Anda di halaman 1dari 14

TINGKAT KUALITAS PELAYANAN BERDASARKAN

KARAKTERISTIK PELANGGAN PADA HOTEL "X" BANDUNG


Sendi Satriadi
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat
sendi_satria@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak
Kualitas merupakan kunci utama yang sangat penting dan tanpa terkecuali dalam suatu jasa
pelayanan. Apabila kualitas pelayanan yang diberikan pihak perusahaan dirasakan baik oleh
pelanggan maka perusahaan tersebut mampu menghadapi persaingan bisnis dengan
kompetitornya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan gambaran
mengenai tingkat kualitas pelayanan yang diberikan Hotel “X” Bandung berdasarkan
karakteristik-karakteristik pelanggan dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif deskriptif.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan teknik purposive sampling yaitu tamu
hotel dengan karakteristik-karakteristik sampel yaitu usia sekitar 20–45 tahun dan menginap di
hotel selama ≥ 2 hari. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Service Quality yang
diadaptasi dari alat ukur Hill (2007) sebagai pengembangan dari alat ukur Zeithaml (1988).
Hasil penelitian terhadap responden yang berjumlah 57 orang menunjukkan bahwa secara
keseluruhan tamu hotel “X” Bandung menilai kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel
berada pada kategori sedang. Dilihat berdasarkan dari segi usia pelanggan, sekitar usia 21–30
tahun menilai kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel berada pada kategori sedang.
Dilihat dari segi status pekerjaan pelanggan dimana pegawai swasta dan pengusaha menilai
kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel berada pada kategori sedang. Dilihat dari segi
pendapatan pelanggan dimana pelanggan yang berpenghasilan sebesar Rp. 7.600.000 – Rp.
10.000.000 menilai kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel berada pada kategori
sedang.

Kata Kunci: hotel, kualitas pelayanan, pelanggan

Abstract
Quality is the main key which is very important and without exception in a service. If the quality
of service provided by the company is felt well by the customer, the company can face business
competition with its competitors. This study aims to analyze and provide an overview of the
level of service quality provided by Hotel "X" Bandung based on customer characteristics using
descriptive quantitative analysis techniques. Sampling in this study uses a purposive sampling
technique that is hotel guests with characteristics of the sample that is around the age of 20-45
years and staying in a hotel for ≥ 2 days. The measuring instrument used was the Service
Quality questionnaire which was adapted from the Hill (2007) measuring instrument as the
development of the Zeithaml (1988) measuring instrument. The results of the study of
respondents totaling 57 people showed that overall "X" Bandung hotel guests rated the quality
of services provided by the hotel as being in the medium category. Viewed in terms of the age of
the customer, around the age of 21-30 years assessing the quality of services provided by the
hotel is in the medium category. In terms of the status of the work of customers where private
employees and employers assess the quality of services provided by the hotel are in the medium
category. Viewed in terms of customer income where customers who earn Rp. 7.600.000 - Rp.
10.000.000 assess the quality of service provided by the hotel is in the medium category.

Keywords: costumer, hotel, quality of service

Jurnal Psikologi Volume 13 No.1, Juni 2020


56
PENDAHULUAN kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk
Sekarang ini hotel merupakan aspek Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun
yang sangat penting dalam perkembangan 2014 telah mencapai 9% atau sebesar Rp
industri pariwisata di Indonesia, khususnya 946.09 triliun. Sementara devisa dari sektor
pada sektor pariwisata yang sedang dalam pariwisata pada tahun 2014 telah mencapai
peningkatan yang sangat luar biasa. Rp 120 triliun dan kontribusi terhadap
Hubungan industri perhotelan dan pariwisata kesempatan kerja sebesar 11 juta orang.
memiliki kaitan yang sangat erat. Hotel Berdasarkan hasil tersebut, pariwisata dapat
termasuk sarana pokok kepariwisataan (mind dan mampu mempercepat pertumbuhan
tourism superstructures) yang berarti bahwa ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
segala hidup dan kehidupan hotel itu banyak Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
bergantung pada jumlah wisatawan yang dan meningkatkan lapangan kerja yang lebih
datang. Industri pariwisata diibaratkan luas maka sebaiknya perlu dilakukan promosi
sebagai suatu bangunan sedangkan sektor pengembangan pariwisata di Indonesia.
perhotelan diibaratkan sebagai tiangnya. Oleh Berdasarkan data Badan Pusat
karena itu, antara industri pariwisata dan Statistika (BPS) kementerian pariwisata
perhotelan memiliki hubungan keduanya yang menunjukkan bahwa tingkat penghunian
sangat berkaitan. Hotel merupakan suatu kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di
perusahaan yang dikelola dengan tujuan Indonesia pada bulan desember 2019
untuk menyediakan pelayanan makanan, mencapai rata-rata 59.39% atau mengalami
minuman dan fasilitas kamar untuk tidur penurunan sebesar 0.36 poin dibandingkan
kepada orang-orang yang sedang melakukan pada tingkat penghunian kamar (TPK) hotel
perjalanan dimana mereka mampu untuk pada bulan desember 2018 yang sebesar
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai 59.75%. Dilihat dari jumlah tingkat peng-
dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya hunian kamar (TPK) hotel yang mengalami
perjanjian khusus (Sulastiyono, 2011) penurunan tersebut, maka suatu hal yang
Hotel sekarang ini telah berkembang perlu diperhatikan oleh setiap pengelola
menjadi industri jasa yang handal dan akomodasi hotel yaitu optimalisasi pelayanan
menjanjikan, yang telah menjadi salah satu dikarenakan tujuan utama usaha akomodasi
penopang utama di dalam pembangunan hotel ini adalah mengutamakan pelayanan.
pariwisata di Negara Indonesia. Dikarenakan Apabila pelayanan tidak sesuai dengan
pariwisata dan perhotelan merupakan sebagai harapan para pengguna, sudah dipastikan para
sumber penghasil devisa negara yang sangat tamu tidak akan kembali menggunakan jasa
menguntungkan (Sujatno, 2005). Menurut tersebut. Oleh karena itu, kualitas pelayanan
Buku Saku Kementerian Pariwisata (2016), yang baik akan menentukan keberlangsungan

Satriadi, Tingkat Kualitas,... 57


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i1.2637
dan kemajuan usaha. Menurut Tjiptono salah satu faktor yang menentukan tingkat
(2004), pemberian pelayanan yang baik keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah
kepada kosumen oleh suatu perusahaan akan kemampuan perusahaan dalam memberikan
menciptakan suatu kepuasan konsumen. pelayanan kepada pelanggan. Oleh sebab itu,
Apabila konsumen merasa puas, mereka akan peningkatan kualitas pelayanan sangat
melakukan pembelian ulang dan me- berpengaruh untuk kelangsungan hidup hotel
rekomendasikan kepada orang lain untuk itu sendiri.
membeli di tempat yang sama. Oleh sebab itu, Keberhasilan dan keberlangsungan hidup
perusahaan harus mulai memikirkan penting- sebuah hotel tergantung kepada keberadaan
nya pelayanan pelanggan secara lebih matang tamu. Tamu merupakan suatu darah dan
melalui kualitas pelayanan. Dikarenakan daging dari keberlangsungan sebuah hotel.
semakin disadari kini bahwa kualitas Semua kegiatan yang dilakukan di dalam
pelayanan merupakan aspek vital dalam industri perhotelan mempunyai satu tujuan,
rangka mempertahankan dan memenangkan yaitu mencari tamu sebanyak-banyaknya.
persaingan bisnis. Untuk mendapatkan atau menarik perhatian
Industri perhotelan merupakan industri tamu itu, maka sebaiknya hotel harus
yang menjual hubungan antar manusia yang mengupayakan dengan memberikan kualitas
pada dasarnya dapat dilihat pada pelayanan pelayanan yang baik sehingga dapat
yang diberikannya. Di dalam setiap kegiatan memuaskan harapan setiap tamu yang datang.
yang disebut pelayanan, maka muncullah dua Menurut Setyawati (2017), konsumen
unsur yang dominan yaitu pihak yang merupakan urat nadi bagi suatu perusahaan.
melayani dan pihak yang dilayani. Hubungan Peningkatan jumlah konsumen berarti akan
antara pihak yang dilayani dan pihak yang meningkatkan jumlah penjualan, dan
melayani inilah yang menyebabkan muncul- membentuk citra perusahaan yang semakin
nya usaha yang luar biasa dari para pengusaha baik di mata konsumen yang menyebabkan
hotel untuk menggali dan mengekplorasi meningkatnya loyalitas konsumen terhadap
terus-menerus sehingga memunculkan nilai- perusahaan. Moha dan Loindong (2016)
nilai yang tinggi dalam segi pelayanan. menyebutkan bahwa jumlah pelanggan
Dengan demikian, tinggi rendahnya mutu memiliki pengaruh yang sangat besar
pelayanan ini kemudian menjadi tolak ukur terhadap kelangsungan hidup perusahaan
tinggi rendahnya suatu status hotel tersebut. yang bergerak dalam bidang penjualan jasa,
Adapun penentu utama seberapa baik mutu karena bagi perusahaan jasa, pelanggan
pelayanan yang diberikan oleh suatu hotel merupakan sumber pemasukan. Semakin
adalah pihak yang dilayani, yaitu para tamu. banyak pelanggan perusahaan maka semakin
Menurut Lupiyoadi, dan Hamdani (2006), besar pemasukan yang dapat diraih

Jurnal Psikologi Volume 13 No.1, Juni 2020


58
perusahaan, sebaliknya semakin sedikit diharapkan) dan perceived service (pelayanan
pelanggan perusahaan, maka semakin sedikit yang diterima).
pula pemasukan yang dapat diraih Berdasarkan paparan yang telah
perusahaan. disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan
Kualitas pelayanan jasa semakin men- bahwa kualitas pelayanan merupakan salah
dapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. satu faktor utama yang menentukan pilihan
Hal ini disebabkan karena kualitas pelayanan bagi pelanggan untuk memperoleh pelayanan
jasa dapat digunakan sebagai suatu alat untuk yang optimal dari penyedia jasa sehingga
mencapai keunggulan kompetitif (Fatona, pelanggan merasakan kepuasan. Oleh karena
2010). Kualitas pelayanan merupakan itu, untuk bisa memberikan kualitas
penilaian sebagai hasil refleksi dari persepsi pelayanan yang baik bagi para pelanggan,
konsumen tentang 5 (lima) dimensi pe- maka perusahaan atau penyedia jasa dituntut
layanan. Persepsi konsumen tersebut untuk menghasilkan produk atau jasa yang
merupakan penilaian secara menyeluruh dapat memuaskan pelanggan sehingga tujuan
mengenai keunggulan kinerja jasa yang perusahaan dapat tercapai. Untuk mengetahui
diterima terhadap harapan jasa yang akan di gambaran mengenai kualitas jasa yang
terima dari penyedia jasa. Adapun 5 (lima) diberikan pihak hotel terhadap pelanggannya,
karakteristik yang digunakan oleh pelanggan peneliti tertarik untuk menganalisa tingkat
dalam mengevaluasi kualitas pelayanan, kualitas pelayanan yang diberikan hotel “X”
mencakup kualitas tangible yakni kondisi Bandung berdasarkan data demografi
fisik dari ruangan atau fasilitas yang pelanggannya.
disediakan pihak hotel, reliability yakni
keandalan pihak hotel dalam memberikan METODE PENELITIAN
pelayanan, responsiveness yakni kecekatan Jumlah sampel dalam pengambilan
pihak hotel dalam pelayanan, assurance yakni data yaitu sebanyak 57 tamu hotel yang telah
jaminan aman yang dirasakan pelanggan dari sesuai dengan karakteristik-karakteristik
pihak hotel) dan empathy yakni kemampuan sampel. Adapun karakterisitik sampelnya
pihak hotel merasakan apa yang dirasakan yaitu usia 20 sampai dengan 45 tahun, pernah
oleh tamu (Zeithaml, 2000). Menurut menginap di hotel ”X” Bandung sebelumnya
Pujawan (2010), kualitas pelayanan dan menginap ≥ 2 hari dengan asumsi bahwa
merupakan hasil persepsi dan perbandingan tamu sudah memperoleh pelayanan dari pihak
antara harapan pelanggan dengan kinerja hotel. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
aktual pelayanan. Terdapat 2 (dua) faktor dilakukan dengan menggunakan purposive
utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu sampling.
expected service (pengalaman yang Alat ukur kualitas pelayanan ini

Satriadi, Tingkat Kualitas,... 59


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i1.2637
dikembangkan oleh peneliti dari alat ukur Hill pelanggan, yaitu usia, status pekerjaan,
(2007) sebagai pengembangan alat ukur frekuensi menginap, lama menginap dan
Zeithaml (1988) yang dikembangkan dari pendapatan. Deskripsi penilaian kualitas
dimensi-dimensi kualitas pelayanan, yaitu pelayanan berdasarkan usia, dapat dilihat
tangible (kondisi fisik), reliability pada Tabel 2.
(keandalan), responsiveness (kecekatan), Dari jumlah responden yang berjumlah
assurance (kemampuan meyakinkan) dan 57 orang, diketahui bahwa tamu hotel yang
empathy (mampu merasakan apa yang berusia sekitar 21–30 tahun menilai kualitas
dirasakan tamu). Skala yang digunakan pelayanan berada pada tingkat rendah yaitu
berbentuk skala likert dengan variasi jawaban, sebanyak 5 orang atau sebesar 8.8%
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju responden, sebanyak 14 orang atau sebesar
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pada 24.6 % responden menilai kualitas pelayanan
skala kualitas pelayanan terdiri dari 44 aitem. pada tingkat sedang dan sebanyak 2 orang
Untuk pengolahan data menggunakan bantuan atau sebesar 3.5 % responden menilai kualitas
program SPSS Statistic. pelayanan pada kategori tinggi. Tamu hotel
yang berusia sekitar 31–40 tahun menilai
HASIL DAN PEMBAHASAN kualitas pelayanan berada pada tingkat rendah
Pada penelitian ini responden berjumlah yaitu sebanyak 8 orang atau sebesar 14%
57 orang sesuai dengan karakteristik yang responden, sebanyak 8 orang atau sebesar
telah ditentukan oleh peneliti. Deskripsi 14% responden menilai kualitas pelayanan
penilaian kualitas pelayanan secara keseluruh- pada tingkat sedang dan sebanyak 6 orang
an dapat dilihat pada Tabel 1 Dari jumlah atau sebesar 10.5% responden menilai
responden yang berjumlah 57 orang, kualitas pelayanan pada kategori tinggi.
diketahui bahwa tamu hotel menilai kualitas Sedangkan tamu hotel yang berusia sekitar
pelayanan berada pada kategori rendah yaitu 41–50 tahun menilai kualitas pelayanan
sebanyak 15 orang tamu hotel atau sebesar berada pada tingkat rendah yaitu sebanyak 2
26.3% responden. Selain itu, sebanyak 29 orang atau sebesar 3.5% responden, sebanyak
orang tamu atau sebesar 50.9% responden 7 orang atau sebesar 12.3% responden
menilai bahwa kualitas pelayanan pada menilai kualitas pelayanan pada tingkat
berada pada kategori sedang. Sedangkan 13 sedang dan sebanyak 5 orang atau sebesar
orang tamu hotel atau 22.8% responden 8.8% responden menilai kualitas pelayanan
menilai bahwa kualitas pelayanan berada pada kategori tinggi. Deskripsi peniaian
pada tingkat tinggi. Adapun penilaian kualitas kualitas pelayanan berdasarkan status
pelayanan berdasarkan pada karakteristik pekerjaan, dapat dilihat pada Tabel 3

Jurnal Psikologi Volume 13 No.1, Juni 2020


60
Tabel 1.Deskripsi Kualitas Pelayanan Secara Keseluruhan
Frekuensi Persen
Kualitas Pelayanan Total Rendah 15 26.3
Sedang 29 50.9
Tinggi 13 22.8
Total 57 100,0

Tabel 2.Deskripsi Kualitas Pelayanan Berdasarkan Usia


Usia
21 – 30 31 – 40 41 – 50 Total
Kualitas Pelayanan Rendah 5 8 2 15
8.8 % 14.0 % 3.5 % 26.3 %
Sedang 14 8 7 29
24.6 % 14.0 % 12.3 % 50.9 %
Tinggi 2 6 5 13
3.5 % 10.5 % 8.8 % 22.8 %
Total 21 22 14 57
36.9 % 38.5 % 24.6 % 100.0 %

Tabel 3.Deskripsi Kualitas Pelayanan Berdasarkan Status Pekerjaan


Pekerjaan
Pegawai Pegawai Lain-
Pelajar swasta negeri Pengusaha lain Total
Kualitas Rendah
1 4 2 8 0 15
Pelayanan
1.8 % 7.0 % 3.5 % 14.0 % 0.0 % 26.3 %
Sedang 6 8 4 8 3 29
10.5 % 14.0 % 7.0 % 14.0 % 5.3 % 50.9 %
Tinggi 1 5 3 4 0 13
1.8 % 8.8 % 5.3 % 7.0 % 0.0 % 22.8 %
Total 8 17 9 20 3 57
14.0 % 29.8 % 15.8 % 35.1 % 5.3 % 100.0%

Dari jumlah responden yang berjumlah menilai kualitas pelayanan berada pada
57 orang, terlihat bahwa tamu hotel dengan kategori tinggi. Tamu hotel dengan latar
latar belakang pekerjaan sebagai pelajar belakang pekerjaan sebagai pegawai swasta
menilai kualitas pelayanan berada pada menilai kualitas pelayanan berada pada
tingkat rendah yaitu sebanyak 1 orang atau tingkat rendah yaitu sebanyak 4 orang atau
sebesar 1.8% responden, sebanyak 6 orang sebesar 7% responden, sebanyak 8 orang atau
atau sebesar 10.5% responden menilai bahwa sebesar 14% responden menilai bahwa
kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang
dan sebanyak 1 orang atau 1.8% responden dan sebanyak 5 orang atau 8.8 % responden

Satriadi, Tingkat Kualitas,... 61


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i1.2637
menilai kualitas pelayanan berada pada dan sebanyak 7 orang atau 12.3% responden
kategori tinggi. Tamu hotel dengan latar menilai kualitas pelayanan berada pada
belakang pekerjaan sebagai pegawai negeri kategori tinggi. Tamu hotel dengan frekuensi
menilai kualitas pelayanan berada pada menginap sebanyak > 5 kali dalam setahun
tingkat rendah yaitu sebanyak 2 orang atau menilai kualitas pelayanan berada pada
sebesar 3.5% responden, sebanyak 4 orang tingkat rendah yaitu sebanyak 3 orang atau
atau sebesar 7% responden menilai bahwa sebesar 5.3% responden, sebanyak 7 orang
kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang atau sebesar 12.3% responden menilai bahwa
dan sebanyak 3 orang atau 5.3% responden kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang
menilai kualitas pelayanan berada pada dan sebanyak 6 orang atau 10.5% responden
kategori tinggi. Tamu hotel dengan latar menilai kualitas pelayanan berada pada
belakang pekerjaan sebagai pengusaha kategori tinggi. Deskripsi kualitas pelayanan
menilai kualitas pelayanan berada pada berdasarkan lama menginap, dapat dilihat
tingkat rendah yaitu sebanyak 8 orang atau pada Tabel 5. Dari jumlah responden yang
sebesar 14 % responden, sebanyak 8 orang berjumlah 57 orang, diketahui bahwa tamu
atau sebesar 14% responden menilai bahwa hotel dengan lama menginap sebanyak 2–5
kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang hari menilai kualitas pelayanan berada pada
dan sebanyak 4 orang atau 7% responden tingkat rendah yaitu sebanyak 12 orang atau
menilai kualitas pelayanan berada pada sebesar 21.1% responden, sebanyak 25 orang
kategori tinggi. Sedangkan tamu hotel dengan atau sebesar 43.9% responden menilai bahwa
latar belakang pekerjaan lainnya menilai kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang
kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang dan sebanyak 8 orang atau 14% responden
yaitu sebanyak 3 orang tamu hotel atau menilai kualitas pelayanan berada pada
sebesar 5.3% responden. Deskripsi kualitas kategori tinggi. Tamu hotel dengan frekuensi
pelayanan berdasarkan frekuensi menginap, menginap sebanyak > 5 hari menilai kualitas
dapat dilihat pada Tabel 4. Dari jumlah pelayanan berada pada tingkat rendah yaitu
responden yang berjumlah 57 orang, sebanyak 3 orang atau sebesar 5.3%
diketahui bahwa tamu hotel dengan frekuensi responden, sebanyak 4 orang atau sebesar 7%
menginap sebanyak 2-5 kali dalam setahun responden menilai bahwa kualitas pelayanan
menilai kualitas pelayanan berada pada berada pada tingkat sedang dan sebanyak 5
tingkat rendah yaitu sebanyak 12 orang atau orang atau 8.8% responden menilai kualitas
sebesar 21.1% responden, sebanyak 22 orang pelayanan berada pada kategori tinggi.
atau sebesar 38.5% responden menilai bahwa Deskripsi kualitas pelayanan berdasarkan
kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang pendapatan, dapat dilihat pada Tabel 6.

Jurnal Psikologi Volume 13 No.1, Juni 2020


62
Tabel 4.Deskripsi Kualitas Pelayanan Berdasarkan Frekuensi Menginap
Frekuensi Menginap
2 – 5 Kali > 5 Kali Total
Kualitas Pelayanan Rendah 12 3 15
21.1 % 5.3 % 26.3 %
Sedang 22 7 29
38.5 % 12.3 % 50.9 %
Tinggi 7 6 13
12.3 % 10.5 % 22.8 %
Total 41 16 57
71.9 % 28.1 % 100.0%

Tabel 5.Deskripsi Kualitas Pelayanan Berdasarkan Lama Menginap


Lama Menginap
2 – 5 Hari > 5 Hari Total
Kualitas Pelayanan Rendah 12 3 15
21.1 % 5.3 % 26.3 %
Sedang 25 4 29
43.9 % 7.0 % 50.9 %
Tinggi 8 5 13
14.0 % 8.8 % 22.8 %
Total 45 12 57
78.9 % 21.1% 100.0%

Tabel 6.Deskripsi Kualitas Pelayanan Berdasarkan Pendapatan


Pendapatan
2.600.000- 5.100.000- 7.600.000-
5.000.000 7.500.000 10.000.000 >10.000.000 Total
Kualitas Rendah
0 3 10 2 15
Pelayanan
0.0 % 5.3 % 17.5 % 3.5 % 100.0%
Sedang 1 9 16 3 29
1.8 % 15.8 % 28.1 % 5.3 % 100.0%
Tinggi 0 6 7 0 13
0.0 % 10.5 % 12.3 % 0.0 % 100.0%
Total 1 18 33 5 57
1.8 % 31.6 % 57.9 % 8.8 % 100.0%

Dari jumlah responden yang berjumlah pendapatan diantara 5.100.000 - 7.500.000


57 orang, diketahui bahwa tamu hotel dengan menilai kualitas pelayanan berada pada
pendapatan diantara 2.600.000 - 5.000.000 tingkat rendah yaitu sebanyak 3 orang atau
menilai kualitas pelayanan berada pada sebesar 5.3% responden, sebanyak 9 orang
tingkat sedang yaitu sebanyak 1 orang atau atau sebesar 15.8% responden menilai bahwa
sebesar 1.8% responden. Tamu hotel dengan kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang

Satriadi, Tingkat Kualitas,... 63


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i1.2637
dan sebanyak 6 orang atau 10.5% responden dari perusahaan-perusahaan pelayanan jasa.
menilai kualitas pelayanan berada pada Kualitas pelayanan (service quality) adalah
kategori tinggi. Tamu hotel dengan penilaian sebagai hasil merefleksikan dari
pendapatan diantara 7.600.000 - 10.000.000 persepsi konsumen tentang 5 (lima) dimensi
menilai kualitas pelayanan berada pada pelayanan. Persepsi konsumen tersebut
tingkat rendah yaitu sebanyak 10 orang atau merupakan penilaian secara menyeluruh
sebesar 17.5% responden, sebanyak 16 orang mengenai keunggulan kinerja jasa yang
atau sebesar 28.1% responden menilai bahwa diterima terhadap harapan jasa yang akan
kualitas pelayanan berada pada tingkat sedang diterima dari penyedia jasa. Berdasarkan hasil
dan sebanyak 7 orang atau 12.3% responden penelitian tamu hotel memberikan penilaian
menilai kualitas pelayanan berada pada kualitas pelayanan yang diberikan pihak
kategori tinggi. Tamu hotel dengan Hotel “X” Bandung secara keseluruhan
pendapatan diantara > 10.000.000 menilai berada pada kategori sedang. Hal ini
kualitas pelayanan berada pada tingkat rendah menunjukkan bahwa pihak hotel secara
yaitu sebanyak 2 orang atau sebesar 3.5% keseluruhan memberikan kualitas pelayanan
responden, sebanyak 3 orang atau sebesar cukup sesuai dengan persepsi tamu hotel
5.3% responden menilai bahwa kualitas mengenai kebutuhan untuk memperoleh suatu
pelayanan berada pada tingkat sedang. pelayanan yang ”istimewa” dari pelayanan
Saat ini munculnya berbagai Industri yang diberikan meliputi kualitas tangible,
jasa di Indonesia semakin meningkat dengan reliability, responsiveness, assurance dan
harapan masyarakat dapat merasakan kualitas empathy. Artinya bahwa persepsi menyeluruh
pelayanan yang baik dari berbagai industri mengenai keunggulan kinerja jasa yang
jasa yang tersedia. Mulai dari industri berada pada tingkat sedang menunjukkan
pelayanan jasa komunikasi, pelayanan jasa kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel
transportasi, pelayanan jasa kesehatan, sepenuhnya sudah dapat memenuhi apa yang
pelayanan jasa perbankan bahkan sampai diinginkan atau diharapkan oleh tamu hotel
pada pelayanan jasa penginapan. Menurut sehingga menimbulkan rasa kepuasan
Kotler (2007), bahwa jasa merupakan setiap terhadap pelayanan yang telah diberikan. Hal
tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu tersebut pula tidak terlepas dari kinerja para
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya karyawan hotel yang ikut berperan serta
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan dalam mewujudkan kulaitas pelayanan yang
kepemilikan apapun. Produknya dapat atau terbaik bagi tamu hotel.
tidak dapat dikaitkan pada suatu produk fisik. Penelitian yang dikembangkan oleh
Menurut Zeithaml (2000), kualitas Turgay (2014) mengevaluasi persepsi
pelayanan merupakan bagian yang terpenting pelanggan dan hubungannya dengan kepuasan

Jurnal Psikologi Volume 13 No.1, Juni 2020


64
mengenai kualitas layanan secara luas diakui adalah dimensi usia, status pekerjaan dan
sebagai strategi yang efektif untuk pendapatan.
meningkatkan profitabilitas dalam industri Berdasarkan temuan dalam kategori
perhotelan yang memiliki tingkat kontak usia, terbukti dan sejalan dengan penelitian
pelanggan yang cukup tinggi. Dengan yang dilakukan oleh Ruditya dan Chalidyanto
demikian, sangatlah penting bagi usaha (2015) yang menjelaskan bahwa usia
perhotelan untuk terus menilai dan mencari berhubungan dengan kualitas produk atau jasa
cara untuk meningkatkan kualitas layanan dikarenakan pada setiap kelompok usia
mereka yang terbaik. Dengan mengelola memiliki cara berfikir yang mulai berbeda.
kualitas layanan berarti pihak hotel dituntut Semakin bertambahnya usia atau semakin tua
harus sesuai antara kinerja pelayanan dengan maka penilaian yang diberikan terhadap
adanya pelayanan yang dirasakan sehingga kualitas produk atau jasa semakin tinggi. Hal
kepuasan pelanggan akan tercapai. Penelitian tersebut dikarenakan pada usia yang semakin
lainnya yang dilakukan oleh Widyarini dan tua memiliki penerimaan yang lebih baik
Kartini (2014) menyebutkan bahwa mutu sehingga tuntutan terhadap suatu produk atau
layanan jasa sangat bergantung pada proses jasa akan berkurang. Berbeda dengan
penyampaian jasa kepada tamu hotel. sekelompok usia kurang dari 30 tahun dimana
Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa mereka cenderung merasa tidak puas
(hotel) adalah karyawan itu sendiri, maka dibandingkan dengan sekelompok usia lebih
untuk menjamin mutu layanan, seluruh dari 30 tahun dikarenakan sekelompok usia
operasional perusahaan harus dijalankan tersebut tergolong masa produktif sehingga
sesuai dengan sistem dan prosedur yang mereka terlihat cenderung lebih banyak
terstandarisasi oleh karyawan yang ber- menuntut dan berharap banyak terhadap
kompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap kemampuan pelayanan dan cenderung suka
perusahaan. mengkritik. Menurut Olson dan Peter (2000),
Penilaian pelanggan terhadap kualitas kelompok umur yang berbeda-beda memiliki
pelayanan dipengaruhi oleh beberapa aspek kemungkinan yang lebih banyak memberikan
antara lain adalah faktor demografi. Menurut nilai dan perilaku yang berbeda Umur dewasa
Ibraheem, Ibraheem, dan Bekibele (2013) memiliki cara berfikir dan mengambil
menyebutkan bahwa faktor demografi yang keputusan yang cenderung optimal sehingga
berhubungan signifikan dengan penilaian mempengaruhi bagaimana hasil penilaian
kualitas pelayanan antara lain adalah jenis terhadap kualitas produk atau jasa. Faktor
kelamin, agama, usia, pekerjaan, pendidikan usia dapat mempengaruhi pembelian suatu
dan tempat domisili pasien. Dalam penelitian produk atau jasa. Oleh karena itu, kategori
ini, karakteristik subjek yang akan diteliti usia dapat menyebabkan perbedaan

Satriadi, Tingkat Kualitas,... 65


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i1.2637
ketertarikan dan kesukaan terhadap suatu pekerjaan ini akan mempengaruhi seseorang
produk atau jasa. dalam memanfaatkan pelayanan jasa yang
Temuan penelitian ini berdasarkan ada. Selain itu pun, menurut Mar’at (dalam
status pekerjaan sesuai dengan hasil Alamri, 2015) menyatakan bahwa tingkat
penelitian yang dilakukan oleh Kabatooro, pendidikan dapat menggambarkan status sosial
Fred dan Jane (2016) dan Ibraheem dkk. ekonomi karena berhubungan erat dengan
(2013) yang menyebutkan bahwa dari hasil pekerjaan dan pendapatan rumah tangga, serta
penelitiannya terdapat pengaruh seseorang memengaruhi sikap dan kecenderungan dalam
yang bekerja dengan penilaian terhadap memilih barang-barang konsumsi termasuk
kualitas pelayanan, mereka yang bekerja pelayanan jasa.
memiliki lebih banyak harapan, dikarenakan Temuan riset ini berdasarkan tingkat
mereka lebih menuntut penyedia produk atau pendapatan pelanggan pada dasarnya cukup
jasa untuk memberikan pelayanan sesuai baik. Menurut Wijaksana (dalam Ruditya &
dengan harapannya. Oleh karena itu mereka Chalidyanto, 2015) bahwa pendapatan adalah
memiliki harapan yang lebih tinggi di- segala sesuatu yang diterima baik uang
bandingkan dengan mereka yang tidak maupun barang ataupun jasa baik dari pihak
bekerja. Penelitian lainnya yang dilakukan lain maupun dari hasil diri sendiri yang dinilai
oleh Ruditya dan Chalidyanto (2015) bahwa sesuai dengan harga yang berlaku saat ini.
status pekerjaan berhubungan dengan penila- Tingkat pendapatan menggambarkan tingkat
ian terhadap kualitas produk atau jasa. Hal dan kondisi ekonomi seseorang.
tersebut dikarenakan status pekerjaan se- Hal tersebut tersebut sejalan dengan
seorang dapat mempengaruhi banyak sedikit- penelitian yang dilakukan oleh Kelarijani,
nya informasi yang didapatkan, sehingga Jamshidi, Heidarian dan Khorshidi (2014),
status pekerjaan seseorang mempengaruhi Afzal, Khan, Rizvi, dan Hussainfzal (2011),
barang atau jasa yang dibelinya. Pelanggan serta Shah dan Baba (2016) yang menyatakan
yang berlatar belakang bekerja memungkinkan bahwa pelanggan dengan pendapatan yang
memperoleh informasi mengenai produk atau tinggi akan lebih cenderung lebih mempunyai
jasa yang akan lebih baik, sehingga memiliki harapan yang tinggi pula terhadap kualitas
tuntutan akan produk atau jasa yang lebih pelayanan yang diterimanya karena di-
baik dari apa yang didapatkannya. Informasi pengaruhi oleh kesadaran mereka yang tinggi
tersebut dapat membantu seseorang untuk terhadap kualitas pelayanan yang diterima-
memutuskan atau mengambil suatu keputusan nya. Hal tersebut didukung pula oleh
untuk memanfaatkan pelayanan untuk penelitian yang dilakukan oleh Kirilmaz
dirinya. Pekerjaan merupakan salah satu (2013) bahwa pelanggan dengan penghasilan
faktor struktur sosial sehingga dengan adanya yang baik akan dapat memenuhi beberapa

Jurnal Psikologi Volume 13 No.1, Juni 2020


66
kebutuhan mereka dengan lebih baik hotel terlihat cukup ramah, sopan dan santun
dibandingkan mereka yang berpenghasilan dalam memberikan pelayanan kepada
rendah, sehingga orang yang berpenghasilan pelanggannya. Adapun penilaian pelanggan
rendah akan memiliki harapan yang kurang terhadap tingkat kualitas pelayanan
terhadap kualitas pelayanan. Oleh karena itu, berdasarkan usia, status pekerjaan dan
seseorang dengan penghasilan tinggi akan pendapatan pelanggan berada pada kategori
memiliki tuntutan dan harapan yang tinggi sedang. Pelanggan yang berusia sekitar 21–30
terhadap kualitas pelayanan dibandingkan tahun menilai kualitas pelayanan yang
dengan seseorang yang berpenghasilan diberikan pihak hotel tersebut sudah cukup
rendah. Hal ini terjadi karena seseorang baik. Pelanggan yang bekerja sebagai
dengan penghasilan tinggi akan merasa pegawai swasta dan pengusaha menilai
mampu secara finansial dalam pemenuhan kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel
kebutuhannya akan pelayanan, sehingga se- tersebut sudah cukup baik. Selain itu,
seorang yang berpenghasilan tinggi cenderung pelanggan yang memiliki penghasilan atau
akan menggunakan penghasilan-nya untuk pendapatan per bulan sebesar Rp. 7.600.000 –
membayar pelayanan yang dianggapnya Rp. 10.000.000 menilai kualitas pelayanan
memenuhi harapan dan memberikan kepuasan yang diberikan pihak hotel tersebut sudah
kepadanya. cukup baik pula.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
SIMPULAN DAN SARAN mengembangkan metode penelitian lainnya
Hasil penelitian mengenai analisa seperti korelasi, regresi atau komparasi
terhadap tingkat kualitas pelayanan terhadap variabel kualitas pelayanan dengan
berdasarkan karakteristik pelanggan pada variabel lain, seperti kepuasan pelanggan dan
Hotel “X” Bandung menunjukkan bahwa loyalitas pelanggan. Diharapkan juga untuk
secara keseluruhan kualitas pelayanan yang mengembangkan penelitian ini pada bidang
diberikan pihak hotel sudah cukup baik. jasa yang lainnya seperti jasa komunikasi,
Artinya bahwa pelanggan atau tamu hotel jasa transportasi maupun jasa kesehatan,
sudah merasakan bahwa pihak hotel tersebut sehingga diperoleh gambaran yang lebih
telah menyediakan fasilitas yang cukup lengkap terhadap kualitas pelayanan yang
lengkap dan memadai, karyawan hotel cukup diberikan setiap bidang jasa. Pihak
handal dan tanggap dalam memberikan perusahaan dalam hal ini pihak hotel,
pelayanan, karyawan mampu memberikan disarankan untuk meningkatkan dan
rasa aman dan nyaman kepada para tamu mengembangkan kompetensi karyawan
hotel, karyawan hotel pun cukup tanggap dengan secara berkala memberikan pelatihan-
terhadap keluhan pelanggan serta karyawan pelatihan atau softskill bagi karyawannya.

Satriadi, Tingkat Kualitas,... 67


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i1.2637
DAFTAR PUSTAKA demographic predictors of patients
Afzal, M., Khan, A., Rizvi, F., & Hussain, A. satisfaction. Afr J Med Health Sci, 12,
(2011). Patients satisfaction levels in out 87-90.
patient department of a teaching hospital. Kabatooro, A., Fred, N., & Jane, N. (2016).
Journal of Islamabad Medical & Dental Patient satisfaction with medical
College, 1211(1), 26-29. consultations among adults attending
Alamri, A., Rumayar, A., & Kolibu, F. (2015). Mulago hospital assessment centre.
Hubungan antara mutu pelayanan South African Family Practice, 58(3),
perawat dan tingkat pendidikan dengan 87-93.
kepuasan pasien peserta Badan Kelarijani, J., Jamshidi, R., Heidarian, A.R.,
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) & Khorshidi, M. (2014). Evaluation of
Kesehatan di Ruang Rawat Inap Rumah factors influencing patient satisfaction at
Sakit Islam (RSI) Sitti Maryam Kota social security hospitals in Mazandaran
Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah province, North of Iran. Caspian J Intern
Farmasi, 4(4), 241-251. Med, 5(4), 232-234.
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Kırılmaz, H. (2013). An investigation of
(2016). Buku saku Kementerian Pariwisata. factors affecting patient satisfaction in
Jakarta: Kementerian Pariwisata Republik the framework of performance
Indonesia. management: A field study on polyclinic
Fatona, S. (2010). Kualitas jasa yang patients. Journal of Acıbadem University
mempengaruhi loyalitas dan relevansi- Health Sciences, 4, 11-21.
nya terhadap kepuasan. Jurnal Dinamika Kotler, P. (2007). Marketing management
Manajemen, 1(1), 41-46. Hill, N. (2007). (manajemen pemasaran). Alih bahasa:
Handbook of customer satisfaction Benyamin Molan. Jakarta: PT. Indeks
measurement. Cambridge: University Lupiyoadi, R., & Hamdani, A. (2006).
Press. Manajemen pemasaran jasa. Jakarta:
Badan Pusat Statistik (2020). Tingkat Salemba Empat.
penghuni kamar pada hotel bintang di Moha, S., & Loindong, S. (2016). Analisis
Indonesia, 2008-2020. Diakses dari kualitas pelayanan dan fasilitas terhadap
http://www.bps.go.id/dynamictable/2015 kepuasan konsumen pada Hotel Yuta di
/11/09/980/tingkatpenghunian-kamar- Kota Manado. Jurnal EMBA, 4(1), 575-
pada hotel-bintang-di-indonesia-2008--- 584.
2020.html. Olson, J. C., & Peter, J. P. (2000). Consumer
Ibraheem, W. A., Ibraheem, A. B., & behavior: Perilaku konsumen dan
Bekibele, C. O. (2013). Socio- startegi pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Jurnal Psikologi Volume 13 No.1, Juni 2020


68
Pujawan, I. (2010). Supply chain Zeithaml, V. A., & Bitner, J. M. (2000).
management, edisi kedua. Surabaya: Service marketing: Integrating customer
Guna Widya focus across the firm, 2nd edition. New
Ruditya, A. N., & Chalidyanto, D. (2015). York: McGraw-Hill Inc.
Hubungan karakteristik individu
terhadap penilaian kualitas produk
apotek rawat jalan. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 3(2), 108-117.
Setyawati, E. (2017). Hubungan kualitas
pelayanan dengan kepuasan konsumen
pada M-One Hotel & Entertainment.
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Manajemen, 1(1), 1-30.
Shah, A. F., & Baba, I. A. (2016). Levels of
satisfaction of patient treated at
Government Dental Hospital with
respect to different demographic
characteristics. IAIM, 3(10), 192-198.
Sujatno, B. (2005). Hotel courtesy.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sulastiyono, A. (2011). Manajemen
penyelenggara hotel. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, F. (2004). Manajemen jasa.
Yogyakarta: Andi Offset.
Turgay, B. (2014). The effect of service
quality on customer satisfaction: A
research on hotel businesses.
International Journal of Education and
Research School of Tourism and Hotel
Management in Turkey, 2(1), 1-12.
Widyarini, dan Kartini, F. (2014). Variabel
yang mempengaruhi keputusan
pemilihan hotel syariah. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam, 9(1), 83–94.

Satriadi, Tingkat Kualitas,... 69


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i1.2637

Anda mungkin juga menyukai