Media : piring
Artikel Contoh Kritik Tari Piring adalah suatu kegiatan memberikan apresiasi
terhadap karya tari tersebut dengan cara menuliskan kembali peristiwa
pertunjukan seni tari atau memberikan komentar terhadap pertunjukan tari.
Kegiatan kritik tari tersebut bukan untuk mencari kelemahan karya tari orang
lain atau mengomentari kekurangan dan kelebihan karya tari orang lain. Kritik
tari dilakukan untuk memberikan informasi pada masyarakat terhadap sebuah
kejadian pertunjukan atau perkembangan tari.
Ada beberapa tahap dalam proses kritik seni tari diantaranya adalah tahap
deskripsi, tahap analisis, tahap interpretasi, tahap evaluasi, serta pesan dan
kesan.
1.Deskripsi Tari
Tari Piring merupakan seni tarian yang berasal dari Minangkabau Sumatra
Barat. Namun, seiring masuknya agama Islam maka tarian ini mengalami
pergeseran sehingga tidak lagi untuk menyembah dewa melainkan untuk
ditampilkan dalam acara hajatan ataupun juga acara pernikahan, serta
menggambarkan perasaan gembira atas hasil panen yang melimpah.
2.Analisis
Alat musik yang digunakan yaitu talempong dan saluang. Kostum penari
umumnya berwarna cerah. Tarian ini diawali sesuai koreografi dengan
meletakkan piring di tangannya tanpa terlepas. Terdapat tiga jenis variasi
gerakan dalam seni Tari Piring, yaitu tupai bagaluik (tupai bergelut),
bagalombang (bergelombang), dan aka malilik (akal melilit). Jumlah penari
tradisional ini berjumlah ganjil, antara tiga, lima, atau tujuh penari.
3.Interpretasi
Keindahan dan keunikan Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam
adat istiadat perkawinan masyarakat Minangkabau dan sebagai tarian
penyambut tamu. Kostum penari berwarna-warni cerah dan berpakaian indah
sehingga mendukung kemeriahan acara, serta para penari berjalan dengan
lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring.
Melalui gerakan-gerakan penari tersebut tersirat pesan bahwa kedatangan
tamu harus disambut dengan keceriaan sehingga semakin mempererat tali
persaudaraan.
4.Evaluasai