Pra - Kerangka Logika
Pra - Kerangka Logika
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Anita Dwinastiti, S.Psi yang telah memberikan
sumbangsih pengetahuan dan kerjasama dalam pembuatan buku panduan ini.
Akhirnya, kami mengharapkan buku ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan
semestinya untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan pesisir di
Indonesia.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
Penutup………………………………………………………………………………………………………18
Lampiran
2
ANALISA POHON MASALAH
Satu pertanyaan penting yang selalu diingat pada saat melakukan proses analisa adalah:
MENGAPA?
Roni akan berangkat ke kantor ketika mobilnya rusak. MENGAPA mobilnya rusak? Roni
mengecek mobilnya dan menemukan busi rusak. MENGAPA busi mobilnya tidak dapat
bekerja dengan baik? Mungkin karena dia mengemudi dengan jarak yang jauh dan tidak
pernah mengecek keberadaan busi. MENGAPA? Karena dia terlalu sibuk untuk ke bengkel
atau tidak memperhatikan waktu untuk melakukan servis berkala untuk mobilnya.
MENGAPA? Karena tempat tinggalnya cukup jauh dari tempat dia bekerja dan selalu
menggunakan mobilnya untuk memenuhi kebutuhan transportasi sehari-harinya. Proses
pertanyaan seperti ini dapat terus berlanjut tetapi kapan harus berhenti? Jawabannya adalah:
pada saat berada di titik dimana masalah dapat ditangani secara efektif. Pada kasus Roni, titik
hentinya adalah pada saat dia menemukan bahwa businya rusak. Karena masalah utamanya
3
adalah mobil tidak dapat berjalan dan tujuan dia adalah untuk memperbaiki mobilnya dan
dapat pergi bekerja setiap hari maka dia hanya memerlukan montir yang baik untuk
mengganti businya tersebut. Adalah tidak terlalu berguna, dan tidak relevan untuk
penyelesaian masalah, untuk mengetahui kenapa dia menyetir jarak jauh dengan mobil. Hal
yang sama dengan mengembangkan program dan membuat analisa masalah kita harus
mengidentifikasi poin/titik masuk yang memampukan kita membawa solusi/jawaban terhadap
masalah yang kritis/penting.
Pertanyaan pertama dalam memulai proses identifikasi masalah selalu bertanya INI
PERMASALAHAN SIAPA? Hal ini untuk memastikan bahwa masalah yang akan ditangani
adalah yang benar-benar dilihat oleh masyarakat sebagai suatu masalah.
Dibawah ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan bersama dengan masyarakat dalam
mengembangkan analisa sebab-akibat yang akan menuju ke identifikasi masalah utama dan
solusinya dengan menggunakan pohon masalah:
1. Identifikasi, menjelaskan dan memilih masalah-masalah utama secara spesifik atau situasi
yang tidak diharapakan dalam ruang lingkup program;
Setelah masalah utama telah teridentifikasikan, hal pertama yang dilakukan adalah
menempatkannya ditengah-tengah sebagai batang pohon.
Proses analisa yang dapat dimulai kearah atas (ranting dan daun) yang menyatakan akibat apa
saja dari permasalahan tersebut atau kearah bawah (akar) yang menyatakan penyebab-penyebab
masalah utama tersebut. Lebih efektif apabila dimulai ke arah atas (ranting dan daun) karena
dapat membantu masyarakat untuk melihat semua dampak negative atau situasi-situasi yang
tidak diinginkan yang diakibatkan oleh masalah utama.
Dibawah ini adalah contoh memulai analisa dari masalah ke arah ‘akibat (ranting dan daun).
Masalah yang berada dalam kotak merah dan akibat dalam kotak biru.
4
Contoh: Masalah utama Malnutrisi pada Balita
Tingkat
Jumlah angka kemiskinan bertambah
Kriminalitas
meningkat
Pengeluaran bertambah
untuk opengobatan
Prestasi belajar
rendah
Anak tidak sehat
MASALAH
Malnutrisi balita
5
Perlu diingat: Pertanyaan yang selalu digunakan dalam proses ini adalah: masalah/situasi ini
mengakibatkan apa?
Pengelolaan
Musim kering irigasi tidak Jumlah tenaga
yang panjang maskimal kesehatan
kurang
Pertanyaan yang digunakan adalah: mengapa hal ini bisa terjadi? Atau, apa yang menyebabkan
hal ini? Misalnya dalam contoh diatas; apa yang menyebabkan malnuttrisi? Salah satu alasannya
mungkin adalah kekurangan asupan makanan di masyarakat. Apa penyebabnya? Gagal panen.
Mengapa? Curah hujan kurang. Mengapa? Dilanjutkan hingga sampai pada suatu titik
permasalahan utama/dasar.
Perlu diingat, bahwa tidak pernah ada hanya satu penyebab tunggal yang mengakibatkan
keseluruhan situasi yang buruk. Perlu dilihat berulang kali, apa saja yang yang saling
berhubungan, dan didiskusikan dengan benar apakah hubungan-hubungan itu memang berasal
dari kondisi sebab-akibat.
6
Dalam tahapan ini, pohon masalah sudah digambarkan secara lengkap, menunjukkan akibat-
akibat apa saja dari masalah utama dan memberikan gambaran komprehensif/menyeluruh
gambaran yang mewakili masalah utama dan hubungan-hubungan sebab akibat.
Contoh gambaran lengkap pohon masalah dapat dilihat di gambar dibawah ini:
Tingkat
Kriminalitas
Jumlah angka kemiskinan bertambah meningkat
Prestasi belajar
Anak tidak sehat rendah
Kurang
Panen gagal kesadaran
masyarakat
Irigasi tidak PENYEBAB
berfungsi
Kurangnya curah Posyandu tidak
hujan aktif
Jumlah tenaga
kesehatan
kurang
7
PENGELOMPOKAN ISU PERMASALAHAN
Tingkat
EKONOMI
Jumlah angka kemiskinan Kriminalitas PENDIDIKAN
bertambah meningkat
Tingkat Ekonomi
Anak jalanan bertambah
keluarga menurun
Prestasi belajar
Anak tidak sehat rendah
PENDIDIKAN Kurang
Panen gagal kesadaran
masyarakat
Irigasi tidak
berfungsi
Kurangnya curah Posyandu tidak
hujan aktif
Jumlah tenaga
kesehatan
kurang
8
ANALISA POHON OBJEKTIF
Pohon objektif adalah kebalikan dari pohon masalah yang memuat situasi-situasi positif yang diinginkan.
Tingkat
Jumlah angka
Kriminalitas
kemiskinan berkurang
menurun
Prestasi belajar
Anak sehat baik
Kurang
Panen gagal kesadaran
masyarakat
Irigasi tidak
berfungsi
Kurangnya curah Posyandu tidak
hujan aktif
9
Pohon objektif ini akan membantu dalam melakukan analisa pembuatan proposal. Namun yang perlu
diperhatikan adalah bagian bawah (akarnya) karena tiap kotak tersebut akan dipergunakan dalam
penyusunan kerangka logika.
Pohon objektif dapat juga dibuat kategori topiknya, sama seperti pengelompokan topic pada pohon
masalah (kesehatan, ekonomi, dll).
Organisasi kemudian akan memutuskan, topic mana yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan
proposal program, dan harus disesuaikan dengan visi dan misi organisasi. Organisasi dapat bekerja sama
dengan institusi/organisasi lain, yang bekerja dibidang-bidang dimana organisasi anda tidak bekerja.
10
KERANGKA LOGIKA PROGRAM
Kerangka Logika adalah suatu perangkat yang digunakan untuk menjelaskan komponen-komponen utama
suatu program. Kerangka Logika ini memberikan jawaban atas pertanyan, ‘mengapa’, ‘apa’, dan
‘bagaimana’ suatu proyek/program juga mengenai ‘siapa’, ‘dimana’ dan ‘kapan. Deskripsi dibuat dalam
bentuk tabel 4x4. Tjuan Utama, Tujuan Program, Hasil dan Aktivitas program secara sistematis dimuat di
kolom pertama dari tabel (vertikal secara logika). Kolom kedua dan ketiga memuat indikator dan sumber
verfikasi nya. Kolom keempat memuat asumsi-asumsi yang dapat terjadi diluar control program namun
perlu untuk terjadi demi kesuksesasn pelaksanaan program.
Membuat kerangka logika hanya dapat terjadi setelah melalui analisa pohon masalah, objektif dan
strategy.
Dari analisa tersebut diatas, maka data-datanya dimasukan didalam tabel 4x4 seperti dibawah ini:
11
Contoh Kerangka Logika Program
KETERANGAN:
TUJUAN UTAMA: Tujuan tingkat tinggi yang mana program berkontribusi untuk menunjang
pencapaiannya. Tujuan ini sangat luas, dan dapat berjangka panjang, serta dapat dicapai tidak saja
dengan satu program.
TUJUAN PROGRAM: Tujuan yang akan dicapai melalui program ini, dan dapat berjangka menengah
atau pendek. Tujuan program adalah suatu tujuan yang benar-benar dapai dicapai, realistis dan
memberikan manfaat ke masyarakat secara berkelanjutan (dengan mempertimbangkan sisi gender, umur,
ras dan suku
HASIL : Produk atau jasa hasil dari aktivitas. Hasil berupa output dari program yang diberikan kepada
penerima manfaat program. Semua HASIL yang dicapai akan menunjang pencapaian TUJUAN
PROGRAM.
AKTIVITAS: Aktivitas yang harus dilaksanakan dalam program untuk mencapai HASIL. Sekumpulan
aktivitas akan diidentifikasi untuk menunjang masing-masing HASIL yang telah ditentukan sebelumnya
diatas.
CARA: Input kegiatan/aktivitas secara rinci yang akan dilakukan dalam program
13
BIAYA: Input biaya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan.
INDIKATOR: Variabel-variabel penentu perubahan (apa yang berubah, berapa banyak, target
group/penerima manfaat, tempat dan waktu)
ASUMSI: Kondisi yang memungkinkan pencapaian masing-masing komponen kegiatan (lihat contoh)
Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan detail anggaran, jadwal aktivitas dan rencana
monitoring.
Format detail anggaran dan jadwal aktivitas dapat beragam bentuknya, namun setidaknya memuat
komponen-komponen penting dalam perhitungan dan strategy pelaksanaan. Kerangka Logika yang
lengkap (termasuk didalamnya detail anggaran dan jadwal aktivitas) merupakan suatu bentuk perangkat
monitoring/pengawasan program tersendiri. Manajer dapat memantau pencapaian-pencapaian kegiatan
maupun penggunaan dana melalui Kerangka Logika.
Terlampir dalam dokumen ini format dari detail anggaran dan jadwal aktivitas.
Data dan informasi yang ada didalam Kerangka Logika, dan ditambahkan dengan hasil Penilaian
Partisipatif Pedesaan (Participatory Rural Appraisal/PRA), dapat digunakan dalam pengembangan suatu
konsep program.
Dibawah ini adalah contoh format Proposal, dengan keterangan komponen-komponen yang menggunakan
data dan informasi dari hasil PRA maupun kerangka logika.
14
FORMAT KERANGKA PENULISAN PROPOSAL
(halaman depan)
Judul Proposal:……………………………………………
Periode: ………………………………………………………
NAMA ORGANISASI:………………………………………………………………………………………………………………….
ALAMAT:………………………………………………………………………………………………………………………………….
NO TELEPON:…………………………………………………………………………………………………………………………….
NAMA KONTAK:………………………………………………………………………………………………………………………..
JABATAN:…………………………………………………………………………………………………………………………………..
TAHUN: 2012
15
BAB I
GAMBARAN UMUM LOKASI
I. Keadaan Geografi dan kondisi Desa (hasil PRA: pemetaan dan transek)
II. Sarana dan Prasarana di Lokasi (Hasil PRA: pemetaan dan transek)
III. Keadaan dan jumlah penduduk (Hasil PRA: FGD, data sekunder)
IV. Mata Pencaharian (Hasil PRA: Kalender Musim, pemetaan sumberdaya, FGD )
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
Gambaran permasalahan dapat diambil dari hasil asesmen partisipatif (PRA: priorisasi masalah
dan ranking) maupun analisa pohon masalah yang dilakukan dengan masyarakat.
BAB III
GAMBARAN PROGRAM
(Deskripsi diambil dari hasil PRA dan tabel Kerangka Logika diatas)
4. Aktivitas:Deskripsikan kegiatan-kegiatan sesuai dengan urutan dan hubungannya dengan Hasil yang
ingin dicapai.
5. Kerangka Logika: Cantumkan tabel Kerangka Logika yang telah dibuat
6. Rencana Monitoring program: 3 bulan sekali (setiap tri semester), 4 kali dalam setahun.
7. Pemangku kepentingan dan jejaring: (Hasil PRA: Diagram venn)
16
BAB IV
DETAIL AKTIVITAS DAN ANGGARAN
(Terlampir excel)
BAB V
TIM PELAKSANA PROGRAM
Memuat struktur organisasi serta nama dan jabatan tim pelaksana kegiatan program yang didanai
melalui program ini.
Selain struktur, juga sebaiknya mendeskripsikan tugas dan tanggung jawab masing-masing staf yang
berperan dalam kegiatan program.
Contoh struktur:
Ketua
Ramli Ahmad
Koordinator Koordinator
Program keuangan
Astuti SPd Wahyudi
BAB VI
PENUTUP
17
PENUTUP
Penggunaan metode Kerangka Logika bersama Analisa Pohon Masalah dan Analisa Pohon Objektif tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Dalam membuat analisa dengan menggunakan metode-metode
tersebut, sebaiknya dilakukan secara bersama, baik secara tim dalam suatu organisasi maupun dengan
unsur masyarakat. Kejelian dan berpikir kritis akan menjadi kunci utama dalam mengidentifikasi
permasalahan dan menganalisakannya.
Untuk membantu proses analisa dan perencaan program, organisasi dapat menggunakan hasil dari PRA
untuk mendapatkan informasi dan sekaligus untuk mengklarifikasi masalah-masalah yang teridentifikasi.
Apabila hal-hal ini dilakukan dengan sistematis maka akan dapat mengefisiensikan proses perencaan,
analisa dan pengembangan suatu program.
Disarankan agar dilakukan beberapa kali latihan sebelum benar-benar menggunakan metode-metode ini
untuk mengembangkan program.
Semoga sukses.
18
LAMPIRAN
19