Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DRAMATURGI “GEGERE ALAS ANGKER”

SPESIAL PENTAS PERDANA STATUS (SPERTUS) UNIVERSITAS NEGERI


SURABAYA
Oleh : Namira

Program Studi S1 Pendidikan Sendratasik


Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Pertunjukan Ludruk “Gegere Alas Angker” merupakan sebuah seni pertunjukan khas Jawa
Timur yang akan menjadi focus dalam penulisan analisis ini. Analisis ini bertujuan untuk
menganalisis dramaturgi dalam pertunjukan “Gegere Alas Angker” Spesial Pentas Perdana
Status (SPERTUS) yang dilaksnakan oleh mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Sendratasik.
Dalam analisis dramaturgi “Gegere Alas Angker” dapat memberi serta menambah wawasan bagi
seluruh mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Sendratasik untuk
mengembangkan kemampuannya di bidang seni tradisi. Selain itu, analisis ini dapat menjadi
alternative bagi mahasiswa yang ingin mengeksplorasi diri dalam bidang seni tradisi, serta
menekankan pentingnya dukungan dari institusi dalam mendukung dan melestarikan seni budaya
local. Universitas Negeri Surabaya merupakan sebuah institusi yang mempromosikan seni
pertunjukan Ludruk “Gegere Alas Angker” sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap
perkembangan seni budaya local. Media juga tidak luput untuk mempromosikan perunjukan
“Gegere Alas Angker” sebagai sarana informasi dalam perkembangan kesenian ini. Dalam upaya
untuk melestarikan seni tradisi Ludruk, analisis ini merekomendasikan agar penyelenggara lebih
melihat secara mendetail terkait rias, busana, serta setting, dan juga property yang digunakan
atau dikenakan oleh seluruh pemainnya. Secara massif, analisis ini dapat menjadi acuan bagi
perkembangan seni pertunjukan Ludruk di era perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Kata kunci: Dramaturgi, Ludruk


PENDAHULUAN

Indonesia memiliki beragam pertunjukan seni teater. Salah satunya adalah kesenian
Ludruk. Ludruk berasal dari Jawa Timur, khususnya Surabaya. Namun ada pula yang menyebut
cikal bakal Ludruk berasal dari Jombang. Ludruk dipahami sebagai pertunjukan seni drama yang
dimainkan oleh sekelompok orang, dengan iringan musik tertentu. Cerita yang diangkat dalam
pertunjukan Ludruk umumnya berkaitan dengan persoalan sosial masyarakat, kisah-kisah
inspiratif yang dikemas dengan lawakan para pemainnya. Dalam perkembangannya, Ludruk
tidak hanya berfungsi sebagai hiburan rakyat, namun juga berfungsi sebagai media perjuangan.
Melalui Ludruk, para pemain dapat melontarkan atau memberi pesan moral melalui setiap
dialognya ataupun keseluruhan alur ceritanya yang secara halus mengkritisi para penguasa yang
tidak berpihak kepada rakyatnya. Ludruk juga memiliki peran penting dalam memperkuat
identitas dan kesatuan masyarakat Jawa Timur. Pertunjukan ludruk tidak hanya sebagai hiburan
semata, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan sosial kepada
masyarakat. Salah satu keunikan dari pertunjukan ludruk adalah kemampuannya untuk menarik
perhatian dan menampilkan cerita-cerita yang sederhana namun menghibur. Pertunjukan ludruk
juga dapat memadukan unsur humor, tari, dan musik secara harmonis, sehingga dapat
membangkitkan suasana riang dan meriah di tengah-tengah penonton.

Pertunjukan “Gegere Alas Angker” menjadi salah satu bentuk dalam memperjuangkan
kesenian Ludruk agar tidak punah terkikis oleh perkembangan zaman. Pertunjukan ludruk
“Gegere Alas Angker” merupakan salah satu bentuk kegiatan seni dan budaya yang diadakan
oleh mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Pertunjukan ini memadukan unsur-unsur
seni tradisional Jawa Timur, seperti ludruk, dengan tema cerita horor atau misteri. Pertunjukan
ludruk Gegere Alas Angker dikemas dengan menarik dan inovatif, sehingga berhasil menarik
perhatian penonton dari berbagai kalangan. Selain itu, pertunjukan ini juga dapat menjadi ajang
bagi para mahasiswa Unesa untuk mengekspresikan bakat dan kreativitas mereka dalam bidang
seni dan budaya. Pertunjukan Ludruk “Gegere Alas Angker” Universitas Negeri Surabaya juga
seringkali memadukan unsur-unsur modern seperti musik pop dan tarian kontemporer dengan
unsur tradisional, sehingga menciptakan nuansa yang unik dan menarik bagi penonton dari
berbagai kalangan. Dalam setiap pertunjukan, mahasiswa yang tergabung dalam “Ludruk Gegere
Alas Angker” Universitas Negeri Surabaya juga selalu berusaha memberikan yang terbaik dan
berinovasi dalam setiap penampilannya.

Dalam konteks pendidikan, pertunjukan Ludruk Gegere Alas Angker Universitas Negeri
Surabaya juga memiliki peran penting sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas,
kepribadian, dan kecakapan berkomunikasi para mahasiswa. Melalui pertunjukan ludruk ini,
mahasiswa dapat belajar bagaimana berkolaborasi dengan orang lain, mengelola waktu, dan
berkomunikasi dengan publik secara efektif. Dengan demikian, pertunjukan Ludruk Gegere Alas
Angker Universitas Negeri Surabaya merupakan contoh nyata dari upaya pelestarian seni budaya
tradisional yang dijalankan oleh generasi muda. Melalui pertunjukan ini, seni ludruk tidak hanya
dipertontonkan secara sembarangan, tetapi juga dihadirkan dengan kualitas dan kreativitas yang
tinggi sehingga tetap relevan dan menarik bagi penonton dari berbagai usia dan latar belakang.
PEMBAHASAN

Ludruk “Gegere Alas Angker” sendiri merujuk pada salah satu kelompok ludruk di
Surabaya yang terkenal dengan karakter-karakternya yang unik dan kocak. Dalam pertunjukan
Ludruk “Gegere Alas Angker” Universitas Negeri Surabaya, mahasiswa yang menjadi pemain
ludruk tidak hanya menampilkan aksi panggung yang menghibur, tetapi juga mengemasnya
dengan cerita yang berisi nilai-nilai moral dan sosial yang bermanfaat untuk masyarakat.
Dalam mengatasi keseluruhan pertunjukan “Gegere Alas Angker” ini juga membutuhkan
teknik penyutradaraan. Yang mana hal ini sangatlah berpengaruh dalam keberlangsungan proses
kreatif ini untuk mengembangkan seni tradisi Ludruk. Teknik penyutradaraan Ludruk “Gegere
Alas Angker” Universitas Negeri Surabaya melibatkan berbagai aspek, seperti pemilihan naskah,
pengaturan blocking aktor, penyelarasan music dengan tarian dan adegan, penyusunan setting
dan property, serta penyusunan rias dan busana aktor, tidak lepas dari latihan yang sdah
dijadwalkan untuk menempuh target yang diharapkan. Beberapa teknik penyutradaraan Ludruk
“Gegere Alas Angker” Universitas Negeri Surabaya, antara lain:
1. Pemilihan Naskah
Pemilihan naskah menjadi suatu hal yang penting dalam penyutradaraan Ludruk
“Gegere Alas Angker” karena naskah yang dipililh harus memiliki nilai estetika, dan
juga nilai moral, serta nilai pendidikan yang tinggi agar dapat dicerna atau ditangkap
oleh penonton dengan baik.
2. Pengaturan Blocking
Pengaturan blocking aktor menjadi hal yang penting dalam penyutradaraan Ludruk
“Gegere Alas Angker” Unesa. Pengaturan blocking meliputi tata letak panggung, tata
cahaya, dan tata suara yang semuanya harus sinkron dengan naskah yang akan
dipentaskan. Selain itu, juga meliputi gerak aktor yang sesuai dan terkesan aestetik
apabila dipandang oleh penonton.
3. Penyelarasan Musik Dengan Tarian dan Adegan
Musik dan tarian juga menjadi bagian yang penting dalam pertunjukan Ludruk
“Gegere Alas Angker” Unesa. Penyutradaraan Ludruk “Gegere Alas Angker” Unesa
harus memperhatikan penyelarasan antara musik dan gerak tarian agar pertunjukan
dapat berjalan dengan baik. Serta menyelaraskan dengan adegan yang mana juga
berpengaruh terhadap pembangunan suasana yang diciptakan para pemain diatas
panggung.
4. Penyusunan Rias dan Busana
Penyusunan rias dan busana juga merupakan hal yang penting dalam penyutradaraan
Ludruk “Gegere Alas Angker” Unesa. Rias dan busana yang dipilih harus sesuai
dengan karakter dan naskah yang dipentaskan agar pertunjukan dapat berjalan dengan
baik dan memberikan kesan yang kuat pada penonton.
5. Penyusunan Setting dan Properti
Dalam penyusunan setting dan property tidak kalah pentingnya untuk membangun
suasana, latar, dan tempat yang terdapat dalam naskah pada saat ditampilkan diatas
panggung. Penggarapan setting Ludruk “Gegere Alas Angker” Unesa disesuaikan
dengan kebutuhan naskah dan disesuaikan dengan adegan-adegan untuk
memahamkan kepada penonton perihal latar, tempat, dan suasana. Dan penggarapan
property juga disesuaikan dengan kebutuhan setting yang telah diwujudkan, namun
juga disesuaikan oleh kebutuhan aktor sebagai pendukung untuk memperkuat tokoh
yang diperankannya.

6. Pembinaan dan Pelatihan


Pembinaan dan pelatihan juga merupakan bagian penting dalam penyutradaraan
Ludruk “Gegere Alas Angker” Unesa. Pelatihan diberikan kepada para pemain agar
mereka dapat memerankan peran dengan baik dan menyampaikan pesan dari naskah
dengan benar.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ludruk “Gegere Alas


Angker” Universitas Negeri Surabaya merupakan sebuah kesenian tradisional yang memiliki ciri
khas tersendiri. Pertunjukan ini menggabungkan unsur seni teater, musik, tari, dan humor dalam
satu kesatuan yang harmonis. Pertunjukan Ludruk “Gegere Alas Angker” Unesa juga memiliki
nilai estetika, moral, dan pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu, pertunjukan ini sangat layak
untuk dipertahankan dan dikembangkan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Teknik penyutradaraan menjadi hal yang penting dalam menghasilkan pertunjukan


Ludruk “Gegere Alas Angker” Unesa yang berkualitas. Dalam penyutradaraan, perlu
memperhatikan pemilihan naskah, pengaturan blocking aktor, penyelarasan musik dengan
adegan dan tarian, penyusunan property dan setting, serta penyusunan rias dan busana.
Pembinaan dan pelatihan juga menjadi hal yang penting agar para pemain dapat memerankan
peran dengan baik dan menyampaikan pesan dari naskah dengan benar.

Dalam kesimpulannya, Ludruk “Gegere Alas Angker” Universitas Negeri Surabaya


merupakan salah satu kesenian tradisional yang patut untuk dipertahankan dan dikembangkan.
Dalam menghasilkan pertunjukan yang berkualitas, teknik penyutradaraan harus diperhatikan
dengan baik. Semoga Ludruk “Gegere Alas Angker” Unesa terus berkembang dan menjadi
bagian penting dalam warisan budaya Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai