Anda di halaman 1dari 4

Proceeding: International Conference on Art, Design,

Education, and Cultural Studies (ICADECS) 2019


(ISSN: 2686-617X)
Universitas Negeri Malang, Malang, Jawa Timur, Indonesia

Kajian Dramaturgi Seni Pertunjukan Teater


Tradisional Aceh Mop-Mop/Biola Aceh
Rasyidin, Rasyidin
program studi teater, jurusan seni
pertunjukan
Institut Seni Budaya Indonesia Aceh
Jantho, Aceh Besar, Indonesia

mahasiswa program doktoral


pengkajian seni
Institut Seni Indonesia Surakarta
Solo, Jawa Tengah, Indonesia.
plottheatre@gmail.com

Abstract— Salah satu seni pertunjukan tradisional Aceh namun bermakna luas memiliki emosi penting ketika
yang nyaris punah dan banyak mengangkat kearifan lokal membangun peristiwa. Pertunjukan mop-mop
budaya Aceh dikenal sebagai mop-mop di Kabupaten menggunakan unsur penceritaan yang di sampaikan oleh
Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Kota Lhokseumawe; tiga pemain dalam penyajiannya, penokohan keaktoran
dan biola aceh di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh menggunakan istilah dalam adat perkawinan Aceh,
Besar. Namun, sekarang kesenian ini sudah nyaris seperti dara baroe (pengantin perempuan), lintoe baroe
terlupakan dan sangat jarang ditampilkan, padahal pada (pengantin laki-laki), dan Ayah dara baroe.
masa jayanya, kesenian ini dapat ditampilkan hingga
Penyajian seni pertunjukan mop-mop
beberapa malam berturut-turut. Saat ini pelaku seni mop-
mop yang tersisa umumnya sudah tua dan tidak memiliki
menggunakan unsur musik, tari. Pertunjukan
regenerasi pemain. Jika tidak dilakukan penelitian yang dengan menggunakan selingan pantun serta
mendokumentasikan aspek dramaturgi dari mop-mop/biola bungkusan dialog-dialog penyambung alur atau
aceh, maka kesenian ini dikhawatirkan akan punah tanpa menjelaskan makna pantun sehingga konon
bekas. Metode penelitian kualitatif (grounded research) pertunjukannya dapat berlangsung selama 4
digunakan untuk pengambilan data dengan sumber data malam berturut-turut.
yang digunakan adalah berbagai literatur tentang mop-mop Bagian-bagian tertentu dalam pertunjukan kesenian Mop-
dan wawancara dengan sumber ahli dan pakar seni mop- mop terdapat cerita yang menceritakan yang
mop. Dari penelitian ini diketahui bahwa mop–mop
menggambarkan hal yang menyudutkan peran suami
ditampilkan oleh grup dengan tiga orang pemain dengan
karakter dara baroe, lintoe baroe, dan ayah dara baro (juga dalam keluarga maka banyak diantara anak-anak yang
bertindak sebagai pemain musik biola dan pengendali ingin menyaksikan pertunjukan Mop-mop dapat
pertunjukan). Cerita umumnya dibangun berdasarkan pelarangan dengan perkataan na Maop inan, bek kajak
kisah tiga legenda dari cerita rakyat aceh yaitu geumbak keunan (ada hantu disitu, jangan kamu pergi kesana).
meuh (rambut emas), musang meujanggot (musang
berjanggut), li la bagunna (merpati putih). Ciri khas Kajian seni pertujukan mop-mop menurut penulis dapat
pertunjukan ini adalah tarian, pantun, dan musik diteliti lebih mendalam ke dalam kajian dramaturgi.
pertunjukan yang dikemas dalam bentuk lawakan. Dramaturgi merupakan dasar penulis melihat bagaiamana
Karakter humoris menghiasi seluruh lapisan kedalaman sumber materi mengapa seni pertunjukan
pertunjukannya sehingga kesenian ini dikategorikan
mop-mop dapat di eksplor lebih jauh. Memperhatikan
sebagai teater komedi berbentuk seni dramatari. Kesenian
mop-mop memiliki konsep lokalitas keAceh-an yang kental seluk beluk dramatik aktifitas pertunjukan seni
sarat pesan nasehat dari peristiwa kehidupan sebuah pertunjukan mop-mop, terdapat sejumlah nilai-nilai
keluarga yang terbungkus dalam tampilan komedi yang estetik, baik tinjauan dari sejarah kemunculan, struktur
lucu dan menyegarkan, sehingga harus dilestarikan. dan tekstur pertunjukan. Penggunaan tata adat
Keywords— seni, pertunjukan, tradisional, aceh, mop- perkawinan masyarakat Aceh sebagai ikon pemunculan
mop, biola Aceh pada seni pertunjukan mop-mop juga menjadi keunikan
estetis dalam pemunculan seni pertunjukannya. Penulis
meyakini adanya kajian nilai-nilai estetika terstruktur
I. INTRODUCTION yang masih belum terungkap dalam seni pertunjukan
Seni pertunjukan Mop-mop merupakan kesenian mop-mop. Pendapat Goffman dalam Mulyana
tradisional dari kabupaten Aceh Utara di provinsi Aceh, menyatakan,
Dalam penyajiannya seni pertunjukan mop-mop ―Teori Dramaturgy adalah cabang dari teori
menggunakan alat musik biola sebagai musik instrumen interaksionisme simbolik. Salah satu karya paling
tunggalnya. Menurut Kernodle ―Dialog –dialog ringan penting dari diri dalam interaksionisme simbolik
adalah Presentasi Diri dalam Kehidupan Sehari- III. HASIL DAN PEMBAHASAN
hari (1959).Konsep diri menurut Goffman sangat
dipengaruhi oleh pemikiran Mead, terutama dalam A. Hasil
diskusi tentang ketegangan antara spontan, "aku" Hasil kajian struktur dan tekstur seni
dan "aku", diri yang dibatasi oleh kehidupan sosial. pertunjukan mop-mop menjadi kajian terpenting penulis
Goffman mengasumsikan bahwa jika berinteraksi, untuk memetakan serta merumuskan teori dramaturgi
aktor ingin menunjukkan rasa diri yang dapat seni pertunjukan mop-mop. Hal tersebut ditinjau dari
diterima oleh orang lain. Namun, ketika hadir aspek-aspek bentuk pertunjukan yang di tampilkan oleh
sendiri, para aktor menyadari bahwa anggota pelaku seni pertunjiukan. Fase-fase sejak tahun 1900
audiensi dapat mengganggu kinerja. Karena para hingga tahun 2017 terjadi perubuhan-perubahan yang
aktor menyesuaikan diri untuk mengendalikan bervariasi, mulai durasi model pertunjukan dengan jam
audiensi, terutama elemen yang bisa mengganggu. tayang sampai satu bulan, yang membuat penonton
Mulyana (1999: 87)‖ bertahan menyaksikan hingga menjelang subuh tiba.
Menurut Goffman di atas, penulis dapat Daya tahan ketahanan masing-masing group dengan ujian
memahami bagaimana nilai ciri bentuk estetika yang beberapa konflik melanda Aceh membuat seni
terususn dalam penerapan pertunjukan seni pertunjukan pertunjukan ini tetap disaksikan penggemarnya. Sisi
mop-mop yang tergarap dengan gambaran yang lebih luas pertahanan doktrinisasi pelaku seni terhadap seni mop-
lagi. Dalam penerapannya seni pertunjukan mop-mop mop. Kajian inilah yang dipandang penulis dalam
memiliki kompleksitas keilmuan teater, tari, sastra, mengamati unsur kelemahan dan kelebihan sehingga
musik. Nuansa musikal pertunjukan seni pertunjukan penulis melihat aspek kajian dramaturgi yang dipandang
menjadi daya tarik penting menyusun khasanah literutur penulis dapat diperbaharui dalam bentuk pertunjukan
seni pertunjukan di Indonesia agar nantinya seni semisal orketra atau seni pertunjukan modern.
pertunjukan mop-mop dapat diterima sebagai satu kajian Keunikan seni pertunjukan mop-mop, dan
literatur seni pertunjukan yang mengandung unsur kekhasan penyajiannya, seni pertunjukan mop-mop
teatrikal. memiliki struktur dramatik bernuansa komedi
Pertunjukan yang membuat pukauan bagi masyarakat menghadirkan nuansa-nuansa lucu, pernyataan itu
Aceh ini sebenarnya telah ada sejak tahun 1900 dan telah disampaikan oleh Sulaiman Juned.
berubah-ubah model hingga bentuk tampilannya dirasa ―Ciri khasnya adalah adanya tarian, cerita (dialog),
telah menjadikan seni pertunjukan mop-mop seperti yang nyanyain lewat membalas pantun dengan ungkapan-
terlihat sekarang. Proses panjang perubahan bentuk ungkapan lucu, menggelikan, dan penuh humor,
tampilan pertunjukan dari dans ronggeng atjeh hingga serta para pemainnya memakai pakaian yang
biola aceh dan berakhir kepada nama seni pertunjukan warnanya kontras. Biola Aceh komunikasikan
mop-mop, menjadikan seni pertunjukan mop-mop perlu disampaikan lewat kekuatan humor, dan secara
mendapat sentuhan lebih spesifik agar garapan seni tidak langsung terselip nilai kritik sosial melalui
pertunjukan mop-mop yang sudah nyaris ditinggalkan pantunnya yang kocak. (Sulaiman Juned. 2011:192,
oleh masyarakat pemiliknya menjadi seni pertunjukan Pemetaan Media Tradisional Komunikatif
yang diterima utuh oleh masyarakat Aceh, Indonesia dan Lestarikan Tradisi Kelola Komunikasi. KOMINFO.
dunia. Jakarta).
II. METODOLOGI
Sesuai dengan pendapat Sulaiman, Mekanisme
A. Metode Penelitian unsur cerita (Pantun), yang kemudian ditarikan dengan
gerak menyerupai gerak tari seudati serta disajikan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan irama sya’e (syair) Aceh, diselaraskan oleh irama
adalah metode penelitian kualitatif (grounded research). musik biola bernuansa irama Aceh, menambah unsur
Pencarian dokumen dilakukan melalui wawancara para kajian dramaturgi dramatik sastra seni pertunjukan Mop-
pelaku di beberapa kecamatan di dalam Kabupaten Aceh mop begitu mempangaruhi genre tuturan dan hikayat.
Utara dan Kabupaten Pidie; wawancara para saksi yang Bedasarkan itu, seni pertunjukan Mop-mop di
pernah menyaksikan pertunjukan mop-mop di Kabupaten katagorikan sebagai sandiwara tradisional yang berasal
Aceh Utara dan Kabupaten Pidie, Kota Banda Aceh, dan dari Aceh. Pendapat lain disampaikan oleh Kathleen M.
Kabupaten Aceh Timur; wawancara pakar kebudayaan German,
dan akademisi yang memahami tentang kebudayaan ―Dramaturgi, menurut Kathleen M. German
Aceh terutama mop-mop; dan kajian literatur tentang melalui Encyclopedia of Communication Theory
mop-mop yang telah dipublikasikan diberbagai media (2009 : 320), disebut juga dengan dramatisme,
massa. yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk
Data yang diperoleh dari susunan acak lalu diurai bagian- memahami penggunaan simbol-simbol dalam
bagian struktur untuk mengetahui bentuk pertunjukan dunia sosial. Pendekatan dramatisme yang
yang dikembangkan oleh pelaku seni pertunjukan mop- dikenalkan pertama kali oleh Kenneth Burke
mop. Kemudian menganalisis tekstur (luaran) untuk pada awal tahun 1950an menyatakan bahwa
mengetahui pola penciptaan naskah, penentuan karakter interaksi manusia dapat digambarkan sebagai
dalam cerita naskah, pembentukan opini menjadi naskah, sebuah drama. Menurutnya, hubungan antara
lalu disadur menjadi kerangka dramaturgi. kehidupan dan teater bersifat literal bukan
metafora. Pendekatan dramatisme sangat
penting dalam teori komunikasi menurut para
ahli karena penggunaan simbol utamanya terjadi perkembangan pertumbuhan kesenian di Indonesia. Tak
melalui bahasa sebagai alat komunikasi‖. luput pula aspek inspirasi kesenian ronggeng melayu
menjadi ronggeng dans atjeh yang berkembang di tahun
Menurut penulis dan sependapat dengan yang 1900 sampai dengan tahun 1940 telah merubah wujud
disampaikan oleh M. German, kehadiran bunyi gesekan seni pertunjukan masyarakat Aceh tersebut menjadi seni
biola, gerakan melingkar telah menciptakan komunikasi pertunjukan mop-mop, (3) estetika yang mengambil
yang komunikatif; komunikasi itu dihadirkan dari idiom perkawinan masyarakat Aceh sebagai idiom
gerakan dasar tarian seudati yang diciptakan sebagai penamaan penokohan dalam pertunjukan seni
simbul pembagian adegan, permainan tata bahasa terbalik pertunjukan Mop-mop, serta (4) feminisme bagaimana
atau dibolak-balik untuk mengiaskan maksud sebenarnya peristiwa para lelaki-laki mengambil kendali merangkap
sebagai bahagian dialog. Pesan lepas yang bersumber menjadi pemain perempuan, membuat seni pertunjukan
dari respon penonton yang berkarakter kasar berubah mop-mop dapat diteliti secara mendalam sehingga
menjadi satu pesan yang lembut hingga dapat diterima pengaruh perkembangan dramaturginya dapat ditularkan
oleh audiens masyarakat Aceh. Makna kehadiran lebih luas lagi.
pertunjukan seni pertunjukan mop-mop pun dapat ―Seni Pertunjukan Mop-mop memiliki tujuh
diterima dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi filosofis gerakan yang menjadi dasar penelitian
masyarakat Aceh. Pendapat Josep Klapper dalam Dramaturgi Seni Pertunjukan Mop-mop.
Muhammad Takari menyebutkan ―Globalisasi secara Gerakan yang berangkat dari seni tari Seudati,
intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya tarian ini berhubungan erat dengan istilah
teknologi komunikasi. Kontak budaya tidak perlu melalui tarekat yaitu sahadati atau sahadatillah. Selain
kontak fisik karena kontak melalui media telah tampilan pertunjukan luaran berbalut bentuk
dimungkinkan. Karena kontak ini tidak bersifat fisik dan pertunjukan fragmen berupa percakapan
individual, maka ia bersifat massif yang melibatkan dengan selipan syair-syair hikayat yang indah.
sejumlah besar orang (Josep Klapper 1990). Pesan serta pengaruh yang kuat disampaikan dalam
Pendapat di atas menguatkan pendapat Mansur pertunjukan mop-mop menjadi outo kritik tersendiri
Muhammad Alamsyah yang menyatakan bahwa secara estetik yang telah disajikan oleh seniman-seniman
pertunjukan seni pertunjukan mop-mop terdapat beberapa seni pertunjukan Mop-mop sejak dari tahun 1940-an.
tata cara komunikasi yang dihadirkan dipertunjukannya, Kajian inilah yang memacu penulis segara menyusunnya
seperti yang dinyatakan Mansur Muhammad Alamsyah, dalam ruang lingkup berjudul Dramaturgi Seni
―Ada hukum-hukum panggung, seperti teknik Pertunjukan Mop-Mop Di Kabupaten Aceh Utara
masuk, membangun situasi ke peristiwa, (Estetika Penciptaan Karya, Sejarah Dan
membangun konflik, serta memberi pesan Perkembanganya)
penyadaran di ending cerita, semua tampilan Hasil dari kajian dramaturgi seni pertunjukan mop-mop
disisip dendang pembuka dan dialog. Ada ini sehingga dapat terciptanya metodologi penciptaan seni
kehadiran konflik yang diciptakan untuk pertunjukan yang tidak lagi tertutup berpola tradisional,
menimbulkan daya tarik, dan dalam pertunjukan rumusannya lebih modern dan dapat diterapkan dengan
terbalut pantun syair yang dikutip dari hadih maja mudah, dengan menyesuaikan rumusan utama yitu; isi
atau karangan sendiri, irama gesek biola berfungsi pantun. Dendang, gesekan biola, model kostum dalam
sebagai penyambung benang merah adegan cerita pertunjukan yang selama ini di garap dengan sederhana
yang tersaji. Setiap peristiwa sosial masyarakat nantinya dapat dibentuk dalam bentuk
direspon dan dijadikan bahan cerita peristiwa pertunjukan modern, seperti; pertunjukan orksetra,
pertunjukan. Cerita bisa berubah dan terkadang pertunjukan drama musikal modern, dsb.
hadir dalam bentuk spontanitas, tujuannya untuk
B. Pembahasan
mensiasati ruang emosi tempat pertunjukan, atau
Teknik penciptaan peran lakon bisa bersumber dari Pembahasan kajian seni pertunjukan mop-mop ini
kekuatan insting kedua lintoe baro dan dara baro bertujuan untuk mengetahui kejelasan lebih dalam akan
(pengantin perempuan dan pengantin laki-laki)‖, adanya identitas sebenarnya bagaimana proses kreatif
(Wawancara Mansur Muhammad Alamsyah, 27 yang telah terjadi di seni pertunjukan mop-mop yang
Mei 2016 di Banda Aceh). sudah ada sejak tahun 1900. Berdasarkan pemikiran
peneliti setelah peneliti meneliti dan merampungkan hasil
Pendapat Mansur di atas, memperkuat pendapat peneliti kajian berupa tesis dan jurnal, penulis menyimpulkan dari
dalam mengkaji perkembangan seni pertunjukan mop- beberapa pendapat masyarakat Aceh, baik masyarakat
mop dan sejarah panjangnya, bagi peneliti pekerjaan aktif (pelaku) maupun masyarakat penonton (penikmat).
penelitian yang lama dan keterbatasan literatur tidak Pembahasan kajian seni pertunjukan mop-mop
menyurutkan peneliti untuk mengkaji lebih jauh merupakan kajian yang sangat penting untuk penulis
bagiaman kemudian diketemukan aspek seperti (1) uraikan di dalam artikel ini. Dimana kajian ini bersifat
poskolonialisme pada biola, pola kehadiran hanprof kajian literasi dalam pemenuhan kajian untuk menambah
kacamata, jam tangan, serta topi berjambul khas perbendaharaan perpustakaan ilmiah bagi perkembangan
stambulan (2) aspek hibridisme yang mempengaruhi seni tradisional ditanah air, khususnya seni teater
perubahan bentuk penampilan seni pertunjukan mop-mop tradisional Indonesia. Seni pertunjukan mop-mop
serta perjalanan sejarah kebudayaan Indonesia yang merupakan salah satu seni pertunjukan yang berada di
dipengaruhi budaya-budaya Eropa, seperti bangsa provinsi Aceh, dari tujuh kesenian bersumber pada
Portugis, Belanda, Jepang, Arab telah mempengaruhi material hikayat atau sastra lisan tuturan yang ada di
Provinsi Aceh, seperti seni tutur pmtoh, phuab, meuhaba, [5] Pramayoza, Dede. 2013,Dramaturgi Sandiwara:
dalupa, sinar jeumpa, genuderang kleng. Keunikan seni Potret Teater Populer dalam Masyarakat
pertunjukan mop-mop adalah kepemilikan material Poskolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
bentuk pertunjukan hikayat Aceh yang ditampilkan [6] Pangeran, Irman I., 2014. Dari-Biola-Aceh-
dalam bentuk pertunjukan yang di mainkan oleh tiga hingga-Rebani, Atjehpost.
orang. [7] P. Hoe, 1960. The Dramatic Tragedy:New York
Menurut Takari, dalam tayangan situs youtube program University paperbacks Barnes and Noble Inc.
wawancara TVRI stasiun regional Medan tertanggal 21 [8] Rohidi, Tjetjep Rohendi, 2011. Metodologi
april 2015, menerangkan bagaimana satu jenis kesenian penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima
di Aceh yang persis dengan ronggeng melayu, cirinya Nusantara.
menggunakan pantun, dendang melayu, musik, [9] Soemadjo, Jakob, 2004. Perkembangan Teater
ditampilkan dengan konsep pertunjukan musikal dan Modern dan Sastra Indonesia, Bandung: STSI
tarian, pertunjukan persis sama dengan ronggeng melayu. Press.
Keterangan Takari tersebut, penulis sandingkan dengan [10] Simatupang, Lono, 2013. PAGELARAN, Sebuah
argumentasi Syech Ma’e dalam Sulaiman Juned yang Mozaik Penelitian Seni-Budaya. Yogyakarta:
menerangkan perihal ciri pertunjukan mop-mop dengan Jalasutra.
menggunakan pola konsep pantun, tarian seudati, musik, [11] Soemanto, Bakdi, 2001. Jagat Teater,
dikemas dalam bentuk pertunjukan drama. [12] Soedarsono, R.M, 2002. Seni pertunjukan
• Menurut Yusri Yusuf, ―Bahwa sebuah seni yang Indonesia, di era globalisasi, Gadjah Mada
mengkritik sosial, ada pantunnya, ada kaedahnya, University:
dan lebih lembut dalam penyampaiannya. Dan [13] Satoto, Soediro, 2012. Analisa Drama dan
menggambarkan situasi sosial dalam lingkungan Teater. Surakarta: Ombak.
masyarakat Aceh‖,Wawancara tanggal 13 Mei [14] Stanislavsky, Konstantin, terj. Asrol Sani. 1980.
2019. Pendapat Yusri menjelaskan bagaimana seni Persiapan Seorang Aktor. Jakarta: Pustaka Jaya.
pertunjukan mop-mop menyimpan makna dalam [15] Takari , Muhammad 2016. Ronggeng Melayu
menggambarkan kehidupan masyarakat Aceh sejak Sumatera Utara: Sejarah, fungsi dan
sebelum kemerdekaan hingga kemerdeakaan. strukturnya, diterbitkan Universitas Gajah Mada
Menurut pendapat Yusri, penulis berpandangan dan Universitas Sumatera Utara.
bahwa pentingnya penulis membahas kajian ini [16] Wibowo, Agus Budi, dkk, 2013. Seni Tradisi
dalam tema kajian Dramturgi Seni Pertunjukan mop- Lisan Mop-mop Banda Aceh. Tim Balai
mop yaitu untuk merumuskan kerangka berpikir Pelesetarian Banda Aceh.
ilmiah manfaat seni pertunjukan mop-mop untuk [17] Zulfadli, 2011. Biola Aceh yang Hilang. Banda
dikembangkan dan dilestarikan agar nantinya Aceh: Serambi Indonesia.
generasi muda Indonesian khususnya Aceh dapat [18] Ansari, Asloob Ahmad, 2010. The Existential
mempelajari lebih dalam bagaimana seni pertunjukan Dramaturgyof William Shakespeare, The Edwin
ini dapat menciptakan kajian-kajian nilai kebudayaan Mellen Press, Ltd., Printed in the United States
dari masyarakat Aceh. of America.
[19] Martin, Carol. 2010 Dramaturgy Of The Real On
The World Stage. New York:First Published
DAFTAR PUSTAKA [20] Mulyana, Deddy. 1999. Nuansa-Nuansa
[1] Bentley ,Eric, 2000. The Life of the Drama: Komunikasi, Bandung ; Remaja Rosdakarya.
Applause Theatre & Cinema Book Publishers.
[2] Cahyaningrum, Dewojati, 2010, Drama Sejarah,
Teori, dan Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
[3] Hanefi, Drs., 1998. Musik Mentawai, Bandung,
Masyarakat Seni Pertunjukan.
[4] Juned, Sulaiman, 2015. Seni Tradisi Populer
Aceh sebagai Media Komunikasi Sosial‖ dalam
buku Pemetaan Media tradisional Komunikatif,
Lestarikan tradisi Kelola Komunikasi. Jakarta:
kementrian Komunikasi dan Informasi RI,
Direktorat Jendral Informasi Publik.

Anda mungkin juga menyukai