PEKERJAAN :
KONSULTAN PERENCANA :
SPESIFIKASI TEKNIS /
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Nama Pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Tanah, Pondasi
- Pekerjaan Pondasi Pelat Setempat & Pondasi Batu Kali
- Pekerjaan Struktur Lantai 1 /lvl.+0,00
- Pekerjaan Struktur Lantai 2 /lvl.+4,00
- Pekerjaan Struktur Atap Teras Balkon
- Pekerjaan Struktur Atap Canopy Drop Off
- Pekerjaan Ring Balok lvl.+8,00; Atap lvl.+6,75 Dan Struktur Kuda Kuda Baja
Ringan
3. Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Lantai
- Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Sanitasi
- Pekerjaan Saluran Keliling Bangunan
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentua dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
- Perpres No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
- Peraturan Menteri PUPR tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara No.
22/PRT/M/2018 Tanggal 14 September 2018
- Peraturan Menteri PUPR tentang Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi No. 10
Tahun 2021
- Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang
terkait.
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.
Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis
adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.
3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku / mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi dan kekuatan Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka
Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang
dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 4
Pasal 5
LAPORAN HARIAN
1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 5
Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
Status Kepemilikan
JENIS JML
No. KAPASITAS (Milik Sendiri/Sewa Keterangan
PERLATAN (Unit)
Beli/Sewa)
1. Total Station/ - 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Theodolite Beli/Sewa
2. Concrete Mixer 0,3 s.d. 0,5 2 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
m3 Beli/Sewa)
3. Dump Truck 4 m3 2 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
4. Bar Bender - 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
5. Bar Cuter - 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
6. Genset 135 kVA 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
7. Concrete - 2 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Vibrator Beli/Sewa)
8. Mobil Craine 10-15 ton 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
Pasal 11
SITUASI
11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.
Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK
Pasal 13
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI
Ketentuan K3 telah diatur pada peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor : 21/PRT/M/2019 tanggal 23 Desember 2019
Pasal 14
PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1. Lingkup Pekerjaan.
d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan
gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh
untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah
setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 10
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan
pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.
a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan
berlangsung. Untuk itu Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah
yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak
dalam gambar kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.
a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara
sesuai dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.
c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan
masuk lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan
langsung oleh Konsultan Pengawas.
a. Patok Ukur
1). Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 10 x 10 cm,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul diatas
muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil +0,00, sesuai dengan gambar
kerja. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2). Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai dengan patokan ketinggian atau
peil permukaan yang ada dan tercantum dalam gambar kerja.
3). Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor pada tiap bagian pekerjaan
atau bangunan adalah minimal 2(dua) buah dan lokasi penanamannya sesuai
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4). Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi
dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
Untuk keseragaman gambar Rencana Papan Nama dibuat oleh Kontraktor dan
diminta persetujuan Konsultan Pengawas.
Pasal 15
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL
Pasal 16
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
a. Galian Tanah
b. Urugan Pasir
c. Urugan Tanah Dipadatkan
d. Pemadatan Tanah
e. Urugan Peninggian Lantai
f. dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk
mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ ditumbuk.
b. Untuk Galian Tanah pondasi harus mencapai Lapisan tanah keras dari muka
tanah asli dan secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.
a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi dan jika
diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
bouwplank dan lobang pondasi.
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.
Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm, maka
pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan adalah 20
cm (maksimal).
d. Pemadatan subgrade fill khusus termasuk pasir kerikil dan batu harus seluruhnya
dipadatkan hingga mencapai 90% kepadatan maximum. Ini meliputi semua daerah
(bangunan dan bukan bangunan) untuk jalan pengerasan aspal dan di bawah
bangunan-bangunan di dalam batas areal yang harus dilaksanakan.
e. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat bertangga pada lereng
tersebut untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan.
f. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian seperti ditunjukkan pada gambar.
Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu
disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 14
16.5 Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.
Pasal 17
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Teknis
a.1. Umum
Pekerjaan Pembuatan Tiang Strauss (Bor Pile) meliputi mobilisasi, demobilisasi,
pengukuran, pengeboran tiang strauss serta pengamannya, pengeringan air
tanah, perakitan tulangan besi dan pengecoran lubang bor pile sesuai dengan
gambar rencana serta spesifikasi lain yang berhubungan.
Pembersihan dasar lubang dari Lumpur harus dilakukan oleh kontraktor karena
Lumpur ini dapat mempengaruhi daya dukung pondasi. Untuk memastikan
lubang tersebut sudah bersih dari Lumpur maka sebelum dan sesudah
pembersihan harus dilakukan pengukuran kedalaman dengan pita ukur serta
setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas maka pekerjaan selanjutnya
dapat dilaksanakan.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 15
Tahap selanjutnya yaitu, pemasangan tulangan bor pile dimana jumlah tulangan
besi utama maupun sengkang serta panjangnya dapat dilihat pada gambar kerja.
Tahap terakhir yaitu, pengecoran beton bor pile. Sebelum pengecoran dilakukan
maka kontraktor harus sudah mendapat ijin pengecoran dari pihak Pengawas.
Adapun mutu beton yang dipakai untuk bor pile ini adalah fc’ 26,4 MPa atau K-
300 dan mutu baja tulangan < diameter 12 mm adalah dipakai U-39 dan untuk
tulangan > diameter 16 mm dipakai U-39 ulir.
Jika dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan sehingga lebih besar dari toleransi
yang diijinkan, maka pondasi tersebut tidak memenuhi syarat dan harus diganti
degan pondasi baru dengan lokasi yang akan ditentukan oleh Konsultan
Perencana. Semua beban biaya yang timbul akibat hal tersebut diatas menjadi
tanggung jawab kontraktor. Toleransi yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Toleransi kelurusan vertical dibatasi maksimum 1:200 tetapi dalam segala hal
tidak boleh lebih besar dari 10 cm.
b. Toleransi posisi Horisontal ditentukan sebesar 5 cm ke segala arah atau 1/20
x diameter tiang bor ditentukan oleh nilai terkecil.
Persyaratan Bahan
a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU sekualitas
Merek “Tiga Roda” dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi . Semen yang
telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong harus memperhatikan
syarat-syarat penyimpanan semen yang baik.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 16
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam PBI 1971.
c. Koral/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam PBI 1971 (ukuran 2/3 dan 1/2).
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan,
Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan
digunakan ke Laboratorium Pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya
pemborong.
e. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan <d 12mm adalah U-24, yaitu
tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2, sedangkan
untuk tulangan dengan diameter >16mm adalah U-39 (Ulir), yaitu tulangan dengan
tegangan leleh karakteristik sebesar 3.900 Kg/Cm2 .
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau
Steel / Lautan Steel.
- Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
dari bagian pondasi yang berongga atau tidak padat, khusus pada bagian
tengahnya. Pemasangan batu kali/belah disusun bersilang dan bagian nat/lubang
kecil diisi batu pecahan/kricak.
- Setiap jarak 75 cm atau seperti gambar harus ditanam stek tulangan beton
diameter 10 mm sedalam + 30 - 40 cm untuk pengait sloof dan pasangan
dinding bata, ukuran panjang stek tulangan adalah 100 cm atau sesuai gambar.
- Dalam proses pengeringan, pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air.
Selama pondasi belum mencapai bentuk profilnya, lubang galian tidak boleh
diurug.
- Pada setiap perletakan kolom beton, kolom praktis pada pondasi harus pula
ditanam stek tulangan kolom sedalam minimal 40 D, dengan diameter dan
jumlah tulangan yang sama dengan tulangan pokok .
Pasal 18
SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
2. Referensi / Standar
Pedoman pelaksanaan pekerjaan beton
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka
sebagai dasar pelaksanaan peraturan sebagai berikut :
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
2487-2002)
Spesifikasi Beton Struktural (SNI 03-6880-2002)
Spesifikasi Beton Siap Pakai (SNI 03-4433-1997)
Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton
(SNI 03-2460-1991)
Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton (SNI 03-2495-1991)
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI 03-6861.1-2002)
Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos yang Dilas Untuk Tulangan Beton
(SNI 03-6812-2002)
Spesifikasi Toleransi Untuk Konstruksi dan Bahan Beton (SNI 03-6883-2002)
Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton (SNI 03-3976-1995)
Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-2834-
2000)
Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton (SNI 03-6816-2002)
Metoda Pengujian Slump Beton (SNI 03-1972-1990)
Metoda Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI 03-1974-1990)
Metoda Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar (SNI 03-2458-
1991)
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 18
Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan (SNI 03-
4810-1998)
Metoda Pengujian Mutu Air untuk Digunakan dalam Beton (SNI 03-6817-
2002)
Standard Practice for Selecting Proportions for Normal, Heavyweight, and
Mass Concrete (ACI 211.1-98)
Standard Specification for Portland Cement (ASTM C-150)
Standard Specification for Blended Hydraulic Cements (ASTM C-595)
Standard Specification for Concrete Aggregates (ASTM C-33)
Standard Specification for Deformed and Plain Carbon-Steel Bars for
Concrete Reinforcement (ASTM A 615)
Standard Specification for Low-Alloy Steel Deformed and Plain Bars for
Concrete Reinforcement (ASTM A 706)
Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-05)”.
Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor dilokasi
proyek.
Peraturan-peraturan lain luar negeri seperti ASTM (American Society for Testing
and Materials), ACI (American Concrete Institute), BS (British Standard), AS
(Australian Standard) dan lain-lain dapat digunakan sepanjang hal -hal yang
diatur tidak terdapat di dalam peraturan Indonesia dan peraturan-peraturan yang
disebutkan di atas.
Kualitas campuran beton struktural minimum harus mempunyai mutu fc’= 21.7
MPa (K-250 kg/cm2). Campuran beton struktural disyaratkan menggunakan
ready mixed (siap pakai)
3. Bahan / Material
Portland Cement
Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I yang memenuhi Standar
Semen Portland, SNI 03-2487-2002 Pasal 5.2 sebagaimana dijelaskan pada
uraian Syarat-Syarat Umum Teknis Penggunaan Bahan-Bahan Bangunan.
Agregat
Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus
memenuhi persyaratan ASTM C-33. Agregat kasar harus mempunyai
susunan gradasi yang baik, kekerasan yang memadai dan padat (tidak
keropos/ berpori).
Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan SNI 03-2487-
2002 Pasal 5.3 dan ASTM C-33 seperti:
a. Agregat halus harus memenuhi persyaratan :
Modulus kehalusan = 2.3 ~ 3.1
Kotoran organik no. 3
Kadar lumpur < 5%
Kekekalan (Na2 SO4) < 12%
Peresapan (Absorpsi) < 5%
Tidak bersifat reaktif terhadap alkali.
b. Agregat kasar harus memenuhi persyaratan :
Kadar lumpur < 1%
Kandungan butiran pipih < 20%
Abrasi Los Angeles < 40%
Kekekalan (Na2 SO4) < 12%
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 19
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan pasal 5.4 SNI 03-
2487-2002.
Apabila dipandang perlu, Pemberi Tugas dapat minta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
Baja Tulangan
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan pasal 5.4 SNI 03-
2487-2002.
Baja tulangan beton harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan kotoran-
kotoran lain yang dapat mengurangi lekatannya pada beton dan harus
memenuhi persyaratan dalam SNI 03-2487-2002 Pasal 5.5. dan pasal
23.2.5. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Rencana, digunakan baja
tulangan ulir mutu BJTD 40 (fy = 400 MPa).
Baja tulangan harus mempunyai tanda SNI, dengan ukuran yang sesuai
dengan yang tertera dalam gambar rencana.
Kontraktor harus memberikan copy mill sertifikat dari pabrik mengenai
karakteristik mekanik dan ukuran baja tulangan.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas baja tulangan yang diminta, maka
disamping adanya mill sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium independent, baik pada saat pemesanan maupun
secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan stress
strain dan pelengkung untuk setiap 20 ton baja. Pengetesan dilakukan pada
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
Berat minimum baja tulangan per meter panjang harus mengacu pada tabel
berikut:
Diameter Nominal Berat
(mm) (kg/m)
8 0.395
10 0.617
13 1.042
16 1.578
19 2.226
22 2.984
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 20
25 3.853
Diameter, ukuran sisi (jarak antara Variasi dalam berat yang Toleransi
dua permukaan yang berlawanan) diperbolehkan diameter
Admixture
Admixture yang dimaksud disini adalah suatu bahan tambahan yang berupa
zat cair, bubuk atau padat yang membuat bahan utama dapat berfungsi
sesuai dengan yang diharapkan. Admixture yang digunakan harus
memenuhi SNI 03-2847-2002 Pasal 5.6.
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas mengenai hal
tersebut. Dan Kontraktor akan bertanggungjawab selama proses
pencampurannya.
Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,
nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu.
Admixture
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah
diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen harus dalam keadaan baik (belum mulai mengeras). Jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur
dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlahnya tidak boleh lebih dari 10%
berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan
bebas, dan jumlahnya tidak melebihi 5% berat maka kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen pengganti yang baik dalam jumlah yang
sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus
tetap terjamin.
Baja tulangan beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan
menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat
asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain).
Agregat-agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan
untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
kepada Pemberi Tugas “Certificate Test“ dari bahan-bahan baja tulangan
dan Portland Cement dari produsen/pabrik.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 21
4. Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk
membuat mix design dari sebagian jumlah bahan untuk beton yang sudah
memenuhi persyaratan dengan pelaksanaannya mengikuti SNI 03-2847-
2002 Pasal 7.
Semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan tanah harus
mempunyai lantai kerja beton tumbuk (campuran 1:3:5) dengan ketebalan
minimum 5 (lima) cm. Lantai kerja ini harus kering dan bersih dari segala
kotoran sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan.
Perbandingan antar agregat halus dan agregat kasar tergantung dari
gradasi, tetapi agregat halus hendaknya dalam jumlah sesedikit mungkin
yang apabila dikombinasikan dengan semen akan menghasilkan adukan
yang dapat mengisi rongga-rongga antara agregat-agregat yang berbutir
kasar tersebut dan cukup tersisa untuk membentuk permukaan/finishing
yang halus.
Untuk mencapai kekuatan beton yang optimum dan awet, maka jumlah air
yang dipakai dalam campuran hendaknya sesedikit mungkin, tetapi
campuran masih cukup mudah dikerjakan dan mempunyai konsistensi yang
memadai, sesuai dengan keperluannya.
Jarak antara dua buah sambungan splice harus dibuat sejauh mungkin,
dengan jarak minimum sejauh 40 kali diameter baja tulangan yang
disambungkan.
Panjang penyaluran baja tulangan pada sambungan splice, kecuali tertera
pada Gambar Rencana, harus dipasang sepanjang minimum seperti tertera
pada standard drawing.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka Kontraktor dapat menambah ekstra baja tulangan dengan
tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada perencana konstruksi untuk sekedar informasi.
Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan Direksi dan Perencana konstruksi.
Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana
Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah
merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penggantian diameter baja tulangan dengan diameter yang terdekat dengan
catatan :
a. Harus ada persetujuan dari Direksi.
b. Jumlah luas penampang baja tulangan persatuan panjang penampang
beton tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.
c. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pengecoran atau penggetaran beton.
Portland Cement
Selama pengecoran beton, harus selalu dibuat benda-benda uji untuk setiap 5
m3 beton dengan minimum 1 (satu) benda uji setiap harinya sesuai dengan SNI
03-2847-2002 Pasal 7.6.2. Benda uji harus diberi tanggal dan nomor urut yang
menerus. Pengambilan benda uji dilakukan atas persetujuan Pemberi Tugas.
Persiapan Pengecoran
Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban
hidup yang bekerja, tekanan beton segar dan getaran-getaran, tanpa
mengalami distorsi. Perancah harus direncanakan dan dibuat dari material
padat seperti kayu terentang, baja atau beton cetak yang bermutu baik dan
tidak mudah lapuk yang ditopang dan diberi pengaku dan ikatan secukupnya
agar posisi dan bentuknya tidak mengalami perubahan baik sebelum
maupun setelah pengecoran. Spesifikasi kayu acuan harus sesuai dengan
standar SNI yang berlaku. Pemakaian bahan bambu tidak diperbolehkan.
Perancah harus dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh sehingga
terhindar dari bahaya penggerusan dan penurunan.
Cetakan dari Multiplex 12 mm harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak
bergetar, bocor, harus kokoh, sehingga kedudukan dan bentuknya tetap,
tidak bergetar maupun bergeser pada waktu beton dicor dan setelah selesai
pengecoran tetap mudah dibongkar. Sebelum pengecoran dilaksanakan,
semua cetakan beton harus bersih dari segala material yang bisa
mengurangi mutu dan kekuatan beton. Cetakan yang sudah pernah dipakai
harus dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu. Sebelum dicor harus dilapisi
dengan “Form Oil”. Pekerjaan ini harus dilaksanakan setiap kali sebelum
pengecoran dilakukan.
Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran
adukan dan terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat
pada permukaan beton.
Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-tahap,
cara-cara dan persiapan pengecoran mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Persiapan Pengecoran
Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik,
jangka waktu tersebut bisa diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut
harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara kontinyu sampai
mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Pemberi Tugas.
Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/udara masuk selama
pengecoran harus digunakan concrete vibrator. Concrete vibrator harus
ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih dari 30 detik setiap penanaman untuk
tebal lapisan 8 cm dan tidak boleh terkena langsung pada baja tulangan
ataupun pada cetakan.
Harus dihindari terjadinya perubahan letak tulangan dan pemisahan material
(segregation) pada saat pengecoran.
Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton
tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1.00 meter.
Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa
sehingga bisa menghasilkan bentuk permukaan, ketinggian yang dibutuhkan
sesuai dengan Gambar Rencana kerja.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 24
Pemadatan Beton
Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak tampak
bagian melendut atau bagian-bagian yang membekas pada permukaannya.
Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
Kualitas Beton
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Rencana, kualitas beton adalah f’c =
21.7 MPa atau K-250kg/cm2 untuk balok, kolom, pelat, tie beam dan pilecap.
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan ditempat
lain atau dengan mengadakan trial mixes di laboratorium yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas,
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 25
Adukan beton harus dilindungi dari panas yang berlebihan atau pengeringan
yang terlalu dini akibat penguapan air yang berlebihan. Untuk daerah yang
berangin kencang, harus dibuat pelindung angin sesuai dengan pengarahan
dari Pemberi Tugas dan harus dilindungi sehingga kehilangan kadar air
dalam beton selama masa perawatan seminimal mungkin.
Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan, panas
matahari serta kerusakan-kerusakan lain yang disebabkan gaya-gaya
sentuhan sampai beton mencapai kekerasan dan kekuatan sebagaimana
disyaratkan.
Permukaan beton harus dilindungi terus menerus setelah pengecoran,
dengan cara menutupnya dengan karung-karung basah, pasir basah atau
digenangi dengan air selama kurang lebih 7 hari setelah pengecoran
Cara lain untuk melindungi dan merawat beton harus mendapat persetujuan
Pemberi Tugas dan sesuai dengan Pasal 7 SNI 03-2487-2002.
Pengendalian Mutu
Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun di lokasi proyek.
Pembersihan harus dilakukan secara baik dan teratur.
Toleransi Ukuran
Toleransi penyimpangan pada hasil akhir pekerjaan beton tidak boleh lebih dari
ketentuan dibawah ini:
Lot dan Kedataran Permukaan Kolom, Dinding, Sudut Kolom, Pertemuan
bidang danEksentrisitas.
Setiap 3 meter panjang 6 mm
Pada keseluruhan bagian 15 mm
Pada Dimensi Kolom, Balok, Dinding dan Plat Beton.
Minus 6 mm
Plus 15 mm
Pada Pondasi Footing.
Minus 15 mm
Plus 50 mm
Pekerjaan Pengupasan dan Pembongkaran Beton
Beton-beton yang rusak harus dikupas (chipping) sampai dengan batas beton yang
baik. Permukaan beton yang telah dikupas sesuai dengan persyaratan harus bersih
dari debu, pasir, kotoran dan material luar yang mempengaruhi mutu beton
terpasang. Pembersihan dilakukan dengan Water Jet yang berkekuatan 200 Bar.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 28
Pasal 19
SPESIFIKASI TEKNIK WATERPROOFING
1. Lingkup Pekerjaan
2. Jaminan Kualitas
2.2. Pelaksanaan
Pemasangan waterproofing harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang
telah memiliki pengalaman minimum sebanyak lima proyek untuk pekerjaan
waterproofing yang memiliki persyaratan yang sama dengan proyek ini, dan
dengan hasil pekerjaan yang memuaskan.
1) Lama pengalaman Perusahaan minimum 5 tahun.
2) Pengalaman tenaga akhli/Petugas lapangan minimum 5 tahun.
3) Tenaga akhli/Petugas lapangan yang mengerjakan pemasangan harus
dapat diterima dan disetujui oleh pabrik material.
3. Pelaksanaan
Pasal 20
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN BAJA
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup Pekerjaan baja ini akan meliputi semua pengadaan
material dan tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi baja, yang
akan meliputi antara lain :
Material baja
Pelaksanaan konstruksi baja
Pengelasan baja
Pemasangan baut dan baut angkur
Pekerjaan metal lainnya
Pekerjaan pelapisan anti karat (coating)
2. Uraian Umum
3. Tegangan leleh minimum untuk pipa BSP SCH 40 adalah 240 Mpa (BJ
37).
4. Direksi Pekerjaan berhak meninjau keadaan bengkel kerja Kontraktor
dan memeriksa pekerjaan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
b) Gambar kerja (shop drawing)
1. Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar
kerja (shop drawing) untuk konstruksi baja yang harus disetujui Direksi
Pekerjaan sebelum dimulainya fabrikasi. Walaupun semua gambar
kerja telah disetujui Direksi Pekerjaan, tidaklah berarti mengurangi
tanggung jawab Kontraktor apabila terdapat kesalahan atau perubahan
dalam gambar.
2. Tanggung jawab atas ketepatan ukuran selama pemasangan elemen
konstruksi baja (erection) tetap berada pada Kontraktor. Pengukuran
dengan skala pada gambar tidak perkenankan.
c) Pemotongan baja.
Semua pemotongan baja, terutama untuk keperluan struktural, harus
dilaksanakan dengan rapi dan rata, sesuai dengan gambar rencana.
Pemotongan hanya boleh dilaksanakan dengan brinder atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperkenankan.
d) Gambar kerja (shop drawing)
1. Pengelasan listrik harus dilaksanakan oleh tukang las yang
berpengalaman dalam pelaksanaan konstruksi baja. Walaupun
demikian, pelaksanaan pekerjaan las harus selalu berada di bawah
pengawasan seorang supervisor yang berpengalaman.
2. Sebelum pekerjaan las dilaksanakan, Kontraktor harus menyampaikan
kepada Direksi Pekerjaan satu copy sertifikat tukang las yang
bersangkutan tidak kurang dari 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan las
dimulai.
3. Pelaksanaan las harus sesuai dengan gambar. Kawat las harus
dipakai merek Kobe steel atau sederajat.
4. Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat konstruksi sudah
dalam keadaan tidak berubah posisinya, dan sudah dalam keadaan
yang stabil secara struktural. Stabilitas konstruksi harus selalu
diperhatikan dengan cermat pada saat pekerjaan berlangsung.
5. Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dulu dari semua
kotoran, bekas cat, minyak, karat ataupun bekas-bekas potongan api
yang kasar. Bila perlu, bekas potongan api digerinda sampai rata.
Kerak bekas pengelasan harus dikeluarkan dan disikat sampai bersih.
6. Las yang dipakai baik las sudut maupun las tumpul mengacu kepada
standar PPBBI-1993.
e) Baut pengikat
1. Baut-baut penyambung harus berkualitas baik dan baru. Mutu baut
yang digunakan adalah HTB (baut mutu tinggi) sesuai dengan standarr
ASTM-A.325. Diameter baut harus sesuai dengan gambar. Panjang ulir
juga harus sesuai dengan gambar, atau tidak disyaratkan secara jelas
dalam gambar, harus sesuai dengan yang diperlukan (best practice).
2. Lubang pengikat baut harus betul-betul dan sesuai dengan
diameternya. Dalam hal ini selisih diameter lubang dengan diameter
baut tidak boleh lebih dari 1 mm.
3. Apabila tidak disyaratkan lain dalam gambar, jarak antara tiap baut
bisa diambil sebesar 2,5 – 6 kali diameter baut.
4. Pembuatan lubang-lubang baut pada prinsipnya harus memakai bor
listrik. Namun untuk elemen baja dengan tebal maksimum sampai 10
mm, pembuatan lubang boleh memakai mesin pons. Membuat lubang
baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 33
b) Mengencangkan baut
Baut mutu tinggi HTB dapat dikencangkan dengan kunci momen atau
dengan kunci-kunci yang digerakkan dengan compressor (torque
wrench).
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan
dan dapat menunjukkan bila tercapai kekencangan torsi yang
disyaratkan, atau yang akan slip bila telah tercapai tegangan atau torsi
yang disyaratkan. Sebelum memulai pekerjaan sambungan ada
mengencangkan baut, Kontraktor harus sudah menyampaikan kepada
dengan tegangan atau torsi yang perrlu dicapai sebagai syarat batas
mengencangkan baut.
Kunci pas harus sering dicek dan harus disesuaikan untuk mencapai
tegangan atau torsi yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
Pada saat pekerjaan pengencangan baut berlangsung atau sesudah
pekerjaan selesai, Direksi Pekerjaan dapat melakukan tes pengecekan
torsi dilapangan. Setiap baut yang kendor harus disesuikan menurut
kebutuhan. Perhatian khusus perlu diberikan pada kelompok yang
telah dikencangkan tapi kendor lagi, dan dikencangkan kembali
sehingga mencapai tegangan yang diperlukan. Setelah baut
dikencangkan, kelebihan ulir tidak boleh kurang dari 3 ulir, atau 1,5
mm, dan tidak lebih dari 7 ulir, atau 4,5 mm.
Pasal 21
PENUTUP ATAP
1). Rangka Atap dilaksanakan dengan pemasangan Kaso dan Reng Baja Ringan
2). Pemasangan kaso-kaso yang terpasang dengan jarak sesuai gambar.
3). Penutup atap digunakan genteng keramik (full plat hitam) Kanmury
Semua pekerjaan rangka atap, konstruksi kuda-kuda baja, pada atap harus memenuhi
persyaratan bahan dari Standar Industri Indonesia (SII).
Keunggulan Genteng keramik FULL FLAT, terbuat dari material pilihan yang dibakar
hingga suhu 1.100 derajat Celcius.
Bukan hanya tampilan, tetapi yang terutama adalah fungsinya tidak akan bocor karena
dilengkapi dengan tanggul ganda mencegah tampias, letak lubang paku dengan tanggul
yang tinggi, overlap lebih panjang dari genteng biasa, disertai double interlocking,
sehingga dalam pengaplikasian di area karpus nok, tidak memerlukan adukan semen
lagi, dimana umumnya area karpus nok yang memakai material semen mudah retak,
menyebabkan bocornya atap, kotor dan sulit dibersihkan. Cement Free adalah solusi
menjadikan atap rumah bebas kebocoran, dengan penampilan bersih, rapi dan exclusive.
Description Unit
Length 348 mm
Effective Length 280 mm
Width 350 mm
Effective Width 310 mm
Weight ±3800 gram
Bending Failing Load ±175 kgf
Water Absorption < 10 %
Batten Distance 280 mm
Quantity per Sqm 11.5 pcs
1). Persiapan
a). Rangka atap sudah terpasang kokoh pada tempatnya sesuai gambar kerja dan
telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
b). Pemasangan gording dimulai dari bawah ke atas, Jarak antara gording sesuai
ukuran atap sedemikian rupa sehingga pada waktu pemasangan ujung penutup
atap mempunyai overlap antar penutup atap yang cukup.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 36
Pasal 22
PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN
2. Persyaratan Bahan
b.Granit
Granit yang digunakan sekualitas Niro Granite. Sudut- sudutnya harus siku. Kontraktor
harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
c.Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan
beton yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 38
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 39
3. Persyaratan Pelaksanaan
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu sebagaimana
diindikasikan dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal
berikut :
1. Pasangan bata ringan untuk Pasangan dinding.
2. Pekerjaan pasangan lainnya (sebagai bagian yang diintegralkan dari dinding
bata dengan menggunakan unit-unit bata yang diproduksi lokal, dan untuk
aplikasi non- struktural lainnya dan yang berhubungan dengan elemen
pendukung arsitektural.
1.2. Jaminan Kualitas
a. Karakteristik ketahanan terhadap api: Jika diindikasikan, sediakan material
dan konstruksi yang identik dengan yang dirakit memiliki ketahanan terhadap
api yang telah ditentukan oleh pengetesan dalam pemenuhan persyaratan
ASTM E119 oleh organisasi pengetesan dan pemeriksaan atau cara lain,
yang dapat diterima oleh yang berkuasa secara juridis atau telah memperoleh
pembakuan setempat.
b. Tanggung jawab tunggal untuk material adukan: Menyediakan bahan-bahan
dari kualitas yang uniform, termasuk warna untuk pasangan batu terbuka,
dari satu pabrikan untuk setiap komponen yang mengandung semen dan dari
satu sumber dan produsen untuk setiap agregat.
c. Test prakonstruksi oleh metode test untuk unitnya: Ujilah bahan-bahan
berikut dengan metode yang dinyatakan:
1) Batu bata: Ujilah setiap tipe dan tingkat batu bata per SII 0021-78 apabila
dipandang perlu oleh Direksi Pengawas.
2) Test adukan: Ujilah setiap tipe adukan per SNI-15-3758-1995-Semen
aduk pasangan.
1.3. Ajuan
a. Data produk : ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit
pasangan, kelengkapan dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk
sertifikasi setiap tipe yang memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
b. Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan
lembaran batu yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang
disyaratkan. Jika hal serupa tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga
mengirimkan pemasangan lengkap pendukung beton lainnya untuk dinding
batu yang termasuk posisi, layout dan penulangan kolom praktis, balok
pengikat, ring balok, balok pengaku yang persyaratkan dengan kualitas dan
standar daya sudah dinyatakan dalam RKS ini.
1.4. pengiriman, penyimpanan dan penanganan pemeliharaan
a. Kirimlah bahan untuk pasangan batu bata ke proyek dalam keadaan tidak
rusak.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 40
4) Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi
dengan sertifikat tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar
kompartemen kebakaran.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pemasangan, Umum
a. Bata tanah kuat basah : Bata basah yang dibuat dari tanah liat atau serpihan
(shale) yang memiliki tingkat awal absorpsi (daya hisap) yang lebih besar dari 30
gram per 1,94 meter persegi per menit. Gunakan metode pembasahan yang
menjamin setiap unit pasangan batu bata/tanah liat hampir terjenuhi tetapi
permukaannya kering pada saat ditempatkan.
b. Pembersihan Tulangan : Sebelum penempatan, buanglah karat-karat, kotoran dan
lapisan-lapisan lainnya dari tulangan.
c. Ketebalan : Buatlah dinding "single-sythe" (jika ada) dengan ketebatan sebenarnya
dari unit pasangan batu bata dengan menggunakan unit dari ketebalan nominal
yang diindikasikan.
d. Buatlah bukaan untuk peralatan yang akan dipasang sebelum penyelesaian
pekerjaan pasangan. Setelah pemasangan peralatan, lengkapi pekerjaan
pasangan untuk menyelesaikannya segera pembukaan tersebut.
e. Potonglah unit pasangan dengan menggunakan gergaji mesin untuk menghasilkan
sisi-sisi ujung yang rata, tajam dan bersih. Potonglah unit-unit seperti yang
disyaratkan untuk menghasilkan pola yang kontinu dan untuk menyesuaikan
dengan pekerjaan sekitarnya. Gunakan unit berukuran penuh tanpa pemotongan
jika mungkin.
3.2. Perletakan Dinding Pasangan Batu
a. Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari
pola ikat permukaan dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan bukaan
yang tepat, sambungan tipe pergerakan, belokan dan pengakhirannya. Hindarkan
penggunaan unit-unit yang kurang dari setengah pada sudut-sudut, jamb dan
tempat manapun yang memungkinkan.
b. Buatlah dinding untuk memenuhi toleransi konstruksi yang dispesifikasikan,
dengan bagian-bagian yang diberi jarak dengan akurat dan dikoordinasikan
dengan pekerjaan lain.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 42
1). Pelapis dinding yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga
bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari
Konsultan Pengawas.
2). Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
3). Seluruh rongga pada bagian belakang keramik harus berisi dengan adukan pada
waktu pemasangan
4). Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
atau petunjuk Pengawas Lapangan.
5). Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan, kecuali ditentukan dengan
pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati- hati,
rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong harus
diperhalus dengan gerinda atau kikir.
6). Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada jalur
dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Setelah bidang keramik terpasang permukaannya harus dibersihkan dengan lap/kain
basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik ini harus dijaga tetap
basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat dengan pembasahan minimal
3(tiga) hari pertama setelah granite terpasang.
8). Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan
yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
9) Pelapis dinding yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 43
1). Pelapis dinding yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga
bentuk dan warna masing-masing Granite/keramik sama tidak ada bagian yang retak,
pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis
dari Konsultan Pengawas.
2). Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
3). Seluruh rongga pada bagian belakang Granite/keramik harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
4). Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
atau petunjuk Pengawas Lapangan.
5). Pada prinsipnya pemotongan Granite/keramik harus dihindarkan, kecuali ditentukan
dengan pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati-
hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong
harus diperhalus dengan gerinda atau kikir.
6). Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada jalur
dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Setelah bidang Granite/keramik terpasang permukaannya harus dibersihkan dengan
lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang Granite/keramik ini
harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat dengan
pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah Granite/keramik terpasang.
8). Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan
yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
9) Pelapis dinding yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.
Pasal 23
PEKERJAAN LANTAI
23.2 Adukan
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan perkerasan permukaan
lantai beton yang bersifat monolitik (menyatu dengan beton) seperti yang ditunjukan
dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua pekerjaan lantai laboratorium dan lain-lain
seperti tertera didalam gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai rekomendasi pabrik, persyaratan teknis ini dan petunjuk Direksi Lapangan
maka Kontraktor harus menggunakan Sub Kontraktor yang khusus (Aplikator) dan
telah ahli dalam pemasangan Floor Hardener seperti yang di rekomendasikan oleh
pabrik.
Sistem floor hardener yang dipilih harus dapat memberikan peningkatan perkerasan
permukaan lantai beton terhadap geseran, khusus beban berat.
3. Pelaksanaan
Kualitas NITROFLOR HARDTOP ex FOSROC, untuk pemakaian pada lantai beton
yang masih segar/baru selesai docor, dan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
- Merupakan produk pabrik yang telah memenuhi standard Internasional (ISO)
sehingga memiliki mutu yang terkontrol.
- Terdiri dari agregat khusus berbahan dasar silika (non metallic), PC (semen) dan
aditif khusus untuk meningkatkan kemudahan pelaksanaan pengecoran.
- Bersifat monolitik (menyatu dengan beton)
- Memiliki ketahanan Abrasion Resistance sesuai standard British Board of
Agreement (Report no.610) yang memberikan ketahanan abrasi sebesar 225%
- Memiliki Compressive Strength sesuai BS 1881 Part 106-1983 sebesar 70
N/mm2
- Memiliki aggregat yang mempunyai nilai skala kekerasan Mohs : 7
- Memiliki ketahanan terhadap minyak dan oli
- Warna natural (warna beton alami) atau warna lain yang ditentukan kemudian
oleh perencana atau Direksi Lapangan.
4. Pelaksanaan Pada Lantai Beton Yang Baru Selesai Dicor
Semua pelaksanaan pemasangan harus didasarkan pada petunjuk dari pabrik
pembuat bahan-bahan tersebut dan harus mampu memberikan tambahan
perkerasan permukaan lantai.
Lantai beton dasar harus memiliki kadar minimun semen sebesar 300 kg/m3
dan didisain untuk mengurangi segregasi dan kontrol terhadap bleeding. Water
cement ratio sebaiknya rendah dan ditambahkan bahan plasticizer Conplast
untuk memudahkan pelaksanaan pengecoran.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 46
Lantai beton harus padat dan rata dan dikerjakan sesuai dengan standard
pengerjaan lantai beton yang baik dan benar dimana resiko terjadinya retak
susut/kering sudah dikurangin dengan adanya siar-siar pada jarak tertentu dan
kerataan permukaan dengan menggunakan dudukan bekisting yang kuat dan
kaku serta jidar yang rata dan kaku.
Bila air yang naik ke permukaan beton yang baru selesai dicor sudah tidak
kelihatan lagi (telah melewati setting time) maka bahan floor hardener ini dapat
ditaburkan secara merata dengan dosis rata-rata 5 kg/m2 atau sesuai yang
disyaratkan.
Aplikasi floor hardener ini harus terus berlangsung tanpa terputus hingga
didapatkan kondisi lantai dasar yang mengeras pada kondisi dibebanin injakan
kaki sedalam 3-6 mm. Setiap kelebihan air di permukaan (Bleeding water)
harus menguap seluruhnya.
Pada area pengecoran yang luas sangat direkomendasikan untuk membuat
metode pengecoran secara bertahap dan memastikan bahwa lokasi
pengecoran dapat dilaksanakan dengan tenaga kerja dan dosis bahan floor
hardener yang cukup secara terus menerus sampai selesai.
Floor hardener ditaburkan secara bertahap dengan dosis 2/3 bagian dahulu
dan ketika bahan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air
dari lantai dasar maka dapat segera digosok (di-trowel).
Setelah itu 1/3 bagian sisanya ditaburkan secara merata diatas permukaan
beton. Jika bahan mulai meresap dan menjadi berwarna gelap secara merata
akibat absorpsi air dari lantai dasar maka dapat segera di-trowel.
Finishing akhir harus menggunakan mesin trowel pada saat beton sudah
mengeras dan kuat menahan beban mesin tanpa mengalami kerusakan agar
didapatkan permukaan yang lebih padat.
Setelah pekerjaan hardener selesai maka harus segera diberi lapisan Concure
(Curing Compound) untuk mengurangi terjadinya penguapan air beton. Pada
area yang terbuka sebaiknya setelah dicuring dilindungi lagi dengan karung
basah untuk mengurangi terjadinya retak susut.
Lantai yang sudah dikerjakan tidak boleh terkena air hujan selama 48 jam dan
sebaiknya tidak dipakai selama 1 (satu) minggu. Jika akan segera dibebani
dengan lalu lintas yang berat dalam 2 (dua) minggu pertama umur beton maka
sebaiknya dilindungi dengan multipleks plywood.
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan lantai Vinyl anti bakteri. ini dilakukan pada seluruh finishing lantai
sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan terbuat dari PVC tanpa filter, multilayer, lapisan atas/searlayer
dilindungi pure transparent PVC dilengkapi dengan Reinforced protection,
lapisan bawah terdiri dari Acoustic Backing Foam.
2. Bahan harus termasuk falanm kategori kalasifikasi UPEC kelas
U4P3E2/3C2, dengan resistensi abrasi yang paling tinggi (group T. ∞ 1 ≤
0.08), anstistatic 109 ohm, tebal lapisan atas/wear layer minimal 0.67 mm,
fire resistant B, Cfl.s, slip resistant minimal R 9. Mengandung lapisan anti
bakteri dan jamur (biostatic treatment). Static indentation antara 0.16 s/d
0.06 mm.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 47
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bidang permukaan lantai harus rata dan kuat, tidak terdapat retak-retak,
tidak ada lubang dan celah-celah, bebas debu, bebas lemak dan minyak
2. Pekerjaan lapisan vinyl harus rapi dan dilakukan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil
pekerjaan bermutu baik dan dapat tahan lama.
3. Pekerjaan lapisan vinyl dilakukan setelah pekerjaan finishing yang lain
seperti plafond, dinding, pekerjaan ME, pengecatan selesai dilaksanakan.
4. Screeding. Screeding harus benar-benar kuat dan rata yang dicapai
dengan membuat adukan denngan komposisi 1 semen : 4 pasir.
5. Leveling, Levelling dilaksanakan sebanyak 3 s/d 4 kali (lapis). Antara tahap
1 dan tahap berikutnya dilakukan dengan arah yang menyilang. Dan
biarkan sampai kering. Bahan levelling terdiri dari : Polymer + semen atau
dengan bahan Self Levelling. Tetapi kalau dengan self levelling dapat
dilakukan antara 1 s/d 2 lapis.
6. Pengamplasan. Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering,
kemudian bersihkan dengan cara di vakum atau dipel
7. Pemasangan Vinyl. Vinyl dipasang dengan menggunakan bahan lem yang
direkomendasikan oleh pabrik
8. Welding. Untuk menjaga hyginitas setiap ada celah/sambungan vinyl harus
silas dengan bahan dari PVC yang sama
9. Pemolesan. Setelah vinyl benar-benar bersih dari semua kotoran langkah
terakhir adalah pemolesan. Bahan poles adalah yang telah
direkomendasikan oleh Pabrik. Untuk lantai yang berhubungan langsung
dengan tanah dan kembabannya tinggi harus di coating dengan
waterproofing atau dilakukan tes moisture sebelum dilakukan tahapan
pemasangan vinyl.
1). Diatas lapisan dasar harus dihamparkan lapisan pasir dengan tebal minimum 8-
10 cm atau sesuai Gambar Kerja, lapisan pasir ini harus padat tidak berongga.
Sebelum pemasangan lapisan akhir semua pekerjaan pipa, saluran, gorong-
gorong harus sudah ditempat sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
2). Mutu beton untuk rabat adalah 1 pc : 3 ps : 5 kr (K-125). Pelaksanaan pekerjaan
ini harus memenuhi persyaratan seperti terurai dalam pasal pekerjaan beton
dalam buku RKS ini. Tebal beton minimal adalah 7 cm sesuai dengan Gambar
Kerja.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 48
3). Dipersyaratkan air tidak boleh menggenang di atas permukaan lantai, maka
lantai harus mempunyai kemiringan secukupnya ke arah selokan sehingga air
dapat mengalir.
4). Pada setiap jarak 100 cm atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja
harus dibuat alur dilatasi. Lebar alur adalah 0,5 cm dan dalam 1 cm. Alur harus
lurus dan rata sesuai kemiringan.
5). Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
6). Rabat beton yang dilapisi di atasnya batu andesit 30/30 cm.
Pasal 24
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
a. Rangka Plafond yang dipakai adalah Pas.Rangka Besi Hollow Galvanis 40.40 mm, t -
0,5 mm Modul 60 x 60 cm
b. Semua alat penggantung, pengikat, penjepit dari metal seperti baja siku, baja strip,
klem kabel, dan angker; harus memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam pasal
Pekerjaan Metal di buku RKS ini.
c. Paku yang dipakai untuk gypsum harus mempunyai panjang minimum 14 mm dan
harus dapat menahan beban langit-langit.
d. Penutup Plafond Gyptile Anti Bakteri ex. Jayaboard, modul 60x120 cm.
e. List profil allumium U-2 cm
3. Persyaratan teknis
a. Umum
1). Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama GambarKerja
dan memeriksa keadaan ditempat peker jaan yang akan dilaksanakan serta
mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yaitu : Elektrikal, Mekanikal dan
Sanitasi; terhadap peletakan-peletakan diantaranya :
* Armatur, "Intake" dan Exhaust" grille dari ducting
* Intercom, Pengabelan dan Pemipaan
* Dan instalasi-instalasi lain.
2). Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standard spesifikasi dari bahan dan
material, prosedur dan cara pelaksanaan dari pabrik pembuat, selain mengikuti
Gambar Kerja dan Buku Spesifikasi ini.
b. Pekerjaan Plafon
Lingkup Pekerjaan :
Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond adalah sebuah pekerjaan di atas ruangan
yang berfungsi sebagal berikut
a. Pembatas ketinggian;
b. Penutup segala. macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat beton,
c. Peredam hawa panas.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka penutup plafond dan penempatan lubang-
lubang untuk titik lampu yang diperlukan.
Bahan
1. Jenis Bahan : Gypsum Gyptile Natura uk. 1200x600cm
2. Ketebalan : 9 mm
3. Mutu Bahan : Buatan dalam negeri merek Jayaboard
4. Pola Ukuran : Sesuai gambar dan ruangan
5. Penggantung : Suspension clip 223/ 224
6. Rangka : Main tee, cross tee, wall trim 40 x 40
mm, rangka pembagi besi hollow 40 x
40 cm/ sesuai gambar, Top cross rail PN
7. Lis pinggir : 200/201/202, furing channel 204/205
8. Finish : LG 2020 meni
9. Kelembaban rangka : Flat Joint Compound + textile tape
Pelindung rangka dari bahan menie/cat
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan pada NI-5 dan
memenuhi SII-0404/81.
1. Peralatan penunjang
Perlu disiapkan alat untuk pelaksanaan pekerjaan plafon antara lain :
a. Alat Bantu steger;
b. Waterpas;
c. Benang;
d. Meteran.
2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Rangka langit-langit hollow/ furing channel dengan penggantung
suspension clip yang dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-
penggantung suspension clip terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja
yang ada.
b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan,
pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar
dengan memperlihatkan modul pemasangan penutup langit-langit yang
dipasangnya.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 50
3. Cara pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas tertentu yang
berupa dinding atau lisplank.
a. Tentukan peil plafond pada dinding atau lisplank;
b. Waterpaskan ketingglan tersebut pada seluruh batas pasangan plafond.
c. Pasang rangka plafond pada dinding atau lisplank dengan menggunakan baut.
d. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm
dengan rangka hollow
e. Selanjutnya pasangan tulangan pembagi, yang terbuat dari rangka hollow
dengan jarak tiap 60 cm;
f. Rangka plafond yang sudah siap ditutup, digantung dengan root atau
hollow dalam kondisl lurus dan waterpas;
Pasal 25
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA ALUMUNIUM
25.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen,
daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen,
pintu dan jendela.
25.2. BAHAN
Bahan yang dipakai untuk kosen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium 4 inch, produk dalam negeri sekualitas Alexindo YBIC t =
1.35 mm lengkap accesoriesnya.
a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca
dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium
Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
25.3. PELAKSANAAN
a. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela
Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan
dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
e. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
f. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air.
i. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.
j. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
k. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :
GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material
finish, tipe, anti corrosive treatment, glass hardware
dan lain-lain.
o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.
Detail sambungan yang digunakan dalam pekerjaan dinding rangka ini dikerjakan
sesuai dengan ketentuan, sehingga didapat pertemuan-pertemuan antara rangka
vertical dan horizontal yang saling tegak lurus, rata, rapih sehingga setelah dipasang
panel hasilnya akan kelihatan rapih dan rata.
Pasal 26
PEKERJAAN KACA
26.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan
kepada Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.
26.2. BAHAN
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan
ketebalan 6 mm. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh bergelombang,
berbintik-bintik atau cacat lainnya.
a. Syarat Mutu
1). Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm.
Toleransi Lebar dan panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
2). Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas
dari cacat dan noda.
a. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca
khusus. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan.
b. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui
c. Pekerjaan Kaca
1). Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu kaca mengembang tidak pecah.
2). Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat
sebelum kaca dipasang.
3). Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant"
tipe "Silicone Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca
terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.
4) Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker Sanblast
d. Pekerjaan Cermin
1). Cermin dalam pekerjaan harus dipasang pada rangka kayu dibuat khusus seuai
ukuran, walaupun rangka kayu tersebut tidak disajikan dalam gambar kerja.
2). Pemasangan cermin diatas rangka kayu dengan memakai seke- rup. Jarak
pemasangan sekrup maksimal 60 cm, kepala sekrup yang timbul di permukaan
kaca ditutup oleh penutup yang di verchroom.
e. Kwalitas Pekerjaan.
1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun
sekrup.
2). Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser
dari Sponing.
3). Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.
e. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus
diberi tanda agar mudah diketahui.
Pasal 27
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 54
2. Persyaratan Bahan.
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Buku Spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Bahan tersebut meliputi :
- Lever handle KEND HRE.85.01 US32D
- Lockcase swing kayu KEND K17435-40 US32D
- Double Cylinder KEND 08610-65 US14
- Grendel tanam 333 6" US14
- Grendel tanam 333 12" US14
- Dust proof strike KEND DPS-851 US32D
- Hinges KEND SEL02 4x3x3 2BB US32D
- Door closer KEND DCL.83210.2-4 RA S
- Lockcase swing alumunium KEND K17435-25 US32D
- Hinges KEND SEL02 4x3x3 2BB US32D
- Door stop KEND 75-014 US32D
- Sliding Set P85-2M
- Escutcheon KEND E.73.01 US32D
- Flush Handle FPP.75.07 US32D
- dan lain-lain sesuai petunjuk
3. Persyaratan Teknis
Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.
4. Persyaratan Pelaksanaan
Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat
ditutup / dibuka dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci
untuk mendapat persetujuan Direksi.
Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat
bekerja dengan baik, lancar serta memuaskan.
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-
bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail
gambar.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 55
1.3 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 1050 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana dan
Pengawas.
1.4 Pekerjaan Engsel
Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang - kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg..
1.5 Pekerjaan Door Closer:
Untuk daun pintu panil dan daun pintu double teakwood yang menggunakan
door closer, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus
terpasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun
pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat ke kosen
pintu.
1.6 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
Pintu/ Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu/
jendela mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping,
bawah jendela adalah minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah pintu
pempunyai celah minimal 4 mm dan maksimal 6 mm.
1.7 Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
1.8 Pemasangan lockease, handle serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Perencana dan Pengawas
Apabila hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
1.9 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
1.10 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya
Pasal 28
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Umum
a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di
Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
b. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung
dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya.
3. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
- Pengecatan Dinding interior menggunakan cat sek. Catylac
- Pengecatan Dinding Exterior menggunakan cat sek. Catylac
- Pengecatan Plafond menggunakan cat sekualitas Catylac
- Finishing Melamik Daun Pintu Sekualitas Danapaint
- Cat Minyak menggunakan cat sekualitas Seiv
- Pengecatan Besi menggunakan cat sekualitas Duco
4. Persyaratan Teknis
a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harusdisapukandengankuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.
5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai
pekerjaan tambah.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 57
1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh kayu harus sudah diberi lapisan anti
rayap.
2). Pekerjaan persiapan sebelum pengecatan
- Kayu harus dalam keadaan kering,
- Gosok dengan batu kambang, kemudian digosok dengan hampelas No. 0
- Beri wood filler untuk menutupi pori-pori dan celah kayu. Setelah 1/2 jam gosok
dengan hampelas halus. Wood filler / dempul kayu harus dilakukan secara merata
sehingga menutupi pori-pori kayu sehingga permukaan kayu hasil hampelas
benar-benar halus.
3). Pelaksanaan pengecatan.
- Setelah bidang permukaan kayu halus dan rata (lapisan pertama), maka penge-
catan dapat dilaksanakan dengan kuas dengan ketebalan lapisan 30 mikron atau
daya sebar 15 - 17 m2 per liter.
- Pengecatan lapisan terakhir / finish dapat dilakukan setelah lapisan kedua kering
betul yaitu + 24 Jam.
- Hasil pengecatan harus selalu dijaga dan dilindungi dari kotoran dan goresan
benda tajam agar tetap bersih dan rapih.
Seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang ekspos (tampak)
ataupun yang tidak tampak.
1). Persiapan sebelum pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/"Millscale"), karat, minyak,lemak dan
kotoran lainsecaratelitiseksama dan menyeluruh ; sehinggapermukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan Sikat Kawat mekanik/ "Mechaical Wire Brush". Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan sikat.
2). Pekerjaan Cat Primer / Dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan / material
Metal terpasang.
e PEKERJAAN MELAMIC
Pasal 29
PEKERJAAN PAVING BLOCK
29.1 Pekerjaan ini meliputi :
- Pembentukan Badan Jalan dan Pemadatan CBR 6
- Lapisan Sirtu t = 20 cm Badan Parkir CBR 60
- Pasang Paving Block uk 21x10.5 cm Warna Abu t = 8 cm K 300 + Lapisan Abu
Batu t = 5 cm
A. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 59
B. PERSYARATAN BAHAN
a. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SII, terutama
pada hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
b. Material paving blok yang digunakan setara dengan merek Conblock Indonesia
atau lainnya ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat.
C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
c. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir
urug sub grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah dikerjakan dengan
sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan) dan memiliki kemiringan
permukaan 2,5 % dan telah mempunyai daya dukung maksimal sesuai yang
ditujukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi
Tugas.
d. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya harus
dikerjakan dan diselesaikan sebelum pekerjaan paving blok dilaksanakan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari
pola paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-
siar), harus sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta
petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
g. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan key
block dan pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate vibrator ukuran
plate 0,3 – 0,5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0 ton.
Pemadatan dilakukan 3 kali sebelum siar-siar di isi pasir, setelah itu
dipadatkan dan diratakan beberapa kali dengan roller 3 ton.
i. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan
terkunci.
j. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan
perbedaaan ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
k. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
l. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan,
seluruh area paving block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 60
Pasal 30
PEKERJAAN SALURAN
2. Pekerjaan penggalian
Dalam proses penggalian ini, Agar kemiringan lahan yang digali sesuai dengan
persyaratan dan kebutuhan, penggalian harus sesuai dengan elevasi cross section.
Setelah proses penggalian selesai, membuat lining agar tanah tidak masuk kembali
ke dalam galian, Kemudian menutup kembali area galian sehingga elevasi sesuai
rencana.
4. Pekerjaan Finishing
Jika gravel beton untuk saluran telah semua terpasang denga sempurna, proses
paling akhir adalah melakukan perurugan kembali galian yang ada ditiap samping
saluran. Dalam proses perurugan, jangan sampai gravel beton yang sudah dipasang
bergeser akibat dorongan ketika sedang mengurug dan memadatkan. Kemudian
area penggalian untuk gravel beton dibersihkan dari semua bekas tanah galian,
berbagai material lainnya.
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Pasal 31
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL,
DAN PLUMBING
1.1. PENDAHULUAN
MEP | 61
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
SNI 03-6570-2000
Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap untuk Proteksi Kebakaran
SNI 03-6571-2001
Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung
SNI 03-6572-2001
Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada
Bangunan Gedung
SNI 03-6574-2001
Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan Sistem
Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung
SNI 04-6714-2002
Peralatan Tata Suara
SNI 03-7015-2004
Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung
SNI 04-7018-2004
Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga
SNI 04-7019-2004
Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat menggunakan Energi Tersimpan (SPDDT)
SNI 03-7051-2004
Pemberian Tanda dan Pemasangan Lampu Halangan di Sekitar Bandar Udara
SNI8153-2015
Sistem Plambing pada BangunanGedung.
SNI03-6481-2000
PlumbingSystem
SNI03-7065-2005
Tata Cara Perencanaan SistemPlumbing
SNI03-6373-200
Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Ven PadaSistem Plumbing
3) Standard Lainnya
VDE, ISO, BS, LMK dan IEC.
ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
Engineers). (Untuk pedoman dari ASHRAE, digunakan ASHRAE Pocket Guide
for Air Conditioning, Heating, Ventilationing, Refrigeration terbitan 1997
terutama chapter 1 - 7 & 11 - 13, dan ASHRAE Handbook of Foundamental,
1981).
SMACNA (Sheet Metal & Air Conditioning Contractors National Association).
(Untuk pedoman dari SMACNA, digunakan HVAC System Duct Design Third
Edition, terbitan 1990 terutama chapter 13 s/d 12 & 14).
Carrier "Handbook of Air Conditioning System Design" by Mc. Graw - Hill,
Inc.1995, terutama part 2 & 3.
Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Instalasi Telephone dan Sentral
PABX
Plumbing System Design & Maintenance (Soufyan Nurbambang &Morimura)
MEP | 63
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
4) Petunjuk Perencanaan
Petunjuk perencanaan dari Pihak Yayasan & Panitia Pembangunan
5) Petunjuk Instansi
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
DepartemenKesehatan dan lain-lain.
6) Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh:
Perusahaan yang memiliki surat izin instalasi dari instansi yang berwenang dan
telah berpengalaman dengan proyek yang setara.
Harus mempunyai SIKA golongan C yang masih berlaku.
Disetujui oleh Pemberi Tugas / MK (Management Konstruksi) dan perencana.
1.3. Gambar-Gambar
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. Jika terdapat perbedaan
antara gambar dan persyaratan teknik, dan tidak ada klarifikasi pada dokumen
setelahnya, maka yang berlaku adalah pada ketentuan pada persyaratan teknis.
Sebelum mengajukan penawaran, pemborong wajib menghitung dan mempelajari
kembali gambar yang diserahkan pada saat aanwijzing sehingga tidak ada alasan
meminta kerja tambah dikarenakan perbedaan gambar, spesifikasi dan BQ.
Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperlihatkan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service /
maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
Gambar-gambar Arsitek dan Struktur dan Sipil harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan
detail kepada Pemberi Tugas / MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut Pemborong dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang (as-
built drawing) yang disertai dengan operating dan maintenance instruction serta
harus diserahkan kepada MK sebelum penyerahan pertama dalam rangkap 5
terdiri dari 1 (satu) kalkir dan 3 (tiga) blue print, dijilid serta dilengkapi dengan
daftar isi dan data notasi beserta 3 (tiga) set copy CD.
Pemborong wajib mengajukan as-built drawing untuk peralatan atau instalasi yang
sudah terpasang perbagian pekerjaan, kompilasi gambar as-built drawing
dilakukan setelah semua sistem instalasi sudah terpasang dengan lengkap dan
benar. Kompilasi gambar tersebut sebagai dasar acuan untuk pembuatan final as-
built drawing.
Pada setiap gambar "as-built", harus tercantum:
1. Judul gambar.
2. Nomor gambar dan jumlah lembar gambar.
3. Tanggal dan nomor revisi gambar
4. Nomor lembar gambar.
5. Nama pemilik.
6. Nama konsultan perencana.
MEP | 64
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1.3.1. Koordinasi
1) Pemborong instalasi ini wajib bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
2) Koordinasi yang baik wajib ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
3) Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
MEP | 65
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
8) Kontraktor harus mengajukan shop drawing lebih awal dalam kaitannya dengan
pekerjaan Arsitektur seperti kebutuhan lokasi pipa dengan dinding, lantai dan
plafond.
9) Gambar kerja yang dibuat oleh kontraktor khusus harus berupa dan mencakup hal
sebagai berikut:
a Gambar sistem, tercantum jumlah kebutuhan utilitas, tipe perlengkapan, alat
Bantu yang diperlukan.
b Lokasi dan dimensi peralatan utama terhadap ruang dan instalasi M&E yang
ada.
c Elevasi pipa-pipa, peralatan utama, jalur kabel
d Gambar detail dan potongan yang dianggap perlu.
10) Dengan mengajukan gambar-gambar kerja dengan acuan tersebut diatas,
Kontraktor harus sudah mempelajari material ataupun peralatan yang akan
digunakan, keadaan lapangan, gambar-gambar Struktur, Arsitek maupun gambar-
gambar instalasi lainnya.
11) Gambar pelaksanaan / shop drawing yang digunakan di lokasi proyek mutlak harus
yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas / MK.
12) Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Pemborong harus segera menghubungi Pemberi Tugas. Pengambilan ukuran dan
atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
Pemborong.
13) Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Kontraktor Khusus harus melengkapi
dengan seleksi data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga). Kontraktor harus
menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan tanda. Data-data
pemilikan meliputi:
a Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas,
cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
b Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain
yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
c Quality Asurance
Suatu pembuktian dari Pabrik atau Supplier setempat terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah terpasang
dibeberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan
baik.
d Sertifikat dari pabrik pembuat yang menyertakan:
Factory test certificate untuk peralatan yang ditawarkan.
Sertificate of origin dari negara asal untuk peralatan dan bahan yang
ditawarkan.
14) Kontraktor wajib melakukan perbaikan atau penggantian kerusakan yang
disebabkan karena pemotongan dan pengeboran lantai, dinding dan ceiling yang
diperlukan untuk pemasangan instalasi. Perbaiki semua kerusakan pada gedung,
MEP | 66
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
pemipaan, peralatan atau finishing dengan material yang sesuai dengan aslinya,
dan pasang sesuai dengan spesifikasi.
15) Proses pelubang core-drill melalui slab harus dengan alat yang sesuai untuk
keperluan ini. Semua opening, sleeve dan lubang di slab antar lantai dan partisi
harus ditutup kembali dengan concrete dan waterproof bila diperlukan.
16) Semua panel listrik, jalur kabel, dll harus di cek terlebih dahulu sebelum
mengaktifkan peralatan.
17) Menyediakan lampu penerangan dan sistem distribusi listrik sementara dengan
ukuran yang cukup untuk peralatan yang ada termasuk ukuran kabel feeder yang
cukup untuk mengatasi penurunan tegangan. Panel dilengkapi dengan meter untuk
pembayaran kepihak lain jika diperlukan.
18) Pemborong dalam melaksanakan pekerjaannya harus berkoordinasi secara baik
dengan pemborong lain yang terkait untuk mencapai hasil pekerjaan yang
sempurna bagi semua pihak. Jika terjadi resiko ketidak sempurnaan pekerjaan,
bongkar pasang pekerjaan, penggalian material, pembobokan, dan sebagainya
yang disebabkan oleh kurangnya koordinasi, maka resiko tersebut merupakan
tanggung jawab pihak yang kurang berkoordinasi.
19) Jika penanggung jawab di antara para pemborong yang terkait tersebut tidak
dicapai kesepakatan, maka Pemberi Tugas / MK dengan pertimbangannya sendiri
dapat menetapkan penanggung jawabnya. Penyelesaian atau perbaikan atas
resiko tersebut harus dilaksanakan secepat mungkin dengan waktu yang disetujui
oleh Pemberi Tugas / MK yang mana dalam hal ini Pemberi Tugas berhak
menunjuk pihak lain yang melaksanakannya dengan biaya yang ditanggung oleh
penanggung jawab yang telah ditetapkan.
20) Pemborong wajb membuat as-built drawing setiap kali suatu bagian pekerjaan
selesai dipasang, kemudian secara bertahap disusun terintegrasi, sehinga pada
akhir pekerjaan dicapai as-built drawing keseluruhan yang lengkap, terintegrasi
dan benar. Bagian-bagian asbuilt drawing yang dibuat tersebut harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas / MK setiap bulan, atau waktu lain yang ditentukan
kemudian berdasarkan kemajuan pekerjaan, dalam keadaan sudah diperiksa dan
benar. Jika terjadi keterlambatan atau kelalaian dalam menyerahkan as built
drawing tersebut, maka pemborong dapat dikenakan denda kelalaian, dan atau
penundaan pembayaran pekerjaan.
1.3.3. Instalasi
1) Umum
Semua peralatan dan alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan
pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.
2) Landasan Peralatan
a Semua landasan untuk peralatan ukurannya sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan.
b Konstruksi dan perhitungan kekuatan landasan peralatan dilakukan oleh
perencana atau pelaksana struktur.
MEP | 67
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
c Untuk inertia block, seluruh panjang / lebar dari sisi-sisi sudut diperkuat dengan
besi siku dan concrete block-nya sendiri harus memakai reinforcement bar.
d Diperlukan earthquake bumper untuk mencegah terjadinya gerakan yang
berlebihan pada saat peralatan dihidupkan, dimatikan ataupun saat gempa
(khusus bagi landasan / inertia block yang menggunakan vibration isolator).
3) Platforms
Untuk peralatan seperti fan atau sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi siku yang dilas
atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak
bergetar dalam operasinya.
4) Penetrasi plat lantai dan atap
Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus
dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi
tersebut sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.
5) Pencapaian Peralatan
Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus
mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga accessories pipa dan duct seperti valve, trap, clean out, damper,
filter, venting. Untuk itu Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan
posisi yang terbaik dari peralatan dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang
dimaksud tercapai.
6) Disamping itu Kontraktor juga harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum
ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (access panel), untuk setiap
peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
7) Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang diperlukan,
maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel tersebut sehubungan
dengan letak peralatan / accessories dan kaitannya dengan Arsitek / Interior perlu
dibicarakan dengan Direksi untuk disetujui.
8) Perlindungan Peralatan dan Bahan
Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk melindungi
peralatanperalatan, bahan-bahan baik yang sudah atau belum terpasang bila
diperkirakan bisa rusak, cacat atau mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh
alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.
Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatanperalatan, material bantu, dll,
dibersihkan atau ditest dan di-adjust kembali untuk membuktikan bahwa peralatan
dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat
karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian
instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).
9) Pengecatan
Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak
digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan,
bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.
Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat & cat finish terdiri atas 2 lapis
cat copolymer. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak / cacat dalam
MEP | 68
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
9) Untuk hal ini Pemborong wajib menaruh perhatian yang cukup sehingga
pelaksanaan Pengujian dan commissioning bagian pekerjaan tersebut tidak
mengganggu dan membahayakan aktivitas Pemberi Tugas bila bekerja pada lokasi
tersebut.
10) Bilamana pengujan sistem gagal, sedangkan peralatan dan perlengkapannya yang
terpasang telah berfungsi, maka Pemborong wajib segera memeriksa apakah
bagian yang tidak berfungsi tersebut merupakan kesalahan Sub Pemborong
Pemasok peralatan sehingga pengujian ulang dapat segera dilaksanakan.
11) Semua peralatan test yang digunakan harus sudah dikalibrasi dengan masa
berlaku sesuai kontrak. Kalibrasi peralatan harus dilakukan oleh badan resmi yang
ditunjuk oleh pemerintah.
2) Penggunaan peralatan untuk sementara dan testing tidak merupakan awal dari
masa garansi.
3) Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama satu tahun terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
4) Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya. Pemborong
wajib melaksanakan perawatan rutin minimum satu kali dalam satu bulan terhadap
peralatan dan instalasi yang termasuk dalam lingkup tugasnya, termasuk
penyetelan-penyetelan, pemeriksaan-pemeriksaan, perbaikan-perbaikan,
penggantian-penggantian material untuk memastikan seluruh sistem dari pekerjaan
ini bekerja sempurna dengan pemakaian daya dan energi yang paling efisien.
5) Pemborong harus membuat catatan-catatan tentang penyetelan dan kondisi
peralatan dan instalasi dan disampaikan secara baik dan teratur kepada Pemberi
Tugas.
6) Perawatan yang dimaksud harus bersifat preventif maintenance dan pemborong
wajib melaporkan kepada pemberi tugas mengenai hal-hal yang perlu diantisipasi
untuk mencegah terjadinya permasalahan seluruh akibat yang disebabkan oleh
ketidaksempurnaan pekerjaan seperti kebocoran, hubung singkat listrik, beban
listrik berlebih (overload), tekanan berlebih, tekanan kurang, kebanjiran dan Iain-
Iain merupakan tanggung jawab pemborong pekerjaan ini. Dalam hal ini diperlukan
tindakan perawatan maka pemborong harus menghadirkan teknisi yang menguasai
dan terampil pada bidangnya beserta peralatan yang memadai dan setidaknya
material yang diperlukan untuk tindakan pertama dalam waktu paling lambat 4
(empat) jam sejak diberitahukan oleh pemberi tugas atau pihak yang ditugaskan
untuk itu.
7) Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
8) Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak
melaksanakan tugas perawatan / perbaikan / penggantian / penyetelan / lain-lain
yang diperlukan, maka Pemberi Tugas berhak menyerahkan pekerjaan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.
9) Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas sehingga dapat mengenai sistem
instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.
10) Setiap kegiatan dalam masa pemeliharaan ini harus dibuatkan berita acaranya.
MEP | 73
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Penanggung jawab tersebut juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pemberi Tugas / MK.
MEP | 74
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1.3.12. Perizinan
Pengurusan izin-izin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong atau disesuaikan
dengan kontrak kerja.
MEP | 77
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Kondisi Perancangan
1) Kondisi Udara Luar
Temperatur : 34 °C DB / 28 °C WB
2) Kondisi Dalam Ruangan (semua ruangan yang dikondisikan)
Temperatur : 24 °C DB ± 2 °C
MEP | 78
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
4) Condensing Unit
a. Sistem ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant harus bisa sepanjangan
165meter dengan beda ketinggian 90-meter tanpa oil trap, baik indoor maupun
outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik.
b. Outdoor unit harus terisi R-410A dari pabrik, instalasi harus sesuai dengan
standard BS EN378: 2999 bagian 1 – 4.
c. Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi
dengan baked enamel.
d. Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dan tetap bisa
beroperasi jika 1 compressor rusak.
e. Outdoor dengan ukuran 6 HP dan 8 HP memiliki 1 compressor SCROLL.
f. Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP - 10 HP.
MEP | 79
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
g. Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB (A) pada saat operasi normal,
terukur 1 m secara horizontal dan 1.5 m diatas pondasi, outdoor harusnya
model modular dan bisa dipasang secara berderet disetiap sisinya.
5) Compressor
a. Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi
dengan inverter control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang
menyesuaikan dengan cooling load yang dibutuhkan. Magnet neodymium harus
dipakai di rotor compressor untuk menambah torsi compressor pada konfigurasi
sistem dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis compressor inverter
dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali
operasi, sistem ini haruslah dipasang di pabrik.
b. Heat Exchanger
c. Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara
mekanis ke fin alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan
antara 2 sampai 3 micron.
d. Refrigerant Circuit
e. Terdiri atas liquid & gas shut off valve & solenoid valve dan komponen lain untuk
keperluan safety.
6) Fan Motor
Motor outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC,
dengan kemampuan maximum static pressure = 78 Ps. Condensing unit harus
mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan noise lebih rendah pada saat
malam hari baik secara otomatis maupun dengan manual setting.
7) Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut high pressure
switch, control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors for
compressor dan fan motors, over current protection for the inverter dan anti-
recycling timers. Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju
indoor unit, unit harus dilengkapi dengan sub cooling. Oil recovery cycle akan
secara otomatis beroperasi setelah 1 (satu) jam sejak startup dan seterusnya
setiap 6 jam operasi.
8) Pressure Testing
Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke outdoor unit,
sebelum pembungkusan pipa dengan insulasi dan sebelum VRV/VRF system
dinyalakan, pekerjaan pemipaan harus di test tekanan dengan memakai dry
nitrogen sesuai table dibawah ini dan dicek ulang untuk mendeteksi kebocoran
yang mungkin terjadi:
MEP | 80
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Kgf.cm N.cm
9) Sistem pemipaan kemudian harus divacuumed sampai 0.2 torr (-755 mmHg) dan
ditahan pada kondisi ini selama 1 (satu) jam minimal sampai pada 4 jam
tergantung dari panjang pipa dengan memakai 2 stage vacuum pump.
10) Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit disambungkan pada koneksi
listrik. Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan
standard dari pabrik dan ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa
actual yang terpasang dengan merefer ke installation manual dari pabrik.
Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan
dibawah pengawasan dari perwakilan pabrik. Jumlah tambahan dari refrigerant ini
harus disupply oleh Kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan dari pabrik.
Pressure test harus dilakukan oleh Kontraktor pemasang dan diawasi oleh
perwakilan pabrik. Proses vacuum sistem pemipaan harus dilakukan oleh
Kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik.
11) Indoor Unit
a. Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada di
dalam data peralatan. Terdiri dari komponen dasar fan, evaporator coil dan
electronic proportional expansion valve. Electronic proportional expansion valve
harus bisa mengontrol aliran refrigerant ke dalam unit indoor sesuai dengan
beban pendinginan yang dibutuhkan oleh ruangan. Control response harus
memakai tipe proportional integral derivative (PID).
b. Fan haruslah direct drive centrifugal. Dengan tegangan operasi 220 – 240 volt
AC, 1 phase dan 50 Hz. Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure
external yang sesuai dengan spesifikasi dan digambar. Filter udara untuk tipe
ducted haruslah disupply oleh Kontraktor pemasang.
MEP | 81
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
c. Filter udara untuk model ductless harus disupply dari pabrik. Coil evaporator
haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang dipasangkan ke
alumunium fin secara mekanis. Fasilitas auto swing untuk tipe wall, cassette dan
under ceiling haruslah standard dari pabrik.
12) Control
Sistem control harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75 - 1.25 mm2 tipe
PVC nonscreened CY flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit.
Sistem control juga harus dilengkapi dengan automatic address setting function
yang merupakan standard. Remote control untuk indoor unit haruslah bisa
melakukan fungsi on / off switching, fan speed selector, thermostat setting dan
merupakan tipe liquid crystal display yang menampilkan temperature setting,
operational mode, malfunction code & filter cleaning timing. Juga bisa
menampilkan malfunction code untuk keperluan maintenance. Kontraktor
pemasang haruslah sudah pernah mengikuti training pemasangan yang dilakukan
oleh perwakilan pabrik dan mendapatkan sertifikat tanda keberhasilan dalam
training yang diikutinya.
MEP | 82
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1.4.4. Fan
1) Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti
untuk toilet, janitor, gudang, musholla, kantin, kitchen hood tenant food court
(intake dan exhaust), pressurized pada tangga kebakaran, smoke fan. Pada ruang-
ruang M&E, ruang panel dan sebagai intake fan pada beberapa unit AHU.
2) Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type,
kemampuan (performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada
lembar gambar rencana "daftar peralatan" yang menyertai dokumen ini.
a. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di
negara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)
seperti sebagai contoh AMCA standard 210-74 di Amerika.
b. Sound power level harus dilengkapi dalam dB dengan Re-10E12 watt pada
octave band mid frequency 63 s/d 4000 Hz.
c. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya dan dalam batas-batas yang normal.
3) Spesifikasi Teknis
a. Axial Fan
1. Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch.
2. Material fan-long casing, hot dipped galvanized steel, impeller alluminium
diecast, shaft dari bahan carbon steel-pelumasan grease ball bearing.
3. Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting.
4. Harus dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet suction
tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar atau
dijelaskan pada daftar peralatan).
5. Rating daya motor fan harus mampu pada kedudukan blade pada sudut
paling besar.
galvanis sheet BJLS 80. iv.Rangka untuk dudukan fan pada dinding bata dari
kayu jati, dengan baut-baut yang tahan karat.
c. Centrifugal Fan
1. Fan harus dari tipe forward curve sesuai seperti yang dijelaskan dalam daftar
peralatan dengan komponen-komponen sebagai berikut:
Volute casing dari galvanis steel.
Impeller dari mild steel.
Shaft dari stainless steel.
2. Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing.
3. Fan dan motor duduk pada suatu dudukan (base frame), dengan posisi motor
dapat diatur untuk ketegangan tali kipas (bila hubungan motor dan fan bukan
hubungan langsung).
MEP | 84
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Type Intermediate
Ukura reinforcement dan
Sisi Duct Type Sambungan Duct (transvare jarak antara transvare
n
Terlebar joint) joint dan intermediate
BJLS
reinforcement
0" – 12" 50 Drive slip -
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
13" – 26" 50
pada semua sisi antara 60"
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
27" – 36" 60
pada semua sisi antara 60""
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
37" – 42" 60
pada semua sisi antara 60"
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
43" – 48" 60
pada semua sisi antara 60"
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
49" – 54" 80
pada semua sisi antara 60"
Sambungan flens besi siku 1 ¼” x Besi siku 1 ½" x 1/8"
55" – 60" 80
1/8” pada semua sisi jarak antara 60”
Sambungan flens besi siku 1 ¼” x Besi siku 1 ½" x 3/16"
61" – 72" 80
1/8” pada semua sisi jarak antara 30”
Sambungan flens besi siku 1 ½” x Besi siku 1 ½" x 3/16"
73" – 84" 100
1/8” pada semua sisi jarak antara 30”
Sambungan flens besi siku 1 ½” x Besi siku 1 ½" x 3/16"
85" – 96" 100
3/16” pada semua sisi jarak antara 30”
97" – Sambungan flens besi siku 1 ½” x 1 Besi siku 2" x ¼" jarak
120
keatas ¼” pada semua sisi antara 30”
Tabel Tipe Sambungan Duct
e. Ukuran BJLS yang digunakan adalah sama untuk semua sisi. Jarak antara
intermediate reinforcement adalah jarak antara sambungan ke sambungan,
atau sambungan ke intermediate atau intermediate ke intermediate.
f. Semua sambungan ducting (sambungan flange, slip joint, pits burg lock
seam, dan lain-lain) harus betul-betul rapat udara dengan menggunakan
sealant yang mencegah terjadinya kebocoran udara.
g. Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur dan
dikunci pada kedudukannya.
h. Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14°.
i. Jika dimensi dari kedua ujung duct berlainan maka untuk ketebalan ducting
(jenis BJLS) diambil berdasarkan ukuran ujung terbesar.
j. Penggantung Duct
MEP | 85
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP | 86
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
d. Reinforcement:
1. reinforcement (penguat) ducting tambahan akan diberikan sesuai dengan
ukuran dan tekanan udara dalam ducting
2. penguat menggunakan accessories shaped disk aluminium & reinforcement
bar aluminium
MEP | 88
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 89
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
8) Plenum
a. Plenum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material (BJLS) sesuai
dengan ketentuan yang tersebut terdahulu.
b. Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3 dan kalau
perlu memakai bracing pada sisi yang paling panjang.
c. Plenum dilengkapi juga dengan isolasi dalam, sehingga dapat meredam noise
yang keluar dari unit.
9) Dampers
a. Volume dampers harus tipe opposed multi blade damper.
MEP 90
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
b. Volume damper yang terpasang di-duct, konstruksi damper dari bahan BJLS
140 dan yang berada pada terminal udara (diffuser) dari bahan BJLS 80. Poros
damper terikat pada baja bulat diameter 10 mm.
c. Volume damper yang terpasang di-duct harus dilengkapi dengan petunjuk
besarnya bukaan damper dan dapat dikunci pada kedudukan yang diinginkan.
11) Louver
Louver dari bahan galvanized atau alluminium sesuai seperti ditentukan pada
gambar, dengan ketebalan 1 mm.
1) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan isolasi atau tanpa
isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
2) Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dilaksanakan.
3) Material
a. Pipa refrigerant : Copper, ASTM B280 / JIS H300 – C1220T
b. Pipa drain : PVC Class AW
c. Tabel ukuran pipa copper standard ASTM B 280
* Safe working
Standard size Outside dia. Wall thickness Weight, lb/ft internal
inch inch (mm) inch (mm) (kg/m) pressures PSI
(KPa) 150 F
MEP 91
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 92
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
d. Alluminium foil
Double sided reinforced, fire retardant.
e. Adhesive tape
Adhesive aluminium foil, fire retardant.
Catatan: Isolasi dalam diberlakukan jika moise level melebihi ketentuan standar
dan ducting AC atau plenum dimana diperlukan isolasi dalam maka harus
terbuat dari BJLS dengan isolasi glass wool.
5) Isolasi Pipa
a. Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant, gas dan pipa condensat.
b. Ketebalan isolasi pipa refrigerant dan gas adalah Ø s/d 2" tebal ¾” (20 mm)
c. Ketebalan isolasi pipa condensate Ø s/d 2" tebal ½" (12 mm)
d. Selanjutnya setelah di isolasi dibalut dengan adhesive tape.
6) Rak Pipa
Untuk kerapian instalasi diatap maka setiap instalasi pipa refrigerant harus
dilengkapi rak pipa dan convertment dari BJLS 50 dan dicat weather proof.
MEP 93
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
3) Spesifikasi Teknis
a. Motor Listrik
1. Motor untuk indoor unit (air handler):
Jenis motor squirrel gauge induction motor.
phase / 380 V / 50 Hz dan atau 1 phase / 220 V / 50 Hz.
Insulation class E.
Type pengaman, totally enclosed fan cooled (TEFC) IP44.
2. Motor fan:
Sama dengan indoor unit untuk motor yang bukan menjadi satu paket
dengan fan.
Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung kapasitas
fan. Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai
power faktor minimum 0.8 putaran motor maximum 1450 rpm (untuk
motor-motor tersebut. Motor-motor yang digunakan disini harus sudah
memenuhi standard NEMA (Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman) dan JIS
(Jepang).
b. Panel
Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan
panel-panel kontrol harus dari merk yang sama yang digunakan pada
instalasi listrik, penerangan.
Panel-panel tenaga harus dibuat dari standard konstruksi nobi cat powder
coating RAL-7032.
Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu
yaitu panel-panel yang dirakit disini haruslah berasal dari pembuat panel
khusus, untuk merk komponen yang dipakai.
MEP 94
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan pentanahan harus
lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimum tidak hujan 2 hari.
c. Panel Starter
Star delta starter bila motor kapasitas 7.5 HP keatas.
Direct on line bila motor kapasitas 5 HP kebawah.
Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp, voltmeter serta ampere
meter dengan selector switch untuk 3 phase, plat nama untuk peralatan yang
dilayani serta push button ON, OFF dan disconnecting switch bila memakai
remote star stop.
4) Wiring
a. Wiring untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam PVC conduit
b. Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
c. Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, lalu
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
d. Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
e. Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
f. Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
g. Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
h. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen”
1. Kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan timah
pateri lalu di-pres hydraulis.
2. Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
i. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
j. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
k. Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung
dan wire rod yang diramset ke beton.
MEP 95
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 96
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
b. Isolasi dalam dari material glass wool dengan density 48 kg/m³. Permukaan
bagian luar isolasi dalam dilapis dengan glass cloth dengan memakai adhesive
pin atau dari jenis yang sisi luarnya dilapis dengan black neoprene compound.
c. Material isolasi adalah inorganic, non-hygroscopie dan non-combustible.
6) Indoor Unit
a. Sound power level sesuai seperti yang ditentukan dan berada pada batas-batas
yang normal untuk kapasitas dan static pressure yang ditentukan.
b. Bila dalam pemilihan peralatan, ketentuan tersebut dilampui berarti pemilihan
sound attenuator harus disesuaikan, atau bila pada gambar tidak memakai
sound attenuator, dengan keadaan ini harus dilengkapi sound attenuator.
c. IU harus di isolasi dalam atau bila jenis double skin dengan isolasi dalam
diantaranya (lihat spesifikasi IU). Ketebalan isolasi dalam minimum 2" mm).
Ketebalan casing minimum 1.25 mm.
d. IU duduk diatas suatu rubber mounting.
e. Sambungan IU ke ducting memakai sambungan flexible dari jenis lead vinyl,
dimana pemasangannya demikian rupa tidak menyebabkan gangguan aliran
udara.
7) Isolasi Getaran
a. Peralatan
1. Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus dinamis balance antara
lain seperti fan dan sejenisnya, dimana excenticity tidak melebihi 0,02 mm.
2. Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus menggunakan anti
rubber mounting yang dipasang seri dengan neoprane pad.
3. Pemilihan tipe, jenis dan static defleksi dari anti vibration mounting haruslah
sesuai dengan jenis peralatan, berat, jumlah tumpuan dan lain-lain.
4. Bila terjadi kerusakan karena pemilihan yang tidak benar dari anti vibration
mounting akan menjadi tanggung jawab Kontraktor tanpa adanya tambahan
biaya.
b. Pemipaan
1. Semua pipa-pipa yang berhubungan dengan peralatan yang dilengkapi
dengan anti vibrasi dan berada di ruang mesin harus ditumpu / digantung
memakai anti rubber mounting dan neoprane pad. Jika tidak dispesifikasi,
anti vibrasi ini minim mempunyai static defleksi 25 mm. Minimal 3
penggantung / penunjang pertama dari pipa harus dilengkapi dengan anti
vibration.
2. Semua penggantung / penunjang pipa baik vertical maupun horizontal harus
dilengkapi dengan neoprene gasket dengan min. ketebalan 6 mm.
MEP 97
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1) Pondasi
a. Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin pendingin: fan,
outdoor unit, panel-panel listrik tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
b. Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi atau
ukuran concrete house keeping pad untuk masing-masing peralatan sebelum
dilaksanakan oleh pihak lain kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui.
c. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk /
pedoman pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut.
d. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang
diperlukan.
e. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil,
batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui.
f. Semua support yang menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-pelat
(flanges) yang kuat pada titik tumpuannya pada lantai.
g. Pembebanan pada balok atau plat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-
dudukan atau penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi cukup
merata sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak wajar.
h. Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu
untuk memenuhi syarat tersebut.
2) Pengecatan
Untuk penggantungan / penyangga setelah di cat zincromate.
1) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk
seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-
besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-gambar
rencana sehingga sistem betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan rencana.
2) Umum
Pelaksanaan TAB (testing, adjusting & balancing) secara mendasar maksimal
harus mengikuti standard petunjuk NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan
menggunakan peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB
tersebut.
3) Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor yang
bersangkutan antara lain:
a. Pengukuran laju aliran udara:
1. Pitot tube dengan inclined manometer.
2. Anemometer dan sejenisnya.
3. Hood untuk mengukur udara pada diffuser.
MEP 98
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
4. Traverse meter.
b. Pengukuran temperatur udara / air:
1. Sling psychrometic.
2. Thermometer.
c. Pengukuran putaran (rpm)
Tachometer atau sejenisnya.
d. Pengukuran listrik:
1. Voltmeter.
2. Ampermeter / ampertang.
3. Phasa sequence meter.
4. Ohm meter.
e. Pengukuran tekanan
Barometer / pressure gauge.
f. Pengukuran laju aliran air (portable field flow meter)
Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting / kedudukan dari
peralatan balancing.
g. Portable.
4) Pelaksanaan TAB:
a. Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai atau
mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam rencana.
b. Pengukuran tahanan grounding.
c. Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan dalam desain, juga diwajibkan melaksanakan
pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum dalam gambar
rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan
kemampuan peralatan dan juga sebagai data-data yang diperlukan bagi pihak
Maintenance dan Operation.
d. Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap besaran-
besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan
dalam suatu laporan yang bentuknya / formnya sudah disetujui oleh Direksi.
e. Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga Pengawas,
dimana hasilhasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan
oleh Direksi tersebut dan dalam laporannya ikut menandatangani.
f. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedur pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan,
dan prosedur ini agar dibicarakan dengan pihak Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya.
g. Test dan balancing masing-masing diffuser / grille terhadap kapasitas dalam
batas yang diperbolehkan.
h. Identifikasi ukuran, tipe, masing-masing performance dari jenis diffuser untuk
merk yang digunakan.
MEP 99
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1) Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan lain-
lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning), treatment air dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Pemadam
Kebakaran seperti disyaratkan dalam :
a. Spesifikasi Teknis.
b. Gambar Perencanaan.
c. Bill of Quantity.
Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan bill of quantity
merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan
menyempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat didalam
spesifikasi teknis, namun ada pada gambar perencanaan atau ada pada bill of
quantity maka spesifikasi teknis harus mengikuti gambar perencanaan atau bill
of quantity, demikian pula sebaliknya sehingga diperoleh suatu perencanaan
yang sempurna.
d. Berita Acara Aanwijzing.
e. Addendum.
Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan
dengan Pekerjaan Pemadam Kebakaran yang tidak mungkin disebutkan secara
terinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi Pemadam
Kebakaran.
f. Klasifikasi Teknis
Klasifikasi Teknis perlu dilakukan sebelum ditetapkan pemenang tender
terhadap penawaran-penawaran yang menjadi calon pemenang tender untuk
masalah-masalah yang secara teknis belum dapat dimengerti atau perlu
dijelaskan oleh penawar/peserta tender dihadapan Panitia Tender (Pemberi
Tugas, Perencana dan Manajemen Konstruksi).
MEP 100
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
3) Pekerjaan Pengetesan
a. Mengadakan pengujian terhadap Sistem Pemadam Kebakaran antara lain : Test
Debit Air, Tekanan Pipa, Sprinkler head, Hidran dan lain-lain dalam rangka :
Penerimaan Pekerjaan.
Testing untuk memperoleh IPB.
b. Pengetesan sistem terhadap tekanan kebocoran.
c. Pengetesan sistem terhadap kerja hidran kebakaran dan sprinkler secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatannya, sampai sistem bisa berjalan
dengan baik.
4) Pekerjaan Lain-lain
a. Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang dipergunakan.
b. Perbaikan kembali akibat adanya pembobokan.
c. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
d. Melaksanakan pembersihan lapangan dan lain-lainnya serta tempat
pembuangannya akan ditentukan oleh Pengelola Proyek.
e. Semua pekerjaan instalasi Pemadam Kebakaran seperti yang tersebut pada
lingkup pekerjaan diatas harus dilaksanakan dengan persetujuan
Direksi/Konsultan dan memenuhi semua persyaratan yang disyaratkan oleh
instansi yang berwenang, seperti Departemen Tenaga Kerja, Departemen PU,
PEMDA, PMK dan lain-lain.
f. Pemasangan instalasi Pemadam Kebakaran ini harus sesuai dengan spesifikasi
dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia/daerah setempat.
g. Seluruh biaya pengadaan peralatan, perlengkapan/material untuk instalasi
Pemadam Kebakaran ini harus sudah termasuk bea masuk, perizinan, biaya
pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang, biaya penyimpanan (gudang) dan
biaya-biaya yang diperlukan untuk pengadaan perlengkapan Pemadam
MEP 101
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 102
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
4) Peralatan Sprinkler
a. Pengadaan dan pemasangan sprinkler jenis pendant.
b. Suhu pecah dari kedua jenis head sprinkler sekitar ± 68C untuk ruang tidak
ber-AC, dan ± 57C untuk ruang ber-AC..
c. Bagian sprinkler lihat NFPA 13.
d. Pelindung sprinkler : Sprinkler dilindungi pada bagian kepalanya, untuk lebih
jelasnya lihat NFPA 13
5) Fire Extinguisher
a. Tempat-tempat yang tidak dilindungi oleh Fire Hidran Sprinkler dan tertutup,
setiap luas lantai 200 m², harus dipasang Fire Extinguisher dengan kapasitas ±
6 kg atau yang tertulis pada gambar, terutama pada lantai dasar.
b. Tabung Fire Extinguisher harus dalam keadaan baik, etiket mudah dibaca
dengan jelas dan dimengerti, segel dalam keadaan baik sebelum digunakan,
slang harus tahan tekanan tinggi, bahan baku pemadam selalu dalam keadaan
baik, dan isi tabung gas sesuai dengan tekanan yang dipergunakan.
c. Untuk ruang mesin (Ruang Genset, ruang pompa dan gardu intern) digunakan
Carbon Dioxida Fire Extinguisher dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kapasitas : sekurang-kurangnya ± 25 kg.
dilengkapi roda.
7) Pompa-Pompa.
a. Pompa Hidran/Sprinkler.
1. Kontraktor harus memasang pompa Hidran/Sprinkler sesuai dengan gambar
dokumen dan spesifikasi teknik yang terdiri dari:
(satu) unit Automatically Controlled Electric Driven Main Fire Pump.
Pompa hidran dipasang di dalam ruang pompa dan dilengkapi dengan
Control panel yang sesuai peraturan NFPA-20, dan peraturan lokal.
MEP 103
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 104
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Motor harus dapat menjalankan pompa dan semua Duty Point sesuai
dengan Impeller yang terpilih dengan tanpa gangguan Over Load.
Motor Controller harus memenuhi standard NFPA-20 dengan Panel yang
terbuat kokoh, dry Proof dan tahan terhadap moisture serta diberi label
Fire Pump Motor Controller.
Bekerja pompa harus secara otomatis pada waktu pressure drop tekanan
dalam pipa riser hidran turun, bila fire hose nozzle dibuka atau dari signal
panel fire alarm tetapi untuk mematikan pompa harus secara manual dan
dilengkapi switch untuk manual start untuk menjalankan pada waktu
pengetesan.
5. Panel Controller Fire Pump harus mempunyai automatic transfer switch untuk
2 (dua) sumber daya yang berasar dari PLN dan Daya emergency genset,
Panel Controller harus memenuhi standard NFPA-20 dan Panel harus
terbuat kokoh, serta diberi label Fire Controller Panel.
6. Panel ini juga harus dilengkapi dengan fasilitas untuk pengoperasian dan
monitoring dari jauh (remote control), oleh fire alarm.
MEP 105
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Pompa Jockey harus dari tipe fire pump yang dipasang ruang mesin dan
dihubungkan dengan pipa riser hidran/sprinkler distribusi dan reservoir dan
gunanya untuk memelihara kondisi tekanan dalam pipa hidran/sprinkler
dengan interval tekanan yang dapat diatur pada "Pressure switch" serta
menghindari "Frequent Start and Run".
Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi :
- Motor listrik dan peralatan harus memenuhi N.E.M.A standard dan
National Electric Code.
- Pompa harus bisa start otomatis berdasarkan penurunan tekanan dalam
sistem.
- Start dan stop dari pada pompa bisa diatur dengan cara merubah setelan
pada pressure switch, sehingga jockey pump akan start pada tekanan
yang lebih tinggi dari pada Fire Pump.
- Pompa harus dilengkapi dengan pressure gauge dan lain-lain yang
diperlukan agar sistem dapat diawasi kondisinya dan bekerja
efektif/efisien.
MEP 106
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 107
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
disekeliling dan diatasnya diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, untuk
selanjutnya diurug tanah tanah sampai padat.
d. Konstruksi permukaan tanah/jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
e. Penyambungan pipa di ruang mesin harus menggunakan flexible coupling, dan
di luar ruang mesin.
f. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada ruangan pipa bagian atas harus
dilindungi dengan plat beton bertulang tebal ± 10 cm, dan pemasangan tidak
mengganggu jalan kemudian ditimbun dengan baik sampai rata dengan jalan.
3) Penanaman Pipa.
a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk
menempatkan sambungan pipa.
b. Cara penurunan pipa ke parit harus menggunakan Blok dan Takel serta sebuah
rangka berbentuk A atau sejenisnya.
c. Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka pipa-pipa di
sekitar fitting harus dipasang blok dari beton.
4) Semua pipa di luar ruang mesin dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat
menggunakan sambungan ulir (screw), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di-
ream agar bram/gram yang ada di pipa hilang. Semua pipa sebelum disambung
dalam pipa harus dibersihkan dahulu. Pipa yang disambung dengan ulir (screw)
harus menggunakan seal tape agar tidak bocor. Pipa yang berukuran garis tengah
2½" ke atas harus memakai sambungan flens dan diantara flens tersebut harus
dipasang packing pencegah kebocoran. Untuk di ruang mesin semua pipa di atas
½" harus menggunakan sambungan flexible coupling.
MEP 108
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
diperlukan. Jarak antara bagian paling atas Fire Estingusher dengan lantai
adalah 1200 cm.
c. FE jenis CO2 dipasang dengan jarak minimum 15 cm dari permukaan lantai.
9) Pengecatan.
a Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantu rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat
dengan lapisan cat dasar (Prime Coating), cat harus sesuai dengan persyaratan
pengecatan yang sesuai dengan bahan masing-masing.
b Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
c Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir
dengan cat besi, dengan warna sebagai berikut :
d Di bawah pondasi beton harus diberi lipatan setebal 2" dari bahan Coak Board.
Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor indentifikasi bagi
peralatannya dengan cat. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan
mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu
kepada Pengelola Proyek/ Konsultan.
MEP 109
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
12) Penyangga.
a. Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Penggantung harus
dipasang pada konstruksi dengan insert dan sesuai dengan gambar dokumen.
b. Penyangga dan penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :
c. Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan pipa yang lain.
d. Semua pipa tegak lurus ditumpu dengan besi U ½" yang diulir dipasang/diikat
dengan mur pada besi kanal untuk landasan diberi kayu dudukan, sedangkan
besi kanal C diikat pada beton atau balok dengan dynabold. Jarak antara klem
maksimal 3 meter.
e. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam
getaran (Vibration Eliminator).
13) Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada
tempat-tempat rendah dan tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang "Pipa Fitting" untuk penempatan
alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukuran yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus membuat dan memasang plat nama dari plat alluminium yang
diembossed dan dipasang pada peralatan dan panel-panel Pompa Kebakaran
dan Panel Kontrolnya.
e. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di
tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
MEP 110
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
b. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemilik, dan sebuah
lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada
dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Pengelola
Proyek/Konsultan Manajemen Konstruksi.
MEP 111
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
3) Perizinan.
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan
biaya Kontraktor.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan
serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk
ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal
tersebut di atas.
c. Kontraktor harus menyerahkan semua perizinan atau keterangan resmi yang
diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Pengelola Proyek/Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak ditunjuk, sebelum penyerahan kedua
dilakukan.
d. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Pengelola
Proyek/Konsultan Manajemen Konstruksi setiap akan memulai suatu tahapan
pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja
(kerja lembur).
e. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang
dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor.
f. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
g. Pengadaan pemasangan seluruh instalasi Plambing sesuai dengan persyaratan
dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
h. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan lebih lanjut kepada Pengelola
Proyek/Kontraktor Manajemen Konstruksi. Konsultan atau pihak lain yang
ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor
harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
MEP 112
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera spesifikasi
ini dan sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen
tambahan seperti yang tertera didalam berita acara.
b. Menyediakan dan memasang rak kabel lengkap dengan hanger untuk semua
jalur kabel feeder dan kabel instalasi.
c. Menyediakan dan memasang:
1. Semua armature lampu penerangan
2. Armature lampu penerangan tanda evakuasi (exit).
3. Armature lampu penerangan fascade.
4. Semua stop kontak dan saklar.
5. Semua Jalur kabel di dalam dinding yang berupa pipa conduit PVC high
impact.
6. Instalasi penangkal petir dengan kabel pentanahan dan titik pentanahan
7. Instalasi pentanahan lengkap dengan kabel pentanahan dan titik
pentanahan.
MEP 113
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1) Sumber daya listrik bersumber dari PLN dan sumber daya listrik cadangan dari
Diesel Generator Set. Sistem tegangan distribusi daya listrik 400 volt - 3 fasa - 50
Hz atau 230 volt - 1 fasa - 50 Hz.
2) Sumber daya listrik cadangan menggunakan Diesel Genset. Daya cadangan
diperuntukkan untuk kebutuhan peralatan utama dan pencahayaan. Beban
peralatan AC tidak dibackup oleh Diesel Genset
3) Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk:
a. Penerangan dalam bangunan.
b. Stop kontak biasa dan tenaga.
c. Lift & STP
d. Pompa air bersih, pompa kebakaran, dan lain-lain.
e. Peralatan elektronik.
f. Ventilasi mekanik.
g. Peralatan-peralatan lain sesuai gambar rencana.
4) Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core dimana
core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan disatukan ke panel listrik.
5) Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC atau core ke 5 dari
feeder yang digunakan.
6) Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung
anti karat.
7) Semua pipa instalasi di luar beton bertulang dan yang tidak tertanam dalam tanah
harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-
ujung pipa atau kabel dan setiap jarak 10 meter.
8) Semua pipa instalasi diluar beton bertulang dan yang tidak tertanam dalam tanah
harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-
ujung pipa atau kabel dan setiap jarak 10 meter.
9) Proyek dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang berfungsi
dengan sistem OnGrid dimana daya yang dihasilkan disalurkan untuk pembebanan
penerangan.
MEP 114
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
tersusun secara rapi diikat dengan kuat dalam tray kabel yang terpisah. Panel
Utama Tegangan Menengah serta semua peralatan yang terbuat dari logam harus
di beri pertanahan dengan tahanan tanah tidak boleh lebih besar dari 2 Ohm.
Kabel kontrol diberi label & penomoran sehingga memudahkan saat proses
pemeliharaan.
a. Kompartment / Cubicle
1. Jenis : Metal Enclosed
2. Pemasangan : Indoor / dalam ruangan Free standing pada
plat lantai dengan Raised floor dan plat
3. Material : Plat baja ketebalan minimum 2 mm (diluar
finishing)
4. Konstruksi : Sesuai standard pembuatan panel
5. Finishing : Dilapisi zat anti karat Cat bakar / powder
coating Warna standard RAL 7032 (atau
sesuai standar pabrik)
6. Lubang kabel power :Bawah (incoming & outgoing)
7. Lubang kabel control : Atas dan bawah
8. Pemasangan Assesoris :Sisi depan
9. Akses operasi & maintenance : Depan
10. Indeks Proteksi : Minimum 31
11. Desain keselamatan : Proteksi untuk ledakan internal pada 4 sisi
Depan, Belakang, Kanan, Kiri
12. Standard : IEC
13. Accesories : Busbar tembaga untuk
pentanahan (menyatu untuk semua cubicle)
Label nama panel Kunci pintu(standard
panel TM) termasuk interlock pintu dan
operasional.
c. HV Fuse
1. Tipe
: Fixed Type
2. Jumlah Pole :1
3. Tegangan maksimum : 24 kV
MEP 115
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
4. Tegangan Kerja : 20 kV
5. Arus hubung singkat : 16 kA
6. Kapasitas : Sesuai kebutuhan
7. Fungsi :Proteksi Potensial Transformer Proteksi Panel
Outgoing(pemasangan dengan LBS)
8. Standard : IEC, DIN
d. Current Transformer
1. Tegangan maksimum : 24 kV
2. Tegangan Kerja : 20 kV
3. Insulation Class : F (155 degC)
4. Arus hubung singkat : 16 kA
5. Lilitan primary : Single
6. Lilitan sekunder : Double
7. Step pengukuran :5A
8. Pemasangan : Pada tiap fasa (R, S, T)
9. Akurasi Pengukuran : Class 1 (maksimum)
10. Level Proteksi : 15 x (minimum)
11. Standar :IEC, DIN
e. Busbar
1. Tegangan maksimum : 24 kV
2. Tegangan kerja : 20 kV i
3. Jumlah busbar : Single busbar (3baris)
4. Arus hubung singkat : 16 kA
Kapasitas : 630 A
5. Frekuensi : 50 Hz
6. Tegangan Impulse :125 kV (maksimum)
7. Material : Tembaga Kemurnian min 99,99%
8. Standard : IEC, DIN
f. Accesories Panel
1. Saklar pentanahan : Interlock pintu panel & switch gear
2. Proteksi petir :Surge Arrester / Lightning Arrester pemasangan
pada setiapfasa Ketahanan 20 kA
3. Indikator : Indikator tegangan Ground Fault Indikator
(pemasangan lihat gambar desain)
4. Kontrol : Kontaktor untuk kendali on/off Port komunikasi
(modbus)
5. LV Commpartment : Bila diperlukan
6. Standard : IEC
2) Transformator
Besar kapasitas dan lokasi pemasangan disesuaikan dengan gambar desain.
Semua kabel kontrol disusun secara rapi dalam rak kabel tegangan rendah. Kabel
pentanahan menggunakan kabel berinti tembaga. Dilampiri Sertifikat asal usul
barang dan hasil pengujian pabrikasi. Merk transfomator yang ditawarkan harus
MEP 116
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
v. Assesoris
:
Koneksi pentanahan (body, netral sisi tegangan menengah)
Indikator Suhu, Tekanan, Alarm (DGPT2 / RIS)
Roda Transforme
MEP 117
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Label nama
Pedoman pemasangan dan perawatan
Product Data sheet
Material Safety Data Sheet
3) Panel Listrik
Pembuat panel harus terlebih dahulu membaca dan meneliti gambar perencanaan
panel, cubicle, pengaturan dan penyusuan komponen serta wiring peralatan utama
dan kontrol serta melakukan penggambaran ulang dan meminta persetujuan dari
Pemberi Tugas dan Perencana sebelum proses pabrikasi dilakukan. Kabel power
incoming dan outgoing menggunakan sepatu kabel dengan sisi koneksi ke busbar
panel / breaker dari bahan tembaga. Pemilihan komponen yang berkaitan dengan
kapasitas arus hubung singkat harus memperhatikan sistem cascading dan
diskriminansi. Kabel power dan kontrol di dalam panel disusun secara rapi diikat
dengan kuat.
Pemasangan panel pada dinding harus diperhitungkan ukuran dan berat panel, bila
panel terlalu besar atau berat, pemasangan panel pada dinding perlu diberi
perkuatan atau diubah pemasangannya menjadi free standing. Pemilihan
instrument pengukuran yang terpasang pada pintu panel harus disesuaikan
dengan ukuran panel sehingga pemasangan rapi (tidak memenuhi pintu panel) dan
dapat dibaca dengan jelas. Panel-panel dengan jumlah outgoing yang sedikit,
dipasang secara wall mounted dengan jalur kabel keluar dari atas panel di dalam
dinding. Semua peralatan / komponen minimal harus sesuai dan memenuhi
Standard Nasional Indonesia (SNI).
a. Kompartemen / Cubicle
1. Panel Utama Tegangan Rendah
Pemasangan : Indoor / dalam ruangan Free standing pada lantai
dengan pondasi / support
Material : Plat baja ketebalan minimum 2 mm (diluar
finishing)
Konstruksi : Sesuai standardpembuatpaneldilengkapi
perkuatan pada rangka panel
Finishing : Dilapisi zat anti karat Cat bakar / powder coating
Warna standard RAL 7032 (atau sesuai standard
pabrik)
Lubang kabel : Bawah
Pemasangan metering : Pada pintu (sisi depan) Padaketinggian normal
(mudah dibaca dan dioperasikan)
Akses Maintenance : Depan
IP : Minimum 3X
Form : Minimum 2A
Dimensi :Harus mencakup semua peralatan Memiliki area
sirkulasi udara yang cukup
Ambient Temperatur : maks 35°C (saat panel kondisi tertutup)
Accessories
a. Busbar/terminal pentanahan (termasuk bounding box ke pintu)
MEP 118
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
2. Panel Distribusi
Pemasangan : Indoor / dalam ruangan Free Standing (pada plat
lantai dengan pondasi)Wall Mounted (pada
dinding dibaut kedinding) Outdoor Free Standing
(di atas tanahdengan pondasi)
Material : Plat baja ketebalan Free standing: 2 mmWall
mounted: 1,5 mm
Konstruksi : Sesuai standard pembuatan panel
Finishing : Dilapisi zat anti karat Cat bakar / powder coating
Warna standard RAL 7032 Warna merahuntuk
panel pemadam kebakaran
Lubang kabel : Atas / Bawah
Pemasangan metering : Pada pintu (sisi depan) Pada ketinggian normal
(mudah dibaca & dioperasikan)
Akses maintenance : Depan
IP : Minimum 2X (indoor) Minimum 54 (outdoor)
Form : Minimum 2A
Dimensi : Harus mencakup semua peralatan Memiliki area
sirkulasi udara
Ambient Temperatur : maks 35°C(saat panel kondisi tertutup)
Assesoris : Busbar/terminal pentanahan (bounding box ke
pintu) Label nama panel Handel pintu lengkap
dengan Kunci
Standard : LMK
b. Busbar
Tegangan maksimum : 1000 volt
Tegangan kerja : 380 / 400 volt
Frekuensi : 50 Hz
Jumlah Busbar : Single busbar (4 baris R,S,T,N) Busbar
pentanahan (1 baris)
Arus hubung singkat : Sesuai kapasitas
Warnabusbar : Sesuai standard Fasa: Merah, Hitam, Kuning
Netral:Biru
Kapasitas : 1,25 x Arus Nominal (netral 100%)
Dimensi : Persegi panjang (maksimal 100x10 mm perbaris)
Memilikikapasitas yang sama (untuk sepanjang
panel) LekukanBusbar ≥ 90º
Proteksi : Dilapisi bahan isolasi / pelindung
Material : Tembaga (Cu)Kemurnian/konduktifitas
Min 99.9%
MEP 119
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 120
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 121
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Frekuensi : 50 Hz
Step switching : Magnetic (coil) contactor3 pole
(desain khusus untuk capasitor bank)
(tegangan kerja 220 Vac)
(dilengkapi pengaman MCB/ MCCB)
Aksesoris : Metering (kVAR, Frekuensi)
Port Komunikasi :
- Alarm & Indicator
- Selector Switch (Auto-Manual-Off)
- Temperature Sensor
- Auto Termination Regulator
- Pilot Lamp
- Push Button
f. Metering
Volt meter Analog : Penunjuk skala rotary iron (pemasangan pada
pintu)
Normal Scale 90°
Maksimum 600 V
Akurasi: Class 2
Ammeter Analog : Penunjuk skala rotary iron (pemasangan pada
pintu)
Normal Scale 90°
Maksimum sesuai kebutuhan Akurasi: Class 2
Cos Phi Meter : Penunjuk skala rotary iron (pemasangan pada
pintu)
Normal Scale 90°
Skala 0,6 i – 0,6 c Akurasi: Class 2
Current Transformer : Akurasi Class 1 (maksimum)
Kapasitas sesuai kebutuhan (Lihat Gambar
Perencanaan)
Power meter Digital : - Ammeter
- Voltmeter
- Frekuensi Meter
- Power Factor Meter
- KWH, KW, KVA meter
- Dilengkapi port komunikasi (modbus)
Proteksi metering : MCB / Fuse (dengan rumah fuse)
Pilot Lamp
- Tipe : L.E.D
- Tegangan input : 220 Vac
- Warna : Merah = Fasa R
Kuning = Fasa S
Hijau = Fasa T
- Proteksi : Fuse (denga rumah fuse)
MEP 122
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Tipe : 7 Posisi
- L1 – L2
- L2 – L3
- L3 – L1
- L1 – N
- L2 – N
- L3 – N
- Off
Kapasitas : Minimum 10 A
4) Kabel
Pemilihan tipe dan ukuran kabel disesuaikan dengan gambar perencanaan.
Pemasangan dan penarikan kabel harus memperhatikan standard instalasi umum
dan memperhatikan radius tekukan. Penyusunan kabel dalam rak kabel sebisa
mungkin secara rata mendatar 1 baris atau secara tersusun tiap tiga kabel (trefoil).
Penyusunan kabel secara trefoil harus di lakukan pada 3 kabel inti tunggal untuk
setiap fasa dari jalur sumber yang sama. Penyusunan kabel dalam rak kabel yang
memiliki space rak kabel yang kurang dapat disusun secara rata mendatar
maksimal 2 baris, atau harus ditambahkan rak kabel baru jika sudah melebihi dari
2 baris tumpukan. Susunan untuk penghantar inti tunggal harus diatur dengan
interposisi pada jarak tiap 15m untuk mengurangi pengaruh induksi
elektromagnetik. Semua desain jalur (support / gland plate) kabel / busbar harus
diperhitungkan efek looping arus akibat induksi kabel / busbar. Pemasangan kabel
dalam rak kabel harus diikat dengan kuat dengan menggunakan pengikat kabel /
cable ties.
1) Kabel Tegangan Menengah (tidak dikerjakan)
Tegangan maksimum : 24 kV
Tegangan kerja : 20 kV
Penghantar : Aluminium
Jumlah inti : 1 (satu) / 3 (tiga)
Isolasi : XLPE
Tipe : NA2XSY
Frekuensi : 50 Hz
Standard : IEC / SPLN
MEP 123
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
c. Kabel Pentanahan
Penghantar : Tembaga
Isolasi : NYA
Standard : LMK
d. Kabel Kontrol
Penghantar : Tembaga
Isolasi : PVC (NYA / NYM)
Standard : LMK
5) Jalur Kabel
Jenis dan jalur pemasangan rak kabel disesuaikan dengan gambar perencanaan.
Bila kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk melakukan pemasangan
sesuai gambar perencanaan, dapat digeser atau dipindah sehingga rak kabel
dapat dipasang dengan baik dengan tetap memperhatikan standar pemasangan
dan radius minimum tekukan kabel. Pemasangan support dilakukan dengan jarak
antar support maksimum 1 meter. Persilangan dan penyusunan rak kabel secara
vertikal harus diberi jarak minimum 5 cm. Pemasangan rak kabel secara vertical
harus diberi perkuatan yang cukup kuat ke dinding / lantai / peralatan untuk
menahan rak kabel. Panel dengan jumlah outgoing yang sedikit (contoh: Panel
unit) dipasang secara wall mounted dengan jalur kabel keluar dari atas panel di
dalam dinding.
Pemasangan rak kabel secara vertical pada area umum / diluar area ruang panel
harus menggunakan cover rak kabel. Semua jalur kabel yang terbuat dari metal
harus disambungkan ke jalur pentanahan, termasuk sambungan jalur kabel. Setiap
instalasi kabel di dalam dinding harus menggunakan pipa conduit untuk
mempermudah insatalsi dan pemeliharaan. Penyambungan kabel harus dilakukan
di dalam kotak penyambungan dan menggunakan terminal atau last dop yang
sesuai dengan ukuran kabel. Tidak diizinkan membelokkan dan menyambung pipa
conduit dengan cara pemanasan atau dengan cara yang tidak wajar.
MEP 124
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 125
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Ketebalan minimum 1 mm
Dimensi : Kedalaman minimum 30 mm
Bentuk : Kotak / Lingkaran
Memiliki ujung sambungan / plug untuk conduit
(jumlah ujung sesuai kebutuhan) Memiliki lubang
pemasangan fitting ke dinding
Proteksi : fire retardant dan self extinguish
Assesoris : Cover dengan baut
Standard : LMK
b. Saklar Tunggal
Pemasangan : In Bow / dalam dinding
Posisi tuas ke bawah : On Posisi tuas ke atas: Off
MEP 126
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
c. Saklar Ganda
Pemasangan : In Bow / dalam dinding
Posisi tuas ke bawah : On Posisi tuas ke atas: Off
Tipe : Indoor 2 gang
Jumlah pole : 2 incoming, 2 outgoing
Jumlah tuas : 2 (dua)
Material terminal : Tembaga / Kuningan
Koneksi kabel : Terminal skrup / Jepit
Base Plate : Kotak / persegi Bahan metal
Dilegkapi pengait ke inbow doos
Inbow Doos : Terpasang dalam dinding
Bahan metal
Kedalaman minimum 35 mm
Dilengkapi jalur keluar kabel
Kapasitas : 10 A, 250 Vac, 50 Hz
Cover / Model : PVC warna putih (atau sesuai permintaan)
d. Sensor Gerak
Teknologi deteksi : PIR & Ultrasonic
Sudut deteksi : 360 deg
Cakupan area : 8m utk PIR, 10x16m utk Ultrasonic
Tegangan kerja : 230 VAC, 50Hz
Instalasi : pada langit-langit
e. Sensor Cahaya
Teknologi deteksi : Lux
Batasan : 300 lux (sesuai GBCI)
Tegangan kerja : 230 VAC, 50Hz
Instalasi : pada langit – langit
MEP 127
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
7) Penangkal Petir
a. Air Terminal
Jenis : Electrostatic non radioactive
Prinsip kerja : Early Streamer Emission (ESE)
Ketahanan : 120 kA (minimum)
Waktu trigger ∆T : 60 μs (minimum)
Material : Stainless steel
IP : min 54
Standard : NFC 17-102
b. Tiang
Menggunakan pipa metal ketebalan medium A dengan ukuran diameter sesuai
gambar desain atau sesuai dengan desain standard. Tipe tiang teleskopik
dengan penyambungan tiap segmen menggunakan reduced press dan dilas.
Tinggi minimum 5 meter dari titik tertinggi (disesuaikan dengan gambar desain
dan lokasi pemasangan). Dilengkapi dengan pijakan kaki dengan ukuran, jarak
dan beban standard untuk orang dewasa. Dipasang secara kuat pada pondasi
dibaut pada atap. Finishing dengan galvanized.
c. Titik Pentanahan
Pentanahan : Batang solid
Konduktor : Tembaga kemurnian 99,9%
Material : Tahan korosi
Diameter : Minimum 5/8"
Isolasi : Tanpa isolasi
Bak kontrol : Cor semen
P x L x D: 500 x 500 x 400 mm
Pipa sparing : PVC diameter 2" minimum
Tutup bak kontrol : Plat baja / cast iron
Lengkap dengan lubang tuas pembuka
Pemasangan rata dengan tanah
Pentanahan : Maksimum 2 ohm
MEP 128
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
8) Pentanahan
Semua sistem dan instalasi pentanahan harus mengacu pada PUIL 2011. Sistem
pentanahan menggunakan sistem Pembumian Pengaman (PP) / (TT). Kabel
pentanahan menggunakan kabel berinti tembaga. Penyambungan kabel
pentanahan harus menggunakan terminal strip (Grounding Terminal Strip). Jika
nilai pentanahan tidak tercapai dapat dilakukan pemasangan batangan pentanahan
secara pararel atau dengan menggunakan konduktor bentuk plat. Titik netral
transformer sisi tegangan rendah dan tegangan tinggi ditanahkan secara terpisah.
Pentanahan netral sistem tegangan menengah dihubungkan secara langsung ke
titik pentanahan tanpa menggunakan resistor grounding atau transformer
grounding.
a. Batang Pentanahan
Tipe Pentanahan : Batang Tembaga Solid
(kemurnian tembaga 99,9 %)
Luas penampang minimum 5/8'
Bak kontrol : Cor semen
Ukuran 400 x 400 x 400 mm Tutup plat baja / cor
semen
Nilai hambatan : 2 ohm (kondisi tanah normal)
MEP 129
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1) TKO LED
Installation : Outbow (surfaced mounted)
Installed on slab or ceiling
Material armature : Steel sheet
width min 0,7 mm (exclude finishing)
Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint
IP : 20
Bulb : 1 x 10W / LED T8
X 18W / LED T8
Color rendering minimum 54
LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
Frequency : 50 Hz
Power factor min : 0.95
Color temperature : 4000 K
MEP 130
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
3) Downlight
Installation : Inbow (recesses mounted)
Material armature : Die cast aluminum
width min 0,7 mm (exclude finishing)
Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint
Reflector : Included in bulb
Dimension : MaxØ 330x218 (design drawing)
IP : 20
Bulb : LED -10W
MEP 131
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
4) Panel LED
Installation : Inbow (recesses mounted)
Material armature : Steel sheet
width min 0,7 mm (exclude finishing)
Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint
IP : 20
Bulb : LED Panel 34W
LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
Power factor min : 0.95
Color rendering : 4000 K
CRI : 80
6) Bollard
Installation : Standing
Material armature : Die cast aluminum
width min 0,7 mm (exclude finishing)
Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint
Dimension : MaxØ 330 (design drawing)
Pole : TBC by Landscape
IP : 65 (outdoor usage)
Bulb : PSU 3W
LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
MEP 132
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
9) Obstruction Lamp
MEP 133
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
10) Uplight
Installation : Floor mounted (casted)
Material armature : Aluminium, stainless steel case
width min 0,5 mm (exclude finishing)
Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint
Reflector : Included in bulb
IP : 65 (outdoor usage)
Bulb : LED GU-5.3 8W
LED GU-5.3 12w
LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
Power factor min : 0.95
Color rendering : 3000 K
Accessories : casted / bolted, mole frame, cord
Installation : Standing
Material armature : Die cast aluminum
width min 0,7 mm (exclude finishing)
Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint
Reflector : Aluminium reflector + glass bowl cover
Pole : TBC by Landscape
Height min 9m
IP : 66 (outdoor usage)
Bulb : LED 60W
LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
Power factor min : 0.95
Color rendering : 3000 K
Accessories : equipped with baseplate mounting
Fuse box installation at 1m height
Anti-corrosion paint for pole
equipped with solar cell
MEP 134
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 135
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
10) Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan radiusnya,
minimal R = 20 D, dimana D adalah diameter kabel.
11) Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan ditengah jalan
kecuali pada tempat panyambungan.
12) Terminal kabel harus selalu mengunakan sepatu kabel yang disesuaikan dengan
jenis dan ukuran kabelnya.
1) Tahap-tahap Pengujian
a. Semua pelaksanaan instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut tertutup sehingga di peroleh baik menurut PLN,
Spesifikasi dan pabrik.
b. Setiap satu lantai yang telah terpasang instalasinya harus dilakukan pengujian
untuk panel, lampu, kabel & tahanan isolasi.
c. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji
tegangan dan tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem
kerjanya sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.
d. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
e. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan benar dan tidak
terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
f. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan. (maks
2 ohm).
2) Pengujian Transformator
a. Pengujian tranformator sebelum diberi daya
1. Harus menyertakan sertifikat / hasil uji untuk insulation breakdown test, HV
test, Vector group test, Voltage ballancing test
2. Dalam hal trafo tersimpan cukup lama harus diuji nilai tegangan dan
isolasinya apakah masih memenuhi persyaratan.
3. Periksa pentanahan trafo, terpasang dengan baik dan ukur tahanan
tanahnya.
4. Periksa pengaman HV dalam kalibrasi yang betul.
5. Periksa sambungan-sambungan dalam keadaan benar dan terpasang kuat.
6. Sebelum sisi sekunder dihubungkan periksa tegangan sekunder tanpa
beban.
7. Periksa keadaan minyak trafo.
b. Energizing Test
1. Energizing test dilakukan pada pengaman dengan mengkalibrasi menurut
standard pabrik.
MEP 136
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Secara garis besar lingkup pekerjaan fire alarm adalah seperti yang tertera
dispesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan, sesuai yang tertera didalam gambargambar perencanaan dan dokumen
tambahan seperti yang tertera didalam berita acara rapat penjelasan lelang
(aanweijzing).
1. Melaksanakan
a. Seluruh instalasi fire alarm dalam bangunan.
b. Seluruh instalasi sistem MCPFA.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi:
i. Detector
ii. Alarm bell
iii. Flasher lamp
iv. Sentral fire alarm
v. Fire intercom
vi. Modul-modul untuk interface
vii. Interface dengan sistem terkait
viii. Testing, commissioning dan training serta menyerahkan buku
technical manual.
2. Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya:
a. Dari sisi rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
b. Dari sisi MCPFA ke JBFA.
c. Dari sisi JBFA dibawahnya ke JBFA diatasnya.
3. Memasang nama-nama zone pada modul-modul dan jumlah zone pada panel,
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.
4. Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
MEP 137
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1.7.2. Umum
1. Sistem fire alarm yang digunakan adalah semi addressable alarm system.
2. Perencanaan pemasangan detector sudah berdasarkan:
a. Tinggi Ruang
Tinggi Heat Photoelectric Beam Detector
(m) Smoke
Detector
0 - 7.5 cocok cocok tidak cocok
7.5 - 10 tidak cocok sangat cocok tidak cocok
10 - 20 tidak cocok tidak cocok sangat cocok
b. Area Pencakupan
Detector (m) Area (m2) pada tinggi 3 m
Heat 25 – 46
Smoke detector 50 – 92
c. Jenis Detector
Jenis Ruangan Detector
Kelas & Photoelectric smoke detector
Laboratorium
Koridor Photoelectric smoke detector
Parkir Rate of rise heat detector
Kantor Photoelectric smoke detector
M&E room Photoelectric smoke detector
Pantry / kitchen Fixed temperature heat detector
Gas detector
Genset & R. Mesin Fixed temperature heat detector
3. Type detector yang dapat dipilih berdasarkan kecanggihan sistem yang ada pada
detector tersebut mendeteksi sinyal kebakaran berdasarkan daerah atau zone area,
detector conventional tidak dapat membedakan alarm palsu atau benar-benar alarm.
MEP 138
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 139
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 140
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 141
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 142
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 143
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
14) Spesifikasi Kabel Tahan Api (Fire Resistance Cable) (tidak dikerjakan)
Kabel harus terdiri dari konduktor tembaga dibungkus oleh gelas mika yang
diperban dengan pelindung api (dengan material pengikat khusus) dan diisolasi
dengan mineral insulation yang tidak meleleh menggunakan teknologi irradiation
cross linked dan mineral sheath, yang sesuai untuk operasi pada suhu 110degC
selama 20000 jam berdasarkan IEC 216. Kabel harus memiliki radius tekuk tidak
kurang 8 kali dari kabel single core dan 6 kali dari kabel multicore.
Pada saat kebakaran, kabel sudah teruji untuk menjaga integritas rangkaian selama
3 jam berdasarkan BS 6387 CWZ. Dan juga teruji sesuai DIN 4102: part 12 yang
menguji kemampuan integritas sistem untuk seluruh instalasi kabel. Kabel juga
memiliki keselamatan yang pasif untuk memperlambat penyebaran api yakni
dengan Index Limit Oxygen lebih dari 40%, kadar racun yang rendah, kadar sumber
api yang rendah, kadar asap yang rendah, bebas halogen berdasarkan beberapa
standard internasional dibawah ini:
bb. Kadar Rambat Api
IEC 60332-3 ABC (-22, 23, 24)
Uji perambatan api atas sekumpulan kabel atau kabel elektrikal pada kondisi
kebakaran. Sekumpulan kabel dipasang pada posisi vertical dan dibakar
pada suhu api 750 °C selama 20 menit. Rambatan api pada kabel tidak
boleh melebihi 2.5m dan harus padam dengan sendirinya pada saat sumber
api dipadamkan.
cc. Limit Oxygen Index
ASTM 28 Insulation >= 40% O2 ; Sheeting >= 40% O2
LOI berhubungan dengan konsentrasi oksigen paling kecil dalam persen
volume yang dinyatakan cukup untuk mencegah terbakarnya bahan plastik
dalam suatu campuran oxygen dan nitrogen. Sebuah materi dapat dikatakan
"self extinguishing" jika mempunyai indeks LOI 35% atau lebih. Materi "fire
resistance" mempunyai LOI indeks lebih dari 40%.
dd. Kadar Racun Rendah
NES 713: toxity index < 2
NFC 20-454: <= 5
INC <= 95
Ketentuan indeks kadar racun suatu bahan diambil dari contoh kecil bahan
tersebut dalam kondisi terbakar. Percobaan ini memperhitungkan
keseluruhan kadar racun yang timbul dari gas yang dihasilkan pada saat
bahan tersebut dibakar.
ee. Kadar Asap
IEC61304-2/DINVDE0472-816 dengan daya tembus cahaya >84%.
Pengukuran kepadatan asap yang ditimbulkan dari suatu kabel elektrikal
yang dibakar pada suatu kondisi tertentu untuk menghindari gangguan
pandangan selama proses evakuasi pada kondisi darurat kebakaran.
ff. Kandungan Halogen
Material untuk insulation dan sheathing bebas halogen dan tidak
menghasilkan emisi yang berbahaya pada saat kabel terbakar berdasarkan
IEC754-1 dan IEC 754-2. Manufaktur kabel harus sudah memilki ISO 9001
dan sudah terdaftar didalam skema daftar produk VDE dan PSB dengan
tercantumnya tanda sertifikasi VDE dan PLS.
MEP 144
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1) Panel kontrol ini harus addressable yang terdiri dari micro processor CPU dan
power modul, control modul, alarm signal modul, continuous & intermittent, loop
modul, panel control harus mempunyai pintu dengan jendela penyekat. Panel
kontrol harus dilengkapi dengan fasilitas general alarm yang di operasikan secara
manual. Selain itu panel kontrol harus memiliki kemampuan untuk merelease
sistem peralatan pemadam kebakaran secara otomatis
2) Panel kontrol harus mempunyai fasilitas minimum 1 loops yang dilengkapi dengan
perlengkapan lainnya:
a. Lampu-lampu
1. Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning) untuk disetiap address
pada address module. Lampu power ON yang menyatakan sistem mendapat
supply daya listrik yang sesuai.
2. Lampu AC power failure yang menyatakan adanya gangguan dari jala-jala
listrik yang ada.
3. Lampu low battery yang menyatakan bahwa tegangan back-up battery sudah
berada pada level dc yang rendah.
4. Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya ke tidak beresan pada
rangkaian bell.
5. Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm di sistem tersebut.
6. Lampu common trouble yang menyatakan terjadinya trouble di sistem
tersebut.
7. Lampu common gas leakage yang menyatakan terjadinya kebocoran gas di
sistem tersebut.
8. Lampu manual call point (merah) yang mengidentifikasikan adanya manual
call point yang bekerja.
9. Lampu time delay yang mengidentifikasikan proses time delay sedang
berlangsung.
b. Tombol-tombol / Switch
1. Reset switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi
trouble atau alarm.
2. Silence switch yang berfungsi untuk mematikan buzzer atau bell bila buzzer
itu berbunyi.
3. Alarm lamp test switch yang berfungsi untuk mengadakan pengecekan
apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik.
MEP 145
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1. salah satu detector, manual push button atau flow switch bekerja maka
lampu kontrol pada MCPFA akan menyala dan pada komputer grafik akan
menampilkan gambar dimana letak detector atau zone tersebut bekerja
2. buzzer berbunyi sesuai dengan zone area dimana peralatan tersebut diatas
bekerja
3. secara otomatis MCPFA akan mengirimkan tegangan 24 Vdc untuk
menyalakan flasher lamp pada lantai dimana terdapat zone area tersebut dan
juga pada satu lantai diatasnya
4. Panel annunciator yang ada di ruang security akan menyala menunjukan
letak zone yang sedang bekerja.
5. MCPFA juga mengirimkan tegangan 24 Vdc ke kontaktor (relay) yang
terdapat pada panel-panel listrik AC untuk mematikan unit tersebut.
6. Flasher lamp akan tetap menyala / flashing sampai sistem riset di MCPFA
ditekan oleh operator atau security pertanda keadaan teratasi.
7. General Alarm
Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka mengaktifkan general
alarm secara manual
Seluruh flasher lamp akan menyala, serta mematikan mesin-mesin AC,
fan dan menurunkan lift penumpang, lift kebakaran ke lantai dasar serta
menghidupkan lift kebakaran.
MCPFA memerintahkan normally open ke sistem access control.
MEP 146
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
5. Kalaupun kondisi diatas tetap tidak bisa diatasi maka akan diaktifkan general
alarm, dimana seluruh alarm bell akan berbunyi dan lift akan diturunkan ke
lantai dasar.
a. Adanya gejala sumber api yang bisa menimbulkan bahaya kebakaran harus
bisa diketahui lebih awal, dengan mengamati gejala-gejala sebagai berikut:
1. Kenaikan suhu dengan cepat diluar normal.
2. Tingkat suhu melebihi tingkat yang normal
3. Kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal pada ruangan yang
memang biasanya ada asap misal pada ruangan dimana orang
diperbolehkan merokok. Sedangkan pada ruangan yang biasanya tidak ada
asap maka adanya asap memberikan pertanda adanya gejala sumber api.
4. Adanya bunga api (flame).
b. Indikasi lokasi api harus memberikan informasi yang cepat dan effektif kepada
operator, petugas kebakaran, petugas keamanan gedung dan petugas utility
gedung untuk mengambil tindakan penyelamatan orang dan material serta
tindakan pemadam api.
c. Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum harus bisa selektif sesuai
dengan tingkat bahayanya agar tidak menimbulkan kepanikan dan kemacetan
arus orang. Tetapi bila diperlukan bisa juga all-call serempak keseluruhan
bagian bila keadaan sudah sangat gawat. Sistem tanda bahaya atau
pemberitahuan emergency harus mendapat prioritas pertama (dominant)
mengatasi (override) sistem background music, panggilan atau acara-acara
lainnya.
d. Dalam keadaan supply listrik dari PLN terputus, sistem ini harus dibackup oleh
supply cadangan selama 24 jam agar sistem masih tetap bisa mendeteksi api.
Back-up dilakukan oleh batere dan genset.
e. Dalam keadaan sistem diaktifkan oleh adanya sumber api dimana sistem
kontrol, monitoring dan alarm bell harus dibunyikan maka untuk menghindari
bahaya orang terkena arus hubung singkat ada kemungkinan aliran listrik dari
PLN maupun dari genset diputuskan, maka sistem ini harus tetap sanggup
bekerja dengan supply dari battery selama 4 jam (general alarm).
f. Sistem harus effective, tidak berlebihan, murah tapi bisa dipromosikan sebagai
sistem yang cukup memberikan rasa aman.
g. Sistem alarm ini di interlock secara otomatis dengan panel AC dan sistem M/E
lainnya.
h. Setiap indikasi dari detector, titik panggil manual, akan diteruskan ke panel
kontrol sistem (MCPFA), tanda bahaya kebakaran. Dengan adanya indikasi ini
maka panel control akan membunyikan tanda bahaya dimana alat ini
ditempatkan, membunyikan bel elektronik buzzer di panel kontrol.
i. Petugas yang telah ditunjuk dapat menghentikan untuk sementara bunyi bel
tanda bahaya dengan menekan tombol SILENCE dan selanjutnya petugas
MEP 147
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
harus memeriksa keadaan. Jika api berada dilokasi kebakaran, maka petugas
akan segera bergerak mengikuti petunjuk route yang paling effektif dan cepat
menuju ke lantai yang bersangkutan.
j. Setelah berada pada arah zone alarm kebakaran yang tepat maka petugas
dapat langsung menuju lokasi dimana terjadi kebakaran, mengambil tindakan
pemadaman dan melaporkan situasi ke sentral melalui intercom atau handi talki.
Bila keadaan tidak dapat dikuasai, barulah dibunyikan general alarm.
k. Fungsi dari fire intercom sebagai alat komunikasi antara fireman (petugas
pemadam kebakaran) dengan operator MCPFA pada saat kebakaran terjadi
sehingga informasi / kondisi dilapangan dapat diterima / diketahui dengan baik
dan koordinasi untuk menangani kebakaran tersebut dapat berjalan dengan baik
dan lancar.
l. Pembagian Daerah Kebakaran (Zone Alarm Area) untuk:
1. Memudahkan petugas menentukan route gerak yang cepat menuju daerah
kebakaran.
2. Membantu petugas mengetahui ada atau tidak adanya personil ditempat
kebakaran.
3. Memudahkan petugas menentukan lokasi kebakaran.
4. Membantu petugas mengetahui bekerja atau tidaknya alat pemadam
kebakaran
Secara garis besar lingkup pekerjaan sistem tata suara adalah seperti yang tertera
di spesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen
tambahan seperti yang tertera didalam berita acara rapat penjelasan lelang
(aanweijzing).
1) Melaksanakan
a. Seluruh instalasi MDF ke JBTS dalam bangunan.
b. Seluruh instalasi tata suara.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi tata suara
1. Emergency dan evacuation.
2. Paging system dan car call system.
3. Interface dengan sistem terkait.
MEP 148
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1.8.2. Umum
1) Peralatan sistem tata suara yang digunakan adalah Public Address System.
2) Perencanaan pemasangan speaker sudah berdasarkan:
a. Tingkat tekanan suara untuk panggilan harus lebih besar 15 dB diatas noise
level.
b. Perkiraan noise level (NL) adalah sebagai berikut:
c. Lokasi dan jenis speaker untuk paging, evacuation dan car call.
1. Lobby : Ceiling speaker
2. Lobby lift : Ceiling speaker
3. Koridor : Ceiling speaker
4. Kelas & Auditorium : Ceiling speaker
5. Kantor : Ceiling Speaker
6. Toilet : Ceiling speaker
7. Tangga kebakaran : Wall Speaker
8. Ruang mesin lift : Wall speaker
9. Ruang genset : Horn speaker
10. Ruang trafo : Wall speaker
11. Parkir : Horn speaker
MEP 149
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
b. AM / FM Radio Tuner
1. Turning range : AM 522 - 1620 KHz, 9 KHz / FM
2. IF frequency : AM 450 KHz / FM, 10.7 MHz
3. Output level : 20 dBV / 0 dBV (switch able)
4. Output impedance : 20 dBV / 10 Kohms unbalanced
0 dBV, 600 ohms unbalanced
5. Power requirement : 20 - 24 Vdc
6. Current consumption : max. 150 mA
7. Distortion : less than 1%
2) Speaker selector
a. Alat untuk memilih ke saluran mana sinyal suara akan diteruskan, apakah akan
disalurkan perlantai (selective) ataukah sekaligus serentak keseluruh lantai (all-
call).
b. Minimal 30 zone speaker-selector
5) Power Amplifier
a. Alat elektronik yang memperkuat tegangan output dari pre-amplifier sehingga
didapat daya output signal listrik yang kuat sesuai kebutuhan.
b. Penguat sinyal (audio amplifier) meliputi:
1. Power amplifier
2. Mixer pre-amplifier
3. Equalizer
4. Mixer amplifier
MEP 150
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
6) Loudspeaker
a. Ceiling Speaker
1. Rated power :3W
2. Rated impedance : 3.3 kOhm
3. Sound pressure level : 88 dB / 1 m / 1 W
4. Frequency response : 100 Hz - 20 kHz
b. Horn Speaker
1. Max power : 15 W
2. Input impedance : 1 kOhm (10W); 2 kOhm (5W); 4 kOhm (2,5W)
3. Sound pressure level : 118 dB / 108 dB (SPL)
4. Frequency response : 250 – 10000 Hz
c. Wall Speaker
1. Input power rate : 3W
2. Sound pressure level : 102 dB / 94 dB (SPL)
3. Frequency response : 150 Hz – 20 KHz
4. Rated voltage : 100 Volt
5. IP : 3x (indoor) – 65 (outdoor)
8) Konduktor
a. Kabel-kabel distribusi dari MDF ke junction box menggunakan kabel jenis FRC
(fire resistance cable) multi core dengan jumlah kawat sesuai gambar rencana
kabel penghubung ke masing-masing loudspeaker menggunakan jenis NYMHY
2 x 1.5 mm2 dalam PVC conduit Ø 3/4".
b. Kabel ke jack microphone menggunakan twisted shielded cable (screened).
Kabel penghubung ke masing-masing wall speaker heat resistance yang ada di
MEP 151
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
tangga kebakaran menggunakan jenis FRC 2 x 1.5 mm2 dalam PVC conduit Ø
3/4".
Ketentuan indeks kadar racun suatu bahan diambil dari contoh kecil bahan
tersebut dalam kondisi terbakar. Percobaan ini memperhitungkan keseluruhan
kadar racun yang timbul dari gas yang dihasilkan pada saat bahan tersebut
dibakar.
d. Kadar Asap
IEC61304-2/DINVDE0472-816 dengan daya tembus cahaya >84%. Pengukuran
kepadatan asap yang ditimbulkan dari suatu kabel elektrikal yang dibakar pada
MEP 152
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
e. Kandungan Halogen
Material untuk insulation dan sheathing bebas halogen dan tidak menghasilkan
emisi yang berbahaya pada saat kabel terbakar berdasarkan IEC754-1 dan IEC
754-2. Manufaktur kabel harus sudah memilki ISO 9001 dan sudah terdaftar
didalam skema daftar produk VDE dan PSB dengan tercantumnya tanda
sertifikasi VDE dan PLS.
MEP 153
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Saat menerima sinyal dari fire alarm, sistem harus dapat mengaktifkan sinyal
peringatan ke satu lantai diatas dan satu lantai dibawah lantai yang bersangkutan
untuk mencegah terjadinya kepanikan pada lantai-lantai yang lainnya.
Jika keadaan terjadi karena adanya alarm palsu / false alarm, maka sistem harus
dapat melakukan pengumuman telah terjadi alarm palsu / false alarm
MEP 154
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Secara garis besar lingkup pekerjaan CCTV adalah seperti yang tertera di
spesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan,
sesuai yang tertera di dalam gambar-gambar perencanaan
1) Melaksanakan
a. Seluruh instalasi CCTV dalam bangunan.
b. Seluruh instalasi sistem CCTV.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi:
1. Dome camera color fixed w/ varifocal lens.
2. Dome camera color fixed day / night w/ varifocal lens.
3. Camera color fixed w/ varifocal lens (indoor camera).
4. Weather Proof Bullet IR Camera (outdoor type)
5. LCD monitor color.
6. Digital video recorder (DVR).
7. Digital keyboard controller.
8. Interface dengan sistem terkait.
e. Testing, commissioning dan training serta menyerahkan buku technical manual.
1.9.2. Umum
1) Sistem CCTV yang digunakan adalah digital multiplexer recorder complete
lengkapi dengan socket RJ-45 agar dapat disambungkan dengan sistem internet.
2) Perencanaan pemasangan camera CCTV sudah berdasarkan:
a. Letak strategis area yang diawasi camera.
b. Keamanan seluruh area yang diawasi.
c. Kemudahan memonitor area seluruh gedung baik diluar maupun didalam area
gedung
MEP 155
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 156
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
u. Video output
: Composite video 1.0 Vpp, 75 Ohm
v. Operating temperature : -10°C - 50°C (non-condensing)
w. Certification : FCC, CE, UL
x. Accessories : Completed with SD CARD
c. Lensa
1. alat pelengkap camera yang digunakan untuk mengawasi obyek jarak jauh.
Harus dilengkapi dengan focus dan iris. Pengontrolan dilakukan melalui
keyboard / controller.
2. Focal length : 3.0 – 8.0 mm
3. Iris : Manual & DC Iris
4. Image format : 1/3"
5. Iris connecting plug : 4 Pin
MEP 157
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
d. Bracket
1. Indoor bracket
2. Steel construction
3. Load rating min. 6 kg
MEP 158
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
d. Equipment Specification
1. Input : 16 channel camera input, 16 looping
2. Output : Multi and spot screen
3. Mode : Triplex
4. Zoom : 2x digital zoom
5. Compression : MJPEG, JPEG2000, MPEG4
6. Picture quality : 5 levels (continous / alarm / motion / instant)
7. Recording speed level : 27 levels
8. Recording speed : min 200 fps @ 352 x 288
9. Live viewing : min 400 fps
10. Division Mode : 1,4,9,16,1+5,1+7
11. Back Up : USB 2.0 x 3, Network
12. Supportable Device : Memory Stick, Internal ODD, HDD
13. HDD Bay : up to 4 units HDD SATA
14. HDD capacity : 4 x min 1TB
15. Audio input : 1 RCA
16. Control : Control P/T/ Z camera without keyboard
17. LAN : 10/100; 1 x RJ45
e. Operating modes:
1. Simultaneous record and play back and multi screen viewing
2. Simultaneous mirror recording for back-up
3. Archive data through USB or compact flash
6) Workstation
a. Computer : Industry standard personal computer
b. Operating system : Min. Windows 7
c. Microprocessor : Intel core i5 (min 3,6 HZ)
d. Hard disc : 1 Terabyte
e. Memory : 2 x 1 Gigabyte (4 channel)
1000 Mbps Ethernet card
f. Fixed hard drive : based on all installed software + 75% free space
g. Video RAM : Minimum 4 Gigabyte
DVD – RW for back up system
h. Parallel port : Duplex (2) capable of supporting printers
i. Serial port : (1) RS-232, (1) RS-485 and RJ-45 1 port
j. Monitor : min 32" HDMI
k. Keyboard : Enhanced 101 keys
l. Mouse : 3 buttons
MEP 159
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
7) Konduktor
a. Coaxial Cable RG 11 dalam PVC Conduit 3/4"
1. sarana untuk mengirimkan gambar yang sudah diamati oleh camera untuk
diterima di multiplexer.
2. Inner diameter : 1.5 mm
3. Jacket outer diameter : 10.1 mm
4. Insulator : PEF
5. Jacket : PVC
6. Shielding conductor : Aluminum leaf tape, braid annealed copper wire
7. Attenuation : 700 MHz 16.2 dB / 100 m
Terminal untuk kabel-kabel yang keluar dari sentral sound system di lantai-lantai
tertentu menuju ke masing-masing speaker, atau kabel sinyal dari program
ditempat lain yang akan di interkoneksi ke sentral tersebut.
MEP 160
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Secara garis besar lingkup pekerjaan GPON adalah seperti yang tertera
dispesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan, sesuai yang tertera didalam gambargambar perencanaan dan dokumen
tambahan seperti yang tertera di dalam berita acara rapat penjelasan lelang
(aanweijzing) dan berita acara klarifikasi. Bill of Quantity hanya sebagai panduan
untuk menghitung dalam membuat penawaran bukan sebagai acuan yang utama
dan menjadi pokok dalam penawaran. Apabila didalam gambar dan spesifikasi
tidak lengkap, sedangkan di sistem tersebut membutuhkan barang tersebut untuk
suport dan tertera didalam Bill of Quantity maka kontraktor wajib melengkapi dalam
penawaran sesuai yang tertera di Bill of Quantity.
1) Melaksanakan
a. Seluruh instalasi telephone dalam kawasan dan bangunan.
b. Seluruh instalasi sistem Data, PABX, Switch & Security Data Network.
c. Seluruh instalasi pentanahan (grounding).
d. Seluruh instalasi:
1. SIP PABX
2. OLT (Optical Line Terminal)
3. POS (Passive Optical Splitter)
4. ONU (Optical network Unit)
5. Patch panel voice
6. Wireless access point
7. Telepon
8. Interface dengan sistem terkait
9. Server
e. Testing, commissioning (minimal dengan fluke DTX 1800 atau spesifikasi
keluaran terbaru) dengan metode permanent link dan training serta
menyerahkan buku technical manual.
MEP 161
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
c. Dari Sisi OLT ke POS, dari POS ke ONT melalui instalasi (F/O) sesuai dengan
yang tertera dalam gambar.
d. Dari ONT ke Outlet, termasuk pemipaan dan koneksi di outlet (Telepon, Data).
3) Memasang nama-nama line extension telepon atau data pada ONT, POS dan
jumlah extension pada panel Optical Line Terminal (OLT), berupa tulisan yang
jelas dari bahan yang tahan lama.
4) Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
bangunan berfungsi dengan baik dan memberikan penawaran pelayanan
perawatan berkala untuk jangka waktu minimum 3 (tiga) tahun
1.10.2. Umum
1) Sistem telephone yang digunakan adalah SIP PABX system.
2) Sistem instalasi GPON menggunakan sistem splitting 1:8 atau 1:16.
MEP 162
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
2) Operator Console
a. PC based windows operator control.
b. Telephone penerima dari luar untuk keperluan menghubungi kantor, tenant atau
BM (Building Management).
c. Telephone penerima dari dalam seperti extension atau tenant office atau yang
lainnya.
d. Operator console pada sistem ini mempunyai fixture-fixture sbb:
e. Operator console traffic handling capability.
f. Call detail panel display.
g. Directory panel display.
h. Attendent answering.
i. Attendant busy override.
j. Attendant calls waiting indication.
k. Attendant display of busy overside.
l. Attendant jacks.
m. Attendant time display.
n. Attendant head sets.
o. Attendant individual trunk access.
p. Call hold & Retried of held call.
q. Call queuing display panel.
r. Operator recall.
s. Lamp and display test.
t. Extension supervision.
u. Lamp on busy.
v. Call splitting.
w. Break – In.
x. Camp on busy.
y. Console overflow.
z. Recorded overflow announcement.
aa. Queue indication.
bb. Save number redial.
cc. Serial call.
dd. Preparing of system data.
ee. Transfer between operator.
3) IP Phone
a. IP based telephone
b. Telephone extension yang dilengkapi dengan display yang diperuntukkan untuk
c. Dekan, Wakil Dekan, Sekretariat, dan Guru Besar
MEP 163
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
d. LCD display
Message waiting LED handfree dialing 2x16 caracter alphanumeric (untuk
director) dan touchscreen colour display (untuk vice President, Managing
Director & General Manager).
e. Administrastratif button : 3 (Guru Besar & Sekretariat)
f. 24 (Dekan & Wakil Dekan)
g. Speaker phone : 2-way speaker phone.
h. Pre-support : Ya
i. Caller ID : Caller name display and que caller name display.
j. Secondary Ethernet : Ya untuk interkoneksi dengan PC.
4) Digital Display
a. Digital type.
b. Telephone extension yang dilengkapi dengan display yang diperuntukan untuk
Kepala
c. Badan Umum Terpadu (BUT) dan Kepala Keamanan
d. LCD display
e. Message waiting LED hands free dialing 48 character alphanumeric
f. Feature buttons : 30 touch / membrane
g. Multi line : (min 5 line with LED)
h. Ringer
Volume control and distributive ringing
Speaker volume
Name directory and name dialing
i. Called ID : Caller name display and que caller name display
j. Data modul
Interface RS 232, V35
PC / key interface card
i. Jack for head set
5) Analog Telephone
a. Telephone extension tanpa display
b. Fitur hanya ringer indicator
c. Button
1. Hold
2. Flash
3. Redial
4. Ringer volume (High & Low)
6) Facsimile
a. Mesin fax digunakan untuk menerima fax atau mengirim fax untuk keperluan
bagian Administrasi.
b. Machine type : Desktop, type transceiver
c. Document type : 2577 mm (by type) max
d. Speed : 8 – 10 dots / mm horizontal
e. Modem speed : 3.85 – 5 line/mm vertical
9600 / 7200 / 4800 / 2400 / 1200 BPS
MEP 164
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 165
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
IP address, port, protocol, VLAN, VLAN range, MAC address range and illogical
frames.
MEP 166
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
b. Spesifikasi FO Indoor
1. Support G.652D
2. Redaman kabel per meter @1310nm adalah max 0.36dB dan @1550nm
adalah max 0.25 dB
3. Minimum jumlah core adalah 4 core.
4. Minimum radius bending adalah min 160 mm
5. Maksimal diameter outer adalah 6.5 mm
6. Bisa beroperasi max 60’ Celcius
MEP 167
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
l. Approvals
1. Safety — ETL LISTED for safety to CMP - (NFPA 262, UL 910)
2. Performance — ETL Verified to
TIA/EIA-568-B.2-1 “Performance Specifications for 4-Pair 100 Ohm Category
6 Cabling”
12) Aksesoris
a. Patch Panel Category 6
1. Meet or exceed proposed TIA cat 6 performance requirements.
2. Ports maybe individually replaced.
3. Number of port 24-port, 48-port.
4. Memiliki garansi performance sampai dengan 25 tahun yang mencakup
component & labor.
b. Modular Jack
1. Exceeds industry standard performance requirement.
2. Improved NEXT and return loss performance.
3. Universal T568 A or T568 B wiring pattern.
4. Easy termination with 110 impact tools.
5. SL series.
6. Memiliki garansi performance sampai dengan 25 tahun yang mencakup
component & labor.
e. Wire Management
1. RU height.
5. Slotted cable access.
6. Rear cable access.
7. Removable front cover.
8. Front cover latch.
MEP 168
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
13) Firewall
a. Hardware based dan mempunyai 8 port Ethernet 10/100 Mbps dan 2 port
10/100/1000 Mbps.
b. Mempunyai throughput firewall minimum 100 Mbps.
c. Mampu melayani session minimum 32000.
d. Mendukung VPN tunnel minimum 125.
e. Mendukung VLAN minimum 16.
f. Mendukung routing protocol : RIP, RIPv2, OSPF,
BGP.
g. Dilengkapi dengan kemampuan deep inspection traffic.
14) Intrusion Prevention System (IPS) – Optional
a. 19" hardware based dan mempunyai minimum 6 port Ethernet 10/100/1000
Mbps.
b. Mempunyai throughput minimum 250 Mbps.
c. Mampu melayani session minimum 70.000.
d. Dapat dioperasikan secara inline bridge, inline router, maupun sniffer mode.
e. Mampu melakukan deteksi secara stateful signature dan backdoor.
f. Dilengkapi dengan port khusus untuk keperluan high availability.
MEP 169
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 170
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 171
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
9. Iwatsu
10. NEC (SDS, IMS, IMX, IPS, IPX)
11. Nortel (SL1, Meridian)
12. OKI (IOX 1200)
13. Phillips (SSM)
14. Siemens Hicom/HiPath (Caracas, V.24, Orion)
d. Other interfaces:
1. Pay TV
2. Key Card
23) Voicemail
a. Supports multiple languages.
b. Operator can cancel individual or group auto wake-up calls from the system.
c. Auto wake up can be set from PMS (provided PMS support wake up call
setting/cancel function).
d. Allow administrator to set wake up call by group no from PMS through web-
based GUI.
e. Multi level security access for various modules.
f. Allow Administrator to print report anywhere within the network.
g. Auto Attendant system allows unassisted telephone call transfers to a specific
extension or a department.
h. Easy-to-use UI to setup auto attendant call flow.
i. Support multiple layers of call flow.
j. Allows the administrator to record auto attendant prompts through telephone UI
(Prompt Maintenance).
k. Allow caller to dial admin extension user name.
l. Support Microsoft Access Database.
m. Support Microsoft SQL Server and MSDE.
n. Support MySQL.
o. Password protected configuration module which allow administrator to configure
the system.
MEP 172
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
25) Konduktor
a. Kabel backbone untuk GPON menggunakan kabel Fiber Optic single mode, 6
core (indoor Type).
b. Kabel instalasi data & instalasi kabel dari data ke access point (wireless)
menggunakan kabel UTP cat 6, 4 pair dalam PVC conduit 3/4".
c. Kabel instalasi telephone menggunakan kabel TITC 2 X 0,6MM 2 pair
d. Kabel instalasi data menggunakan kabel UTP Cat 6,4 pair dalam PVC conduit
3/4".
1) Perpipaan
2) Sambungan.
3) Katup.
4) Strainer.
5) Penggantung danpenumpu.
6) Sleeve /Sparing.
7) Lubang pembersihan.
8) Bakkontrol.
9) Blokbeton.
10) Galian.
11) Pengecatan.
12) Pengakhiran.
13) Pengujian.
14) Peralatanbantu.
a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter luar minimal dari pipa dan letak
serta arah dari masing-masing sistempipa.
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan
bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air, karat dan
tekanan mekanis sebelum, selama dan sesudahpamasangan.
d. husus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus
juga terlindung dari cahayamatahari.
e. Semua barang yang akan dipergunakan harus dari agen tunggal / pabrik
pembuat, dengan menunjukkan surat resmikeagenan.
MEP 173
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 174
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1.11.3. PERSYARATANPEMASANGAN
1) Umum
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan,kerapihan,ketinggianyangbenar,sertamemperkecilbanyaknya
penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari
50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan danperalatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang,membersihkansemuakotoran,benda-bendatajam/runcingserta
penghalanglainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan, antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dansebagainya
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan padagambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan union atauflange.
f. Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatanpabrik.
g. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik
buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupunpengurasan.
h. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
MEP 175
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 176
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluarperalatan
b. Sambungan kesaluran pembuangan pada titik-titikrendah.
c. Di ruang mesin :
Ukuran Pipa Ukuran Katup
Sampai 75 mm 20mm
100 mm s/d 200 mm 200 40mm
mm atau lebihbesar 50mm
d. Di Area lain ukuran katup 20mm.
e. Ventilasi udaraotomatis.
f. Katup kontrol aliran keatas dankebawah.
g. Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan
kebawah.
h. Katupby-pass.
4) PemasanganStrainer
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut
ini:
a. Katup-katuppengontrol.
b. Pipa hisappompa.
5) Pemasangan Katup-katup PelepasanTekanan
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang mungkin
timbul kelebihan tekanan.
6) Pemasangan Katup-katupPengaman
Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan
sumber tekanan.
7) Pemasangan Venting UdaraOtomatis
Venting udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong
udara.
8) Pemasangan SambunganFlexible
Sambungan flexible harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber
getaran.
9) Pemasangan PengukurTekanan
Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur,
antara lain :
a. Titik tertinggi dan terjauh dari sumbertekanan.
b. Katup-katuppengontrol.
c. Setiappompa.
d. Setiap bejanatekan.
10) SambunganUlir
a. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir
berlaku untuk ukuran sampai dengan 40mm.
b. Kedalamanulirpadapipaharusdibuatsehinggafittingdapatmasukpadapipa
dengan diputar tangan sebanyak 3ulir.
c. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite
dengan campuranminyak.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisauroda.
e. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.
f. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapatsambungan.
11) SambunganLas
a. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan airminum.
b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas.
c. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang
MEP 177
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
dilas.
d. Sebelum pekerjaan las dimulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi
contoh hasil las untuk mendapat persetujuantertulis.
e. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat izin tertulis dariDireksi.
f. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untukitu.
g. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi.
12) Sleeves
a. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksibeton.
b. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikankelonggaran
diluar pipa ataupunisolasi.
c. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis "flushingsleeves".
e. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau"caulk".
13) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan
cara-cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing
disingkirkan.
1.11.4. PENGECATAN
1) Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
a. Pipaservice.
b. Support pipa dan peralatan konstruksibesi.
c. Flens.
d. Peralatan yang belum dicat daripabrik.
e. Peralatan yang catnya harusdiperbarui.
2) PersyaratanPengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
3) Kode WarnaPengecatan
Jenis Pipa Warna
Pipa air bersih (supply) biru
Pipa hydrant merah
Pipa drain & waste coklat
Pipa hanger & support coklat
Panah pengarah aliran putih
Bahan bakar kuning
MEP 178
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1.11.6. PENGUJIAN
1) Jika tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air
dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10kg/cm2
dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 4jam.
2) Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
3) Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari
hubungan-hubungannya selama uji tekananberlangsung.
MEP 179
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Spesifikasi Catatan
Kapasitas 4 m³ Kapasitas effektif
Lihat gambar perencanaan Terbagi menjadi 2 kompartment
MEP 180
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Spesifikasi Catatan
Jumlah 2 (dua) pompa 1 paket pompa
Transfer
Tipe Centrifugal End
Suction
Shaft seal Mechanical
Kapasitas 110 l/m, head 45 1 Duty – 1 Standby
meter
Cara kerja
1) Apabila muka air ditangki atas turun kebatas"Low"maka pompa akan on sampai
muka air naik ke batas"High".
2) Pompa tidak bisa bekerja apabila muka air ditangki bawah berada diambang
batas "Lower Low" dan akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai
batas"Low".
Spesifikasi Catatan
Jumlah 2 (Dua) pompa 1 paket pompa Booster
Tipe Vertical Multistage
Shaft seal Mechanical
Kapasitas 2x100 LPM, Alternate & Pararel with VSD
head 15 meter
Putaran 2900 rpm
Efficiency Minimum 50%
Motor Sangkar Tupai
Input Tegangan 380 Vac – 3 phase
MEP 181
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Daya Motor
Starter Motor Inverter / VSD Setiap motor pompa
Constant Pressure
System kerja Otomatis - Bergantian Sensor Tekanan/Pressure
Switch
Panel Kontrol Tipe Outdoor Atau disesuaikan di lapangan
Pressure Vassel 50 L
Pipa Suction
Pipa Discharge
Casing Cast iron
Base frame Cast iron / Baja
Dimensi
Berat
Kelengkapan Panel Kontrol Terkoneksi ke Electrode di Roof
tank
Pemipaan & Katup Terkoneksi ke Sensor tekan
Flexible Joint Lihat Gambar perencanaan
Pressure Gauge
Pressure Switch
Flow switch
Base Frame pompa
Cara kerja
1) Pompa booster harus variable speed constantpressure.
2) Booster pump harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap
variasi laju aliran pada setiap saat secaraotomatis.
3) Peralatan kendali, untuk laju aliran menggunakan Variable Speed Constant
Pressure dan PressureVessel.
MEP 182
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah
sebagai berikut :
1) Perpipaan.
2) Penyambungan dengan peralatanplambing.
3) Greaseseparator.
4) Pompa airlimbah.
5) Pompa airbekas.
6) Floor drain dan Roofdrain
7) SumurResapan
8) Cleanout.
Spesifikasi Catatan
Jumlah Lihat gambar perencanaan Minmimum 2 ( duty – stand by)
Tipe Summersible Centrifugal
Shaft seal Double Mechanical
Kapasitas Lihat gambar perencanaan
Tekanan Lihat gambar perencanaan
Putaran 1450 rpm
Efficiency Minimum 50%
Motor Sangkar Tupai - Vertikal Water tight, IP68
Input Tegangan Disesuaikan dengan
Daya Motor kapasitas pompa
Starter Motor DOL
System kerja Otomatis - Bergantian Switch Pelampung/Float switch
Panel Kontrol Tipe indoor Atau disesuaikan di lapangan
Kontrol kerja Bergantian – Bersamaan
Pipa Suction -
Pipa Discharge Menyesuaikan kapasitas
MEP 183
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Spesifikasi Catatan
Jumlah Lihat gambar perencanaan Minimum 2 ( duty – stand by)
Tipe Summersible Centrifugal
Shaft seal Double Mechanical
Kapasitas Lihat gambar perencanaan
Tekanan Lihat gambar perencanaan
Putaran 1450 rpm
Efficiency Minimum 50%
Motor Sangkar Tupai - Vertikal Water tight, IP68
Input Tegangan Disesuaikan dengan
Daya Motor kapasitas pompa
Starter Motor DOL
System kerja Otomatis - Bergantian Switch Pelampung/Float switch
Panel Kontrol Tipe indoor Atau disesuaikan di lapangan
Kontrol kerja Bergantian – Bersamaan
Pipa Suction -
Pipa Discharge Menyesuaikan kapasitas
Casing Stainless stell
Base frame -
Dimensi
Berat
Kelengkapan Guide Rel
Rantai
Quick Discharge Connector
Grease lubricated bearing
Internal oil cooler
Cara kerja
1) Start dan stop diatur secara otomatis oleh floatlevel
2) Pompa dapat bekerja secara bergantian danbersamaan.
3) Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secarabergantian.
4) Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerjabersamaan.
MEP 184
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Spesifikasi Catatan
Floor Drain
Dimensi Lihat gambar perencanaan
Material Chromium plated bronze
Kelengkapan PVC Neck
Water Trap Minimum 50 mm
Cover &
Grating
Roof Drain
Dimensi Lihat gambar perencanaan
Material Cast iron
Kelengkapan PVC Neck
Water Cut
Off
Dome Grating Type
Canopy Drain
Dimensi Lihat gambar perencanaan
Material Cast iron
Kelengkapan PVC Neck
Water Cut Off
Flat Grating
Floor Clean Out
Dimensi Lihat gambar perencanaan
Material Stainless Stell
Kelengkapan PVC Neck
Bautpengun
ci
Ceiling Clean Out
Dimensi Lihat gambar perencanaan
Material PVC
Kelengkapan PVC Neck
PVC Removable Cover
MEP 185
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan dan pemasangan peralatan
sistem penangkal Electric Field dan pembumian seperti ditunjukkan dalam gambar
Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini akan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut:
- Terminal Penangkap Petir
- Pas. Kabel BC 70 MM2 + PVC Dia. 1" + Klem
- Pas. Grounding Max 5 Ohm
- Pek. Bak Kontrol
2. Standar/Rujukan
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP).
British Standar (BS).
Standar Industri Indonesia (SII).
Japanese Industrial Standar (JIS).
Institute Electrotechnical Commision (IEC).
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil.
Spesifikasi Teknis Pasangan Batu Bata.
3. Prosedur Umum
3.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
1. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/ barang/ peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu
kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui.
2. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan
peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Konsultan MK
Lapangan untuk mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang
lengkap dengan data teknis serta performance dari peralatan.
3. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai
dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik
pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).
MEP 186
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
3.4. Ketidaksesuaian
1. Konsultan Pengawas berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau
Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
2. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda
dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan
tertulis yang menjelaskan usulan penggantian, dengan maksud bila diterima,
akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas,
Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sistem
1. Sistem penangkal petir harus terdiri dari tipe yang menangkap serangan petir
dari suatu daerah yang telah ditentukan dan membawa arus ke bumi tanpa
elektrifikasi langsung ke bangunan yang dilindungi.
2. Sistem yang lengkap harus terdiri dari kepala penangkal petir, penumpu
mekanis, penghantar kebawah dan sistem pembumian sesuai Spesifikasi
Teknis ini.
MEP 187
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
c. Penghantar Bawah
1. Penghantar bawah kawat tembaga tembaga telanjang.
2. Setiap penghantar harus memiliki luas penampang minimal 50 mm2 dari bahan
tembaga.
3. Sambungan antara penghantar tembaga harus dari tipe klem sekrup.
4. Penghantar kebawah harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat dan tidak boleh ditekuk dengan radius kurang dari 0,6 meter.
5. Dasar penghantar bawah dihubungkan dengan erat ke ikatan pembumian di
luar bangunan.
MEP 188
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
1.0. STANDAR/RUJUKAN.
2.1. Standar Industri Indonesia - SII-2407 - Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift
yang Dijalankan dengan Listrik.
2.2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
MEP 189
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
3.5. Garansi.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek surat jaminan untuk
barang dan pemasangan selama 1 (satu) tahun, dimulai sejak pemasangan
dinyatakan berjalan dan berfungsi dengan baik. Selama periode ini Kontraktor
harus memperbaiki dan mengganti kerusakan yang ada dan membayar semua
biaya perbaikan dan/atau penggantian.
4.0. BAHAN-BAHAN.
MEP 190
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
5.1. Pemasangan.
MEP 191
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
5.1.3. Kontraktor harus menyerahkan, memasang elevator baru sebagai suatu unit
lengkap dengan kabin, peralatan keamanan, pintu/lubang darurat, beban
pengimbang, motor, kabel, kipas dan pintu di setiap lantai, panel
pengoperasian, indikator dan kelengkapan tambahan lainnya sesuai standar
pabrik pembuat, seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.
5.1.4. Pemasangan harus mengikuti rekomendasi dari pabrik pembuat atau
petunjuk tertulis dan harus dipasang oleh tenaga kerja yang ahli dan
berpengalaman.
MEP 192
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
PRODUCT
No MATERIAL BRAND
A. VAC
1 AC VRV Daikin (sesuai Tahap 1)
2 Pipa Refrigerant Denji, Toyooda
3 Pipa Drain PVC_AW Rucika, Vinilon, Pralon
4 Isolasi Ducting AB Wool, Top Wool, Insulglass
5 Isolasi Pipa Insulflex, Armaflex, Kemflex, Aeroflex
6 Aluminium Foil Double Side Fire Polyfoil 831 DSFR, AB Foil, Top Foil
Retardant
7 Seng BJLS Sarana, Lockfom, Fumira
8 Pre-Insulated Duct AB Duct, TD, TDI, AD, Boss, MD
9 Thermostate TA, Honeywell, Siemens, Danfoss
10 Inverter Schneider, ABB, Danfoss
11 Grille, Diffuser, Louver Polar, Dinamis
12 Aluminium Tape Instape, AB Tape, setara
13 Fan System Air, Nicotra
14 Air Scrubber AOM Scrubbox, setara
MEP 193
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 194
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
Product Plumbing
No Peralatan Tipe Merek Catatan
1 Pompa Transfer Centrifugal End Wilo, Lowara, Saer,grundfos
Suction
2 Pompa Booster Vertical Multistage Wilo, Lowara, Saer,grundfos Paket
Booster
3 Pompa Air Bekas Summersible Wilo, Lowara, Saer, grundfos
4 Pompa Air Kotor Summersible Wilo, Lowara, Saer, grundfos w/ Cutter
5 Meter Air Class B Barindo, Amico
6 Katup Pelampung Non Modulating Singer, Watts, KKK
7 Katup Hisap Silent Seat Mizu, Onda, Socla
8 Gate Valve PN 10 Mico, Modentic, Arita
9 Check Valve PN 10 Mico, Modentic, Arita
10 Y' Strainer PN 10 Mico, Modentic, Arita
11 Flexible Joint PN 10 Alfran, Mura flex, Tozen
12 Butterfly Valve PN 10 Weflo, Mico, Modentic
13 Pipa PPR PN 10 SD, Torro, Eurapipe, Wavin
14 Fitting PipaPPR PN 10 SD, Torro, Eurapipe, Wavin
15 Pipa PVC Class AW Rucika, Vinilon, Pralon
16 Fitting Pipa PVC Class AW Rucika, Vinilon, Pralon
17 Pipa GIP Class Medium Spindo, Bakrie, Suitomo
18 Fitting Pipa GIP Screw / Welded Galunggung, TSP, G “Brand,
Ricon, Riser
19 Pressure Gauge Bellow Type Nagano, VPG, Wise
20 Air Vent Automatic Jokwang, Weflo, AVK
21 Ceilling Clean Out Class AW Pralon, Rucika, CM
22 Roof /Balkon Drain Dome / Flat Antasan, Kharisma, Onda,
23 Floor Clean Out Chromium Plated Kharisma, Onda, Antasan
MEP 195
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
PRODUCT ELEKTRIKAL
1 Transformator 20kv/0.4kv Schneider, Trafindo, Bambang Djaya,
2 Panel Tegangan Menengah Schneider, ABB, Siemens, Eaton
3 Panel Maker Tegangan Rendah Jefta, Panelindo Mas,Local setara
4 Komponen Panel Schneider, ABB, Eaton
5 Metering Schneider ,Socomec, Circutor,
6 ATS Socomec, Schneider
7 Capacitor Bank Epcos, Sizuki, TDK
8 Power Capacitor, detune filter Epcos, Sizuki, TDK
9 Power Regulator /control Epcos, Sizuki, TDK
10 Kabel Tegangan Menengah KMI, Jembo
11 Kabel Tegangan Rendah KMI, Jembo
12 Kabel Tahan Api First Cable, Betaflame, Pyrotec, Helikabel,
Fujikura,
13 PVC Conduit EGA,Boss, Schneider, Lesso
14 Komponen Penerangan (bulb) Philips, Osram,
15 Armatur Penerangan Artolite, Philips
16 Stop kontak & Saklar Legrand, Schneider
17 Power outlet & Industrial Legrand, Schneider
18 Nicad battery & Battery Menvier, Power Craft, Power Safe, Boss
19 Sistem pentanahan & petir Furse, Indilec, Erico
20 Tray cable & Cable Tri Abadi ,TSA, Three Star, Tims,
21 Fire Stop Material 3M, Promat, Hilti, Lockwell
22 Generator Set Perkin, Cummin
ELEKTRONIK & IT
1 Peralatan FA & Detector Nittan, Notifier
2 Kabel Jembo,Supreme
3 Kabel FRC STP Supreme,First Cable, Betaflame, Pyrotec,
(Fire Resistance Cable) Helikabel, Fujikura,Jembo
4 Kabel STP / UTP Belden, LS, Systimax
5 Konduit EGA, Schneider, Legrand
6 Kabel Tray Triabadi, TSA, Three Star, Tims
MEP 196
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
MEP 197
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi - 198
Pasal 32
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN
1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
2. Semua bekas bongkaran bangunan "Existing" pohon dan sebagainya, harus dikeluarkan
dari Tapak/Site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.
Pasal 33
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
Pasal 34
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan
Penyedia
CV. Griya Loka