Anda di halaman 1dari 8

Vol. 5(2) Mei 2021., pp.

274-281
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISSN : 2597-6893 (online)

TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN USAHA


PERTAMBANGAN (SUATU PENELITIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN
NEGERI MEULABOH)

THE CRIMES OF GOLD MINING WITHOUT PERMIT FOR MINING BUSINESS


(A RESEARCH IN THE JURISDICTION OF MEULABOH DISTRICT COURT)
Fadhel Adyaksa Purwanto
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putroe Phang No.1, Darussalam, Banda Aceh - 23111
e-mail : fadel.adyaksa.fa@gmail.com

Mukhlis
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putro Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh – 23111
e-mail : mukhlisfh@unsyiah.ac.id

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya, proses penyelesaian
dan hambatan serta usaha-usaha untuk mencegah terjadinya tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha
pertambangan di Kabupaten Aceh Barat. Hasil penelitian menjelaskan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya
tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pekerjaan
turun temurun, tidak paham hukum dan sulitnya memperoleh izin usaha pertambangan, lalu proses penyelesaian
tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan dilakukan sesuai ketentuan KUHAP dan
diproses dengan semestinya serta hambatan yaitu karena letak pertambangan yang sulit dijangkau dan terjal,
belum memiliki laboratorium forensik, keterbatasan dana operasional dan vonis hakim yang dijatuhkan relatif
ringan. Usaha-usaha untuk mencegahnya dengan melakukan kerjasama Kepolisian Bersama pihak kecamatan
dalam melakukan kegiatan sosialisasi hukum mengenai izin-izin dalam pertambangan, melakukan pemasangan
spanduk mengenai tindak pidana pertambangan tanpa izin dan Kepolisian melakukan operasi rutin terhadap
aktivitas pertambangan di wilayah hukum Polresta Meulaboh. Disarankan agar adanya upaya penegakan hukum
terhadap pelaku tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan tanpa tebang pilih hingga
perkaranya tuntas, diharapkan agar meningkatkan pengawasan dengan membentuk tim terpadu untuk
melakukan operasi khusus penanggulangan tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan
dan menerapkan ketentuan pidana secara kumulatif sehingga pelaku mendapatkan sanksi pidana yang berat dan
membayar denda yang tinggi serta memperoleh sanksi tambahan.
Kata Kunci : Tindak Pidana, Pertambangan, Emas, Izin Usaha Pertambangan.

Abstract - This research aims to explain the factors that lead to the occurrence, the settlement process and
obstacles as well as efforts to prevent the occurrence of the crimes of gold mining without permit for mining
business in West Aceh Regency. The results of the research indicates that the factors behind the occurrence of
the crimes of gold mining without permit for mining business are influenced by economic factors, hereditary
work, the ignorance towards the law and the difficulty of obtaining a permit for mining business, then the
process of resolving the crimes of gold mining without permit for mining business is carried out based on the
provisions of criminal procedure law and processed accordingly. Regarding the obstacles, it is including the
location of the mining sites that are strenuous to reach and steep, does not have a forensic laboratory yet,
limited operational funds and the judge's verdict that are relatively agile. Efforts to impedes are by cooperating
with the Police and the sub-district authorities in conducting legal dissemination activities regarding permits in
mining, conducting a placement of banners concerning the criminal act of mining without a permit and the
Police conducting routine operations on mining activities in the Meulaboh Police jurisdiction. It is expected that
the law enforcement efforts against perpetrators of the crimes of gold mining without permit for mining business
are conducted impartially until the problems are resolved, it is expected that the supervision is increased
through the formation of an integrated team to carry out special operations in order to tackle the crimes of gold
mining without permit for mining business and inquire criminal provisions cumulatively in order to make the
perpetrators got severe criminal sanctions along with paying a high fines as well as receive additional
sanctions.
Keywords: Criminal Action, Mining, Gold, Permit for Mining Business.

274
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol. 5, No.2 Mei 2021 275
Fadhel Adyaksa Purwanto, Mukhlis

PENDAHULUAN
Aceh Barat ialah daerah yang mempunyai cadangan emas melimpah. Kekayaan bumi
yang dikuasai oleh negara sejatinya digunakan juga untuk kemakmuran dan kepentingan
rakyat banyak. Namun, faktanya banyak masyarakat yang melaksanakan kegiatan
pertambangan yang jauh dari ketentuan yang berlaku dan akibat yang ditimbulkan dari
adanya kegiatan pertambangan tersebut.
Salah satu aspek yang tidak diperhatikan dan dipenuhi oleh rakyat maupun
perusahaan dalam kegiatan pertambangan adalah izin usaha pertambangan. Padahal jelas
disebutkan jika ada kegiatan pertambangan tanpa perizinan, bahwa tindakannya termasuk
dalam tindak pidana sesuai pada Pasal 158 UU No.4 Tahun 2009, sebagaimana diubah
dengan UU No.3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, berbunyi
“Setiap orang yang melakukan Penambangan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)”.
Semakin hari kasus pertambangan tanpa izin semakin marak dilakukan di Aceh Barat
Provinsi Aceh hal ini dibutuhkan suatu upaya penegakan hukum yang dilaksanakan oleh
aparat untuk memberantas pertambangan tanpa izin usaha.
Adapun identifikasi permasalah yang di bahas oleh penelitian ini yakni:
1. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha
pertambangan di Kabupaten Aceh Barat?
2. Bagaimanakah proses penyelesaian dan hambatan tindak pidana pertambangan emas tanpa
izin usaha pertambangan di Kabupaten Aceh Barat?
3. Usaha-usaha apa sajakah untuk mencegah terjadinya tindak pidana pertambangan emas
tanpa izin usaha pertambangan di Kabupaten Aceh Barat?
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Menjelaskan dan menganalisis penyebab terjadinya tindak pidana pertambangan emas
tanpa izin usaha pertambangan.
2. Menjelaskan proses penyelesaian dan hambatan tindak pidana pertambangan emas tanpa
izin usaha pertambangan pada Pengadilan Negeri Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
3. Menjelaskan usaha-usaha yang digunakan dalam mencegah terjadinya tindak pidana
pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan di Kabupaten Aceh Barat.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol. 5, No.2 Mei 2021 276
Fadhel Adyaksa Purwanto, Mukhlis

METODE PENELITIAN
Data yang didapatkan pada penelitian diperoleh melalui metode yuridis empiris, data
primer didapati melalui hasil tanya jawab kepada responden dan informan dan data sekunder
didapat dengan memadukan bahan-bahan kajian kepustakaan seperti buku dan peraturan
perundang-undangan .1
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Meulaboh.
2. Populasi
Populasi ialah sekumpulan objek yang ingin diteliti, fenomena atau segala keadaan
maupun semua komponen yang perlu dikaji.2 Populasi penelitian ini yakni seluruh elemen
yang berkaitan pada tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan.
Metode Pengambilan Sampel
Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu kelayakan
dari beberapa responden dan informan dari populasi yang bersangkut paut dengan penelitian
yang dianggap dapat mewakili secara keseluruhan. Maka responden dan informan pada
penelitian ini yaitu:
1. Responden
a. Hakim PN Meulaboh 2 (dua) orang;
b. Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Meulaboh (1 satu) orang;
c. Kasat Reskrim Polresta Meulaboh; dan
d. Camat Kecamatan Sungai Mas.
2. Informan
a. Akademisi Hukum.
Metode Pengumpulan Data
1. Studi Lapangan (Field Research)
Data primer didapatkan dengan cara studi lapangan. Caranya yaitu melakukan teknik
wawancara terpimpin langsung pada responden dan informan yang telah di tentukan
menggunakan teknik purposive simpling.

1
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 1984, Hlm. 3.
2
Bambang Prasetyto dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000, hlm. 9.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol. 5, No.2 Mei 2021 277
Fadhel Adyaksa Purwanto, Mukhlis

2. Studi Pustaka (Library Research)


Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Caranya yaitu dengan membaca dan
mengutip isi buku dan aturan-aturan serta dari teori yang berhubungan pada permasalah
yang diteliti.
Cara Menganalisis Data
Data yang diperoleh lalu dianalisis melalui metode pendekatan kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Pertambangan Emas Tanpa Izin Usaha
Pertambangan di Kabupaten Aceh Barat
Adapun faktor yang menyebabkan tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha
pertambangan yang dilakukan pada wilayah hukum Pengadilan Negeri Meulaboh sebagai
berikut:
a. Faktor Ekonomi
Hampir semua desa pada Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat seperti desa kajeung,
lancing, pungki, beudang, tutut dan tungkop hampir sebagian masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai penambang emas, hal ini dikarenakan secara geografis letak
kecamatan tersebut terletak disepanjang sungai. Masyarakat tidak ada pilihan selain
melakukan kegiatan pertambangan emas yang kadang kala pada beberapa kegiatan
pertambang emas beresiko tinggi terjadi kecelakaan, namun hal ini harus tetap dilakukan
untuk menyambung kehidupan, juga ditambah sulitnya mendapatkan pekerjaan yang
mengharuskan masyarakat pada Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat
melakukan kegiatan yang melanggar aturan hukum yang berlaku. Alasan lainnya kenapa
masyarakat enggan melakukan kegiatan bertani karena keterbatasan lahan yang tersedia
dimana masyarakat harus membuka lahan baru dengan cara membakar hutan, namun
dalam hal membakar hutan juga ada ketentuan pidananya yang mengatur tentang itu.
Karena ketika masyarakat membakar hutan tidak menutup kemungkinan akan merambat
pada daerah sekitar yang memicu kebakaran hutan yang besar. 3
b. Faktor Pekerjaan Turun Temurun/ Kebiasaan Sehari-hari
Kegiatan pertambangan emas sudah cukup lama dilakukan di Kecamatan Sungai Mas.
Kegiatan pertambangan emas dilakukan baik secara tradisional maupun modern oleh

3
Zulkifli, Camat pada Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat, Wawancara, Tanggal 8 Februari
2021.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol. 5, No.2 Mei 2021 278
Fadhel Adyaksa Purwanto, Mukhlis

masyarakat, hal ini menciptakan budaya turun temurun yang diwarisi orang tua kepada
anaknya dalam melakukan kegiatan tersebut. Hampir semua proses yang digunakan dalam
melakukan kegiatan pertambangan emas di Kabupaten Aceh Barat masyarakat
menggunakan pengetahuan yang didapatkan langsung baik oleh orang tuanya maupun
orang lain yang pernah melakukan kegiatan pertambangan emas, hal ini menciptakan
pekerjaan turun temurun yang dilakukan masyarakat sebagai mata pencaharian utama
dalam menyambung kehidupan.4
c. Faktor Tidak Paham Hukum
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Meulaboh mengatakan bahwa
hampir seluruh pelaku tidak tahu bahwa tindakan yang mereka kerjakan tergolong
perbuatan yang bertentangan dengan hukum berlaku, hal ini dikatakan bahwa masyarakat
mengira bahwa melakukan kegiatan pertambangan emas diatas tanah milikinya sendiri
adalah kegiatan yang diizinkan oleh hukum dan tidak harus memerlukan izin tertentu
untuk melakukan kegiatan tersebut.5 Juga faktor penyebab masyarakat melakukan tindak
pidana pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan dikarenakan kurangnya
sosialisasi tentang aturan yang berlaku pada Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh
Barat.
d. Faktor SuliMemperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Cara untuk mendapatkan perizinan cukup sulit dan menghabiskan waktu yang
lama, hal ini menjadi penyebab mengapa masih terjadi pertambangan emas tanpa izin
usaha pertambangan pada Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat. Hal ini disebabkan proses
administrasi yang cukup Panjang dalam mengurus izin usaha pertambangan (IUP) dengan
melakukan permohonan kepada Menteri.
Bapak Yanis Rinaldi, Akademisi FH USK mengatakan proses memperoleh izin
usaha pertambangan itu cukup berat disebabkan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
pertambangan yang cukup besar bagi lingkungan oleh sebab itu pemerintah harus lebih
hati-hati untuk memberikan izin kegiatan tambang. Adapun juga harus menyiapkan dana
tanggungan atau deposit yang diserahkan ke pemerintah dengan tujuan sebagai jaminan.

4
Zulkifli, Camat pada Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat, Wawancara, Tanggal 8 Februari
2021.
5
Yusni Effendi, Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Meulaboh, Wawancara, Tanggal 10 April
2021.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol. 5, No.2 Mei 2021 279
Fadhel Adyaksa Purwanto, Mukhlis

2. Proses Penyelesaian dan Hambatan Tindak Pidana Pertambangan Emas Tanpa Izin
Usaha Pertambangan di Kabupaten Aceh Barat
Mengatasi maraknya pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan emas di
Kabupaten Aceh Barat khususnya pada Kecamatan Sungai Mas dilakukan melalui hukum
pidana dan operasionalisasi dilakukan melalui proses peradilan pidana. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Polresta Meulaboh mengatakan bahwa semua proses penyelesaian
tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan dilakukan melalui
proses peradilan pidana dan bukan melalui peradilan perdata, proses peradilan pidana
sendiri yaitu suatu proses oleh aparat penegak hukum ketika melakukan pemeriksaan
terhadap seseorang yang diperkirakan mengerjakan suatu tindak pidana serta untuk
mengetahui salah atau benarnya seseorang. Tahap ini, dilakukan dengan melakukan
penyelidikan, penyidikan, penuntutan hingga penjatuhan vonis oleh hakim. 6
Hambatan ketika melaksanakan penegakan hukum kepada pelaku tindak pidana
pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan sebagai berikut:7
a. Letak Pertambangan Emas yang Sulit di Jangkau dan Terjal
Dalam mencapai lokasi tambang harus menempuh waktu sekitar 15-20 menit
untuk dapat mencapai lokasi pertambangan dan juga ditambah jarak yang jauh dari
Meulaboh yang hampir menelan waktu sekitaran 1,5-2 jam, apabila menempuh
perjalanan ke lokasi tersebut, karena jarak yang jauh menyulitkan para aparat dalam
melaksanakan penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana tersebut.
b. Tidak Memiliki Laboratorium Forensik (Labfor)
Hingga saat ini Polresta Meulaboh belum memiliki laboratorium forensik yang
digunakan untuk melihat jenis-jenis kandungan dan mineral yang ada pada hasil
kegiatan tambang, semua sampel harus dikirimkan ke laboratorium forensik di Medan
dan hal ini menjadi salah satu penghambat karena memakan waktu yang cukup lama
untuk menunggu hasil laboratorium Medan.
c. Keterbatasan Dana Operasional
Minimnya dana yang menjadi salah satu penghambat dalam proses penegakan
hukum tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha pertambangan. Karena
ketika melakukan penyelidikan terhadap perbuatan tersebut memerlukan biaya yang
cukup besar karena letak geografis lokasi tambang yang sulit dijangkau.

6
P. Harahap, Kasat Reskrim Polresta Meulaboh, Wawancara, Tanggl 10 Februari 2021
7
Ibid.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol. 5, No.2 Mei 2021 280
Fadhel Adyaksa Purwanto, Mukhlis

d. Vonis Hakim Relatif Ringan


Penilaian hakim ialah pendapat atau argumen yang dipergunakan oleh hakim
sebagai landasan dasar sebelum memutuskan vonis kepada pelaku.8 Dasar penilaian
Hakim dalam menjatuhkan vonis yang relatif ringan karena Hakim melakukan
penilaian terhadap sudut pandang dan kondisi masyarakat bahwa tindakan yang
dilaksanakan oleh pelaku itu perlu diberikan ganjarana hukuman yang setimpal, hal ini
diharapkan masyarakat menyadari bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan yang
tak pantas untuk dilakukan, juga karena pelaku belum pernah di hukum dan pelaku
memiliki tanggungan yang perlu dia nafkahi.

3. Usaha-Usaha Untuk Mencegah Terjadinya Tindak Pidana Pertambangan Emas


Tanpa Izin Usaha Pertambangan di Kabupaten Aceh Barat
Usaha-usaha yang perlu dikerjakan yakni mencegah serta melakukan upaya preventif
dan represif sebagai berikut:
a. Upaya Preventif
1) Mensosialisasikan aturan terkait pertambangan mineral dan batu bara;
2) Mensosialisasikan penyuluhan hukum mengenai pertambangan tanpa izin; dan
3) Menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.
b. Upaya Represif
1) Menangani dengan pasti atas pelaku kejahatan pertambangan tanpa izin dan
memprosesnya secara aturan yang berlaku;
2) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyidikan tindak pidana
pertambangan tanpa izin secara langsung;
3) Merampas alat yang dipergunakan ketika mengerjakan tindakan pertambangan
tanpa izin, baik pompa ataupun alat berat seperti excavator;
4) Melaksanakan tuntutan pemidanaan dengan harapan pelaku memperoleh sanksi
pidana yang berat dan membayarkan denda yang tinggi serta memperoleh sanksi
pidana tambahan seperti diatur pada peraturan perundangan-undangan; dan
5) Melaksanakan pengendalian dengan cara melakukan kegiatan analisa dan
evaluasi terhadap pelaksanaan penyidikan tindak pidana pertambangan tanpa
izin sehingga dapat di ketahui efektivitas dan efisiensinya.

8
Rany Indirani dan Mukhlis, Tindak Pidana Pengangkutan Muatan Ikan Ilegal Oleh Nelayan Kecil, JIM
Bidang Hukum Pidana: Vol. 3, No. 3, Agustus 2019, Hlm. 534.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol. 5, No.2 Mei 2021 281
Fadhel Adyaksa Purwanto, Mukhlis

KESIMPULAN
Faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana pertambangan emas tanpa izin usaha
pertambangan di Kabupaten Aceh Barat yakni faktor ekonomi, pekerjaan turun temurun,
tidak paham hukum, dan faktor sulitnya memperoleh izin.
Proses penyelesaian dilakukan melalui proses peradilan pidana yaitu suatu proses dari
aparat untuk melakukan pemeriksaan terhadap pelaku yang diperkirakan melaksanakan
kejahatan serta memastikan salah ataupun tidak pelaku dihadapan hukum.dan hambatan yang
dialami antara lain yakni letak pertambangan yang sulit dijangkau, belum memiliki
laboratorium forensik, pendanaan, dan vonis hakim yang ringan.
Adapun usaha-usaha dalam mencegah yakni Kepolisian bersama pihak Kecamatan
Sungai Mas melakukan kerjasama dalam rangka melakukan kegiatan sosialisasi hukum
bersama LSM mengenai izin-izin dalam pertambangan sesuai UU No.4 Tahun 2009
sebagaimana diubah dengan UU No.3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu
Bara, Melakukan pemasangan spanduk mengenai tindak pidana pertambangan tanpa izin,
Kepolisian melaksanakan operasi rutin terhadap aktivitas pertambangan.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2000, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Rany Indirani dan Mukhlis, 2019, Tindak Pidana Pengangkutan Muatan Ikan Ilegal Oleh
Nelayan Kecil, JIM Bidang Hukum Pidana: Universitas Syiah Kuala.

Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai