Anda di halaman 1dari 72

TUGAS NASKAH FIKSI

BUKU PANDUAN SERIAL


“BLACKCORO”

Disusun oleh:
Rafi Febriant Akbar (2111216032)
Nadira Andalibtha (2111237032)
Muhammad Alfath Putra Adrieza (2111196032)
Badra Andhipani Jagat (2111173032)

PROGRAM STUDI S-1 TELEVISI DAN FILM

FAKULTAS SENI MEDIA REKAM

INSTITUT SENI INDONESIA

YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2022
Bab I

Desain Program

A. Pendahuluan

Series berjudul “Blackcoro” dibuat dengan tujuan untuk memenuhi capaian


pembelajaran dalam mata kulish “Naskah FIksi” pada semester 2 dalam prodi Film & Televisi di
kampus ISI Yogyakarta. Dengan membuat skenario ini menjadi sebuah tambahan pengalaman
bagi kami dalam membuat skenario dan diharapkan bisa menjadi latihan dalam mengasah
kemampuan menulis kami. Dengan adanya skenario “Blackcoro” ini diharapkan dapat
menginspirasi dan melahirkan karya dengan ide-ide yang berkaitan dengan fenomena yang ada
di sekitar kita, namun dikembangankan menjadi suatu cerita yang menarik dan berbeda.

B. Dasar Pemikiran

Ide cerita ini berangkat dari keresahan penulis tentang kehidupan di masa SMA.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa masa SMA adalah proses yang begitu panjang menuju
pendewasaan. Akan banyak pergulatan batin, masalah percintaan, dan juga pilihan-pilihan yang
menentukan masa depan seseorang. Dalam cerita ini, Nando selaku karakter utama akan
mengalami banyak permasalahan yang dekat dengan keseharian anak-anak SMA. Dengan
pengemasan cerita yang sudah kita sering temui dimasa sekarang (genre superhero) kami
berusaha untuk membawakannya dengan cara baru. Maka dari itu, kami berharap bahwa tidak
semua orang yang memiliki kekuatan super dapat melalui problematika remaja dengan mudah.

C. Nama Program

“Blackcoro” adalah sosok pahlawan misterius yang kekuatannya sudah


diturunkan dari generasi ke generasi. Blackcoro menunjukan diskriminasi, dimana kata “Coro”
secara harfiah berarti kecoa, salah satu serangga yang dibenci oleh banyak orang dan
kehadirannya selalu tidak diinginkan. Namun di cerita ini, sosok kecoa digambarkan sebagai
pahlawan yang melambangkan keadilan dan harapan.

D. Format Program

Skenario “Blackcoro” dibuat dalam format series yang ditunjukan untuk platform
streaming, dengan durasi sepanjang 6 menit per episodenya dan ditujukan untuk target audiens
17 tahun ke atas.
E. Tema Cerita

Cerita ini akan mengangkat tema diskriminasi, coming of age dan keluarga. Dalam
kehidupan pendewasaan seorang remaja akan banyak hal-hal yang berubah secara drastis
termasuk dari segi sosial. Itu mengapa dalam cerita ini akan banyak mengandung unsur
kekeluargaan, percintaan, dan juga relasi satu sama lain. Dengan ini, penulis berusaha untuk
membawa genre superhero kearah yang lebih realistis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.

F. Premis

Nando dan kekuatan supernya harus menghadapi masalah romansa remaja diri-
nya alami.

G. Penulis

Nama : Rafi Febriant Akbar


NIM : 2111216032
No. Telepon : 081287177616
No. Whatsapp : 081287177616

Nama : Nadira Andalibtha


NIM : 2111237032
No. Telepon : 081337739884
No. Whatsapp : 081337739884

Nama : Muhammad Alfath Putra Adrieza


NIM : 2111196032
No. Telepon : 082116584645
No. Whatsapp : 082126584645

Nama : Badra Andhipani Jagat


NIM : 2111173032
No. Telepon : 081914626980
No. Whatsapp : 081914626980
H. Sinopsis

Setelah mendapatkan kekuatan super kecoa dari pencetus nama Blackcoro, Nando
harus menghidupi masa – masa SMA dengan hati-hati. Nando merupakan anak pemalu pada
biasanya dan hanya memiliki satu tujuan yaitu mengejar wanita idamannya. Sayangnya, semua
itu gagal demi menjaga citra blackcoronya tetap terahasiakan. Nando harus menjalankan
kehidupan membosankannya dan dipenuhi oleh ejekan dari teman – teman satu angkatannya.
Hingga suatu saat iya bertemu wanita misterius bernama Diri-nya, yang Ia pernah temui dalam
mimpinya. Nando akhirnya perlahan berteman dengan Diri-nya / Sofia Ment guna mendapatkan
hati diri-nya. Hingga akhirnya Sofia bercerita tentang ayahnya. Nando berencana untuk
membantu Sofia agar kembali dekat dengan Ayahnya kembali. Namun, dalam prosenya Ia
menemukan rahasia baru tentang Sofia dan juga kekuatan supernya.
BAB II
Penokohan/Karakter

A. Nando/Blackcoro (Tokoh Utama)

Fisiologis
Seorang pria berumur 17 tahun, tidak terlalu tinggi, sedikit gemuk, dan cara jalan
yang unik. Memiliki rambut yang acak-acakan dan kerap kali tidak memikirkan apa yang dia
kenakan. Nando selalu memberikan ekspresi yang berlebihan terhadap apapun yang ia temui.

Sosiologis
Nando hanya memiliki satu teman yaitu Ananta dan cenderung susah untuk berbicara
dengan wanita. Disebabkan oleh lingkungan sekolah yang dipenuhi hanya pria.

Psikologis
Nando cenderung mudah marah, pemalu, dan hanya fokus dengan dunianya sendiri.
Memiliki kekuatan bisa mengendalikan kecoak-kecoak yang ada di sekitarnya
B. Sofia Ment/Diri-nya (Deutragonis)

Fisiologis
Seorang wanita berumur 17 tahun, memiliki postur pendek, berambut hitam
pendek, dan postur tubuh yang tegap. Pakaian yang digunakan Sofia seringkali menandakan
kondisi emosi dan perasaannya.

Sosiologis
Tidak memiliki teman dan sedang mengalami depresi berat

Psikologis
Tidak bisa diajak berbicara dan terkadang meledak-ledak ketika merespon teman
bicaranya.
C. Manifesto/Bapak Sofia (Antagonis)

Fisiologis
Seorang pria berumur 2000 tahun (fisiknya 40 tahun). Memiliki postur tubuh yang
tegap, rambut yang panjang, dan wajah yang kelam. Selalu menggunakan pakaian bernuansa
ungu.

Sosiologis
Memiliki hubungan yang tidak baik dengan Sofia (anaknya) dan sering kali
mengutuk orang-orang yang sering mengganggunya.

Psikologis
Jarang berbicara dan seringkali menggunakan bahasa-bahasa yang manipulatif untuk
menggiring opini lawan bicaranya. Berambisi kuat dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Memiliki
kekuatan apa yang ia pikirkan akan menjadi kenyataan sesuai manifestasinya
D. Ananta (Tritagonis)

Fisiologis
Sosok remaja berusia 17 tahun, berkulit putih, tinggi 170 cm, memiliki postur
yang tegap, berambut hitam pendek, memiliki wajah yang rupawan, memiliki tubuh yang atletis.

Sosiologis
Ananta merupakn seorang remaja SMA, yang menjadi satu-satunya teman yang
dimiliki Nando di kelas.

Psikologis
Seorang remaja gay yang periang, mudah bergaul, dan banyak bicara. Merupakan
sosok yang sangat perhatian dan setia pada teman-temannya.
E. Ibu (Tritagonis)

Fisiologis
Seorang wanita berumur 30 tahun dengan postur badan yang ramping ideal dan badannya
tinggi. Rambutnya panjang dan hitam matanya coklat keemasan.

Sosiologis
Memiliki sifat yang penyayang dan perhatian kepada anaknya.

Psikologis
Memiliki sifat seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Peduli dan sayang terhadap
anaknya. Terkadang juga bisa galak dan tegas kepada anaknya sebagai cara mendidiknya. mempunyai
sifat yang tegas dan pendirian yang kuat. Memiliki sifat pemberani dan adrenalin yang tinggi. Rela
mempertaruhkan apapun demi menyelamatkan keluarganya
(Printed with the demonstration version of Fade In)

Bab 3

Setting Cerita
1. Kamar Nando

Kamar Nando, menjadi sumber tempat dari segala pemikiran aneh dan mimpi
Nando. Kerap kali gambarkan sebagai tempat yang berantakan dan kumuh demi
menggambarkan pemikiran Nando yang tak bisa terfokus dan keterkaitannya dengan rumah
kecoa.

2. Sekolah Homogen Pria


Digambarkan sebagai sekolah yang keras dan penuh aturan. Dipenuhi oleh
pria maskulin dan juga standar kepintaran yang tinggi. Hal ini digunakan sebagai kontras
dari karakter Nando yang kumuh dan cenderung tidak pintar dalam pelakaran.

3. Sekolah Homogen Wanita


Menjadi pembeda dari sekolah homogen pria. Seluruh siswa di sini menjadi
target kejaran seluruh anak sekolah homogen pria.

4. Jalanan
Menjadi tempat balapan antara Ibu, Nando, Manifesto, dan Blackcoro asli
5. Stasiun Kereta
Menjadi titik pertemuan utama antara Nando dan juga Sofia Ment/Diri-nya.
6. Rumah Sofia
Dipenuhi kegelapan dan situasi mencekam, menandakan sesuatu yang aneh
dan tidak mengenakan.
(Printed with the demonstration version of Fade In)

BAB 4

TREATMENT

1. Treatment Episode 1

“Introduksi Klasik Kisah Remaja”

Sequence 1

Diawali dengan Nando yang berada di sebuah kelas. Sinar matahari menembus
celah tirai jendela kelas dengan elok. Suasananya begitu tenang, hanya ada Nando,
dan bunga-bunga gladiol biru di dalam sebuah vas, tertata rapi di atas tiap-tiap meja
di kelas. Tak lama kemudian Nando menemukan sosok perempuan di sudut kelas
dekat papan tulis. Perempuan itu memiliki tubuh yang mungil, berambut hitam
pendek, dari belakang. Nando menghampiri sosok perempuan tersebut atas dasar
rasa penasaran. Namun, semakin dekat Nando dengan sosok perempuan itu, semakin
pudar ia dari pandangannya. Nando mencoba meraih sosok perempuan itu, namun
tidak berhasil. Nando termenung sambil memikirkan sosok yang baru saja secara
misterius hadir dan menghilang dalam kejadian absurd yang baru saja terjadi.
Akhirnya Nando terbangun dari tidurnya.

Sequence 2
Nando terbangun, merasa pusing, mencoba memproses apa saja yang baru saja
terjadi dalam mimpinya. Kemudian Nando menonjok tembok kamarnya hingga
menimbulkan retak karena rasa kesal akan konflik batin dalam dirinya. Ia merasa
haus akan jawaban, akan sosok yang ia sebut-sebut sebagai “diri-nya”, sosok yang
baru saja hadir dalam mimpinya. Tak lama kemudian, muncul sekelompok kecoa
dari celah retakan tembok tersebut, lalu terbang kearah Nando. Nando dapat
mengendalikan pergerakan kecoa-kecoa tersebut, menggiringnya untuk masuk
kembali dalam celah retakan tembok. Tak lama, Nando menelfon Ananta, teman
satu-satunya yang ia miliki, mengajaknya untuk berangkat sekolah bersama. Nando
berangkat dengan rambut dan seragam putih abu-abu yang dimasukan secara asal.
Nando menghampiri Ananta yang telah menunggu di sebuah gang, dengan cara
jalannya yang sangat unik. Nando menceritakan apa saja yang baru terjadi dalam
(Printed with the demonstration version of Fade In)

mimpinya, kemudian mengeluh akan kehidupan cintanya yang menyedihkan,


sulitnya ia ketika berbicara dengan wanita dikarenakan sekolahnya yang dipenuhi
dengan cowok-cowok yang kerap kali menyamakannya dengan seekor kecoa,
sebuah bentuk diskriminasi yang dimana kecoa satu serangga yang dibenci oleh
banyak orang dan kehadirannya selalu tidak diinginkan.
Sequence 3

Ketika tiba di sekolah Nando berusaha bertahan dengan segala kemaluan dalam
dirinya. Tidak selang beberapa lama seketika Ananta menyolek Nando dan
memberitahu sesuatu. Ananta berkata bahwa hari ini ada ulangan kimia dadakan,
mata pelajaran ini dibenci oleh Nando. Nando kaget bukan main dan memilih untuk
tidur di kelas.
2. Treatment Episode 2

“Kisah Original dan Tragedi Makan Kecoa”


Sequnce 1

22 Agustus 2007, Nando bersama kecoa peliharaannya yang bernama Coro dan juga
ibunya sedang makan bakso di trotoar jalanan. Di tengah ketenangannya tiba-tiba
terdengar ledakan sonar berdengung seakan membelah langit. Diatas sana ada Superhero
bernama Blackcoro sedang melawan musuhnya yang bernama Manifesto. Nando, Coro,
dan ibunya bergegas menjauh dari arena pertempuran menaiki mobilnya. Ditengah
perjalanan, Manifesto jatuh didepan mobilnya dan ibu terpaksa mengerem mobilnya dan
hampir membuat Nando terlempar.
Sequence 2
Nando pun diselamatkan blackcoro dan Blackcoro menandai Nando sebagai penerusnya
dengan mewariskan kekuatannya kepada Coro, kecoa peliharaan Nando. 22 Agustus 2015,
malam hari Nando sedang mengerjakan tugas ospek untuk besok. Waktu sudah sangat
larut Nando pun sudah tidak fokus mengerjakan. Ibu pun memberi Nando semangkuk
indomie dan segelas kopi agar Nando tetap terjaga. Sebelum makan indomie Nando pergi
ke toilet dan tanpa sadar, Coro berjalan keluar kandangnya dan masuk ke dalam mangkuk
mienya. Tanpa sadar Nando memakan mienya dan meneguk sampai tak tersisa.
Sequence 3
Besoknya ia demam tinggi dan saat ingin pergi ke rumah sakit, ia ingin membawa
peliharaannya namun tak ada. Saat melihat jejaknya ternyata Coro berjalan kearah
(Printed with the demonstration version of Fade In)

mangkuk mie yang ia santap kemarin. Nando pun dibawa ke rumah sakit dan dirawat.
Nando sangat takut suntikan karena itu saat ingin disuntik ia berteriak, teriakannya
menyebabkan kaca disekitar pecah dan lampu berkedap-kedip. Dari stulah ia tersadar
bahwa ia menjadi penerus dar Blackcoro.
3. Treatment Episode 3

“Kimia dan Diri-nya”

Sequence 1

Berawal dari Ananta yang mengajak Nando ke sekolah perempuan yang kebetulan
terdapat event di sana setelah ulangan kimia yang gagal. Nando yang sudah memesan
ojol segera membatalkannya. Tanpa basa-basi mereka segera pergi menuju sekolah
tersebut dengan supir milik Ananta. Tiba-tiba muncul 5 kecoa di bawah kaki Ananta.
Nando segera mengumpulkan 5 kecoa tersebut dan pura-pura membuangnya keluar.
Sequence 2
Sampailah mereka di sekolah perempuan tersebut. Mencium bau tidak enak, Nando
mengeluhkan bau badannya sebelum akhirnya Ananta secara spontan mengeluarkan
parfum gucci-nya dari saku mobil. Nando merebut parfum tersebut dan memakainya.
Di dalam event, Nando menemukan banyak perempuan cantik dari semua sisinya.
Akhirnya, Nando bertemu dengan orang yang ia suka, yakni Anastasia. Namun, ketika
ia datang ke sana, seseorang datang dan menantangnya. Ia berdebat dengan orang itu
dan kemudian keduanya saling terpacu oleh amarah. Mereka berdua akhirnya
bertengkar di koridor sekolah tersebut dan dilihat oleh puluhan orang di sana. Anastasia
kemudian menegur Bastian, orang yang bertengkar dengan Nando. Mereka
memperdebatkan tentang Nando dan Bastian sebelum akhirnya Anastasia mengkhianati
Nando dengan tidak mengakuinya sebagai teman dekat. 5 kecoa Nando dengan tiba-tiba
terbang ke wajah Bastian dan Nando memenangkan perkelahian. Anastasia lalu
menghampiri Nando, namun untuk mengucapkan selamat tinggal. Sementara Nando
yang awalnya ingin mengutarakan perasaannya, tidak jadi melakukanny
Sequence 3
Nando merasa hatinya hancur dan memutuskan untuk pulang dengan kereta hari itu. Di
dalam kereta Nando bertemu sesosok wanita yang Ia temukan dalam mimpinya, Diri-
nya. Perlahan menghampiri dan mengajak bicara. Namun diri-nya tak
mengindahkannya. Seketika Nando menyebut nama sang gadis, dan gadis itu pun
menonjok kelamin Nando. Mereka pun berkelahi hingga akhirnya turun di salah satu
(Printed with the demonstration version of Fade In)

stasiun, Diri-nya pun meninggalkan Nando. Nando di penuhi rasa bingung.

4. Treatment Episode 4
“Dewa Kecoa”
Sequence 1
Cerita dimulai di sebuah stasiun kereta. Ketika Dirinya sedang pergi ke toilet di sana.
Dirinya kemudian terkejut saat melihat seekor kecoa di dalam toilet. Karena takut,
Dirinya pun berteriak. Nando yang kebetulan sedang berada di dekat sana langsung
bergegas menghampiri Dirinya. Melihat kecoa-kecoa di dalam toilet itu, Nando pun,
dengan kekuatannya, meminta pada Dewa Kecoa untuk mengusir pasukan-pasukannya.
Sequence 2
Dewa Kecoa atau kecoa utama tidak begitu saja menerima permintaan Nando. Mereka
pun berdebat beberapa saat sampai akhirnya Nando mampu meyakinkan Dewa Kecoa
untuk mengusir pasukannya. Setelah berhasil mengusir semua kecoa di sana, Dirinya
mengucapkan terima kasih dan hendak mentraktir Nando makan.
Sequence 3
Nando dan Dirinya makan bersama. Mereka mengobrol panjang lebar, bercerita tentang
diri mereka masing-masing. Namun, ketika topik pembicaraan mengarah pada topik
keluarga, Nando mengatakan bahwa dia tidak terlalu menyukai ayahnya. Nando juga
tidak ingin hal yang sama terjadi pada Dirinya. Nando pun meminta Dirinya untuk
bertemu dengan ayah Dirinya jika suatu saat ia mengajaknya.

5. Treatment Episode 5
“Tipu muslihat, Manifestasi Sesaat”
Sequence 1
Diri-nya menelfon Nando pagi – pagi buta meminta untuk segera bertemu. Nando pun
segera berangkat menemui Diri-nya di stasiun. Diri-nya bercerita bahwa bapaknya
meminta untuk segera bertemu. Namun Nando melihat wajah ketakutan dari diri-nya dan
(Printed with the demonstration version of Fade In)

segera menawarkan diri untuk membantunya bertemu. Seketika Dewa Kecoa


memerintahkan Nando untuk segera berhenti dan pulang. Nando tak memedulikan kata
– kata Dewa Kecoa dan tetap memilih untuk berangkat.
Sequence 2
Dalam perjalanan Dewa Kecoa mengamuk dan mengganggu seisi gerbong kereta. Nando
di bawa kedalam realitas baru, tempat di mana dewa – dewa hidup dan berunding. Dewa
Kecoa berkata bahwa Ia menyalhgunakan kekuatannya untuk membantu orang – orang
yang salah. Nando merasa perbuatannya tidak salah. Hingga akhirnya Nando
menggunakan kekuatannya untuk mengusir seluruh kecoa dalam gerbong. Mereka
berdua akhirnya tiba di rumah Diri-nya, kelam dan juga gelap.
Sequence 3
Sang bapak sudah menunggu di meja makan dengan dua kursi sisa yang tersedia. Bapak
langsung menyuruh mereka berdua duduk dan menikmati hidangan yang sudah
disediakan. Saat mereka sedang menyantap makanan, Bapak bercerita tentang masa
muda-nya dan bagaimana Diri-nya bisa lahir. Bapak memberi tau bahwa nama asli Diri-
nya adalah Sofia Ment. Seketika Sofia izin untuk pergi ke toilet. Bapak dan Nando
ditinggalkan sendirian. Bapak perlahan menaruh tangannya di Pundak Nando.
Pembicaraan pun mulai. Bapak perlahan berbicara mengenai filosofi kecoa. Nando
merasa tidak nyaman. Pembicaraan dilanjutkan dengan topik pacarana. Sang bapak
menanyakan apakah nantinya akan menikahi Sofia. Nando pun tak berani menjawab.
Akhirnya Sofia pun balik dari toilet. Santapan selesai, Nando izin untuk pulang terlebih
dahulu. Saat ingin pulang sang bapak dari kejauhan berteriak ke arah Nando, “Titip salam
ke coro, bilang dari Manifesto”. Nando kaget dan terkejut. Black out.
(Printed with the demonstration version of Fade In)

BLACKCORO
EPISODE 1 :Introduksi Klasik Kisah Remaja

Written by Rafi Febriant Akbar


2111149032

Copyright (c) 2023


Draft #1 27/04/2023
Final Draft 11/05/2023

Contact
Bian (081287177616)
(Printed with the demonstration version of Fade In)

NAMA : Rafi Febriant Akbar


KELAS : B
NIM : 2111216032

TREATMENT SCENE EPISODE 1

INT. KAMAR NANDO - PAGI


Nando duduk di pinggir kasur sambil menunggu Ananta menjawab
panggilan ponselnya. Kemudian dia menoleh ke arah retakan di
tembok yang baru dibuatnya. Dari retakan itu beberapa kecoa
merayap keluar.

EXT. GANG JALANAN - PAGI


Nando menemui Ananta di gang. Mereka berjalan bersama menuju
sekolah. Mereka mengobrol banyak tentang keresahan Nando.

EXT. HALAMAN SEKOLAH - PAGI


Nando dan Ananta berjalan masuk ke gedung sekolah. Melewati
beberapa murid yang menatap dan membicarakan Nando.
Menyamakan dirinya dengan seekor kecoa.

INT. RUANG KELAS - PAGI


Nando dan Ananta duduk di bangku mereka dan melanjutkan
obrolan. Namun beberapa saat kemudian seorang murid datang
dan mengabarkan tentang ulangan Kimia.

INT. RUANG KELAS - PAGI (MIMPI)


Nando bermimpi tentang seorang gadis di ruang kelas yang
muncul dan menghilang begitu saja.

INT. RUANG KELAS - PAGI


Nando memutuskan untuk tidur sementara Ananta belajar untuk
mempersiapkan ulangan Kimia.

SKENARIO FINAL DRAFT


(Printed with the demonstration version of Fade In) 2.

INT. KAMAR NANDO - PAGI


Nando bangun dari mimpinya dengan keadaan tak stabil. Dia
memukul tembok, menciptakan retakan di dinding. Dari retakan
itu muncul kecoa-kecoa. Nando mengendalikan mereka untuk
masuk kembali ke dalam retakan.

INT. KAMAR NANDO - PAGI


Terdengar suara dering panggilan ponsel.
Kita melihat suasana kamar Nando. Tempat tidur yang
berantakan dan sebuah retakan di dinding.
Nando duduk di pinggir kasur. Termenung.
NANDO (V.O.)
Dari 7 miliar manusia di dunia,
seenggaknya semua orang minimal punya
satu rahasia, kan?
Dari retakan di tembok, terlihat beberapa ekor kecoa yang
merayap keluar.
Nando berbalik dan menatap retakan itu.
cut to black.
NANDO (V.O.) (cont'd)
Satu hal, yang lebih baik kita simpen
sendiri.
CUT TO:

EXT. GANG JALANAN - PAGI


Tampak suasana jalanan yang ramai. Orang-orang yang pergi
bekerja dan anak-anak yang pergi ke sekolah.
Nando berjalan melewati gang. Ia memakai baju sekolah yang
tampak berantakan.
Di kejauhan, Ananta sudah menunggunya sambil bermain Hp.
Nando mendekati Ananta dengan cara jalan yang unik.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 3.

ANANTA
(mengulurkan tangan
mengajak tos)
Aseek, ada Fernando Baskoro akhirnya
datang juga. Kusut banget lo pagi-
pagi.
NANDO
(membalas ajakan tos
Anata)
Biasa lah nta, ga nyenyak tidur gue.
ANANTA
Wih kenapa tuh kalo boleh tau?
Biasanya sih cowo kalo tidurnya ga
nyenyak pasti gara-gara wanita.
NANDO
Bacot. Lo lupa sekolah kita isinya
batang semua?
ANANTA
Ya siapa tau tidur lo ga nyenyak
gara-gara mikirin guru kimia kita
tercintah.
NANDO
Anjir, ngapain gue mikirin nyokap lu
malem-malem?
ANANTA
(Anata tertawa)
Tai, nyokap gue. Terus kenapa lo ga
nyenyak tidurnya? Lo mules doang kali
makanya gelisah.
NANDO
Kalo gue cuma mau berak ngapain gue
cerita ke lu, tolol?
ANANTA
Ya, siapa tau kan? Lo mau cerita ke
siapa lagi kalo ga ke gue?
Mereka berhenti di pinggir jalan untuk menunggu angkutan
umum. Di samping mereka, beberapa anak dari sekolah lain
juga ikut berhenti untuk menunggu. Kebanyakan perempuan.
Nando dan Ananta berdiri bersisian sambil sesekali melirik
ke arah mereka.
NANDO
Gue capek nta ketemu batang mulu.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 4.

ANANTA
Gue mah engga.
NANDO
Ya lo mah kan beda nta. Maksud gue
badan lo kan tinggi, putih, ganteng,
keker juga. Lo ngajak mereka ngobrol
juga pada betah.
ANANTA
(tersenyum)
Mau gue kenalin ga ke mereka?
NANDO
Enggak lah, ngapain anjir? Lo juga
emang demen sama selain batang?
ANANTA
Heee, tai lu.
(Tertawa)
Angkutan umum yang ditunggu pun datang. Murid-murid lain
masuk lebih dulu diikuti oleh Nando dan Ananta yang masuk
paling akhir.
CUT TO:

EXT. HALAMAN SEKOLAH - PAGI


Tampak suasana sekolah yang sudah ramai. Nando dan Ananta
menyebrang jalan dan masuk ke gerbang sekolah.
Nando berjalan cepat dengan cara jalannya yang unik. Juga
dengan sedikit menunduk. Menghindari tatapan anak-anak lain
yang melihatnya dengan wajah mengejek.
Ananta mengikuti dengan cepat dan merangkul Nando.
ANANTA
Cukup jadi diri lu aja boi...
NANDO
Ya gue juga pengen kali jadi diri
sendiri. Tapi kalo di tengah
lingkungan bangsat kaya gini gimana
caranya, anjir?
Mereka berjalan memasuki gedung sekolah. Namun ketika mereka
melewati sekelompok murid laki-laki, Nando kembali menunduk.
Murid-murid itu mulai membicarakan Nando secara terang-
terangan. Terdengar pembicaraan mereka yang menyamakan Nando
dengan seekor kecoa.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 5.

Mendengar mereka, Nando mengepalkan tangannya.


NANDO (cont'd)
(melepas rangkulan
Ananta)
Bangsat...
Nando langsung berjalan lebih cepat dan masuk ke kelas.
CUT TO:

INT. RUANG KELAS - PAGI


Suasana kelas juga sudah cukup ramai. Murid-murid yang sudah
datang tampak saling mengobrol atau berkumpul masing-masing.
Nando berjalan cepat dan duduk di bangkunya. Ananta datang
setelahnya dan duduk dii bangku sebelah Nando.
ANANTA
Ga usah dipikirin lah.
Nando tidak menjawab dan hanya terdiam. Namun beberapa saat
dia malah tersenyum.
ANANTA (cont'd)
(Tampak bingung)
Dih, dih, kenapa lu senyum-senyum
gitu? Serem anjir.
NANDO
Gue udah ga mikirin kata-kata bangsat
mereka lagi, nta. Ya, mungkin lu
mikir kalo kecoa itu kan serangga
yang dibenci banyak orang gitu, kan.
Sampe cowo paling sangar aja kadang
masih takut sama kecoa.
ANANTA
Iya, terus?
NANDO
Lo tau kan gue suka melihara kecoa?
Ananta mengangguk. Masih tampak bingung.
NANDO (cont'd)
(mengepalkan
tangannya sambil
tersenyum)
Liat aja ntar gue siram muka mereka
pake kecoa.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 6.

ANANTA
Anjir, jangan gitu juga lah. Lo ga
mikir setelahnya apa? Iya lo bisa
ngelempar kecoa peliharaan lo ke muka
mereka. Tapi kalo abis itu kecoanya
terbang-terbangan gimana? Gue juga
takut, tai.
NANDO
(menepuk bahu Ananta)
Lo selow aja, gue bisa ngendaliin
mereka biar ga ke arah lu.
ANANTA
Tai, ngendaliin. Emangnya lo
Blackcoro?
Tiba-tiba seorang murid berlari masuk ke kelas dan
mengumumkan sesuatu. Pengumuman bahwa mata pelajaran pertama
yaitu Kimia akan mengadakan ulangan dadakan.
Sontak seisi kelas menjadi panik dan mulai membuka buku
pelajaran Kimia.
Nando tampak kesal mendengar kabar itu.
ANANTA (cont'd)
(menyoleh lengan
Nando)
Salah kita ngomongin si cantik tadi.
NANDO
elo sih tolol.
Nando menyandarkan punggungnya dan mendongak. Berusaha
mengingat-ingat sesuatu.
NANDO (cont'd)
Nta, lo tau ga kenapa gue ga nyenyak
tidur semalem?
ANANTA
(mengeluarkan buku
Kimia)
Bukan gara-gara berak?
NANDO
Gue mimpi ketemu cewe.
INTERCUT TO:
(Printed with the demonstration version of Fade In) 7.

INT. KELAS - PAGI (MIMPI)


Tampak suasana kelas di pagi hari. Sinar matahari menembus
celah-celah dari tirai jendela. Tak ada siapapun di sana.
Di tiap meja, terdapat satu vas berisi bunga gladiol biru.
Juga seorang gadis yang berdiri di dekat papan tulis.
Membelakangi Nando yang berdiri di tengah kelas.
NANDO (V.O.)
Gue ga ngeliat mukannya langsung,
sih.
Nando mencoba mendekati gadis itu. Namun saat tangannya
hampir meraihnya, gadis itu menghilang.
NANDO (V.O.) (cont'd)
Tapi ga tau kenapa gue ngerasa kaya
pernah kenal sama dia.
BACK TO:

INT. KELAS - PAGI


Ananta menyipitkan matanya sambil memegang buku Kimia.
ANANTA
Kalo lo ngerasa gitu harusnya minimal
lo punya temen cewe yang mirip. Nah
gimana ceritanya lo punya temen cewe,
ngomong sama cewe aja langsung gagap.
NANDO
Bangsat. Justru itu maksud gue, nta.
Gue ngerasa "Dirinya" ini emang punya
hubungan tertentu sampe bisa muncul
di mimpi gue. Kalo ketemu dia siapa
tau penyakit gagap gue bisa ilang.
ANANTA
Udah lo kasih nama jadi, nih.
Dirinya?
Ananta membuka buku Kimia dan mulai membaca. Melihat
sahabatnya yang sudah fokus, Nando memilih untuk tidur. Dia
meletakan kepalanya di meja dan memejamkan mata.
NANDO
(bergumam pelan)
Nta...
Ananta tidak mendengar panggilan Nando dan masih fokus
belajar.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 8.

NANDO (cont'd)
(tersenyum)
Kalo gue beneran bisa ngendaliin
kecoa gimana?

CUT TO:

INT. KAMAR NANDO - PAGI


Nando terbangun dari mimpi anehnya. Napasnya tak beraturan.
Nando memegangi kepalanya karena bayangan dari mimpi anehnya
terus-menerus muncul.
Bayangan tentang suasana kelas. Tentang bunga glagiol biru
di tiap meja. Dan bayangan si gadis misterius.
Merasa kesal, Nando meninju tembok di sampingnya sampai
retak.
Nando menggeser tubuhnya dan duduk di pinggir kasur,
termenung. Nando mengambil ponselnya dan memulai panggilan
ke Ananta Beberapa saat kemudian, dari retakan di tembok,
sekelompok kecoa keluar dan berterbangan di kamar Nando.
NANDO (V.O.)
Dari 7 miliar manusia di dunia,
seenggaknya semua orang minimal punya
satu rahasia, kan?
Nando lalu mengulurkan tangannya ke arah kecoa-kecoa itu.
Mulutnya menggumamkan sesuatu. Nando mengarahkan tangannya
perlahan, bergerak ke arah rertakan di dinding.
NANDO (V.O.) (cont'd)
Satu hal, yang lebih baik kita simpen
sendiri.
Kemudian, secara ajaib kecoa-kecoa itu mengikuti kehendak
Nando. Berterbangan dan masuk kembali ke dalam retakan di
dinding.
Nando menatap retakan di dinding. Menunggu semua kecoa masuk
kembali dan lenyap.
NANDO (V.O.) (cont'd)
Nama gue Fernando Baskoro.
Cut to black.
(Printed with the demonstration version of Fade In)

Credits. End.

Nama : Nadira Andalibtha


Kelas :B
(Printed with the demonstration version of Fade In)

NIM : 2111237032

TREATMENT SCENE EPISODE 2

EXT. GEROBAK BAKSO - SIANG


22 Agustus 2007, Nando bersama kecoa peliharaannya yang bernama Coro dan juga ibunya sedang
makan bakso di trotoar jalanan. Di tengah ketenangannya tiba-tiba terdengar ledakan sonar
berdengung seakan membelah langit. Diatas sana ada Superhero bernama Blackcoro sedang melawan
musuhnya yang bernama Manifesto. Nando, Coro, dan ibunya bergegas menjauh dari arena
pertempuran menaiki mobilnya. Ditengah perjalanan, Manifesto jatuh didepan mobilnya dan ibu
terpaksa mengerem mobilnya dan hampir membuat Nando terlempar. Nando pun diselamatkan
blackcoro dan Blackcoro menandai Nando sebagai penerusnya dengan mewariskan kekuatannya
kepada Coro, kecoa peliharaan Nando.

INT. KAMAR NANDO - MALAM


22 Agustus 2015, malam hari Nando sedang mengerjakan tugas ospek untuk besok. Waktu sudah
sangat larut Nando pun sudah tidak fokus mengerjakan. Ibu pun memberi Nando semangkuk indomie
dan segelas kopi agar Nando tetap terjaga. Sebelum makan indomie Nando pergi ke toilet dan tanpa
sadar, Coro berjalan keluar kandangnya dan masuk ke dalam mangkuk mienya. Tanpa sadar Nando
memakan mienya dan meneguk sampai tak tersisa.

INT. KAMAR NANDO - SIANG


Besoknya ia demam tinggi dan saat ingin pergi ke rumah sakit, ia ingin membawa peliharaannya
namun tak ada. Saat melihat jejaknya ternyata Coro berjalan kearah mangkuk mie yang ia santap
kemarin.

INT. RUMAH SAKIT - SIANG


Nando pun dibawa ke rumah sakit dan dirawat. Nando sangat takut suntikan karena itu saat ingin
disuntik ia berteriak, teriakannya menyebabkan kaca disekitar pecah dan lampu berkedap-kedip. Dari
stulah ia tersadar bahwa ia menjadi penerus dar Blackcoro.

FINAL DRAFT SKENARIO EPISODE 2


(Printed with the demonstration version of Fade In)
(Printed with the demonstration version of Fade In)
(Printed with the demonstration version of Fade In)
(Printed with the demonstration version of Fade In)
(Printed with the demonstration version of Fade In)
(Printed with the demonstration version of Fade In)
(Printed with the demonstration version of Fade In)

TREATMENT SCENE DAN FINAL DRAFT SKENARIO


EP03. KIMIA DAN DIRINYA

Penulis : Muhammad Alfath Putra Adrieza


NIM : 2111196032

EXT. HALAMAN SEKOLAH NANDO - SIANG


Ananta yang mengajak Nando ke sekolah perempuan yang kebetulan terdapat event di sana. Nando
yang sudah memesan ojol segera membatalkannya. Tanpa basa-basi mereka segera pergi menuju
sekolah tersebut dengan supir milik Ananta.

INT. MOBIL ANANTA - SIANG


Saat di perjalanan dengan mobil Ananta, tiba-tiba muncul 5 kecoa di bawah kaki Ananta. Nando
segera mengumpulkan 5 kecoa tersebut dan pura-pura membuangnya keluar.

EXT. SEKOLAH ANASTASIA - SIANG


Ketika sampai di sekolah tersebut, Nando tampak terkejut karena sekolah perempuan itu tampak
ramai. Ia merasa sangat kebingungan dan salah tingkah karena jarang bertemu dengan lawan jenis.
Nando segera merapikan rambut dan bajunya. Tiba-tiba, mencium bau tidak enak, Nando
mengeluhkan bau badannya sebelum akhirnya Ananta secara spontan mengeluarkan parfum gucci-
nya dari saku mobil. Nando merebut parfum tersebut dan memakainya. Sebuah insiden yang tidak etis
terjadi ketika Nando menyemprot parfumnya. Nando tidak sengaja menyemprotkan parfum ke alat
vitalnya sendiri. Ia berusaha untuk menghilangkan rasa panas di alat panas. Namun, Ananta yang tidak
sabar telah membuka pintunya.

INT. KORIDOR SEKOLAH ANASTASIA - SIANG


Nando dan Ananta berjalan melewati lorong dimana semua sisinya adalah anak perempuan. Nando
berjalan dengan penuh percaya diri meskipun ia menahan rasa panas di alat vitalnya sendiri. Setelah
melewati lorong koridor yang panjang, ia segera berlari ke sebuah toilet.

INT. TOILET SEKOLAH ANASTASIA - SIANG


Nando berlari dari arah luar menuju ke toilet sekolah Anastasia.Para murid perempuan yang
menyadari keberadaan Nando berteriak ketika menyadari Nando yang tengah memperbaiki celananya.
(Printed with the demonstration version of Fade In)

Menyadari bahwa ia salah memasuinki toilet, Nando kemudian keluar dan mencari toilet guru.

INT. TOILET GURU SEKOLAH ANASTASIA - SIANG


Nando segera membereskan rasa panas di alat vitalnya sekaligus memperbaiki penampilannya.
Setelah menyelesaikan semuanya itu, Nando keluar dari toilet guru.

INT. KORIDOR SEKOLAH ANASTASIA - SIANG


Saat keluar dari toilet guru, Nando menoleh ke semua arah sebelum akhirnya menyusul Ananta
kembali. Ketika tengah berjalan melewati koridor, Nando melihat Anastasia lewat. Ia memanggil
Anastasia beberapa kali. Namun, karena Anastasia sendiri tidak menoleh ketika ia memanggilnya,
Nando segera mengajak Ananta menyusul Anastasia.

INT. KORIDOR SEKOLAH ANASTASIA - SIANG


Saat tengah menyusul Anastasia, tiba-tiba seseorang menabrak Nando dari belakang. Karena hal
tersebut terjadilah pertengkaran beberapa saat kemudian. Pertengkaran menimbulkan baku hantam
antara Bastian, yang menabrak Nando, dan Nando sendiri. Ketika tengah bertengkar, Nando berusaha
mencari pembelaan oleh Anastasia meskipun akhirnya tidak digubris Anastasia. Anastasia berusaha
melerai mereka berdua, terutama Bastian. Ia kemudian segera mengajak Bastian meninggalkan tempat
itu dan Nando. Nando terdiam dan merasa kecewa karena telah terkhianati.

INT. STASIUN - SIANG


Dengan hati yang sedih dan kecewa, Nando akhirnya pulang dengan menggunakan kereta.

FADE IN:
(Printed with the demonstration version of Fade In)

1. EXT.HALAMAN SEKOLAH NANDO - SIANG.

Suasana ramai dipenuhi oleh anak-anak SMA yang hendak


pulang.

Nando memesan ojek online.

ANANTA
Ndo, hari ini ke SMA tetangga gak?

NANDO
Gila lu, itu sekolah kan cewek
semua?

ANANTA
Mumpung lagi ada event di sana,
lagian emang lu kaga mau ketemuan
sama Anastasia?

Nando membatalkan pesenan ojek onlinenya secara spontan.

NANDO
(semangat)
Ayok, Gas!

Ananta tersenyum.

Nando dan Ananta pergi menggunakan mobil dan supir Ananta.

2. INT.MOBIL ANANTA - SIANG

Nando tampak terkagum-kagum melihat mobil Ananta yang besar


dan memiliki TV.

ANANTA
(heran)
Lah, norak banget lu ndo.

NANDO (VOICE OVER)


Hehe, emang gua senorak itu sama
barang mewah.

Nando tersenyum lebar sambil terus mengagumi mobil Ananta.


(Printed with the demonstration version of Fade In)

Tiba-tiba, Nando melihat adanya sebuah kecoa di bawah kursi.

Nando heran.

NANDO (VOICE OVER)


Lucu juga ya. Mobil semewah ini
masih dihuni banyak kecoa.

ANANTA
ARGHHH!
Supir Ananta terkejut dan mobil yang hampir dikendarai
mereka hampir menabrak sesuatu.

Nando segera mengecek situasi dan kondisi.

Ada 5 kecoa keluar dari bawah kakinya Ananta.

Nando mengumpulkan 5 kecoa tersebut dan bertingkah seolah


membuangnya keluar. Namun, ia menyimpan kelima kecoa itu ke
dalam saku kemejanya.

ANANTA
(marah)
Bangsatlah!

Nando tertawa.

SUPIR ANANTA
Mas, ini sudah sampai.

Nando menoleh ke arah luar mobil.

Suasana sekolah perempuan Anastasia tampak ramai dan penuh.

NANDO
(melirik Ananta)
Bangsat, rame banget!

Ananta membuang pandangannya.

NANDO
Ini ada acara apaan woi, kok rame?

ANANTA
Lomba antar sekolah
(Printed with the demonstration version of Fade In)

NANDO
(terkejut)
Hah?! Lomba antar sekolah?!

Mobil kemudian diparkirkan di halaman sekolah.

NANDO
Kenapa lu ga ngomong bakal serame
ini anjir?

ANANTA
Yaelah, cuman acara gini doang!

Nando berhenti berjalan, disusul Ananta.

Ia buru-buru membuka kamera depan ponsel Mito dengan 0.5


mega pixelnya.

Tangannya merapikan rambut ikalnya dan juga mengencangkan


ikat pinggangnya agar terlihat kurus.

Nando mengendus-endus, mencium bau tidak enak.

NANDO
Taiii, gua lupa pakai parfum!

Ananta spontan mengeluarkan parfum bermerk gucci dari saku


mobilnya.

Nando merebut parfumnya dan menyemprot parfum itu ke


tubuhnya berkali-kali termasuk ke daerah celananya.

NANDO
(kesakitan)
ARGHHH!!!

Cairan parfum merembes ke celana Nando.

Ananta hanya terdiam dan membuka pintunya.

NANDO
Eh, goblok! Gua masih kebakar ini!

ANANTA
(Printed with the demonstration version of Fade In)

Yaudah, bersihin di dalem aja.

Nando dan Ananta keluar dari mobil dan berjalan memasuki


koridor sekolah.

3. INT.KORIDOR SEKOLAH ANASTASIA - SIANG

Nando dan Ananta berjalan menyusuri koridor.

Sisi kanan, kiri, depan, belakang koridor berisikan banyak


anak perempuan yang cantik.

Nando segera berlari ke arah toilet ketika lorong pertama


terlewati.

4. INT.TOILET MURID SEKOLAH ANASTASIA - SIANG

Nando berlari masuk ke dalam toilet murid.

Nando melonggarkan celananya.

PARA SISWI
AAAAA!

Nando terkejut dan segera berlari keluar toilet murid menuju


ke toilet guru.

5. INT.TOILET GURU SEKOLAH ANASTASIA - SIANG

Nando memasuki toilet guru dan menghela nafas lega.\

NANDO
Anjir, akhirnya..

Nando membersihkan celananya, merapikan rambut,


mengencangkan ikat pinggang.

Setelah selesai, Nando kemudian keluar.

6. INT.KORIDOR SEKOLAH ANASTASIA - SIANG


(Printed with the demonstration version of Fade In)

Nando mengintip kanan kiri koridor.

Ia berjalan dengan tenang menyusul kembali Ananta.

Saat tengah berjalan, Nando melihat Anastasia melewatinya


dan memanggilnya beberapa kali.

NANDO
Nta, temenin gua ke sana. Itu si
Anastasia cabut ke sana.

Nando dan Ananta kemudian mengejar Anastasia dengan


antusias.

NANDO
Tasia, Anastasia!

Anastasia tidak menoleh.

NANDO
Gila, dia ngehindarin gua?

Nando terus mengejar Anastasia.

7. INT.KORIDOR SEKOLAH ANASTASIA - SIANG

Tiba-tiba seorang lelaki menabrak Nando dari belakang.

NANDO
(terkejut)
Eh maaf-maaf!

BASTIAN
Woi, mata tuh dipake dong!

NANDO
Sorry, gua ga sengaja.

BASTIAN
Oh, lo si Coro itu ya?! Junior
dekil dari sekolah homo itu kan?!

NANDO
(kesal)
(Printed with the demonstration version of Fade In)

Maksud lu apa bro?!

Bastian menarik kerah Nando dan didorong ke tembok koridor.

ANASTASIA
Bastian!

Bastian menoleh, melepaskan genggamannya dari kerah Nando.

Anastasia berlari dari kejauhan menghampiri Bastian.

ANASTASIA
Kamu kenapa sih?

BASTIAN
Si cupu ini nabrak gua!

NANDO
Apaan orang dia yang nabrak gua!

BASTIAN
Lu berani ya ngomong kaya gitu ke
cewe gua? Lu kira lu siapa,
anjing?!

NANDO
Gua temen deketnya Anastasia!

Bastian menoleh ke arah Anastasia.

BASTIAN
Emang bener, Sya?

Nando juga menatap Anastasia penuh harap.

BASTIAN
Sya?

ANASTASIA
Bukan.

Nando terdiam. Ia merasa kecewa.

Bastian kembali menarik kerah bajunya.


(Printed with the demonstration version of Fade In)

Sesuatu bergerak dari kantong kemeja putih Nando, kecoa


Nando.

NANDO
Mending lu turunin tangan lu
sekarag sebelum sesuatu yang ga
enak kejadian.

BASTIAN
Jagoan lu?

5 kecoa kemudian terbang dari saku kemeja Nando ke muka


Bastian.

BASTIAN
ARGHHHHHHHHHH IHHHH!!!

Bastian menjerit dan melompat lompat ketakutan. Ia berlari


menuju ke arah toilet.

Semua orang di koridor tertawa lepas.

Kecoa kemudian meninggalkan tempat.

Anastasia berjalan menuju ke arah Nando.

NANDO
Sya-

ANASTASIA
Gua ke atas dulu ya.

Nando terdiam kecewa.

Anastasia kemudian meninggalkan Nando ke atas.

Nando meninggalkan sekolah dengan hati kecewa menuju ke


stasiun untuk pulang.

8. INT.STASIUN - SIANG

Nando merenung sambil menunggu kereta.

NANDO (VOICE OVER)


(Printed with the demonstration version of Fade In)

Siapa, kapan, dan dimana gua bisa


bertemu orang yang tepat? Bisa ngga
dia nerima gua apa adanya? Ngga ada
yang tau, sampai kapanpun. Tapi,
gua bakal coba cari. Sampai
kapanpun.

BLACKCORO
EPISODE 4 : DEWA KECOA

Written by

RAFI FEBRIANT AKBAR


2111216032
(Printed with the demonstration version of Fade In)

Copyright (c) 2022

Draft #1 27/04/2022

Final Draft 11/05/2022

Contact
BIAN (081287177616)
(Printed with the demonstration version of Fade In)

NAMA : RAFI FEBRIANT AKBAR

KELAS : B

NIM : 2111216032

TREATMENT SCENE EPISODE 4

EXT. DUNIA DEWA KECOA - SORE

Nando yang sebelumnya mencoba mengusir gerombolan kecoa yang


mengganggu Dirinya tiba-tiba kolaps dan kesadaraanya dikirim
ke dunia asing. Di sana dia berbicara dengan Dewa kecoa yang
memperingatkannya akan sesuatu.

INT. STASIUN KERETA - SORE

Nando yang mencoba berbicara dengan Dirinya justru mendapat


perlakuan yang menyakitkan. Setelah menyerang Nando, Dirinya
langsung berlari meninggalkan Nando. Nando pun mencoba
mengejar Dirinya kembali. Ketika dia tiba-tiba merasakan
sesuatu, Nando pergi ke arah Dirinya berada.

INT. KAMAR MANDI STASIUN - SORE


Di dalam kamar mandi, Dirinya yang panik tiba-tiba diserang
oleh ratusan kecoa yang keluar dari lubang saluran air.
Nando datang tak lama kemudian dan menyelamatkannya. Sebagai
ucapan terima kasih, Dirinya mengajak Nando makan di sebuah
restoran.

INT. RUMAH MAKAN - SORE


Nando dan Dirinya makan di sebuah restoran. Dirinya tiba-
tiba menerima telefon dari ayahnya. Kemudian mereka
melanjutkan obrolan sambil menyantap makanan. Namun Dirinya
mengatakan bahwa Nando boleh menemui ayahnya jika dia ingin.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 2.

SKENARIO FINAL DRAFT

EXT. DUNIA DEWA KECOA - SORE


Nando membuka matanya. Tubuhnya melayang di suatu tempat
asing. Tempat itu tidak memiliki pijakan. Hanya terdiri dari
kepulan asap dengan berbagai warna terang.

Tiba-tiba, dari sekelilingnya, jutaan kecoa muncul dari


balik kepulan asap warna-warni. Beterbangan dan mengelilingi
Nando.

Nando melindungi kepalanya dengan tangan. Dengung nyaring


terdengar di sekelilingnya.

DEWA KECOA (V.O.)


Ingat baik-baik, Fernando Baskoro.
Aku sudah memperingatkanmu.

Cut to black.

Judul : Dewa Kecoa.


CUT TO:

INT. RUMAH MAKAN - SORE


Nando masih duduk terdiam. Tatapannya tampak kosong. Suasana
rumah makan tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa orang
yang duduk tak jauh dari mejanya. Juga beberapa pelayan yang
mengantarkan makanan.

Dari arah lorong, Dirinya menatap Nando sesaat. Dengan


ponsel di telinganya, tersenyum.

CUT TO:

INT. STASIUN - SORE

Nando meringkuk di lantai sambil memegangi selangkangannya.


NANDO
Bangsat, bisa-bisanya. Gue salah apa
anjir!

Dirinya mengepalkan tangan di depan Nando, menggenggam erat


tas punggungnya.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 3.

DIRINYA
Denger, gue ga kenal lo. Lo juga ga
kenal gue. Kita ga pernah ketemu.
Kalo lo masih ngejar gue, mampus lo.
Dirinya langsung berbalik dan berlari meninggalkan Nando
yang masih kesakitan.

NANDO
Bentar, woi!. Duh, anjing.
Nando berusaha bangun. Masih sambil memegangi
selangkangannya. Mencoba mengejar dirinya.

CUT TO:

INT. KAMAR MANDI STASIUN - SORE


Dirinya masuk ke kamar mandi umum dan menutup pintunya
rapat-rapat. Tidak ada orang lain di sana.

Dirinya membuka keran di wastafel dan membasuh tangannya


yang gemetar.

DIRINYA
(bergumam)
Dia kenal gue. Engga. Cuma kebetulan.
Pasti cuma kebetulan.

Tiba-tiba Dirinya seperti merasakan sesuatu. Dia menoleh ke


arah saluran pembuangan air di lantai.

Terdengar sebuah suara.


Tiba-tiba, penutup saluran itu terbuka dan ratusan kecoa
keluar dari sana.

CUT TO:

INT. STASIUN - SORE


Nando masih berlari berusaha mencari keberadaan Dirinya. Dia
hanya melihat orang-orang yang menunggu kereta. Atau petugas
di stasiun.

Sambil terus memeriksa, tiba-tiba Nando merasakan sesuatu.


Sebuah suara terdengar di telinganya.

NANDO
(terkejut)
Bangsat, apaan nih!
(Printed with the demonstration version of Fade In) 4.

Nando yang terkejut menutup telinganya dengan tangan.


NANDO (cont'd)
(berusaha
menenangkan diri)
Ga sakit, cuma suara. Gue tau ini
apaan.

Nando kembali melihat ke sekeliling. Memfokuskan pendengaran


pada suara itu.

NANDO (cont'd)
(tersenyum)
Ketemu, lu, bangsat.
Nando langsung berlari ke suatu arah. Menuruni tangga dan
berbelok di sebuah koridor sepi yang mengarah ke kamar mandi
umum.

Tidak ada penjaga di sana. Namun pintunya tertutup rapat.


Dan ketika Nando sampai di depan pintu. Terdengar suara
keras dari dalam. Juga teriakan seorang gadis.

Nando berusaha membuka pintunya namun terkunci. Nando lalu


mencengkeram pegangan di pintu dan menutup mata.

Dalam satu gerakan, Nando mendobrak pintu itu sampai


berhasil terbuka.

CUT TO:

INT. KAMAR MANDI STASIUN - SORE


Keadaan di dalam kacau. Dirinya berteriak panik sambil
berusaha dengan putus asa mengusir ratusan kecoa yang
terbang tak beraturan mengitari ruangan itu.
NANDO
Anjiiir!
Meski pintu terbuka, kecoa-kecoa itu tidak berhamburan
keluar dan tetap mengitari Dirinya.

Dirinya yang melihat pintu terbuka langsung berlari keluar.


Mendorong Nando yang sebelumnya berdiri di ambang pintu.

Namun, kecoa-kecoa itu kini bergerak dan mengikuti Dirinya


yang berlari.

NANDO (cont'd)
Bentar, woi!
(Printed with the demonstration version of Fade In) 5.

Dirinya sadar bahwa hanya dia yang diikuti oleh gerombolan


kecoa. Ia pun berhenti berlari dan berusaha mengusir semua
kecoa itu kembali dengan putus asa.

DIRINYA
Tolongin gue tolol!
NANDO
Tenang-tenang, mereka ga bisa gigit.
Dirinya tidak membalas perkataan Nando dan malah berlari ke
arahnya.

Nando mengarahkan tangannya ke gerombolan kecoa.

NANDO (V.O.)
Pergi-pergi! Masuk lagi ke got!
Dirinya membungkuk dan menempelkan kepalanya di tubuh Nando.
Namun kecoa-kecoa itu tidak pergi. Sekarang berhamburan
mengitari mereka berdua.

Nando yang terguncang karena Dirinya yang tiba-tiba begitu


dekat juga terguncang karena sebuah suara.

Samar. Tapi membuat kesadaran Nando tiba-tiba berpindah.

CUT TO:

INT. RUMAH MAKAN - SORE


Nando dan Dirinya duduk berhadapan. Dirinya melihat-lihat
daftar menu.

DIRINYA
Lo mau makan apa?
NANDO
Lo duluan aja yang pesen.
DIRINYA
Samain aja. Kalo lo yang milih
sendiri lama.
NANDO
Loh tapi--
DIRINYA
Gue emang bilang mau traktir lo
sebagai ucapan terima kasih. Tapi
bukan berarti kita udah jadi temen.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 6.

Dirinya lalu memanggil pelayan restoran dan mengatakan


pesanan mereka.

Nando melihat ke sana-kemari. Tampak tak nyaman dengan


suasana canggung tersebut.

DIRINYA (cont'd)
Kenapa lo ngejar gue tadi?

NANDO
Eee, gue-kaya-pernah-liat-lo-
sebelumnya.

DIRINYA
Klasik. Gue kira karna apa.
NANDO
Di mimpi.
DIRINYA
(terdiam sesaat
sambil menatap Nando)
Mimpi?
NANDO
Iya gue mimpi ngeliat lu di kelas.
Trus waktu gue samperin, tiba-tiba lo
ngilang gitu aja.

DIRINYA
Trus cuma gara-gara itu lo ngejar
gue?

NANDO
Iya, eee, itu, kan--
DIRINYA
Terus lo tau nama gue dari mana? Lo
tau apa tentang gue?

Sebelum menjawab pertanyaan, ponsel Dirinya tiba-tiba


berbunyi. Dirinya mengambil dan melihat ponselnya.

DIRINYA (cont'd)
Bokap gue. Sorry, sebentar.

CUT TO:

INT. DUNIA DEWA KECOA - SORE


Di tempat asing itu, tubuh Nando melayang diam.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 7.

DEWA KECOA
Kenapa kamu menghalangiku?
NANDO
Siapa, lo siapa, bangsat?
Terdengar gemuruh keras dan seluruh tempat itu pun bergetar.
DEWA KECOA
Kamu tidak bisa menggunakan kekuatan
di sini, Nando. Tidak juga untuk
keuntungan pribadi.

NANDO
Apa! Kekuatan apa? Jangan bilang lo
Blackcoro dalam diri gue?

Terdengar suara tawa.


DEWA KECOA
Bodoh. Jangan samakan Dewa dengan
pengemis.

Nando terdiam. Ia melihat keseluruhan tempat itu. Kepulan


asap warna-warni dan jutaan kecoa yang ada di sana. Terbang
kesana-kemari dalam ritme dan irama yang serasi.

DEWA KECOA (cont'd)


Nando, kau sudah melakukan kesalahan
dengan mencoba mencegah kami.

NANDO
Salah? Gue cuma nyoba nyelamatin
orang. Apa tugas Dewa emang
ngegangguin manusia ga berdaya kaya
gitu?

DEWA KECOA
Semua tindakan menghasilkan akibat,
Nando.

NANDO
Terus kenapa? Apa akibatnya kalo gue
nyelamatin seseorang?

CUT TO:

INT. RUMAH MAKAN - SORE


Dirinya kembali dan duduk di depan Nando. Makanan mereka
juga sudah sampai. Dirinya langsung makan tanpa mengatakan
apa-apa.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 8.

DIRINYA
Bokap gue aneh.
NANDO
Aneh kenapa?
DIRINYA
Aneh aja, tiba-tiba nyeritain ga
jelas.

NANDO
Bokap gue ga pernah cerita ga jelas
sih.

DIRINYA
Gue ga suka cerita-ceritanya.
NANDO
Sorry kalo gue kelewatan. Tapi
menurut gue, selagi bokap lo masih
suka ngobrol--

DIRINYA
Lo mau ngomong sama dia?
NANDO
Eh
(tampak berpikir)

DIRINYA
Lo bilang lo ngeliat gue di mimpi
kan?

CUT TO:

INT. KAMAR MANDI STASIUN - PAGI


Nando tersadar dari lamunan anehnya. Di depannya, Dirinya
menatap Nando dengan wajah khawatir. Gerombolan kecoa itu
sudah lenyap.

DIRINYA
Lo kenapa bego?
NANDO
Hah, kenapa gue?
Dirinya menutup wajahnya dan berusaha mengatur napas.
DIRINYA
Makasih, ya.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 9.

NANDO
Eh, iya, ga masalah.
Dirinya menjulurkan tangan.
DIRINYA
Sorry yang tadi. Ayo kenalan lagi.
NANDO
(menjabat tangan
Dirinya)
Iya gapapa, gue nando.
DIRINYA
(terdiam sambil
menatap tangan
Nando.)
Sofia. Sofia Ment.
CUT TO:

INT. RUMAH MAKAN - SORE

Nando menyipitkan matanya. Menatap Sofia di depannya.


NANDO
Boleh, kalo lo mau gue ketemu bokap
lo.

SOFIA
Nan, lo tau bokap gue tadi cerita
apa?

Nando menggeleng. Ia bisa mendengar kembali suara terakhir


Dewa Kecoa saat berbicara dengannya.

Cut to black.
(Printed with the demonstration version of Fade In)

credits.End.
(Printed with the demonstration version of Fade In)

BLACKCORO EPISODE
5

Written by Badra Andiphani Jagat


NIM 2111173032
(Printed with the demonstration version of Fade In)

TREATMENT SCENE

1 EXT. RUMAH SOFIA - MALAM 1

Nando sampai di rumah Sofia dengan pakaian rapih. Ia sempat merasa


kagum saat melihat rumah Sofia yang cukup besar.
Sofia menyambutnya di depan dan mengajaknya masuk. Sebelum masuk, mereka
menemukan sebuah mobil mainan di lantai. Nando mencoba mengambil dan
memindahkannya, tapi mobil mainan itu tidak bergerak. Sofia lalu
mengajak Nando ke dalam rumah. Di dalam, ayah, ibu dan kakak Sofia
sedang membicarakan sesuatu sambil tertawa. Setelah melihat Nando,
mereka pun menyambut Nando dan mengajaknya makan bersama.

2 INT. MEJA MAKAN ANYA - MALAM 2

Nando makan bersama keluarga Sofia. Ia mengajak mereka berdoa


bersama sebelum mulai makan.

3 INT. MEJA MAKAN ANYA - MALAM 3

Sambil menyantap makanan, Nando mengobrol bersama ayah dan ibu Sofia.
Mereka membicarakan tentang sekolah dan cita-cita Nando, lalu berlanjut
ke Andre yang pernah mengalami kecelakaan. Topik itu membuat Andre marah
dan meninggalkan meja makan. Lalu mereka membahas tentang keturunan.
Nando yang mulai merasa tidak nyaman, namun memaksakan diri untuk
tertawa sehingga membuatnya terbatuk. Nando lalu menanyakan arah kamar
mandi dan bergegas ke sana.

4 INT. DEPAN TOILET - MALAM 4

Setelah dari toilet, Nando hendak berjalan kembali ke meja makan, namun
tiba-tiba lampu rumah mendadak padam. Nando yang kesulitan melihat karna
gelap berjalan perlahan sampai ia menemukan sebuah pintu misterius. Saat
mencoba membukanya, sebuah kilau cahaya merah muncul dari bawah kakinya.
Nando pun reflek menutup pintu itu dan menarik napas panjang. Ia
langsung memutuskan akan segera pergi dari sana.

5 INT. RUANG MAKAN - MALAM 5

Nando kembali ke ruang makan dan nampak kosong. Hanya ada ayah Sofia
di sana dan Ibunya yang sedang membuatkan teh untuk Nando. Nando
yang sebenernya sudah ingin pulang terpaksa duduk kembali dan
mengobrol dengan ayah dan ibu Sofia. topik pembicaraan mereka
kembali membuat Nando terpojok.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 2.

Kedua orang tua sofia mendesak Nando untuk terus bersama sofia dan
memberi mereka keturunan. Kemudian Nando yang mengatakan bahwa dia
harus segera pulang. Ibu Sofia pun memanggil Sofia untuk mengantar
Nando ke depan.

6 EXT. DEPAN RUMAH ANYA - MALAM 6

Nando dan Sofia berdiri di depan pagar sambil menunggu gojek. Saat gojek
tiba, Nando pun naik dan mengucapkan salam ke Sofia. Ia berjalan pergi
bersama gojek, namun perasaan takutnya justru semakin terasa.

SKENARIO FINAL DRAFT

1. EXT. RUMAH SOFIA - MALAM 7

NANDO(17) Tinggi, kurus, sedikit gelap, dan lumayan indah di pandang,


perlahan berjalan menggunakan tote bag-nya dan kemudian berdiri
tepat di depan pagar rumah SOFIA(17) kekasihnya. Rumah mewah dengan
pagar hitam menjulang, membuatnya sedikit malu. Di sekitarnya terdapat
seseorang yang berjalan menuju arahnya. Pria tersebut menggunakan baju
dan sweeter hitam, seketika berlari tepat di depan Nando.
Nando sedikit bingung. Lalu melanjutkan langkahnya menuju pagar
tersebut, dengan ragu dia memencet tombol bel rumah sembari merapihkan
bajunya.

DING DONG!

...seketika terdapat seorang Wanita sekitar 15 Tahun. Anak tersebut


memakai pakaian merah. Perlahan membuka pagar dan menuntun Nando masuk.

BRIGITTA
Hai

NANDO
Udah pada di dalam?

SOFIA NANDO
Oh mereka udah siap daritadi. eh..

BRIGITTA
Iya?
(Printed with the demonstration version of Fade In) 3.

NANDO
gw Nando.

SOFIA
Brigitta.- yuk masuk.

Brigitta membukan pintu rumah untuk Nando. Tepat setelah membuka pintu,
Nando tidak sengaja menyenggol dan melihat sebuah mobil mainan pullback
yang berada di lantai. Dirinya melihat mainan tersebut, kemudian
berlutut untuk mencobanya. Perlahan dia menarik mobil mainan
tersebut...namun, mobil tersebut tidak bergerak. Nando berdiri
kembali..bingung.
SOFIA (cont'd)
Nando, makasih ya udah mau dateng, gua
tau ini agak awkward dan kita baru banget
kenal, tapi makasih banyak udah mau
bantuin gua.

Dirinya kembali berdiri dan berjalan sembari membenarkan posisi tote


bag-nya dan bajunya, kembali. Nando melanjutkan langkahnya hingga
menatap seluruh keluarga Sofia. Dirinya terhentak dan berhenti. Ibu,
Bapak, Sofia dan kakaknya sedang membicarakan sesuatu dan tertawa
bersama di meja makan.

SOFIA (cont'd)
Shalom.

Brigitta meminta perhatian. Seluruh keluarga berhenti tertawa dan


menatap Nando. Butuh beberapa detik hingga, Ibu menyapa Nando dengan
semangat.
IBU
Nando! Ayo-ayo masuk.

Ibu berdiri mendekati Nando dan mengambil tasnya.

IBU (cont'd)
Ayo sini tante taro-in tasnya, yuk
duduk-duduk.

Nando tersenyum dan menurut.

NANDO
Hehe iya makasih tante.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 4.

2. INT. MEJA MAKAN SOFIA - MALAM 8

Bapak, Andre(Kakak dari Sofia) dan Brigitta, temannya, berkumpul bersama


di meja makan dengan Nando sebagai pusatnya. Meja makan kayu tua dan
panjang menjadi perantara mereka. Nando duduk di hujung meja, anya-
Brigitta, Andre dan ibunya. Bapak duduk di hujung meja menghadap dan
bersebrangan dengan Kursi Nando. Ibu kembali menghampiri meja makan.

IBU BAPAK
Pah itu pada suruh makan Ayo, ini kok diliatin aja..
dong, keburu dingin. makan makan ayok.

IBU
Tante udah masak khusus buat hari ini loh.

Mereka semua bersiap menyantap makanannya. Nando memotong.


NANDO
Eh,- om
BAPAK
ya nando?
NANDO

Kita gak doa dulu?

Bapak terdiam, melihat ke arah Ibu dan menunggu konfirmasi.

BAPAK
Oh iya! Yaampun. Iya iya, Semua ayo
berdoa..

Sofia dan Andre heran. Bapak mengambil kendali lagi.

BAPAK (cont'd)
......Mari kita bersatu dalam doa, berdoa
menurut kepercayaan masing masing.

Nando membuat tanda salib, Perlahan kamera semakin mendekati Nando. Namun,
dalam hitungan TIGA detik, bapak berkata Amin, menutup doa.

BAPAK (V.O)
Amin.

Kamera Whip ke arah Bapak, tersenyum dan melanjutkan percakapannya.


(Printed with the demonstration version of Fade In) 5.

BAPAK
Ayo, ambil ambil.

Ketika Bapak menatap Nando, kamera kembali whip ke arah Nando...

.. Nando mengambil makanan perlahan, bingung sedikit tersenyum


balik. Nando mengangkat badannya, dan kemudian duduk ke posisi
semula, menundukkan kepala untuk berdoa ulang, dan memberi salam ke
mereka:
NANDO
Om, tante, semua, selamat makan ya.

Bapak, ibu, Andre, dan Brigitta menjawab bersama, dengan hape di


genggamannya, bersiap mengambil foto makanan di meja.

BAPAK, IBU, ANDRE, BRIGITTA


Selamat makan!

Nando melihat ke arah anya, bingung. Sofia tersenyum malu. Kita


melihat Nando dengan close up. Dirinya memulai kunyahannya.

3. INT. MEJA MAKAN SOFIA - MALAM 9

Bapak menatap tajam Nando. Awal dari pembicaraan. Mereka semua


melanjutkan makan.

BAPAK
nando. ya

NANDO
om?

BAPAK

Gimana, sekolahmu?
NANDO
Ya gitu lah om, oke oke aja.
BAPAK
Nilai? Aman?
NANDO
Aman sih om.
BAPAK
Bagoos
(Printed with the demonstration version of Fade In) 6.

SOFIA
Ih, dia pinter tau pah di kelas.
Peringkat satu lagi.

Nando tersipu. Seluruh keluarga masih melanjutkan makannya sembari


memperhatikan percakapan Bapak dan Nando. Ibu kaget mendengar
pernyataan Sofia.
NANDO
Ahh Ga juga nya, bisa aja kamu.

Seketika Bapak berhenti mengunyah makanan.

BAPAK
Serius nando?
NANDO
Iya om.
BAPAK
Hebat.
IBU

11/12 sama si om tuh.

Ibu menatap ke arah bapak...

kemudian Ibu mengambil alih pembicaraan..

IBU (cont'd)
oiya kamu udah tau belum, mau kuliah
dimana?

NANDO
Kuliah? Masih mikir mikir sih tan, tapi
kemungkinan ngambil kedokteran.

BAPAK
Wadohh seriusan? samaan dong kita, tos
dulu sini tos!

Bapak berada jauh di sebrang Nando.

NANDO
Jauh om. Hehe.
BAPAK
Ya kamu sini, tos-an dulu kita.

Nando terpaksa berdiri dan menuju bapak kemudian mereka tos- an. Bapak
menggenggam tangan Nando dan berbicara kepada keluarganya:
(Printed with the demonstration version of Fade In) 7.

BAPAK (cont'd)
Ini baru cowo yang peduli masa
depan... ya dre.

Bapak menatap Andre. Andre tidak menatap balik. Bapak


melanjutkan makannya, dan berbicara sembari menunjuk
menggunakan garpunya.

BAPAK (cont'd)
Silahkan duduk lagi nando. Bagos. Itu baru
cita-cita, om suka! Jadi pelajaran buat
kalian semua, jangan sampai jadi seniman, ga
ada masa depannya!

Seisi keluarga nampak tertawa dan menikmati makan malamnya. Kecuali


ANDRE(25) kakak dari Sofia..

Nando kembali berjalan menuju kursinya..

..Ibu kembali nyeletuk.

IBU
Eh- Kamu udah bisa bawa mobil?
NANDO
Udah bisa sih tan, tapi gapunya alias
gamampu.

Seluruh keluarga tertawa pelan.

IBU
Ih jaman sekarang tuh bahaya ya bawa mobil
di Jakarta. Kanan--kiri semua motor nyelap-
nyelip-nyelap-nyelip.
Tuh liat kakanya Sofia..-
ANDRE
Bu..please lah..
IBU
-gapapa lumayan biar dia tau. Jadi
tuh..dia, abis dari klub malem dia bawa
mobil. Dia ngebuut terus ngeeng.........
DUAR!. ....................... mobilnya
nabrak. Dia langsung buru-buru telfon
tante...

ANDRE
Bu...

Andre semakin tidak tahan. Nando melirik ke arah Andre bingung.


(Printed with the demonstration version of Fade In) 8.

IBU
... "Ibu, bu.. aku kecelakaan", awalnya
tante panik..puanik banget, tapi tante
sadar dia abis clubbing, udah gitu tante
selalu ingetin dia jangan ngebut, dia
malah ngebut.
Terus..

Andre berdiri dari kursinya. Ibu berhenti bercerita

BAPAK
(dari pelan ke keras) dre,
dre,.. Andre!

Bapak berusaha mengerti, namun tidak terlalu peduli. Satu meja


menjadi hening. Ibu kembali coba menenangkan suasana
IBU
maafin andre ya, dia agak pemarah.
NANDO
iya gapapa tante.

Nando kehilangan kata. Dirinya menjadi semakin takut dan terdiam.


Ibu mengambil segelas air putih sebagai pembasah mulutnya.

BAPAK
Ya tapi gitu nando, dia udah gabisa punya
keturunan lagi, alias Mandul.

Ketika kata mandul keluar, ibu tersedak oleh minumnya sendiri,


tertawa. Nando kehilangan kata. Bapak dan ibu terlihat santai dan
bercanda, Sofia merespon bercandaan mereka.

SOFIA
Pah mah, ga seharusnya deh kita
ngomongin itu di depan dia.
BAPAK
Loh ya gapapa toh nya, ini biar jadi bahan
refleksi bersama. Biar ga kejadian lagi.
SOFIA
Ya tapi kan...

Bapak memotong.

BAPAK
Inget loh nando, keturunan itu
penting. Masa depan,..inget.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 9.

Berbicara serius ke arah Nando, pelan-pelan namun mendalam.


BAPAK (cont'd)
Apalagi nanti kamu bakalan berkeluarga,
harus jadi contoh yang baik. Jangan
ngerokok udah pasti, jangan macem" kalo
pacaran...

Bapak memindahkan tatapannya Sofia sebagai penekanan kata.

BAPAK (cont'd)
sama jangan narkoba...ih serem tau.
NANDO
Iya om.

Nando merasa tabu. Semua perkataan yang dia dengar tak dapat diterimanya
secara utuh, dirinya menatap ke arah anya memberi isyarat bingung...

Sofia memotong.
SOFIA
Git udah kenal nando kan?

SOFIA (cont'd) Oh
udah-udah.
NANDO
Ini sodara mu ya nya, aku gapernah tau
kayaknya.
SOFIA
Bukan-bukan.. Ehem-ehem.- kenalin,
pacarnya Sofia

Brigitta berpura dan bercanda memeluk Sofia. Bapak dan Ibu seketika
tertawa mendengar lelucon Brigitta, layaknya dipaksa. Nando dengan
terpaksa ikut tertawa. Seketika tertawa-nya nando membuat dirinya batuk,
secara terus menurus. Dirinya berusaha berpura untuk menghindari
situasi.

NANDO
Uhuk, uhuk
IBU
Aduh tukan keselek kamu Nando.
NANDO
Toilet ada di mana ya tan..om?
(Printed with the demonstration version of Fade In) 10.

BAPAK
Oh ada tuh disitu, lurus aja..terus kiri.
Nah itu tuh.
NANDO
Oke om

Nando berdiri, dan berjalan menyusuri rumah. Masih Melanjutkan


batuk-batuknya. Nando memasuki toilet dan
menghentikan batuknya. Dirinya berpura agar bisa menuju toilet.
Dirinya memegang kepalanya, dan merasa tidak enak badan. Nafas
panjang dia tarik untuk menenangkan raga.

4. INT. DEPAN TOILET - MALAM 10

Nando menutup pintu toilet dan mematikan lampunya. Perlahan ia berjalan


kembali ke arah meja, hingga dirinya mendapatkan ada sesuatu yang
janggal. Seketika,

DEM.

Seluruh lampu di rumah padam. Suasana mencekam. Kita mendengar


teriakan Sofia.
SOFIA (V.O.)
(berteriak) Pah
lampu mati.
BAPAK (V.O.)
(Berteriak) Iya
Papah tau!

Dirinya berjalan perlahan dan melewati pintu, Sebuah pintu tua, pintu
terlarang. Pintu tersebut membangkitkan rasa penasaran Nando....

...perlahan dirinya buka, terdapat kilauan merah yang menyala dari


bawah kakinya. Dirinya terkejut melihatnya. Dirinya nyaris teriak,
tapi refleks tangannya berhasil menutup mulutnya. Dirinya menarik
nafas panjang. Nando memutuskan untuk segera keluar dari rumah ini.

5. INT. RUANG MAKAN - MALAM 11

Nando segera berjalan menuruni tangga ke arah ruang makan. Dia melihat
sekitar. Ruang makan nampak kosong beberapa lilin sudah
dinyalakan.Bapak sedang melihat keluar ke arah kaca halaman belakang.
Nando berfikir sejenak, dan segera menuju ke meja makan untuk
mengambil tas-nya dan segera pulang.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 11.

Dari arah bawah kaki Nando, mobil yang pertama kali dia tarik di
dekat pintu berjalan menuju dirinya, seakan ada sesuatu yang akan
datang...

...Bapak melihat pergerakan Nando dari pantulan kaca jendela,


memotong dan memanggilnya.

BAPAK
Udah berenti batuknya nando? Duduk dulu
tuh, si tante udah bikinin teh.

Langkah Nando terhenti. Dirinya terpaksa untuk menurut.

..bapak perlahan berjalan menuju ke sofa. Duduk di samping Nando.

BAPAK (cont'd)
Om inget banget, dulu Sofia sama kakanya tuh
dulu akuur banget. Tapi makin kesini, boro-
boro ngobrol, ketemuan aja jarang. Haha, ya
gitulah nando. Kadang makin gede makin
ngeselin.

Seiring bapak berbicara, ibu membuat suara menganggu menggunakan


suara sendok di gelas teh yang sedang dirinya minum.

NANDO
Iya om.

IBU
Kamu rencana mau punya anak berapa?

Celetuk ibu. Nando kaget. Ibu memberi teh yang telah dirinya buat untuk
nando.

IBU (cont'd)
Nih.

NANDO
Eh kenapa tan?

Ibu merangkul Nando.

IBU
Kamu rencana mau punya anak berapa?

Nando menarik nafas, gelisah.

NANDO
Waduh tante, baru juga SMA, belum
kepikiran lah sampe situ HEHE.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 12.

BAPAK
masa belom kepikiran, keturunan tuh penting
loh nando. Eh-- Tapi, kamu.., udah pernah?

Nando kembali terdiam. Ibu terus memainkan bunyi di gelasnya.

NANDO
Udah...apa ya om?
BAPAK
Itu...

Bapak menunggu nando sadar. Lalu menarik kata nya kembali.

BAPAK (cont'd)
Lupakan lah.

Nando merasa sedikit tenang. Bapak teringat sesuatu, melihat jam di


tangannya. Lalu berteriak;

BAPAK (cont'd)
(berteriak)
Nya, nya, tolong itu tadi si brigitta
ngantuk, kamu beres beres kamar kamu ya,
masih berantakan tuh!
SOFIA
Oke pak!

Bapak kembali berbicara ke arah Nando.

BAPAK
Oke nando, jadi gini. Kamu tau kan
kakaknya Sofia?
NANDO
Kecelakaan kan?
BAPAK
Iya bukan kecelakaannya..

Nando bepura-pura tidak gelisah dan mencoba mencairkan susana.

NANDO
(berbisik)
Mandulnya kan om?
BAPAK
Persis. Om tuh, takut banget, gapunya
penerus dan generasi berikutnya.
(MORE)
(Printed with the demonstration version of Fade In) 13.

BAPAK (cont'd)
Ya itu, satu-satunya harapan cuma ada di
Sofia doang. Nah Om mau nanya, saat dulu
kamu nembak anya.., kamu bener-bener sayang
dia atau ga? Atau cuma karena sebatas "cari
pengalaman" aja?

NANDO
Ya bener-bener sayang lah om.
BAPAK
Kamu beneran paham konsep dan tujuan
pacaran kan?
NANDO
Paham om, haha.
BAPAK
Bagus, artinya kamu nanti gabakal putusin
Sofia kan? Soalnya om tau banget, kalau
pacaran di masa muda potensinya tuh
"gede" banget buat putus.

Nando bingung. Dirinya berusaha mencari jawaban yang logis dan aman.
Ibu merangkul Nando dan mengelus pundak belakangnya.

NANDO
Kalau itu, akan aku usahakan ya.. om.
BAPAK
Loh.., kok di usahakan? Kamu kan tadi bilang
udah paham konsep pacaran, pacaran tuh
artinya udah mengikat janji hingga menjadi
pasutri. Jadi sebenernya kamu siap gak sih?
NANDO
Ya tapikan om.

Dari atas kita mendengar suara Sofia berteriak.

SOFIA (V.O.)
Pah ini kenapa lampunya belom nanya.
BAPAK
Lagi pemadaman berkala nya dari PLN. Sabar
aja ya.

Tensi memanas.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 14.

BAPAK (cont'd)

Gini, kamu mau ambil jurusan


kedokteran kan nanti?
NANDO
Iya om.-
BAPAK
Karena om tau disitu ga murah dan kamu
"kemungkinan" ga sanggup bayarnya, maka Om
bakalan kasih kamu tau sesuatu.-
..om bakal bayarin kuliah kamu FULL
barengan sama Sofia. Dengan perjanjian,
kamu wajib dan harus kasih om
(berbisik di kuping
nando)
"cucu".

..Gimana?

Perkataan Bapak semakin melantur. Nando semakin gelisah.

NANDO
Eh..- Maaf om, aku gapaham. Kenapa harus
aku, kenapa gak minta cowok lain aja? Aku
bingung banget semua ini buat apa? Aku juga
belum siap akan semua pertanyaan dan topik
ini.
BAPAK
Justru saya yang harus balik nanya, buat
apa..kamu pacarin anak saya?

Nando terdiam, lagi. Seluruh dunianya terhenti ketika di beri


pertanyaan tadi. Nando merasa kalah dengan pertanyaan tersebut. Dengan
berat hati, Nando menurunkan tensi.
NANDO
Baik om. Saya janji.
BAPAK
Mantap nando.

Bapak kembali tersenyum.

IBU
Kamu emang paling baik deh, tante suka.
Dari semua orang yang udah pernah anya
deketin, kamu kayaknya yang terbaik deh.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 15.

BAPAK
Makasih ya nando, udah mau sayang sama
Sofia.

Dengan Nando yang masih terdiam dan bengong, Bapak dan Ibu terus memuji
Nando.

NANDO
btw om, aku udah di telfonin mamah nih
daritadi.
BAPAK
Oh mau pulang ya?
(berteriak ke Sofia)
Sofia, cowok mu mau pulang, antar dulu
dia kedepan!..

Balik ke Nando

BAPAK (cont'd)
Inget ya. Jangan sampai Sofia tau soal
ini. Salam, buat Blackcoro. Bilang
dari, Manifesto.

Seketika lampu rumah kembali nyala.

IBU
Puji Tuhan nyala!

6. EXT. DEPAN RUMAH SOFIA - MALAM 12

Nando dan Sofia berada di depan pagar, menunggu gojek. Nando masih
kehabisan kata. Sofia curiga.
SOFIA
Pasti bokap gw ngomong macem" ya ke lu?
ngomong apa mereka?
NANDO
Oh gak kok, bokap lu cuman bahas soal hobi
doang tadi, seru kok dia.

Gojek tiba.
SOFIA
Yaudah hati-hati ya.
NANDO
Oke bye.

Nando segera naik ke gojek dan segera pergi.Semua belum selesai...


kita dapat mendengar suara yang semakin tinggi frekuensinya seakan
kita masuk ke dalam ketakutan nando.
(Printed with the demonstration version of Fade In) 16.

Black Out.

Anda mungkin juga menyukai