Anda di halaman 1dari 13

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI INTRUSION DETECTION

SYSTEM MENGGUNAKAN NODEMCU ESP32-CAM UNTUK SISTEM


KEAMANAN RUMAH

JURNAL

Oleh:
M. VISA RAMADHAN
NPM: 192310015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS INFORMATIKA DAN PARIWISATA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KESATUAN
BOGOR
2023
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI INTRUSION DETECTION
SYSTEM MENGGUNAKAN NODEMCU ESP32-CAM UNTUK SISTEM
KEAMANAN RUMAH

M. Visa Ramadhan1, Anton Sukamto2


12
Institut Bisnis & Informatika Kesatuan
1
visaranadhan6@gmail.com, 2anton.sukamto@gmail.com

ABSTRACT
Home security system is very important to consider. The level of alertness will increase if the
homeowner is not at home or when visited by unknown guests. One solution is to utilize technology to
implement a safer home security system that provides notifications if someone is at the door.
In this study, the author tries to utilize ESP32-CAM to design and develop an Intrusion Detection
System (IDS) to be applied to a home security system. The developed system utilizes the built-in face
detection feature of ESP32-CAM. The implementation of the system is done by connecting ESP32-CAM
with a Telegram bot to communicate data containing "There is a person" notification if a detected face is
present. The system also allows users to command the automatic door lock opening using ESP32-CAM as
an access point for the detected individual.
The implementation of this system is simulated in a house model and a mannequin doll to test the
system. The results of this research indicate that the utilization of ESP32-CAM as a home security system
should be applied in well-lit areas, have a good internet connection, and the position and distance of the
detected face should be in an efficient range. This is because the use of the OV2640 camera is a cost-
efficient camera solution.

Keywords: Home security, esp32-cam, Telegram.

ABSTRAK
Sistem keamanan rumah sangatlah penting untuk diperhatikan. Tingkat kewaspadaan
akan meningkat jika pemilik rumah tidak ada di rumah ataupun didatangi oleh tamu tak dikenal.
Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan penggunaan teknologi untuk menerapkan
sistem keamanan rumah yang lebih aman untuk memberi pemberitahuan jika ada orang yang
berada di depan pintu.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba memanfaatkan ESP32-CAM untuk merancang dan
mengembangkan Intrusion Detection System (IDS) untuk diterapkan pada sistem keamanan
rumah. Sistem yang dikembangkan memanfaatkan fitur face detection yang ada di dalam ESP32-
CAM. Penerapan sistem tersebut dilakukan dengan menghubungkan ESP32-CAM dengan bot
telegram untuk melakukan komunikasi data yang berisi notifikasi pemberitahuan “Ada Orang”
jika ada wajah yang terdetksi dan memberikan perintah dari bot telegram oleh pengguna untuk
membuka doorlock otomatis menggunakan ESP32-CAM sebagai pemberian akses masuk bagi
orang yang terdeteksi.

1
Implementasi sistem ini dilakukan dengan simulasi pada maket rumah dan boneka
manekin untuk melakukan pengujian sistem. Hasil dari penelitian ini, pemanfaatan ESP32-CAM
sebagai sistem keamanan rumah harus diterapkan pada area yang mendapat cukup pencahayaan,
memiliki koneksi internet yang baik, serta posisi dan jarak wajah yang dideteksi harus dalam
posisi dan jarak yang efisien. Hal ini dikarenakan penggunaan kamera OV2640 sebagai salah
satu solusi kamera yang bisa mengefisiensi biaya.

Kata Kunci: Keamanan rumah, esp32-cam, telegram;

PENDAHULUAN
Keamanan rumah merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam era digital dan konektivitas yang semakin berkembang, solusi-solusi keamanan yang
terintegrasi dengan teknologi menjadi lebih diminati. Salah satu solusi yang dapat digunakan
adalah pengenalan wajah untuk memberikan peringatan, jika ada orang yang mendekati pintu
rumah. Karena keamanan dibutuhkan untuk menjaga situasi dan keadaan tetap kondusif dan
menghindari terjadinya tindakan kejahatan. CCTV menjadi salah satu upaya efektif untuk
mencegah terjadinya tindak kejahatan, seperti mencegah orang asing masuk ke dalam rumah. Hal
ini terjadi pada salah seorang warga kediri yang tidak sadar rumahnya dimasuki maling saat ia
membukakan pintu yang dikira adalah suaminya sendiri [1]. Keamanan rumah merupakan
prioritas yang harus ditingkatkan seiring dengan perkembangan teknologi [2]. Dalam era
teknologi pintar, pengguna memiliki kemampuan untuk melindungi rumah dan harta benda
mereka tanpa harus mengeluarkan anggaran besar. Perangkat pintar seperti kamera, alarm,
detektor, dan sensor dapat memberikan peringatan kepada pemilik rumah saat ada upaya
penyusupan atau peristiwa tak terduga, di mana pun mereka berada. Ini merupakan solusi
modern yang efektif untuk mengatasi potensi ancaman intrusi yang bisa mengganggu keamanan
rumah, karena mengunci pintu saja tidak lagi dianggap cukup aman [3]. Maka dari itu,
diperlukannya sebuah sistem keamanan rumah seperti penerapan program face detection yang
dapat memberi peringatan jika ada orang yang tidak dikenal akan mendekati pintu rumah dan
mencegah orang asing masuk. Selain itu, penerapan program face detection pada CCTV
dibutuhkan sebuah controller agar dapat menampung dan menjalankan program yang diberikan.
Dalam hal ini, ESP32-CAM menjadi salah satu media yang dapat diterapkan program face
detection secara efisien [4]. Media untuk memberikan notifikasi dapat menggunakan bot
telegram dengan mengakses bot father. Telegram Bot Father adalah akun khusus dalam platform
pesan instan Telegram yang berperan sebagai antarmuka untuk membuat, mengelola, dan
mengatur bot Telegram [5].
ESP32-CAM adalah modul kamera kecil dan hemat energi yang menggunakan teknologi
ESP32. Modul ini dilengkapi dengan kamera OV2640 dan memiliki slot kartu TF (MicroSD)
terpasang di dalamnya [6]. ESP32-CAM adalah modul yang sangat cocok untuk digunakan
dalam pengenalan wajah dan sistem keamanan rumah. Modul ini memiliki kemampuan
pengolahan gambar yang cukup baik dan dapat terhubung ke jaringan WiFi. Dengan
memanfaatkan kemampuan tersebut, ESP32-CAM dapat digunakan sebagai komponen inti
2
dalam pengembangan sistem keamanan rumah yang menggunakan pengenal wajah. Oleh karena
itu penulis melakukan penelitian dengan judul ”Perancangan dan Implementasi Intrusion
Detection System Menggunakan Nodemcu Esp32-Cam Untuk Sistem Keamanan Rumah”.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi untuk masalah yang telah penulis paparkan
sebelumnya. Pemanfaatan ESP32-CAM diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam
Pengembangan sistem keamanan

METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian dilakukan dengan metode SDLC dengan model Prototype,
menggunakan sebuah Prototype untuk penggambaran sistem agar pengguna dan pemilik sistem
memiliki sebuah gambaran yang jelas terkait sistem yang sedang dibangun oleh pengembang.
Adapun tahapannya adalah analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, dan pengujian.
Berikut ini gambar tahapan pelaksanaan pengujian pada model prototype [7].

Gambar 1. Tahapan Penelitian

a. Analisis kebutuhan
1. Kebutuhan Fungsional
a) Menggunakan ESP32-CAM
Kebutuhan fungsional pertama adalah penggunaan modul ESP32-CAM untuk
melakukan pendeteksian wajah dan pengambilan gambar. Ini mencakup kemampuan untuk
menggunakan kamera OV2640 yang terintegrasi dalam modul dan melakukan pemrosesan
gambar menggunakan kode yang diunggah.

3
b) Melakukan Komunikasi Data dengan Bot Telegram
Kebutuhan fungsional yang kedua adalah mampu melakukan komunikasi data
antara ESP32-CAM dengan Telegram menggunakan fungsi dari bot telegram untuk
memberi pemberitahuan pada pengguna jika ada seseorang di depan kamera. Komunikasi
data juga diperlukan untuk membuka doorlock sebagai bagian dari penerapan sistem.

2. Kebutuhan Non-Fungsional
a) Kecepatan dan Akurasi
Kebutuhan ini menekankan pentingnya kecepatan dan akurasi dalam proses
pengenalan wajah. Sistem harus mampu mendeteksi wajah dengan cepat dan memberikan
hasil yang akurat dalam waktu yang sesingkat mungkin.
b) User Experience
Kebutuhan ini mencakup proses penggunaan sistem oleh pengguna yang efisien dan
mudah digunakan. Sistem harus memberikan penggunaan yang mudah dan jelas untuk
membantu pengguna dalam mengoperasikan sistem dan memastikan penggunaan yang
efektif.

3. Kebutuhan Hardware
Tabel 1. Kebutuhan Software
No Nama Barang Jumlah

1 ESP32-CAM Modul 1 pcs

2 Kabel Jumper 20 pcs

3 Kabel WG26 3m

4 Project Box X4 1 pcs

7 Kamera OV2670 1 pcs

14 Modul Relay 1 Channel 1 pcs

15 Solenoid Door-lock 12V 1 pcs

16 Downloader CH340 1 pcs

4
4. Kebutuhan Software
Tabel 1. Kebutuhan Software
No. Nama Software Kegunaan

1 Arduino IDE Melakukan pemrograman dan melakukan upload pada


ESP32-CAM

2 Library ESP32 Untuk mengakses semua tipe board ESP32-CAM dan


mengakses library di dalamnya.

b. Desain perancangan alat


Gambar 2. Rangkaian Digital

Diagram di atas adalah bentuk rangkaian digital. Penulis menggunakan Solar Cell 6V
sebagai sumber daya cadangan selain USB lalu menggunakan Step Down untuk menstabilkan
tegangan menjadi 5V dan diteruskan ke modul charge TP4056 untuk melakukan pengisian
baterai, karena jika tidak modul charge akan mengalami kelebihan tegangan yang menyebabkan
IC TP4056 terbakar. Baterai menjadi sumber daya utama pada beban dalam rangkaian ini.
Sementara Relay dan solenoid menggunakan sumber baterai yang berbeda, namun
menggunakan Modul Step Up guna menaikkan tegangan dari baterai lithium yang hanya
memiliki tegangan maksimal sebesar 7,4 Volt. Sementara, kebutuhan tegangan yang diperlukan
oleh solenoid dan buzzer adalah sebesar 12V.
Pemisahan sumber daya dilakukan karena baterai utama yang terhubung dengan modul
charger tidak akan memiliki arus dan tegangan yang cukup untuk mengaktifkan semua
komponen secara bersamaan. Sementara, penggunaan switch adalah sebagai pemutus tegangan
apabila perangkat tidak terpakai. Namun, pada indikator baterai menggunakan push button untuk
melihat kondisi kapasitas baterai hanya saat diperlukan.

5
Gambar 3. Rangkaian Skematik Sistem IDS dan Catu Data

Setelah rangkaian digital dibuat, selanjutnya adalah membuat rangkaian skematik yang
berguna untuk menghubungkan kabel pada tiap komponen. Rangkaian terbagi menjadi dua
bagian yaitu perangkat catu daya dan perangkat utama Intrusion Detection System (IDS).
Komponen utama pada perangkat IDS adalah ESP32-CAM dimana sumber daya komponen ini
didapatkan dengan menghubungkan pin GND dan pin 5V pada perangkat catu daya. Untuk
komponen solenoid doorlock dihubungkan melalui relay terlebih dahulu pada komponen Relay
bersama buzzer di pin output relay. Lalu, relay terhubung pada ESP32-CAM di pin D13.

c. Pemrograman
Penulis melakukan pengembangan program menggunakan Bahasa C++ pada Arduino
IDE dengan mengakses library yang ada menggunakan contoh kode yang telah disediakan
pengembang Arduino IDE. Dari kode contoh tersebut penulis melakukan pengembangan untuk
membuat Intrusion Detection System. Penulis lalu membuat 3(tiga). Yang pertama adalah file
program utama dengan nama “CameraFaceDoor” untuk melakukan fungsi utama, yaitu
melakukan penangkapan gambar dan mengirimkan notifikasi ke bot telegram sesuai alamat bot
telegram tersebut, serta fungsi membuka doorlock sesuai perintah yang dikirmkan dari telegram.

d. Perakitan Rangkaian
Setelah pemrograman, tahapan selanjutnya adalah perakitan skematik. Ini melibatkan
membuat diagram skematik yang menunjukkan komponen-komponen elektronik yang akan
digunakan dalam sistem dan koneksi antara komponen tersebut. Berdasarkan rangkaian
skematik dan desain prototipe yang telah dirancang, maka penulis melakukan perakitan
komponen elektronika untuk membuat prototipe kamera pengawas.

6
Gambar 4. Perakitan Skematik Kamera Pengawas

e. Penerapan Prototipe
Setelah perakitan prototipe kamera pengawas selesai dilakukan maka selanjutnya
adalah melakukan penerapan prototipe pada lingkungan pengujian simulasi yang akan
dibangun dan menjalankan rangkaian sistem IDS untuk dilakukan pengujian. Berikut adalah
prototipe kamera pengawas yang akan digunakan.

Gambar 5. Prototipe Kamera Pengawas

Lalu, prototipe kamera pengawas ini akan diterapkan pada lingkungan simulasi berupa
maket rumah. Maket rumah yang dibangun menggunakan skala perbandingan 1:10 cm,
artinya setiap 1 cm pada maket berarti 10 cm pada ukuran asli. Berikut gambar perancangan
denah maket rumah tersebut:

Gambar 6. Rancangan Denah Maket Rumah Untuk Simulasi

Selain itu, tahap penerapan prototipe ini melibatkan penggunaan rencana dan desain yang
telah dibuat sebelumnya untuk membangun, mengkonfigurasi, dan mengintegrasikan semua

7
komponen yang diperlukan. Hal ini dilakukan agar implementasi sistem berupa mendeteksi wajah,
lalu mengirimkannya ke bot telegram dan dapat membuka doorlock sesuai perintah dengan baik.
a) Pendeteksian Wajah
Tahapan pendekteksian wajah dilakukan dari subjek berdiri di depan kamera untuk
dilakukan penangkapan wajah. Sistem akan menangkap gambar setiap 10 detik sekali selama ada
wajah yang terdeteksi. Sistem akan terus menjalankan program pendeteksian dan tidak akan
menangkap gambar jika tidak ada wajah yang terdeteksi.

Gambar 7. Pendeteksian Wajah

b) Mengirimkan Notifikasi
Setelah gambar ditangkap dan disimpan dalam SD card, sistem akan mengirmkan gambar
beserta pesan notifikasi ke alamat bot telegram yang sudah terdaftar pada program. Jika alamat yang
didaftarkan sudah benar, maka bot telegram akan mendapat pesan berupa gambar hasil tangkapan
dan pesan teks berbunyi “Ada orang di depan pintu, Apa anda ingin membuka Kunci Pintu?”.

Gambar 8. Mengirimkan Notifikasi

c) Membuka Doorlock

8
Setelah sistem mengirmkan notifikasi dan pesan, maka sistem akan memberi opsi untuk
membuka kunci pintu atau tidak. Jika memilih opsi ‘/buka’ maka doorlock akan terbuka selama 10
detik. Namun, jika memilih opsi ‘/jangan buka’, maka doorlock tidak akan terbuka dan sistem akan
melakukan pendeteksian wajah kembali.

Gambar 9. Membuka Doorlock

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Pengujian Sistem
Tahapan pengujian yang terdiri dari uji sistem dalam konteks pendeteksian wajah untuk
memberikan notifikasi peringatan jika ada seseorang di depan pintu kepada pemilik rumah
melalui pesan teks di bot telegram serta untuk membuka doorlock sebagai izin masuk pada
seseorang yang terdeteksi. Pengujian dilakukan dengan membuat simulasi seseorang yang
wajahnya dideteksi pada sebuah maket rumah seperti yang dijelaskan pada sub-bab sebelumnya.
Ada beberapa pengujian yang dilakukan, yaitu:
1. Uji kecepatan penangkapan gambar
2. Uji jarak dan kondisi cahaya
3. Uji kecepatan komunikasi data
4. Uji implementasi.

b. Hasil Pengujian
Hasil dari pengujian tersebut adalah kecepatan penangkapan gambar dipengeruhi oleh
kondisi subjek. Dimana subjek dalam keadaan diam lebih cepat terdeteksi oleh sistem
dibandingkan dengan posisi subjek yang bergerak. Namun, saat subjek berjalan, sistem sama
sekali tidak bisa mendeteksi wajah subjek.
Selanjutnya, pengujian pada kondisi cahaya dan jarak. Hasilnya, cahaya terang dan jarak
deteksi 30 cm cenderung lebih mudah terdeteksi oleh sistem. Sementara sistem akan sulit
mendeteksi jika kondisi Cahaya gelap dan jarak deteksi lebih dari atau sama dengan 90cm
Lalu, dilakukan pengujian untuk mencari kecepatan internet yang ideal, hasilnya adalah
rentang kecepatan internet yang ideal dalam menjalankan sistem adalah 50-100 Mbps, dimana
durasi pengiriman data hanya memerlukan waktu 5-8 detik. Sementara jika kecepatan internet
sudah di bawah 50 Mbps, maka durasi pengiriman data akan semakin lambat.
Setelah itu, dilakukan pengujian implementasi dan diketahui bahwa posisi objek yang
diam dan dengan jarak deteksi 0-3 cm lebih cepat terdeteksi dengan durasi 2-3 detik. Dari 10

9
percobaan pada 1 wajah, 8 berhasil terdeteksi dan 2 tidak terdeteksi karena faktor jarak dan
cahaya. Sehingga keberhasilan pengujian adalah 80%.
Berdasarkan hasil semua pengujian pada Intrusion Detection System (IDS) menggunakan
ESP32-CAM dapat disimpulkan bahwa sistem tersebut dapat berjalan dengan baik dan optimal
untuk sistem keamanan rumah. Sistem dapat mendeteksi wajah seseorang dengan baik dalam
keadaan optimal dan mengirimkan pesan peringatan kepada pengguna untuk memberi akses
memasuki rumah dengan membuka doorlock dari jarak jauh.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ESP32-CAM
dapat digunakan sebagai pemberi peringatan jika ada orang yang ingin memasuki rumah dan
dapat digunakan untuk mengontrol kunci pintu dengan jarak deteksi maksimal 90cm. Namun
ESP32-CAM juga memiliki beberapa keterbatasan dalam mendeteksi wajah. Ketika kondisi
cahaya terlalu gelap atau tidak memadai, ESP32-CAM mengalami kesulitan dalam mendeteksi
wajah jika objek yang dideteksi bergerak dan harus dalam posisi diam untuk hasil yang optimal.
Selain itu, penggunaan ESP32-CAM. Disamping itu, pemanfaatan Esp32-CAM ini cukup untuk
melakukan pemantauan dan membuka doorlck pada skala kecil seperti pintu rumah atau kamar
dan ruangan.
Selain itu, sistem ini sangat bergantung pada ketersediaan dan kecepatan internet dalam
penggunaannya. Sistem akan bekerja secara optimal jika kecepatan internet berada diantara 50-
100 Mbps. Sementara jika kurang dari 50 Mbps maka sistem akan mengalami keterlambatan atau
delay dalam komunikasi data dan hal ini membuat sistem tidak berjalan dengan efisien dan
optimal. Jika internet tidak tersedia maka sistem masih bisa melakukan pendeteksian namun
tidak bisa melakukan pengiriman pesan notifikasi dan gambar.

SARAN
Untuk mengatasi keterbatasan yang ada, perlu dikembangkan program face detection
yang dapat beroperasi dalam kondisi cahaya yang kurang ideal. Ini bisa dilakukan dengan
perbaikan algoritma pengenalan wajah dan penambahan fitur pemrosesan gambar tambahan
untuk meningkatkan akurasi dalam berbagai situasi pencahayaan. Kemampuan deteksi wajah
yang menggunakan atribut seperti masker, kacamata, dan aksesoris lainnya juga perlu
ditingkatkan, karena pada penelitian ini, wajah dengan aksesoris tidak dapat dideteksi.
Selain itu, menggunakan kamera dengan spesifikasi lebih tinggi dari OV2640 akan
meningkatkan kinerja sistem pendeteksian wajah, memberikan gambar dengan resolusi lebih
tinggi dan kualitas citra yang lebih baik. Disarankan juga untuk menambahkan sensor seperti
proximity sensor, ultrasonic, atau PIR Sensor untuk mendeteksi gerakan sebagai indikator
pendeteksian penyusup yang lebih akurat. Selanjutnya, penting untuk menambahkan fungsi
'Ignore Alert' agar pengguna dapat mengabaikan notifikasi jika mereka telah menolak akses pintu
untuk wajah yang terdeteksi. Ini akan meningkatkan pengalaman pengguna dan menghindari
notifikasi yang berlebihan. Terakhir, disarankan untuk menyediakan antarmuka sistem yang
memungkinkan pengguna untuk mengganti alamat WiFi dan alamat bot telegram yang akan
10
digunakan sebagai media output sistem. Ini akan meningkatkan fleksibilitas sistem saat
digunakan dalam berbagai lingkungan dan oleh pengguna yang berbeda tanpa perlu melakukan
perubahan langsung pada kode sistem.
Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan sistem pengenalan wajah menggunakan
ESP32-CAM dalam keamanan rumah dapat mengatasi keterbatasan yang ada dan meningkatkan
kinerjanya secara keseluruhan, memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengguna dalam
menjaga keamanan rumah mereka.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Basalamah, A. B. (2022). Rumah Dimasuki Maling, Dikira Pintu Dibuka Suami. Retrieved from
radarkediri.jawapos.com.
[2] Kumar, R., and Mittal, P. (2019). A Novel Design and Implementation of Smart Home
Security System: Future Perspective, International Journal of Applied Engineering Research,
14(2), 363–368.
[3] Alghamdi, A. (2020). Security Lock Systems. Journal Problem Statement to System Design.
[4] Dequiros, R. A. (2022). TRENDSAFE: Intrusion Alarm System for Smart Home Protection
and Security Using Arduino with SMS Notification. f the International Conference on
Industrial Engineering and Operations Management, 2185-2194.
[5] Wicaksono, M., & Rahmatya, M. (2020). Implementasi Arduino dan ESP32 CAM untuk
Smart Home. Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Vol 10 No 1, 40-51.
[6] Kurniawan, A. D. (2020). Design and Implementation of Home Security Using Telegram
Botfathe. Fidelity, vol. 2, no. 1.11-15.
[7] Kute, S. S., & Thorat, S. D. (2014). A Review on Various Software Development Life Cycle.
International Journal of Research in Computer and Communication Technology, Vol 3(7): 778-779.

11

Anda mungkin juga menyukai