Anda di halaman 1dari 28

PERTEMUAN 5

Estimasi Biaya Kontruksi


Burhanuddin, ST.,M.T
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh
PENGERTIAN ESTIMASI BIAYA
Estimasi biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi
proyek. Dengan demikian perkiraan biaya proyek dapat dilakukan
dengan baik sehingga menghasilkan estimasi biaya yang akurat.
Artinya estimasi biaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan tidak
mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam tahap tender,
atau tidak terlalu rendah yang meski dapat memenangkan tender
namun ujungnya mengalami kesulitan pendanaan karena
diangarkan kurang.
JENIS-JENIS BIAYA PROYEK
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah semua biaya yang langsung berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di lapangan. Biaya langsung pada
proyek konstruksi dapat diperkirakan jumlahnya dengan cara menghitung volume
pekerjaan dan biaya proyek berdasarkan harga satuan pekerjaan.
Biaya langsung sendiri bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :
a. Biaya Material, yaitu semua biaya untuk pembelian bahan dan material yang
dihitung dengan analisis harga satuan.
b. Biaya Upah Buruh, yaitu biaya untuk membayar upah atas pekerja yang
diperhitungkan terhadap satuan item mata pembayaran tertentu dan biasanya
sudah memiliki standar harga satuannya
c. Biaya Peralatan atau Equipments, yaitu biaya terhadap peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi.
JENIS-JENIS BIAYA PROYEK
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung (Indirect Cost) adalah semua biaya proyek yang tidak secara
langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan. Meskipun begitu, biaya
tidak langsung harus ada dan tidak bisa dilepaskan dari proyek yang tengah
berjalan. Biaya tidak langsung ini belum secara eksplisit dihitung pada tiap proyek
konstruksi tetapi perlu diperkirakan guna alokasi biaya di luar pekerjaan
konstruksi.
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak langsung adalah sebagai berikut.
a. Biaya tak terduga atau unexpected costs, merupakan biaya yang disiapkan
untuk kejadian-kejadian yang mungkin terjadi ataupun mungkin tidak terjadi.
b. Keuntungan atau profit, yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan
sebuah proyek. Keuntungan ini tidak sama dengan gaji karena dalam
keuntungan terkandung usaha, keahlian, ditambah pula dengan adanya faktor
risiko.
c. Biaya Overhead, yaitu biaya tambahan yang tidak terkait langsung dengan
proses berjalannya proyek tetapi harus tetap dimasukkan ke dalam anggaran
layaknya biaya lain agar proyek dapat berjalan dengan baik. Untuk lebih jelas
mengenai biaya Overhead ini, akan dijelaskan pada poin berikut.
BEBERAPA CONTOH CARA MENGHITUNG
VOLUME PEKERJAAN PADA PROYEK ATAU
BANGUNAN :

1. Pengukuran – dengan satuan ls - lumpsum


Pekerjaan pengukuran dilakukan sebelum memulai pekerjaan utama,
bertujuan untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran
batas-batas, volume pengukuran adalah dihitung dg satuan lumpsum,
misal diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang, sehingga
perhitungan sbb, upah tukang Rp 50.000, maka biaya 50.000 x 2 x 2 =
Rp. 200.000.
Lanjutan

2. Bowplank - satuan m1 - meter panjang


Digunakan untuk membantu menentukan As atau letak titik dari bangunan,
dengan cara membuat pagar menggunakan papan 2/20 dipaku pada kayu
ukuran 5/7 sebagai tiang, dibuat dengan jarak 1 meter dari as bangunan
dipasang keliling bangunan. Misal reservoir / bak ukuran 3 m x 4 m, maka
volume bowplank adalah (3+1+1) + (4+1+1) = 11 m x 2 = 22 m1.
Lanjutan

3. Galian satuan m3 - meter kubik


Adalah pekerjaan menggali yang berhubungan dengan pembuatan
fondasi, dalam dan lebarnya pondasi ditentukan oleh tipe pondasi.
Misal lebar bawah fondasi 70 cm, maka lebar dari galian adalah 70
cm ditambah kiri 10 cm kanan10 cm menjadi 70 + 20 = 90 cm,
sedangkan kedalaman galian juga ditentukan oleh keadaan tanah
baik, tetapi kalau kondisi tanah biasa umumnya kedalaman galian
70 cm, maka volume galian adalah 0.9 m x 0.7 m x panjang fondasi
= satuan m3
Lanjutan

4. Urugan satuan m3 - meter kubik


Adalah pekerjaan mengurug lantai bangunan, volume dihitung luas
bangunan dikalikan tinggi urugan satuan m3, kebutuhan material
urugan dan jumlah tenaga atau upah dapat dilihat pada analisa
pekerjaan.

5. Mengurug kembali satuan m3 - meter kubik


Adalah mengurug bekas galian pondasi, volume biasanya dihitung
1/3 dari volume galian, contoh volume galian 60 m3 maka urugan
kembali adalah 60m3/3 = 20 m3.
ANGKA BIAYA KASAR
Sebagai Pedoman dalam menyusun
anggaran biaya kasar digunakan contoh, untuk dapat menggambarkan
harga satuan tiap meter persegi penyusunan anggaran biaya kasar yaitu :
(mk2) luas lantai. Anggaran kasar
dipakai sebagai pedoman terhadap Bangunan Induk 10 X 8 = 80 m2
anggaran biaya yang dihitung secara dikalikan harga satuan yaitu Rp Rp
teliti. 150.000 = Rp 12.000.000
Walaupun namanya anggaran biaya Jadi dapat disimpulkan adalah harga
kasar, namun harga satuan tiap m2 perm2 bangunan induk tsb adalah Rp
luas lantai tidak terlalu jauh berbeda 12.000.000 perm2 nya
dengan harga yang dihitung secara
teliti.
Project Control

Project Control bertujuan untuk memberikan


informasi status suatu proyek secara rutin
sehingga setiap orang dapat membuat tindakan di
saat trend proyek menunjukkan hal yang negatif.
Planning/Scheduling Cost Management & Control
Proses pembuatan jadwal/schedule proyek yang Proses Cost control melakukan monitoring dari
logis dan realistis, me monitoring schedule pengeluaran proyek (Project Cost) Vs progress
tersebut secara rutin, melakuan forecast kapan suatu proyek, mengukur variance dari budget
proyek tersebut akan selesai, melakukan control yang telah ditetapkan dan mempersiapkan
dan reporting untuk suatu pekerjaan yang harus rekomendasi untuk mencapai cost proyek yang
dilakukan dalam rentang waktu tertentu dan minimum.
seluruh pekerjaan yang harus dilakukan sampai
proyek selesai.
Tahapan Project
Control
Cost Estimating Cost & Schedule Risk Analysis
Cost Estimating melakukan prediksi quantities, cost Cost and Schedule Risk Analysis adalah
dan harga dari sumberdaya project yang dibutuhkan analisa mengenai impact dari resiko-resiko
dalam pelaksanaan suatu proyek. Cost estimating yang mungkin muncul pada fase-fase
merupakan input utama dalam penyiapan budget, pelaksanaan suatu proyek terhadap project
cost dan value analysis dan cost & schedule control. schedule dan cost.
Estimasi dilakukan melalui perhitungan dan
perkiraan dari cost resources dan method
pelaksanaannya.
JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
MENETAPKAN JANGKA WAKTU KEGIATAN PROYEK
YANG HARUS DISELESAIKAN

TENAGA KERJA
BIAYA
ALAT
BAHAN BAKU
METODE PELAKSANAAN
WAKTU YG DIBUTUHKAN
OLEH SETIAP AKTIVITAS.
JADWAL PELAKSANAAN PROYEK

UPDATING UNTUK MENENTUKAN DAN


MENETAPKAN:
Waktu pelaksanaan
Item Pekerjaan
JADWAL
Alokasi Sumber daya yg
PELAKSA digunakan
PROYEK NAAN
PROYEK
MENUNJUKKAN:
Bagaimana pekerjaan tsb
akan dilaksanakan
Untuk menentukan
pelaksanaan proyek
MONITORING
Menghitung Volume Pekerjaan

Langkah berikutnya adalah menghitung


volume pekerjaan. Penghitungan ini
dilakukan dengan cara menghitung
banyaknya volume pekerjaan dalam satu
satuan, misalkan per m2, m3, atau per
unit. Volume pekerjaan nantinya
dikalikan dengan harga satuan pekerjaan,
sehingga didapatkan jumlah biaya
pekerjaan.
Membuat dan Menentukan Harga Satuan
Pekerjaan
● Harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi harga upah dan
material.
● Masukkan harga berdasarkan harga yang berlaku di daerah Anda tinggal.
● Sebagai contoh, harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan pengecatan cat
dinding adalah Rp20.000,00 per m2, pekerjaan rangka atap adalah
Rp125.000,00 per m2, dan pekerjaan pemasangan plafon adalah
Rp45.000,00 per m2.
Menghitung Jumlah Biaya
Pekerjaan
● Hitung jumlah biaya pekerjaan
dengan mengalikan volume pekerjaan
x harga satuan.
● Contoh pekerjaan pembuatan pondasi
batu kali, Anda bisa menghitung
volumenya sebesar 10m³ dengan
harga satuan sebesar Rp350.000,00.
Maka dari sini Anda bisa mengetahui
bahwa biaya pekerjaan pembuatan
pondasi batu kali adalah 10m³ x
Rp350.000,00 = Rp3.500.000,00.
Rekapitulasi
● Langkah terakhir dalam membuat RAB
adalah membuat bagian rekapitulasi.
Rekapitulasi adalah hasil akhir masing-
masing sub pekerjaan, seperti pekerjaan
persiapan, pekerjaan pondasi, atau
pekerjaan beton.
● Kedua sub pekerjaan tersebut dapat
diuraikan lagi secara lebih detail. Setiap
pekerjaan kemudian ditotalkan sehingga
didapatkan keseluruhan biaya pekerjaan.
Dalam menghitung biaya rekapitulasi ini,
dapat memasukkan biaya tambahan dan
pajak.
perhitungan Biaya Pekerjaan Pembangunan Gedung
perhitungan Biaya Pekerjaan Galian Pondasi Gedung
perhitungan Biaya Pekerjaan Galian Pondasi Gedung
perhitungan Biaya Pekerjaan Timbunan Tanah Gedung
perhitungan Biaya Pekerjaan Timbunan Pasir
perhitungan Biaya Pekerjaan Bekisting Gedung
perhitungan Biaya Pekerjaan Bekisting Gedung (Lanjutan)
perhitungan Biaya Pekerjaan Pembesian Gedung
n Biaya Pekerjaan Ikatan Angin dan Atap Gedung
perhitungan Rencana Pembuatan Pembiayaan Gedung 1 LT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai