Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PEMBAHASAN TOKOH NASKAH PAGI BENING


BERDASARKAN DIALOG

4.1 Identifikasi Penokohan Berdasarkan Dialognya

Dialog berperan menciptakan suasana terpenting dalam naskah drama Pagi

Bening. Dialog pun sangat penting hubungannya dengan tokoh. Di samping oleh

perbuatannya, watak tokoh naskah drama Pagi Bening dilukiskan melalui apa yang

dikatakannya atau apa yang dikatakan oleh tokoh lain tentang dia sehingga dialog

berperan besar dalam mengungkapkan buah pikiran, sikap dan perilaku masing-

masing tokoh dalam sebah naskah. Melalui dialog, sikap dan perilaku tokoh yang

terdapat dalam naskah, pembaca juga dapat menerka apa dan bagaimana pikiran dan

keinginan pengarang. Kalaupun tokoh-tokoh tidak mengungkapkan buah pikiran

pengarang secara langsung.

Dalam penelitian ini dapat mengidentifikasi karakter masing-masing tokoh

melalui dialog, soliloque dan aside yang mereka ungkapkan. Dari dialog soliloque

dan aside tersebut peneliti dapat mendeskripsikan bagaimana karakter, watak, dan

perilaku tokoh. Masing-masng karakter tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Don Gonzalo

Dalam drama ini, Don Gonzalo digambarkan sebagai seorang lelaki tua yang

sudah berumur kurang lebih tujuh puluh tahun. Sama halnya dengan Laura, Gonzalo
adalah seorang kakek yang kerap kali datang ke taman dan duduk di bangku yang

biasa dia duduki setiap kali datang ke taman. Namun tidak pada pagi itu, bangku

taman yang biasa ditempatinya telah ditempati oleh tiga orang pendeta. Karena tidak

ada pilihan lain, akhirnya dia duduk di sebelah Laura.

a. Dimensi fisiologis Gonzalo, meliputi:

1) Laki-laki berumur 70 tahun

2) Raut muka tegas

3) Bentuk tubuh tegap, gagah, sedikit kekar

4) Cara berjalan lamban

5) Pakaian rapi sedikit kuno

b. Dimensi sosiologis Gonzalo meliputi:

1) Tertutup

2) Tidak mudah percaya

3) Tidak memiliki banyak kawan

c. Dimensi psikologis Gonzalo meliputi

1) Congkak

2) Tidak sabar

3) Agak pemarah

4) Ceroboh

5) Agak pengecut

Kutipan dialog Gonzalo:

GONZALO : Apa sudah pergi pendeta-pendeta yang ngobrol itu, Juan?


JUANITO : Tentu saja belum, Senior?
GONZALO :Walikota seharusnya lebih banyak menaruh bangku-bangku di
sini! Terpaksa juga aku kini duduk bersama wanita tua itu!
(IA DUDUK DI UJUNG BANGKU, MEMANDANG
DENGAN IRI KEPADA LAURA, DAN MEMBERI
HORMAT DENGAN MENGANGKAT TOPI). Selamat pagi.
LAURA : Jadi tuan di sini lagi?
GONZALO : Ku ulang lagi, kita kan belum pernah jumpa.
LAURA : Saya toh cuma membalas salam tuan!
GONZALO :“Selamat Pagi”, mestinya cukup dibalas dengan “selamat pagi”
saja.

Kutipan dialog di atas menggambarkan seorang Gonzalo yang memiliki watak

tidak sabar dan pemarah. Hanya karena bangku taman yang biasa ia duduki kini

diduduki oleh orang lain, Gonzalo tidak dapat menyembunyikan kemarahannya. Ia

juga congkak karena merasa gengsi harus duduk sebangku dengan wanita tua yang ia

merasa tak mengenalnya.

2. Juanito

Dalam drama ini, tokoh Juanito berperan sebagai lelaki pembantu Gonzalo.

Setiap pagi dia selalu menemani Gonzalo jalan-jalan ke taman. Seperti pada kutipan

berikut :

a. Dimensi fisiologis Juanito, meliputi:

1) Laki-laki umur 25 tahun

2) Badan tegap, gagah, lincah

3) Kurus

b. Dimensi sosiologis Juanito meliputi:

1) Terbuka

2) Keturunan Spanyol
c. Dimensi psikologis Juanito meliputi:

1) Agak tidak sabar

2) Tergesa-gesa

3) Sedikit ceroboh

Kutipan dialog Juanito:

(DON GONZALO DAN JUANITO MASUK DARI KIRI. GONZALO


BERGANTUNG SEDIKIT PADA JUANITO. KAKINYA BENGKAK,
AGAK DI SERET)

GONZALO :Membuang-buang waktu melulu! Mereka itu suka benar


bicara yang bukan-bukan.
JUANITO :Duduk di sini sajalah, senior. Hanya ada seorang wanita.
(DONA LAURA MENENGOK DAN MENDENGARKAN)
GONZALO :Tidak, Juanito. Aku mau tersendiri.
JUANITO :Tapi tak ada.
GONZALO :Yang di sana itu kan milikku!
JUANITO :Tiga orang pendeta duduk di sana, Senior!
GONZALO :Singkirkan saja mereka!......... Sudah pergi!
JUANITO :Tentu saja belum! Mereka tengah bercakap-cakap.
GONZALO :Seperti merekat pada bangku saja mereka itu! Heh, tak ada
harapan lagi, Juanito. Mari!

Kutipan dialog Juanito di atas menggambarkan bahwa Juanito sebenarnya

adalah pembantu Gonzalo yang setia. Sebenarnya ia adalah pemuda yang tampan dan

lincah. Namun karena melihat majikannya tidak sabar ia menjadi ikut tidak sabar

pula. Di samping itu Juanito memiliki tujuan tersendiri datang ke taman tersebut.
Pada suasana tersebut, terlihat bahwa Juanito menekan kesabarannya menghadapi

Gonzalo.

3. Donna Laura Liorento

Donna Laura adalah seorang wanita tua yang berumur kira-kira 70 tahun. Di

usianya yang sudah senja itu, masih nampak jelas aura-aura kecantikan di masa

mudanya.Tindak tanduknya menunjukkan bahwa dia mempunyai mental yang baik.

Ia adalah seorang nenek yang kerap kali pergi dan duduk di taman. Setiap hari, ia

duduk di tempat duduk yang sama sehingga menganggap tempat duduk itu seolah-

olah miliknya. Ia duduk di bangku taman sambil memberikan remah roti kepada

burung-burung merpati di taman.

a. Dimensi fisiologis Laura, meliputi:

1) Perempuan berumur 70 tahun

2) Rambut ikal

3) Cantik, anggun

4) Tidak terlalu gemuk

b. Dimensi sosiologis Laura meliputi:

1) Memiliki banyak teman

2) Berasal dari keluarga kaya dan terpandang

3) Suka pada binatang terutama burung merpati

c. Dimensi psikologis Laura meliputi:

1) Penyayang

2) Perhatian
3) Disiplin

4) Usil

Kutipan dialog Laura:

1.
LAURA :Tuan rupanya mengetahui benar ceritanya.
GONZALO :Nyonya pun begitu agaknya.
LAURA :Saya katakan tadi, seorang teman telah menyurati saya.
GONZALO :Saya pun diceritai oleh saudara sepupu saya.
(KE SAMPING) Heh, inilah Laura itu! Tak salah!
LAURA :(KESAMPING) Kenapa menceritakan padanya? Dia tak
curiga apa-apa.
GONZALO :(KE SAMPING) Dia sama sekali tak bersalah.
LAURA :Dan apakah tuan pula yang menasihati saudara tuan itu untuk
melupakan Laura?
GONZALO :Ooo, saudara sepupu saya tak pernah melupakannya.
2.
LAURA :Aku selalu merasa gembira sekali di sini. Syukur bangkuku
tidak ditempati orang lain. Duhai, pagi yang cerah! Cerah
sekali.
PETRA :Tapi matahari agak panas, Senora.
LAURA :Ya, kau masih duapuluh tahun (IA DUDUK DI BANGKU
BELAKANG). Aku merasa lebih letih dari biasanya
(MELIHAT PETRA YANG NAMPAK TAK SABAR),
pergilah kalau kau ingin ngobrol dengan tukang kebunmu itu!
PETRA :Dia bukan tukang kebunku, Senora, dia tukang kebun taman
ini!
LAURA :Ia lebih tepat disebut milikmu daripada milik taman ini. Cari
saja dia. Tapi jangan sampai terlalu jauh hingga tak kau
dengar panggilanku.
PETRA :Saya sudah melihatnya di sana, menanti.
LAURA :Pergilah, tapi jangan lebih dari sepuluh menit!
Laura adalah seorang wanita yang usil dalam arti positif.Ia senang bergaul dan

bercanda. Di usianya yang senja ia masih terlihat ceria dan penuh syukur. Hal

tersebut terlihat dari dialog-dialog yang diucapkannya. Namun ia juga seorang yang

disiplin dan otoriter terutama terhadap Petra pembantunya. Dari kelembutan dan

keanggunannya dapat dilihat bahwa pada masa mudanya Laura adalah seorang gadis

cantik dari keluarga terpandang yang menjadi incaran banyak pria.

4. Petra

Petra berperan sebagai gadis pembantu Laura. Setiap pagi dia selalu

menemani Laura jalan-jalan ke taman sambil memegangkan remah roti yang akan

diberikan ke merpati-merpati yang ada di taman. Dalam drama ini dijelaskan posisi

Petra sebagai pembantu, sedangkan Laura sebagai majikan atau yang dibantu.Hal

tersebut juga dibuktikan dengan panggilan “Senora” oleh Petra yang ditujukan pada

Laura.

a. Dimensi fisiologis Petra, meliputi:

1) Perempuan umur 22 tahun

2) Menarik

3) Rambut panjang

4) Tubuh langsing
b. Dimensi sosiologis Petra meliputi:

1) Pembantu

2) Tingkat pendidikan rendah

3) Lugu

c. Dimensi psikologis Petra meliputi:

1) Periang, ceria

2) Penyayang

3) Sabar

4) Pelupa

Kutipan dialog Petra:

PETRA :Saya sudah melihatnya di sana, menanti.


LAURA :Pergilah, tapi jangan lebih dari sepuluh menit!
PETRA :Baik, Senora (BERJALAN KE KANAN)
LAURA :Hei, nanti dulu!
PETRA :Ada apa lagi, Senora?
LAURA :Berikan remah-remah roti itu!
PETRA :Ah, pelupa benar aku ini!
LAURA :(SENYUM) Aku tahu! Pikiranmu sudah lekat ke sana,
heh, si tukang kebun itu!
PETRA :Ini Senora (MENGELUARKAN BUNGKUSAN ROTI
KELUAR KEKANAN)

Dari kutipan dialog di atas, diketahui bahwa Petra adalah seorang gadis yang

periang. Ia seorang gadis cantik yang langsing dan gesit namun lembut. Selain itu,

dengan kelembutannya, ia merupakan tipe penyayang karena selalu sabar menuntun


majikannya, Laura. Ia setia kepada majikannya sehingga selalu disayang oleh Laura.

Namun, sebagai seorang wanita muda yang lugu, Petra adalah orang yang pelupa.

4.2 Karakter Berdasarkan Dialog

Karakter adalah jenis peran yang akan di mainkan, sedangkan penokohan

adalah proses kerja untuk memainkan peran yang ada dalam naskah lakon.

Penokohan ini biasanya di dahulukan dengan menganalisis peran tersebut sehingga

dapat di mainkan. Menurut Eko Santoso jenis karakter ada empat macam, yaitu Flat

karakter, Round Karakter, Teatrikal dan Karikutural. Yang terdapat dalam naskah

Pagi Bening ada beberapa karakter tokoh di antaranya:

Dialog Laura

Flat karakter atau karakter dasar terdapat pada dialog Laura yaitu;

Dialog 4 : Pergilah, tapi jangan lebih dari sepuluh menit!

Dialog 7 : (SENYUM) Aku tahu! Pikiranmu sudah lekat kesana, heh, si

tukang kebun itu!

Round Karakter juga terdapat pada dialog Laura

Dialog 28 : Ya, dengan tuan!

Dialog 34 : Tapi kenapa tadi tuan mengukuti pendeta-pendeta di sana itu?

Treatrikal juga terdapat pada dialog Laura

Dialog 46 : Kenapa bangku yang di sana itu juga tuan katakana milik tuan.

Hah?

Dialog 76 : Hah,, Tuan menyerah!


Dialog Gonzalo

Round Karakter atau karakter dasar terdapat pada Gonzalo yaitu;

Dialog 24 : Seperti merekat pada bangku saja mereka itu! Heh, tak ada

harapan lagi, Juanito. Mari!

Dialog 27 : Apa Senora brbicara dengan saya?

Teatrikal juga terdapat pada dialog Gonjalo;

Dialog 88 : (MEMBACA)’ Segala cinta itu menyakitkan hati tetapi

bagaimana jugapun pedihnya cinta adalah sesuatu yang terbaik

yang pernah kita miliki’

Dialog 92 : Ada beberapa sajak bagus dalam buku ini. Dengar!

(MEMBACA)’Duapuluh tahun berlalu ia pun kembali’

Karikatural juga pada dialog Gonjalo;

Dialog 97 : Hebat! Saya iri pada penglihatan nyonya

Dialog 106 : Saya dibesarkan disana. Dan masa mudaku habis di kota itu.

Apa nyonya pernah bermain ke Valensia?

Dialog Petra

Flat Karakter terdapat pada dialog Petra;

Dialog 2 : Dia bukan tukang kebunku, Senora, dia tukang kebun taman ini!

Dialog 4 : Baik, Senora (BERJALAN KE KANAN)

Dialog 6 : Ah, Ppelupa benar aku ini!

Dialog Juanito

Flat Karakter terdapat pada dialog Juanito


Dialog 17: Duduk disini sajalah, senior. Hanya ada seseorang wanita (DONA

LAURA MENENGOK DAN MENDENGRKAN)

Dialog 19: Tiga orang pendeta duduk disana, Senior!

Naskah pagi bening ini banyak menggunakan wicara kesamping (Aside) dan

menggunakan soliloki (Wicara Sendiri).

4.3 Hubungan Antar Tokoh

Sifat dan kedudukan tokoh cerita di dalam suatu karya sastra drama beraneka

ragam. Ada yang bersifat penting (major) dan ada pula yang digolongkan dalam

golongan tidak penting (minor). Ada yang berkedudukan sebagai protagonis, yaitu

tokoh yang pertama-tama berprakarsa dan dengan demikian berperan sebagai

penggerak cerita. Protagonis adalah tokoh yang pertama-tama mendapat masalah dan

dihadapkan dengan kesukara-kesukaran. Biasanya kepadanya para pembaca

berempati.

Tokoh lain adalah confidant, yaitu tokoh yang menjadi penengah atau tokoh

kepercayaan dari kedua tokoh protagonis atau antagonis sehingga keduanya bisa

mengungkapkan isi hati di pentas dan oleh karena itu membuka peluang lebih besar

kepada pembaca atau penonton untuk mengenal watak dan niat-niat tokoh-tokoh

dengan lebih baik.

Watak para tokoh bukan saja merupakan pendorong untuk terjadinya

peristiwa, akan tetapi juga merupakan unsur yang menyebabkan gawatnya masalah-

masalah yang timbul dalam peristiwa-peristiwa tersebut. Tingkah laku dan perkataan
tokoh-tokoh cerita itu niscaya akan membangkitkan perhatian dan membimbing

pembaca atau penonton yang peka untuk memahami, menghayati, dan menyimpulkan

buah pikiran pengarang.

1. Gonzalo dan Juanito

Hubungan Gonzalo dan Juanito dalam naskah drama ini adalah hubungan

sosial antara majikan dan pembantu. Gonzalo sebagai majikan dan Juanito sebagai

pembantu. Hal itu dibuktikan dalam sebutan Juanito kepada Gonzalo.Juanito

memanggil Gonzalo dengan “Senor” atau “Tuan”.

2. Gonzalo dan Laura

Hubungan Gonzalo dan Laura menunjukan hubungan sepasang kekasih yang

saling mencintai saat mereka masih muda. Pada saat itu, Gonzalo sangat tertarik

dengan kecantikan Laura. Begitu pula dengan Laura.Mereka pun menjalin cinta.

Namun sesuatu hal terjadi yang membuat mereka harus berpisah. Keluarga Laura

menginginkan Laura menikah dengan seorang saudagar.

Pada suatu malam, ketika Gonzalo tengah menanti Laura di bawah jendela,

saudagar itu muncul dan menghina Gonzalo. Pertengkaran pun terjadi dan

menyebabkan saudagar itu luka-luka parah. Gonzalo bersembunyi dan kemudian

melarikan diri ke Madrid. Laura menikah dengan orang lain setelah dua tahun

kepergian Gonzalo, dan Gonzalo pun menikah dengan penari ballet dari Paris.

Kini hubungan mereka tidak lagi sepasang kekasih melainkan hubungan

manusia yang saling mengenal. Mereka bertemu di usia yang telah senja di sebuah
taman dengan suasana yang berbeda. Kebetulan mereka duduk di satu bangku,

kemudian bercerita tentang kisah cinta masa lalu mereka.

Dalam cerita itu, mereka mengganti diri mereka dengan saudara sepupu dan

teman mereka. Gonzalo mengganti dirinya dengan saudara sepupunya, seolah-seolah

saudara sepupunya yang mengalami peristiwa itu, sedangkan Laura mengganti

dirinya dengan temannya. Hingga mereka berpisah dari taman itu, mereka masih

menutup diri antara satu dengan yang lainnya.

3. Gonzalo dan Petra

Dalam naskah drama ini Gonzalo dan Petra tidak memiliki hubungan apa-

apa.Keduanya juga memiliki latar belakang dan status yang berbeda.

4. Laura dan Petra

Hubungan Laura dan Petra dalam naskah drama ini adalah hubungan sosial

yaitu hubungan antara majikan dan pembantu sama seperti Gonzalo dan Juanito.

Laura sebagai majikan, sedangkan Petra sebagai pembantu. Hal tersebut dibuktikan

dengan Lauran memanggil Laura dengan sebutan “Senora” atau “Nyonya”.

5. Laura dan Juanito

Dalam naskah drama ini, Laura dan Juanito tidak memiliki hubungan apa-apa,

baik dalam percintaan maupun dalam hubungan sosial. Mereka berada dalam peran

yang sama namun berbeda situasi.


6. Petra dan Juanito

Petra dan Juanito tidak memiliki hubungan apa-apa, baik dalam percintaan

maupun dalam hubungan sosial. Petra adalah pembantu Laura, sedangkan Juanito

adalah pembantu Gonzalo. Keduanya tidak terkait satu sama lain

Anda mungkin juga menyukai