PENGGUNAAN ALAT
KLINIK RH MEDICA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN TEMPAT TIDUR PASIEN
3. Kebijakan
4. Referensi/ Definisi Ranjang rumah sakit atau tempat tidur pasien atau juga kerap disebut
bed pasien adalah sebuah instrumen non medis yang digunakan untuk
menunjang perawatan pasien di rumah sakit yaitu sebagai tempat pasien
untuk istirahat atau tidur saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Ranjang rumah sakit tidak sama dengan ranjang yang kita tempati di
rumah, ranjang ini memiliki ukuran tertentu dan mempunyai spesifikasi
tertentu. Bahkan bahan bakunya pun berbeda.
Selain itu, tempat yang jual bed pasien juga bukan toko dimana anda
membeli ranjang rumah. Bed pasien dijual di toko alat kesehatan dan
hospital furniture. Karena alat ini termasuk ke dalam perlengkapan rumah
sakit, jadi tidak semua orang boleh menjualnya.
Ranjang rumah sakit atau bed pasien memiliki bentuk dan ukuran
khusus. Jenis bed pasien umumnya single bed atau satu orang satu
ranjang.
Selain itu bahan yang digunakan berupa logam. Bukan seperti ranjang
pasien yang ada di rumahan yang rata – rata terbuat dari bahan kayu.
5. Prosedur/ Alat, bahan, 1. Tempat tidur, kasur, dan bantal
waktu 2. Baki dan alasnya
3. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a). Laken/sprei besar
b). Perlak
c). Stik laken /laken kecil/ sprei melintang
d). Boven laken/laken sedang
e). Selimut
f). Sarung bantal
7. Hal yang perlu 1. Jika tindakan dikerjakan oleh dua orang perawat, masing-masing
diperhatikan perawat berdiri di sisi kanan dan kiri tempat tidur, dan tindakan
dikerjakan bersamaan.
2. Alat tenun yang sobek tidak boleh dipergunakan.
3. Pemasangan alat tenun baru harus tegang, rapi, dan rata; agar saat
digunakan terasa nyaman.
8. Cara Penyimpanan alat Ditempat Kering dan Sejuk
10. Lainnya Fungsi atau kegunaan dari ranjang pasien atau tempat tidur
pasien adalah tempat tidur yang digunakan oleh seseorang yang
menderita sakit atau yang biasa disebut pesakitan. Ranjang ini dapat
digunakan dirumah sakit, klinik, puskesmas atau dirumah, ranjang pasien
yang digunakan oleh pesakitan hendaklah ranjang yang nyaman dan
aman agar pada saat digunakan untuk tidur seseorang yang sakit tidak
merasakan kesakitan. Ranjang pasien mempunyai beberapa jenis sesuai
dengan kebutuhan yang digunakan.
Ranjang pasien mempunyai beberapa tipe yaitu terdiri dari ranjang
pasien 1 engkol/crank, 2 engkol/crank, 3 engkol/crank, dan manual. Dari
ranjang tersebut memiliki beberapa fungsi dan manfaat masing-masing,
untuk ranjang pasien tipe 1 engkol/crank fungsinya agar posisi kepala
dapat dinaikan dengan posisi kepala terlihat sedikit naik, tipe 2
engkol/crank fungsinya sama posisi kepala terlihat naik namun yang
membedakanya adalah posisi pada kaki dapat dinaikan terlihat seperti
terlekuk keatas, tipe 3 engkol terdiri dari semua fungsi engkol 1 dan
engkol 2 hanya yang membedakan adalah posisi tubuh sejajar dengan
kepala dan kaki, jadi 3 engkol/crank ini mempunyai fungsi yang 3 in 1,
jika ranjang pasien manual fungsinya hanya untuk tidur dengan posisi
badan yang sejajar tidak dapat dinaikan atau diturunkan.
Manfaat dari ranjang pasien 1 engkol adalah saat punggung atau kepala
pasien lelah dengan posisi sejajar ranjang pasien 1 engkol dapat dinaikan
agar posisi punggung atau kepala sedikit naik. Ranjang 2 engkol
bermanfaat saat posisi kaki lelah dengan posisi sejajar ranjang 2 engkol
dapat dinaikan agar posisi kaki dapat sedikit naik. Jika ranjang pasien 3
engkol memiliki manfaat yang 3 in 1 agar posisi tubuh seperti kepala atau
kaki dapat dinaikan sedangkan posisi badan dapat disejajarkan.
6. Prosedur/
Langkah 1) Perawatan harian dilakukan oleh bidan, perawat, dan dokter
2) Alat selalu bersih dan siap pakai
3) Beri pelumas pada engsel-engsel yang bergerak
4) Lapor ke petugas inventasris dan pemeliharaan barang bila ada
kerusakan
4. Referensi/ perabot yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda
Definisi yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor,
dan sebagainya; furnitur
5. Prosedur/ Alat,
bahan, waktu
6. Prosedur/
Langkah 1) Perawatan harian dilakukan oleh bidan, perawat, dan dokter
2) selalu bersih dan siap pakai
3) Beri pelumas pada engsel-engsel yang bergerak
4) Lapor ke petugas inventasris dan pemeliharaan barang bila ada
kerusakan
7. Cara Ditempat Kering dan Sejuk
Penyimpanan
alat
4. Referensi/ Definisi lemari yang biasa digunakan untuk menyimpan alat-alat medis
5. Prosedur/ Langkah
1) Perawatan harian dilakukan oleh bidan, perawat, dan dokter
2) Alat selalu bersih dan siap pakai
3) Beri pelumas pada engsel-engsel yang bergerak
4) Lapor ke petugas inventasris dan pemeliharaan barang bila ada
kerusakan
6. Cara Penyimpanan Ditempat Kering dan Sejuk
alat
4. eferensi/ Definisi Meja instrumen atau troli instrumen adalah alat bantu berbentuk meja
kecil beroda yang umumnya digunakan di ruangan medis untuk
membawa aneka instrumen atau kebutuhan medis lainnya pada saat
tindakan
5. Prosedur/ Langkah
1)Perawatan harian dilakukan oleh bidan, perawat, dan dokter
2)Alat selalu bersih dan siap pakai
3)Beri pelumas pada engsel-engsel yang bergerak
4)Lapor ke petugas inventaris dan pemeliharaan barang bila ada
kerusakan
6. Cara Penyimpanan Ditempat Kering dan Sejuk
alat
4. Referensi/ Definisi Manset Tensimeter bahan kain velcro untuk pasien dengan selang
manset.
5. Prosedur/ Langkah
1. Gunakan stetoskop untuk auskultasi dengan cara menempelkan
konektor membran pada bagian tubuh klien yang akan diperiksa
2. Saat menggunakan membran, pastikan konektor membran dalam
keadaan terbuka, begitu juga sebaliknya
3. Pasangkan pada telinga kanan dan kiri secara benar dan tidak
terasa nyeri, kemudian dengarkan
6. Cara Penyimpanan Ditempat Kering dan Sejuk
alat
1. Prosedur
/ Langkah 1) Petugas menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
dan keluarga
2) Memberikan posisi yang nyaman dan sesuai dengan kondisi
pasien
3) Cara pemeriksaan visus
a. Kartu diletakkan pada jarak 5-6 meter dari pasien dengan posisi
lebih tinggi atau sejajar dengan mata
b. Pastikan cahaya harus cukup
c. Penderita duduk 6 meter dari kartu pemeriksaan
d. Mata kanan di periksa,mata kiri ditutup
e. Mata kiri di periksa,mata kanan di tutup
f. Mulai dari huruf yang besar ke yang kecil / penderita sampai
tidak bisa membaca
g. Penulisan dengan bilangan pecahan
4) Membaca dengan snellen chart
a. Snellen chart yang digunakan dalam ukuran kaki =normalnya
20/20.misal, Pasien dapat membaca semua huruf pada baris ke 8,
bearti visusnya normal
b. Bila hanya membaca huruf E D F C pada baris ke 6 = visus 20/30
dengan false 2. Artinya, orang normal dapat membaca pada jarak
30 kaki sedangkan pasien hanya dapat membaca dengan jarak 20
kaki
c. Bila pasien membaca huruf Z P pada baris ke 6 = visus nya 20/40
d. Bila tidak dapat membaca pada huruf baris ke 6 cek baris ke 5
dengan ketentuan seperti diatas.
Petugas mendokumentasikan
2. Hal yang perlu Pelaksanaan pelayanan kesehatan indra harus dilaksanakan sesuai
diperhatikan prosedur yang telah ditetapkan.
6. Prosedur/
Langkah 1. Pastikan bahwa lampu senter dapat digunakan
2. Dorong tombol pada lampu senter ke arah depan untuk
menyalakan
3. Arahkan sinar lampu ke bagian yang akan diperiksa
4. Matikan lampu senter apabila tidak digunakan dengan cara
mendorong tombol pada lampu senter ke arah belakang
7. Prosedur/
Langkah 1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
6. Prosedur/
Langkah 1) Petugas membersihkan termometer dengan lap bersih
2) Petugas memegang termometer pada puncak batangnya,dan
pegang ujung termometer yang tumpul dengan ibu jari dan jari
kedua
3) Petugas menekan tombol on/off pada termometer sampai
muncul tanda “lo” di layar
4) Petugas membuka baju yang menutupi ketiak pasien,lalu
petugas menempelkan ujung termometer ke ketiak
pasien,turunkan lengan dan silangkan lengan bawah pasien ke
atas dada.
5) Petugas menunggu sampai terdengar bunyi “tit” pertanda suhu
telah terukur
6) Petugas mengambil termometer dan bersihkan dengan lap
bersih dengan gerakan memutar.
7) Petugas membaca angka pada layar yang menunjukkan suhu
badan pasien
8) Petugas menekan tombol on/off untuk mematikan thermometer
9) Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status pasien