Kembang Bermekaran Di Malam Petang - Draft 2
Kembang Bermekaran Di Malam Petang - Draft 2
Written By :
Donna Mirza Zamzama Salsabilla
Direct By :
All Crew
2023
JULEA :
(Dengan sikapnya yang hiperbola) Weala, jan aku ndak paham apa
seng dijelaskan sama Pak Harpang.
KAMTO :
(Bencongnya keluar) Ho wasno! Mulutnya itu lo mbok ya ojok
mecucu seperti itu to.
JULEA :
Lah ndak mecucu gimana, Pak Harpang kalau menjelaskan begitu
cepet. Udah ndak pernah on time, kalau ngajar ya koyok gur
ngajar tok. Ndiak mampiuuu!!!
SALSA :
Sssstttt... Sudah, he.. kalian itu jangan bertengkar semacam
ini, gak enak dilihatin sama mahasiswa lain. Tuh lihat! Donna
sedang merenung dengan sendirinya.
KAMTO :
(Kepada Donna) Loh ya alloh, Dooonnnaaaa... Kamu kenapa? Ada
masalah? Ada musibah? Dikejar pinjol?
JULEA :
Halah, lambemu kok tambah ngawur. Arek menenge kayak gitu kok
dikira dikejar pinjol. (Kepada Donna) Donna, kau kenapa?
Cerita lah ndak apa-apa.
DONNA :
Aku pulang dulu.
HAIDAR :
Baru satu jam.
JEREMY :
Shit!! Pulang aja dah. (Hendak berdiri mengajak Haidar).
HAIDAR :
(Menahannya) Jangan dulu, bro! Siapa tahu kita bakal tetap di
absen walaupun tidak ada kelas.
JEREMY :
(Duduk kembali, terdiam sejenak dan membuka buku lalu
membacanya. Buku itu berisikan kutipan puisi dari karya
Sapardi Djoko Damono yang berjudul Aku Ingin).
(Cut to)
PEGAWAI CAFE :
Selamat datang, silakan kak mau pesan apa? (Menyodorkan menu).
KAMTO :
(Melihat menu) Mmmmmm.... Aku mau pesan Red Velvet rasa
cintaku padamu, kak. (Menggoda).
JULEA :
Hmmm... wasno tala, tuman mesti pesen seng gak onok. (Kepada
Pegawai Cafe) Sampean kasih wedang gulo ae mas!
DONNA :
Aku pesan matcha sama steak kentang goreng.
SALSA :
Aku Es kopi susu, satu. (Kepada Kamto dan Julea) Udah kalian
mau pesan apa? Lama bener.
KAMTO :
(Kepada Salsa) Hmmm... iyo... iyo... (Kepada Pegawai Cafe)
Kopi item, satu.
JULEA :
(Kepada Pegawai Cafe) Matcha, satu.
PEGAWAI CAFE :
Saya ulangi ya, kak. Kopi item satu, Matcha dua, Es kopi susu
satu, sama steak kentang goreng satu. Sudah?
KAMTO & JULEA :
Sudah!
(Cut to)
4.A
Mereka kemudian mencari tempat duduk. Akhirnya mereka kembali
berbincang.
KAMTO :
(Kepada Donna) Kamu kenapa? Tadi kok mbecungik ae.
DONNA :
Ndak kenapa-napa? (Tersenyum) Ndak usah bahas itu woy.
SALSA :
Sudah aman nih ye? (Tertawa).
KAMTO :
Hei, Donna jawab dulu pertanyaanku!
SALSA :
(Menyahut) Tadi Donna itu sedang galau. Dia sedang diambang
antara putus atau terus. (Menyindir).
KAMTO & JULEA :
(Kaget) Putus?
JULEA :
Lah opo awakmu putus, Don? Eman kamu sudah bertahun-tahun sama
Jeremy ujung-ujungnya putus.
KAMTO :
(Sambil membuka HP) Ealah, Donna... Donna... Jeremy kui...
(Tiba-tiba kaget) Loooohhhh... Opo iki? (Heboh).
SALSA :
Ada apa, To?
KAMTO :
Gak bohay ta? Nyoh deloken! (Memberikan Hpnya).
(Cut to)
4.B
PEGAWAI CAFE :
Permisi ya kak. (Menaruh pesanannya diatas meja).
KAMTO :
Walah mengganggu ae. Wes ndang dideleh kene loh, mas.
PEGAWAI CAFE :
Baik kak permisi. (Pergi).
JULEA :
(Mengambil Hpnya Kamto) Loh.. Don... Bohay temen iki. Coba
lihaten Hp mu, Donna! Barangkali kamu di close friend.
DONNA :
(Membuka Hpnya) Enggak ada! (Dengan memendam sakit hatinya).
JULEA & KAMTO :
(Kaget) Gak onok?
SALSA :
(Melihat Donna dan mencoba menenangkan Donna) Don, tenang!
Jangan emosi. Kita bicarakan bareng-bareng, pelan-pelan.
DONNA :
(Terdiam sejenak sambil memegang Hp Kamto) Bener kan? (Kepada
Salsa) Benar to apa yang ku bilang tadi sore?
SALSA :
Tenang, bro. Jangan berpikir negatip dulu kamu ini! Siapa tahu
ini temannya, kakaknya, bisa jadi saudaranya. (Dengan nada
pelan) Coba cari bukti terlebih dahulu, jangan gegabah, ya?
DONNA :
(Menghela nafas)
KAMTO :
Wes, iki.... perang dunia maneh iki.
JULEA :
Lambemu lo, To. Rusak men lambene. Kancane kena musibah kok
sek becanda ae.
KAMTO :
Loh, biar ndak sepaneng.
JULEA :
Sepaneng gundulmu.
KAMTO :
Sekarang gini, semakin kita sepaneng dalam menghadapi masalah,
kita pasti tak akan bisa menemukan jalan keluar. Percaya opo
ndak koe?
SALSA :
Wes talah. Hop! Meneng! Kalian ini akur sekali saja ndak bisa
apa? (Kepada Donna) Donna, coba kamu telusuri akun instagram
ceweknya. Kalo sudah dapet bukti-bukti, kami bantu kamu buat
ketemu sama Jeremy.
DONNA :
(Melirikkan mata kepada Salsa, mengangkat alisnya) Baik.
Terima kasih.
(Cut to)
5.Ext. PARKIRAN – CAFE – MALAM HARI.
Jeremy dengan kekasih bayangannya bernama Nayla yang hendak
pulang. Jeremy mengambil sepedanya, sedangkan Nayla menunggu
di depan. Pada saat Jeremy hendak mengeluarkan sepedanya, Hp
Jeremy berbunyi seperti ada yang menelfon, kemudian di
angkatnya telfon itu.
NAYLA :
Siapa, sayang?
JEREMY :
Sebentar. (Menjauh dari Nayla). Ada apa, yang? (Bersahutan
dengan Donna) Oh, bukan. Itu temanku, sayang. Walaupun kita
LDR, aku minta tolong sama kamu agar tetap berpikir positif.
Masih ingat ikrar terakhir kita sebelum LDR? (Jeda) Pintar
sekali.. (Tersenyum) Nanti ku telfon lagi ya, aku mau pulang
terlebih dahulu. Selamat malam, sayang. (Tersenyum dan
mematikan Hp nya, kembali mendekati Nayla).
NAYLA :
Sudah telfonannya? (Sinis).
JEREMY :
Sssttt... Sudah, sudah ayo pulang, hari sudah mulai larut.
Enggak baik malam-malam berpikir yang tak harusnya dipikir.
(Tersenyum dan mengusap rambut Nayla).
FERNAN :
Kamu paham dengan apa yang dijelaskan sama Pak Harpang tadi?
DONNA :
Sejauh ini aku masih bisa memahami apa yang telah dijelaskan
oleh beliau.
FERNAN :
Syukurlah. Barangkali kamu nanti tidak ada jadwal, mungkin
kita bisa menyicil tugas dari Pak Harpang. Toh kebetulan kita
satu kelompok. (Tersenyum).
DONNA :
(Berpikir sejenak) Boleh. (Membalas dengan senyuman).
FERNAN :
Baiklah, nanti ku jemput.
DONNA :
(Mengangguk dan tersipu malu).
FERNAN :
Sekarang apakah aku boleh minta tolong kamu buat nemenin aku
di perpus?
DONNA :
Gak mau (Tertawa). Bercanda... yuk, gas!
(Cut to)
DONNA :
(Melihat sekitar) Lama bener nih anak.
SALSA :
(Keluar dari kost nya) Belum dateng?
DONNA :
Belum. (Sembari melihat sekitar).
SALSA :
(Memandang wajah Donna) Gitu amat mukanya. Khawatir Fernan
nggak dateng? (Mengejek). Donna.. Donna, nggak ada bedanya
kamu sama Jeremy.
DONNA :
Diem! Nggak usah bahas Jeremy!
JEREMY :
Angkatlah, Don! (Geram) Anjing! Kemana sih ini anak? Di chat
nggak di balas, di telfon nggak di angkat. (Semakin gelisah)
Perasaanku tidak ya. Hmm.. Mungkin dengan keluar cari angin
bisa terkendali firasat ku. (Keluar kamar, dan pergi).
JEREMY :
(Berlari dan mendaratkan kepalan tangannya ke muka Fernan)
Bangsat!
DONNA :
(Kaget) Jeremy?
JEREMY :
(Kepada Fernan, mencekik Fernan, tak menghiraukan Donna
sedikitpun) Oh.. Jadi kau yang merebut Donna dari aku? Jawab!
(Menghantam muka Fernan).
DONNA :
(Berusaha memisah) Jer! Berhenti! (Panik).
JEREMY :
(Melepas cengkeramannya pada Fernan, menyahut Donna) Berhenti?
Kau menyuruhku berhenti? Kau membela pacar barumu? Sedangkan
aku dan kamu masih berpacaran. Begini caramu menyelesaikan
masalah? (Membentak) Jawab, bangsat!
FERNAN :
(Membela Donna) Jer, Donna nggak salah! Yang salah aku!
Tolong jangan bentak dia.
DONNA :
(Kepada Fernan dengan nada yang amatlah dingin) Fer, tolong
menepi sebentar!
FERNAN :
(Menepi).
DONNA :
Apa katamu? Begini caraku menyelesaikan masalah? Kamu yang
memulainya, Jer! (Memperlihatkan bukti perselingkuhan Jeremy
dengan Nayla) Lihat! Lihat ini siapa!
JEREMY :
(Terdiam seribu bahasa).
DONNA :
Terdiam sudah. Manusia tidak akan melakukan sesuatu tanpa
sebab dan akibat. Camkan itu, Jer!
JEREMY :
(Berusaha menjelaskan dan menenangkan Donna) Mohon
tenanglah......
DONNA :
(Mengelak) Cukup, Jer! Sejak kita LDR, kita sibuk dengan
urusan masing-masing, kejenuhan menghampiriku silih berganti,
bahkan disetiap harinya.
JEREMY :
(Merasa bersalah) Kita bisa selesaikan ini baik-baik...
DONNA :
(Geram) Baik-baik katamu? Tidakkah cukup kau membuat patah
hatiku? Untuk mendapatkan jiwaku yang lunak seperti dulu, dan
dapat memiliki rasa cinta yang mendalam
Itu, yang telah kita pupuk selama lima tahun lamanya.
Namun apa? Kau telah sembunyikan jiwa ragamu yang
sebenarnya merupakan roman yang manis, mesra, penuh kasih
sayang menjadi air mata penuh rasa sesal. (Menahan
tangisnya).
JEREMY :
(Suaranya yang berat, menahan rasa kacau) Aku jadi bertanya,
siapa diantara kita yang mesti menghilang? Masing-masing dari
kita mempunyai kebenaran yang salah bagi pihak lain. Sungguh
aku tidak menyangka bahwa kau dan aku akan sampai hati
membenarkan sesuatu kebenaran yang tidak bisa dibenarkan.
Bertahun-tahun kita mendirikan rasa ini, bertahun-tahun pula
cinta yang kita dirikan, kita pelihara, kita pupuk dengan
cinta. Tiba-tiba sekarang...
DONNA :
(Menyela dengan tegas) Selesai! (Terdiam sejenak menahan
tangisnya) Terima kasih telah memupuk kenangan yang entah
dapat dikenang apa tidak. Sangka mu, aku akan mudah mencintai
orang lain dengan cinta yang pernah kukasihkan padamu? Tidak
Jeremy! Didalam saling memberikan cinta, kita tidak mesti
mengikatkan diri kita. Mulai saat ini setiap dari kita adalah
milik kita masing-masing. Mengerti? Kau adalah milik kekasihmu
sekarang, bukan milikku atau milik yang lainnya. Biarkan
kembang yang bermekaran di taman itu menjadi saksi layu nya
cinta kita. (Terisak tangis) Terima kasih, Jer! (Pergi
meninggalkan Jeremy).
SELESAI.