Teori Kendala (Theory of Constraint) adalah suatu filosofi dan metode untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dengan fokus terhadap
identifikasi faktor pembatas yang disebut constraint (kendala). Constraint yang terus-menerus
dieliminasi akan memaksimalkan proses produksi, meningkatkan keuntungan serta
meminimalisasikan biaya untuk pencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang.
Theory of Constraints (TOC) pertama kali dikenalkan oleh seorang ilmuwan fisika
bernama Dr. Eliyahu M. Goldratt melalui bukunya yang berjudul The Goal: A Process of
Ongoing Improvement pada tahun 1986. Theory of Constraints (TOC) merupakan
pengembangan dari Optimized Production Technology (OPT). Konsep dari TOC adalah
memasukkan filosofi manajemen dalam perbaikan berdasarkan pengidentifikasian kendala-
kendala untuk meningkatkan keuntungan.
Konsep dasar dari Theory of Constraint (TOC) adalah bahwa setiap organisasi
mempunyai kendala-kendala yang menghambat pencapaian kinerja (performance) yang
tinggi. Kendala-kendala ini seharusnya diidentifikasi dan diatur untuk memperbaiki kinerja.
Jika suatu kendala telah terpecahkan, maka kendala berikutnya dapat diidentifikasi dan
diperbaharui yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan hasil produk jadi keseluruhan
yang terjual (Throughput), mengurangi persediaan (Inventory) dan mengurangi biaya
operasional (Operational expenses).
Berikut definisi dan pengertian teori kendala atau Theory of Constraint (TOC) dari
beberapa sumber buku dan referensi:
Menurut Sulistiowati (2004), TOC adalah suatu filosofi perbaikan terus-menerus yang
fokusnya pada identifikasi atas kendala untuk pencapaian tujuan perusahaan, yaitu
menghasilkan uang saat ini dan dimasa yang akan datang, serta untuk menetapkan
suatu proses perbaikan terus-menerus.
Menurut Dendi (2012), TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dalam memaksimalkan proses
produksinya dan meminimalisasikan semua ongkos atau biaya yang relevan seperti
biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya modal.
Menurut Kurniawan Budi (2017), TOC adalah suatu metode yang digunakan untuk
melakukan peningkatan secara terus-menerus dalam aktivitas manufacturing dan
nonmanufacturing. Hal ini dikarakterkan sebagai thingking process yang dimulai
dengan mengakui bahwa semua sumber daya (resources) terbatas. Faktor yang
terbatas tersebut dinamakan constraint (kendala). Constraint dapat dikendalikan untuk
meningkatkan kinerja, dalam mengendalikannya yang harus dilakukan yaitu dengan
mengidentifikasi dan mengeksploitasi dan proses ini harus diulangi terus menerus
sampai constraint dapat dieliminasi.
B. Jenis-jenis Kendala
Selain itu, berdasarkan sifatnya kendala dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Kendala mengikat (binding constraint), adalah kendala yang terdapat pada sumber
daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint), adalah kendala yang terdapat
pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Adapun menurut Kaplan dan Atkinson (2000), kendala dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut:
Jika dijabarkan, maka keunggulan dengan adanya penerapan teori kendala menurut
Hansen dan Mowen (2000) adalah sebagai berikut:
1. Produk yang lebih baik. Perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas lebih
baik dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke pasar.
Persediaan yang lebih rendah menyebabkan deteksi atas kerusakan dapat dilakukan lebih
cepat dan penyebab maasalah bisa segera dinilai. Persediaan yang rendah memungkinkan
perubahan produk untuk diperkenalkan secara lebih cepat karena perusahaan mempunyai
persediaan produk lama yang lebih sedikit dan harus segera dijual atau dibuang.
2. Harga yang lebih rendah. Persediaan rendah akan menyebabkan menurunnya biaya
penyimpanan, biaya investasi per unit dan beban operasi lain seperti lembur dan
pengiriman khusus. Dengan menurunnya biaya-biaya maka penetapan harga akan
menjadi lebih fleksibel, sehingga perusahaan tidak harus melakukan strategi pemotongan
harga.
3. Daya tanggap. Persediaan yang lebih rendah memungkinkan waktu tunggu aktual untuk
diamati secara lebih seksama dan tanggal pengiriman yang lebih akurat dapat terpenuhi.
Tingkat persediaan yang tinggi terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan
kompetitif, dengan teori kendala maka perusahaan dapat menekan pengurangan
persediaan dengan mengurangi waktu tunggu.
D. Aspek-aspek TOC
Theory of Constraint (TOC) memiliki tiga aspek atau unsur penilaian yang digunakan
dalam pengukuran operasional perusahaan, yaitu sebagai berikut (Hansen dan Mowen, 2000) :
a. Throughput
Throughput adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan uang melalui
penjualan. Dalam istilah operasional, throughput adalah perbedaan antara pendapatan
penjualan dan biaya variabel di tingkat unit, seperti bahan baku dan tenaga listrik. Throughput
yang berkaitan dengan margin kontribusi disebut throughput ontribution, dimana yaitu
penjualan dikurangi dengan biaya bahan baku langsung. Proses produksi dan distribusi yang
tidak mempengaruhi throughput bukan merupakan kendala yang mengikat, sehingga
perhatian pada hal-hal tersebut menjadi lebih rendah dibandingkan dengan perhatian terhadap
pemborosan kendala mengikat. Dalam lingkungan manufaktur yang baru, throughput diukur
melalui pengurangan sales dengan biaya-biaya langsung dari sales tersebut.
b. Persediaan
Persediaan adalah semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah bahan
baku mentah melalui throughput. Bahan persediaan dalam TOC merupakan semua aktiva
yang memiliki dan tersedia secara potensial untuk penjualan. Persediaan produk jadi hanya
difokuskan pada tingkat yang diperlukan untuk menghadapi perubahan permintaan pelanggan
guna memberikan pelayanan yang baik. Pengadaan persediaan bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi di atas tingkat minimum tidak akan menambah throughput dan
merupakan biaya yang tidak bernilai tambah.
c. Biaya-biaya operasional
Adapun menurut Billington, dkk (1995), terdapat sembilan prinsip dasar Theory of
Constraint (TOC) yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan TOC, yaitu sebagai berikut:
Menurut Hansen dan Mowen (2000), penerapan Theory of Constraint (TOC) memiliki
beberapa manfaat dan keunggulan, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Produk yang lebih baik. Perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas lebih
baik dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke pasar.
Persediaan yang lebih rendah menyebabkan deteksi atas kerusakan dapat dilakukan lebih
cepat dan penyebab masalah bisa segera dinilai. Persediaan yang rendah memungkinkan
perubahan produk untuk diperkenalkan secara lebih cepat karena perusahaan mempunyai
persediaan produk lama yang lebih sedikit dan harus segera dijual atau dibuang.
2. Harga yang lebih rendah. Persediaan rendah akan menyebabkan menurunnya biaya
penyimpanan, biaya investasi per unit dan beban operasi lain seperti lembur dan
pengiriman khusus. Dengan menurunnya biaya-biaya maka penetapan harga akan
menjadi lebih fleksibel, sehingga perusahaan tidak harus melakukan strategi pemotongan
harga.
3. Daya tanggap. Persediaan yang lebih rendah memungkinkan waktu tunggu aktual untuk
diamati secara lebih saksama dan tanggal pengiriman yang lebih akurat dapat terpenuhi.
Tingkat persediaan yang tinggi terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan
kompetitif, dengan teori kendala maka perusahaan dapat menekan pengurangan
persediaan dengan mengurangi waktu tunggu.
G. Konsep Teori Kendala
Pada umumnya, ada empat konsep teori yang harus anda ketahui yaitu:
Beban operasi : kinerja ini mencakup keseluruhan biaya beban operasi yang
dikeluarkan untuk merubah persediaan menjadi throughput.
Persediaan : kinerja ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi,
seperti mengubah bahan baku menjadi suatu throughput. Berapa biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk melakukan hal tersebut, dan lain sebagainya.
Throughput : kinerja ini mencakup sekuat dan semampu apa para perusahaan untuk
dapat menghasilkan uang dari hasil marketing atau pemasaran.
Jadi, kita dapat mengambil garis tengah pada penjelasan tersebut bahwa tujuan dari
teori atau manajemen kendala ini adalah ingin meningkatkan troughput atau uang yang
dihasilkan, namun juga dapat meminimalkan biaya untuk persediaan sehingga beban operasi
pun juga dapat diturunkan. Apabila perusahaan dapat melakukan hal tersebut maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan bersih yang terus meningkat, arus kas yang stabil
dan lain sebagainya.
2. Menurunkan persediaan
Agar produk menjadi lebih berkualitas maka perusahaan dapat memproduksi produk-
produk yang baru. Apabila perusahaan terus menerus memproduksi produk lama maka akan
menyebabkan resiko, seperti tidak lakunya produk yang dijual dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, produk lama tidak perlu diproduksi dengan jumlah yang besar. Hal
itu bertujuan untuk meminimalisirkan para kompetitor yang ada.
Konsep yang satu ini sangat mengutamakan sistem pendistribusian, karena hal itu
menyangkut alur produk yang harus dioperasional secara baik. Pengiriman produk yang tepat
waktu adalah hal yang utama dalam sebuah kompetisi.
Karena hal itu akan berdampak langsung kepada para konsumennya, maka dari itu
perusahaan perlu membuat perencanaan dan perkiraan waktu secara tepat. terus meningkat,
arus kas yang stabil dan lain sebagainya.
Penerapan TOC dapat menjadi proses transformasional bagi organisasi yang ingin
meningkatkan efisiensinya. Namun, seperti halnya pendekatan strategis lainnya, pendekatan
ini juga mempunyai tantangan.
Salah satu tantangan utama adalah resistensi alami terhadap perubahan. Karyawan
mungkin sudah familiar dengan proses yang ada dan penerapan TOC dapat mengganggu
rutinitas yang sudah ada. Mengatasi hambatan ini memerlukan komunikasi yang efektif dan
menunjukkan dengan jelas manfaat TOC bagi organisasi.
TOC bukanlah perbaikan satu kali saja; hal ini membutuhkan budaya perbaikan terus-
menerus. Beberapa organisasi kesulitan mempertahankan pola pikir ini dalam jangka
panjang. Tanpa komitmen terhadap perbaikan dan adaptasi berkelanjutan, manfaat TOC
dapat berkurang seiring berjalannya waktu.
ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang
dirancang untuk mengkoordinasikan sumber daya, informasi, dan aktifitas yang diperlukan
untuk proses bisnis lengkap (Rakhma, 2010:15). ERP merupakan software yang
mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam sistem komputer
yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD,
produksi, atau keuangan. Syarat terpenting dari sistem ERP adalah integrasi yang
menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database sehingga
memudahkan semua departemen berbagi informasi, dan tujuan sistem ERP adalah untuk
mengkoordinasikan bisnis secara keseluruhan.
Area bisnis yang dilingkupi ERP adalah akuntansi keuangan, akuntansi pengendalian,
penjualan, manajemen sumber daya manusia. ERP membawa proses penyatuan yang lebih
baik serta fungsi operasi yang terintegrasi dengan system back Office seperti pembayaran,
sumber daya manusia, dan keuangan. Rakhma (2010:15) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa ERP memiliki tiga manfaat yaitu: (1) Mengintegrasikan data keuangan, (2)
Standarisasi proses operasi, (3) Standarisasi data dan informasi
Menurut Pujawan, (2005 :5) Supply chain adalah jaringan perusahaarperusahaan yang
secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan
pemakai akhir. Jadi kalau Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan
yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke
pemakai akhir, SCM adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Pada suatu supply
chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola antara lain:
Time on hand (wniting time), menyeimbangkan beban tiap Stasiun kerja, dan
mencegah terjadinya bottleneck (proses yang membatasi total output) sehingga waktu
tunggu mesin maupun material dapat dihindari,
Reduce Materié Handling, berfungsi agar tumpukan work in process dapat dihindari,
Stock on han (inventory), Perusahaan hanya memproduksi produk yang diperlukan
pasar, stasiun kerja up stream hanya memproduksi barang yang diminta stasiun kerja
down stream sejumlah kuantitas yang diminta sehingga tidak akan terjadi tumpukan
barang maupun work in process,
Movement, Movement merupakan aktivitas mengeliminasi gerakan manusia yang
tidak diperlukan seperti materi gelimunasi al handlin ang berlebih Inspection Time,
Perusahaan harus memeliharan kesesuaian produk selama Pa 2 pengiriman ke tempat
tujuan. Pemeliharaan ini termasuk mengidentifikasi, penanganan pengepakan,
penyimpanan, dan perlindungan.
5. Throughput Time
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana Teori Kendala dapat diterapkan di berbagai
industri: