Anda di halaman 1dari 3

TERIAK

KARYA : SMKN 2 KOTABARU

(teriak) Ini pasti salah! Ini juga salah!! Ini apalagi!!! Pasti yang jual ini tukang tipu!! Ini adalah ke
21 kalinya mama saya membeli timbangan! Tapi tidak ada satupun benar! padahal Cuma 2 suap
nasi kuning masak berat saya naik 2 kilo! yang benar saja! Ayolah, kalian bersahabatlah dengan
saya, kasihani saya! Saya rindu ciki-ciki saya, thai tea, pentol, burger, semuanya!

Saya sudah lelah dengan semua jamu herbal dan makanan yang serba ditimbang yang selalu
mama siapkan! Mama selalu bilang “kamu itu anak perempuan! Harus pintar merawat badan!
Dulu waktu gadis mama jadi primadona di sekolah.” Itulah kata-kata yang selalu mama
lontarkan kepadaku. Padahal saya begini juga karna mama. Saya dulu itu kurus, ceking,
penyakitan, jadi mama saya memberikan vitamin dan jamu-jamuan supaya saya sehat dan
berisi, namun saat itu tidak ada hasilnya. Nah, sekarang baru terlihat, setelah saya remaja
barulah efeknya terasa! Tapi malah mama sekarang yang pusing. Terlebih lagi kalau kumpul
keluarga, pasti berat badan saya yang selalu jadi pembahasan utama!

Apa? Pasti tatapan itu menuju ke body saya yang luar biasa inikan. Menakjubkan bukan? Tentu
saja karena badan yang kecil tidak sanggup menampung kepribadian hebat yang saya miliki.
(tertawa) tapi mungkin itu hanya pikiran untuk sekedar meneguhkan hati saya. Kenapa?
Gendut? Ya saya memang gendut, apa salahnya? Gendut-gendut begini saya anak eskul tari! Ga
percaya?

(menari)

Yang saya bawakan tadi itu adalah bagian gerakan tari Japin Anak 8 dari Kotabaru. Kalian tahu
sejarahnya? Pada zaman dahulu ada 8 anak raja yang diminta untuk menampilkan tarian hasil
belajar mereka. Dan dari kedelapan anak tersebut yang paling memukau raja adalah anak
terakhir bernama putri Sarimurti. Putri yang memiliki badan yang subur sama seperti saya. Putri
Sarimurti menceritakan pengalaman yang dia dan saudari-saudarinya alami selama belajar dan
menuangkannya lewat tarian dengan tubuhnya yang gemuk, ya, yang gemuk?! Tapi tak ada
satupun yang mencercanya. Bukan karena ia seorang putri namun karena gerakan yang ia
tarikan begitu indah memukau siapapun yang melihatnya. Aku pun berharap mereka juga
begitu. Mereka tidak melihat bagaimana diriku tapi melihat bagaimana tarianku. Tapi…
entahlah makin kesini saya merasa orang-orang tidak lagi melihat keindahan gerak tari yang
saya bawakan melainkan hal aneh yang menggelitik di mata mereka.

Masih cerita tentang Japin Anak 8, tari itu popular sebab dibawakan oleh para ATUT. Kalian tahu
atut adalah sebutan para penari laki-laki yang berdandan seperti perempuan karena pada saat
itu perempuan yang menari dianggap sebuah aib. Jika mereka masih menganggap perempuan
penari apalagi perempuan itu berbadan gemuk sepertiku merupakan sebuah hal yang
memalukan apa bedanya mereka dengan kaum misoginis penganut partiarki yang tidak
berpendidikan?!

Pada mulanya saya tidak terlalu perduli dengan tanggapan orang tentang diri saya. Tapi lama
kelamaan saya mulai risih ketika diri saya mulai diremehkan dan banyak dari mereka yang
menyarankan saya untuk berhenti menari karena postur saya yang tidak mendukung. Setiap kali
di sekolah saya berjalan melewati para kaka kelas yang arif dan budiman, ada saja celetukan
yang rasanya ingin sekali saya tonjok bertubi-tubi “Woy gemuk! Bagi-bagi lemak dong!” “gajah
betina lewat awas gempa-gempa!” “awas awas! truk tronton lewat!”

Gemuk? gajah? tronton? Mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang wajar berkata demikian
untuk becandaan atau hanya kesenangan belaka. Tapi saya ingin memberitahu bahwa hal itu
MENYAKITKAN. Saya sempat berpikir, apakah dengan tubuh yang gemuk ini saya mengganggu
hidup orang-orang? Sebegitu bermasalahnya kah kegemukan saya bagi mereka hingga mereka
menyamakan saya dengan “binatang-binatang besar” ataupun “benda-benda besar”? bahkan
tidak segan-segan melontarkan kata-kata yang membunuh mimpi saya mereka bilang “jangan
pernah mimpi menjadi penari, mana ada penari badannya gendut!”, bahkan saya dengan
sengaja tidak diikutkan dalam setiap event-event lomba seni siswa dengan alasan kostumnya
tidak ada yang muat?!

Apakah mereka tidak bisa sedikit saja mendukung saya? Saya juga sedang berusaha mati-matian
untuk mengembalikan berat badan saya menjadi ideal. Tak jarang saya hanya bisa menelan
ludah melihat mereka makan enak.
Masih teringat jelas ketika kakak kelas memintaku untuk mengajarkan mereka menari tapi
ternyata mereka merekamku diam-diam dan hanya bagian dari tubuhku yang tak seharusnya
yang mereka rekam! Aku sangat geram, tapi aku kalah jumlah, mereka menyeretku ke kamar
mandi sekolah, mengikatku dengan selang, membekap mulutku dengan kaos kaki, mereka
menyiramku hingga basah seluruh tubuhku basah, beberapa memukuli wajahku, beberapa lagi
memukuli tubuhku. Ampuuun! Sakiit! Sakiiiiitttt!!!! Salah satu dari mereka meneriakiku “Dasar
gendut, jelek, tidak tahu diri! Cuih!!” ia meludahi tepat di wajahku dan mengancamku akan
menyebarkan videoku jika aku melapor kepada orang tua dan guru!

(teriak) Aku sudah tidak tahan lagi, tidak ada satupun yang mendengarkanku, tidak ada satupun
yang mendukungku. Bahkan putri Sarimurti pun mungkin akan menangis jika menjalani hidup
sepertiku. Rasanya ingin menghilang saja dari dunia ini, aku sudah tidak sanggup… Aku sudah
tidak sanggup…!!!

(menari)

Tidak! Aku tidak boleh seperti ini, jika aku menghilang pun mereka akan tetap melakukan hal
yang sama pada orang sepertiku. Ya, kali ini aku harus berani, aku harus bisa mencapai
mimpiku! menjadi seorang penari! Aku pasti bisa, ya aku harus bangkit. Entah sebagai seorang
Atut atau seorang putri Sarimurti. Aku adalah aku. Jika tubuhku dipandang tak pantas menjadi
seorang penari aku yakin suatu saat nanti aku bisa membuktikan kepada semua bahwa aku
pantas! karena aku selalu menari dengan hati. Aku bangga dengan tubuhku! Aku mencintai diri
ku sendiri!

Anda mungkin juga menyukai