Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI

THEORY OF CONSTRAINTS

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Teori kendala atau theory of constraints (TOC) merupakan sebuah filosofi
manajemen yang mula-mula dikembangkan oleh Eliyahu M. Goldratt dan dikenalkan dalam
buku, The Goal. Dapat diartikan bahwa TOC adalah suatu pendekatan kearah peningkatan
proses yang berfokus pada elemen-elemen yang dibatasi untuk meningkatkan output. Hal ini
berdasarkan fakta bahwa seperti sebuah rantai dengan link yang paling lemah, dalam
beberapa system yang kompleks pada waktu tertentu, seiring terdapat suatu aspek dalam
system yang membatasi kemampuan untuk mencapai lebih banyak tujuannya. Usaha yang
berfokus pada masalah yang dapat meningkatkan atau memaksimumkan kembali inisiatif
yang ada. Agar system tersebut mencapai kemajuan yang signifikan , hambatannya perlu
untuk diidentifikasi dan keseluruhan system perlu diatur. Sesekali elemen proses yang
dibatasi diperbaiki, link paling lemah yang berikutnya dapat ditujukan dalam suatu
pendekatan iterative.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat beberapa rumusan masalah diantaranya :
1. Apa itu Theory of Constraints (TOC)?
2. Jelaskan macam-macam Theory Of Constraints?
3. Bagaimana hubungan antara TOC dan JIT?
4. Bagaimana hubungan antara TOC dan ABC?

Tujuan Penulisan
Adapun terdapat tujuan dari penulisan maklah ini ialah :
1. Mengetahui pengertian TOC
2. Mengetahui macam-macam teori kendala
3. Mengetahui hubungan antara TOC dan JIT
4. Mengetahui hubungan antara TOC dan ABC
BAB 2
PEMBAHASAN

Pengertian Teori Kendala (TOC)


TOC adalah suatu filosofis manajemen yang membantu sebuah perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan produksinya dan meminimalisasi semua
ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak langsung,
dan biaya modal.
Penerapan TOC lebih berfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai
kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh terhadap
profitalitas secara keseluruhan.

Menurut Hansen dan Mowen, jenis kendala dikelompokkan sebagai berikut :


 Berdasarkan asalnya
1) Kendala internal (internal constrain) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam
mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan
throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya
operasional.
2) Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau
kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa
volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar,
meningkatkan permintaan pasar atau pun dengan mengembangkan produk baru.
 Berdasarkan sifatnya
1) Kendala mengikat (binding constrain) adalah kendala yang terdapat pada sumber
daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
2) Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang
terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Selain itu Kaplan dan Atkinson menambahkan pengelompokan kendala dalam tiga
bagian yaitu :
1. Kendala sumber daya (resource constraint). kendala ini dapat berupa kemampuan
factor input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan jam mesin.
2. Kendala pasar (market resource). kendala yang merupakan tingkat minimal dan
maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode perencanaan.
3. Kendala keseimbangan (balance constraint). diidentifikasi sebagai produksi dalam
siklus produksi.

Theory of Constraint (TOC) mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh
kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk
mendukung tujuan, yaitu kemajuan terus menerus suatu perusahaan (continions
improvment). teori ini memfokuskan diri pada tiga ukuran yaitu :
 Throughput, adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan uang melalui
penjualan.
 Persediaan, adalah semua dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengubah
bahan baku melalui throughput. Bahan persediaan dalam TOC merupakan semua aktiva
yang dimiliki dan tersedia secara potensial untuk penjualan.
 Biaya-biaya operasional, ialah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah
persediaan menjadi throughput. Biaya operasi ini terjadi untuk mendukung dan
mengoptimalkan throughput dalam kendala.

TOC memiliki argumen bahwa penurunan persediaan akan meningkatkan daya saing
perusahaan, karena dengan menurunkan persediaan akan diperoleh produk yang lebih baik,
harga yang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat terhadap kebutuhan pelanggan.
Penerapan TOC dapat membantu manajer dalam meningkatkan laba dan juga penjualan
produk atau jasa yang berkualitas serta pemenuhan permintaan yang tepat waktu sehingga
perusahaan mampu beroperasi secara efisien dan efektif.
Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan,
Goldratt mengembangakan lima langkah yang berurutan supaya proses perbaikan lebih
fokus dan berakibat lebih baik bagi system. Langkah-langkah tersebut adalah :
1) Indentifikasi konstrain sistem (identifying the constraint). mengidentifikasi bagian
system manakah yang paling lemah kemudian melihat kelemahannya apakah
kelemahan fisik atau kebijakan.
2) Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint). menentukan cara menghilangkan
atau mengelola constraint dengan biaya yang paling rendah.
3) Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources). Setelah
menemukan konstrain dan diputuskan bagaimana mengelola konstrain tersebut
maka harus mengevaluasi apakah konstrain tersebut masih menjadi konstrain pada
performasi system atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke langkah ke lima,
tetapi jika ya maka akan menuju ke langkah keempat.
4) Evaluasi konstrain (elevating the constraint). Jika langkah ini dilakukan, maka
langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani konstrain. Maka harus ada
perubahan besar dalam system, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau
modifikasi subtansi system.
5) Mengulang proses keseluruhan (repeating the process). jika langkah ketiga dan
keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi dari langkah pertama.
Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetapi waspada bahwa suatu solusi dapat
menimbulkan konstrain baru perlu dilakukan.

Selain memperhatikan lima tahap penerapan TOC diatas, perlu diperhatikan pula
sepuluh prinsip dasar TOC. Kesepeuluh prinsip dasar tersebut ialah :
1. Seimbang kan aliran produksi, bukan kapasitas produksi. Diasumsikan perusahaan
memiliki kapasitas tidak seimbang dengan jumlah permintaan pasar (demand)
karena keseimbangan kapasitas menghambat pencapaian tujuan (goal)
perusahaan.
2. Tingkat utilitas non bottleneck tidak ditentukan oleh potensi stasiun kerja tersebut
tetapi oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber krisis lainnya. Hanya stasiun kerja
yang mengalami bottleneck yang perlu dijalankan utilitas 100%.
3. Aktivitas tidak selalu sama dengan utilitas. Menjalankan non bottleneck dapat
membangatkan bertumpuknya work in process (buffer) dalam jumlah yang
berlebihan.
4. Satu jam kehilangan pada bottleneck merupakan satu jam kehilangan sistem
keseluruhan.
5. Satu jam penghematan pada non bottleneck merupakan suatu fatamorgana.
6. Bottleneck mempengaruhi throughput dan inventory.
7. Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan batch proses.
8. Batch proses sebaikanya tidak tetap (variabel).
9. Penjadwalan (kapasitas dan prioritas) dilakukan dengan memperhatikan semua
kendala (constraint) yang ada secara simultan.
10. Jumlah optimum lokal tidak sama jumlah optimum keseluruhan (total). pengukuran
performasi dilihat sebagai satu kesatuan berdasarkan pemasukan bahan baku dan
hasil produk jadi.

Hubungan TOC dan JIT (Just In Time)


Tujuan utama seorang manajer menggunakan Just In Time (JIT) dalam
perusahaan yaitu untuk mengurangi waktu yang digunakan produk dalam pabrik. Jika total
produksi turun, maka akan terjadi penurunan pula pada biaya, hal ini dikarenakan lebih
sedikitnya persediaan yang harus dibiayai, disimpan, dikelola, dan diamankan. Dengan JIT,
waktu dapat diminimalisasi terhadap throughput produk yaitu total produksi sampai pada
saat barang dikirim. Oleh karena itu, waktu throughput (throughput time) merupakan
jumlah dari waktu proses, waktu tunggu, waktu pemindahaan, waktu inspeksi. Yang
merupakan waktu throughput yang mencakup penurunan persediaan dalam proses, akan
mengarahkan pada hal-hal berikut ini :
 Menurunkan biaya modal dalam persediaan.
 Mengurangi biaya overhead untuk pemindahan bahan.
 Mengurangi resiko keusangan.
 Meningkatkan daya tanggap bagi pelanggan dan mengurangi waktu pengiriman.

Theory of Constraint (TOC) dan Activity Based Costing (ABC)


Pendekatan TOC beranggapan bahwa biaya operasional sulit untuk diubah dalam
jangka pendek, sehingga TOC tidak mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas individual dan
penggerak baiaya. Oleh karena itu TOC kurang berguna untuk mengelola biaya dalam jangka
panjang. Di lain sisi Activity Based Costing (ABC) mempunyai perspektif jangka panjang yang
memfokuskan pada peningkatan proses dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak
bernilai tambah dan mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas yang bernilai
tambah. Oleh karena itu ABC lebih berguna untuk perencanaan profit, pengendalian biaya
dan penetapan harga jangka panjang.
ABC dan TOC sama-sama digunakan untuk menetapkan profitabiltas produk. Namun
keduanya juga memiliki perbedaan yaitu ABC mengembangkan suatu analisa jangka panjang
yang meliputi semua biaya produk. Sedangkan TOC mengambil pendekatan jangka pendek
untuk analisis profitabilitas karena teori ini hanya berdasarkan pada biaya-biaya yang
berkaitan pada bahan. ABC menyediakan suatu analisis komprehensif dari penggerak biaya
(cost driver) dan biaya unit yang akurat, sebagai suatu dasar untuk pengambilan suatu
keputusan strategis mengenai harga dan bauran produk dalam jangka panjang. Sebaliknya
TOC menyediakan suatu metode yang berguna untuk meningkatkan profitabilitas jangka
pendek melalui penyesuaian bauran produk untuk jangka pendek dan melalui perhatian
pada hambatan-hambatan produksi. Keunggulan ABC adalah memusatkan perhatian pada
kegiatan atau aktivitas, yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. ABC umumnya digunakan oleh perusahaan dengan
menggunakan metode manajemen baiaya seperti biaya target (target costing) dan TOC.

Penggunaan TOC dalam penggambilan Keputusan


TOC melarang manager untuk memaksimalkan throughput sementara
meminimalkan beban operasi dan aktivitas. Memaksimalkan throughput memerlukan
pengakuan pertama-tama bahwa proses produksi adalah sistem yang sangat kompleks.
Salah satu wawasan Goldratt yang sangat hebat adalah bahwa beberapa langkah
sederhana dapat memperbaiki throughput bahkan dalam sistem yang paling kompleks sekali
pun. Untuk memaksimalkan throughput pertama-tama perlu mengalokasikan satu sumber
daya, lokasi, atau kebijakan yang merupakan batasan paling ketat yang saat ini membatasi
throughput pada sistem.
Batasan yang paling ketat adalah batasan dimana peningkatan yang paling kecil
kapasitas yang akan menghasilkan peningkatan terbesar dalam total throughput sistem.
Sebagian besar TOC menangani perbaikan dalam hal-hal yang membatasi.
Langkah-langkah Goldratt untuk menerapkan TOC sebagai suatu proses pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi batasan sistem.
2. Putuskan bagaimana batasan sistem tersebut akan dieksploitasi.
3. Mengkordinasikan hal-hal yang lain sehingga tunduk pada keputusan diatas.
4. Menaikkan batasan sistem.
5. Jika dalam langkah sebelumnya suatu batasan telah terpecahkan kembali ke
langkah pertama tetapi jangan izinkan kemalasan menjadi batasan sistem.
Untuk membatasi sumber daya, langkah keempat berarti meningkatkan kapasitas
dari sumber daya tersebut. Jika batasannya adalah kebijakan perusahaan, maka langkah
keempat berarti mengubah kebijakan tersebut. Goldartt memasukan langkah kelima sebab
ia menemukan bahwa batasan karena kebijakan lebih sering terjadi dibandingkan dengan
batasan karena alasan fisik. Kebijakan perusahaan semacam itu harus diubah. Kemalasang
megacu pada keengganan manager untuk menetang atau mengubah kebijakan yang sudah
lama berlaku meskipun pada kenyataannya kebijakan yang dibuat tersebut telah berubah
atau telah lama berlalu atau telah lama hilang sebelum manager mengakui bahwa kebijakan
tersebut telah menjadi tidak sesuai atau tidak dibutuhkan.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Theory Of Constraint atau teori kendala (TOC) merupakan sebuah filosofi
manejemen yang mula-mulai dikembangkan oleh Eliyahu M. Goldratt dan dikenalkan dalam
bukunya,The Goal. Dapat diartikan bahwa TOC adalah suatu pendekatan ke arah
peningkatan proses yang lebih berfokus pada elemen-elemen yang dibatasi untuk
meningkatkan output. Hal ini berdasarkan fakta bahwa seperti sebuah rantai dengan link
yang paling lemah, dalam beberapa system yang kompleks pada waktu tertentu, seiring
terdapat satu aspek dalam system yang membatasi kemampuannya untuk mencapai lebih
banyak tujuannya.
Penerapan TPC lebih berfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai
kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh terhadap
profitabilitas secara keseluruhan.
ABC dan TOC sama-sama digunakan untuk menetapkan profitabilitas produk.
Namun keduanya juga memiliki perbedaan yaitu ABC mengembangkan suatu analisa jangka
panjang yang meliputi semua biaya produk. Sedangkan TOC mengambil pendekatan jangka
pendek untuk analisi profitabilitas karena teori ini hanya berdasarkan pada biaya-biaya yang
berkaitan pada bahan. ABC menyediakan suatu analisis komprehensif dari penggerak biaya
(cost driver) dan biaya unit yang akurat, sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan
strategis mengenai harga dan bauran produk dalam jangka panjang.
Daftar Pustaka

https://asdarmunandar.blogspot.com/2012/02/theory-of-constraint-teori-kendala.html

Anda mungkin juga menyukai