LAURA : Aku selalu merasa gembira sekali di sini. Syukur bangkuku tidak
ditempati orang lain. Duhai, pagi yang cerah! Cerah sekali.
PETRA : Dia bukan tukang kebunku, Senora, dia tukang kebun taman ini!
LAURA : Ia lebih tepat disebut milikmu daripada milik taman ini. Cari saja
dia. Tapi jangan sampai terlalu jauh hingga tak kau dengar
panggilanku.
1
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
ia suka berfilsafat. Tapi dari mana saja mereka ini datang?
Seperti kabar angin saja! Meluas dengan mudah. Ha, ha, jangan
bertengkar. Masih banyak. Besok kubawakan yang lebih banyak
lagi!
(DON GONZALO DAN JUANITO MASUK DARI KIRI. GONZALO
BERGANTUNG SEDIKIT PADA JUANITO. KAKINYA BENGKAK,
AGAK DI SERET)
GONZALO : Seperti merekat pada bangku saja mereka itu! Heh, tak ada
harapan lagi, Juanito. Mari!
2
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
GONZALO : Senora, tapi kita belum pernah jumpa! Dan kenapa tadi Senora
menegur saya? Ayo, juanito! (MELANGKAH KE KANAN)
LAURA : Buruk amat perangai si tuan itu! Kenapa orang mesti jadi tolol
dan pandir kalau sudah meningkat tua? (MELIHAT KE KANAN).
Syukur. Ia tidak mendapat bangku! Itu, orang yang
menakut-nakuti merpati-merpatiku. Ha, ia marah-marah. Ya, ayo,
carilah bangku kalau kau dapat! Aduh, kasihan, ia menyeka
keringat di dahi. Nah, itu dia kemari lagi. Debu-debu mengepul
seperti kereta lewat! (JUANITO DAN GONZALO MASUK)
LAURA : Tapi tuan seharusnya juga minta ijin untuk duduk di bangku saya
ini.
LAURA : Kenapa bangku yang di san itu juga tuan katakan milik tuan,
hah?
LAURA : Jangan mengoceh lagi. Aku juga tokh, tak akan pergi untuk
sekedar menyenangkan hatimu!
3
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
LAURA : Apa tuan biasa menggunakan saputangan sebagai lap?
GONZALO : Hah? Nyonya kan tak punya hak untuk mengeritik saya!
GONZALO : Maaf saja nyonya. Tapi saya mengharap nyonya tidak bernapsu
campur tangan urusan orang lain!
GONZALO : Ya, Senora. Tiap Minggu saya menyandang bedil bersama anjing
saya pergi ke Arazaca. Iseng-iseng berburu! Membunuh waktu!
4
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
LAURA : Ya, membunuh waktu! Apa hanya waktu saja bisa tuan bunuh?
LAURA : Dan saya juga bisa menunjukkan kepala singa di kamar tamu
saya, meskipun saya bukan pemburu!
GONZALO : Tapi saya mau ambil obat bersin dulu. (MENGAMBIL TEMPAT
OBAT). Nyonya mau? (MEMBERIKAN OBAT ITU)
LAURA : Ah!
5
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
GONZALO : (MEMBACA) “ Anak-anak dari para bunda
Yang pernah kucinta
Menciumku sekarang
Seperti bayangan hampa “
Baris-baris ini agak lucu juga rasanya.
LAURA : Cara tuan membaca dengan kaca pembesar itu sungguh agak
menggelikan saya.
6
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
GONZALO : (TERTAWA) Yah, tidak sejelek itu nasibku! Saya sudah tua, tapi
belum pernah kenal Raja Ferdinand serta Ratu Isabella!
(KEDUANYA TERTAWA). Saya juga teman Campoamor,
berjumpa pertama kali di Valensia. Saya warga kota di sana.
GONZALO : Saya dibesarkan disana. Dan masa mudaku habis di kota itu.
Apa nyonya pernah ke Valensia?
LAURA : Pernah! Tiada jauh dari Valensia ada sebuah villa dan kalau
masih berdiri sekarang, bisa mengembalikan
kenangan-kenangan yang manis. Saya pernah tinggal beberapa
musim di sana. Tapi sudah lama lampau. Villa itu dekat laut,
tersembunyi antara pohon jeruk. Mereka menyebutnya ... ah ...
lupa ... o ya, Villa Maricella.
GONZALO : Maricella?
GONZALO : Tak asing lagi nama itu ... ah, kita tambah tua tambah pelupa ...
di Villa itu dulu ada seorang wanita paling cantik yang pernah
saya lihat dan saya kenal. Dan namanya ... O ya, Laura Liorento!
LAURA : (SADAR LAGI) Ah, tak apa-apa, hanya mengingatkan saya pada
teman karib saya.
GONZALO : Dia gadis ideal. Manis bagai kembang lilia. Rambutnya hitam.
Sungguh mengesankan sekali! Mengesankan sampai kapan
7
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
saja. Tubuhnya ramping sempurna. Betapa Tuhan telah
menciptakan keindahan seperti itu. Dia seperti impian saja.
LAURA : (KE SAMPING) Jika seandainya tuan tahu bahwa impian itu ada
di samping tuan, tuan akan sadar impian macam apa itu, heh?
(KERAS-KERAS) Dia adalah gadis yang malang yang gagal
cinta.
GONZALO : Tepat, duel itu. Si Jago Cinta itu adalah ... saudara sepupu saya.
Saya juga sayang sekali kepadanya.
GONZALO : Dan tak lama kemudian, dia ... saudara sepupu saya itu ... lewat
lagi untuk menerima kembang dari atas. Begitu?
LAURA : Benar. Dan keluarga gadis itu ingin agar ia kawin dengan
saudagar yang tidak ia cintai.
GONZALO : Dan pada suatu malam, ketika saudara sepupuku tadi tengah
menanti gadisnya menyanyi ... di bawah jendela, lelaki itu muncul
dengan tiba-tiba.
GONZALO : Ya, waktu matahari terbit, di tepi pantai, dan si Saudagar itu
luka-luka parah. Saudara sepupu saya itu harus bersembunyi
dan kemudian melarikan diri.
8
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
LAURA : Tuan rupanya mengetahui benar ceritanya.
LAURA : Dan apakah tuan pula yang menasihati saudara tuan itu untuk
melupakan Laura?
GONZALO : (KE SAMPING) Saya tak bisa membunuh diriku lebih ngeri lagi.
GONZALO : Memang betul, nyonya. Dia seperti saudaraku sendiri. Dan saya
kira tak lama kemudian, Laura telah melupakannya. Kembali
bermain memburu kupu-kupu seperti biasanya. Tak pernah
meratapinya.
9
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun dan tak selembar
suratpun tiba. Suatu senja ketika matahari terbenam, dia
meninggalkan rumahnya dan dengan langkah tergesa menuju
pantai tempat kekasihnya menjaga nama baiknya. Ia menuliskan
namanya di pasir, lalu duduk di atas karang, memandang ke kaki
langit. Ombak menyanyikan tembang duka yang kekal, dan
menggapai batu karang di mana perawan itu duduk. Air pasang
segera tiba dan menyapu gadis itu dari muka bumi.
GONZALO : Ya Allah!
LAURA : Nasib memang selalu aneh. Di sini, tuan dan saya, dua orang
asing, bertemu secara kebetulan dan saling menceritakan kisah
cinta yang sama dari dua teman lama yang telah bertahun lalu
terjadi, seperti sudah akrab benar kita ini!
GONZALO : Ya, memang aneh. Padahal mula-mula kita bertemu tadi, kita
bertengkar.
GONZALO : Tentu, asal pagi secerah ini. Dan takkan lagi mengganggu
merpati-merpati itu, tapi saya akan membawa remah-remah roti
besok.
10
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
GONZALO : (MELIHAT LAURA YANG MEMBELAKANG) Tidak! Tak akan
kukatakan siapa aku ini sebenarnya. Aku sudah tua dan lemah.
Biarlah dia mengangankan aku sebagai penunggang kuda
tampan yang lewat di bawah jendelanya.
GONZALO : Tidak, saya akan kemari saja. Itu kalau nyonya tidak
berkeberatan.
11
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
LAURA : Apa yang tuan kerjakan?
Layar Turun
12
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
Pagi Bening
( Drama Komedi Satu Babak dari tanah Spanyol )
Karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero
Terjemahan Drs. Sapardi Joko Damono
Tempat Kejadian
Madrid – Spanyol
Di suatu tempat – Taman terbuka
Di jaman ini juga
Pemain
Donna Laura
Wanita tua, berumur kira-kira 70 tahun
Masih nampak jelas bahwa dulunya cantik dan tindak
tanduknya menunjukkan bahwa mentalnya juga baik.
Don Gonzalo
Lelaki tua, berumur kira-kira 70 tahun lebih
Agak congkak dan selalu tampak tidak sabaran
Petra
Gadis pembantu Laura
Juanito
Pemuda pembantu Gonzalo
13
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta
Pagi Bening
14
Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta