Anda di halaman 1dari 9

Klasifikasi Emosi Dalam Lagu Taion, Guren, dan DOGMA dari band The GazettE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan kisah yang menggambarkan berbagai sisi kehidupan. Tarigan (dalam
Rahayu 2023:12) menjabarkan bahwa kajian psikologi dalam studi sastra mendalami segi-segi
kejiwaan si pengarang, karya sastra itu sendiri, dan pembaca. Objek yang akan diteliti pada
penelitian ini adalah sebuah karya sastra populer. Karya sastra populer umumnya bersifat
menghibur dan memiliki nilai jual. Sumarjo (dalam Rahayu 2023:13) mengungkapkan Sastra
populer adalah produk niaga yang menjadi ukuran bernilai atau tidaknya ialah selera masing-
masing. Puisi, prosa, novel, roman, drama, dan cerpen termasuk ke dalam jenis karya sastra
populer. Moeliono (dalam Resdiansyah 2019:1) menjelaskan bahwa lirik lagu adalah bagian dari
karya sastra karena memuat puisi yang berisikan curahan hati, sebagai susunan sebuah nyanyian.
Jadi, penulis memilih lagu untuk dijadikan sebagai objek penelitian ini.

Banyak genre lagu beredar di pasaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lagu ialah
ragam suara yang berirama. Sedangkan menurut istilah, lagu adalah suatu rangkaian dari nada yang
dipadukan dengan irama yang harmonis dan dilengkapi oleh syair yang membentuk sebuah harmonisasi
indah. Syair pada lagu disebut lirik. Kebanyakan penulis lirik menuangkan semua emosi dan perasaannya
saat menulis lagu, sehingga pada bait-bait lirik lagu biasanya mengandung pesan dan makna lain yang tidak
terlihat secara jelas. Banyak orang berpendapat bahwa lirik lagu mempengaruhi emosi seseorang. Tetapi
selain lirik, lagu juga dirangkai atas sebuah nada atau musik. musik juga berperan dalam mempengaruhi
emosi, perasaan, dan suasana yang menggambarkan lagu tersebut. Beberapa genre musik seperti musik
klasik bisa meningkatkan perasaan bahagia dan menurunkan tingkat stress (The Effect of Music on the
Human Stress Response, 2012). Oleh karena itulah lagu memuat bentuk emosi yang terkandung di
dalamnya. Tanpa kedua elemen tersebut, lagu tidak akan tercipta dan tidak memiliki bentuk apapun.

Emosi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan sebagai luapan perasaan yang
berkembang dan surut dalam waktu singkat; keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti
kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan) pada seorang individu. Sedangkan Perasaan menurut KBBI
yaitu, hasil atau perbuatan merasa dengan pancaindra; rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi
(merasai) sesuatu. Emosi dan perasaan berkaitan erat dengan dengan psikologi. Beberapa ahli menyebut
bahwa di dalam emosi terkandung perasaan. Hal ini berarti perasaan merupakan komponen dari emosi.
Perasaan bisa diartikan dengan keadaan yang sedang terjadi dalam diri seseorang. Sedangkan emosi hanya
Ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi pada dirinya.
David Krech (1958) dalam bukunya yang berjudul ‘Element of Psychology’ menjelaskan bahwa emosi
adalah reaksi perasaan terhadap seseorang atau kejadian. Ia mengklasifikasikan emosi manusia menjadi
empat poin besar, yaitu emosi dasar, emosi yang berhubungan dengan rangsangan sensorik, emosi yang
berhubungan dengan penilaian diri sendiri, dan emosi yang berhubungan dengan orang lain. Emosi dasar
adalah emosi yang meliputi kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan kesedihan. Keempat situasi ini
membuat mereka terlibat erat dengan aktivitas yang membangkitkan gairah, mengejar tujuan, dan oleh
karena itu cenderung memiliki tingkat ketegangan yang tinggi. Emosi yang berhubungan dengan
rangsangan sensorik bisa saja menyenangkan atau tidak menyenangkan. Tingkat rangsangannya mungkin
intens terhadap objek yang bersifat positif atau negatif. Perasaan seperti sukses dan gagal, malu, bangga,
bersalah, dan penyesalan, adalah emosi yang menengukan persepsi seseorang terhadap perilakunya sendiri.
Hal inilah yang diklasifikasikan ke dalam emosi yang berkaitan dengan penilaian diri sendiri. Sedangkan
emosi yang berkaitan dengan orang lain adalah pengalaman emosional diri sendiri dan orang lain sebagai
objek. Teori ini dipakai karena memuat jenis-jenis emosi secara spesifik berdasakan klasifikasinya.

Jepang merupakan pasar musik terbesar di Asia. Data dari The International Federation of the
Phonographic Industry (IFPI) melalui laporan Global Music Report 2023 menyatakan pasar musik
di Jepang mengalami pertumbuhan berturut-turut (+5,4%) selama dua tahun ke belakang. Hal ini
tentu menempatkan Jepang sebagai pasar musik terbesar ke-2 setelah Amerika dengan total
pendapatan yang mencapai $26.2 Juta. Menurut IFPI pasar Jepang memiliki struktur penjualan
yang unik di mana mereka masih mengandalkan pada penjualan media fisik seperti CD atau DVD
yang penjualannya mencapai 66%. Sedangkan distribusi digital hhanya menyumbang sekitar 34%
pada tahun 2022. Menurut situs Badan Perdagangan Amerika (ITA) hal ini disebabkan karena
masyarakat Jepang yang rata-rata sudah mulai menua. Alasan tersebut menyebabkan berlanjunya
keinginan konsumen akan media fisik dibanding format digital. Jenis lagu yang populer di Jepang
bisa kita bagi menjadi dua genre, Jpop dan Jrock. Jpop dewasa ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat, terutama sebagai lagu pembuka atau penutup anime. Sedangkan musik rock Jepang,
yang semakin hari semakin banyak bermunculan musisi-musisi baru. Ada salah satu gaya unik
yang berasal dari Jepang, yaitu Visual Kei.

Visual kei berasal dari dua kata yaitu Visual dan kei (gaya; 系) yang bisa diartikan sebagai
“Gaya Visual” merujuk pada sebuah gerakan subkultur dalam musik J-Rock yang populer pada
tahun 1990-an. Visual Kei tidak mengacu pada jenis musik atau lagu tertentu, melainkan sebuah
gerakan berpakaian dengan gaya visual. Ciri khas dari gerakan ini adalah dengan menggunakan
make up yang mencolok, berpakaian dengan kostum rumit dan memiliki gaya rambut yang
dramatis seperti karakter anime. Gerakan ini muncul sebagai perpaduan antara musik glam rock,
punk, dan new wave yang digabungkan dengan teater kabuki dan shōjo (komik wanita muda). Grup
band heavy metal Jepang, X Japan yang berdiri pada tahun 1982 sering dianggap sebagai pencetus
dari gerakan ini. Mereka terkenal karena gaya rambut yang menentang gravitasi, pakaian yang
flamboyan, dan dandanan yang berlebihan. Pada saat itu, gaya mereka mengejutkan para orang tua
sekaligus memikat remaja di seluruh negara, termasuk Jepang. Walaupun pada awalnya gerakan
ini digambarkan sebagai aliran heavy rock atau metal, namun seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa Visual Kei sebenarnya mencakup berbagai macam genre dan terus berkembang
hingga saat ini.

Tidak ada catatan resmi mengenai bagaimana masuknya lagu-lagu band Visual Kei ke
Indonesia. Tetapi, jika dilihat dari kronologi waktu, lagu dari band Visual Kei sendiri mulai
digemari oleh pencinta lagu Jepang di Indonesia sejak awal tahun 2000-an lewat masuknya internet
pada masa itu. Hal ini ditandai dengan munculnya grup band dengan aliran Visual Kei seperti grup
band Wasabi yang berasal dari Jakarta. Selain itu mulai muncul fandom grup band Visual Kei.
Selain melalui internet, penayangan anime di stasiun televisi lokal juga menjadi salah satu cara
penyebaran lagu band Visual Kei di Indonesia. Karena pada saat itu, banyak studio anime yang
menggunakan lagu band Visual Kei untuk menjadi soundtrack yang dirilis oleh anime. Contohnya
adalah lagu berjudul Alumina dari grup band Nightmare. Lagu ini pertama kali dirilis dalam single
‘The WORLD/Alumina’ pada 18 Oktober 2006. Single ini menempati puncak ke-5 di Oricon
Charts. Lagu ini kemudian dijadikan sebagai lagu ending pertama dalam serial anime Death Note
pada Desember 2006. Lalu ada lagu berjudul Shiver karya band The Gazette yang menjadi lagu
pembuka musim kedua dari serial anime Black Buttler (Kuroshitsuji). Lagu ini pertama kali dirilis
dalam bentuk maxi-single dengan judul yang sama pada tahun 2010. Band The Gazette juga
merupakan grup band Jepang yang terkenal di kalangan pencinta musik Jepang seluruh dunia,
termasuk Indonesia.

The Gazette (ditulis The GazettE) adalah grup musik rock asal Kanagawa, Jepang yang
mengusung tema visual kei. Band ini dibentuk pada tahun 2002. Pada awalnya band ini dikontrak
oleh label Matina dan merilis single pertama mereka yang berjudul Wakaremichi. Band ini
memiliki 5 orang anggota yaitu Ruki, Uruha, Aoi, Reita, dan Yune. Hingga pada awal 2003 Yune
memutuskan keluar dari band dan digantikan oleh Kai. Setelah itu mereka menandatangani kontrak
dengan PS Company dan merilis EP pertama mereka, Cockayne Soup pada bulan Mei.

Ruki adalah vokalis The Gazette sekaligus menjadi member termuda dalam band ini. Ruki
memiliki nama asli Takanori Matsumoto (松本たかのり) lahir di Prefektur Kanagawa 1 Februari
1982. Sebelum bergabung dengan The Gazette, Ruki merupakan member dari band Mikoto,
Ma’die Kusse, Kar+te=zyAnose. Selain memiliki kemampuan di bidang musik, Ruki juga tertarik
dengan dunia fesyen dan mempunyai brand sendiri yaitu NIL DUE / NIL UN yang berbasis di
Tokyo, Jepang. Selain fesyen, ia juga tertarik pada seni tattoo, perhiasan, dan fotografi. Ruki juga
memiliki trauma aneh dengan stroberi. Sewaktu kecil ia menyukai stroberi, namun pada saat ulang
tahunnya ia memakan banyak stroberi yang mengakibatkan masalah pada perutnya. Semenjak saat
itu ia tidak memakan stroberi lagi. Kutipan favoritnya adalah “Ketika kamu hidup, ketidakpuasan
adalah hal yang tak dapat kau hindari,”.

Uruha yang bernama asli Takashima Kōyō (高島宏陽) adalah Lead Guitarist dari band The
Gazette. Ia lahir di Kanagawa tanggal 9 Juni 1981. Band sebelumnya yaitu Karasu, Ma’die Kusse,
Kar+te=zyAnose. Kebalikan dari Ruki, ia adalah member yang paling tinggi yang ada di grup band
ini. Hobinya selain bermusik adalah minum bir dan sampanye. Ia juga hobi menginap di rumah
member lain lalu mengambil alih kasur milik tuan rumah untuk tidur. Jadi tuan rumah yang ia
tumpangi harus tidur di lantai atau sofa. Uruha dan Reita adalah teman sekolah dan bertemu di
klub sepak bola sekolahnya. Tapi mereka berdua selalu berkelahi kalau urusan makanan. Uruha
mempunyai tanaman peliharaan bernama Pakira-chan. Uruha pernah memposting di blognya jika
suatu waktu ia dihadiahi iPod dan memakainya bukan hanya untuk mendengar musik, tetapi untuk
jogging karena alat tersebut bisa menampilkan jumlah kalori yang terbakar. Kenangan yang selalu
ia ingat adalah saat ia dikejar-kejar oleh Yakuza.

Masih di posisi gitaris, pada rhythm ada Aoi yang sekaligus menjadi backing vocal dalam band
ini. Nama asli Aoi adalah Shiroyama Yuu (城山優) ia lahir di Prefektur Mie pada 20 Januari 1979.
Band sebelumnya yaitu Mervilles dan Artia. Aoi sangat menyukai gitar, mandi air hangat dan
berselancar. Ruki berkata saat mereka ke Hawaii Aoi pergi berselancar sendiri. Dia adalah member
band yang paling tua dan memiliki aura yang kuat dibanding member lain. Aoi juga bisa sangat
mudah cemburu. Selain itu Aoi bisa berbicara dalam 3 dialek. Ia pernah tinggal di Fukuoka dan
merasa sangat familiar dengan dialek yang dipakai di sana, hal ini terjadi karena dialek Fukuoka
sedikit mirip dengan dialek Kansai.

Beralih ke posisi bass, ada Reita. Reita merupakan salah satu member terunik dalam grup band
ini karena ia sering terlihat mengenakan noseband atau topeng setiap kali tampil di depan publik.
Nama asli Reita adalah Suzuki Akira (鈴木晃) ia lahir di Prefektur Kanagawa 27 Mei 1981. Reita
berada di band yang sama dengan Uruha sebelumnya, yaitu Karasu, Ma’die Kusse,
Kar+te=zyAnose. Reita memiliki koleksi DVD musik rock dan tidak menyukai jika seseorang
berbuat tidak senonoh. Selain itu Reita adalah member yang paling keras kepala dan Reita
menganggap semua bassis dari grup band lain itu adalah saingannya, jadi ia akan selalu
menampilkan performa terbaik saat di atas panggung. Ia tidak menyukai sayur dan bisa berbicara
dalam 3 dialek seperti Aoi.

Di posisi terakhir ada Kai di drum. Kai juga merupakan backing vocal selain Aoi. Ia lahir di
Tokushima pada 28 Oktober 1981. Kai menggantikan drummer sebelumnya, Yune. Band
sebelumnya yaitu La’DeathopiA dan Mareydi†Creia. Kai menyukai musim dingin karena salju
dan musim liburan. Ia juga hobi memasak dan bermain game. Ia dianggap sebagai sosok ibu dalam
grup band ini karena memang bersifat keibuan dan dijadikan pemimpin oleh anggota band yang
lain. Berbeda dengan Ruki yang menyukai seni tattoo, Kai sebaliknya tidak menyukai tattoo, tindik,
dan perhiasan. Kai adalah member yang selalu berfikir positif, saat kecil ia pernah dirundung dan
ia malah membuat si perundung tertawa. Ibu Kai fasih berbahasa Inggris, jadi ketika ada surat dari
penggemar yang berbahasa Inggris ia akan meminta ibunya untuk membacakan isi dari surat
tersebut. Kai bukan seorang peminum dan berhenti minun karena satu kejadian yang membuatnya
memutuskan untuk berhenti. Tetapi, ia memiliki brand bir favorit dari Okinawa yaitu Awamori.
The Gazette sekarang berada di bawah naungan label besar Sony Music Entertainment. Band
ini merilis beberapa lagu yang sempat membuat heboh penggemar dan orang awam karena memuat
pesan-pesan tertentu yang sering dikaitkan dengan suatu kejadian dan fenomena yang terjadi di
dunia nyata.

Misalnya dalam lagu Taion yang berarti suhu tubuh. Lagu ini pertama kali dirilis di album NIL
pada tahun 2006 dan dirilis ulang pada album TRACES VOL. 2 BALLAD BEST pada tahun 2017
dan mendapatkan 58 ribu pendengar pada platform Youtube Music. Lagu ini sempat membuat
heboh penggemar The Gazette di internet karena liriknya diduga memuat cerita dari kasus
pembunuhan Junko Furuta yang fenomenal di Jepang pada saat itu. Selain terkait dengan kasus
tersebut, lagu ini juga memuat lirik yang berbau seksual namun tidak ditampilkan secara ekspilit.

Selain itu, ada lagu Guren yang berarti merah tua. Lagu ini merupakan maxi-single ke-13 dari
The Gazette yang dirilis pada 13 Februari 2008. Lagu ini berhasil menduduki posisi pertama di
tangga lagu Oricon. Lagu ini kemudian dimasukkan ke dalam album DIM pada tahun 2009 dan
sudah didengar sebanyak 183 ribu kali di platform Youtube Music. Lagu ini dirilis tiga kali yaitu
dalam album DIM (2009) dan album kompilasi TRACE BEST OF 2005-2009 (2011) & TRACES
VOL.2 BALLAD BEST (2017). Lagu ini juga dipakai sebagai lagu tema untuk promosi brand
perhiasan asal Jepang, GEMcerey. Secara garis besar lagu ini mengeksplorasi tema kerinduan, rasa
sakit, dan kerumitan cinta. Liriknya menggambarkan rasa penyesalan dan keinginan untuk
mempertahankan ingatan dan nama seseorang, bahkan dalam ketidakhadirannya, seperti yang
dilambangkan dengan kalimat "Gomena ato sukoshi, anata no namae to nemurasete" (Maaf,
izinkan aku tidur dengan namamu sedikit lebih lama). Jika dilihat sekilas pada liriknya tidak ada
yang aneh dan terdengar seperti lagu cinta pada umumnya. Akan tetapi ada sesuatu dan maksud
lain sehingga lagu ini diduga mengarah ke pada kasus aborsi yang marak terjadi di kalangan
pemuda Jepang saat itu.

Di urutan terakhir ada lagu berjudul DOGMA yang dirilis tahun 2015 di album DOGMA. Lagu
ini sudah didengar sebanyak 144 juta kali pada platform Youtube Music. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) dogma berarti pokok ajaran tentang kepercayaan yang harus diterima
sebagai hal benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan. Pokok dari permasalahan lagu ini
adalah, lagu ini becerita tentang seseorang yang menentang tuhan dan mengajak menuju kegelapan.
Sehingga menjadikan lirik pada lagu ini bermakna negatif di mata pendengarnya. Dalam tesis yang
berjudul Makna Negatif pada Dua Lirik Lagu Dalam Album DOGMA: Pengimajian (2019) Kesan
pertama saat mendengarkan DOGMA adalah betapa negatifnya nada-nada tersebut dibandingkan
dengan album lainnya. Ia juga menekankan pada bebeapa lagu di album yang sama memiliki arti
yang kurang baik dan menyimpang dari judul lagu tersebut.

Penulis memilih ketiga lagu tersebut karena ketiga lagu tersebut memiliki keterkaitan dengan
bentuk emosi yang disampaikan melalui lirik lagu tersebut. Meskipun tema dan isi dari liriknya
berbeda dan tidak berhubungan satu sama lain, penulis dapat mengklasifikasikan lirik lagu yang
ada pada ketiga lagu tersebut dalam menyampaikan emosi penulisnya berdasarkan teori psikologi
sastra dari David Krech

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah hanya emosi yang ada dalam lagu Taion, Guren, dan DOGMA
dari band The GazettE dengan menggunakan teori psikologi sastra David Krech sebagai objek dari
penelitian.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai
berikut.

1. Apa saja Struktur fisik yang ada pada lagu Taion, Guren, dan DOGMA?
2. Klasifikasi emosi apa yang terdapat pada lagu Taion?
3. Klasifikasi emosi apa yang ada pada lagu Guren?
4. Apa saja bentuk klasifikasi yang ada pada lagu DOGMA?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengungkap klasifikasi emosi yang terkandung dalam lirk lagu
Taion, Guren, dan DOGMA menggunakan teori psikologi sastra David Krech dengan
menggunakan keempat poin klasifikasi emosi yang ada dalam buku Element of Psychology.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penjelasan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis dan praktis.

Manfaat Teoritis

1. Mendeskripsikan klasifikasi emosi yang ada pada tiga lirik lagu The Gazette.
Manfaat Praktis

1. Bagi pembaca, diharapkan hasil dari penelitian ini berguna dan menambah wawasan
tentang bentuk emosi pada lagu The Gazette yang berjudul Taion, Guren, dan DOGMA
maupun pada jenis karya sastra yang lain. Penelitian ini juga memperkenalkan teori
psikologi David Krech.

2. Bagi peneliti lain, Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya
dalam penelitian karya sastra sejenis dengan objek yang berbeda.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode Penelitian

Metode adalah teknik yang digunakan dalam suau penelitian. Metode penelitian adalah
prosedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah. Metode yang
digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Tujuan metode penelitian
kualitatif adalah untuk mencari pengertian yang mendalam tentang suatu gejala, fakta, atau
realita. Fakta, realita, gejala, serta peristiwa hanya dapat dipahami bila peneliti menelusirinya
secara mendalam dan tidak hanyak terbatas pada pandangan di pemukaannya saja (J.R Raco
2010:1). Oleh karena itu data dalam metode kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti
adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan sekedar yang terlihat, terucap,
tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap (Sugiono 2015:2)

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dianalisa merupakan data sekunder yang berasal dari lirik lagu The Gazette
yang berjudul Taion, Guren, dan DOGMA dalam Bahasa Jepang dengan terjemahan dalam
Bahasa Inggris. Lirik tersebut akan diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Indonesia dengan
menggunakan kamus digital Japanese Dictionary Takoboto sebagai sumber rujukan untuk
menerjemahkan kata-kata yang ada pada lirik lagu tersebut sehinga membentuk terjemahan
dalam bentuk kalimat. Kemudian, setiap kalimat dari bait-bait lirik lagu tersebut akan dianalisa
menggunakan teori psikologi sastra menurut David Krech. Makna dari setiap kalimat akan
dianalisa dengan ke empat poin emosi manusia menurut teori tersebut. Kamudian data yang
telah dianalisa akan dicatat, untuk selanjutnya akan disajikan melalui tabel yang memuat
klasifikasi emosi apakah kalimat tersebut dikelompokkan sesuai penjelasan dari teori psikologi
sastra dari David Krech.
1.4.3 Instrumen Penelitian

Untuk melakukan analisis tersebut diperlukan instrumen agar proses analisis bisa dilakukan
dengan tepat. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
perangkat headphone untuk mendengarkan lagu, music streaming platform sebagai media
untuk mendengarkan lagunya, kemudian menggunakan buku dan pena sebagai alat untuk
mencatat maksud dari tiap kalimat yang didengarkan dari lagu tersebut, dan data yang ada akan
dikonfirmasikan ulang dengan kamus Bahasa Jepang daring. Kemudian menggunakan
perangkat komputer untuk menyusun hasil penelitiannya.

1.4.4 Tahap Penelitian


Tahapan penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah.
1. Memilih dan mendengarkan lagu.
2. Menerjemahkan isi lirik lagu.
3. Menentukan identifikasi masalah pada lagu.
4. Menentukan teori yang akan digunakan.
5. Membedah dan menganalisis lirik lagu
6. Menyimpulkan hasil analisis
7. Menyusun laporan hasil analisis.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang ada pada penelitian ini terdiri dari 4 bab sebagai berikut.

Pada Bab 1 penulis akan menjelaskan latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan metode penelitian.

Pada Bab 2 penulis akan menjelaskan landasan teori.

Pada Bab 3 penulis akan menjabarkan dan membahas hasil temuan data dan penelitian
yang sudah terkumpul dan teori yang digunakan untuk menganalisa lagu tersebut.
Pada Bab 4 penulis akan menulis rangkuman dari data, teori yang digunakan, dan hasil
analisis penelitian dari bab sebelumnya dan menyimpulkan kesimpulan dari pembahasan
tersebut. Daftar Pustaka juga dicantumkan di halaman akhir.

Anda mungkin juga menyukai