Anda di halaman 1dari 8

SENI BUDAYA

“KRITIK SENI TARI”

DISUSUN OLEH :
AURELLYA AZIZATUL HASANAH
XII APK 2

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 POGALAN


Jalan Raya Tulungagung No. 3 Trenggalek
Telp./Fax. (0355) 791371-793529

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur alhamdulilah kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan kritik seni tari
yaitu Tari Turonggo Yakso dengan baik dan tepat waktu. Makalah kritik seni tari ini saya buat
sebagai bahan pertanggungjawaban atas tugas akhir mata pelajaran Seni Budaya.
Harapan kami semoga dengan adanya kritik seni tari ini dapat dijadikan gambaran
umum dalam mengkritik seni sebagai bentuk kegiatan pembelajaran sehari-hari. Sekaligus
dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana cara mengkritik karya seni yang baik dan
benar.
Demikian kritik seni tari ini saya buat, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak
atas dukungannya. Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.

Trenggalek, 19 Februari 2019


Penyusun,

Aurellya Azizatul Hasanah

2
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................1


KATA PENGANTAR ..................................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
A. LATAR BELAKANG .........................................................................4
B. TUJUAN KEGIATAN .........................................................................4
C. RUMUSAN MASALAH......................................................................4

BAB II ISI.....................................................................................................5
A. DESKRIPSI .........................................................................................5
B. ANALISIS ............................................................................................6
C. INTERPRETASI...................................................................................7
D. EVALUASI...........................................................................................7

BAB III PENUTUP......................................................................................8

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang
dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan,
maksud dan pikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama,
dan rasa.

Kritik tari adalah kegiatan mengapresiasi seni tari yang dilakukan terhadap karya tari
dengan cara memberikan pendapat,opini ataupun komentar terhadap peristiwa apapun
yang terjadi selama jalannya pegelaran seni tari.Tentunya kritik yang diberikan juga
mempunyai saran yang membangun serta dapat dijadikan bahan evaluasi seniman.

B. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari kritik seni tari ini adalah :


1. Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan
2. Memberikan penilaian dan tanggapan terhadapa karya yang dipentaskana
3. Memberikan bahan evaluasi dan masukan positif terhadap karya seniman tari
4. Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya
5. Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat
seniman
6. Mendorong masyarakat (penikmat) untuk mengapresiasi karya seni secara lebih
baik
C. RUMUSAN MASALAH
1. menyajikan deskripsi tentang kritik seni musik
2. menganalisis tentang kritik seni tari
3. memberikan sebuah interpretasi
4. mengevaluasi kritik seni tari

4
BAB II

ISI

KRITIK SENI “TARI JARANAN TURONGGO YAKSO”

A. DESKRIPSI
Tari Turonggo Yakso merupakan kesenian asli kabupaten Trenggalek. Awalnya kesenian ini
berasal dari “baritan” yaitu sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan Dongko
sejak lama. Namun akhirnya kesenian ini mulai dikenal sebagai kesenian asli Trenggalek pada
tahun 80-an. Tarian ini menceritakan tentang kemenangan warga desa dalam mengusir
marabahaya atau keangkaramurkaan yang menyerang desa.
Tari Turonggo Yakso ini berbeda dengan Kesenian Jaranan yang ada di Trenggalek.
Perbedaan itu terletak pada kuda-kudaan yang ditungganginya. Jika pada Kesenian jaranan,
kuda tersebut menggambarkan kuda yang benar-benar berbentuk kuda. Sedangkan pada Tari
Turonggo Yakso, kuda yang dipakai untuk tampil adalah kuda yang Berbentuk Buto. Namun
pada gerakannya hampir sama, hanya saja pada Tari Turonggo yakso masih belum
terbebaskan dari gerakan-gerakan yang menjadi tumpuan utama pada awal tarian terlahir.

5
B. ANALISIS
1. TATA RIAS
Untuk para penari putri dan para penari putra merias wajah agar dapat menimbulkan efek
terkesan tampan dan jantan, seperti menebalkan alis, memerahkan bibir, membuat kumis,
jambang dan jenggot dengan menggunakan pensil alis, memakai bedak muka dan pemerah
pipi. Tata rias juga berfungsi untuk menahan sorotan sinar atau lampu secara langsung
sehingga dapat dilihat oleh penonton.
2. TATA BUSANA
Untuk penari Jaranan Pada bagian bawah menggunakan celana ¾ dan atas baju panjang
dengan warna yang kontras yaitu merah yang terlihat meriah karena ada kelap-kelip sehingga
menimbulkan kesan meriah. Namun pada beberapa grup jaranan ada yang bertelanjang dada
dan hanya menggunakan rompi berwarna hitam. Pada bagian bawah dililitkan jarit sampai
pada atas lutut yang kedua ujungnya dilipat menyerupai dasi pada bagian bawah dan
slayer/selendang yang ditalikan pada lipatan jarit. Bagian atas/kepala menggunakan udeng
serta aksesoris di bagian telinga. Sedangkan untuk penari Barongan menggunakan kostum dan
properti barong.
3. IRINGAN
Iringan yang digunakan pada Tari Turonggo Yakso adalah Gamelan Jawa. Para peraga yang
terlibat di dalam penyajian kesenian ini Pemusik atau Penabuh gamelan, kemudian ditambah
dengan Sinden (Vokalis putri) dan wira swara (Vokalis pria).
4. GERAK
Ragam Gerak Tari Turonggo Yakso bersifat bebas, gerakan tarinya bersifat dinamis dan
energik, mengikuti iringan gamelan yang mengiringinya. Gerakan tari Turonggo Yakso
berpusat pada gerak kaki, gerakan tubuh dan gerakan tangan.
5. POLA LANTAI
Penggarapan Pola Lantai pada tarian ini dilakukan pada peralihan rangkaian gerak, yaitu pada
saat transisi rangkaian gerak satu dengan rangkaian gerak berikutnya. Sedangkan perpindahan
posisi penari dilakukan pada gerak penghubung, yaitu dilakukan pada rangkaian gerak berlari
kecil ataupun bergeser dengan gerakan rancak. Gerak rancak lebih dari seorang pria dan
berkelompok terlihat memukau.
6. PROPERTI/PERLENGKAPAN
Perlengkapan tari yang dikenakan antara lain pecut (cambuk), barongan/caplokan, celengan.
Pecut atau cambuk adalah cambuk yang terbuat dari bambu yang dikepang memanjang dan
mengecil dibagian ujungnya. Barongan adalah penggambaran dari raksasa, yaitu dengan

6
kepalanya yang terbuat dari kayu berwajah buto yang lengkap dengan aksesorisnya dan
disambung dengan kain panjang berwarna hitam yang digunakan penari barong menutupi
wajah dan sebagian tubuh mereka. Celengan terbuat dari kulit lembu yang berbentuk seperti
celeng (babi hutan) tanpa kaki tanpa ekor dan berwajah seperti celeng.

7. TEMPAT PERTUNJUKAN
Tempat pertunjukan tari yang digunakan adalah panggung untuk tempat para penari
sedangkan pengrawit berada disebelah panggung untuk lebih memberikan ruang gerak kepada
penari karena biasanya penari inti pada tarian ini adalah 6 orang dan ditambah penari
pendukung lainnya.

C. INTERPRETASI
Keindahan dan keunikan tari Turonggo Yakso mempunyai peranan yang besar di dalam adat
istiadat masyarakat daerah. Kostum penari yang berwana cerah dan berpakaian yang indah
sehingga dapat mendukung kemeriahan acara. Dan juga didukung para penari yang
mengungkapkan ketangkasan, kegagahan, dan kelincahan yang merupakan gambaran dari
seorang kesatria. Hal ini merupakan nilai estetis yang terdapat pada keharmonisan dan
keselarasan antara gerak dan ritme, khususnya antara gerak dan irama kendang. Sinergitas
antara gerak dan ritme menjadikan tarian ini terkesan lebih hidup. Nilai estetis tarian ini akan
muncul apabila penarinya juga menjiwai dan mampu mengekspresikan dengan baik sehingga
muncul ungkapan tari yang sebenarnya yaitu gagah-perkasa. Disamping itu iringan dan
gending yang dipadukan sangat sesuai sehingga dapat membangun suasana sehingga
penonton dapat menikmati pertunjukannya.

D. EVALUASI DAN PENILAIAN


Secara keseluruhan penyajian tari Turonggo Yakso sangat menarik. Namun ada beberapa hal
yang harus diperhatikan agar pertunjukan dapat berjalan dengan baik. Salah satunya adalah
kekompakan para penari dalam membawakan tari. Hal tersebut dapat diatasi dengan latihan
yang intensif serta dengan cara menjaga konsentrasi penari pada saat menari sehingga
kesalahan gerakan dapat diatasi.

7
BAB III
PENUTUP

Demikian makalah kritik seni tari ini saya buat, saya sadar jika dalam pembuatan
makalah ini banyak kesalahan dalam penulisannya dan saya menerima segala bentuk kritik
dan masukan yang membangun demi memperbaiki makalah saya di kemudian hari. Tak lupa
saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah memberikan bantuan kepada saya
guna menyelesaikan laporan kegiatan ini.

Harapan saya semoga dengan adanya makalah kritik seni musik ini, kita menjadi lebih
paham mengenai seni tari dalam berbagai hal, sehingga kita tidak hanya mendengarnya saja
tetapi bisa mengerti makna yang terkandung didalamnya. Atas perhatian dan kerjasamanya
saya mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai