*Korespondensi: aryosmukti@gmail.com
ABSTRACT
This article aims to carry out an in-depth analysis of the use of figures of speech in the song lyrics
contained in the album "Bintang Lima" by the music group Dewa 19. Figures of speech are a form
of figurative language that is often used in song lyrics to convey messages creatively and emotionally.
This research uses literary and linguistic analysis methods to identify the types of figures of speech
used and reveal their meaning and contribution to song understanding. Through this approach, this
article provides in-depth insight into how Dewa 19 uses metaphors to create artistic nuances and
expressions in their song lyrics. This analysis not only explains the use of individual figures of
speech, but also explores the relationships between figures of speech and their implications for the
overall understanding of the song in the context of the album "Bintang Lima". It is hoped that the
results of this research can provide a deeper understanding regarding the creative power and
expression of art in the use of figurative language by Dewa 19. In addition, this article can be a
contribution to literary and music studies in understanding how poets and musicians combine
artistic elements to convey messages. deep through the medium of song lyrics.
Keywords:
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam terhadap penggunaan kiasan dalam lirik
lagu yang terdapat dalam album "Bintang Lima" karya grup musik Dewa 19. Kiasan adalah salah
satu bentuk bahasa figuratif yang sering digunakan dalam lirik lagu untuk menyampaikan pesan
secara kreatif dan emosional. Penelitian ini menggunakan metode analisis sastra dan linguistik untuk
mengidentifikasi jenis-jenis kiasan yang digunakan serta mengungkap makna dan kontribusinya
terhadap pemahaman lagu. Melalui pendekatan ini, artikel ini memberikan wawasan mendalam
tentang cara Dewa 19 menggunakan kiasan dalam menciptakan nuansa dan ekspresi artistik dalam
lirik lagu mereka. Analisis ini tidak hanya memaparkan penggunaan kiasan secara individual, tetapi
juga menggali hubungan antar-kiasan serta implikasinya terhadap pemahaman keseluruhan lagu
dalam konteks album "Bintang Lima". Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman lebih dalam terkait dengan daya kreasi dan ekspresi seni dalam penggunaan kiasan oleh
Dewa 19. Selain itu, artikel ini dapat menjadi kontribusi bagi studi sastra dan musik dalam
memahami cara penyair dan musisi menggabungkan unsur-unsur artistik untuk menyampaikan
pesan yang mendalam melalui medium lirik lagu.
Kata Kunci:
1. PENDAHULUAN
Musik merupakan bentuk seni yang memiliki kemampuan unik untuk menyampaikan
emosi, pemikiran, dan pengalaman melalui medium bunyi. Seiring dengan itu, lirik lagu
menjadi bagian integral dalam membentuk makna dan menyampaikan pesan dalam karya
musik. Salah satu elemen sastra yang sering digunakan dalam lirik lagu adalah kiasan.
Kiasan, sebagai perangkat bahasa figuratif, menambah dimensi artistik dan ekspresif dalam
penulisan lirik.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam terhadap penggunaan
kiasan pada lagu-lagu yang terdapat dalam album "Bintang Lima" karya grup musik
legendaris Indonesia, Dewa 19. Dewa 19, dengan warisan musiknya yang mendalam dan
pengaruh yang luas, telah menciptakan karya-karya yang tidak hanya populer di kalangan
penggemar, tetapi juga diakui secara luas dalam kancah musik Indonesia.
Album "Bintang Lima" dipilih sebagai objek penelitian karena album ini dianggap
sebagai salah satu karya puncak Dewa 19 yang menonjolkan perubahan dalam gaya musik
dan kedalaman lirik. Dengan fokus pada penggunaan kiasan, penelitian ini akan
mengeksplorasi bagaimana Dewa 19 menghadirkan elemen sastra ini dalam lirik lagu
mereka, dan bagaimana penggunaan kiasan tersebut memengaruhi pemahaman, emosi, dan
interpretasi pendengar (Umami 2009).
Dengan memahami penggunaan kiasan dalam lirik lagu, kita dapat menggali lebih
dalam ke dalam ekspresi artistik Dewa 19, serta meresapi kompleksitas pesan yang ingin
disampaikan melalui karya-karya mereka. Melalui analisis ini, diharapkan kita dapat
memperkaya pemahaman tentang bagaimana bahasa figuratif dapat memberikan lapisan
makna yang mendalam dalam konteks musik Indonesia (Apriant, Thahar, and Zulfadhli
2012).
Dewa 19 merupakan grup musik fenomenal dan legendaris yang terkenal di era 90-an,
mengususng tema rock dalam dunia permusikan di Indonesia. mulanya dibentuk oleh
Ahmad Dhani (keyboard, vokal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan
Andra Junaidi (gitar). Dewa 19 menjadi salah satu grub musik paling berpengaruh dalam
dunia permusikan di Indonesia. Band Dewa berdiri pada 26 Agustus 1986 di Surabaya.
Anggotanya terdiri dari Ahmad Dhani, Andra Ramadhan, Yuke Sampurna, Agung Yudha.
Grup ini telah beberapa kali mengalami pergantian personel dan formasinya saat ini adalah
Ahmad Dhani (kibor), Andra Junaidi (gitar), Yuke Sampurna (bas), dan Agung Yudha
(drum). Setelah merajai panggung-panggung festival di akhir era 1980-an, Dewa 19
kemudian hijrah ke Jakarta dan merilis rekaman pertamanya pada tahun 1992. Grup ini
meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dengan vokalis Ari Lasso dan dekade 2000-
an dengan vokalis Once Mekel. Lagu lagu yang telah dirilis dewa kebanyakan membahas
tentang percintaan, mulai dari menjelaskan tentang kerinduan, memuja seorang wanita, dan
kisah percintaan lainnya.
Sepanjang karirnya Dewa 19 telah merilis sebanyak 11 album yaitu 19 (1992), Format
Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best Of Dewa 19
(1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama Cinta I & II (2004),
Laskar Cinta (2004), Republik Cinta (2006), dan Kerajaan Cinta (2007). Dewa 19 sangatlah
diminati oleh kalangan muda maupun tua karena berhasil menggambarkan perasaan sedih
dalam melodi rock, melodi yang menggugah semangat namun ditemani dengan lirik yang
terkadang bernuansa sedih yang mana hal ini disukai oleh remaja remaja masa kini.
Dewa mengusung berbagai tema percintaan dari mulai memuji paras wanita yang
dijelaskan dalam lagu “Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia” sampai dengan
lagu sedih contohnya adalah lagu “Roman Picisan”. “Dewa 19 telah melalui naik turun
dalam perihal popularitas, banyak masalah yang mereka harus hadapi ketika berkarir dalam
grub tersebut. Nama Dewa kembali menjadi Dewa 19 tatkala merilis album ke-8 yang
bertajuk "Laskar Cinta" (2004). Popularitas Dewa 19 terus melejit di dunia internasional.
Dewa 19 vakum lama pada 2007 akibat kesibukan anggotanya. Masing-masing member
sibuk dengan proyek band barunya seperti Ahmad Dhani dengan The Rock, Andra dengan
Andra and The BackBone dan Yuke dengan band barunya Number One. Sedangkan Once
memilih untuk bersolo karir (Martani, Muryati, and Wahyuni 2019).
Meski begitu Dewa 19 sempat merilis single "Perempuan Paling Cantik di Negeriku
Indonesia" (2008) dan "Bukan Cinta Manusia Biasa" (2009). Sayangnya hal tersebut tak
membuat Dewa 19 kembali solid layaknya dulu. Puncaknya Once resmi mengundurkan
diri dari Dewa 19 pada 2011 untuk memilih berkonsentrasi pada karir solonya. Semenjak
itu, Dewa memutuskan untuk bubar setelah 25 tahun berdiri. Sepanjang karirnya Dewa
telah merilis 8 album. Dewa 19 merupakan salah satu grup paling berpengaruh dalam
sejarah musik Indonesia. Pada tahun 2008, Dewa 19 masuk ke dalam daftar "The
Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone.
Mereka juga telah menerima banyak penghargaan, termasuk Anugerah Khas pada
pergelaran Anugerah Planet Muzik 2005 di Singapura. Pada tahun yang sama, majalah Hai
menobatkan Dewa 19 sebagai band terkaya di Indonesia dengan pendapatan mencapai
lebih dari 14 miliar setahun. Sampai tahun 2023, Dewa 19 juga masih menyandang status
sebagai salah satu artis termahal di Indonesia.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pada penulisan artikel, digunakan beberapa tinjauan Pustaka yang diperuntukkan
sebagai bahan acuan penuisan dan penelitian yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
Tinjauan dimulai dengan merinci konsep-konsep dasar mengenai kiasan dalam konteks
musik dan sastra. Dalam literatur, terdapat banyak definisi dan klasifikasi mengenai kiasan
serta fungsinya dalam menyampaikan pesan dengan cara yang kreatif dan emosional.
Meninjau literatur yang berkaitan dengan analisis seni dan kritik musik untuk
memahami bagaimana kritikus musik atau peneliti seni melihat penggunaan kiasan dalam
karya seni, termasuk lirik lagu.
Menyoroti sejarah Dewa 19 sebagai salah satu grup musik paling berpengaruh di
Indonesia. Bagaimana Dewa 19 telah memengaruhi perkembangan musik Indonesia dan
bagaimana karya-karya mereka, khususnya dalam album "Bintang Lima", dihargai oleh
penggemar dan kritikus.
Menjelaskan bagaimana album "Bintang Lima" dari Dewa 19 dianggap sebagai fokus
penelitian. Merinci konteks artistik dan tematik album tersebut untuk memberikan landasan
pemahaman mengenai penggunaan kiasan dalam lirik lagu.
3. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis penggunaan
kiasan dalam lirik lagu. Pendekatan ini dipilih untuk memungkinkan peneliti memahami
dan menggali makna-makna mendalam yang terkandung dalam kiasan yang digunakan
oleh Dewa 19. Menjelaskan bagaimana data utama diambil dari lirik lagu yang terdapat
dalam album "Bintang Lima" karya Dewa 19. Penelitian ini akan memfokuskan pada teks
lagu sebagai data utama untuk analisis kiasan.
Dalam analisis penggunaan kiasan pada lagu-lagu Dewa 19 di album "Bintang Lima",
hasil menunjukkan bahwa jenis kiasan yang dominan adalah metafora. Metafora digunakan
secara luas untuk menciptakan gambaran dan mengungkapkan makna dengan cara yang
kreatif. Hal ini mencerminkan kecenderungan Dewa 19 untuk menyampaikan pesan-pesan
kompleks melalui bahasa metaforis, menciptakan dimensi emosional dan artistik yang kuat
dalam lirik lagu mereka.
Analisis juga mengungkap pola penggunaan kiasan yang terkait erat dengan tematik
umum album "Bintang Lima". Kiasan tidak hanya muncul sebagai perangkat sastra
individual di setiap lagu, tetapi juga terhubung dalam naratif keseluruhan album. Sebagai
contoh, metafora yang sering kali berpusat pada elemen alam, bintang, atau warna,
memberikan kesan kohesif dan menyatukan lagu-lagu dalam album tersebut (Laila Nur
Hasbillaah and Andhiny Avrilia Rachmaningtyas 2022).
Namun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan, terutama terkait dengan jumlah
lagu yang dianalisis dan fokus eksklusif pada satu album. Oleh karena itu, terdapat peluang
untuk penelitian selanjutnya yang melibatkan sampel yang lebih besar atau mengeksplorasi
album-album lain dari Dewa 19. Penelitian lanjutan dapat membantu memperdalam
pemahaman tentang penggunaan kiasan dalam konteks musik Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis, majas kiasan yang terdapat dalam lirik lagu Dewa 19 album
Bintang Lima dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
• Kiasan perbandingan, yaitu majas yang membandingkan dua hal yang berbeda
secara eksplisit dengan menggunakan kata-kata pembanding seperti bagai, laksana,
seumpama, bak, seperti, dan sebagainya. Majas perbandingan yang terdapat dalam
lirik lagu Dewa 19 album Bintang Lima antara lain:
• Kiasan personifikasi, yaitu majas yang membandingkan benda mati atau abstrak
dengan manusia yang dapat berfikir, berperasaan, dan bertindak. Contoh:
• Kiasan metonimia, yaitu majas yang membandingkan dua hal yang berhubungan
secara sebab-akibat atau yang berhubungan secara tempat. Contoh:
o "Lihat matanya, betapa merdunya" (Cinta Adalah Misteri)
o "Tangan-tanganmu yang hangat" (Separuh Nafas)
o "Bibirmu yang manis" (Roman Picisan)
Penggunaan majas kiasan dalam lirik lagu Dewa 19 album Bintang Lima memiliki
beberapa fungsi, yaitu:
• Fungsi estetika, yaitu untuk membuat lirik lagu menjadi lebih indah dan
menarik. Majas kiasan dapat membantu menciptakan efek tertentu dalam lirik
lagu, seperti efek dramatis, romantis, atau humoris.
• Fungsi persuasif, yaitu untuk membujuk pendengar untuk merasakan apa yang
dirasakan oleh penyanyi. Majas kiasan dapat membantu pendengar untuk lebih
memahami dan merasakan emosi yang ingin disampaikan oleh penyanyi.
• Fungsi informatif, yaitu untuk menyampaikan informasi secara lebih
efektif. Majas kiasan dapat membantu menyampaikan informasi secara lebih
singkat dan mudah dipahami.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan majas kiasan dalam lirik lagu Dewa 19
album Bintang Lima yang menarik dan efektifPada lagu "Cinta Adalah Misteri", Ahmad
Dhani menggunakan majas metafora untuk membandingkan cinta dengan misteri. Majas
ini digunakan untuk menunjukkan bahwa cinta adalah sesuatu yang sulit dipahami dan
dijelaskan (Yudha 2015).
Pada lagu "Separuh Nafas", Ahmad Dhani menggunakan majas personifikasi untuk
membandingkan kenangan dengan manusia. Majas ini digunakan untuk menunjukkan
bahwa kenangan dapat memiliki kekuatan yang besar dalam kehidupan seseorang.
Kenangan pun tersenyum Saat kita berpisa
Pada lagu "Roman Picisan", Ahmad Dhani menggunakan majas metonimia untuk
membandingkan bibir dengan manisnya cinta. Majas ini digunakan untuk menunjukkan
bahwa cinta dapat dirasakan melalui sentuhan fisik.
5. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, kami telah melakukan analisis mendalam terhadap penggunaan
kiasan dalam lirik lagu yang terdapat dalam album "Bintang Lima" karya Dewa 19. Hasil
penelitian menunjukkan sejumlah temuan yang memberikan wawasan tentang cara grup
musik ini menghadirkan kekayaan artistik melalui bahasa kiasan dalam konteks musik
Indonesia.
Salah satu temuan utama adalah dominansi penggunaan metafora dalam lirik lagu.
Metafora memberikan dimensi ekspresif yang kuat, memungkinkan pendengar untuk
merasakan dan memahami makna lagu melalui gambaran-gambaran imajinatif.
Penggunaan metafora ini tidak hanya memperkaya makna lagu secara individual, tetapi
juga memberikan kontribusi terhadap keutuhan naratif album "Bintang Lima".
Selain itu, temuan menunjukkan adanya pola penggunaan kiasan yang mendukung
tematik umum album. Kiasan tidak hanya berfungsi sebagai perangkat artistik, tetapi juga
memperkuat pesan dan cerita yang ingin disampaikan oleh Dewa 19 melalui karya-karya
mereka. Implikasi dari temuan ini menggarisbawahi kecanggihan seni musik dalam
menyampaikan emosi, pemikiran, dan pengalaman melalui medium lirik lagu.
Apriant, Annika, Haris Effendi Thahar, and Zulfadhli. 2012. “Katerogi Dan Fungsi
Majas Dalam Lirik Lagu Album Bintang Lima Dewa19.” Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia 1 (1): 8.
Hidayat, Rahmat. 2014. “Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu
‘Laskar Pelangi’ Karya Nidji.” EJournal Ilmu KOmunikasi 2 (1): 243–58.
http://www.fisip-unmul.ac.id.
Horiyani, Sri. 2011. “Analisis Bentuk Dan Makna Gaya Bahasa Lagu-Lagu
Samawa Dalam Album Losonk Sebagai Materi Pembelajaran Muatan Lokal Di
SMP.” Universitas Mataram.
Kurniasari, Nia, Vika Andrianti, and Heri Isnaini. 2018. “Analisis Kesalahan Ejaan
Pada Salah Satu Judul Berita ‘Isu Tka Digoreng Menjelang Pilpres’ Pada Surat
Kabar Tribunjabaredisi 25 April 2018.” Pada Surat Kabar Tribun Jabar Edisi 1
(4): 527–34.
Laila Nur Hasbillaah, and Andhiny Avrilia Rachmaningtyas. 2022. “Surat Tersirat
Dari Dewa 19: Analisis Gaya Bahasa Pada Lagu “Roman Picisan“.” Jurnal
Pendidikan, Bahasa Dan Budaya 1 (1): 22–27.
https://doi.org/10.55606/jpbb.v1i1.686.
Martani, Faskhalia Tri, Sri Muryati, and Tutik Wahyuni. 2019. “Pemakaian Gaya
Bahasa Perbandingan Pada Lirik Lagu-Lagu Grup Musik Dewa 19 Dalam Album
Kerajaan Cinta.” KLITIKA: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia 1 (2):
78–95. https://doi.org/10.32585/klitika.v1i2.474.
Umami, Imam Mahdil. 2009. “Analisis Wacana Penggunaan Gaya Bahasa Dalam
Lirik Lagu-Lagu Ungu: Kajian Stilistika Imam Mahdil Umami Mahasiswa S2
Linguistik UNDIP.” Dinamika Bahasa & Budaya vol.3 No.2: 201–17.
Yudha, Lalu Ade Liyan Pringga. 2015. “Analisis Diksi Dan Gaya Bahasa Lirik
Lagu Dewa 19 Pada Album Bintang Lima Sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi
Sastra Di SMA.” Eprints Unram 1 (9654): 24.
http://eprints.unram.ac.id/9654/1/JURNAL%252520OLEH%252520ADE%25252
0LIYAN%252520%25PRINGGA%252520%25YUDHA_%252520010%252520
035.pdf&ved=.