Anda di halaman 1dari 21

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGGUNAAN ALAT
KLINIK RH MEDICA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN TEMPAT TIDUR PASIEN

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa sprei penutup (over laken)
Pendahuluan

2. Tujuan Dapat segera digunakan


Dapat dilakukan :
1. Jika ada klien baru
2. Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun dari tempat tidur

3. Kebijakan

4. Referensi/ Definisi Ranjang rumah sakit atau tempat tidur pasien atau juga kerap disebut
bed pasien adalah sebuah instrumen non medis yang digunakan untuk
menunjang perawatan pasien di rumah sakit yaitu sebagai tempat pasien
untuk istirahat atau tidur saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Ranjang rumah sakit tidak sama dengan ranjang yang kita tempati di
rumah, ranjang ini memiliki ukuran tertentu dan mempunyai spesifikasi
tertentu. Bahkan bahan bakunya pun berbeda.
Selain itu, tempat yang jual bed pasien juga bukan toko dimana anda
membeli ranjang rumah. Bed pasien dijual di toko alat kesehatan dan
hospital furniture. Karena alat ini termasuk ke dalam perlengkapan rumah
sakit, jadi tidak semua orang boleh menjualnya.
Ranjang rumah sakit atau bed pasien memiliki bentuk dan ukuran
khusus. Jenis bed pasien umumnya single bed atau satu orang satu
ranjang.
Selain itu bahan yang digunakan berupa logam. Bukan seperti ranjang
pasien yang ada di rumahan yang rata – rata terbuat dari bahan kayu.
5. Prosedur/ Alat, bahan, 1. Tempat tidur, kasur, dan bantal
waktu 2. Baki dan alasnya
3. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a). Laken/sprei besar
b). Perlak
c). Stik laken /laken kecil/ sprei melintang
d). Boven laken/laken sedang
e). Selimut
f). Sarung bantal

6. Prosedur/ Langkah 1. Mencuci tangan


2. Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang
sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih
3. Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan
garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
4. Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm
dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
5. Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah
kasur dan dibuat sudut. Jika laken tidak sesuai ukurannya maka
masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
6. Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat
berdiri)
7. Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm dari garis kasur
bagian kepala, demikian juga stik laken, dan masukkan sama-
sama ke bawah kasur
8. Meletakkan bovenlaken di bagian kepala mulai garis kasur,
masukkan bagian kaki ke bawah kasur dan membentuk sudut
9. Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian
kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
10. Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut
11. Selesaikan bagian sisi lain, seperti sisi yang sudah dilakukan
sebelumnya
12. Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal
dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
13. Mencuci tangan

7. Hal yang perlu 1. Jika tindakan dikerjakan oleh dua orang perawat, masing-masing
diperhatikan perawat berdiri di sisi kanan dan kiri tempat tidur, dan tindakan
dikerjakan bersamaan.
2. Alat tenun yang sobek tidak boleh dipergunakan.
3. Pemasangan alat tenun baru harus tegang, rapi, dan rata; agar saat
digunakan terasa nyaman.
8. Cara Penyimpanan alat Ditempat Kering dan Sejuk

9. Cara pendistribusian Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen

10. Lainnya Fungsi atau kegunaan dari ranjang pasien atau tempat tidur
pasien adalah tempat tidur yang digunakan oleh seseorang yang
menderita sakit atau yang biasa disebut pesakitan. Ranjang ini dapat
digunakan dirumah sakit, klinik, puskesmas atau dirumah, ranjang pasien
yang digunakan oleh pesakitan hendaklah ranjang yang nyaman dan
aman agar pada saat digunakan untuk tidur seseorang yang sakit tidak
merasakan kesakitan. Ranjang pasien mempunyai beberapa jenis sesuai
dengan kebutuhan yang digunakan.
Ranjang pasien mempunyai beberapa tipe yaitu terdiri dari ranjang
pasien 1 engkol/crank, 2 engkol/crank, 3 engkol/crank, dan manual. Dari
ranjang tersebut memiliki beberapa fungsi dan manfaat masing-masing,
untuk ranjang pasien tipe 1 engkol/crank fungsinya agar posisi kepala
dapat dinaikan dengan posisi kepala terlihat sedikit naik, tipe 2
engkol/crank fungsinya sama posisi kepala terlihat naik namun yang
membedakanya adalah posisi pada kaki dapat dinaikan terlihat seperti
terlekuk keatas, tipe 3 engkol terdiri dari semua fungsi engkol 1 dan
engkol 2 hanya yang membedakan adalah posisi tubuh sejajar dengan
kepala dan kaki, jadi 3 engkol/crank ini mempunyai fungsi yang 3 in 1,
jika ranjang pasien manual fungsinya hanya untuk tidur dengan posisi
badan yang sejajar tidak dapat dinaikan atau diturunkan.
Manfaat dari ranjang pasien 1 engkol adalah saat punggung atau kepala
pasien lelah dengan posisi sejajar ranjang pasien 1 engkol dapat dinaikan
agar posisi punggung atau kepala sedikit naik. Ranjang 2 engkol
bermanfaat saat posisi kaki lelah dengan posisi sejajar ranjang 2 engkol
dapat dinaikan agar posisi kaki dapat sedikit naik. Jika ranjang pasien 3
engkol memiliki manfaat yang 3 in 1 agar posisi tubuh seperti kepala atau
kaki dapat dinaikan sedangkan posisi badan dapat disejajarkan.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEGGUNAAN MEJA KERJA

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Meja kerja yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Dapat segera digunakan


Dapat dilakukan :
a) Jika ada klien baru

3. Kebijakan Berlaku untuk meja periksa


4. Referensi/ perabot yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda
Definisi yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor,
dan sebagainya; furnitur

5. Prosedur/ Alat, 1. Tempat tidur, kasur, dan bantal


bahan, waktu 2. Baki dan alasnya
3. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a) Laken/sprei besar
b) Perlak
c) Stik laken /laken kecil/ sprei melintang
d) Boven laken/laken sedang
e) Selimut
f) Sarung bantal

6. Prosedur/
Langkah 1) Perawatan harian dilakukan oleh bidan, perawat, dan dokter
2) Alat selalu bersih dan siap pakai
3) Beri pelumas pada engsel-engsel yang bergerak
4) Lapor ke petugas inventasris dan pemeliharaan barang bila ada
kerusakan

7. Cara Ditempat Kering dan Sejuk


Penyimpanan alat
8. Cara Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen
pendistribusian

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGGUNAAN KURSI KERJA


No. Dokumen : No. Revisi: Halaman
1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Kursi kerja yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Dapat segera digunakan


Dapat dilakukan :
9. Jika ada klien baru

3. Kebijakan Berlaku untuk kursi periksa

4. Referensi/ perabot yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda
Definisi yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor,
dan sebagainya; furnitur

5. Prosedur/ Alat,
bahan, waktu

6. Prosedur/
Langkah 1) Perawatan harian dilakukan oleh bidan, perawat, dan dokter
2) selalu bersih dan siap pakai
3) Beri pelumas pada engsel-engsel yang bergerak
4) Lapor ke petugas inventasris dan pemeliharaan barang bila ada
kerusakan
7. Cara Ditempat Kering dan Sejuk
Penyimpanan
alat

8. Cara Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen


pendistribusian
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
LEMARI PENYIMPANAN ALAT

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Lemari simpan alat yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Dapat segera digunakan


Dapat dilakukan :
1. Lemari untuk menyimpan peralatan medis
3. Kebijakan Berlaku untuk menyimpan peralatan medis

4. Referensi/ Definisi lemari yang biasa digunakan untuk menyimpan alat-alat medis

5. Prosedur/ Langkah
1) Perawatan harian dilakukan oleh bidan, perawat, dan dokter
2) Alat selalu bersih dan siap pakai
3) Beri pelumas pada engsel-engsel yang bergerak
4) Lapor ke petugas inventasris dan pemeliharaan barang bila ada
kerusakan
6. Cara Penyimpanan Ditempat Kering dan Sejuk
alat

7. Cara pendistribusian Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MEJA INSTRUMEN

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Meja instrument yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Dapat segera digunakan


Untuk meletakkan peralatan medis

3. Kebijakan Berlaku untuk meja meletakkan peralatan medis

4. eferensi/ Definisi Meja instrumen atau troli instrumen adalah alat bantu berbentuk meja
kecil beroda yang umumnya digunakan di ruangan medis untuk
membawa aneka instrumen atau kebutuhan medis lainnya pada saat
tindakan

5. Prosedur/ Langkah
1)Perawatan harian dilakukan oleh bidan, perawat, dan dokter
2)Alat selalu bersih dan siap pakai
3)Beri pelumas pada engsel-engsel yang bergerak
4)Lapor ke petugas inventaris dan pemeliharaan barang bila ada
kerusakan
6. Cara Penyimpanan Ditempat Kering dan Sejuk
alat

7. Cara pendistribusian Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


No. Dokumen : No. Revisi: Halaman
1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Manset anak dengam velcro yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Dapat segera digunakan


Untuk meletakkan peralatan medis

3. Kebijakan Berlaku untuk tensimeter

4. Referensi/ Definisi Manset Tensimeter bahan kain velcro untuk pasien dengan selang
manset.

5. Prosedur/ Alat, bahan, 1) Tensi meter


waktu 2) Manset sesuai dengan ukuran.
3) Stetoskop
6. Prosedur/ Langkah a) Cuci tangan
b) Jelaskan / beritahu prosedur yang akan dilakukan.
c) Tekanan darah diukur pada keadaan duduk dengan punggung
bersandar dan kaki menapak lantai, atau dapat pula diukur
dengan posisi terlentang.
d) Memasang manset standart meliputi 2/3 lengan atas dengan jarak
2 cm di atas siku, posisi lengan setinggi jantung.
e) Meletakkan stetoskop tepat di atas arteri brachialis
f) Meraba pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)
g) Memompa manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg
setelah pulsasi arteri radialis menghilang.
h) Membuka katup manset dan tekanan manset dibiarkan menurun
perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik
i) Bila bunyi pertama terdengar, ingatlh dan catatlah sebagai
tekanan sistolik
j) Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan
diastolik
k) Menurunkan tekanan manset sampai 0 mmHg kemudian
lepaskan manset
l) Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan 2 kali untuk
mendapatkan nilai tekanan darah rerata
m) Catat Hasil di rekam medis pasien
n) Cuci tangan

7. Cara Penyimpanan alat Ditempat Kering dan Sejuk

8. Cara pendistribusian Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SOP PENGGUNAAN STETOSKOP


DUPLEX/SIMPLEX
No. Dokumen : No. Revisi: Halaman
1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Stetoskop duplex/simplex yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Dapat segera digunakan


Untuk kepentingan penegakan Diagnosa penyakit

3. Kebijakan 1) Dilakukan oleh Dokter, perawat, perawat magang/siswa


praktek dengan pendampingan
2) Untuk kepentingan pelayanan kesehatan/penegakan diagnosa
4. Referensi/ Definisi Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada klien
dengan cara auskultasi (mendengarkan)

5. Prosedur/ Langkah
1. Gunakan stetoskop untuk auskultasi dengan cara menempelkan
konektor membran pada bagian tubuh klien yang akan diperiksa
2. Saat menggunakan membran, pastikan konektor membran dalam
keadaan terbuka, begitu juga sebaliknya
3. Pasangkan pada telinga kanan dan kiri secara benar dan tidak
terasa nyeri, kemudian dengarkan
6. Cara Penyimpanan Ditempat Kering dan Sejuk
alat

7. Cara pendistribusian Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


SOP PENGGUNAAN SNELLEN CHART

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Snellen Chart yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan untuk pemeriksaan ketajaman penglihatan

3. Kebijakan 1) Dilakukan oleh Dokter, perawat, perawat magang/siswa praktek


dengan pendampingan
2) Untuk kepentingan pelayanan kesehatan/penegakan diagnosa
4. Referens Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada klien
i
/ Definisi

5. Prosedur 1) Kartu snellen


/ Alat,
2) E chart
bahan, waktu
3) Cincin Landolt
4) Ruangan 4-6 meter
5) Buku pencatat

1. Prosedur
/ Langkah 1) Petugas menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
dan keluarga
2) Memberikan posisi yang nyaman dan sesuai dengan kondisi
pasien
3) Cara pemeriksaan visus
a. Kartu diletakkan pada jarak 5-6 meter dari pasien dengan posisi
lebih tinggi atau sejajar dengan mata
b. Pastikan cahaya harus cukup
c. Penderita duduk 6 meter dari kartu pemeriksaan
d. Mata kanan di periksa,mata kiri ditutup
e. Mata kiri di periksa,mata kanan di tutup
f. Mulai dari huruf yang besar ke yang kecil / penderita sampai
tidak bisa membaca
g. Penulisan dengan bilangan pecahan
4) Membaca dengan snellen chart
a. Snellen chart yang digunakan dalam ukuran kaki =normalnya
20/20.misal, Pasien dapat membaca semua huruf pada baris ke 8,
bearti visusnya normal
b. Bila hanya membaca huruf E D F C pada baris ke 6 = visus 20/30
dengan false 2. Artinya, orang normal dapat membaca pada jarak
30 kaki sedangkan pasien hanya dapat membaca dengan jarak 20
kaki
c. Bila pasien membaca huruf Z P pada baris ke 6 = visus nya 20/40
d. Bila tidak dapat membaca pada huruf baris ke 6 cek baris ke 5
dengan ketentuan seperti diatas.

Petugas mendokumentasikan
2. Hal yang perlu Pelaksanaan pelayanan kesehatan indra harus dilaksanakan sesuai
diperhatikan prosedur yang telah ditetapkan.

3. Cara Ditempat Kering dan Sejuk


Penyimpanan alat

4. Cara Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen


pendistribusian
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGGUNAAN LAMPU SENTER / PEN LIGHT

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Lampu senter / pen light yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Untuk penerangan pada saat pemeriksaan fisik pasien

3. Kebijakan 1) Dilakukan oleh Dokter, perawat, perawat magang/siswa


praktek dengan pendampingan
2) Untuk kepentingan pelayanan kesehatan/penegakan diagnosa
4. Referensi/ Definisi alat untuk menilai tekanan darah merupakan indikator untuk
menilai sistem kardiovaskuler.

5. Prosedur/ Alat, Lampu Senter


bahan, waktu

6. Prosedur/
Langkah 1. Pastikan bahwa lampu senter dapat digunakan
2. Dorong tombol pada lampu senter ke arah depan untuk
menyalakan
3. Arahkan sinar lampu ke bagian yang akan diperiksa
4. Matikan lampu senter apabila tidak digunakan dengan cara
mendorong tombol pada lampu senter ke arah belakang

7. Cara Penyimpanan Ditempat Kering dan Sejuk


alat

8. Cara Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen


pendistribusian
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGGUNAAN TENSIMETER DIGITAL

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Tensimeter digital/aneroid yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Sebagai petunjuk untuk penggunaan tensimeter digital

3. Kebijakan 1) Dilakukan oleh Dokter, perawat, perawat magang/siswa praktek


dengan pendampingan
2) Untuk kepentingan pelayanan kesehatan/penegakan diagnose
5. Referensi/ alat untuk menilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai
Definisi sistem kardiovaskuler.

6. Prosedur/ Alat, 1) Ruangan 4-6 meter


bahan, waktu
2) Buku pencatat

7. Prosedur/
Langkah 1. Jelaskan prosedur pada pasien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi pasien

4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi


terlentang

5. Lengan baju dibuka

6. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm


diatas fossa cubiti (Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu
ketat atau terlalu longgar

7. Tekan tombol START/ STOP

8. Tunggu alat memompa secara otomatis

9. Lihat angka yang tertera pada monitor tensimeter (tekanan darah,


nadi/ heart rate)

Catat hasilnya dan dokumentasikan


8. Hal yang perlu Pelaksanaan pelayanan kesehatan indra harus dilaksanakan sesuai
diperhatikan prosedur yang telah ditetapkan.

9. Cara Ditempat Kering dan Sejuk


Penyimpanan
alat

10. Cara Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen


pendistribusian
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SOP PENGGUNAAN TERMOMETER DIGITAL

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Termometer digital yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan Untuk penerangan pada saat pengukuran suhu tubuh pasien

3. Kebijakan 1) Dilakukan oleh Dokter, perawat, perawat magang/siswa praktek


dengan pendampingan
2) Untuk kepentingan pelayanan kesehatan/penegakan diagnose
4. Referensi/ alat untuk mengetahui suhu tubuh pasien.
Definisi

5. Prosedur/ Alat, Termometer digital


bahan, waktu

6. Prosedur/
Langkah 1) Petugas membersihkan termometer dengan lap bersih
2) Petugas memegang termometer pada puncak batangnya,dan
pegang ujung termometer yang tumpul dengan ibu jari dan jari
kedua
3) Petugas menekan tombol on/off pada termometer sampai
muncul tanda “lo” di layar
4) Petugas membuka baju yang menutupi ketiak pasien,lalu
petugas menempelkan ujung termometer ke ketiak
pasien,turunkan lengan dan silangkan lengan bawah pasien ke
atas dada.
5) Petugas menunggu sampai terdengar bunyi “tit” pertanda suhu
telah terukur
6) Petugas mengambil termometer dan bersihkan dengan lap
bersih dengan gerakan memutar.
7) Petugas membaca angka pada layar yang menunjukkan suhu
badan pasien
8) Petugas menekan tombol on/off untuk mematikan thermometer
9) Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status pasien

7. Cara Ditempat Kering dan Sejuk


Penyimpanan
alat

9. Cara Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen


pendistribusian
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SOP PENGGUNAAN PALU PENGUKUR REFLEX

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman


1 Dari 137

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


23 Juli 2023 Penanggung Jawab Klinik

dr. Risca Trisnawati


1. Ruang Lingkup/ Palu pengukur reflex yang sudah disiapkan
Pendahuluan

2. Tujuan 1) Untuk memancing reaksi dan refleks, karena pengujian


refleks bagian penting dari pemeriksaan fisik
2) Untuk mendeteksi kelainan dalam sistem saraf pusat atau
perifer
1. Kebijakan 1) Dilakukan oleh Dokter, perawat, perawat magang/siswa
praktek dengan pendampingan
2) Untuk kepentingan pelayanan kesehatan/penegakan
diagnosa
2. Referensi/ Merupakan alat medis yang digunakan oleh dokter untuk menguji
Definisi reflex tendon dalam/ lutut.

3. Prosedur/ Alat, Palu pengukur reflex


bahan, waktu

4. Prosedur/ A. Pemeriksaan refleks biceps


Langkah 1. Penderita duduk dengan santai
2. Lengan dalam keadaan lemas, lengan bawah dalam
posisi antara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi
3. Siku penderita diletakkan pada tangan atau lengan
pemeriksa
4. Pemeriksa meletakkan ibu jarinya diatas tendon
biceps, kemudian ibu jari tadi dengan refleks hammer
(tanpa menggunakan ibu jari juga bisa, agar
rangsangan lebih terasa)
5. Reaksi utama adalah kontraksi otot biceps dan
kemudian fleksi tangan bawah
6. Oleh karena biceps juga merupakan supinator untuk
lengan bawah maka sering pula muncul gerakan
supinasi
7. Apabila refleks meninggi maka zona refleksogen akan
meluas dan refleks biceps dapat muncul dengan
mengetuk klavikula
8. Jika refleks meninggi maka akan disertai juga oleh
gerakan fleksi pergelangan tangan serta jari-jari dan
adduksi jari
9. M. Biceps brachii dipersarafi oleh n. Muskulokut
aneus (c5-C6)
B. Pemeriksaan refleks triceps
1. Penderita duduk dengan santai
2. Lengan penderita diletakkan di atas lengan pemeriksa
3. Lengan penderita dalam keadaan lemas, relaksasi
sempurna
4. Pukul tendon triceps lewat fossa olecrani dengan
refleks hammer
Triceps akan berkontraksi dengan sedikit menyentak
yang dapat dirasakan oleh penderita dan juga oleh
tangan pemeriksa
5. M. Triceps dipersarafi oleh n. Radialis (C6-C8), proses
refleksi melalui C7
C. Pemeriksaan refleks brachiradialis
1. Penderita duduk dengan santai
2. Lengan penderita diletakkan diatas lengan pemeriksa
3. Pukul tendo brachioradialis bagian dital dengan
menggunakan refleks hammer
4. Akan timbul gerakan menyerentak pada lengan
5. M. Brachiodialis dipersarafi oleh n. Radialis melewati
C8
D. Pemeriksaan refleks klefsor jari tangan
1. Pemeriksaan ini juga di sebut wanterberg’s sign
2. Penderita duduk santai, tidak tegang
3. Tangan penderita dalam posisi setengah supinasi,
tangan diletakkan diatas meja atau permukaan benda
lain yang padat dan jari-jari dalam posisi fleksi ringan
4. Pemeriksa meletakkan jari telunjuk dan jari tengahnya
pada permukaan tangan penderita di bagian jari
5. Punggung jari pemeriksa dipuul secara ringan tapi
cepat, dengan permukaan refleks hammer yang datar
6. Reaksinya adalah fleksi keempat jari tangan penderita
secara fleksi ibu jari bagian distal
7. Pada umumnya refleks ini paling sulit ditimbulkan
terutama bagi pemeriksa yang belum berpengalaman
8. Refleks ini dianggap sebagai salah satu refleks
terpenting pada tangan/ lengan
E. Pemeriksaan refleks patella/ kuadriceps
1. Penderita dalam keadaan duduk dengan kaki terjuntai
2. Daerah kiri dan kanan tendon di raba terlebih dahulu
untuk menetapkan daerah yang tepat
3. Tangan pemeriksa yang satu memegang paha
penderita bagian distal dan tangan yang lain memukul
bagian tendo patela dengan refleks hammer secara
cepat
4. Otot kuadriceps akan berkontraksi, tungkai bawah
akan bergerak menyentak dan kemudian berayun
sejenak
5. Kemudian diminta untuk menarik kedua tangannya
6. Pukul tendo patela ketika penderita menarik
tangannya. Cara ini di sebut reinforcement
F. Pemeriksaan refleks archiles
1. Penderita duduk dengan tungkai terjuntai atau
berbaring atau dapat pul penderita berlutut sehingga
sebagian tungkai bawah dan kakinya terjulur keluar
2. Pemeriksa sedikit meregangkan tendo archiesdenan
cara menahan ujung kaki kearah dorsofleksi
3. Tendo archiles dipukul dengan refleks hammer
4. Akan muncul gerakan fleksi kaki yang menyentak

Kriteria penilaian pemeriksaan refleks


0 = negatif
+1= lemah (dari normal)
+2= normal
+3= meninggi, belum patologik
+4= hiperaktif, sering disertai klonus, sering merupakan indikator
suatu penyakit

7. Hal yang perlu


diperhatikan

8. Cara Penyimpanan Ditempat Kering dan Sejuk


alat

9. Cara Supplier, Toko alat kesehatan, Produsen


pendistribusian

Anda mungkin juga menyukai