Anda di halaman 1dari 69

Lampiran 1 : SOP pemberian obat diuretik intra vena

SOP PEMBERIAN OBAT DIURETIK INTRA VENA

Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung


ke dalam pembuluh darah vena.
Tujuan 1. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
2. Pasien yang mendapatkan obat diuretik yang diberikan
secara intra vena (I.V)
Alat dan Bahan 1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan sesuai ukuran
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Obat sesuai program terapi
7. Bengkok 1
8. Buku injeksi

Prosedur / 1. Perawat mencuci tangan.


2. Menyiapkan alat dan obat dengan benar sesuai dengan
Langkah-langkah data pasien yg akan dilakukan tindakan.
3. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
5. Menanyakan identitas pasien
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
7. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan
dilakukan
8. Memakai hand schoon
9. Memilih dan menentukan lokasi injeksi
10. Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol
dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali
hapus
11. Membuang kapas alkohol kedalam bengkok
12. Menyuntik obat dengan sudut jarum injeksi dengan sudut
45 derajat.
13. Masukan obat secara perlahan – lahan
14. Obat-obat dibereskan dan catat hasil tindakan
15. Melakukan evaluasi tindakan
16. Berpamitan dengan pasien
17. Membereskan alat-alat
18. Membuang alat bekas pakai ke tempat sampah medis.
19. Perawat cuci tangan
20. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Lampiran 2: SOP pemberian obat diuretik oral

SOP PEMBERIAN OBAT DIURETIK ORAL

Pengertian Menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien


melalui mulut dan selanjutnya ditelan.
Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam melakukan atau
menjelaskan cara memberikan obat secara oral
(mulut).
Prosedur Peralatan
Baki obat
Obat yang diperlukan
Sendok obat
Air minum
Langkah-langkah Beri penjelasan kepada pasien tindakan yang
akan dilakukan
Cuci tangan
Baca obat sesuai dengan pasien dengan prinsip
5B, benar obat, benar pasien, benar dosis, benar
waktu dan benar rute
Siapkan baki obat lengkap dengan obatnya sesuai
dengan kebutuhan
Obat-obat yang telah disiapkan diperiksa kembali
kemudian diberikan langsung kepada pasien dan
ditunggu sampai obat ditelan habis
Setiap pemberian obat dicatat pada buku obat
Lampiran 3: SOP pemasangan kateter urin

SOP PEMASANGAN KATETER URIN

1. Pengertia Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
n
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung
kemih dengan tujuan mengeluarkan urin.

- Untuk mengeluarkan urin sehingga menghilangkan ketidaknyamanan


2. Tujuan
karena distensi kandung kemih
- Mendapatkan urine steril intuk specimen
- Pengkajian residu urine
- Penatalaksanaan pasien yang menderita inkompeten kandung kemih.
- Mengatasi obstruksi aliran urine
- Mengatasi retensi perkemihan

3. Prosedur ALAT

1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa


2. Kom
3. Kateter sesuai ukuran
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tangan bersih
6. Cairan antiseptic
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. Jelly atau pelumas
9. Urine bag
10. Plaster
11. Gunting verban atau plaster
12. Selimut
13. Tirai/sampiran
14. Perlak dan pengalas
15. Bengkok/nierbekken
16. Tempat specimen (jika perlu)

4. Langkah- Penatalaksanaan
Langkah 1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien mengenai prosedur,
tujuan dan indikasi tindakan, meminta persetujuan pasien dan keluarga
2. Menyiapkan peralatan disamping penderita memasang perlak dan menutup
pinggang dan bagian tungkai atas pasien dengan selimut lalu sisihkan
selimut hingga yang terpajan hanya area perineal
3. Mengatur posisi pasien (pasien laki-laki kedua kaki diluruskan ke bawah,
pasien perempuan diatur dalam posisi litotomi)
4. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
5. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
6. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan bersih
7. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
8. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastik
yang telah disediakan
9. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di alas
steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan jelly di
dalam bak sterik. Jangan menyentuh area steril
10. Gunakan sarung tangan steril
11. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly
pada ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan
tetap mempertahankan teknik steril
12. Pada laki-laki
Posisikan penis tegak lurus 90° dengan tubuh pasien
13. Pada wanita
Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dengan
jari tengah tangan tidak dominan
14. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter
perlahan-lahan pada uretra hingga ujung kateter untuk pasien pria dan tiga
per empat selang kateter untuk wanita. Anjurkan pasien untuk menarik nafas
saat kateter dimasukkan.
15. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak
kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan, jika
perlu kaji ulang kondisi dan indikasi pemasangan kateter pada pasien.
Hindari pengeluarkan dan memasukan kembali kateter secara berulang-
ulang, jika diperlukan gunakan kateter yang baru.
16. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar urine
tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila diperlukan.
17. Pastikan urin bag telah terkunci dan segera sambungkan kateter dengan
urine bag
18. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume yang
tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai (10-20 mL) dengan
menggunakan spuit steril
19. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter sudah
terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
20. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
21. Fiksasi kateter dengan plester pada pangkal paha
22. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari
kandung kemih
23. Lepaskan pengalas serta bereskan alat
24. Lepaskan sarung tangan cuci tangan
25. Rapihkan kembali pasien
26. Menanyakan kondisi pasien, mencatat tindakan dan hasil (warna dan
jumlah) urin yang keluar
Lampiran 4: Leaflet diet pasien CKD

APA ITU DIET??? Tujuan diberikan Diet


Diet merupakan faktor penting bagi 1. Untuk mencukupi zat gizi sesuai
DIET PASIEN
pasien CKD. Diet bertujuan untuk kebutuhan pasien agar status gizi
CHRONIC KIDNEY memenuhi kebutuhan gizi, mengatur normal/optimal.
DISEASE (CKD) keseimbangan cairan dan elektrolit 2. Menjaga keseimbangan cairan dan
dalam tubuh dan untuk menjaga agar elektrolit (zat yang larut di dalam
penderita dapat beraktivitas seperti tubuh).
biasa yang akhirnya mempunyai kualitas 3. Menghindari terjadinya penumpukan
hidup yang cukup baik dan mencegah cairan didalam tubuh.
komplikasi. 4. Pasien mampu melakukan aktivitas
sehari-hari.

Syarat Diet
1. Batasi garam terutama bila terjadi
penimbunan cairan di dalam tubuh
Contoh Makanan Sehari (edema) dan tekanan darah tinggi.
Pagi Siang Sore 2. Kalium di batasi teruma jika urin
Nasi Nasi Nasi keluar kurang dari 400 ml/2 jam.
Oleh:
Pepes Teri Basah Ayam panggang Perkedel tahu 3. Jumlah asupan cairan= jumlah urine
ANITA KURNIASARI Tumis Tauge Telur Mata sapi tumis kangkung 24 jam (500 ml-750 ml).
Tahu Ttempe Mendoan Pepaya

Urapan Pengaturan Makanan


Jeruk A. Bahan Makanan Yang Dianjurkan:
Selingan jam Selingan jam Selingan Jam 1. Sumber karbohidrat: nasi, roti
D3 KEPERAWATAN 10:00 wib 16:00 Wib 12.00 wib putih, mie, makaroni, spageti,
POLITEKNIK KESEHATAN Puding Kue talam Roti Bakar lontong, bihun, jagung dll.
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG Sirup/madu 2. Sumber protein: telur, ayam, daging,
ikan susu, cumi, udang, kepiting,

1. lobstrer dan sesuai dengan anjuran telur asin, ikan asin, makanan yang di
yang telah di berikan. CARA MENGURANGI KALIUM DARI awetkan dan bumbu-bumbu instan.
2. Buah-buahan: nanas, pepaya, jambu BAHAN MAKANAN 5. Makanan yang tingi kalori seperti
biji, sawo, strawberry, apel, anggur, 1. Cuci sayuran atau buah yang telah di sirup, madu, permene di anjurkan
jeruk manis dalam jumlah sesuai kupas atau sudah di potong-potong. penambah kalori hendaknya tidak
dengan anjuran yang telah di 2. Rendam bahan makanan dalam air diberikan dekat waktu makan karena
berikan. hangat selama 2 jam. dapat mengurangi nafsu makan.
3. Sayur-sayuran: ketimun, terong, 3. Air di buang dan di cuci kembali 6. Untuk meningkatkan cita rasa
tauge, kacang panjang, kol, slada, dengan air yang mengalir selama gunakan bawang, jahe, kunyit dan
wortel dll dalam jumlah sesuai beberapa menit. lain-lain.
anjuran. 4. Setelah itu masaklah.

A. Bahan Makanan Yang Di Batasi HAL-HAL YANG PERLU DI INGATTTT!!!!!!!!!!!!


1. Bahan makan berkalium bila PERHATIKAN Agar kualitas hidup pesien CKD”
hiperkalemia (kadar kalium yang 1. Makanlah secara teratur porsi kecil makanlah mengikuti anjuran diet’’.
tinggi/meningkat): alpokat, pisang, tapi sering.
belimbing, nangka, durian, daun 2. Untuk meningkatkan nafsu makan, di
sngkong, bayam, daun pepaya, upayakan sesuai dengan makanan
jantung pisang, kelapa, kacang tanah, kesukaan.
SEMOGA BERMANFAAT
ubi, singkong, serta air minum dan 3. Untuk membatasi jumlah cairan,
kuah sayur yang berlebihan. masak lebih tidak dalam bentuk
berkuah, dipanggang, dibakar,di
goreng.
4. Bila ada penumpukkan cairan,
tekanan darah tinggi, perlu
menghindari garam dan makanan
yang banyak mengandung garam,
minuman bersoda, minuman kemasan,
Lampiran 5: SAP kesehatan diet pasien Chronic kidney disease (CKD)

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

DIET PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

A. Pokok Bahasan : Asuhan keperawatan pasien CKD

B. Sub Pokok Bahsan : Diet Pasien CKD

C. Tempat : RSUD Tugurejo, Seamarang.

D. Sasaran : Subyek penelitian dan keluarga

E. Waktu Pertemuan

1. Bulan : Desember 2018

2. Waktu : Sesuai jadwal sift

3. Durasi : 30 menit

F. Media : Leaflet

G. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi

H. Tujuan :

1.Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan

subyek penelitian dan keluarga dapat mengetahui tentang diet penyakit

CKD

2.Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, subyek dan keluarga

dapat:

a. Menjelaskan pengertian diet penyakit CKD

b. Menyebutkan contoh makanan pasien dengan penyakit CKD

c. Menjelaskan tujuan diet penyakit CKD

d. Menjelaskan syarat diet penyakit CKD

e. Menjelaskan pengaturan makanan penyakit CKD (bahan makan yang

tidak dianjurkan, dan yang dianjurkan)

f. Menjelaskan cara mengurangi kalium dari bahan makanan

g. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada diet penyakit CKD

I. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Metode Media


Pembukaan 1. Membuka kegiatan dengan Ceramah -
(5 menit) mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan
manfaat dari pendidikan
kesehatan
4. Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
5. Menggali pengetahuan
pasien tentang materi yang
akan disampaikan
(reinforcement) dengan cara
mengajukan pertanyaan.
Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Metode Media
Penyajian / Menjelaskan materi Ceramah Leaflet
Materi penyuluhan tentang diet
( 15 menit ) penyakit CKD yang meliputi:
1. Pengertian diet penyakit
CKD
Penyajian / 2. Contoh makanan Ceramah Leaflet
Materi pasien dengan penyakit
( 15 menit ) CKD
3. Tujuan diet penyakit
CKD
4. Syarat diet penyakit
CKD
5. Pengaturan makanan
penyakit CKD ( bahan
makan yang tidak
dianjurkan, dan yang
dianjurkan
6. Cara mengurangi
kalium dari bahan
makanan
7. Hal-hal yang harus
diperhatikan
Penutup Melakukan evaluasi dengan Tanya jawab Leaflet
( 10 menit ) memberikan pertanyaan :
1. Menanyakan pada
pasien tentang materi
yang telah disampaikan
2. Memberi kesimpulan
3. Mengucapkan
Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Metode Media
terimakasih atas peran
serta pasien
4. Mengucapkan salam
5. Penutup

J. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Proses

a. Subyek penelitian dan keluarga bersedia diberikan pendidikan kesehatan.

b. Media yang digunakan adalah leaflet.

c. Waktu penyuluhan selama 30 menit.

d. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di RSUD Tugurejo, Semarang.

e. Penyaji diharapkan menguasai materi dengan baik.

f. Pengorganisasian pendidikan kesehatan dipersiapkan beberapa hari

sebelum kegiatan.

g. Subyek penelitian dan keluarga mempehatikan dan aktif bertanya

mengenai pendidikan kesehatan.

2. Evaluasi Hasil

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai diet penyakit

CKD subyek penelitian dan keluarga mampu :

a. Menjelaskan pengertian diet penyakit CKD.

b. Menyebutkan contoh makanan pasien dengan penyakit CKD.

c. Menjelaskan tujuan diet penyakit CKD.

d. Menjelaskan syarat diet penyakit CKD.


e. Menjelaskan pengaturan makanan penyakit CKD ( bahan makan yang

tidak dianjurkan, dan yang dianjurkan.

f. Menjelaskan cara mengurangi kalium dari bahan makanan.

g. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada diet penyakit CKD.

K. Materi (Kemenkes RI, 2011)

1. Pengertian Diet CKD

Diet merupakan faktor penting bagi pasien CKD. Diet bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan gizi, mengatur keseimbangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh dan untuk menjaga agar penderita dapat

beraktivitas seperti biasa yang akhirnya mempunyai kualitas hidup yang

cukup baik dan mencegah komplikasi

1. Prinsip diet penderita CKD

a. Diet lunak.

b. Cukup energi dan rendah protein.

c. Sebagai sumber protein, diutamakan protein hewani, misalnya: susu,

sapi, daging, dan ikan.

d. Sebagai sumber lemak, diutamakan lemak tidak jenuh, dengan

kebutuhan sekitar 25 persen dari total energi yang diperlukan.

e. Untuk kebutuhan air, dianjurkan sesuai dengan jumlah urine 24 jam

sekitar 500 mililiter melalui minuman dan makanan.

f. Untuk kebutuhan kalori, sekitar 35 Kkal/Kg berat badan/hari.

g. Membatasi asupan garam dapur jika ada hipertensi(darah tinggi) atau


edema (bengkak).

h. Dianjurkan juga mengonsumsi agar-agar karena selain mengandung

sumber energi juga mengandung serat yang larut.

2. Makanan yang sebaiknya dibatasi

a. Sumber karbohidrat seperti: nasi, jagung, kentang, makaroni, pasta, ,

dan ubi.

b. Protein hewani seperti: daging kambing, ayam, ikan, hati, keju,

udang, telur.

c. Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium, seperti: apel, alpukat, jeruk,

pisang, pepaya dan daun pepaya, seledri, kembang kol, peterseli,

buncis.

3. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pola makan

a. Cairan
Pembatasan asupan cairan perlu dilakukan seiring dengan

menurunnya kemampuan ginjal. Karena jika pasien CKD

mengkonsumsi terlalu banyak cairan, maka cairan yang ada akan

menumpuk didalam tubuh sehingga dapat menyebabkan edema

(pembengkakan). Oleh sebab itu agar tidak terjadi penumpukan

cairan maka jumlah cairan yang boleh dikonsumsi dalam satu hari

yaitu sebanyak : 500 cc + jumlah urin dalam 24 jam. Perlu diingat

juga bahwa makanan yang berkuah seperti sup, ice cream, susu,

sirup, yoghurt juga dihitung sebagai cairan.

Seringkali penderita CKD memerlukan tambahan diuretik

untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh. Pantangan


pasien CKD: air kelapa, minuman isotonic, kopi, susu, teh, dan,

lemon tea.

b. Natrium

Natrium dibutuhkan tubuh bekerjasama dengan kalium untuk

mengatur tekanan darah. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan

yang mengandung tinggi natrium menyebabkan kita menjadi banyak

minum, padahal asupan cairan pada pasien perlu dibatasi. Asupan

garam yang dianjurkan antara 2,5 – 5 gr garam/hari.

Pantangan besar:

1) Makanan dan minuman kaleng (Na Benzoat)

2) Manisan dan asinan

3) Keripik

4) MSG/ vetsin/ moto (mono natrium glukamat)

5) Ikan asin dan daging asap

6) Perhatian khusus: garam (makanan tidak boleh terlalu asin)

h. Kalium

Kadar kalium darah harus dipertahankan dalam batas normal. Pada

beberapa pasien , kadar kalium darah meningkat disebabkan karena asupan

kalium dari makanan yang berlebih atau karena obat-obatan yang

diberikan. Pembatasan asupan kalium dianjurkan bila kadar kalium dalam

darah > 5,5 mEq/L. Asupan kalium yang dianjurkan adalah 40

mg/kgBB/hari.

Pantangan:
1) Pisang, mangga

2) Tomat, bayam

3) Umbi-umbian

Dengan perhatian khusus:

1) Sayuran rebus, timun, jamu

2) Kacang dan produk olahannya

i. Phospat

Pada penderita CKD akan terjadi penumpukan phosphat dalam

darah. Diet phospat sangat berbeda-beda untuk masing-masing individu

dan diet phospat tidak boleh terlalu ketat karena dapat menyebabkan

kekurangan protein. Secara umum diet phospat adalah:

Dengan perhatian khusus:

1) Susu (maksimal 150 ml/ hari)

2) Jeroan, hari, ginjal

3) Kerang, ikan kering, dan ikan asin

4) Coklat dan kacang

Relatif aman:

1) Ikan segar

2) Daging tanpa lemak


Lampiran 6: Pemantauan 24 jam intake dan output pasien 1

PEMANTAUAN 24 JAM INTAKE DAN OUTPUT PASIEN

Petunjuk:

1. Pasien akan diberikan air meniral dalam botol ukur sesuai jumlah cairan yang boleh
dikonsumsi/24 jam
2. Pasien menuliskan jumlah minuman tambahan, jumlah makanan yang dihabiskan dari RS,
makanan tambahana sendiri, jumlah muntahan jika ada, jumlah urin, jumlah BAB, dan
keterangan, pada kolom yang telah disediakan
3. Perawat akan menulis minuman yang disediakan, sisa minuman, makan yang disediakan,
dan sisa makanan pada kolom cairan masuk.
Kode Pasien : 1 Tanggal : 15-16 Januari 2019 Berat Badan : 51 kg
Waktu (WIB) Cairan masuk (ml) Cairan keluar (ml)
Minum Makanan Muntah Urin BAB Keterangan
07.00 Disediakan: 600 Disediakan: 150 - 200 cc 100 cc Warna urin
08.00 kuning keruh,
ml ml
09.00 BAB lembek,
Sisa : 300 ml Sisa : 130
10.00 150 cc 100 cc warn kehitaman
11.00 Tambahan ml
12.00 sendiri:1200 ml Tambahan
13.00 100 cc
sendiri: (10 ml)
14.00
SUB TOTAL 30 cc 450 cc
15.00 Disediakan: ml Disediakan: 150 - 150 cc
16.00
Sisa : ml ml
17.00 200 cc
Tambahan Sisa : 140 ml
18.00 100 cc
19.00 sendiri: ml Tambahan
20.00 sendiri: 25 ml 200 cc

SUB TOTAL 35 cc 650 cc


21.00 Disediakan: ml Disediakan: 150 - 200 cc
22.00
Sisa : ml ml
23.00
Tambahan Sisa : 135 cc
24.00
01.00 sendiri: ml Tambahan
02.00 sendiri: 10 cc
03.00 200 cc
04.00
05.00
06.00
SUB TOTAL 25cc 400 cc
TOTAL/24JAM 1500 cc 90 cc 1500 cc 200 cc
PEMANTAUAN 24 JAM INTAKE DAN OUTPUT PASIEN

Petunjuk:

1. Pasien akan diberikan air meniral dalam botol ukur sesuai jumlah cairan yang boleh
dikonsumsi/24 jam
2. Pasien menuliskan jumlah minuman tambahan, jumlah makanan yang dihabiskan dari RS,
makanan tambahana sendiri, jumlah muntahan jika ada, jumlah urin, jumlah BAB, dan
keterangan, pada kolom yang telah disediakan
3. Perawat akan menulis minuman yang disediakan, sisa minuman, makan yang disediakan,
dan sisa makanan pada kolom cairan masuk.
Kode Pasien : 1 Tanggal : 16-17 Januari 2019 Berat Badan : 50 kg

Waktu (WIB) Cairan masuk (ml) Cairan keluar (ml)


Minum Makanan Muntah Urin BAB Keterangan
07.00 Disediakan: 600 Disediakan: 150 - 200 cc 100 cc Warna urin
08.00 kuning keruh,
ml ml
09.00 BAB lembek,
Sisa : - ml Sisa : 100 ml
10.00 warn kehitaman
11.00 Tambahan Tambahan
12.00 sendiri:- ml sendiri: - 150 cc
13.00
14.00
SUB TOTAL 50 cc 350 cc
15.00 Disediakan: ml Disediakan: 150 -
16.00
Sisa : ml ml
17.00 200 cc
Tambahan Sisa : 90 ml
18.00
19.00 sendiri: ml Tambahan
20.00 sendiri: - ml 100 cc

SUB TOTAL 60 cc 300 cc


21.00 Disediakan: ml Disediakan: 150 -
22.00
Sisa : ml ml
23.00 100 cc
Tambahan Sisa : 110 ml
24.00
01.00 sendiri: ml Tambahan
02.00 sendiri: - 100 cc
03.00
04.00
05.00 200 cc
06.00
SUB TOTAL 40 cc 400 cc
TOTAL/24JAM 600 cc 150 cc 1050 cc 100 cc
Lampiran 7 : Pemantauan 24 jam intake dan output pasien 2

PEMANTAUAN 24 JAM INTAKE DAN OUTPUT PASIEN

Petunjuk:

4. Pasien akan diberikan air meniral dalam botol ukur sesuai jumlah cairan yang boleh
dikonsumsi/24 jam
5. Pasien menuliskan jumlah minuman tambahan, jumlah makanan yang dihabiskan dari RS,
makanan tambahana sendiri, jumlah muntahan jika ada, jumlah urin, jumlah BAB, dan
keterangan, pada kolom yang telah disediakan
6. Perawat akan menulis minuman yang disediakan, sisa minuman, makan yang disediakan,
dan sisa makanan pada kolom cairan masuk.
Kode Pasien : 2 Tanggal : 15-16 Januari 2019 Berat Badan : 54 kg
Waktu (WIB) Cairan masuk (ml) Cairan keluar (ml)
Minum Makanan Muntah Urin BAB Keterangan
07.00 Disediakan: 600 Disediakan: 150 - 100 cc 100 cc Warna urin
08.00 kuning keruh,
ml ml
09.00 BAB lembek,
Sisa : 100 ml Sisa : 125 ml
10.00 warna kuning
11.00 Tambahan Tambahan
12.00 sendiri:- ml sendiri: -
13.00
14.00 100 cc
SUB TOTAL 75 cc 200 cc
15.00 Disediakan: ml Disediakan: 150 -
16.00
Sisa : ml ml
17.00
Tambahan Sisa : 100 ml
18.00 150 cc
19.00 sendiri: ml Tambahan
20.00 sendiri: -
SUB TOTAL 75 cc 150 cc
21.00 Disediakan: ml Disediakan: 150 -
22.00
Sisa : ml ml
23.00
Tambahan Sisa : 100 ml
24.00 50 cc
01.00 sendiri: ml Tambahan
02.00 sendiri: -
03.00 150 cc
04.00
05.00
06.00 50 cc
SUB TOTAL 75cc 250 cc
TOTAL/24JAM 500 cc 225 cc 600 cc 100 cc
PEMANTAUAN 24 JAM INTAKE DAN OUTPUT PASIEN

Petunjuk:

1. Pasien akan diberikan air meniral dalam botol ukur sesuai jumlah cairan yang
boleh dikonsumsi/24 jam
2. Pasien menuliskan jumlah minuman tambahan, jumlah makanan yang
dihabiskan dari RS, makanan tambahana sendiri, jumlah muntahan jika ada,
jumlah urin, jumlah BAB, dan keterangan, pada kolom yang telah disediakan
3. Perawat akan menulis minuman yang disediakan, sisa minuman, makan yang
disediakan, dan sisa makanan pada kolom cairan masuk.
Kode Pasien : 2 Tanggal : 16-17 Januari 2019 Berat Badan : 54 kg
Waktu (WIB) Cairan masuk (ml) Cairan keluar (ml)
Minum Makanan Muntah Urin BAB Keterangan
07.00 Disediakan: 600 Disediakan: 150 - - Warna urin
08.00 kuning keruh
ml ml
09.00
Sisa : 300 ml Sisa : 125 ml
10.00 200 cc
11.00 Tambahan Tambahan
12.00 sendiri:- ml sendiri: -
13.00
14.00
SUB TOTAL 75 cc 200 cc
15.00 Disediakan: ml Disediakan: 150 - 200 cc
16.00
Sisa : ml ml
17.00
Tambahan Sisa : 100 ml
18.00
19.00 sendiri: ml Tambahan
20.00 sendiri: -
SUB TOTAL 75 cc 200 cc
21.00 Disediakan: ml Disediakan: 150 -
22.00
Sisa : ml ml
23.00
Tambahan Sisa : 100 ml
24.00
01.00 sendiri: ml Tambahan
02.00 sendiri: -
03.00
04.00 200 cc
05.00
06.00
SUB TOTAL 75cc 200 cc
TOTAL/24JAM 500 cc 225 cc 600 cc 0 cc
Lampiran 8 :Penghiungan balance cairan

PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN

Jenis cairan Pasien 1 Balance Jenis cairan Pasien 2 Balance


cairan cairan
Hari ke 1 Hari ke 1 Intake-
1. Intake Intake- 1. Intake output
a. Makan 45 cc, output a. Makan 225 cc 4045 cc-
b. Minum 2100 cc b. Minum 2500 cc 1790 cc
c. Infus NaCl 0,9% 8 572 cc, 3554 c. Infus NaCl 710 cc =+
tpm cc-2680 0,9% 10 tpm 2255 cc
d. Tranfusi RBC 500 cc cc = d. albumin 20% 300 cc
2x250cc +874 cc 3x20g (100cc) Pembata
e. Injeksi Tranexsamat 15 cc e. injeksi 20 cc san
3x500mg (5cc) Pembat prosogan 2x30 minum:
f. omeprazole 2 x 40 mg 20 cc asan mg (10cc) IWL+uri
(10cc) minum: f. ranitidine 4 cc n-obat
g. dipenhidramin 2 x 10 2 cc IWL+u 2x50 mg (2cc) dan
mg (1cc) rin-obat g. furosemide 6 cc makana
h. sucralfate 4 x 1000 mg 40 cc dan 3x20mg(2cc) n=
(10cc) makana h. air 280 cc 840+750
i. air metabolism (5x52) 260 cc n= 750 metabolism -1545=
2. output +1800- (5x56) 45 cc
a. urine 1800 cc 1454= 2. Output
b. fases 100 cc 1126 cc a. Urin 750 cc
c. IWL (15x52kg) 780 cc b. Fases 200 cc
c. IWL (15x56) 840 cc
Hari ke 2 Hari ke 2 Intake-
1. Intake Intake- 1. Intake output
a. Makan 90 cc output a. Makan 225 cc 2035 cc-
b. Minum 1500 cc b. Minum 500 cc 1510 cc
c. Infus NaCl 0,9% 8 572 cc, 2994 cc c. Infus NaCl 710 cc = + 425
tpm -2380 0,9% 10 tpm cc
d. Tranfusi RBC 500 cc cc = + d. albumin 20% 300 cc
2x250cc 529 cc 3x20g (100cc)
e. Injeksi Tranexsamat 15 cc e. injeksi 20 cc Pembata
3x500mg (5cc) Pembat prosogan 2x30 san
f. omeprazole 2 x 40 mg 20 cc asan mg (10cc) 4 cc minum:
(10cc) minum: f. ranitidine IWL+uri
g. dipenhidtamin 2 x 10 2 cc IWL+u 2x50 mg (2cc) 6 cc n-obat
mg (1cc) rin-obat g. furosemide dan
h. sucralfate 4 x 1000 mg 40 cc dan 3x20mg(2cc) 270 cc makana
(10cc) makana h. air n=
i. air metabolism 255 cc n= metabolism 810+600
(5x51) 765+ (5x54) -1435 =
2. Output 1500 – 2. Output -25 cc
a. urine 1500 cc 1495= a. Urin 600 cc
b. fases 200 cc 770 cc b. Fases 100 cc
j. IWL (15x51) 765 cc c. IWL (15x54) 810 cc
Jenis cairan Pasien 1 Balance Jenis cairan Pasien 2 Balance
cairan cairan
Hari ke 3 Intake- Hari ke 3 Intake-
1. Intake output 1. Intake output
a. Makan 150 cc 2149 a. Makan 125cc 1835 cc-
b. Minum 600 cc cc- b. Minum 300 cc 1410cc=
c. Infus NaCl 0,9% 8 572 cc, 1900cc c. Infus NaCl 710 cc + 278
tpm = +249 0,9% 10 tpm cc.
d. Tranfusi RBC 500 cc cc d. albumin 20% 300 cc
2x250cc 3x20g (100cc)
e. Injeksi Tranexsamat 15 cc Pembat e. injeksi 20 cc Pembata
3x500mg (5cc) asan prosogan 2x30 san
f. omeprazole 2 x 40 mg 20 cc minum: mg (10cc) minum:
(10cc) IWL+u f. ranitidine 4 cc IWL+uri
g. dipenhidtamin 2 x 10 2 cc rin-obat 2x50 mg (2cc) n-obat
mg (1cc) dan g. furosemide 6 cc dan
h. sucralfate 4 x 1000 mg 40 cc makana 3x20mg(2cc) makana
(10cc) n= h. air 270 cc n=
i. air metabolism (5x50) 250 cc 750+ metabolism 810+600
2. output 1050 – (5x54) – 1435 =
a. urine 1050 cc 1549 = 2. Output -25 cc
b. fases 100 cc 251 cc a. Urin 600 cc
c. IWL (15x50) 750 cc b. Fases 0 cc,
c. IWL (15x54) 810 cc,
Lampiran 9 : Asuhan Keperawatan Pasien 1

Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2019, pukul 09.00 WIB

A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 61 tahun
c. Alamat : Salamsari, Boja
d. Pendidikan: SD
e. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
f. Tanggal masuk : 14 Januari 2019
g. Diagnosa medis : CKD stage IV, anemia, milena
h. Nomor register : 458688
2. Biodata Penanggung jawab
a. Nama : Ny.W
b. Alamat : Salamsari, Boja
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
e. Hubungan dengan pasien : Anak
3. Catatan masuk
Pada tanggal 14 Januari 2019 pukul 16.05 WIB Ny.R dibwa ke RSUD
Tugurejo dengan keluhan badan lemas, pegal-pegal, kaki bengkak, dan BAB
hitam. Oleh dokter pasien di diagnosa anemia dengan suspek milena. Untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut pasien kemudian dipindah ke ruang
rawat inap Dahlia 3 RSUD Tugurejo Semarang. Ketika dilakukan
pemeriksaan darah kimia klinik (serum) B pada tanggal 14 Januari 2019, di
dapatkan hasil ureum 64,9 mg/dL, dan creatinin 2,11 g/dL. Berdasarkan hasil
lab, Ny. R didiagnosa CKD stage IV.

B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh kaki tidak nyaman karena bengkak

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien mengeluh badan lemas, kaki terasa tidak nyaman, terasa pegal-
pegal, bengkak, piting edem +3, ureum 64,9 mg/dL, dan creatinin 2,11 g/dL,
BAB hitam sudah 2 kali yaitu pada pukul 05.00 WIB, dan 08.00 WIB, pasien
mengeluh nyeri perut.
P: pasien mengeluh nyeri abdomen setelah telat makan
Q: pasien mengeluh nyeri terasa perih, dan muncul tidak terduga
R: pasien mengatakan nyeri pada abdomen kuadran tengah atas
S: pasien mengatakan sekala nyeri 3
T: pasien mengatakan nyeri hilang timbul
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Ny. R mengatakan pada bulan Desember 2018, dan November 2014
pasien pernah di rawat di RSUD Tugurejo Semarang dengan diagnosa
anemia.
3. Riwayat Keperawatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit TBC, HIV, Hepatitis dan penyakit menurun seperti jantung,
dan diabetes militus.

D. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL


1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan sudah paham tentang penyakit yang diderita saat
ini. Sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan bahwa ia dan keluaga
sangat memperhatikan masalah kesehatan. Jika pasien mengalami masalah
kesehatan, pasien segera ke bidan desa.
2. Pola nutrisi dan metabilisme
Sebelum sakit pasien mengatakan selalu makan tepat waktu 3-4 kali
sehari( kecuali saat puasa Senin & Kamis ) dengan menu yang seimbang.
Setiap kali makan pasien menghabiskan satu porsi makan, dan minum air
putih 6-7 gelas dalam sehari. Selama sakit pasien mengatakan tidak nafsu
makan karena mual, tiap kali mendapat makanan dari rumah sakit hanya
habis 3 sendok (5 cc air/1 sendok makan), dan minum air 2100 cc.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1 hari sekali pada pagi hari
dengan konsisten lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas feses. Pasien
BAK sebanyak 5-7 kali dalam dalam sehari, urine berwarna jernih
kekuningan. Pasien mengatakan tidak ada masalah BAB dan BAK. Selama
sakit pasien mengatakan BAB 1 kali (100 cc/BAB) dengan konsistensi cair,
warna hitam, bau khas feses, jumlah sedikit, BAK 12x sehari (150 cc/BAK),
warna pekat kekuningan, bau khas urine, pasien mengatakan tidak bias
menuntaskan BAK.
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit pasien mengatakan biasanya tidur malam mulai pukul
20.00 WIB dan bangun pada 04.30 WIB. Pasien tidur nyenyak pada malam
hari dan tidak sering terbangun, kecuali saat ingin BAK. Ketika di rumah
sakit pasien mengatakan sering terbangun karena merasa badan pegal-pegal
lalu dapat memulai tidur kembali.
5. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit pasien mengatakan mampu melakukan aktivitasnya
secara mandiri, seperti melakukan personal hygiene, makan, minum,
toileting, berpakaian, berpindah secara mandiri. Selama sakit pasien tidak
mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri. Pasien memerlukan bantuan
dari perawat dan keluarganya dalam memenuhi kebutuhannya seperti
melakukan personal hygiene, makan, minum, toileting, berpakaian, dan
berpindah karena badan lemas, dan kaki tidak dapat berjalan.
6. Pola peran dan hubungan
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Hubungan pasien
dengan keluarga juga baik. Pasien tinggal bersama anaknya. Hubungan
pasien dengan tetangga dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya juga baik.
Pasien bersikap kooperatif pada perawat.
7. Pola Presepsi Sensori
Pasien mengatakan paham tentang penyakit yang dialaminya. Pada
indera peraba, pengecap, pembau, dan pendengar tidak mengalami gangguan.
8. Pola persepsi diri/ Konsep diri
a. Gambaran diri : pasien mengtakan menyukai semua bagian
tubuhnya dan mensyukuri semua keadaan yang ada pada dirinya,
b. Identitas diri : pasien merupakan ibu rumh tangga yang
sedang sakit
c. Harga diri : pasien mengatakan mesih merasa penting
sebagai istri, orangtua, dan nenek.
d. Peran diri : pasien berperan sebagai ibu rumah tangga yang
biasa memasak dan membereskan rumah.
e. Ideal diri : pasien mngatakan ingin cepat sembuh dan
cepat pulang agar dapat menjalankan aktivitasnya seperti semula
9. Pola seksual dan reproduksi.
Pasien sudah menikah dan memiliki anak. Pasen tidak memiliki
penyakit kelamin.
10. Mekanisme Koping
Pasien selalu menceritakan serta mendiskusikan masalah yang
dihadapinya kepada keluarganya.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien memeluk agama Islam. Sebelum masuk rumah sakit pasien dapat
menjalankan ibadahnya seperti sholat. Selama pasien sakit, pasien hanya bisa
berdo’a demi kesembuhannya.

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Pasien tampak lemah
2. Kesadaran : kompos mentis, nilai verbal 5, motorik 6, dan
eyes 4.
3. Tanda-tanda Vital
TD : 109/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 360C
RR : 20 x/menit
4. BB: anak pasien mengatakan BB pasien sebelum sakit 49 kg, ketika
ditimbanga BB pasien 52 kg
5. Pengkajian fisik
a. Kepala
Rambut berwarna putih kehitaman uban, lurus, kulit kepala tidak
ada lesi, dan bersih.
b. Mata
Bentuk mata bulat, simetris kanan kiri, konjungtiva anemis, sclera
tidak ikterik, pupil isokor, berbentuk bulat, diameter 2 mm kanan kiri dan
reflek cahaya positif.

c. Hidung
Hidung tidak ada polip, rongga hidung bersih, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
d. Mulut
Mulut bersih, tidak berbau, bibir basah, lidah bersih, mukosa
bibir lembab.
e. Telinga
Daun telinga simetris antara kanan dan kiri, bersih, liang telinga
bersih, tidak ada serumen, fungsi pendengaran dalam batas normal.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid

g. Paru
Inspeksi : tidak ada lesi, simetris kanan dan kiri
Palpasi : palpasi vocal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : perkusi suara sonor pada lapang paru
Auskultasi : vasikuler
h. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : tidak teraba ictus cordis
Perkusi : suara redup
Auskultasi : bunyi jantung I, II tidak ada suara tambahan
i. Abdomen
Inspeksi : abdomen datar mengikuti gerak nafas
Auskultasi : bising usus 19 kali per menit
Perkusi : suara perut tympani
Palpasi : nyeri tekan epigastrium
j. Genetalia
Genetalia tidak terpasang kateter, tidak ada lesi.
k. Ekstremitas :
Pada ekskremitas atas, kanan terpasang infus NaCl, pergerakan
sendi bebas, kekuatan otot 5/5, akral hangat. Pada ekstremitas bawah,
kaki kiri dan kanan tidak mampu digerakkan, edema , piting edema +3,
pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot 3/5, akral hangat.

l. Kulit : Warna kulit pucat, piting edema +3, tidak ada lesi

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tanggal 15 Januari 2019

Nama
Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode
Pemeriksaan
Hemoglobin 4,10 LL g/dL 13,2 - 17,3 Flowcytometri
Leukosit 6,67 L 10^3/uL 3,8 - 10,6 Flowcytometri
Trombosit 112 L 10^3/uL 150 - 440 Flowcytometri
Hematocrit 13,10 LL % 40 - 52 Flowcytometri
Eritrosit 1,47 L 10^6/uL 4,4 - 5,9 Flowcytometri
MCV 87,10 Fl 80 - 100 Flowcytometri
MCH 27,90 Pq 26 - 34 Flowcytometri
MCHC 31,30 L g/dL 32 - 36 Flowcytometri
RDW 18,90 % 11,5-14,5 Flowcytometri
Eosinofil 1,60 L % 0-3 Flowcytometri
Basofil 0,00 % 0-1 Flowcytometri
Neutrofil 59,20 % 28 - 78 Flowcytometri
Limfosit 31,90 % 25 - 40 Flowcytometri
Monosit 7,30 % 2-8 Flowcytometri
Ureum 67,09 H mg/dL <43 GLDH
Creatinin 2,11 H mg/dL 0,50 - 1,10 Jaffe
G. Terapi yang Diberikan
Progam terapi yang diberika meliputi, infus NaCl 0,9% dengan kecepatan
8 tetes per menit, tranfusi sel darah merah 2 x 250 cc, injeksi tranexamat 3 x 500
mg, omeprazole 2 x 40 mg, sucralfate 2 x 100 mg, dan dipenhidtamin 2 x 10 mg.

A. DAFTAR MASALAH
No Tanggal/ Data Fokus Masalah Tanggal TTD
Jam Keperawatan Teratasi Perawat

1. 15 Januari DS: kelebihan Anita


2019 Pasien mengeluh lemas volume cairan
09.00 DO: berubungan
WIB Pasien tampak lemah, dengan
balance cairan: +874 cc, gangguan
edema kaki, piting edema mekanisme
+3, BB sebelum skait 49 regulasi dan
kg, BB saat sakit 52 kg, kelebihan
hemoglobin 4,10 g/dL, asupan cairan
hematokrit 13,10 %

2. 15 Januari DS: Mual b.d Anita


2019 Selama sakit pasien distensi
09.15 mengatakan tidak nafsu lambung
makan karena mual
DO:
Pasien terlihat ingin
muntah
3. 15 Januari DS: Nyeri kronis Anita
2019 b.d agen cidera
P: pasien mengeluh
09.25 biologis
nyeri abdomen setelah
telat makan

Q: pasien mengeluh
nyeri terasa perih, dan
muncul tidak terduga

R: pasien mengatakan
nyeri pada abdomen
kudran tengah atas

S: pasien mengatakan
sekala nyeri 3

T: pasien mengatakan
nyeri hilang timbul

DO:

Pasien tampak meringis

B. RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal/ Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Jam Keperawatan
kelebihan Setelah dilakukan tindakan 3 1. Timbang
volume cairan x 24 jam terjadi keseimbngan berat badan
berubungan cairan ditandai dengan: harian
dengan 1. Pasien mengatakan lemas 2. Monitor
gangguan berkurang edema
mekanisme 2. Balance cairan ±100 cc 3. Monitor 24
regulasi dan 3. Edema berkurang, piting jam intake
kelebihan edema +1 dan output
asupan cairan 4. BB kembali wajar 49-50 4. Melakukan
kg pembatasan
5. Hematokrit dalam rentang cairan
normal 40-52 % 5. Lakukan
6. Hemoglobin 13,2-17,3 kolaborasi
g/dL pemberian
diuretik
6. Berikan
pendidikan
kesehatan
diet pasien
CKD
7. Anjurkan
pemberian
dukungan
keluarga
8. Hadapi
ketidaknyama
nan
pembatasan
cairan dengan
menggosok
gigi,
berkumur,
dan
mengulum es
batu
Mual b.d Setelah dilakukan tindakan 2 1. Anjurkan
distensi x 24 jam mual dapat diatasi pemberian
lambung dengan kriteria hasil: aroma terapi
1. Pasien mengatakan mual 2. Berikan
berkurang makanan
2. Pasien mampu hangat dan
menghabiskan ½ porsi fresh
makan dari rumah sakit 3. Berikan
istirahat dan
tidur yang
cukup
4. Kolaborasi
pemberian
antiematik
Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan tindakan 2 1. Ajarkan pada
agen cidera x 24 jam nyeri berkurang pasien
biologis dengan kriteria hasil: manajemen
1. Pasien mengatakan nyeri penanganan
berkurang dari sekala 3 nyeri
menjadi 1 atau 0 2. Lakukan
2. Pasien dapat melkukan kompres
manajement nyeri hangat pada
3. Pasien dapat mencegah abdomen
pencetus nyeri 3. Kolaborasi
pemberian diet
lunak
4. Kolaborasi
pemberian
obat

C. TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tanggal/ Tindakan Respon TTD
Dx Jam Keperawatan Perawat

1 15 Januari 1. Menjelaskan DS: Anita


2019 kepada pasien Keluarga pasien mengatakan
10.00 untuk mencatat paham
intake dan output DO:
caian Keluarga pasien mampu
menjelaskan kembali cara
pencatatan intake dan output
10.30
2. Memberikan 600 DS: Anita
cc air minum Pasien mengatakan akan
meminum sesuai anjuran
DO:
Telah diberikan 600 cc air
10.45 3. Mengajarkan mineral
3. pasien relaksasi DS: Anita
nafas dalam Pasien mengatakan mampu
melakukan refaksasi nafs dalam
DO:
Pasien melakukan relaksasi nafas
dalam
11.00 DS:
4. Membantu pasien
2. Pasien mengatakan nyaman Anita
menghirup
DO:
minyak kayu
Pasien menghirup roma terapi
putih

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tanggal/ Tindakan Respon TTD
Dx Jam Keperawatan Perawat

2,3 07.30 1. Memberikan DS: Anita


injeksi 500 mg, Pasien bersedia diberikan injeksi
omeprazole 40 DO:
mg, dan Telah diberikan injeksi melalui IV
dipenhidtamin 10 DS:
mg Pasien mengatakan ingin bersedia
07.45 2. Membantu meminum obat syirup Anita
memberikan obat DO:
sucralfate 100 mg Pasien telah diminumkan 2
sendok takar obat syrup
DS:
3. Menimbang berat
Pasien bersedia ditimbang berat
badan pasien
1 08.00 badannya dan mengeluh badan Anita
lemas
DO:
Pasien tampak lemah, pasien
mampu berdiri dengan
berpegangan pada pegangan
timbangan.
DS:

4. Menghitung Keluarga pasien mengatakan


1 09.00 balance cairan mampu mingisi tabel intake dan Anita
output namun terkadang masih
lupa mengukur jumlahnya urin
dan fases
DO:
Tabel intake output terisi
sebagian, beberapa jam kosong
tanpa takaran jumlah urin dan
fases
DS:
Keluarga pasien mengatakan
5. Membatasi
1 09.30 paham tentang jumlah cairan yang Anita
jumlah cairan
boleh dikonsumsi pasien dalam
pasien dan
24 jam
menyarankan
DO: Anita
keluarga untuk
Keluarga pasien menyebutkan
memberi
971 sebagai batas cairan yang
semangat pasien
boleh diminum dalam 24 jam
dlam pembatasan
cairan
DS:
6. Memberikan 600
cc air minum Pasien mengucapkan terima kasih Anita
10.00 DO:
Pasien tersenyum

7. Menyarakan agar DS:


pasien Pasien mengatakan akan
menggosok gigi menggosokgigi saat tidak mampu
10.10 untuk menahan haus Anita
mengurangi rasa DO:
haus Pasien sudah memiliki pasta dan
sikat gigi
8. Menyarankan DS:
keluarga untuk Keluarga pasien mengatakan
mengompres paham tentang saran yang
3 10.15 perut pasien dianjurkan
menggunakan air DO: Anita
hangat dalam Keluarga pasien mampu
botol saat nyeri menjelaskan cara mengurangi
perut nyeri dengan kompres hangat
9. Memberikan DS:
makanan selagi Pasien bersedia disuapi
hangat. DO:
2 11.55 Pasien menghabiskan 4 sendok
makan

TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tanggal/ Tindakan Respon TTD
Dx Jam Keperawatan Perawat

17 Januari 1. Menimbang berat DS:


2019 badan pasien Pasien bersedia untuk ditimbang
08.00 DO: pasien mampu berdiridiaas
timbangan
08.30 DS:
2. Menghitung Keluarga pasien mengaku
balance cairan melakukan pengisian tabel intake
dan output dengan baik
DO:
Tabel intake dan output terisi
dengan baik dan lengkap

09.00 DS:

3. Memberikan keluerga pasien mengaku paham


pendidikan DO:
kesehan tentang Keluarga pasien mampe

diet pasien CKD menjelaskan diet bagi pasien


CKD
09.30 DS:
4. Membatasi
Pasien bersedia dibatasi jumlah
jumlah cairan
cairannya
pasien dan
DO:
menyarankan
Pasien mengetahui batas air
keluarga untuk
mineral yang boleh
memberi
dikonsumsi/24 jam yaitu 500 cc
semangat pasien
dalam
DS:
pembatasan
09.35 Pasien mengucapkan terima kasih
cairan
DO:
5. Memberikan 600
Pasien menerima air mineral
cc air minum

DS:
Pasien mengatakan sudah
09.40 menggosok gigi sesudah makan
6. Menyarakan agar
pasien pagi
menggosok gigi DO:
untuk Mulut pasien tampak bersih tidak
mengurangi rasa berbau
haus

E. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ Diagnosa Catatan Keperawatan TTD
Jam Keperawatan Perawat

15 Januari kelebihan S: Anita


2019 volume cairan Pasien mengatakan badan
14.00 berubungan terasa lemas
O:
dengan
Pasien tampak lemah balance
gangguan
cairan: +874 cc, edema kaki,
mekanisme
piting edema +3, BB sebelum
regulasi dan
sakait 49 kg, BB saat sakit 52
kelebihan kg, hemoglobin 4,10 g/dL,
asupan cairan hematokrit 13,10 %
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1 s.d 8
14.00 Mual b.d S: Anita
distensi Pasien mengatakan mual

lambung berkurang dengan dibeikan


aroma terapi
O:
Pasien tidaka tampak ingin
muntah
A:maslah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 2 s.d 4
14.00 Nyeri kronis b.d DS: Anita
agen cidera
P: pasien mengeluh nyeri
biologis
abdomen setelah telat
makan mullai berkurang

Q: pasien mengeluh nyeri


terasa perih, dan muncul
tidak terduga

R: pasien mengatakan nyeri


pada abdomen kuadran
tengah atas

S: pasien mengatakan sekala


nyeri 2

T: pasien mengatakan nyeri


hilang timbul dan jarang

DO:

Pasien tampak meringis


CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ Diagnosa Catatan Keperawatan TTD
Jam Keperawatan Perawat

16 Januari kelebihan S: Anita


2019 volume cairan Pasien mengatakan lemas berkurang
14.00 berubungan O:
Pasien tampak lemah balance cairan: +529
dengan
cc, edema kaki, piting edema +2, BB 51
gangguan
kg, hemoglobin 4,10 g/dL, hematokrit
mekanisme
13,10 %
regulasi dan
kelebihan A: Masalah belum teratasi
asupan cairan P: lanjutkan intervensi 1 s.d 8

14.00 Mual b.d S: Anita


distensi Pasien mengatakan mual berkurang dengan

lambung dibeikan aroma terapi dan makan yang


hangat
O:
Pasien tidaka tampak ingin muntah
A:masalah teratasi
P: hentikan intervensi
14.00 Nyeri kronis b.d DS: Anita
agen cidera
P: pasien mengeluh nyeri abdomen
biologis
setelah telat makan mullai berkurang

Q: pasien mengeluh nyeri terasa perih,


dan muncul tidak terduga

R: pasien mengatakan nyeri pada


abdomen kuadran tengah atas tidak
muncul lagi

S: pasien mengatakan sekala nyeri 0-1

T: pasien mengatakan nyeri hilang


timbul dan jarang,hnya 1 kali sehari

O:

Pasien tidak meringis


A: maslah teratasi
P: hentikan intervensi

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Catatan Keperawatan TTD
Jam Perawat

17 Januari kelebihan volume S:Pasien mengatakan lemas berkurang Anita


2019 cairan berubungan O:Pasien tampak lemah balance cairan:
14.00 dengan gangguan +249 cc, edema kaki, piting edema +2, BB
51 kg, hemoglobin 4,10 g/dL, hematokrit
mekanisme regulasi dan
13,10 %
kelebihan asupan cairan
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1 s.d 8
Lampiran 10 : Asuhan Keperawatan Pasien 2

Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2019, pukul 11.00 WIB

H. PENGKAJIAN
4. Biodata Pasien
i. Nama : Tn. M
j. Umur : 57 tahun
k. Alamat : Tambak Mulya
l. Pendidikan: SD
m. Pekerjaan : Wirausaha
n. Tanggal masuk : 9 Janauari 2019
o. Diagnosa medis : anemia, CKD stage IV
p. Nomor register : 546103
5. Biodata Penanggung jawab
f. Nama : Ny. Sri Hartumi
g. Alamat : Tambak Mulya
h. Pendidikan : SMA
i. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
j. Hubungan dengan pasien : Istri
6. Catatan masuk
Pada tanggal 9 Januari 2019 Tn.M dibwa ke RSUD Tugurejo dengan
keluhan badan lemas, dan pegal-pegal pada ekstremitas atas-bawah. Oleh dokter
pasien di diagnosa anemia. Untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut pasien
disarankan untuk rawat inap, dan di opnam di ruang Dahlia 3 RSUD Tugurejo
Semarang. Ketika dilakukan pemeriksaan darah kimia klinik (serum) B pada
tanggal 9 Januari 2019, di dapatkan hasil ureum 101,8 mg/dL, dan creatinin 3,87
g/dL. Berdasarkan hasil lab, Tn. M didiagnosa CKD stage IV.

I. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh tidak nyaman pada tangan dan kaki karena edema

J. RIWAYAT KEPERAWATAN
4. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien mengeluh badan terasa lemas, pegal-pegal, terdapat edema
pada ekstremitas atas dan bawah, piting edema 4+, ureum 101,8 mg/dL, dan
kreatinin 3,87 g/dL.
5. Riwayat Keperawatan Dahulu
Riwayat keperwatan dahulu, sebelum opnam di RSUD Tugurejo
Semarang Tn.M mengatakan di rawat di RS Elisabet dengan anemia.
6. Riwayat Keperawatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit TBC, HIV, Hepatitis dan penyakit menurun seperti jantung,
dan diabetes militus.
K. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
12. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan sudah paham tentang penyakit yang diderita saat
ini. Sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan bahwa ia dan keluaga
sangat memperhatikan masalah kesehatan. Jika pasien mengalami masalah
pasien segera ke puskesmas tedekat.
13. Pola nutrisi dan metabilisme
Sebelum sakit pasien mengatakan selalu makan tepat waktu 3 kali
sehari. Setiap kali makan pasien menghabiskan satu porsi makan, dan minum
air putih 8-9 gelas dalam sehari. Selama sakit pasien mengatakan tidak nafsu
makan, makanan dari rumah sakit hanya habis ½ porsi (150 cc air per porsi
makan), dan minum air 3000 cc/24 jam.
14. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1 hari sekali pada pagi hari
dengan konsisten lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas feses. Pasien
BAK sebanyak 5-7 kali dalam sehari, urine berwarna jernih kekuningan.
Pasien mengatakan tidak ada masalah BAB dan BAK. Selama 5 hari di
rumah sakit pasien mengatakan BAB 2 kali pada tanggal 12 dan 15 Januari
2019 (200 cc/BAB) dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas
feses, jumlah sedikit, BAK 5x sehari (750 cc), warna pekat kekuningan, bau
khas urine, pasien mengatakan tidak bias menuntaskan BAK.
15. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit pasien mengatakan biasanya tidur malam mulai pukul
21.00 WIB dan bangun pada 04.00 WIB. Pasien tidur nyenyak pada malam
hari dan tidak sering terbangun. Selama sakit pasien mengatakan sering
terbangun karena tidak nyaman pada badan karena edema.
16. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit pasien mengatakan mampu melakukan aktivitasnya
secara mandiri, seperti melakukan personal hygiene, makan, minum,
toileting, berpakaian, berpindah secara mandiri. Selama sakit pasien tidak
mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri. Saat sakit pasien
memerlukan bantuan dari perawat dan keluarganya dalam memenuhi
kebutuhannya seperti melakukan personal hygiene, makan, minum, toileting,
berpakaian, dan berpindah karena badan lemas, dan kaki lemah untuk
berjalan.
17. Pola peran dan hubungan
Pasien merupakan seorang kepala keluarga. Hubungan pasien dengan
keluarga baik. Pasien tinggal bersama anaknya. Hubungan pasien dengan
tetangga dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya juga baik. Pasien bersikap
kooperatif pada perawat. Pasien mengatakan paham tentang penyakit yang
dialaminya.
18. Pola Presepsi Sensori
Pada indera peraba, pengecap, pembau, dan pendengar tidak
mengalami gangguan.
19. Pola persepsi diri/ Konsep diri
f. Gambaran diri : pasien mengatakan menyukai semua anggota
tubuhnya
g. Identitas diri : pasien merupakan seorang kepela keluarga
yang bekerja sebagai pedagang
h. Harga diri : pasien merasa senang masih dapat menjadi
kepala keluarga meskipun dalam keadaan sakit, dan berdagang
i. Peran diri : pasien sebelum sakit menjalankan tugas sebgai
kepala keluarga dengan mencari nafkah melalui berdagang.
j. Ideal diri : pasien merasa bangga saat mampu mencai
nafakah.
20. Pola seksual dan reproduksi.
Pasien sudah menikah dan memiliki anak. Pasien tidak memiliki
penyakit kelamin.
21. Mekanisme Koping
Pasien selalu menceritakan serta mendiskusikan masalah yang
dihadapinya kepada keluarganya.
22. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien memeluk agama Islam. Sebelum masuk Rumah Sakit pasien
dapat menjalankan ibadahnya seperti sholat. Selama pasien sakit, pasien
hanya bisa berdo’a demi kesembuhannya.
L. PEMERIKSAAN FISIK
6. Keadaan umum : pasien tampak lemah
7. Kesadaran : Pasien dengan kesadaran kompos mentis, nilai
verbal 5, motorik 6, dan eyes 4.
8. Tanda-tanda Vital
TD : 140/70 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 360C
RR : 20 x/menit
9. Berat badan : istri pasien mengatakan BB pasien sebelum sakait 50 kg, ketika
sakit berat badan 56 kg.
10. Pengkajian fisik
m. Kepala
Rambut berwarna hitam dengan putih uban, lurus, kulit kepala
tidak ada lesi, dan bersih, pasien mengatakan sering merasa sakit kepala.
n. Mata
Bentuk mata bulat, simetris kanan kiri, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, pupil isokor, berbentuk bulat, diameter 2 mm kanan kiri dan
reflek cahaya positif.
o. Hidung
Hidung tidak ada polip, rongga hidung bersih, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
p. Mulut
Mulut bersih, tidak berbau, bibir basah, lidah bersih, mukosa
bibir lembab.
q. Telinga
Daun telinga simetris antara kanan dan kiri, bersih, liang telinga
bersih, tidak ada serumen, fungsi pendengaran dalam batas normal.
r. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid.
s. Paru
Inspeksi : tidak ada lesi, simetris kanan dan kiri
Palpasi : vocal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : suara sonor pada lapang paru
Auskultasi : vasikuler
t. Jantung
Inspeksi : tak tampaak ictus kordis
Palpasi : tidak ada pembesaran jantung, palpasi tidak teraba ictus
cordis
Perkusi : suara redup
Auskultasi : bunyi jantung I, II tidak ada suara tambahan
u. Abdomen
Inspeksi : Inspeksi abdomen simetris, mengikuti gerak nafas
Auskultasi : bising usus 22 kali per menit
Perkusi : suara perut tympani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
v. Genetalia : Genetalia tidak terpasang kateter, tidak ada lesi.
w. Ekstremitas : Pada ekskremitas atas, kiri terpasang infus NaCl,
pergerakan sendi bebas, kekuatan otot 4/5, akral hangat, edema, piting
edem+4, Pada ekstremitas bawah, kaki kiri dan kanan mampu
digerakkan, bengkak ,pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot 4/5, akral
hangat, edema, piting edema +4.
x. Kulit : Warna kulit pucat, piting edemaa +4, tidak ada lesi.
M. Terapi yang Diberikan
Terapi yang diberikan meliputi, infus NaCl 0,9% dengan kecepatan 10
tetes per menit, albumin 20% 3x20g, injeksi intra vena prosogan 2x30 mg,
ranitidine 2x50 mg, furosemide 3x20mg, obat oral sucralfate 3 x 100 mg, vit B
komplek 3x50 mg, dan candesartan 1x8 mg.
N. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tanggal 14 Januari 2019

Nama
Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode
Pemeriksaan
Hemoglobin 3,50 LL g/dL 13,2 - 17,3 Flowcytometri
Leukosit 5,08 L 10^3/uL 3,8 - 10,6 Flowcytometri
Trombosit 283 10^3/uL 150 - 440 Flowcytometri
Hematocrit 11,10 LL % 40 - 52 Flowcytometri
Eritrosit 1,40 L 10^6/uL 4,4 - 5,9 Flowcytometri
MCV 79,30 L Fl 80 - 100 Flowcytometri
MCH 25,00 L Pq 26 - 34 Flowcytometri
MCHC 31,50 L g/dL 32 - 36 Flowcytometri
RDW 15,80 % 11,5-14,5 Flowcytometri
Eosinofil 4,70 H % 0-3 Flowcytometri
Basofil 0,20 % 0-1 Flowcytometri
Neutrofil 57,10 % 28 - 78 Flowcytometri
Limfosit 29,90 % 25 - 40 Flowcytometri
Monosit 8,10 H % 2-8 Flowcytometri
Ureum 101,8 H mg/dL <43 GLDH
Creatinin 3,87 H mg/dL 0,50 - 1,10 Jaffe
F. DAFTAR MASALAH
No Tanggal/ Jam Data Fokus Diagnosa Tanggal TTD
Keperawatan Teratasi Perawat

1. 15 Januari DS: Kelebihan volume Anita


2019 Pasien mengeluh cairran b.d
11.30 badan tersa lemas gangguan
DO: mekanisme
Pasien tampak regulasi dsn
lemah, balance kelebihan asupan
cairan : + 2255 cairan
cc, terdapat
edema pada
ekstremitas atas
dan bawah, piting
edema +4, TD:
140/70, N: 98
x/mnt, berat
badan sebelum
sakit 50 kg
setelah sakit 56
kg, hemoglobin
3,50 mg/dL,
hematocrit 11,10
%.
2 11.32 DS: Gangguan rasa Anita
Pasien mengeluh nyaman b.d gejala
pegal-pegal pada terkait penyakit
ekstremitas
bawah, dan sakit
kepla, sering
terbangun saat
malam hari
DO:
Pasien merintih
kesakitan pada
kepala kanan-kiri.

G. RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal/ Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Jam Keperawatan
1 11.04 Kelebihan Setelah dilakukan 9. Timbang berat badan Anita
volume tindakan 3 x 24 harian
cairan b.d jam terjadi 10. Monitor edema
gangguan keseimangan 11. Monitor tanda-tanda
mekanisme cairan ditandai vital
regulasi dan dengan: 12. Monitor 24 jam
kelebihan 7. Pasien intake dan output
asupan mengatakan 13. Melakukan
cairan lemas pembatasan cairan
berkurang 14. Lakukan kolaborasi
8. Balance cairan pemberian diuretik
±100 cc 15. Berikan pendidikan
9. Edema kesehatan diet pasien
berkurang, CKD
piting edema +1 16. Anjurkan pemberian
10. BB kembali dukungan keluarga
wajar 49-50 kg 17. Hadapi
11. Hematokrit ketidaknyamanan
dalam rentang pembatasan cairan
normal 40-52 % dengan menggosok
Hemoglobin 13,2- gigi, berkumur, dan
17,3 g/dL mengulum es batu
2 11.05 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji Anita
rasa nyaman tindakan 2 x 24 ketidaknyaanna
b.d gejala jam gangguan rasa pasien
terkait nyaman dapat 2. Identifikasi
penyakit diatasi dengan penyebab
kriteria hasil: ketidkanyamana
1. Pasien 3. Anjurkan
mengatakan keluarga untuk
sakit kepala menemani
hilang pasien
2. Ekstremitas menghasapi dan
tersa nyaman mengidentifikas
3. Mampu i
mnegendalikan ketidaknyamma
ketidknyamana nnan
n dengan 4. Ajarkan
relaksasi nafas relaksasi nafas
dalam 5. Kolaborasi
pemberian obat

H. TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tanggal Tindakan Keperawatan Respon TTD
Dx / Jam Perawat

1. 15 5. Menjelaskan kepada DS: Anita


januari pasien untuk Istri pasien mengatakan bersedia
2019 mencatat intake dan mengisi
11.10 output caian DO:
Istri pasien mampu menjelaskan
kembali cara mengisi tabel
11.20 6. Memberikan 600 cc DS: Anita
air minum Istri pasien mengucapkan terima
kasih
DO:
Telah diberikan 600 cc air
dengan maksimal minum (245
2. 11.22 cc).
7. Mengajarkan pasien
DS: Anita
relaksasi nafas
Pasien mengatakan lebih
dalam
nyaman
DO:
Pasien mampu melakukan
relaksasi nafas dalam, pasien
tampak tenang
DS:
12.00 Pasien dan keluarga mengatakan Anita
8. Menyarankan
akan gosok gigi
kepada pasien untuk
DO:
gosok gigi untuk
Istri pasien menunjukkan
mengurangi rasa
adanya pasta gigi dan sikat gigi
haus akibat
pasien.
pembatasan cairan
DS:
Pasien b Anita
9. Mengukur tekanan
ersedia diukur
darah, menghitung
DO:
nadi, RR, dan suhu
TD: 140 mmHg, Nadi: 98x/mnt,
RR:24 x/mnt, T: 36,5C

No Tanggal Tindakan Keperawatan Respon TTD


Dx / Jam Perawat

1& 16 10. Memberikan injeksi DS: Anita


2 Jnuari prosogan 30 mg, Pasien bersedia diberikan injeksi
2019 ranitidine 50 mg, DO:
07.35 furosemide 20mg, Injeksi masuk melalui IV
11. Membantu DS:
07.40 meminumkan obat Lien bersedia diberikan obat Anita
oral sucralfate 100 syrup untuk lambung
mg, vit B komplek DO:
50 mg Diminum 2 sendok takar
12. Mengganti infus DS:
07.40 menjadi albumin Pasien bersedia diberikan Anita
1 20% 20g albumin drip 30 tpm
DO:
Albumin 20% 100 cc/20g drip
30 tpm
13. Memasang kembali DS:
1 07.50 infus RL 10 tpm Pasien mengatakan bersedia Anita
beriikan cairan RL
DO:
RL terpasang kec tetes 10 tpm
14. Menimbang berat DS:
1 badan pasien Pasien bersedia untuk ditimbang
berat badannya Anita
08.15 DO:
Pasien mampu berdiri diatas
timbangan dengan dipapah dan
berpegangan pada timbangan
DS:
1 15. Menghitung balance Istri pasien mengatakan tidak
08.30 cairan mengukur jumlah urin, istri Anita
pasien hanya mengira-nnegira
DO:
Tabel belum terisi jumah urin,
1 istri pasien mengira-ngra
sejumlah 600 cc

16. Membatasi jumlah


DS:
cairan pasien dan
08.45 Istri pasien mengatakan akan
menyarankan
selalumemberikan dukungan Anita
keluarga untuk
pada pasien
memberi semangat
1 DO:
pasien dalam
Istri pasien mempraktikan
pembatasan cairan
memberi dukungan ppada
pasien
17. Memberikan 600 cc DS:
08.50 air minum Istri pasien mengucapkan terima Anita
2 kasih
DO:
Diterima 600cc air mineral,
maksimal diberikan minum 500
cc
1

18. Menyarakan agar DS:


pasien menggosok Istri pasien mengatakan pasien
gigi untuk enggan menggosok gigi,pasien
09.55 mengurangi rasa hanya berkumu-kumur Anita
haus DO:
Mukosa bibir basah, mulut
lembab, kotor, berbau
DS:

19. Menyarankan untuk Pasien mengatakan melakukan

melakukan relaksasi elaksasi nafas dalam setiap sakit


09.55 nafas dalam saat kepla muncul Anita

sakit kepala. DO:


Pasien mampu melakukan
relaksasi nafs dalam
Mengukur tekanan DS:
darah, menghitung Pasien mengatakan bersedia
frekuensi nadi, RR, DO:
11.45 dan suhu TD: 135/70 mmHg, Nadi 96 Anita
x/mnt, RR: 24 x/mnt, suhu
36,4C

No Tanggal Tindakan Keperawatan Respon TTD


Dx / Jam Perawat

1 17 7. Menimbang berat DS: Anita


Januari badan pasien Pasien bersedia untuk ditimbang
2019 DO: pasien mampu berdiridiaas
07.00 timbangan
1 07.30 DS: Anita
8. Menghitung balance Keluarga pasien mengaku
cairan melakukan pengisian tabel
intake dan output dengan baik
DO:
Tabel intake dan output terisi
dengan baik dan lengkap
DS:
1 10.00 keluerga pasien mengaku paham Anita

9. Memberikan DO:
pendidikan kesehan Keluarga pasien mampe
tentang diet pasien menjelaskan diet bagi pasien

CKD CKD
DS:
1 10.15 Pasien bersedia dibatasi jumlah Anita
cairannya

10. Membatasi jumlah DO:


Pasien mengetahui batas air
cairan pasien dan mineral yang boleh
menyarankan dikonsumsi/24 jam yaitu 500 cc
keluarga untuk DS:
memberi semangat Pasien mengucapkan terima
pasien dalam kasih
1 10.20 pembatasan cairan DO: Anita
Pasien menerima air mineral
DS:
11. Memberikan 600 cc
Pasien mengatakan sudah
air minum
menggosok gigi
1 10.25 DO: Anita
Mulut pasien tampak bersih
tidak berbau
12. Menyarakan agar
DS:
pasien menggosok
Pasien mengatakan bersedia
gigi untuk
1 11.00 DO: Anita
mengurangi rasa
TD: 135/70 mmHg, Nadi 96
haus
x/mnt, RR: 24 x/mnt, suhu
Mengukur tekanan
36,4C
darah, menghitung
frekuensi nadi, RR,
dan suhu

A. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ Diagnosa Catatan Keperawatan TTD
Jam Keperawatan Perawat
15 Januari kelebihan S: Anita
2019 volume cairan Pasien mengatakan badan terasa
14.00 berubungan lemas
O:
dengan
Pasien tampak lemah, balance cairan :
gangguan
+ 2255 cc, terdapat edema pada
mekanisme
ekstremitas atas dan bawah, piting
regulasi dan
edema +4, TD: 140/70, N: 98 x/mnt,
kelebihan berat badan sebelum sakit 50 kg
asupan cairan setelah sakit 56 kg, hemoglobin 3,50
mg/dL, hematocrit 11,10 %
.A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1 s.d 8

14.00 Gangguan rasa S: Anita


nyaman b.d Pasien mengeluh pegal-pegal pada

gejala terkait ekstremitas bawah, dan sakit kepla


berkurang dengan relaksasi nafs
penyakit
dalam
O:
Pasien tidak terlihat merintih
kesakitan
A:
Maslah teratsi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi relaksasi nafas
dalam, dan kolaborasi pemberian
analgesic bila ketidaknyamanna pada
sakit kepla meningkat

B. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ Diagnosa Catatan Keperawatan TTD
Jam Keperawatan Perawat

16 Januari kelebihan S: Anita


2019 volume cairan Pasien mengatakan lemas
14.00 berubungan berkurang
O:
dengan
Pasien tampak lemah balance
gangguan
cairan: +525 cc, edema kaki,
mekanisme
piting edema +3, BB 54 kg,
regulasi dan
TD: 135/70 mmHg
kelebihan hemoglobin 3,50 mg/dL,
asupan cairan hematocrit 11,10 %
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1 s.d 8,
kolaborasi pengaturan
kecepatan infus menjadi 8 tpm
16 Januari Gangguan rasa S:
2019 nyaman b.d Pasien mengeluh pegal-pegal
14.00 gejala terkait pada ekstremitas bawah, dan
sakit kepla berkurang dengan
penyakit
relaksasi nafas dalam
O:
Pasien tidak terlihat merintih
kesakitan
A:
Maslah teratasi
P:
Pertahankan intervensi
relaksasi nafas dalam, dan
kolaborasi pemberian
analgesic bila
ketidaknyamanna pada sakit
kepla meningkat

C. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ Diagnosa Catatan Keperawatan TTD
Jam Keperawatan Perawat

17 kelebihan volume S: Pasien mengatakan lemas Anita


Januari cairan berkurang
2019 berubungan O: Pasien tampak lemah balance
14.00 cairan: +425 cc, edema kaki, piting
dengan gangguan
edema +3, BB 54 kg, TD: 135/70
mekanisme
mmHg
regulasi dan
hemoglobin 3,50 mg/dL, hematocrit
kelebihan asupan
11,10 %
cairan A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1 s.d 8
Lampiran 11 : Surat pernyataan bersedia menjadi responden penelitian
Lampiran 12 : Surat permohonan izin study pendahuluan
Lampiran 13 : Surat balasan ijin study pendahuluan
Lampiran 14 : Surat permohonan ijin study kasus
Lampiran 15 : Surat ijin studi kasus
Lampiran 16 : Lembar bimbingan
Lampiran 17: Daftar Riwayat Hidup

Anda mungkin juga menyukai