Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SENI PERTUNJUKAN MELAYU


Guru:Tripal Ananda S. Pd

Disusun oleh:

KELAS XIA

SMA NEGERI 2 SENTAJO RAYA

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………….……
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………..…........

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..……….

1.1LATAR BELAKANG………………………………………………………....……………..…

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………...

1.3 TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………….

2.1 PENGERTIAN…………………………………………………………………..................

2.2 JENIS-JENIS SENI PERTUNJUKAN…………………................……………

Seni pertunjukan………………………………………………………………..…….....

Seni Tari…………………………………………………………………………………………

Seni Musik………………………………………………………………….........…………

Cerita………………………………………………………………………………...............

2.3 FUNGSI SENI PERTUNJUKAN ………………………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………..

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………..……

3.2 SARAN…………………………………………………………………………………………..….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………....

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah percobaan yang
berjudul “Seni Pertunjukan Melayu”.

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah informasi yang mungkin sebelum
diketahui pembaca mengenai Seni Pertunjukan Melayu di Riau.

Pada penulisan makalah ini, berbagai permasalahan telah penulis alami, oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kerja keras penulis semata-mata. Namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
satu-persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Dalam menyusun makalah ini, penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat
di dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik lagi dan bisa bermanfaat untuk orang
banyak.

Marsawa,20 Januari 2024

Penulis

2.1 Pengertian
Istiah seni pertunjukan merujuk kepada seni konseptual atau avant garde yang pada dasarnya
tidak dikenal di alam Melayu. istilah ini dari seni rupa dan merupakan bagian dari
perkembangan dari aktivitas berkesenian itu sendiri. Dalam KBBI, pertunjukan berarti sesuatu
yang dipertunjukkan atau tontonan. Seni pertunjukan pada dasarnya adalah ungkapan budaya
dan norma-norma estetik artistik yang berkembang sesuai zaman. Seni pertunjukan
dipengaruhi oleh proses akulturasi sehingga melahirkan perubahan dan transformasi dalam
berbagai bentuk tanggapan budaya.

Jika dilihat dari fungsinya, seni pertunjukan berfungsi sebagai hiburan, pewarisan nilai-nilai dari
suatu generasi ke generasi berikutnya, serta keterkaitan dengan sistem religi yang hidup pada
komunal pemiliknya. Selain itu, beberapa seni pertunjukan juga berfungsi sebagai ungkapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Disimpulkan bahwa seni pertunjukan Melayu adalah seni pertunjukan tradisional yang tumbuh
dan berkembang oleh masyarakat penduduknya. Hubungan antara seni pertunjukan dengan
komunal pemiliknya berkaitan erat dengan keberadaan dan keberlangsungan seni pertunjukan
tersebut.

Seni pertunjukan Melayu juga berbentuk kompleks yang tidak hanya melibatkan satu jenis
namun melibatkan berbagai jenis karya seni. Seni pertunjukan umumnya tidak dapat berdiri
sendiri sehingga sering disebut sebagai bentuk seni yang kompleks. Setiap wilayah di Riau
memiliki beragam jenis seni pertunjukan dengan bentuk dan struktur yang khas. Keberagaman
sebarkan tersebut dipengaruhi oleh interaksi wilayah tersebut dengan budaya luar. Beberapa
seni pertunjukan tersebut misalnya ranggung, teater bangsawan, mamanda, randai Kuantan,
kayat, koba, nyanyian panjang, syair. Jika dilihat dari bentuk, seni pertunjukan Melayu meliputi
berbagai cabang seni yang terdiri dari drama(teater atau lakon), tari, musik, dan cerita.

2.2 Jenis-jenis Seni Pertunjukan Melayu

1. Seni Drama
a) Randai Kuantan

Randai Kuantan adalah teater rakyat yang berkembang di Rantau Kuantan. Pertunjukan randai
disajikan di laman randai yang berada di halaman rumah atau tanah lapang.Randai Kuantan
dilakukan pada malam hari.alat musik yang digunakan berupa piul (biola), tiga gendang,
kerincing serta pluit untuk mengatur gerakan randai. Pemain berkisar antara 15-25 orang
termasuk pelakon dan pemusik. Pemimpin kelompok disebut induk randai dan anak buahnya
disebut anak randai. Pemain randai semuanya harus laki-laki, sedangkan untuk peran wanita
dilakonkan oleh laki-laki yang memakai pakaian perempuan yang disebut bujang gadi. Pakaian
pemain umum nya mengenakan pakaian sehari-hari atau saat ini sering menggunakan seragam
randai. Pada umumnya irama lagu-lagu randai menggunakan irama yang sama. Liriknya
berbentuk pantun yang selalu berubah, muncul secara improvisasi berdasarkan situasi atau
keadaan saat randai dipertunjukkan. Judul irama juga tidak berhubungan dengan lirik lagu atau
tema yang disajikan irama lagu randai yang umum dikenal misalnya Penjek-penjek Tabuluis,
Cigak Bugial, Tanjuang Putui, Jambu Mera, Salah Sangko, Bungo Satangkai, Angin Malam,
Plang Binti, dan Binjek-binjek.

Randai Kuantan dilakukan selama dua hingga empat jam pada acara pernikahan, sunatan, doa
padang, dan kenduri.Randai mempunyai struktur persembahan yang terbagi dalam lima bagian,
yakni perarakan masuk, persembahan (prolog), lakon nyanyian dan musik, dan tutup perarakan
keluar. Perarakan masuk dilakukan saat pemain dan pemusik randai masuk kedalam laman
randai secara beriringan dalam satu barisan. Para pemain kemudian membentuk suatu
lingkaran dan pemain musik keluar dari barisan lalu menuju tempat yang telah disiapkan.
Prolog dalam randai berbentuk tarian dan nyanyian yang berfungsi sebagai penghantar dari
jalan cerita. Lakon berupa dialog tanpa naskah atau hanya improvisasi pelakon yang disesuaikan
dengan garis-garis besar jalan cerita. Lakon disusun dalam beberapa babak dan setiap babak
diakhiri dengan nyanyian, sedangkan perarakan keluar dilakukan setelah pertunjukan selesai,
yang dilakukan seperti perarakan masuk.

B) Bangsawan

Cerita-cerita dalam bangsawan sering mengangkat kisah tentang lingkungan istana. Penamaan
Teater Bangsawan untuk pertama kali diperkirakan diberikan oleh Abu Muhammad Adnan
( mamak Phusi ) nama lengkapnya Abu Muhammad Adnan adalah Phusi Indra Bangsawan of
Penang.Para pemain berlakon di atas panggung yang dilengkapi layar berlapis (layar stret).
Layar-layar yang digunakan dihias dengan gambar istana, taman, hutan, dan saujana alam
untuk menggambarkan situasi sebuah kisah terjadi. Penyajian bangsawan umumnya dilakukan
pada malam hari dalam upacara-upacara daur hidup, hari besar agama Islam, dan peringatan
kemerdekaan Indonesia.

Cerita yang sering diangkat, misalnya Di Julang, 1001 Malam, Rakyat Melayu, Laksamana
Bintan, Dongeng India dan Cina, dan Hikayat Melayu.Setiap cerita terbagi dalam beberapa
babak yang diselingi dengan selang waktu untuk menceritakan apa yang akan terjadi pada
babak berikutnya. Sesuai dengan namanya, yaitu bangsawan, kostum dan tata rias yang dipakai
menyerupai orang-orang dikalangan bangsawan.

Lagu pengiring biasanya berupa lagu-lagu yang sering dinyanyikan dalam joged atau tari zapin
seperti Stambul Dua, Stambul Opera, dan Dondang Sayang. Alat musik yang disertakan adalah
biola, akordeon, gendang, gong, dan tambur.

Kurang

c)Tonel
Penamaan tonel berasal dari bahasa Belanda het tonel yang artinya "pertunjukan teater".Tonel
berkembang di Riau sejak pada masa pendudukan Belanda. Dalam kisah-kisah yang dimainkan,
komedi atau kelucuan menjadi bagian penting dari setiap pertunjukan tonel, baik dari sisi
improvisąsi para pemain karakter tokoh atau cerita yang ditampilkan.

d) Mamanda

Cerita Mamanda selalu mengangkat kisah tentang kehidupan raja dan Kerajaan, yang diambil
dari syair atau hikayat Melayu, misalnya Syair Abdul Muluk, Syair Siti Zubaidah, Hikayat Si
Miskin, Hikayat Cendera Hasan dan Hikayat Seribu Satu Malam. Setiap persembahan diiringi
musik tabuhan yang terdiri dari gendang dua muka, gong, dan rebab.

Tokoh yang ditampilkan adalah raja, wazir, Mangkubumi, perdana menteri, panglima
perangperang, harapan pertama, harapan kedua, putri raja, raja jin, anak muda, perampok,
dan khadam atau badut. Pelakon mamanda tidak mempunyai naskah. Para pelakon hanya
diberikan garis-garis besar jalan cerita, sehingga saat pertunjukkan, para pelakon melakukan
improvisasi untuk menghidupkan peranan masing-masing. Semua pelakon Mamanda terdiri
dari lelaki yang memegang semua jenis watak.

e) Ranggung

Pertunjukan ranggung merupakan kemahiran dalam memerankan tokoh atau watak yang
dipilih secara "gaib" oleh pimpinan ranggung. Para pemain terdiri dari mudim (dukun),
pelakon, tukang jaga serta para pemain musik rebana dan gong. Kemahiran pemain ranggung
tidak melalui proses pembelajaran namun melalui kemahiran mudim.Sebelum ranggung
dimainkan, mudim mengasapi pelakon dengan kemenyan sambil membaca mantra. Jika mantra
berhasil, pelakon akan kemasukan roh halus sehingga akan berubah menjadi "tokoh" yang
dimasukkan. Peran yang dimainkan bisa berupa cigak atau harimau, burung ranggung, burung
elang, burung tiung, burung pelanduk, raja penyabung, raja pencuri,dan penutup raja Belanda.

f) Sijobang Buwuong Gasiong

Sijobang merupakan pertunjukan cerita seperti halnya monolog yang dibawakan oleh seorang
pemain laki-laki. Dalam pertunjukan, pemain menuturkan cerita dengan cara berdendang,
berpantun, bersyair, dan mengekspresikan karakter tokoh dengan mimik wajah dan gerak
tubuh. Cerita yang paling terkenal adalah Buwong Gasiong, sehingga sering disebut sijobang
buwuong gasing. Pertunjukan umumnya dilaksanakan pada malam hari untukmemperingati
hari-hari besar Islam ataupun upacara-upacara daur hidup seperti khitanan, akikah, dan
perkawinan. Selain hiburan, juga sebagai media transmisi nilai-nilai agama, budaya serta adat
kepada khalayak.

Sijobang buwuong gasiong biasanya ditampilkan selama tiga hingga tujuh malam.kesenian ini
dipentaskan pada malam hari setelah shalat Isya sampai tengah malam atau sekitar 24.00. Jika
cerita Sijobang belum selesai dalam satu malam, maka pemeran akan melanjutkan pada malam
berikutnya di waktu yang sama. Pementasan ini biasanya memakan waktu tiga hingga tujuh hari
atau tergantung permintaan pemilik hajatan.Untuk membedakan tokoh perempuan dengan
laki-laki, penutur berwatak seperti tokoh yang diperankan. Misalnya, tokoh perempuan
digambarkan dengan suara lembut dan gerak tubuh yang gemulai. Penonton harus mampu
menafsirkan tokoh yang diperankan dan memahami kalimat yang diucapkan.

g) Lamut

Lamut merupakan cerita pewayangan Banjar berisi fragmen-fragmen yang diambil dari epos
Ramayana dan Mahabrata.Epos tersebut telah dikembangkan dengan mitologi, legenda,hikayat
serta dongeng daerah Banjar. Berkisah tentang kehidupan sehari-hari berlatar istana dan rakyat
biasa. Isinya tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan nilai-nilai dan norma-norma.
Cerita ditampilkan dengan dinyanyikan secara monolog yang diiringi tabuhan gendang. Penutur
lamut disebut palamutan atau pelamut.Kesenian ini biasanya dipertunjukkan selama 2-3 jam.

Kata lamut berasal dari nama tokoh utama dalam cerita yaitu Paman Lamut. Tokoh ini dapat
disamakan dengan Semardalam kisah pewayangan, Kasan Mandi Kulayang MIandi
(Arjuna),Galuh Jungmasari atau Galuh Junjumasari (Shinta), Sultan Aliuddin(Rahwana), Labai
Buranta (Gareng) Anglung Anggasina atau Anglung Naga Singa (Petruk), dan Palinggang Kurba
(Cepot).

2.Seni Tari
Penamaan zapin berasal dari bahasa Arab, al-zapin yang berarti gerakan kaki. Sehingga tari
zapin dapat dipahami sebagai tarian yang banyak mengandung atau menitikberatkan pada
gerakan kaki sebagai media ungkap tari. Namun, gerakan pada tangan atau lengan juga tidak
kalah penting. Tangan dan lengan bertindak sebagai penyeimbang tari dan mempunyai bentuk
gerakan tersendiri, misalnya mengayuh sampan, mengayun bebas,meletakkan satu tangan
pada bagian dada dan tangan lainnya dibelakang, atau telapak tangan terbuka atau mengepal
dengan jaritelunjuk menunjuk.
a) Zapin Siak

Secara garis besar, gerakan tari zapin Siak dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu:
salam penghormatan yang dilakukan dengan berdiri, atau duduk semba), diikuti langkah buka,
langkah tari, tahtim, langkah tari, dan tahtoh penutup atau sembah penutup. Setiap bagian
tersebut terdapat lagi puluhan ragam lain seperti langkah 1-8, disebut langkah biasa atau
langkahdasar, ragam alifuntuk permulaan tari, ragam alif sembah, ragam titibatang, ragam
pusing tengah, ragam dut, ragam sut depan, ragam sutmaju mundur, ragam siku keluang,
ragam siku keluang sembah, ragammenyambar, ragam mata angin, ragam pecah lapan, ragam
pecah lapansut, ragam anak ayam patah, ragam minta tahto atau tahtim, dan ragamtahto atau
tahtim.

Setiap ragam gerak sebagian besar mengandung makna-makna tersendiri.Gerak duduk


bersimpuh bertegak lutut misalnya, memberi makna persiapan untuk menghadapi masa depan.
Ragam alif bermakna sebagai tanda kebesaran Tuhan. Ragam siku keluang merupakanmimik
dari pergerakan keluang. Ragam titi batang menggambarkan tingkah laku manusia yang
berjalan meniti sebatang kayu yang dipergunakan sebagai jembatan, dan ragam anak ayam
patah, yaituragam yang meniru kaki anak ayam patah berjalan diiringi dengan lagu Zapin Anak
Ayam Turun Sepuluh.

Pada masa awal, para penari zapin hanya lelaki yang menariberpasangan dengan mengenakan
sarung, kemeja, dan kopiahhitam, atau teluk belanga. Pakaian tersebut disesuaikan
denganbentuk acara yang akan ditampilkan. Jika tari ditampilkan dihadapan sultan maka
pakaian penati berupa kain tenun Siak.Jika ditampilkan pada majelis perkawinan, sunat rasul
ataupenyambutan tamu kehormatan, penari memakai songket tenunSiak, dan apabila
ditampilkan sebagai hiburan, penari hanyamemakai kain biasa semisal kain pelikat.

b) Zapin Meskom Bengkalis

Zapin Meskom adalah genre zapin yang berkembang diKampung Meskom Bengkalis. Ragam
gerak yang umum digunakan adalah jalan pantas, tukar kaki atau gelombang pasang, siku
keluang,anak ayam patah, belah mumbang, dan pusing sekerat.Selain itu,zapin Meskom juga
mengadopsi ragam yang terdapat di Teluk Belitungyaitu sut ganda, bunga serai, catuk burung
merpati, pecah delapan,pecah delapan sut, dan kembang tak jadi.Saat ini, zapim Meskom
dikembangkan oleh di Sanggar Batin Sembilan yang berpusat di Kampung Meskom Bengkalis.

c)Zapin Inderagiri Hilir


Zapin yang berkembang di Inderagiri Hilir dikenal denganzapin sisit. Penamaan ini berdasarkan
busana yang dipakai penarimemakai tali karet yang dapat dikencangkan pada ujung
kedualengan, kaki, dan leher. Hal ini sedikit berbeda dengan busanazapin dari daerah lain yang
lebih longgar.

Zapin sisit mempunyai dasar ragam tidak hanya dominanpada gerakan kaki, tetapi juga gerakan
lengan, tangan, dan bahu.Pada gerakan siku keluang dan gerakan tungkai, lengan lebihdiangkat
dalam membuat putaran gerakan. Setidaknya terdapat5 ragam pada zapin sisit, yaitu sisit
(lengan agak diangkat dangerakan naik turun pada bahu); sisip (gerakan kedua
lengan);tingkawang (putaran kedua lengan di sekitar pinggul); kudagipang (seperti gerakan
kuda kepang); dan siku keluang(gerakanmengangkat lengan lebih ke atas).

3.Seni Musik
a)Kompang

Musik kompang sering digunakan sebagai pengiring nyanyian terutama dalam arak-arakan. Saat
ini kompang juga banyak dipertunjukkan pada kegiatan-kegiatan serimonial adat, pendidikan,
politik, dan pemerintahan.

Pemain kompang semuanya adalah laki-laki sekitar sepuluhhingga dua puluh orang pemain.
Pada saat pertunjukan, parapemain akan mengiringi arakan-arakan tamu atau pengantinhingga
ke tempat yang dituju. Setelah tiba di tempat yangdimaksud,permainan kompangberhenti
menabuh dan pertunjukanpun berakhir.

b)Zikir Gebano

Zikir gebano disebut juga dikir berdah, burdah, dikir rebana,atau badiki gubano merupakan
pertunjukan berupa puji-pujiankebesaran Allah Swt. dan kemuliaan nabi Muhammad Saw.yang
diiringi gendang bebano atau gebano. Lantunan pujianmenggunakan bahasa Arab dengan
panduan teks khusus yangmempunyai 14 keturunan dalam bentuk nazam.

Pertunjukan dibagi dalam beberapa pasal atau sesi dan setiap menyelesaikan satu pasal
diselingi jeda. Pedikir biasanyategak atau duduk bersila membentuk lingkaran mengelilingi
teks.Teks dilantunkan secara bergilir mengikuti putaran ke kiri atauke kanan. Pada peringkat
pertama berdikir, gendang yang ditepukdiletakkan di atas lantai di hadapan pedikir, dan pada
peringkatkedua diletakkan di atas pangkuan.
Teknik pemukulan gendang ditepuk dengan menggunakanempat jari. Umumnya dikenal tiga
jenis tepukan yaitu tepukancop, tepukan tung dan jentikan. Setiap gendang gebano
memilkiukuran yang berbeda, sehingga kompilasi tepukan menghasilkannada yang indah.

c) Kayat Pantun

Kayat pantun merupakan pertunjukan berupa nyanyian berbentuk pantun yang diiringi musik
piul (biola) dan gendang.Dimainkan oleh tiga hingga lima orang pemain yang terdiri dari tukang
piul, tukang gendang, dan seorang penyanyi. Penyanyi kayat umumnya perempuan, tetapi
terdapat juga laki-laki.Pantun kayat didendangkan secara bergantian dengan teknik berbalas
pantun,juga dilakukan dengan pola bertingkahan antara sampiran dan isi. Misalnya, seorang
penyanyi

kayat mendendangkan sampiran, sedangkan isi dilanjutkan oleh tukang kayat yang lain.Irama
yang sering dimainkan untuk mengiringi kayat pantunadalah Kumbang Putiah Kaki, Angin
Malam, Pandang Pulai, Itam Manih, Sarinam, Buaian Tonga Hari, Gonjur Sentak, Cinto
Putuih,Pusiang Kapalo, Hujan Paneh, Kutang Barendo, dan Bacorai Kasia.Kayat ditampilkan
untuk memeriahkan hari-hari besaragama islam, majelis perkawinan, sunat rasul, akikah, masuk
suku,penabalan pemimpin adat, ataupun hari besar nasional terutama memperingati
kemerdekaan.

d) Calempong Oguong

Calempong oguang merupakan pergelaran musik instrumental dengan seperangkat alat utama
yaitu gong dan calempong.Dimainkan oleh lima orang pemain yang berperan sebagai
pengguguh dan peningkah yang memainkan enam buah calempong,gendang peningkah,
ketepak dasar dan ketepak bungo, dan oguang(gong). Melodi yang dimainkan pada setiap judul
lagu terdiri dari dua baris irama yang dimainkan berulang-ulang.

Penyebutan calempong oguang diambil dari dua alat utamatradisi ini yaitu calempong dan
ogung (gong). Komposisi bunyi daninstrumen yang digunakan tidak memiliki keterkaitan
denganbudaya Arab atau melodi dari daratan Asia. Hal ini diyakinitradisi calempong oguang
sudah ada sebelum kedatangan agamaIslam sekitar abad 7 atau 13 Masehi.

e) Madihin
Madihin berupa lantunan syair, pantun, atau puisi bebasyang dipertunjukkan oleh seorang atau
lebih pemadihin sambilmemainkan gendang gebano. Jika dipertunjukkan oleh dua orang atau
lebih pemadihin, maka lirik madihin didendangkan secaraberbalas-balasan.

Madihin berasal dari kata ‘madah' yang berarti pesan ataunasihat. Namun, di tengah
pendukungnya madihin selalu disebut "madahan." Penyebut tersebut lama-kelamaan berubah
menjadimadihin.

4. Cerita
a) Koba

Koba merupakan pertunjukan cerita dilagukan yang dituturkanoleh seorang tukang koba. Cerita
koba umumnya berkisah tentangpengembaraan tokoh atau pahlawan-pahlawan rekaan.
Sebagian cerita diiringi musik berupa gendang gebano ataubebano yangdibawakan oleh tukang
koba sendiri. Alat musik berfungsi sebagaipengatur ritme lagu, dan setiap tukang koba memiliki
irama lagukhas masing-masing. Pertunjukan koba diselenggarakan pada perayaan-
perayaansunat rasul.

sosial seperti pernikahan, turun mandi dan

Pertunjukan koba ditampilkan pada malam hari hingga menjelang subuh. Apabila dalam satu
malam cerita yang disajikan belum selesai, maka koba dilanjutkan pada malam
berikutnya,sehingga untuk menamatkan sebuah cerita memerlukan waktu hingga enam malam.
Cerita koba yang terkenal misalnya Koba Panglimo Awang, Koba Malin Deman, Koba Gadih
Mudo Cik Nginam, Koba Panglimo Dalong, dan Koba Dang Tuanku.

Koba Panglimo Awang berkisah tentang tiga beradik anak-anak dari raja Negeri Ledong. Ketiga
beradik tersebut adalah Panglimo Nayan, Panglimo Awang, dan Panglimo Komih. Ketiganya
kemudian berperang melawan Ongku Rajo Sulong, raja perkasa tapi buruk rupa untuk
memperebutkan gadis cantik yang bernama Anggun Cik Suri.

Koba Malin Deman mengisahkan tentang Tuanku Ajo Tuo dan Puti Mayang Sari di Banda
(Bandar) Mua yang sudah lama menikah tetapi tidak juga dikaruniai anak. Atas karunia Yang
Kuasa, keluarga ini kemudian mempunyai anak yang diberi nama Malin Deman. Pada umur 15
hari diadakan upacara turun mandi, namun apa daya anak tersebut meluncur ke dalam sungai
dan hilang. Ajo Mudo yaitu adik Tuanku Ajo Tuo pergi menjala dengan jolo suto (jala sutera),
maka ditemukanlah Malin Deman dalam jala tersebut. Malin Deman tumbuh dengan baik dan
akhirnya menikah dengan seorang putri dari kayangan.

b) Nyanyi Panjang
Nyanyi panjang adalah sastra lisan yang disajikan dengan dilagukan atau dinyanyikan. Istilah
nyanyi panjang mengandung dua kata yaitu "nyanyi" bermakna bentuk persembahan dan
"panjang" bermakna waktu yang diperlukan dalam penyampaian. Menamatkan sebuah cerita
dalam nyanyi panjang biasanya membutuhkan waktu lebih dari satu malam. Penyaji sastra lisan
ini disebut sebagai tukang cerita nyanyi panjang atau tukang nyanyi.

Lirik nyanyi panjang berbentuk prosa lirik atau prosa berirama seperti puisi tradisional bebas.
Setiap baris terdiri dari tiga hingga enam suku kata yang membentuk menjadi empat sampai
tujuh kata. Hal ini akan mempermudah tukang cerita menyanyikan cerita.

Struktur cerita terbagi dalam tiga peristiwa besar yaitukelahiran (pengenalan), pengembaraan
dan penyelesaian. Setiap isi cerita dipenuhi tunjuk ajar, hukum adat, sedikit kisah percintaan,
dan selalu berakhir bahagia.

Beberapa cerita nyanyi panjang yang terkenal adalah Sutan Paminggei atau Buwung
Pedendang, Bujang Si Undang Bujang

Si Kubin, Lanang Bisai atau Tunggal Dagang, Bujang Tan Domang, Malim Bungsu, Helang Sopan
Sayang Terbuang, Balam Penganjur, Mogek Bimbang, Kerja Intan, Bujang Si Gagak, Gandar
Bujang, Bujang Tianang, Landak Gunja, Tuk Lanang Jaya, Pinang Peribut, dan Sialang Pepat.

Salah satu cerita di dalam nyanyi panjang adalah Bujang TanDomang. Cerita ini berkisah
tentang Raja Alam bertakhta di negeriTanah Johor. Sang permaisuri, Putri Mayang melahirkan
tiga orang anak. Dua putri dan satu putra: Putri Embun Putih, Putri Lindung Bulan, dan seorang
putra bernama Bujang Tan Domang. Putra tersebut sangat luar biasa yang digambarkan, "bagai
ditiupanak malaikat, bagai dituntun anak bidadari."Kelahiran Bujang Tan Domang dirayakan
secara besar-besaran. Hal ini menyebabkan Raja Garuda yang bersemayam diLawang Langit
tiba-tiba menyerang negeri sambil melahap rakyatJohor. Raja Alam menyembunyikan putra-
putrinya, dan kemudian menentang Raja Garuda. Namun, kekuatan mereka tidak sepadan.Raja
Garuda menyambar Raja Alam dan permaisuri, sertamenerbangkan mereka sampai ke lawang
langit.

c) Syair

Pembacaan syair atau bersyair umumnya dilaksanakan pada majelis perkawinan dan sunat
rasul. Syair digemari karena cerita yang menarik dan mengandung berbagai nasihat dan petuah
juga irama dan gaya pembacanya yang beragam dan mudah dipahami. Isi syair yang
dipertunjukkan umumnya berkisah tentang kepahlawanan, sejarah kerajaan, perjalanan hidup
seseorang, selain nasihat-nasihat dan ajaran agama. Contoh syair yang sering dipertunjukan
adalah Surat Kapal, Selendang Delima atau Siti Zubaidah, dan Syair Perang Siak.
Pertunjukan Syair Surat Kapal menjadi bagian dari tahapan perkawinan Melayu di Inderagiri
Hulu terutama Rengat. Syair ini mengisahkan perjalanan kedua mempelai sejak meminang
hingga menikah. Kapal yang dimaksud dalam syair adalah simbol perjalanan dalam mengarungi
biduk kehidupan yang penuh dengan tantangan berupa ombak dan gelombang. Pembacaan
syair dilakukan oleh seorang pembaca syair sekaligus penulissyair tersebut. Syair dibawakan
dengan cara didendangkan atau dinyanyikan.

Contoh teks Syair Surat Kapal

sebelum berangkat kapalnya kite

juragan memakai pakaian dahulu kale

berkain berbaju berdesto pule

bergelang bercincin bersunting pun ade

selesai memakai juragan dubalang

keris diambil disisipkan ke pinggang

pengawalnye ade duelah orang

yang due ini tafianlah cencang

hendak berangkat juragan menyembelah

dengan ayahnde bunde semue kiuakge

anaknde berangkat pade hari ini jugelah

doakan selamat yang anaknde cite-cite

selesai menyembah juragan kan datang

lalulah turun ke tengah halaman

dikepit mude-mude kiri dan kanan

rebane ditampar dilakukan

2.3 Fungsi Seni Pertunjukan


Menurut Edi Sedyawati (2006), seni pertunjukan memiliki beberapa fungsi, yaitu 1) fungsi
religius; 2) fungsi edukatif; 3)fungsi peneguhan integrasi sosial; 4) fungsi hiburan, dan 5) fungsi
ekonomi.Fungsi religius seni pertunjukan di antaranya dapat ditemukan pada berbagai jenis
dan bentuk seni yang digunakansebagai sarana dakwah pada agama Islam. Fungsi peneguhan
integrasi sosial dapat ditemukan pada adanya tari-tari tertentu yang hanya dapat ditarikan di
lingkungan istana untuk memperkokoh struktur sosial mereka.Fungsi hiburan terutama
dialamatkan kepada para penikmat seni yang menjadikan seni sebagai sarana untuk bersenang-
senang.Fungsi mata pencaharian dikuatkan dengan adanya kelompok-kelompok seni yang
menjadikan seni pertunjukan sebagai mata pencahariannya

DAFTAR PUSTAKA
Buku Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA kelas XI

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Randai_Kuantan

https://disbud.kepriprov.go.id/teater-bangsawan/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sijobang_Buwong_Gasiong#:~:text=Sijobang%2DBuwong
%20Gasiong%20adalah%20suatu,dari%20Kabupaten%20Kampar%2C%20Provinsi%20Riau

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=276

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=900

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=477

Anda mungkin juga menyukai