Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

PERJUANGAN RAKYAT SEMARANG DALAM MELAWAN


TENTARA BELANDA

DISUSUN OLEH: RAMADHAN SALEHUDDIN SIHOMBING

SEKAR WANGI PERWITAWATI CHOLIFA

AISYAH RAMBE

ZIANA ZETIRA ZEIN

SYAFRUDDIN SYAFI’I SIREGAR

SAYED NASRULLAH LUBIS

SMA NEGRI 1 RANTAU SELATAN

KABUPATEN LABUHAN BATU SUMATRA UTARA


Pada tanggal 19 Agustus 1945, sekitar pukul 13.00 WIB diumumkan lewat radio
tentang sebuah pernyataan dan perintah agar pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang
ke pihak Indonesia terus dilakukan Hal ini semakin membakar semangat para pemuda
Semarang dan sekitarnya untuk melakukan perebutan kekuasaan.Bahkan
Wongsonegoro selaku pemimpinan pemerintahan di Semarang mengeluarkan
pernyataan atau perintah sebagai berikut :

Karena jepang tidak menghiraukan kan perintah tersebut maka pada tanggal 7
Oktober 1945 ribuanpemuda
Semarang mengerumuni tangsi
tentara jepang, kedobitai di
jatingaleh.sementara
pemimpinmereka sendang
berunding di dalam tangsi untuk
penyerahan senjata.akhirnya
disepakati penyerah senjata secara
bertahap

Pada tanggal 14 Oktober


1945 terjadi pertempuran sengit
antara rakyat Indonesia dan pasukan jepang.hal ini terjadi karena ada sekitar 400
tawanan jepang dari pabrik gula cepiring diangkut oleh para pemuda kepenjara
bulu,Semarang.dalam perjalanan sebagian para tawanan berhasil melarikan diri dan
meminta perlindungan kepada batalion kedobitai.pertempuran ini disebut dengan
pertempuran lima hari Semarang.
Di hari yang sama pada
sore hari,terjadi penyiksaan yg
dilakukan oleh jepang kepada
petugas kepolisian Indonesia
yang menjaga persediaan air
minum di wungkal,dan
terdengar pula kabar bahwa air
ledeng di candi telah diracuni
oleh jepang.situasi semakin
memanas ketika Dr.kariadi
kepala laboratorium dinas
purusara Semarang yg ingin
mengecek air tersebut dibunuh
oleh pasukan jepang. akhirnya para pemuda menangkap dan menahan Mayor Jenderal
Nakamura di kediamannya yang terdapat di Magelang.hal ini pun meningkatkan
kemarahan jepang dan jepang berusaha menguasai Semarang kembali.
dalam pertempuran tersebut jepang membagikan pasukannya menjadi tiga kekuatan
yaitu:

1.poros barat, sasarannya penduduk markas kampetai di Karangasem yang telah


di kuasai pemuda
2.poros tengah,dengan sasaran menguasai markas AMRI di hotel du pavillon
3.poros timur,dengan sasaran menduduki sekolah teknik dan mencegah
datangnya bantuan.

Akibatnya kota Semarang mengalami situasi sangat tegang sejak 15 Oktober 1945
dipagi hari,dengan tindakan jepang yg ditujukan untuk pejuang dan warga sekitar.
Perilaku ini memicu puncak kemarahan para pejuang,terutama sekitar 2000 pasukan
Jepang dikabarkan bersiap untuk membalas serangan terhadap posisi pejuang Republik.
Pada 16 Oktober 1945 l,pasukan Jepang berhasil merebut penjara bulu dan
membebaskan tawanan jepang agar mereka ikut dalam pertempuran

Pada 17 Oktober 1945, perundingan gencatan senjata di Candi Baru tercapai dan
disetujui oleh Indonesia.Meski demikian,jepang tetap melanjutkan pertempuran.Pada
hari kelima tepatnya pada tanggal 18 Oktober 1945,jepang berhasil mematahkan
serangan para pemuda.utusan perintah pusat berdatangan untuk merundingkan
perdamaian.tokoh yang hadir pada saat
itu,antara lain Kasman singodimejo dan
Sartono.pihak jepang jenderal nakamura.
perjanjian gencatan senjata yang disetujui
oleh Wongsonegoro pun tercapai,dengan
ancaman dari nakamura yang akan
melakukan pengeboman kota Semarang
jika senjata tidak diserahkan paling lambat
19 Oktober pukul 10.00 WIB
Pada 19 Oktober 1945 saat tidak
ada tanda-tanda bahwa senjata akan
diserahkan di pagi hari tiba-tiba tentara sekutu mendarat di pelabuhan Semarang mereka
terdiri dari pasukan inggris, termasuk Gurkha,tiba untuk melucuti tentara jepang.
Karena kedatangan sekutu inilah pertempuran dapat diakhiri untuk mengenang
pertempuran Lima Hari di Semarang ini maka dibangun monumen dengan sebutan
Tugu Muda.
Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan para pemuda yang gugur pada
peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang pada tanggal 15 hingga 19 Oktober
1945. Dr. Kariadi meninggal dunia dan tentara Jepang kabur pada saat itu.

Monumen ini menggambarkan semangat para pemuda yang berjuang tanpa pamrih dan
tanpa ragu-ragu. Monumen perjuangan ini mulai dibangun pada tahun 1951 dan
diresmikan oleh Presiden RI pertama pada tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari
Kebangkitan Nasional.

Tugu Muda juga memiliki keterkaitan dengan Lawang Sewu, yang terletak di dekatnya.
Lawang Sewu adalah gedung bersejarah yang menjadi saksi bisu dari perjuangan
pemuda Indonesia pada masa itu. Pada saat itu, gedung ini digunakan sebagai markas
tentara Jepang dan menjadi
saksi bisu dari pertempuran
sengit antara tentara Indonesia
dan Jepang. Namun, sekarang
Lawang Sewu telah menjadi
tempat wisata bersejarah yang
menarik di Semarang.

Anda mungkin juga menyukai