat masak memasak seperti dapur. Sumber (Voire,
2021). Zona Servis pada Rumah ini adalah Ruang Cuci Jemur, Dapur, Gudang,
Dan Toilet Umum.
Kelompok Ruang Butik
Kelompok Ruang Butik ini termasuk dalam area sekunder dimana Butik
ini mendukung kegiatan utama dalam Rancangan Rumah Profesi ini. Fungsinya
dilakukan oleh penghuni serta konsumen/klien dan 3 orang staff karyawan yaitu
bagian Asisten desainer, Pemasaran, dan keuangan. Zona Ruang pada Butik ini
meliputi, Butik itu sendiri, Ruang Konsultasi Klien, Ruang Fitting Pakaian, Ruang
Produksi, Kasir, Ruang Istirahat Karyawan, dan toilet.
18
4.7 Besaran Ruang
Dasar pertimbangan yang dilakukan dalam menentukan ukuran besaran
ruang- ruang dalam perencanaan Rumah Profesi Butik ini adalah jumlah pelaku
kegiatan (pengguna ruang), jumlah dan ukuran perabot yang digunakan yang
disesuaikan dengan analisis aktivitas pelaku diatas dan perabot yang digunakan.
19
Tabel 9: Besaran Ruang Semi Publik
20
Tabel 10: Besaran Ruang Privat
RUANG PRIVAT
Kebutuhan Perabot Kapasit Jumlah Luas Standar Sumber
Ruang as Ruang
Kamar Tidur Utama 1 Tempat tidur 2 orang 1 Ruang 20m² 12,25m² DA
2 Lemari
1 Meja rias
1 Meja kecil
1 Meja rias
1 Kursi
21
Tabel 12: Besaran Ruang Area Butik
AREA BUTIK
Kebutuhan Perabot Kapasi Jumla Luas Standar Sumbe
Ruang t h r
As Ruang
1Lemari Kaca 20-25 1 37,5m² 1,25m²/oran HD
Area 2Rak Orang Ruang g
Display aksesoris/displa
Butik y
3Gawang
Pakaian
3Kursi tunggu
Mannequeen
3Kursi istirahat
pengunjung
Ruang 1 Cermin 1 2 2m²/orang 2m²/orang HD
Fitting 1 Gantungan Orang Ruang
Pakaian baju
Ruang Meja Kerja 3 orang 1 1,25m²/Oran 8m² HD
Produksi 1(Potong, pola Ruang g
kain
Meja Kerja 2
(jahit)
2 Kursi
22
4.8 Konsep Penentuan lokasi tapak
Lokasi merupakan hal utama yang perlu diperhatikan. Lokasi menjadi salah
satu faktor penting dan sangat diperhatikan dalam sebuah perancangan. Kawasan
wilayah yang akan dijadikan sebagai tempat pembangunan rumah Profesi Butik
ini akan berpacu pada PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 4
TAHUN 2015, SUB PPK V (a).
4.9 Lokasi Tapak
Sesuai panduan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2015,
terlampir pada Lampiran I, Gambar 3 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Makassar Tahun 2015 – 2034 disertakan Peta Rencana Pola Ruangnya.
Gambar 1: Peta Rencana Pola Ruang (Sumber: (PERDA) Kota Makassar no.
4 ; 2015)
23
4.9.1 Lokasi Tapak Terpilih 1 (Kelurahan Masale, Kecamatan
Pannakukang, Makassar, Sulawesi Selatan)
24
4.9.2 Lokasi Tapak Terpilih 2 (Kelurahan Paropo , Kecamatan
Pannakukang, Makassar, Sulawesi Selatan)
25
4.10 Kriteria Pemilihan Tapak
Tapak merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan rancangan
sebuah pusat pemasaran. Tapak yang baik dapat meningkatkan peluang sebuah
pusat pemasaran untuk menunjang fungsi dan menghasilkan keuntungan bagi
bangunan tersebut. Oleh karena itu, pemilihan tapak merupakan unsur penting
yang harus dipertimbangkan. Adapun kriteria-kriteria dalam pemilihan tapak
antara lain adalah:
1. Lokasi yang dipilih terletak di kawasan komersial.
2. Tapak yang dipilih memiliki lahan yang luas
3. Tapak yang dipilh memiliki akses dan jalur transportasi yang baik.
4. Lingkungan sekitar tapak mendukung untuk dibangun sebuah pusat
pemasaran.
Untuk mempermudah penilaian terhadap tapak, kriteria-kriteria tersebut diberi
batasan nilai sebagai berikut:
0 1 2 3
26
Tabel 14: Alternatif Tapak
900,49m
-Alternatif 2 -Perumahan 2 -Jalur yang dapat -Tingkat
Kompleks dilalui 2 jalur kebisingan yang
Jln.
Kegiatan kendaraan Mobil datang dari
Perumahan
sedang dan maupun Motor Kompleks dan
Azalea,
tinggi dan mempunyai lembaga
Paropo,Kec.
median jalan. pendidikan
Pannakukan -Dekat
disekitarnya.
g ,Kota dengan Mall - Dekat dengan
Makassar, Pannakukan Jalan besar -Sirkulasi udara
Sulawesi g ±1KM. Pandang 850m yang datang dari
Selatan. sebagai Raya ± sungai di dekat
penghasil dan beberapa
bahan baku vegetasi di
untuk sekitarnya.
kebutuhan
butik
-Kawasan
27
LUAS
LOKASI POTENSI AKSESBILITA LINGKUNGA
LAHAN
TAPAK KAWASAN S N SEKITAR
yang dekat
dengan
beberapa
lembaga
pendidikan
dan
pemerintah
juga dekat
dengan
beberapa PT
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
0 1 2 3 0 1 2 3
1. Potensi - - ✔ - - - - ✔
Kawasan
2. Luas Lahan - ✔ - - - - - ✔
3. Aksesbilitas - - ✔ - - - ✔ -
4. Lingkungan - ✔ - - - - ✔ -
Sekitar
JUMLAH 0 2 4 0 0 0 4 6
6 10
28
Berdasarkan penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa tapak yang dipilih
adalah tapak/ alternatif 2, dimana Lokasi ini berada Jln. Perumahan Azalea,
Paropo,Kec. Pannakukang , Kota Makassar, Sulawesi selatan (5°09'19"S
119°27'17"E). Lokasi ini termasuk Pemukiman Kawasan dengan Tingkat yang
Tinggi. Lahan ini memiliki luas sebesar 900, 49m²
Dengan kondisi tapaknya ditumbuhi tanaman liar hijau dan disekitar site terdapat
dua bangunan yang mengapit kanan dan kiri tapak ini tetapi tidak terlalu
berdempetan.
29
4.13 Analisa tapak
4.13.1 Kondisi Eksisting
Matahari yang akan terbit dari sisi Timur dan Terbenam di sisi Barat, dimana
posisi bangunan menghadap ke arah utara. Pada gambar 5 area samping kanan dan
kiri bangunan akan terkena cahaya matahari langsung.
Sinar matahari membuat daerah site mengalami perbedaan suhu untuk jam
06.00-12.00 (26oC-29oC) sedangkan jam 12.00-18.00 mencapai (suhu 28oC-33oC).
30
Orientasi matahari pada lahan Rumah tinggal ini memiliki orientasi yang cukup
baik dikarenakan matahari tidak langsung masuk pada area dalam bangunan dan
tidak membuat sinarnya mengganggu kegiatan didalam rumah maupun butik, tetapi
tetap dibutuhkan vegetasi yang dapat menunjang dan menyaring sumber kebisingan
dan sinar ultra violet yang dihasilkan dari matahari.
31
4.13.4 Orientasi Curah Air Hujan
Indonesia adalah negara yang ber iklim Tropis dimana memilik 2 musim saja
yaitu, kemarau dan hujan, Berdasrkan data BMKG Prakiraan cuaca Kec.
Pannakukang Kota Makassar pada 3 hari kedepan yaitu 4 Maret 2024-6 Maret 2024,
suhu minimum harian adalah 24oC-25oC dengan kondisi cuaca berawan dan hujan
ringan, sedangkan suhu maksimal hariannya adalah 25 oC-32 oC dengan kondisi cuaca
hujan ringan dan hujan petir.
Pada saat hujan terus menerus daerah site dapat tergenang air, maka dari itu
dilakukan beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut, untuk Kec. Pannakukang
Kota Makassar dan sekitarnya jumlah curah hujan 100-300 mm (85%-115%) dan itu
termasuk kategori normal.
Pada bangunan dapat di buat jalur perpipaan pembuangan air hujan dan
kanopi untuk mengalirkan air hujan yang disertai dengan angin, serta area depan
bangunan dapat dibuat saluran drainase yang terhubung ke drainase kota.
4.13.5 Kebisingan
Pengaruh Sumber kebisingan pada area tapak datang dari 2 area depan dan
belakang bangunan yaitu jalan kompleks azalea dan jalan hollywood yang
disebabkan oleh kendaraan yang berlalu lalang keluar kompleks, serta pada aarea
32
sekitar site yang bersumber dari bangunan bangunan sekitarnya seperti pada
kompleks perumahan azalea sendiri.
Penanaman serta penataan vegetasi pada area yang tingkat kebisingannya
tinggi dapat di maksimalkan sehingga suara dari kendaraan tersaring dan terhambat
oleh vegetasi. Memberikan jarak bangunan dan jalan sehingga tingkat kebisingan
yang tinggi masuk ke dalam bangunan dapat di minimalisirkan dan juga pembuatan
atau pemasangan pagar pada area sekeliling bangunan yang dapat meredam
kebisingan.
4.13.6 Vegetasi
Diperlukan vegetasi yang optimal pada area depan dan belakang bangunan,
untuk Ruang terbuka hijau sesuai RT/RW yang telah diatur oleh PERATURAN
DAERAH Kota Makassar 2015-2034 .
Untuk menyelesaikan beberapa Permasalahan sekitar tapak yang telah
dibahas diatas maka akan dilakukan penambahan vegetasi yang bersifat peneduh
dan tanaman hias ke dalam tapak.
Secara rinci vegetasi yang direncanakan akan ditanam dapat dilihat pada
tabel berikut :
33
Tabel 16: Jenis Pohon/Tanaman Hias yang Rencana akan Ditanam
Desain Rumah Tropis adalah konsep rumah tropis ditandai dengan desain
34
hunian yang memiliki atap miring, selasar atau teras yang luas, masing-masing
ruang memiliki bukaan yang cukup untuk mendapatkan aliran udara yang baik
dan sinar matahari. Dengan kriteria sebagai berikut :
Penataan taman rumah agar lebih asri dan rindah, sehingga rumah jauh
dari kebisingan dan dapat menurunkan suhu panas di luar rumah.
35
4.15 Konsep struktur
4.15.1 Struktur Bawah (Sub sructure)
A. Pondasi, pondasi adalah bagian paling dasar dari struktur bangunan.
Ini adalah elemen yang mendukung seluruh beban bangunan dan
meneruskannya ke tanah dan berfungsi untuk menyalurkan beban
dari struktur.
Di dalam buku Desain Pondasi Tahan Gempa (2010),
disebutkan bahwa pondasi memiliki beberapa fungsi utama bagi
suatu bangunan, yakni:
a) Menopang berat bangunan di atasnya, agar tidak bergerak
secara horizontal.
b) Menahan total berat keseluruhan bangunan yang akan
dibangun.
c) Menanggung beban sesuai dengan tujuan bangunan yang
akan dibuat.
d) Menangani beban bangunan serta melindunginya dari
bencana seperti gempa bumi.
e) Melindungi bangunan dari perubahan bentuk tanah
yang tidak stabil.
Ada 3 alternatif Pondasi yang dapat di gunakan pada Rumah
tinggal profesi dengan bangunan berlantai 2, dapat diuraikan sebagai
berikut:
a) Pondasi batu kali. Pondasi batu kali biasa digunakan untuk rumah
bangunan sederhana pada kondisi tanah normal yang cukup baik.
Penggunaan pondasi batu kali sebagai pondasi rumah 2 lantai
biasanya membutuhkan kedalamannya sekitar 60-80 dengan lebar
tapak sama dengan tingginya. Bahan-bahan yang digunakan,
meliputi: batu kali, pasir pasang, dan semen. Kekurangan pondasi
ini jika kedudukan pondasi diatas tanah lunak, yang beresiko
pondasi retak yang mengakibatkan penurunan pondasi hingga
dinding bangunan ikut retak.
36
Gambar 12: : Pondasi Batu Kali
(Sumber : www.arsitek.in, 2020)
37
c) Pondasi Plat Menerus, Pondasi plat menerus biasanya digunakan
untuk mendukung garis beban, sehingga beban bangunan dapat
disalurkan secara merata. Dipasang dibawah seluruh tembok
penyekat ruangan.
Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan
untuk mendukung sederetan kolom. Pondasi pelat beton lajur atau
jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi
pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut
dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar.
Pondasi plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari
beton bertulang dan harganya lebih murah dibandingkan dengan
pondasi batu kali. Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar
bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Sebab fungsi
pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu
belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana
pengembangan rumah ke atas.
38
Gambar 15: Kolom
(Sumber : besibetonsby.com, 2023)
39
Gambar 17: Struktur Dinding
(Sumber : metodebangunansipil.com, 2017)
40
Jenis atap ini sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia yang
memiliki iklim tropis.
41
memiliki daya tahan untuk 30 tahun ke depan tanpa adanya
kerusakan. Kemudian, sistem plumbing dan sanitasi juga
harus halus dan tahan air, serta tidak ada bagian-bagian yang
bisa menyebabkan kotoran mengendap.Di Indonesia,
sumber air bersih tersebut di antaranya mata air, sungai,
hujan, dan air dalam tanah yang dikelola oleh Perusahaan Air
Minum (PAM).
42
sedangkan limbah cair sebagian disalurkan dalam sumur
peresapan sebagian lagi setelah tertampung di bak kontrol
akan ada sistem IPAL daerah setempat, yang air limbah akan
di filter menjadi air bersih kembali setelah melalui proses
penyaringan.
43
petir yang mengenai atas bangunan maka arus petir bisa
mengalir ke grounding dengan baik.
44
peletakan APAR-pun harus ditempatkan di tempat-tempat
tertentu dan mudah terlihat sehingga memudahkan didalam
penggunaannya. Fungsi / kegunaan APAR adalah untuk
mencegah dan memadamkan kebakaran yang masih kecil.
45
46
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Diharapkan bahwa rumah profesi butik ini akan menjadi destinasi utama
bagi mereka yang mencari busana pesta yang unik dan eksklusif. Selain itu,
diharapkan rumah profesi butik ini akan menjadi wadah bagi pembaca dalam
menambah wawasan serta informasi bagi yang membacanya.
SARAN
Dalam penyusunan Term Of Reference (TOR) untuk desain rumah profesi
butik, penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek yang akan berdampak
pada keberhasilan proyek. Pertama, TOR harus mencakup gambaran
komprehensif tentang visi dan misi butik, termasuk segmentasi pasar sasaran dan
nilai merek yang disampaikan Hal ini memberikan pemahaman yang jelas kepada
pemangku kepentingan tentang tujuan desain rumah butik profesional, Kedua,
TOR harus merinci persyaratan fungsional dan estetika yang diinginkan, seperti
ruang pameran yang menarik, area privasi bagi pemilik butik, dan area
administrasi dan penyimpanan yang efisien. Oleh karena itu, TOR memberikan
panduan yang jelas bagi tim desain untuk membuat desain yang memenuhi
harapan dan kebutuhan butik dan calon pelanggannya.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
SIDHARTA, G. H. (2015). PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 "Rumah Profesi
DESAINER BUTIK". From pdfcoffe.com: https://pdfcoffee.com/uts3-pdf-
free.html
Supriyadi, D. (n.d.). Laporan Tugas Akhir Perancangan Arsitektur. From
elibary.unikom.ac.id:
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1896/26/UNIKOM_DICKY%20SUPRIYA
DI_BAB%203.pdf
Triska, D. (2017, Mei Jumat). Utilitas Bangunan Rumah Tinggal 2 Lantai.docx. From
Academia.edu:
https://www.academia.edu/34639844/Utilitas_Bangunan_Rumah_Tinggal_2_Lan
tai_docx
Wahyudi, H. (n.d.). Stupa. From Sribd.com:
https://www.scribd.com/presentation/401667592/STUPA-3
Wibowo, A. H. (2018, Juli 16). Konsep Perancangan rumah tinggal profesi dokter gigi.
From slideshare.net: https://www.slideshare.net/ayziffyrappe/konsep-
perancanganrumahtinggalprofesidoktergigi
WIRANATA, P. S. (2014). LAPORAN UMUM KERJA PERAKTEK PROFESI
PERANCANGAN INTERIOR RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TWIN HOUSE,
LENTENG AGUNG -JAKARTA SELATAN. From Academia.edu:
https://www.academia.edu/30987450/LAPORAN_UMUM_KERJA_PERAKTE
K_PROFESI_PERANCANGAN_INTERIOR_RUMAH_TINGGAL_2_LANTA
I_TWIN_HOUSE_LENTENG_AGUNG_JAKARTA_SELATAN
https://mekarisign.com/id/blog/term-of-reference-adalah/
https://www.gramedia.com/literasi/term-of-reference/
https://majoo.id/solusi/detail/term-of-reference-tor-adalah
https://repository.its.ac.id/53926/1/08111770010015-Master_Thesis.pdf
https://id.scribd.com/presentation/401667592/STUPA-3
49