Anda di halaman 1dari 173

PERAN GURU DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA


DI SD NEGERI TRISARI 3 DESA MANTAREN II
KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH

OLEH
SITI LISMAWATI
NIM 19.01.21.1516

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
BANJARBARU
2023
PERAN GURU DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
DI SD NEGERI TRISARI 3 DESA MANTAREN II
KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH

Skripsi
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Falah
Banjarbaru Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah

Oleh
Siti Lismawati
NIM 19.01.21.1516

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
BANJARBARU
2023

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Siti Lismawati
NIM/ NIMKO : 19.01.21.1516/19.11.15.0112.00048
Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 22 Juli 1999
Program : Strata Satu (S1)
Prodi/ Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat : Jl. Pacitan RT. 006 RW. 000 Desa Mantaren II,
Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau
Kalimantan Tengah.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya yang berjudul:


PERAN GURU DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI TRISARI 3 DESA
MANTAREN II KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH.
Adalah benar-benar karya tulis saya, kecuali kutipan yang disebutkan sumbernya.
Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan didalamnya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab saya. Apabila suatu saat ada gugatan tentang keasliannya bersedia
diproses secara hukum.

Demikian surat pernyatan ini saya buat dengan sepenuhnya.


Banjarbaru, 17 Desember 2023 M
4 Jumadil Akhir 1445 H

Yang Membuat Pernyataan

Siti Lismawati
19.01.21.1516

ii
PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul : Peran Guru dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Matematika di SD Negeri Trisari 3
Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau
Kalimantan Tengah.
Ditulis oleh : Siti Lismawati
Mahasiswa : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Falah
Banjarbaru
Program : Strata Satu (S1)
Prodi/Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Tahun Akademik : 2023/2024
NIM/ NIMKO : 19.01.21.1516/19.11.15.0112.00048
Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 22 Juli 1999
Alamat : Jl. Pacitan RT 006 RW 000 Desa Mantaren II Kec.
Kahayan Hilir, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujui


untuk diajukan dan dipertahankan di depan Sidang Tim Penguji Skripsi STAI Al-
Falah Banjarbaru, guna melengkapi dan memenuhi tugas dan syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Banjarbaru, 18 Desember 2023
Pembimbing I Pembimbing II

Nadiyah, S.Pd.I, M.Pd Siti Rahmawati, M.Pd.I


NIPY. 170803191 NIPY. 170803174
Mengetahui
STAI Al-Falah Banjarbaru ketua,

iii
Dr. H. Surawardi, M. Ag
NIDN: 2002016801

TANDA PERBAIKAN

Skripsi yang berjudul : Peran Guru dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Matematika di SD Negeri Trisari 3
Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau
Kalimantan Tengah.
Ditulis oleh : Siti Lismawati
Mahasiswa : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Falah
Banjarbaru
Program : Strata Satu (S1)
Prodi/Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Tahun Akademik : 2023/2024
NIM/ NIMKO : 19.01.21.1516/19.11.15.0112.00048
Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 22 Juli 1999
Alamat : Jl. Pacitan RT 006 RW 000 Desa Mantaren II Kec.
Kahayan Hilir, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah

Setelah diujikan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi STAI Al-Falah


Banjarbaru, hari minggu 12 Februari 2023 dan diadakan perbaikan semestinya,
sesuai dengan arahan yang diberikan oleh penguji, maka Tim Penguji dapat
menyetujui Skripsi dengan judul tersebut untuk dijilid.
Banjarbaru,
TIM PENGUJI

Nama Tanda Tangan


1. __________________________
Ketua 1. …………………………………

2. __________________________
Penguji I 2. …………………………………..

iv
3. __________________________
Penguji II 3. …………………………………..

PENGESAHAN

Skripsi oleh Siti Lismawati, NIM/NIMKO: 19.01.21.1516/19.11.15..0112.00048


telah dimunaqasahkan dalam sidang Tim Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Agama
Islam Al Falah Banjarbaru Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada:

Hari : Minggu

Tanggal : 12 Februari 2023

Dan dinyatakan diterima dengan predikat :

Dengan nilai :

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam


Al-Falah Banjarbaru
Ketua,

Dr. H. Surawardi, M. Ag.


NIDN. 2002016801
TIM PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. __________________________
Ketua 1. …………………………………

2. __________________________
Penguji I 2. …………………………………..

3. __________________________
Penguji II 3. …………………………………..

4. __________________________
Penguji III 4. …………………………………..

v
5. __________________________
Seketaris 5. …………………………………..

vi
PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama

(SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

IndonesiaI. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

1. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat

dilihat pada halaman berikut :

Huruf arab Nama Huruf latin Nama


‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
‫ب‬ Ba B Be
‫ت‬ Ta T Te
‫ث‬ Tsa Ts Es (dengan titik diatas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ Ha H Ha (dengan titik dibawah)
‫خ‬ Kha Kh Ka dan Ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ Dzal Dz Zet (dengan titik diatas)
‫ر‬ Ra R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es

vi
‫ش‬ Syin Sy Es dan ye
‫ص‬ Shad Sh Es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ Dhad Dh De (dengan titik di bawah)
‫ط‬ Tha Th Te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ Zha Zh Zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ ‘Ain ‘ Apostrof terbalik
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ Fa F Ef
‫ق‬ Qof Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim M Em
‫ن‬ Nun N En
‫و‬ Wau W We
‫ه‬ Ha H Ha
‫ء‬ Hamzah ’ Apostrof
‫ي‬ Ya Y Ye

Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi

tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda

(’).

vii
2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf latin Nama


‫َا‬ Fathah A A

‫ِا‬ Kasrah I I
‫ُا‬ Dhammah U U

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan Nama Huruf dan tanda Nama


Huruf

‫ ى‬.َ.... / ‫ ا‬.َ.... fathah dan alif atau à a dan garis di


ya
atas

‫ ي‬.ِ... kasrah dan ya Î i dan garis di atas

‫ و‬.ُ.. dhammah dan wau Û u dan garis di


atas

Contoh:

‫َم اَت‬
: Mãta

viii
‫َر َم ى‬ : Ramã

‫ِقْيَل‬ : Qîla
‫َيُم ْو ُت‬
: Yamûtu

4. Ta marbuthah

Transliterasi untuk ta marbuthah ada dua, yaitu: ta marbuthah yang hidup

atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dhammah, transliterasinya adalah [t].

Sedangkan ta marbuthah yang mati atau mendapat harakat sukun,

transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

marbuthah itu ditransliterasikan dengan ha (h). Contoh:

‫ َر ْو َض ُة اَأْلْطَفاِل‬: Raudhah al-athfal

‫ اْلَم ِد ْيَنُة اْلَفِض ْيَلُة‬: Al-madinah al-fadhilah

‫ الِح ْك َم ُة‬: Al-hikmah

5. Syaddah (tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda tasydid (ّ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan

perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah

Contoh :
‫ َر َّبَنا‬: Rabbana

ix
‫ َنَّجْيَنا‬: Najjaina

‫ َاْل َح ُّج‬: Al-hajj

‫ َع ُد ٌّو‬: ‘aduwwun

Jika huruf ‫ ي‬ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf

kasrah ( ‫)ِىّي‬, maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah ( i ).

Contoh:

‫ َع ِلٌّي‬: ‘ali (bukan ‘aliyy atau ‘aly)

‫ َع َر ِبٌّي‬: ‘arabi (bukan ‘arabiyy atau ‘araby)

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf (alif

lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi

seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf

qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang

mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan

dihubungkan dengan garis mendatar (-). Contohnya:

‫ الَّش ْم ُس‬: Al-syamsu (bukan asy-syamsu)

‫الَّز ْلَز َلُة‬


: Al-zalzalah (bukan az-zalzalah)

‫الَفْلَس َفُة‬
: Al-falsafah

‫الِبَالُد‬
: Al-biladu

x
7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di

awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contohnya:

‫ َتْأ ُمُرْو َن‬: Ta’muruna

‫ الَّنْو ُء‬: Al-nau’

‫ َش ْيٌء‬: Syai’un

‫ُأ ِم ْر ُت‬
: Umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah, atau

kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah, atau

kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari permbendaharaan bahasa

Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi

ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari Al-

Qur’an), Sunnah, khusus dan umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi

bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara

utuh. Contoh: Fii la al-Qura’a>n, Al-sunnah qabl al-tadwi>n.

xi
9. Lafz al-jalalah (‫)هللا‬

Kata Allah yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya

atau berkedudukan sebagai mudhaf ilahi (frasa nominal), ditransliterasi tanpa

huruf hamzah. Contoh: ‫ ِد ْيُن ِهللا‬: dinullah , ‫ ِباِهلل‬: billahi.

Adapun ta marbuthah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-

jalalah, ditransliterasi dengan huruf (t). Contoh: ‫ ُهْم ِفْي َر ْح َم ِة هللا‬: hum fi

rahmatillah.

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps),

dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang

penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang

berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal

nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat.

Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al), maka yang ditulis dengan huruf

kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut

menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk

huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika

ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan.

Contoh:

xii
Nashir al-Din al-Thusi

Abu Nashr al-Farabi

Al-Ghazali

ABSTRAK

Siti Lismawati. 2023. Peran Guru dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa

Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Skripsi,

program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Sekolah

Tinggi agama Islam Al-Falah Banjarbaru. Pembimbing I: Nadiyah,

S.Pd.I, M.Pd. Pembimbing II: Siti Rahmawati, M.Pd.I

Penelitian ini membahas tentang peran guru dalam menumbuhkan minat


belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa
Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, serta apa saja aspek
pendukung dan penghambatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II Kabupaten Pulang
Pisau Kalimantan Tengah, serta apa saja aspek pendukung dan penghambat peran
guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika di
SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I, II, dan III SD
Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
matematika serta aspek pendukung dan penghambatnya di SD Negeri Trisari 3
Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Penggalian data,
peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan
teknik pengolahan data dilakukan dengan collecting, editing, klasifikasi, dan
interpretasi data, selanjutnya di analisis secara deskriptif kualitatif dan ditarik
simpulan secara induktif.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa peran guru dalam menumbuhkan minat
belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa
Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah diantaranya; menjelaskan
tujuan pembelajaran, memberikan motivasi, memberikan bimbingan belajar,
memberikan metode dan media yang bervariasi, memberikan reward, tata ruang
yang kondusif, aktivitas kelas yang menyenangkan, memberikan teladan yang baik.

xiii
Adapun aspek pendukung dan penghambatnya yaitu: guru, siswa, sarana dan
prasarana, lingkungan belajar, serta dukungan orangtua.

xiv
MOTTO

Targetmu menentukan keberhasilanmu


apa yang kamu rencanakan hari ini besok dan lusa
hasilnya hanya ada 2 kemungkinan
berjalan sesuai rencanamu atau tidak berjalan sesuai dengan
rencanamu

namun apapun hasilnya dari rencanamu itu


ingatlah Allah telah merencanakan yang terbaik untukmu

Jadi mulailah tentukan targetmu sekarang


untuk mencapai hasil terbaik!

xv
KATA PERSEMBAHAN

Sujud syukurku, kusembahkan hanya kepadamu Tuhan Yang Esa Lagi Pengasih
dan Penyayang, atas takdirmu yang telah kau jadikan aku manusia yang
senantiasa berpikir, berpengetahuan, beriman dan bersabar dalam menjalani lika-
liku kehidupanku. Semoga goresan penaku ini menjadi tapakan kaki pertamaku
untuk menggapai cita-cita indahku.
Karya ini kupersembahkan setulusnya untuk kedua orang tuaku yang selalu
mendo’akan ku :
Ayahanda tersayang dan Ibundaku tercinta, sebagai wujud pengabdian Ananda
atas seluruh jasa dan pengorbanan yang telah diberikan. Maafkan Ananda jika
ada berbuat salah dan pernah mengecewakan ayahanda dan ibunda. Ananda
selalu berdo’a, semoga kalian di ampuni dosanya, dan ayahanda dipanjangkan
umur serta sehat selalu.
Dan ...
Kupersembahkan untuk saudara dan keluargaku:
mertua, suami dan anakku tercinta beserta seluruh keluargaku, terima kasih
atas do’a, dukungan dan supportnya, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
ini. teruntuk suamiku Ali Mahfudh dan anakku Muhammad Uwais Al-Mubarok
terimakasih sudah memberikan support system terbaik untuk ummi, tanpa
kalian ummi tidak bisa mencapai hasil seperti saat ini.
Dan

kupersembahkan kepada teman-temanku:

seperjuangan yang banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini,


dan selalu memberikan semangat, mendukung, support untuk saya.

xvi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. NIK : 6372026207990007
2. NIM/NIMKO : 19.01.21.1516 / 19.11.15.0112.00048
3. Nama Lengkap : Siti Lismawati
4. Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 22 Juli 1999
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Agama : Islam
7. Kebangsaan : Indonesia
8. Status Perkawinan : Kawin
9. Alamat : Jl. Pacitan RT 006 RW 000 Desa Mantaren II,
Kec. Kahayan Hilir, Kab. Pulang Pisau
Kalimantan Tengah.

10. Pendidikan :
a. SDN LUT 6 : Lulus Tahun 2012
b. MTsN 2 Gambut : Lulus Tahun 2015
c. MA Al-Falah Puteri : Lulus Tahun 2019

11. Orang Tua :


a. Ayah : Enjet
b. Ibu : Rohemi (Almh)

12. Alamat : Jl. Pacitan RT 006 RW 000 Desa Mantaren II


Kec.Kahayan Hilir, Kab. Pulang Pisau
Kalimantan Tengah.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Banjarbaru, 17 Desember 2023


Penulis

Siti Lismawati
19.01.21.1516

xvii
KATA PENGANTAR
‫ِبْس ِم الّلِه الَّر ْح َم ِن الَّر ِح ْيم‬

‫ َالَّص َالُة َو الَّس آلُم َعَلى َأْش َر ِف ْاِأل ْنِبَياِء َو اْلُمْر َس اِلْيَن َس ِّيِد َنا‬، ‫َاْلَحْم ُد ِلَّلِه َر ِّب اْلَعاَلِم ْيَن‬
‫ِبِه ِع‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬
‫ُمَح َّم َو َعَلى َأ َو َاْص َح َأْج َم ْيَن‬

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Keselamatan dan kesejahteraan atas

semulia-mulia nabi dan rasul junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga,

kerabat, sahabat, dan pengikut beliau

‫ِم َن ْالَم ا ِض ي أآلن ِاَلى َيْو ِم الِق يَاَمْة‬


Berkat taufik, hidayah, dan inayah-NYA, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul: PERAN GURU DALAM

MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA DI SD NEGERI TRISARI 3 DESA MANTAREN II

KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat untuk

pencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah STAI Al-Falah Banjarbaru.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan dan penyelesaiaan

skripsi ini banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa

xviii
bimbingan, dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Surawardi, M.Ag sebagai Ketua STAI AL-Falah Banjarbaru

yang telah berkenan menerima dan menyetujui Skripsi ini.

2. Ibu Ainun Mahfuzah, M. Pd, selaku Ketua Prodi PGMI STAI Al-Falah

Banjarbaru.

3. Ibu Nadiyah, S. Pd.I, M. Pd, selaku pembimbing I yang dengan ketulusan hati

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta mengkoreksi

penulisan skripsi ini.

4. Ibu Siti Rahmawati, M. Pd.I, selaku pembimbing II yang dengan ketulusan hati

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta mengkoreksi

penulisan skripsi ini.

5. Para dosen dan asisten dosen serta karyawan dan karyawati STAI Al-Falah

Banjarbaru yang telah banyak memberikan ilmu dan layanan yang baik selama

penulis mengikuti perkuliahan.

6. Kepala perpustakaan STAI Al-Falah Banjarbaru, beserta seluruh staf yang

telah memberikan izin penelitian serta layanan yang baik terhadap penulis

dalam mendapatkan sumber-sumber literatur yang diperlukan.

7. Kedua orang tua yang selalu mendoakan keberhasilan anaknya serta seluruh

keluarga dan seluruh pihak yang turut memberikan dorongan untuk kelancaran

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

xix
8. Ibu Purwani, S. Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren

II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, yang telah memberikan izin

penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Sarifatul Umaroh, S. Pd, Ibu Silviani dan Ibu Friskalia Kristiani, S. Pd.K,

yang telah meluangkan waktu dan tenaga sebagai subjek penelitian yang telah

berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian dan memberikan informasi yang berkenaan dengan pengumpulan

data yang diperlukan.

10. Seluruh dewan guru, staff tata usaha, dan siswa pada SD Negeri trisari 3

Desa Mantaren II, serta semua pihak, yang turut berpartisipasi memberikan

motivasi, bantuan, dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

Atas segala bantuan, bimbingan, pengarahan dan partisipasinya semoga

mendapat pahala kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Akhirnya dengan mengharap ridha dan karunia-Nya, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua, amin ya rabbal ‘alamin.

Banjarbaru, 17 Desember 2023 M


4 Jumadil Akhir 1445 H

Penulis

Siti Lismawati
19.01.21.1516

xx
xxi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................................ii
PERSETUJUAN.......................................................................................................iii
TANDA PERBAIKAN.............................................................................................iv
PENGESAHAN.........................................................................................................v
PEDOMAN TRANSLITERASI...............................................................................vi
ABSTRAK..............................................................................................................xiii
MOTTO...................................................................................................................xiv
KATA PERSEMBAHAN........................................................................................xv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................xvi
KATA PENGANTAR...........................................................................................xvii
DAFTAR ISI............................................................................................................xx
DAFTAR TABEL..................................................................................................xxii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xxiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xxiv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................6
C. Defenisi Operasional.......................................................................................7
D. Alasan Memilih Judul.....................................................................................8
E. Tujuan Penelitian.............................................................................................9
F. Signifikasi Penelitian.......................................................................................9
G. Kajian Pustaka..............................................................................................10
H. Sistematika Penulisan...................................................................................13

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................15


A. Peran guru......................................................................................................15
B. Menumbuhkan Minat Belajar Siswa.............................................................21

xxii
C. Mata Pelajaran Matematika...........................................................................29
D. Peran Guru Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika...........................................................................................................35
E. Aspek Pendukung dan Penghambat Peran Guru dalam Menumbuhkan Minat
Belajar Siswa Terhadap Matematika....................................................................47

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................53


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian....................................................................53
B. Subjek dan Objek Penelitian.........................................................................54
C. Data dan Sumber Data...................................................................................54
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................57
E. Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data......................................60
F. Prosedur Penelitian........................................................................................63

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN............................................................65


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................65
B. Penyajian Data...............................................................................................73
C. Analisis Data...............................................................................................117

BAB V PENUTUP.................................................................................................139
A. Simpulan......................................................................................................139
B. Saran............................................................................................................140

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................141
LAMPIRAN- LAMPIRAN

xxiii
DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 3.1 Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data............................59

Tabel 4.1 Data Nama-Nama Guru dan Jabatan di SD Negeri Trisari 3 ...............70

Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa SD Negeri Trisari 3...............................................72

Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana Sekolah......................................................72

Tabel 4.4 Data Perlengkapan Kelas I-VI..............................................................73

xxiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Tampak Gedung Sekolah Bagian Depan ............................................193

Gambar 2. Keadaan Gedung SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II ...................193

Gambar 3. Keadaan Perpustakaan SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II ..........193

Gambar 4. Izin Penelitian kepada Kepala Sekolah SD Negeri Trisari 3 ..............194

Gambar 5. Kegiatan wawancara bersama Kepala Sekolah SD Negeri Trisari 3...194

Gambar 6. Kegiatan Pengumpulan Data Sekolah melalui Administrasi/TU .......194

Gambar 7. Kegiatan Wawancara Bersama Guru kelas I ......................................195

Gambar 8. Kegiatan Wawancara Bersama Guru Kelas II ....................................195

Gambar 9. Kegiatan Wawancara Bersama Guru Kelas III ...................................195

Gambar 10. Kegiatan Wawancara Bersama Siswa Kelas I, II, III .......................196

Gambar 11. Kegiatan Observasi Pada Kegiatan Pembelajaran

Matematika Kelas I ...............................................................................................197

Gambar 12. Kegiatan Observasi Pada Kegiatan Pembelajaran

Matematika Kelas II .............................................................................................197

Gambar 13. Kegiatan Observasi Pada Kegiatan Pembelajaran

Matematika Kelas III ............................................................................................197

Gambar 14. Kegiatan Pengumpulan Data Observasi

Bentuk Ceklist Kelas I, II, III ...............................................................................198

xxv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Terjemah Al-Qur’an, 146

Lampiran 2 Instrumen Pengumpulan Data, 147

Lampiran 3 Surat Perintah Riset, 154

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari SD Negeri Trisari 3, 156

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian dari SD Negeri Trisari 3, 157


Lampiran 6 Jadwal Pembelajaran Siswa Kelas I, II, dan III, 158

Lampiran 7 Modul Ajar Matematika Kelas I, 161

Lampiran 8 RPP Matematika Kelas II dan III, 181

Lampiran 9 Daftar Kegiatan Konsultasi Skripsi, 189

Lampiran 10 Foto-Foto Kegiatan Penelitian, 193

xxvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

segala lingkungan dan sepanjang hidup, serta pendidikan dapat diartikan sebagai

pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. 1

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia, sebab

melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu dan wawasan sebagai media

pengembangan diri dari keadaan kurang baik menjadi baik, menghasilkan

manusia yang berkualitas dan mencetak generasi yang terdidik guna memajukan

kehidupan dan kesejahteraan bangsa.

Kualitas pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah. Indonesia

merupakan negara kepulauan sehingga menyulitkan dalam pemerataan

pembangunan. Pembangunan yang belum merata membuat kualitas pendidikan di

masing-masing daerah di Indonesia berbeda. Daerah yang maju dan terletak di

dekat pusat kota memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik sedangkan daerah

di pinggir, pedalaman atau perbatasan biasanya mempunyai kualitas pendidikan

yang masih rendah. Misalnya bila dilihat dari kompetensi guru, masih banyak

ditemukan guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya. Guru matematika

di sekolah banyak yang bukan dari jurusan pendidikan matematika. Bila dilihat

dari sarana dan

1
Sofyan Amri, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah Dalam Teori
Konsep dan Analisis (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2013), h.219

1
2

prasarana juga banyak ditemukan sekolah yang masih kekurangan, khususnya

sekolah-sekolah di daerah-daerah atau di perbatasan. Bila dilihat dari segi siswa,

banyak siswa yang lebih mementingkan mencari uang dengan cara menoreh atau

bekerja di kebun sawit daripada berangkat sekolah sehingga siswa kerap

membolos.2

Guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah

merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan

yang terpikul dipundak orang tua3 Pekerjaan menjadi guru ini tidaklah mudah,

tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian profesional.

Dalam rangka peningkatan mutu dalam profesionalisme guru diupayakan agar

dapat menambah pengetahuan dalam pengalaman mengajarnya. Untuk itu seorang

guru dituntut untuk lebih mengefektifkan dan mengefisiensikan strategi

pembelajarannya didalam kelas. Menurut Uzer Usman peranan guru adalah

terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dengan yang dilakukan

dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan tingkah laku dan

perkembangan siswa yang menjadi tujuannya4

Tugas dan peran guru sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Baqarah

ayat 151, yaitu:5

2
Rizki Nurhana Friantini, Rahmat Winata, “Analisis Minat Belajar pada Pembelajaran
Matematika”, Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volume 4 Nomor 1 bulan Maret 2019.h.6
3
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.39
4
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2019), h.4
5
Anonim, http://repository.uin-suska.ac.id/18806/7/7.%20BAB%20II_2017843PAI.pdf,
Akses: Landasan Ulin, 15 september 2023, 11:30.
3

‫ِك‬ ‫ِت‬ ‫ِم‬ ‫ِف‬


‫َك َم ا َأْرَس ْلَنا يُك ْم َرُس واًل ْنُك ْم َيْتُلو َعَلْيُك ْم آَيا َنا َو ُيَز ِّك يُك ْم َو ُيَعِّلُم ُك ُم اْل َتاَب‬
﴾١٥١ ﴿ ‫َو اْلِح ْك َم َة َو ُيَعِّلُم ُك ْم َما َلْم َتُك وُنوا َتْع َلُم وَن‬
Secara kontekstual kandungan surah ini kaitannya dengan peran dan

tanggung jawab seorang guru ialah guru mengajarkan kepada siswa, memberikan

bimbingan dan mengarahkan siswa kepada tujuan yang baik.

Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki beberapa

kompetensi, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Guru dan Dosen

No.14 Tahun 2005 pasal 10 (1) dan peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 pasal

28(3) dinyatakan bahwa “Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi”.6 Kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kemudian kompetensi

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif

dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Selanjutnya kompetensi sosial

adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar. Terakhir kompetensi profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 7 Keempat kompetensi

tersebut harus dimiliki oleh guru. Dengan begitu guru akan dengan mudah

menjalankan tugas dan perannya sebagai seorang guru, adapun peran guru

diantaranya; guru sebagai sumber belajar, guru sebagai fasilitator, guru sebagai
6
Undang-undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 dan peraturan pemerintah No.19
Tahun 2005, Landasan Ulin, 15 September 2023, 14:02.
7
Fitri Mulyani, Konsep Kompetensi Guru dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen (Kajian Ilmu Pendidikan Islam), Jurnal Pendidikan Universitas Garut,
Vol. 03, No. 01, 2009, h.3
4

pengelola, guru sebagai demonstrator, guru sebagai pembimbing, guru sebagai

motivator, dan guru sebagai evaluator.8

Belajar merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang, melalui cara

melihat, memahami dan mengamati sesuatu. 9 Secara psikologis belajar dapat

diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungan disekitarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut

Slameto minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya

terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada

daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan

dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah

dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Jika terdapat

siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia

mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang

menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-

cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.10

Matematika adalah suatu bidang studi atau ilmu yang merupakan alat

untuk berpikir, berkomunikasi, sebuah alat untuk memecahkan masalah persoalan

yang mengandung logika dan mempunyai cabang-cabang antara lain aljabar,


8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2009), h.21
9
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2014), h.28
10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
Ed.rev 2015), h.57
5

geometri, aritmatika, dan analisis. Matematika adalah pembelajaran yang sukar

dinikmati oleh siswa banayak siswa yag mengeluh belajar matematika, dimana

siswa harus memahami konsep matematika, mempunyai penalaran pada

pembelajaran pola dan sifat matematika, memecahkan masalah atau soal

matematika, dan banyak hal lainnya yang harus siswa pahami membuat siswa saat

mendengar belajar matematika malas untuk belajar,11

Berdasarkan observasi awal, SD Negeri Trisari 3 adalah salah satu satuan

pendidikan dengan jenjang SD (Sekolah Dasar) di Desa Mantaren II, Kec.

Kahayan Hilir, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Dalam menjalankan

kegiatannya, SD Negeri Trisari 3 berada di bawah naungan Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan. SD Negeri Trisari 3 beralamat di Jl. Veteran 01

No.02 Desa Mantaren II Kec. Kahayan Hilir, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan

Tengah, dengan kode pos 74811. Sekolah ini memiliki lokasi yang strategis

karena berdekatan dengan lingkungan rumah penduduk sehingga mudah diakses,

selain itu juga sekolah ini merupakan sekolah yang sudah memiliki jumlah siswa

yang cukup banyak dengan tenaga pendidik yang setara hal inilah yang membuat

penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah ini. Berdasarkan observasi


12
yang peneliti lakukan di kelas I, II,dan III SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II

bahwa minat belajar siswa kelas I, II, dan III masih kurang, hal tersebut dapat

dilihat dari aktivitas belajar siswa, ketika proses pembelajaran berlangsung

terdapat siswa ribut, menjahili teman, mengobrol dengan teman sebangkunya dan

terdapat siswa yang melamun, serta rendahnya tingkat partisipasi/keterlibatan


11
Aniza Juanti, dkk. “ Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar matematika di
SMPN 9 Batam, Ar-Riyadhiyyat: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3 No.2 Januari 2023, h.90.
12
Observasi awal, Tanggal 11 November 2022, di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II.
6

siswa dalam mengikuti pembelajaran, hal inilah yang menjadi alasan bahwa minat

belajar mereka masih rendah terhadap mata pelajaran matematika. diperkuat

dengan hasil wawancara oleh peneliti sebagai penjajakan awal dalam melakukan

penelitian terhadap guru wali kelas I, II dan III, mengenai minat belajar siswa di

kelas, yang mana anak-anak masih kurang minat belajarnya pada saat

pembelajaran matematika berlangsung”.13

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Peran Guru dalam Menumbuhkan Minat Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa

Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka fokus penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II kabupaten

pulang pisau kalimantan tengah?

2. Apa saja aspek pendukung dan penghambat peran guru dalam menumbuhkan

minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Trisari 3

Desa Mantaren II kabupaten pulang pisau kalimantan tengah?

C. Defenisi Operasional

13
Wawancara pribadi, mantaren II, 31 Juli 2023.
7

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul proposal

skripsi ini, maka penulis akan memberikan penjelasan beberapa Istilah dalam

judul penelitian diatas sebagai berikut:

1. Peran Guru

Peran (role) guru artinya terciptanya serangkaian tingkah laku yang

saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan

dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang

menjadi tujuannya.14

2. Menumbuhkan Minat Belajar Siswa

Menumbuhkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki

beberapa pengertian diantaranya; 1) Menjadikan (menyebabkan) tumbuh, 2)

Memelihara dan sebagainya supaya tumbuh (bertambah besar, sempurna,

dsb); memperkembangkan, 3) Menimbulkan (kebencian, perselisihan, dan

sebagainya).15

Minat belajar merupakan rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu

hal ataupun aktifitas, tanpa adanya paksaan pada siswa tersebut. 16 Adapun

siswa dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti orang ( anak yang sedang

berguru/belajar, bersekolah).17 Menumbuhkan minat belajar siswa berarti

upaya memunculkan rasa suka dan ketertarikan siswa terhadap sesuatu pada

proses pembelajaran.

14
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2019), h.4
15
Anonim, https://jagokata.com/arti-kata/menumbuhkan.html, Banjarbaru, 12/10/23.
16
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: PT Rineka Cipta 2013),
h. 54.
17
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), h.601
8

3. Mata Pelajaran Matematika

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi matematika adalah

ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya yang

mencakup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam

menyelesaikan masalah mengenai bilangan.18

Jadi maksud penulis mengenai peran guru dalam menumbuhkan minat

belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah peran guru dalam upaya

menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap matematika.

D. Alasan Memilih Judul

1. Karena SD Negeri Trisari 3 merupakan sekolah yang lokasinya strategis dan

mudah dijangkau, hal inilah yang memudahkan peneliti untuk menggali

informasi karena jarak dan lokasi sekolah yang tidak jauh dari tempat tinggal

peneliti.

2. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap

sulit oleh siswa, yang mana siswa merasa bosan dan jenuh serta mudah putus

asa ketika tidak dapat menyelesaikan persoalan dalam matematika. Oleh

sebab itu, peneliti akan meninjau sejauh mana peran guru dalam menghadapi

problem tersebut guna menumbuhkan minat belajar siswa.

E. Tujuan Penelitian

18
Sugiyanti, Peningkatan Hasil Belajar Membuat Skets Grafik Fungsi Al Jabar Sederhana
Pada Sistem Koordinat kartesius Melalui Metode Cooperatif Learning Jigsaw pada Siswa kelas
VIII F SMP Negeri 6 Sukoharjo Semester I tahun Pelajaran 2017/2018, Jurnal Edunomika Vol.02
No.01, Februari 2018, h.180
9

1. Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam menumbuhkan minat belajar

siswa pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren

II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

2. Untuk mengetahui apa saja aspek pendukung dan penghambat peran guru

dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika di

SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan

Tengah.

F. Signifikasi Penelitian

Hasil penelitian ini baik secara teori maupun praktis diharapkan mempunyai

kegunaan sebagai berikut:

1. Signifikasi Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pustaka yang

berkaitan dengan peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa.

b. Menjadi masukan bagi guru untuk memahami perannya dalam

menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

2. Signifikasi Praktis

a. Teori yang diperoleh dari penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam

menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika.


10

b. Menjadikan sarana informasi untuk memudahkan guru dalam memahami

perannya dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

matematika.

G. Kajian Pustaka

Kajian Pustaka yang dimaksud merupakan berkaitan dengan pemilihan

teori yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitannya. Ada beberapa

hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai kajian dalam penelitian ini

diantarannya;

1. Istiqomah, Upaya Guru dalam meningkatkan motivasi siswa pada

pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah

Banjarbaru. Skripsi, Jurusan/Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI). Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah Banjarbaru. 2019.19

Penelitian yang ditulis oleh istiqomah membahas tentang upaya guru

dalam meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di

Madrasah Ibtidaiyah Al Khairiyah Banjarbaru. Adapun hasil dari penelitian

tentang upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran

Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah Al khairiyah adalah cukup baik. Hal

tersebut dibuktikan dari upaya yang dilakukan guru berupa memperjelas

tujuan yang ingin dicapai dalam belajar, mengaitkan pelajaran dengan hal-hal

yang diminati siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dalam

19
Istiqomah, Upaya Guru dalam meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran
Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khiriyah Banjarbaru, Skripsi. Jurusan/Prodi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah Banjarbaru,
2019.
11

pembelajaran, menggunakan variasi metode dan penyampaian yang menarik,

memberikan pujian yang wajar pada setiap keberhasilan siswa, serta

menciptakan persaingan dan kerjasama. Motivasi siswa pada pembelajaran

Bahasa Inggris dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat

kesadaran siswa akan kebutuhan mempelajari Bahasa inggris, sikap guru

terhadap kelas, pengaruh kelompok siswa, suasana kelas, serta kelengkapan

fasilitas pendukung pembelajaran.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti sekarang adalah cara guru dalam meningkatkan

motivasi dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran tertentu yang

dianggap sulit, serta pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun

perbedaannya adalah perbedaan subjek dan kelas yang akan diteliti.

2. Dahlia, Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada

Pelajaran PAI di SD Plus Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru. Skripsi, Prodi

Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI AL Falah Banjarbaru, 2020.20

Penelitian yang ditulis oleh Dahlia membahas tentang “Strategi guru

PAI dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran PAI di SD Plus

Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru”, berdasarkan hasil penelitian diatas

diketahui bahwa strategi guru PAI dalam meningkatkan minat belajar siswa

pada pelajaran PAI di SD Plus Citra Madinatul Ilmi sudah terlaksana dengan

baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dari strategi yang dilakukan guru PAI

berupa selalu berusaha melibatkan siswa, memberikan motivasi, prinsip


20
Dahlia, Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Pelajaran
PAI di SD Plus Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru. Skripsi, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
STAI AL Falah Banjarbaru, 2020
12

kooperatif dan individualisasi dan peragaan dalam pembelajaran. Selain itu,

strategi guru PAI dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran

PAI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perasaan senang terhadap

materi, tingkat kesadaran siswa akan kebutuhan mempelajari PAI, konsentrasi

siswa, dukungan orang tua, dan fasilitas yang disediakan sekolah.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti sekarang adalah sama-sama menggunakan penelitian

kualitatif deskriptif, subjek yang diteliti yaitu seorang guru, serta sama-sama

meneliti cara guru dalam meningkatkan dan menumbuhkan minat belajar

siswa dalam proses pembelajaran. adapun perbedaannya terletak pada materi

yang diteliti.

3. Sri Maya Lestari, Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar Siswa Terhadap

Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Pada Masa Pandemi di Kelas X

SMAN 1 Pematang Karau Tahun Pelajaran 2020/2021.Skripsi,Jurusan

Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan keguruan, Tahun 2021.21

Penelitian yang ditulis oleh Sri Maya lestari membahas tentang

“Pengaruh motivasi dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata

pelajaran matematika”, hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa; 1)

Motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar dilihat dari nilai

t(hitung) lebih besar dari t (tabel) (3,488 > 2,00856) dan berada pada kategori

tinggi sebanyak 88,68% siswa. 2) Minat belajar siswa berpengaruh terhadap

hasil belajar dilihat dari nilai t(hitung) lebih besar dari t(tabel) (5,547 >
21
Sri Maya Lestari, Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Mata Pelajaran Matematika Pada Masa Pandemi di Kelas X SMAN 1 Pematang Karau Tahun
Pelajaran 2020/2021. Skripsi, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin.
13

2,00856) dan berada pada kategori tinggi sebanyak 79,25% siswa. 3)

Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara motivasi

belajar dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar matematika di masa

pandemi Covid-19 dimana nilai F(hitung) lebih besar dari F(tabel) (23,011 >

3,18) dan berada pada kategori sedang sebanyak 60,38% siswa.

Penelitian terdahulu ini memiliki kesamaan dengan topik bahasan

peneliti yaitu mengenai “Minat belajar siswa terhadap matematika”, adapun

perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan, penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif adapun peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman mengenai pembahasan ini, maka

penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, definisi operasional, alasan memilih judul, tujuan

penelitian, signifikansi penelitian, kajian pustaka dan sistematika

penulisan.

2. Bab II Landasan Teori

Merupakan isi pembahasan yang terdiri dari Peran guru,

Menumbuhkan Minat belajar siswa, Mata Pelajaran Matematika, Peran


14

guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa, serta Aspek pendukung

dan penghambat peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa.

3. Bab III Metode Penelitian

Merupakan metode penelitian, terdiri dari jenis dan pendekatan

penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, dan prosedur penelitian.

4. Bab IV Laporan Hasil Penelitian

Merupakan laporan hasil penelitian, terdiri dari gambaran umum

lokasi penelitian, Sejarah singkat berdirinya SD Negeri Trisari 3 Desa

Mantaren II, keadaan guru, siswa, dan lingkungan, keadaan sarana dan

prasarana yang tersedia, penyajian serta analisis data.

5. Bab V Penutup

Merupakan penutup dari penelitian ini, meliputi: simpulan seluruh

isi penelitian dan saran berkaitan dengan penelitian ini.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran guru
Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan atau

dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti. Ditilik dan ditelusuri

dari bahasa aslinya, sanskerta, kata “guru” adalah gabungan dari kata gu dan ru.

Gu artinya kegelapan, kejumudan atau kekelaman. Sedangkan ru artinya

melepaskan, menyingkirkan atau membebaskan. Jadi, guru adalah manusia yang

”berjuang” terus-menerus dan secara gradual melepaskan manusia dari kegelapan.

Dia menyingkirkan manusia dari kejumudan (kebekuan, kemandekan) pikiran.

Dia berusaha membebaskan manusia dari kebodohan yang membuat hidup

mereka jauh dari ajaran Tuhan. Dia berikhtiar melepaskan manusia dari

kekelaman yang mengungkung yang membuat perilaku mereka buruk layaknya

hewan.22 Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005

pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.23
Seorang guru merupakan orang tua pertama disekolah, seorang guru

memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan peserta didik. Guru yang

membim-

22
Amka Abdul Aziz, Guru Profesional Berkarakter, (Klaten: Cempaka Putih,2012), h.1
23
UU RI No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta:Sinar Grafika 2007)h.3

15
16

bing dan mengarahkan anak didiknya kearah yang lebih baik. dalam hal ini

digambarkan dalam firman Allah Q.S An-Nahl ayat 43 berikut:

‫ِّذ ْك ِر ِإْن ُك ْنُتْم اَل‬3 3 ‫َو َم ا َأْرَس ْلَنا ِم ْن َقْبِل َك ِإاَّل ِر َج ااًل ُن وِح ي ِإَلْيِه ْم ۚ َفاْس َأُلوا َأْه َل ال‬

﴾٤٣ ﴿ ‫َتْع َلُم وَن‬


Ayat diatas menjadi landasan bahwa guru sangat berperan dalam

upaya membimbing anak didiknya karena guru merupakan orang yang

diangap mempunyai pengetahuan yang dipercaya bisa membimbing anak

didiknya. Untuk menjadi seorang guru tentunya tidak mudah, harus menempuh

jalur pendidikan profesi keguruan, seorang guru juga harus berkompeten dalam

menjalankan tugas dan perannya menjadi seorang guru. Adapun kompetensi yang

harus dimiliki guru sebagaimana yang tercantum didalam Dalam undang-undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan bahwa: “Guru wajib

memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesional”.24

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik. Kemudian kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian

yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta

didik. Selanjutnya kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,

sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Terakhir

24
UU RI No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen,(Jakarta:Sinar Grafika 2007)h.3
17

kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara

luas dan mendalam.25

Dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki peran penting untuk

membuat ilmu-ilmu yang diajarkan dapat diterima oleh siswa-siswinya yang ada.

Tak hanya berperan untuk mengerjakan ilmu-ilmu saja, banyak sekali peran guru

dalam proses pembelajaran.26 Berikut ini pendapat dari beberapa para ahli

berkalitan dengan peran guru:

1. Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai kominator, sahabat yang dapat

memberikan nasihat- nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan

dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta

nilai-nilai orang yang menguasai bahan yang diajarkan.

2. Havighurst menjelaskan bahwa peran guru disekolah sebagai pegawai

(employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subardinate)

terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman

sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai

pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.

3. James W.Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain:

menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan

mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan

siswa.

25
Fitri Mulyani, Konsep Kompetensi Guru dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen (Kajian Ilmu Pendidikan Islam), Jurnal Pendidikan Universitas Garut,
Vol. 03, No. 01, 2009, h.3
26
Dea Kiki Yestiani & Nabila Zahwa, Peran Guru Dalam Pembelajaran Pada Siswa
Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 4 No. 1, (Maret 2020), h. 2.
18

4. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengungkapkan bahwa

peran guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmiter dari ide tetapi juga

berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.27

Menurut Imam Wahyudi beberapa peran guru yang berpengaruh terhadap

pelaksanaan pendidikan disekolah dan perlu dipahami antara lain guru sebagai

pendidik dan pengajar, guru sebagai anggota masyarakat, guru sebagai

administrator dan guru sebagai pengelola pembelajaran yaitu;28

1. Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar

Bahwasannya setiap guru berperan melakukan transfer ilmu

pengetahuan, mengajarkan dan membimbing anak didiknya serta

mengajarkan tentang segala sesuatu yang berguna bagi mereka dimasa depan.

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya

proses pertumbuhan dan perkembangan potensi anak didik, baik potensi

kognitif maupun potensi psikomotoriknya.

2. Guru Sebagai Anggota Masyarakat

Seorang guru harus mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan

lingkungan secara baik mengenai administrasi sekolah dan segala sesuatu

yang

berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran disekolah.

3. Guru Sebagai Administrator

27
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,
2018), h. 143-144
28
Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012)
h.46
19

Seorang guru berperan melaksanakan semua administrasi sekolah yang

berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran.

4. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran

Bahwasannya guru berperan aktif dalam menguasai berbagai metode

pembelajaran dan memahami situasi belajar didalam maupun diluar sekolah.

Menurut Wina Sanjaya peran guru adalah sebagai sumber belajar,

fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator dan evaluator

yaitu:29

1. Guru Sebagai Sumber Belajar

Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat

penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan

materi pembelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya

dari penguasaan materi pembelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia

dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia

berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya.

2. Guru Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk

memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.

3. Guru Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan

dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar

29
Wina Sanjaya, Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, 2009) h 21-33.
20

dengan nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga

kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.

4. Guru Sebagai Demonstrator

Peran guru sebagai demonsrator adalah peran untuk mempertunjukkan

kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan

memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai

demonstrator. Pertama sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan

sikap-sikap yang terpuji. Kedua sebagai demonstrator guru harus dapat

menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pembelajaran bisa lebih

dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.

5. Guru Sebagai Pembimbing

Peran guru sebagai pembimbing yang baik maka ada beberapa hal

yang harus dimiliki, diantarnya: Pertama guru harus memiliki pemahaman

tentang anak sedang dibimbingnya. Kedua kedua harus memahami dan

terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi

yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.

6. Guru Sebagai Motivator

Dalam proses pebelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek

dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi

bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak

adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan

segala kemampuannya. Dengan demikian, bisa dikatakan siswa yang


21

berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuan yang rendah

pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.

7. Guru Sebagai Evaluator

Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpullkan data atau

informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah lakukan. Terdapat

dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama untuk

menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum.

Kedua untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh

kegiatan yang telah diprogram.

B. Menumbuhkan Minat Belajar Siswa


1. Pengertian Menumbuhkan Minat Belajar Siswa

Menumbuhkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki

beberapa pengertian diantaranya; 1) Menjadikan (menyebabkan) tumbuh, 2)

Memelihara dan sebagainya supaya tumbuh (bertambah besar, sempurna,

dsb); memperkembangkan, 3) Menimbulkan (kebencian, perselisihan, dan

sebagainya).30 Menumbuhkan yang dimaksud disini adalah suatu dorongan

positif untuk memberikan semangat siswa bahwa minat belajar perlu untuk

ditumbuhkembangkan sejak dini guna untuk memperoleh hasil belajar yang

baik.

30
Jago Kata, https://jagokata.com/arti-kata/menumbuhkan.html, Banjarbaru, 12/10/23.
22

Minat dalam bahasa inggrisnya interest,31 dalam bahasa arabnya

ihtimaam32, dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan

perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi

objek dari minat tersebut disertai perasaan senang. Minat belajar merupakan

rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal ataupun aktifitas, tanpa adanya

paksaan pada siswa tersebut.33oleh sebab itu, apapun yang dilihat seseorang

sudah pasti akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihatnya

mempunyai hubungan, hal itu menunjukkan minat adalah sebuah

kecenderungan jiwa seseorang kepada suatu hal.34

Adapun pengertian siswa menurut kamus besar bahasa Indonesia


35
yaitu orang ( anak yang sedang berguru / belajar, bersekolah). Menurut

Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu

lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.

Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapapun

usianya, darimanapun, siapa pun, dengan biaya apapun untuk meningkatkan

intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan

jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.36

31
Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,
2000), h.327.
32
M Kasir Ibrahim, Kamus Arab, (Surabaya: Apollo, 2004), h.581
33
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: PT Rineka Cipta 2013),
h. 54.
34
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012),
h.76
35
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), h.601
36
Shafique Ali Khan, Filsafat Pendidikan Al-Ghazali, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
h.62
23

Besar kecilnya minat seseorang dapat menentukan hasil yang ia

akan peroleh. Sebagaimana firman Allah SWT Q.S An-najm: 39.

‫َو َأْن َلْيَس ِلِإْل ْنَس اِن ِإاَّل َم ا َسَع ى‬


Dari ayat di atas menjelaskan, seseorang tidak akan memperoleh suatu

hasil yang maksimal melainkan sesuai apa yang telah diusahakannya.

Minat mempengaruhi tiga aspek penting dalam pengetahuan

seseorang yaitu perhatian, tujuan dan tingkat pembelajaran, berbeda dengan

motivasi sebagai faktor pendorong pengetahuan, minat tidak hanya sebagai

faktor pendorong pengetahuan namun juga sebagai faktor pendorong sikap.

Selanjutnya pengertian minat belajar adalah sikap ketaatan pada kegiatan

belajar, baik menyangkut perencanaan jadwal belajar maupun inisiatif

melakukan usaha tersebut dengan sungguh-sungguh.37

2. Indikator Minat Belajar

Menurut Hidayat Indikator Minat dibagi menjadi Minat

beberapa indikator yang menentukan minat seseorang terhadap sesuatu,

antara lain antara lain.

a. Keinginan

Seseorang yang memiliki keinginan terhadap suatu

kegiatan tentunya ia akan melakukan atas keinginan dirinya sendiri.

Keinginan merupakan indikator minat yang datang dari dorongan

diri, apabila yang dituju sesuatu yang nyata. Sehingga dari

37
Siti Nurhasanah & A. Sobandi, Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa
(Learning Interest as Determinant Student Learning Outcomes), Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, Vol. 1, No. 2 (Agustus 2016). h.3.
24

dorongan tersebut timbul keinginan dan minat untuk mengerjakan

suatu pekerjaan.

b. Perasaan Senang

Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal

tertentu ia cenderung mengetahui hubungan antara perasaan dengan

minat

c. Perhatian

Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa

seseorang terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan

mengesampingkan yang lain.

d. Perasaan Tertarik

Minat bisa berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong kita

cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan ataupun

bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu

sendiri. Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu akan

terdapat kecenderungan yang kuat tertarik pada guru dan mata pelajaran

yang diajarkan. Sehingga perasaan tertarik merupakan indikator yang

menunjukkan minat seseorang.

e. Giat Belajar

Aktivitas di luar sekolah merupakan indikator yang dapat

menunjukkan keberadaan minat pada diri siswa.

f. Mengerjakan Tugas
25

Mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu

indikator yang menunjukkan minat siswa.

g. Menaati Peraturan

Orang yang berminat terhadap pelajaran dalam dirinya akan

terdapat kecenderungan-kecenderungan yang kuat untuk mematuhi dan

menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan karena ia mengetahui

konsekuensinya. Sehingga menaati peraturan merupakan indikator yang

menentukan minat seseorang.38

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa indikator minat

terdiri dari, keinginan, perasaa senang, perhatian, tertarik, giat belajar,

mengerjakan tugas, dan menaati peraturan.

3. Fungsi Minat Belajar

Minat berhubungan erat dengan sikap kebutuhan seseorang dan

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat terhadap

sebuah kegiatan baik permainan maupun pekerjaan akan berusaha lebih

keras untuk belajar dibandingkan anak yang kurang berminat.

b. Minat memengaruhi bentuk intensitas apresiasi anak. Ketika anak milau

berpikir tentang pekerjaan mereka dimasa yang akan datang, semakin

38
Noor Komari Pratiwi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, Dan
Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Smk Kesehatan Di Kota
Tangerang”, Jurnal Pujangga, vol. 1, no. 2 (2015), h. 89–90.
26

besar minat mereka terhadap kegiatan di kelas atau di luar kelas yang

mendukung tercapainya aspirasi itu.

c. Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Anak

yang berminat terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan,pengalaman mereka

jauh lebih menyenangkan dari pada mereka yang merasa bosan.39

4. Macam-macam Minat Belajar

Setiap individu peserta didik memiliki berbagai macam minat dan

potensi. Secara konseptual, mengkategorikan minat peserta didik menjadi tiga

dimensi besar yaitu:

a. Minat Personal

Minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi atas mata

pelajaran tertentu, apakah peserta didik tertarik atau tidak, apakah senang

atau tidak senang, dan apakah mempunyai dorongan keras dari dalam

irinya untuk menguasai mata pelajarantersebut. Minat personal identik

dengan minat intrinsik peserta didik yang mengarah pada minat khusus

pada ilmu sosial, olahraga, sains, musik, kesasatraan, komputer, dan lain

sebagainya. Selain itu minat personal peserta didik dapatdiartikan dengan

minat peserta didik dalam pilihan mata pelajaran.

b. Minat Situasional

Minat situasional ini menjurus pada minat pesertadidik yang tidak

stabil dan telatif berganti-ganttergantung dari faktor rangsangan dari luar

dirinya Misalnya suasana kelas,ara mengajar guru, dorongan keluarag,

39
Ibid, h. 15-16.
27

minat situasional ini merupakan kaitan dengan tema pelajaran yang

diberikan.

c. Minat Psikologikal

Minat psiklogikal erat kaitannya denga adanya sebuah interaksi

antara minat personal dengan minat situasional yang terus menerus dan

berkesinambungan.jika peserta didik memiliki pengetahuan yang cukup

tentang mata pelajaran, dan dia memiliki cukup punya peluang untuk

mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur (kelas) atau pribadi (diluar

kelas), serta punya penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka

dapat dinyatakan bahwa peserta didik memiliki minat psikologikal

terhadap mata pelajaran tersebut.40

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Belajar

Crow and crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya

minat, yaitu:

a. Dorongan Dari Dalam Diri Individu

Dorongan diri dalam individu misalnya dorongan untuk makan,

ingin tahu. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk

bekerja. dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan

minat untuk belajar, membaca, dan menuntut ilmu.

b. Motif Sosial
40
Moh. Toharudin, “Buku Ajar Manajemen Kelas”, (Penerbit Lakeisha, 2020), h. 172.
28

Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk

melaksanakan aktivitas tertentu. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu

pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat.

c. Faktor Emosional

Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang

mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan

senang dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas

tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilan minnat terhadap hal

tersebut.41

6. Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Ada banyak upaya meningkatkan minat belajar pada siswa seperti yang

dijelaskan oleh Slameto yaitu:

a. Menggunakan minat-minat yang ada, mengkaitkan pembelajaran dengan

sesuatu yang diminati siswa.

b. Membentuk minat belajar yang baru yaitu dengan cara memberikan

informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran

yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu,menguraikan

kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

c. Menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita yang sensasional

yang sudah diketahui kebanyakan siswa.

d. Memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, maksudnya

alat yang dipakai untuk membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu

41
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam (Jakarta: Prenada Media, 2004) h 265-268.
29

yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan

baik.42

C. Mata Pelajaran Matematika


1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu ilmu yang berkaitan dengan alam

sekitar, dimana segala sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan sekitar kita

telah diciptakan sesuai ukuran yang sesuai. Hal ini sesuai dengan firman

Allah SWT pada surat Al-Qamar ayat 49 yang berbunyi:

٤٩ ﴿ ‫﴾ِإَّنا ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلْق َناُه ِبَق َد ٍر‬


Pembuktian ayat tersebut yang terdekat adalah tubuh manusia. Dalam

tubuh manusia, sebagai contoh jari tangan yaitu adanya ketentuan sesuai pola

fibonaci. Fibonaci merupakan bentuk pola bilangan yang ditemukan oleh

Matematikawan berkebangsaan Italia yang bernama Leonardo Fibonacci.

Oleh sebab itu pola tersebut dinamakan fibonaci, dimana pola tersebut

memilikii keistimewaan, yaitu bilangan baru merupakan hasil dari

penjumlahan dua bilangan sebelumnya, seperti yang terlihat pada barisan

bilangan berikut ini:

1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, . . . dst

Pada jari tangan manusia terdapat ketentuan ukuran dalam


pembuatannya. Coba perhatikan jari tangan kalian setiap tangan memiliki 1
buah jari jempol dimana dalam jari jempol hanya terdapat 2 buah ruas tulang,
sedangkan jari-jari yang lain terdapat 3 ruas tulang. Dengan setiap tangan
42
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yangg Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta,
Slameto,2003) h 181.
30

memiliki 5 jari dan total jari yang memiliki tiga ruas jari sebanyak 8. Jika
kalian perhatikan maka akan terbentuk pola 1, 1, 2, 3, 5, 8 pada tangan
manusia. Tentu saja masih bayak bukti kekuasaan Allah SWT yang sudah
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.43
Matematika ditinjau dari filosofinya bersumber dari Al-Qur’an. Seperti

dalam Q.S Al-An’am ayat 96 tentang peredaran matahari dan bulan dapat

membantu manusia dalam melakukan perhitungan.

‫َفاِلُق اِإْل ْص َباِح َو َجَعَل الَّلْيَل َس َك ًنا َو الَّش ْم َس َو اْلَق َمَر ُحْسَباًناۚ َٰذ ِلَك َتْق ِد يُر اْلَعِز يِز‬

﴾٩٦ ﴿ ‫اْلَعِليِم‬
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi matematika adalah

ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya yang

mencakup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam

menyelesaikan masalah mengenai bilangan.44 Matematika adalah suatu

bidang studi atau ilmu yang merupakan alat untuk berpikir, berkomunikasi,

sebuah alat untuk memecahkan masalah persoalan yang mengandung logika

dan mempunyai cabang-cabang antara lain aljabar, geometri, aritmatika, dan

analisis.45

Menurut Leny Retno Indriani dalam jurnah kajian ilmiahnya

mengatakan matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek

43
Nurbaiti Widyasari, Muhammad Hayyun, Pengembangan Pembelajaran Matematika
SD, (Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, 2017), h. 1
44
Sugiyanti, “Peningkatan Hasil Belajar Membuat Skets Grafik Fungsi Al Jabar
Sederhana Pada Sistem Koordinat kartesius Melalui Metode Cooperatif Learning Jigsaw pada
Siswa kelas VIII F SMP Negeri 6 Sukoharjo Semester I tahun Pelajaran 2017/2018”, Jurnal
Edunomika Vol.02 No.01, Februari 2018, h.180.
45
Aniza Juanti, dkk. “ Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar matematika di
SMPN 9 Batam, Ar-Riyadhiyyat: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3 No.2 Januari 2023, h.90.
31

abstrak dan dibangun oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir

siswa dengan proses penalaran deduktif dengan tujuan agar dapat melatih

siswa berpikir sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten.46

2. Karakteristik Matematika

a. Memiliki obyek kajian abstrak

b. Bertumpu pada kesepakatan

c. Berpola pikir deduktif

d. Memiliki simbol yang dapat diartikan secara fleksibel

e. Memperhatikan semesta pembicaraan

f. Konsisten dalam sistem.47

3. Tujuan Matematika

Pembelajaran matematika sendiri memiliki beberapa tujuan. Tujuan dari

pembelajaran matematika sebagai berikut:

a. agar siswa memiliki kemampuan

b. konsep matematika, adalah menjelaskan keterkaitan antara konsep satu

dengan yang lainya dan mengaplikasikan pada konsep algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

c. Pola penalaran dan mampu melakukan manipulasi matematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika.
46
Leny Retno Indriani, Penerapan Pendekatan Concrete Represetational Abstract (CRA)
Pada Muatan Pelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, Vol.10 No.2 Tahun 2022, h.413
47
Nur Yum Saidah, siti Maghfirotun Amin, mustaji, ”Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Desimal Untuk Kelas V Sekolah Dasar
Dengan Pendekatan Matematika Realistik”, Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Hasil Penelitian, Vol 4, No 1, Januari 2018.
32

d. Memecahkan masalah dan kemampuan memahami masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan model dan merangcang solusi yang

diperoleh.

e. Menginformasikan gagasan dengan beberapa output seperti simbol, tabel,

diagram, atau media lain.

f. Menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa

ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika, serta sikap

ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.48

4. Ruang Lingkup Matematika

Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar

kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak

berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi

matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai

kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang

dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai

siswa.

Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi

matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil

belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam

kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok, untuk setiap aspeknya.

Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan

menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin di capai.


48
Siti Maryam Munjiat, Anis Syaefunisa, “Menumbuhkan Minat Siswa SD Terhadap
Mata Pelajaran Matematika Di SDN 01 Ciduwet Kabupaten Brebes”, Jurnal Dima Sejati Vol.2
No.1, 2020, h.140
33

Merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus

dicapai siswa maka ruang lingkup materi matematika adalah aljabar,

pengukuran dan geomerti, peluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus.

a. Kompetensi aljabar ditekankan pada kemampuan melakukan dan

menggunakan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan dan fungsi.

b. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan menggunakan sifat

dan aturan dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volume, dan

tranfrormasi.

c. Peluang dan statistika ditekankan pada menyajikan dan meringkas data

dengan berbagai cara.

d. Trigonometri ditekankan pada menggunakan perbandingan, fungsi,

persamaan, dan identitas trigonometri.

e. Kalkulus ditekankan pada mengunakam konsep limit laju perubahan

fungsi.49

Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan

SD/MI meliputi aspek: bilangan, geometri, pengukuran dan pengolahan data.

Pada aspek bilangan terdapat pokok bahasan tentang pecahan. Materi pecahan

dikenalkan sejak kelas tiga. Selanjutnya di kelas lima, materi pecahan

membahas lebih lanjut tentang pecahan desimal.50

Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang,

yaitu aritmetika, aljabar, dan geometri. Aritmetika atau berhitung adalah


49
Nasaruddin, “Karakterisik Dan Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika Di Sekolah”,
al-Khwarizmi, Volume 2, Oktober 2013, h.68
50
Nur Yum Saidah, siti Maghfirotun Amin, mustaji, ”Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Desimal Untuk Kelas V Sekolah Dasar
Dengan Pendekatan Matematika Realistik”, Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Hasil Penelitian, Vol 4, No 1, Januari 2018.
34

cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan

bilangan nyata dengan perhitungannya, terutama menyangkut penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian. Secara singkat aritmetika itu adalah

pengetahuan tentang bilangan. Dalam perkembangan aritmetika selanjutnya,

penggunaan bilangan sering diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam

aritmetika inilah yang kemudian disebut aljabar. Berbeda dari aritmetika dan

aljabar, geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan

garis. Titik adalah pernyataan tentang posisi yang tidak memiliki panjang dan

lebar, sedangkan garis hanya dapat diukur panjangnya.51

5. Faktor Keberhasilan Mencapai Hasil Matematika

Ada 2 faktor keberhasilan Mencapai hasil matematika yang baik di antaranya:

a. Faktor kecerdasan adalah kemampuan menyesuaikan anak baik dalam

situasi anak memecahkan masalah dengan mudah atau dapat

menyesuaikan tentang lingkungan dan belajar darinya pengalaman Jadi

misalkan jika anak itu memiliki IQ yang tinggi dapat memecahkan soal

matematika benar.

b. Perbandingan faktor motivasi ketika ada batu keras dan air menetes demi

setetes pun akan bergetar itu hancur atau hancur. Dan dibandingkan

dengan anak yang tidak menonjol atau kurang jika ada motivasi dan

banyak latihan pada akhirnya Anak ini bisa luar biasa. Mempelajari

matematika secara umum terkait dengan menghitung, jadi Siswa malas

dan takut di kelas dan takut salah. lingkungan siswa yang tidak

51
Nida Jarmita, “Analisis Penguasaan Konsep Dan Kesulitan Materi Matematika Dalam
Upaya Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Pgmi”, Edusains Volume 1 Nomor 2.
35

mendukung pembelajaran Orang tua mungkin tidak punya waktu untuk

membantu anak-anak mereka dengan pekerjaan rumah mereka.52

D. Peran Guru Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata


Pelajaran Matematika
Peran guru adalah usaha atau cara yang dilakukan oleh guru dalam

menumbuhkan minat belajar siswa guna kelancaran dalam proses belajar

mengajar di kelas. Peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa terhadap

mata pelajaran matematika sebagai berikut:53

1. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan hal yang penting dilakukan guru.

Dengan diberitahukan tujuan pembelajaran siswa dapat mengetahui hal-hal

apa saja yang perlu mereka lakukan selama proses pembelajaran. Siswa juga

dapat mengetahui manfaat yang akan mereka peroleh dari mempelajari materi

tersebut, karena diakhir pembelajaran akan ada evaluasi untuk mengetahui

sampai sejauh mana pemahaman siswa dalam materi yang sudah diberikan.

Tujuan pembelajaran tersebut tertuang dalam RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran), Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana yang

dibuat guru yang berhubungan dengan program kegiatan pengajaran harian

baik di kelas maupun di luar kelas, serta metode dan pendekatan dalam

52
Aniza Juanti, dkk. “ Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar matematika di
SMPN 9 Batam, Ar-Riyadhiyyat: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3 No.2 Januari 2023, h.93
53
Clara Ditri Rulianti, Dkk, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Matematika Siswa Kelas V Sd Selama Pembelajaran Daring”, Jurnal Pendidikan Guru, Vol.3
No.2, Tahun 2022, h.125-126.
36

pengajaran.54 Ada beberapa Indikator tujuan pembelajaran untuk kelas I, II,

dan III diantaranya:

a. Memecahkan soal penjumlahan bilangan 1-10 (C4)

b. Memecahkan soal pengurangan bilangan 1-10 (C4)

c. Menentukan ruas garis yang membatasi model bangun ruang dengan

benar.

d. Mengidentifikasi ruas garis yang membatasi model bangun ruang dengan

tepat.

e. Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan cacah.

f. Menyelesakan masalah yang melibatkan penggunaan sifat-sifat operasi

hitung pada bilanga cacah

2. Memberikan motivasi

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan, bahkan motif dapat diartikan

sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi juga bisa diartikan

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 55

Memberikan motivasi merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan

guru dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa. Agar siswa

berminat dalam belajar, tugas guru disini harus bisa membimbing dan

54
Nurbaiti Widyasari, Muhammad Hayyun, Pengembangan Pembelajaran Matematika
SD, (Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, 2017), h. 267
55
Achmad Fauzi, Belajar dan Pembelajaran; Menelaah dan mengkaji teori, model-model,
konsep belajar dalam proses pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit K-Media, 2017), h. 33
37

membuat pembelajaran yang menyenangkan. Maka dari itu guru harus

memberikan motivasi belajar kepada siswa, seperti:

a. Memberikan angka atau nilai

Angka dalam hal ini menjadi simbol dari nilai kegiatn belajarnya.

Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang

baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau

nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

b. Memberikan ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi.

c. Memberikan hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetap kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena

itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.56

d. Adanya saingan/kompetisi

Guru harus bisa mengatur strategi untuk mengadakan persaingan

di antara anak didiknya untuk meningkatkan prestasi dan berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.57

3. Memberikan bimbingan belajar

56
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: PT Rineka Cipta 2013),
h. 92-93
57
Imam Tolkhah, Profil ideal Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Titian Pena,
2008), h .56
38

Merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan guru dalam

meningkatkan minat belajar matematika siswa. Dalam pemberian bimbingan

ini biasanya guru akan membuat jam tambahan secara pribadi untuk siswa

yang belum memahami materi pembelajaran, tujuannya untuk meningkatkan

pengetahuan siswa yang awalnya tidak memahami materi pembelajaran

menjadi lebih memahami materi pembelajaran tersebut. Adapun indikator

bimbingan belajar oleh guru terhadap peserta didik antara lain:

a. Guru membimbing dalam pengaturan waktu belajar.

Bagaimana guru membimbing siswa merencanakan waktu dan

kegiatan belajar agar siswa dapat membagi waktu dan mengisi waktu

senggang dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mengetahui

cara mengatur waktu belajar dengan baik.

b. Guru membimbing siswa mempelajari materi belajar

Guru memberikan pengajaran perbaikan dan kegiatan pengayaan

serta cara menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga untuk

memberikan jalan keluar dan memberikan bimbingan pribadi.

c. Guru membimbing siswa dalam menggunakan buku-buku pelajaran

Efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran agar siswa

dapat menggunakan dan mempelajari buku dan sering membaca sehingga

membaca itu menjadi penting.

d. Guru membimbing dalam menghadapi tes/ujian.

Proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran agar siswa dapat


39

belajar dengan baik, menciptakan kesiapan belajar siswa dan prosedur

dalam mengikuti pelajaran di kelas sehingga siswa dapat serius dan fokus

saat proses belajar mengajar berlangsung dengan baik.58

4. Memberikan metode dan media yang bervariasi

Metode berasal dari bahasa yunani, secara etimologi metode berasal

dari meta dan hados. Meta berarti melalui dan hados berarti jalan atau cara.59

Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode diartikan sebagai cara teratur

yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai dengan

apa yang dikehendaki. Media berasal dari bahasa Latin “medium” yang

berarti “perantara” atau “pengantar”.Lebih lanjut, media merupakan sarana

penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber

pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.60

Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat menarik

perhatian siswa dalam belajar, selain dapat menarik perhatian siswa dalam

belajar dengan diberikan metode dan media yang bervariasi juga dapat

memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, sehingga dapat

menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Contoh metode yang digunakan

guru saat pembelajaran yaitu: metode ceramah, metode Tanya jawab, Diskusi,

metode melihat mencoba/demonstrasi. Sedangkan media yang digunakan

58
Devi Lailatul Maufiroh, et al, Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Kelas X Ipa Di Sman 10 Pontianak, Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling Fkip
Untan Pontianak, h. 2
59
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-6, h.61
60
Talizaro Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa”, Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No.2, Juli 2018, h. 104
40

yaitu media power point dan video pembelajaran, serta penggunaan alat

peraga matematika. Indikator metode yang bisa digunakan guru antara lain:

a. Guru menggunakan metode ceramah

Ceramah adalah cerita atau penjelasan yang secara khusus

disampaikan oleh guru atau pendidik di depan kelas. Arti utama koneksi

dalam hal ini adalah "berbicara". Selama pembelajaran dimungkinkan guru

atau pendidik menambah pertanyaan, tetapi pembelajaran utama siswa

adalah mendengarkan dengan seksama dan memperhatikan poin-poin

penting yang disampaikan oleh guru atau tenaga pendidik.61

b. Guru menggunakan metode Diskusi

Diskusi adalah komunikasi ilmiah yang melibatkan pergantian

argumen, pembangkitan gagasan, dan pengujian pendapat beberapa orang

dalam suatu kelompok untuk mencari kebenaran. Metode diskusi adalah

aktivitas di mana data, argumen, dan kemahiran dipertukarkan dengan

terstruktur. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman bersama

yang lebih jelas dan lebih dalam tentang sesuatu.

c. Guru menggunakan metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian atau peyajian

bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab

murid. Metode tanya jawab cukup wajar digunakan untuk tujuan-tujuan

meninjau pelajaran yang lalu, melihat kemampuan murid lewat pertanyaan

yang memacu daya ingatan, melihat kemampuan murid berfikir dengan

61
Agus Muharam, et al, “Jenis Model Dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Pada
Tematik 4 Di Kelas 3 SD Plus 3 Al-Muhajirin”, Jurnal Sinektik, Vol.5, No. 2, Tahun 2022, h. 187
41

pertanyaan pertanyaan yang memacu daya pikir, menangkap perhatian

murid agar tertuju pada pelajaran, memimpin pengamatan dan pemikiran

murid dalam rangka membiasakan murid dengan berbagai bentuk

pertanyaan dan menyelingi pembicaraan untuk membina kerjasama.62

d. Guru menggunakan metode demonstrasi

Metode ini adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dengan

mempertunjukkan/memperlihatkan langsung proses sesuatu/ objek.

Metode ini tepat digunakan jika murid ingin mengetahui bagaimana proses

mengatur sesuatu, bagaimana proses membuat sesuatu, bagaimana proses

bekerja sesuatu, bagaimana proses menggunakan sesuatu.63

Sedangkan Indikator media antara lain:

a. Guru menggunakan media Gambar

Gambar yang dimaksud di sini termasuk foto, lukisan/gambar, dan

sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini

adalah untuk menvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada

siswa.

b. Guru menggunakan media Relia

Media relia adalah benda nyata, yang tidak harus dihadirkan di

ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke objek, sehingga dapat

memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Contoh: Mempelajari

keanekaragaman mahluk hidup.

c. Guru menggunakan media Poster


62
Maria Ulfa dan Saifuddin, “Terampil Memilih dan Menggunakan Metode
Pembelajaran”, SUHUF, Vol. 30, No. 1, Mei 2018, h. 49
63
Ibid, h. 48
42

Poster adalah media yang bersifat persuasif yang bermaksud

menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan, dan kata-

kata. Poster yang baik harus dinamis, menonjolkan kualitas. Poster harus

sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara rinci, harus

cukup kuat untuk menarik perhatian, bila tidak, akan hilang kegunaanya.

Poster itu merupakan gagasan yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi

gambar yang disederhanakan yang dibuat dalam ukuran besar, bertujuan

untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau memperingatkan

pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu.64

d. Guru menggunakan media powerpoint

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran adalah Microsoft powerpoint interaktif. Aplikasi ini adalah

salah satu dari beberapa program yang ada dalam Microsoft Office yang

biasanya dimanfaatkan dalam kegiatan presentasi dan berbasis multimedia.

Seperti yang kita ketahui, aplikasi PowerPoint dilengkapi fitur-fitur yang

cukup lengkap dan menarik seperti misalnya kemampuan mengolah teks,

menyisipkan gambar, audio, animasi, video, dan terdapat efek yang bisa

diatur sesuai keinginan, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik.65

5. Memberikan Reward

64
Febby Pebrianti, “Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Sederhana”,
Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa (Semiba) 2019,
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba, h. 95
65
Eka Wulandari, “Pemanfaatan Powerpoint Interaktif Sebagai Media Pembelajaran
Dalam Hybrid Learning”, JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol. 1. No. 2 Maret 2022,
h. 27
43

Reward merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat

meningkatkan kemungkinan terulang kembali perilaku tersebut. 66 Reward

Merupakan sesuatu yang disenangi oleh semua orang, dengan pemberian

reward ini dapat membuat siswa berminat dalam belajar matematika.

Indikator pemberian reward diantaranya:

a. Guru memberikan Pujian

Minat belajar siswa akan bertambah manakala siswa merasa

dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat

motivasi.67 Pujian yang diberikan guru biasanya ketika ada siswa yang

menjawab pertanyaan dengan benar akan diberikan kalimat yang

memotivasi siswa seperti ‘Good job’ ‘excellent’. Ketika ada siswa yang

memiliki prestasi diberikan reward berupa ucapan selamat, dan ucapan

“Terima kasih”.

b. Guru memberikan hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan

menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk

sesuatu pekerjaan tersebut.68 Hadiah yang diberikan bisa berupa piala,

sertifikat, atau bingkisan.

6. Tata ruang yang kondusif

66
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 77.
67
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2009), h. 30
68
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: PT Rineka Cipta 2013),
h. 92
44

Dimana guru bisa menata ruangan yang bisa memberi dampak positif

dalam pembelajaran yang akan diterapkan. Tata ruang bisa dari penyusunan

kursi dan meja hingga penyusunan siswa yang akan belajar. Tata ruang bisa

disiasati dengan menganalisis setiap aspek di dalam kelas. Indikator ruang

yang kondusif yaitu:

a. Guru menata letak kursi dan meja

b. Guru menata posisi duduk siswa yang akan belajar

7. Aktivitas kelas yang menyenangkan

Untuk mengurangi kejenuhan siswa dan kebosanan siswa saat belajar

aktivitas yang terjadi bisa diatur oleh guru baik dalam mengkonsepkan

pembelajaran dan bisa memberi gambaran aktivitas kegiatan lokal. Dimana

aktifitas ini berdampak pada perkembangan peserta didik baik fisik ataupun

sifat.69 Indikator aktivitas kelas yang menyenangkan antara lain:

a. Guru menciptakan permainan seperti tebak gambar atau penghapus

keliling.

b. Guru melakukan ice breaking.

8. Guru memberikan teladan yang baik

Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan

atau dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti. 70 Dari

pengertian ini dapat dipahami bahwa guru adalah sosok yang ditiru/teladan
69
Aniza Juanti, dkk. “Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar matematika di
SMPN 9 Batam” Ar-Riyadhiyyat: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3 No.2 Januari 2023, h.91
70
Amka Abdul Aziz, Guru Profesional Berkarakter, (Klaten: Cempaka Putih,2012), h.1
45

oleh peserta didik. Sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu membentuk

manusia yang bertaqwa kepada tuhan YME maka sudah selayaknya guru

sebagai pendidik harus dapat menjadi contoh dalam melaksanakan ibadah dan

berkelakuan baik.71

Kutipan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada peringatan

Hari Guru Nasional dan Hari Ulang tahun ke-66 persatuan Guru Republik

Indonesia(PGRI) “Kenapa saya suka matematika dan bahasa? Itu karena saya

terinspirasi oleh guru yang mengajar matematika dan bahasa”.72

Betapa pentingnya akhlak guru terutama akhlak guru yang baik untuk

memberikan teladan bagi siswa sehingga siswa pun semangat dalam

pembelajaran dikelas dikarenakan ada sosok guru yang ia tiru. Guru perlu

dibekali dengan sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sudah tentu ada sifat-

sifat guru yang dikagumi anak-anak. Adapun indikator guru sebagai teladan

yang baik antara lain:

a. Guru suka membantu dalam pekerjaan sekolah

b. Guru menerangkan pelajaran dan tugas dengan jelas.

c. Guru bersikap akrab seperti sahabat, serta menunjukkan perhatian pada

peserta didik dan memahami mereka.

d. Guru bersikap tegas, membangkitkan rasa hormat pada peserta didik.

e. Guru berusaha agar pekerjaan sekolah menarik, dan membangkitkan

keinginan belajar.

a. Guru tidak pemarah, murah senyum, serta bertutur kata sopan.

71
Hamzah, Profesi Kependidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.29
72
Amka Abdul Aziz, Guru Profesional Berkarakter, (Klaten: Cempaka Putih, 2012), h.42
46

b. Guru tidak membentak siswa dan memarahi siswa tanpa alasan yang

jelas.73

Menurut al-Ghazali terdapat beberapa sifat penting yang harus dimiliki

oleh pendidik atau guru sebagai orang yang diteladani yaitu :74

a. Rendah hati

b. Mensucikan diri dari segala keburukan

c. Amanah dan tekun bekerja

d. Bersifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap siswa

e. Dapat memahami dan berlapang dada dalam ilmu dan terhadap orang-

orang yang diajarkan

f. Tidak rakus pada materi

g. Berpengetahuan luas

h. Taat, Istiqomah dan memegang teguh prinsip islam.

E. Aspek Pendukung dan Penghambat Peran Guru dalam Menumbuhkan


Minat Belajar Siswa Terhadap Matematika
1. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang mutlak harus ada dalam proses

pembelajaran, karena keberadaan seorang guru sebagai fasilitator menjadikan

kegiatan pembelajaran menjadi terarah dan sesuai dengan tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan. Indikator aspek pendukung dan penghambat yang

berasal dari guru antara lain:


73
Nasution, Didaktik asas-asas mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995) h. 15
74
Ramayulis,Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Telaah Sistem Pendidikan Dan
Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), h.252
47

a. Latar Belakang Pendidikan Guru

Latar belakang pendidikan guru sangat berpengaruh dalam hal

kompetensi dan keprofesionalan, seorang guru secara akademik harus

memenuhi standar kompetensi dalam artian seorang guru mengajar

sesuai dengan bidang keahliannya dan berlatar belakang pendidikan

keguruan, penempatan guru yang salah dalam mengajar sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan dari kegiatan pembelajaran, hasil

akhir proses belajar mengajar menjadi berantakan dan merugikan peserta

didik.75

b. Pengalaman mengajar/pelatihan

Aspek yang ada pada guru selanjutnya pengalaman

mengajar/pelatihan. Seorang guru pemula kadang terlihat sangat kaku

ketika pertama kali dihadapkan pada tugas mengajar didepan anak

didiknya. Berbagai kata-kata yang telah dikonsep sedemikian rupa pada

saat persiapan mengajar terlupakan hilang bercampur kebingungan pada

saat kegiatan pembelajaran dilakukan. Sikap luwes dan fleksibel dalam

penyampaian materi pelajaran sangat membutuhkan persiapan fisik dan

mental yang kuat dan terus berlatih, menumbuhkan motivasi dalam diri

dan menjadikan tugas mengajar bukanlah beban.76

Beberapa masalah yang diungkapkan diatas sangat terkait dengan

pengalaman mengajar, seberapa sering berlatih baik berlatih secara

75
Achmad Fauzi, Belajar dan Pembelajaran; Menelaah dan mengkaji teori, model-model,
konsep belajar dalam proses pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit K-Media, 2017), h. 249
76
Dasiman Budimansyah, Suparlan, Denny Meirawan, PAKEM, (Bandung: Ganesind,
2008), h. 10
48

mandiri ataupun dengan mengikuti berbagai macam pelatihan

peningkatan mutu pembelajaran. Studi banding ke sekolah lain juga salah

satu kegiatan yang positif untuk menambah wawasan bagi seorang guru

dalam peningkatan kualitas mengajar, seperti kata pepatah “pisau apabila

diasah maka akan semakin tajam”.77

2. Siswa

Siswa adalah manusia merdeka yang dipandang memiliki potensi

untuk selanjutnya potensi tersebut ditumbuhkan dan dikembangkan melalui

Pendidikan. Siswa adalah mereka yang sedang menempuh proses pendidikan

di sekolah dengan tujuan mencapai apa yang mereka impikan. Siswa juga

sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi saat ini

dimasa depan.78

Adapun indikator aspek pendukung dan penghambat yang berasal dari

siswa antara lain:

a. Siswa memiliki perasaan senang terhadap pembelajaran matematika

Siswa yang memiliki perasaan senang terhadap matematika, maka

siswa tersebut akan mudah menerima pelajaran yang disampaikan guru,

hal ini yang mendukung proses pembelajaran dan menumbuhkan minat

belajar lainnya, sabaliknya jika siswa tidak senang dengan matematika

itu sendiri maka jadi penghambat untuk dirinya mengembangkan minat.

Seperti yang dikatakan oleh slameto bahwa minat belajar mempunyai

77
Ibid, h.10
78
Lidia Dwi Ariani, Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa, Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Riau, h. 3
49

pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila materi yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat belajar siswa, maka siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.79

b. Adanya konsentrasi siwa pada saat pembelajaran

Kemudian aspek yang menjadi pendukung lainnya yaitu adanya

konsentrasi siswa pada saat pembelajaran, konsentrasi sendiri menurut

slameto adalah pemusatan pikiran pada suatu hal dengan cara

menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan 80 Siswa yang

memiliki tingkat konsentrasi yang baik maka siswa tersebut akan lebih

mudah dan cepat dalam memahami materi yang disampaikan guru

begitupun sebaliknya siswa yang tidak memiliki konsentrasi dalam

belajar maka akan menjadi penghambat dalam proses pembelajaran.

3. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan media dan fasilitas pembelajaran yang sesuai akan

sangat membantu kegiatan belajar mengajar dan mampu menumbuhkan minat

belajar siswa terhadap mata pelajaran yang dirasa sulit. Kegiatan

pembelajaran tidak akan memberikan hasil yang optimal tanpa adanya

bantuan dari sarana dan prasarana. Alat dan media pembelajaran yang

digunakan guru ketika mengajar sangat mempermudah pemahaman peserta

didik terhadap materi yang disampaikan, kegiatan pembelajaran sangat tidak

terpisahkan dengan alat bantu berupa media dan alat pembelajaran.


79
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h.187.
80
Ibid, h.86
50

Sarana memiliki arti yang sangat penting dalam pendidikan,

ketersediaan gedung sekolah yang memadai misalnya sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Sarana dan prasarana seperti adanya

perpustakaan dengan ketersediaan buku-buku yang lengkap, ruangan-ruangan

khusus untuk mengadakan praktek langsung.81 Indikator sarana dan prasarana

sebagai aspek pendukung antara lain:

a. Ketersediaan buku paket yang lengkap, serta perangkat ajar yang sudah

dipersiapkan guru.

b. Papan tulis sebagai media utama dalam menyampaikan materi pelajaran.

c. Alat peraga yang disiapkan oleh guru seperti kertas karton yang

digambar sesuai dengan bentuk bangun ruang, bentuk angka, dll

4. Lingkungan Belajar

Aspek yang keempat berasal dari Lingkungan. Lingkungan fisik,

sosial dan budaya merupakan bahan ajar untuk anak didik. Pemanfaatan

lingkungan sebagai media pembelajaran sangat membantu pengembangan

banyak keterampilan dan kreativitas peserta didik dalam penggunaan alat

indera pada saat mengamati, mencatat, merumuskan ide, gagasan, berhipotesa

dan mengelompokkannya serta menuangkannya dalam bentuk tulisan, bahasa,

gerak, maupun gambar.82 Adapun indikator yang berasal dari lingkungan

belajar sebagai aspek pendukung yaitu:

81
Achmad Fauzi, Belajar dan Pembelajaran; Menelaah dan mengkaji teori, model-model,
konsep belajar dalam proses pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit K-Media, 2017), h. 250.
82
Ibid, h. 251.
51

a. Pemanfaatan lingkungan kelas atau luar kelas sebagai media belajar

misalnya penggunaan perpustakaan dalam penerapan literasi peserta

didik.

b. Lingkungan sosial dan budaya seperti museum yang dimanfaatkan

sebagai media belajar misalnya mengadakan kegiatan study tour ke

museum.

c. Lingkungan kelas yang kondusif juga mempengaruhi proses

pembelajaran, jika ruang kelas bersih dan rapi anak-anak akan

bersemangat dan tidak jenuh didalam kelas sebaliknya jika kondisi ruang

kelas berantakan tidak terkondisi karena anak-anaknya ribut ditambah

cuacanya panas, hal tersebut bisa menjadi penghambat dalam proses

pembelajaran.

5. Dukungan Orang Tua

Orang tua memiliki peran yang penting dalam menumbuhkan minat

belajar siswa. Karena orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga.

Apa yang diberikan keluarga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan

jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat belajar diperlukan dukungan,

perhatian, uswatun hasanah, dan bimbingan dari keluarga khususnya orang

tua.83 Anak yang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya

berbeda dengan anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang,

misalnya ketika anak tersebut mendapat tugas rumah dari gurunya, jika anak

yang mendapat perhatian tentunya akan dipantau dan dibimbing oleh orang

83
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 87
52

tua dirumah sebagai bentuk dukungan terhadap aktivitas belajar anak,

sedangkan anak yang kurang diperhatikan dan dipedulikan oleh orang tuanya

akan terkendala masalah dalam belajar seperti anak tersebut malas untuk

belajar, acuh dengan tugas sekolah, dan dikelaspun akan menjadi anak

pendiam dan tidak aktif dalam pembelajaran, terlebih anak ini biasanya

terlampau mencari perhatian dari gurunya dengan bersikap tidak bisa diatur

dan mengganggu temannya.84

84
Observasi penulis dan pengalaman pribadi penulis ketika menghadapi karakter peserta
didik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Lapangan dengan menggunakan

pendekatan kualitatif bentuk deskriptif. Menurut Krik dan Miller, Penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 85 Menurut

Imam gunawan, penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman

yang mendalam tentang masala-masalah manusia dan sosial.86

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang di maksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

gejala menurut apa adanya pada saat penelitian di lakukan. Sehingga data yang

terkumpul berbentuk kata-kata, gambar dan bukan angka. Data yang diperoleh

meliputi transkrip interview, catatan lapangan, dokumen pribadi dan lain-lain. 87

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,

atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.88

85
Sulaiman Saat, Siti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian (Penerbit: Sibuku,
2018), .117
86
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2017), h.85
87
Sudarman Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h.51
88
Dhita Prasanti, “Penggunaan media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan dalam
Pencarian Informasi Kesehatan”, Lontar, Vol.6, No.1 (Januari-Juni 2018), h.18

53
54

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I, II, dan III SD

Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II. Alasan peneliti dalam menentukan subjek

penelitian ini karena guru yang mengajar di kelas I, II, dan III merupakan guru

Fresh graduate atau guru lulusan baru perguruan tinggi, dan siswa kelas I, II,

dan III juga siswa yang masih beradaptasi dengan lingkungan karena mereka

masih memiliki sifat banyak bermain.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Peran guru dalam menumbuhkan

minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika serta aspek pendukung

dan penghambatnya di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II Kabupaten

Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

C. Data dan Sumber Data


Untuk memperoleh data yang objektif dan sesuai dengan sasaran yang

menjadi objek penelitian, data yang digali dapat dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu:

1 Data

a. Data Pokok

Data pokok adalah data yang berhubungan dengan peran guru dalam

menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika.


55

1) Peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II.

Peran guru yang dimaksud diantaranya:

a) Menjelaskan tujuan pembelajaran

b) Memberikan motivasi

c) Memberikan bimbingan

d) Memberikan metode dan media yang bervariasi

e) Memberikan Reward89

f) Tata ruang yang kondusif

g) Aktivitas kelas yang menyenangkan90

h) Memberikan teladan yang baik.91

2) Aspek pendukung dan penghambat peran guru dalam menumbuhkan

minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SDN Trisari 3

Desa Mantaren II.

a) Guru

b) Siswa

c) Sarana dan Prasarana

d) Lingkungan Belajar

e) Dukungan Orang Tua

b. Data Penunjang
89
Clara Ditri Rulianti, Dkk, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Matematika Siswa Kelas V Sd Selama Pembelajaran Daring”, Jurnal Pendidikan Guru, Vol.3
No.2, Tahun 2022, h.125-126.
90
Aniza Juanti, dkk. “Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar matematika di
SMPN 9 Batam, Ar-Riyadhiyyat: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3 No.2 Januari 2023, h.91
91
Amka Abdul Aziz, Guru Profesional Berkarakter, (Klaten: Cempaka Putih,2012), h.1
56

Data penunjang yang diteliti adalah berkenaan dengan gambaran

umum lokasi penelitian meliputi:

1) Gambaran umum lokasi penelitian.

2) Sejarah singkat berdirinya SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II.

3) Keadaan dewan guru dan struktur organisasi di SD Negeri Trisari 3

Desa Mantaren II.

4) Keadaan siswa di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II.

5) Keadaan mengenai sarana dan prasarana yang tersedia.

2 Sumber Data

Sumber data merupakan subjek dimana data-data diperoleh, baik

berupa perkataan maupun tindakan, dan selebihnya data tambahan seperti

dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dalam melakukan penelitian ini dan

memperoleh data-data yang lebih jelas, maka penulis melakukan penelitian

dengan data yang bersumber dari:

a. Responden, yaitu Guru dan Siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Trisari 3

Desa Mantaren II.

b. Informan, yaitu Kepala Sekolah, Tata Usaha/TU.

c. Dokumen, yaitu seluruh catatan/bukti tertulis yang berhubungan dengan

penelitian. Baik berupa dokumen pencatatan data informasi tertulis

maupun foto-foto pelaksanaan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data


57

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini penulis

mengumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara

Menurut Moloeng, wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara pada

penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan

didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara penelitian lebih dari

sekadar percakapan dan berkisar dari informal ke formal.92

Wawancara ini ditujukkan kepada semua subjek penelitian yaitu guru

dan siswa kelas I, II, dan III, serta kepala sekolah SD Negeri Trisari 3.

Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

responden terkait masalah yang sedang diteliti. Jenis wawancara yang

digunakan yaitu wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman

wawancara pembelajaran matematika. Adapun wawancara ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana peran guru dan minat belajar peserta didik

terhadap matematika. Saat wawancara berlangsung peneliti menggunakan

buku catatan dan perekam suara handphone sebagai alat untuk mentransfer

informasi dari hasil wawancara terhadap responden.

2. Observasi

92
Amry Al-Mursalat, Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan
Partisipasi Kegiatan Keagamaan Masyarakat (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2017), h.33.
58

Observasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di definisikan

sebagai tinjauan secara cermat.93 Observasi merupakan aktivitas pemusatan

perhatian dan pencatatan terhadap fenomena yang muncul pada subjek

penelitian dengan memakai semua pancaindra. Observasi lazimnya digunakan

untuk mengamati suatu perbuatan (action) atau pelaksanaan sesuatu.94

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi terhadap guru dan

siswa di kelas I, II, dan III, dengan jenis observasi non partisipan, karena

peneliti tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran hanya sebagai

pengamat. Dalam melakukan observasi peneliti juga menggunakan Instrumen

untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa dan peran guru dalam

menumbuhkan minat belajar siswa melalui instrumen bentuk tabel ceklist

(). dengan teknik ini akan memudahkan penulis dalam menggali informasi

mengenai data-data tentang peran guru dalam menumbuhkan minat belajar

siswa di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.95 Dalam hal ini peneliti mengambil dokumen melalui gambar,

catatan, data/dokumen sekolah. Dengan demikian teknik dokumentasi

digunakan untuk melengkapi data penunjang yang diperoleh dari wawancara

dan observasi. Taknik ini juga digunakan untuk melengkapi data yang sudah

93
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), h. 794
94
Asep Kurniawan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2018), h.36
95
Ibid, h.329
59

ada dengan melihat dokumen yang ada di sekolah. Untuk lebih jelasnya

mengenai Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan data dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data

No Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

1 Data Pokok

a. Peran guru dalam


menumbuhkan minat
belajar siswa pada mata
pelajaran matematika di SD
Negri Trisari 3 Desa
Mantaren II sebagai .
berikut:
1) Menjelaskan tujuan Guru Kelas I, Observasi,wawancara,
pembelajaran dokumentasi.
II, dan III.
2) Memberikan motivasi
3) Memberikan bimbingan
4) Memberikan metode
dan media yang
bervariasi
5) Memberikan reward
6) Tata ruang yang
kondusif
7) Aktivitas kelas yang
menyenangkan
8) Memberikan teladan
yang baik.
b. Aspek Pendukung dan
penghambat peran guru
dalam menumbuhkan mina
belajar siswa pada mata
pelajaran matematika di SD
Negeri Trisari 3 Desa
Mantaren II sebagai berikut:

No Data Teknik Pengumpulan Data


Sumber Data
60

1) Guru
2) Siswa Kepala Observasi, wawancara,
3) Sarana dan Prasarana Sekolah, guru dokumentasi.
4) Lingkungan kelas I, II, dan Observasi, wawancara.
5) Dukungan Orang Tua III.

2 Data Penunjang
Kepala
a. Gambaran umum lokasi Sekolah, Tata Wawancara, Observasi,
penelitian Usaha/TU, dokumentasi
b. Sejarah singkat berdirinya Guru kelas I,
SD Negeri Trisari 3 Desa II, dan III.
Mantaren II
c. Keadaan dewan guru dan
struktur organisasi di SD
Negeri Trisari 3 Desa
Mantaren II
d. Keadaan siswa di SD
Negeri Trisari 3 Desa
Mantaren II.
e. Keadaan mengenai sarana
dan prasarana yang tersedia.

E. Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Kolekting, yaitu pengumpulan data-data yang diperlukan

b. Editing, yaitu meneliti kembali kesempurnaan dan kejelasan data yang

diperoleh.

c. Klarifikasi, yaitu data yang sudah ditemukan kemudian disusun

berdasarkan kategori atau pengelompokkan-pengelompokkan yang

diperlukan.
61

d. Interpretasi, yaitu penafsiran terhadap data-data yang diperoleh.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan

kedalam unit-unit, sintesta, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.96

Menganalisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam

penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif

yakni, dengan menguraikan dan mengumpulkan data dengan kata-kata yang

bertujuan untuk memudahkan dalam menggambarkan keadaan yang terjadi

dan bias dipahami oleh masyarakat umum. Berikut teknik analisis data

kualitatif menurut Sugiyono:97

a. Reduksi Data

Reduksi data ialah tahap untuk meringkas, menetapkan hal yang

utama menitik beratkan pada hal yang lebih jelas dan memudahkan

peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

menceritakannya bila dibutuhkan. Data hasil observasi dan wawancara

ialah data yang masih kompleks. Untuk itu data yang dihasilkan harus

disajikan secara sederhana namun tetap menyeluruh.

b. Penyajian Data

96
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2013), h.335
97
Ibid, h.336
62

Melalui penyajian data, data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan sebab memahami akan menjadi mudah. Penyajian data

ditampilkan dengan sekelompok keterangan yang memberikan potensi

adanya penarikan kesimpulan dan mampu mengambil tindakan yang

mengaruh pada tercapainya tujuan penelitian. Pada jenjang ini data yang

didapat sudah digolongkan lalu disajikan kedalam bentuk pemaparan

dengan tujuan untuk menginterprestasikan data secara sistematis lalu

dianalisis dan ditarik kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan data dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru

dari penelitian sebelumnya. Temuan data berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis

atau teori.

d. Verifikasi Data (Conclusions Drowing/Verifiying)

Tahap akhir dari analisis data yaitu verifikasi data. Verifikasi data

dapat dilaksankan bila mana kesimpulan awal yang dijelaskan masih

bersifat sementara, lalu mengalami perubahan apabila tiada diikuti bukti

kebenaran pendukung yang berpengaruh agar pendukung pada langkah

pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan pada tahap awal,

disertai dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian

kembali kelapangan saat mengumpulkan data jadi kesimpulan yang

dinyatakan ialah kesimpulan yang dapat dipercayai alias kredibel.


63

F. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang peneliti lakukan yaitu:

1. Tahap Pendahuluan

a. Observasi awal ke lokasi penelitian

b. Membuat desain proposal penelitian

c. Konsultasi kepada dosen pembimbing

d. Mengajukan proposal skripsi kepada Biro Skripsi Fakultas Tarbiyah

STAI AL-FALAH sekaligus memohon persetujuan judul.

2. Tahap Persiapan

a. Mengadakan seminar proposal

b. Memohon surat pengantar riset kepada Dekan Fakultas Tarbiyah

c. Menyampaikan surat pengantar penelitian kepada pihak terkait

d. Membuat instrument pengumpulan data (IPD) untuk penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

a. Menghubungi responden dan informan

b. Melaksanakan instrument pengumpulan data (IPD)

c. Melakukan observasi untuk menggali data-data penunjang

d. Mengumpulkan data yang berbentuk dokumentasi dan menyajikannya

e. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh

f. Menyempurnakan naskah laporan sesuai arahan dan saran dari dosen

pembimbing.

4. Tahap Akhir

a. Menyusun data dalam bentuk laporan


64

b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing

c. Naskah yang sudah dikoreksi dan di setujui oleh dosen pembimbing

diperbanyak untuk dimunaqasahkan.


BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II


Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II berada di Jalan Veteran RT. 01

No. 02 Desa Mantaren II, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau

Kalimantan Tengah. Berdiri pada tahun 1975, memiliki luas tanah 5000 m²,

NSS/NSPN: 1011 4011 5017/30202104. Dengan sekolah yang sudah

terakreditasi B. Waktu penyelenggaraan pembelajaran di SD Negeri Trisari 3

Desa Mantaren II dari Pukul 07.00-11.35 WIB.

SD Negeri Trisari 3 memulai kegiatan pendidikan belajar mengajarnya

pada tahun 1910. Sekarang SD Negeri Trisari 3 memakai panduan kurikulum

belajar SD 2013. SD Negeri Trisari 3 berada di bawah naungan kepala sekolah

dengan nama Purwani, S.Pd dibantu oleh operator bernama sugiyarti, S.Pd.I.

SD Negeri Trisari 3 terakreditasi grade B dengan nilai 76 (akreditasi tahun

2016) dari BAN-S/M (Badan Akreditasi Nasional) Sekolah/Madrasah.

Pada awalnya SD Negeri Trisari 3 merupakan sekolah Impress yang

berdiri di tanah yang dihibahkaan dari pemerintah program transmigrasi. nama

“Trisari” yang dijadikan sebagai nama sekolah ini, merupakan nama desa yang

sekarang berubah menjadi Desa Mantaren II. Awal berdirinya hanya terdiri

dari

65
66

beberapa bangunan utama yaitu ruang kantor ruang kepala sekolah dan toilet

sekolah, adapun bangunan lainnya menyusul di tahun berikutnya.98

2. Keadaan Lingkungan Sekolah

SD Negeri Trisari 3 mempunyai lingkungan yang bersih, indah, dan

tertata rapi, hal tersebut dapat peneliti paparkan pada laporan ini atas dasar

pengamatan peneliti saat observasi berlangsung. dengan adanya kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekolah (guru dan murid) baik itu

dengan kesadaran siswa sendiri atau pun dari arahan atau disiplin dari guru SD

Negeri Trisari Desa Mantaren II, seperti kegiatan piket harian maupun Jum’at

bersih yang diadakan oleh sekolah. hal ini senada dengan semboyan Islam,

bahwa bersih itu sehat dan kebersihan adalah sebagian dari Iman.99

3. Identitas Sekolah100

a. Nama Sekolah : SD Negeri Trisari 3

b. Tahun Berdiri : 1975

c. Status Sekolah : Negeri

d. Akreditasi :B

e. Tanggal SK Akreditasi : 31-12-2016

f. Daerah : Pedesaan

g. NSS/Nomor Statistik : 1011 4011 5017

h. NSPN : 30202104

i. SK Pendirian Sekolah : 01/12/1980


98
Hasil wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II, pada
tanggal 25 November 2023.
99
Hasil Observasi Terhadap Lingkungan SD Negeri Trisari, Desa Mantaren II, 21
November 2023.
100
Dokumen Sekolah, diperoleh dari Tenaga Administrasi/TU, Desa Mantaren II, 21
November 2023.
67

j. Tanggal SK Izin Operasional : 1910-01-01

k. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

l. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

m. Terletak Pada Lintasan : Desa

n. Organisasi Penyelenggara : Pemerintah

o. Alamat Sekolah
1) Alamat : Jl. Veteran RT. 01

2) Desa/Kelurahan : Mantaren II

3) Kecamatan : Kahayan Hilir

4) Kabupaten : Pulang Pisau

5) Provinsi : Kalimantan Tengah

6) Kode Pos : 74811

7) Email : sdntrisari3@yahoo.com

p. Keadaan Tanah:
1) Status Tanah : Hibah Jawatan Transmigrasi

2) Luas Tanah : 5000 m²

3) Jumlah Gedung :6

4) Jumlah Ruangan : 11

5) Jumlah Ruang Staf Guru :1

q. Batas Tanah:
1) Barat : Gang Kuburan/Lapangan

2) Timur : Balai Desa Mantaren II

3) Utara : Jl. Veteran

4) Selatan : Pemakaman/Kuburan

5) Jenis Pagar Pembatas : Beton


68

4. Visi dan Misi Sekolah101

a. Visi Sekolah

Menjadi lembaga pendidikan profesional yang mengedepankan

Iman dan Taqwa, serta kepribadian yang baik dalam mendidik sumber

daya manusia, dan juga lebih berkualitas. Agar mampu bersaing dalam

dunia pendidikan.

b. Misi Sekolah

1) Mencetak generasi yang berakhlak mulia yang bermental kuat,

mandiri dan tangguh.

2) Mencetak generasi yang kreatif dan Inovatif.

3) Unggul dalam kegiatan Ekstrakurikuler.

5. Keadaan Guru102

Mengenai jumlah guru yang mengajar di SD Negeri Trisari 3 sebagai

berikut:

a. Kepala Sekolah: 1 Orang

b. Guru Laki-laki PNS/Honor: 2 Orang/1 Orang

c. Guru Perempuan PNS/Honor: 5 Orang/4 Orang

d. Administrasi/Tata Usaha: 1 Orang

e. Jumlah: 14 Orang

Tabel 4.1 Data Nama-Nama Guru dan Jabatan di SD Negeri Trisari 3103

101
Dokumen sekolah, diperoleh dari Tenaga Administrasi/TU, Desa Mantaren II, 21
November 2023.
102
Dokumen sekolah, diperoleh dari Tenaga Administrasi/TU, Desa Mantaren II, 21
November 2023.
103
Dokumen sekolah, diperoleh dari Tenaga Administrasi/TU, Desa Mantaren II, 21
November 2023.
69

Tugas
Jenis Guru dan
No NAMA/NIP L/P Gol. Ruang JABATAN Mengajar di Keterangan
Tugas Tambahan
Kelas
Purwani, S.Pd
Kepala Sekolah/Guru
1 19640818 198712 2 003 P IV.b Kepala Sekolah
Pembina TK 1

Komarun, S.Pd, M.Si


2 L IV.b Guru Pembina TK 1 Guru Kelas II Wali Kelas
19660911 198712 1 005
Suyatno, S.Pd
3 L IV.b Guru Pembina TK 1 Guru Kelas VI Wali Kelas
19660216 198712 1 002
Rumani, S.Pd
4 P IV.b Guru Pembina TK 1 Guru Kelas V Wali Kelas
19651216 198902 2 001
Yuliana, S.Pd
5 P IV/a Guru Pembina Guru Penjaskes I, II, III, IV, V, VI Bidang Studi
19700419 199512 2 003
Siti Aisyah S.Pd.I Guru PAI/Pengelola
6 P IV.b Guru Pembina TK 1 II, IV, VI Bidang Studi
19650311 198608 2 002 Perpustakaan
Sugiyarti, S.Pd.I
7 P III.d Guru Penata Tk 1 Guru PAI I, III, V Bidang Studi
19800218 201101 2 010
Norhasanah, S.Pd
8 P IX Ahli Pertama-Guru Kelas Guru Kelas IV Wali Kelas
19960227 202221 2 020
9 Friskalia Kristiani, S.Pd.K P Guru Honor Guru PAK I-VI Bidang Studi
10 Alun Fitria Ningsih, S.Pd P Guru Honor Guru Kelas III Wali Kelas
11 Sarifatul Umaroh, S.Pd P Guru Honor Guru Kelas I Wali Kelas
12 Andi Rahmadi L Guru Honor Guru MULOK I-VI Bidang Studi
13 Silviani P Guru Honor Tenaga Pendidik II Tenaga Pendidik
14 Tuti Windiarti P Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha

6. Keadaan Siswa104

Mengenai jumlah siswa dan siswi yang belajar di SD Negeri Trisari 3

Desa Mantaren II adalah sebagai berikut:

a. Jumlah seluruh siswa kelas I

1) Siswa Laki-laki : 10 orang

2) Siswa Perempuan : 11 orang

3) Jumlah : 21 orang

b. Jumlah seluruh siswa kelas II

1) Siswa Laki-laki : 16 orang

2) Siswa Perempuan : 14 orang

3) Jumlah : 30 orang

104
Dokumen Sekolah, diperoleh dari Tenaga Administrasi/TU, Desa Mantaren II, 21
November 2023.
70

c. Jumlah seluruh siswa kelas III

1) Siswa Laki-laki : 8 orang

2) Siswa Perempuan : 10 orang

3) Jumlah : 18 orang

d. Jumlah seluruh siswa kelas IV

1) Siswa Laki-laki : 8 orang

2) Siswa Perempuan : 9 orang

3) Jumlah : 17 orang

e. Jumlah seluruh siswa kelas V

1) Siswa Laki-laki : 12 orang

2) Siswa Perempuan : 11 orang

3) Jumlah : 23 orang

f. Jumlah seluruh siswa kelas VI

1) Siswa Laki-laki : 8 orang

2) Siswa Perempuan : 7 orang

3) Jumlah : 15 orang

Jadi, jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Trisari 3 ada 124 orang,

terdiri dari siswa laki-laki 62 orang dan siswa perempuan 62 orang. untuk

nama-nama guru terlampir, agar lebih jelas dan memudahkan pembaca

mengetahui jumlah siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa SD Negeri Trisari 3

N Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
o L P
71

1 I 10 11 21
2 II 16 14 30
3 III 8 10 18
4 IV 8 9 17
5 V 12 11 23
6 VI 8 7 15
Jumlah
Seluruh 62 62 124
Siswa

7. Sarana dan Prasarana Sekolah105

Setiap sekolah pasti memiliki sarana dan prasarana guna menunjang

terjadinya kegiatan belajar mengajar, adapun sarana dan prasarana sekolah

yang telah peneliti ketahui melalui observasi penelitian di antaranya sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana Sekolah


No Sarana dan Prasarana Banyak/Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1 buah
2 Ruang Guru 1 buah
3 Ruang Kelas 6 buah
4 Ruang TU 1 buah
5 Ruang Tamu 1 buah
6 Gudang 1 buah
7 Dapur 1 buah
8 Ruang UKS 1 buah
9 WC Laki-Laki 1 buah
10 WC Perempuan 1 buah
11 WC Tamu/Guru 1 buah
12 Keran Cuci Tangan 2 buah
Lapangan
13 Upacara/Olahraga 1 buah
14 Tempat Parkir 1 buah
15 Perpustakaan 1 buah
105
Dokumen Sekolah, diperoleh dari Tenaga Administrasi/TU, Desa Mantaren II, 21
November 2023.
72

16 Speaker/Pengeras Suara 1 buah


17 LCD/Proyektor 1 buah
18 Meja Kantor 11 buah
19 Kursi Kantor 20 buah
20 Meja Guru 6 buah
21 Kursi Guru 6 buah
22 Meja Siswa 124 buah
23 Kursi Siswa 124 buah
24 Lemari 10 buah
25 Papan Tulis 6 buah
26 Kipas Angin 2 buah
27 Rak Sepatu 7 buah
28 Tong Sampah 9 buah

8. Keadaan Fisik Kelas

Adapun perlengkapan kelas yang ada pada kelas I-VI dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.4 Data Perlengkapan Kelas I-VI


Kelas
No Perlengkapan Kelas KETERANGAN
I II III IV V VI
1 Papan Tulis       Tersedia
2 Meja dan Kursi Guru       Tersedia
3 Meja dan Kursi Siswa       Tersedia
4 Jam Dinding Tidak Ada
5 Kipas Angin Tidak Ada
6 Rak Sepatu       Tersedia
Lemari Buku Tersedia kelas II,
7    IV dan V
8 Alat Kebersihan       Tersedia

B. Penyajian Data

Data yang disajikan pada bagian ini adalah data hasil penelitian

dilapangan yang dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data,


73

yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang akan disajikan

berbentuk uraian atau narasi. adapun data tersebut terkait “Peran guru

dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SD Negeri Trisari 3 Desa

Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

Data yang telah dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara

dan dokumentasi, maka langkah selanjutnya data akan disajikan sesuai

dengan urutan rumusan penelitian dalam penelitian ini.

1. Peran Guru dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata


Pelajaran Matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II
Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

Peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata

pelajaran matematika beragam. Data terkait peran guru kelas I, II, dan III SD

Negeri Trisari 3 dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

matematika yang peneliti gali dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan hal yang penting dilakukan guru,

dengan diberitahukan tujuan pembelajaran ini siswa dapat mengetahui hal-

hal apa saja yang perlu mereka lakukan selama proses pembelajaran.

Adapun yang dimaksud menjelaskan tujuan pembelajaran dalam

penelitian ini antara lain:

1) Memecahkan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan 1-10 (C4)

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, yaitu Ibu

Sarifatul Umaroh, S.Pd, beliau mengatakan:


74

Ya pasti mba, saya selalu menyampaikan terlebih dahulu tujuan


pembelajaran kepada anak-anak, hari itu mereka mau belajar apa
terkait materi apa, karena jika anak tidak mengetahui tujuan
pembelajaran mereka jadinya tidak mengerti apa yang sedang
dipelajari.
Di kelas I ini mulai menerapkan kurikulum merdeka mba, jadi
memakai modul ajar untuk materinya masih seputar penjumlahan
dan pengurangan bilangan 1-10 aja sih mba.106
Hasil wawancara dengan guru kelas I diatas senada dengan

observasi peneliti pada kegiatan pembelajaran matematika, saat

mengawali pembelajaran guru terlebih dahulu bertanya kepada anak-

anak menganai pembelajaran yang telah lalu, kemudian menyampaikan

materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu berkenaan dengan

“memecahkan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan 1-10”.107

2) Menentukan dan mengidentifikasi ruas garis yang membatasi model


bangun ruang dengan benar

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas II yaitu Ibu

Silviani, beliau mengatakan:

Iya mba, alhamdulillah saya selalu menyampaikan tujuan


pembelajaran, karena kalo tidak disampaikan terlebih dahulu
anak-anak pasti akan bertanya “bu guru kita hari ini mau belajar
apa bu”, seperti itu mba.108

Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I diatas, diketahui

bahwa guru menjelaskan tujuan terlebiha dahulu sebelum memasuki

kegiatan pembelajaran. hal ini senada dengan observasi peneliti pada

kegiatan pembelajaran matematika di kelas II, guru menjelaskan tujuan

pembelajaran yang berkaitan dengan menentukan dan mengidentifikasi

106
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 24 November 2023.
107
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran di kelas I, Desa Mantaren II, 23 November
2023.
108
S/Guru kelas II, Wawancara pribadi Desa Mantaren II, 22 November 2023.
75

ruas garis yang membatasi model bangun ruang dengan benar”, setelah

menjelaskan tujuan pembelajaran ini, guru baru menjelaskan isi

materinya.109

3) Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan cacah serta


menyelesaikan masalah yang melibatkan penggunaan sifat-sifat operasi
hitung pada bilanga cacah

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III yaitu Ibu

Friskalia Kristiani, S.Pd.K, beliau mengatakan:

Betul mba tujuan pembelajaran kan penting sekali, kita kan


sebelum melaksanakan pembelajaran sudah merancang
kegiatannya didalam RPP mba, jadi disana sudah ada tujuan
pembelajaran, dan kita mengajar sesuai RPP, jadi kami sebagai
guru kelas pasti menyampaikan itu kepada anak-anak mba.110
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada kegiatan pembelajaran

matematika di kelas III, memang benar beliau telah menjelaskan tujuan

pembelajaran sebelum memulai kegiatan pembelajaran, hal ini peneliti

lihat saat beliau menjelaskan tujuan pembelajaran yang berkaitan

dengan “Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan cacah

serta menyelesaikan masalah yang melibatkan penggunaan sifat-sifat

operasi hitung pada bilangan cacah.111

b. Memberikan Motivasi

Adapun dalam rangka menumbuhkan minat belajar siswa pada

mata pelajaran matematika, salah satu peran guru kelas I, II, dan III adalah

109
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran di kelas II, Desa Mantaren II, 28
November 2023.
110
FK/guru kelas III, Wawancara pribadi, Desa Mantaren II, 23 November 2023.
111
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas III, Desa Mantaren II,
25 November 2023.
76

memberikan motivasi kepada siswa, adapun motivasi-motivasi yang

peneliti maksud dalam penelitian ini diantaranya:

1) Memberikan Angka atau Nilai

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I, yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh S.Pd, mengenai pemberian motivasi, beliau mengatakan:

Ya mba, memberikan nilai berbentuk angka itu biasanya yang


paling disenangi anak-anak, entah mengapa mereka itu senang
sekali kalo angka yang didapat itu tinggi seperti saat mereka
mendapat angka 90 atau bahkan 100 mereka bilang tuh ke teman
lainnya “lihat aku dapat nilai 100 loh” gitu mba, jadi pemberian
nilai berupa angka ini menjadi penyemangat mereka dibanding
dengan menilai anak dengan ucapan misalnya “bagus, baik sekali
dll”.112

Hal senada dengan pendapat guru kelas II, yaitu Ibu silviani

beliau mengatakan:

Salah satu motivasi yang membuat mereka semangat itu biasanya


saat tau nilai mereka bagus, angka yang tertulis dalam nilai harian
atau ulangan harian pasti mereka langsung melihat angka yang
tertulis disana, kalau nilai mereka seperti 80 keatas itu wah
senangnya bukan main mba.113
Adapun pendapat guru kelas III, yaitu Ibu Friskalia Kristiani,

S.Pd.K beliau mengatakan:

Wah betul mba saya itu biasanya menilai hasil pekerjaan anak-
anak itu dengan nilai berupa angka, nilai 100 yang selalu mereka
cari kalo sudah sekali mereka dapat 100 seterusnya akan
semangat terus untuk kembali mendapatkan nilai itu.114
2) Memberikan Ulangan

Selanjutnya pemberian motivasi dalam rangka menumbuhkan

minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika yaitu dengan

112
SU/Guru Kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
113
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
114
FK, Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
77

memberikan ulangan seperti yang dikatakan oleh guru kelas I, beliau

mengatakan:

Iya mba saya terkadang memberikan anak-anak ulangan, jadi


sebelum ulangan itu anak-anak akan diberitahukan terlebih
dahulu jadi mereka akan belajar sebelumnya, semua siswa dikelas
menginginkan nilai yang bagus jadi mereka giat untuk belajar.115
Hal senada dilakukan oleh guru kelas II, dalam hasil wawancara beliau

mengatakan:

Ulangan penting sih mba, biasanya setiap akhir materi saya


mengadakan ulangan jadi belemunya saya mempersiapkan soal-
soal yang mencakup kompetensi siswa, jadi ulangan tersebut
dapat mengetahui seberapa paham siswa terhadap materi yang
sudah kami ajarkan, jadi siswa juga selalu giat belajar sebelum
ulangan itu.116
Adapun berkaitan dengan ini, guru kelas III, dalam hasil

wawancara beliau mengatakan:

Iya mba saya mengadakan ulangan setiap akhir pembahasan


materi, jadi saya beritahukan terlebih dahulu sebelum ulangan
jadi siswa bisa belajar terlebih dahulu.117
3) Memberikan Hukuman

Kemudian pemberian motivasi berikutnya adalah dengan

memberikan hukuman yang akan membangkitkan semangat belajar

siswa, adapun dalam pemberian hukuman ini masing-masing guru kelas

memberikan pendapat, seperti yang dikatakan oleh Ibu, Sarifatul

Umaroh., S.Pd, selaku guru kelas I, dalam hasil wawancara beliau

mengatakan:

115
SU/Guru Kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
116
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
117
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
78

Biasanya hukuman yang saya berikan itu ketika siswa ribut


selama proses pembelajaran maka mereka akan saya berikan
hukuman menulis angka 1-10 sebanyak 5 atau 10 kali.118

Adapun guru kelas II yaitu Ibu Silviani, berkaitan dengan hal

ini, beliau mengatakan:

Hukuman ini biasanya tidak berupa fisik mba, hanya hukuman


yang membuat siswa meningkat belajarnya seperti kalau ada
siswa yang menjahili temannya maka dia akan disuruh maju ke
depan kelas dan menyebutkan jumlah sudut pada bangun ruang.119
Berkenaan hal yang diungkapkan oleh guru kelas I dan II diatas,

Ibu Friskalia Kristiani, S.Pd.K dalam hasil wawancara beliau

mengatakan:

Wah sering mba saya memberikan hukuman kepada anak-anak,


karena mereka itu semakin tinggi kelas nya maka akan semakin
ada saja ulahnya jadi pemberian hukuman ini saya manfaatkan
untuk memacu semangat belajar mereka, misalnya nih mba ada
anak itu yang tidak mengerjakan PR sudah beberapa kali, maka
saya beri hukuman saat istirahat mereka mengerjakannya, jadi
biar mereka itu tidak mengulanginya lagi.120
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III diatas

diketahui bahwa guru memberikan motivasi berupa hukuman kepada

siswa dalam rangka menumbuhkan minar belajar siswa terhadap

matematika. hal ini senada dengan hasil observasi peneliti dimana

peneliti melihat pada kegiatan pembelajaran matematika guru

memberikan hukuman seperti pada wawancara diatas.121

4) Adanya Saingan/Kompetisi

118
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
119
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
120
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
121
Hasil Observasi terhadap pemberian motivasi guru kelas I, II, dan III, Desa Mantaren
II, 28 November 2023.
79

Motivasi berikutnya yang dilakukan guru kelas dalam rangka

menumbuhkan minat belajar siswa adalah dengan menciptakan

saingan/kompetisi dalam pembelajaran, hal ini seperti yang diungkap

oleh guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul Umaroh, dalam hasil wawancara

beliau mengatakan:

Saya biasanya menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan.


Agar siswa semangat belajar biasanya saya mengadakan
kompetisi, yaitu dengan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan dibahas dan siapa yang bisa menjawab maka akan
diberikan hadiah bisa berupa pujian, jajan dan nilai tambahan.
Anak-anak akan bersemangat sekali apalagi siswa kelas I ini
masih sangat suka pemberian kata-kata yang berupa pujian gitu
mba.122
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II, yaitu Ibu Silviani,

beliau mengatakan:

Saya biasanya mba mengadakan kuis misalnya tebak-tebakan


pengurangan, yang bisa menjawab maka akan istirahat lebih awal,
gitu sih mba jadi keesokan harinya mereka belajar dirumah dulu
memperkirakan tebakan yang akan saya berikan.123
Begitupun dengan Ibu Friskalia Kristiani, S.Pd.K dalam hasil

wawancara beliau mengatakan:

sebelum memulai belajar saya memberikan pertanyaan-


pertanyaan yang membuat siswa itu antusias dalam belajar
misalnya, siswa yang sering berhasil dalam menjawab pertanyaan
maka diakhir pembelajaran siswa tersebut mendapat apresiasi
akan pulang lebih awal, jadi mereka semakin giat belajar dan
memperhatikan guru.124
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III diatas,

diketahui bahwa motivasi yang diberikan guru berupa menciptakan

pembelajaran dengan basis kompetisi, hal ini efektif membuat siswa

122
SU/Guru Kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
123
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
124
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 25 November 2023.
80

lebih giat dalam belajar dikarenakan adanya semangat untuk berusaha

bisa dari teman lainnya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kegiatan

pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III memang benar guru

melakukan kegiatan seperti dalam wawancara diatas.125

c. Memberikan Bimbingan Belajar

1) Guru membimbing dalam pengaturan waktu belajar

Memberikan bimbingan disini adalah dalam rangka

menumbuhkan minat belajar siswa terhadap matematika, adapun guru

membimbing dalam pengaturan waktu belajar, seperti wawancara yang

peneliti lakukan terhadap guru kelas I, II, dan III, beliau bertiga

mengungkapkan bahwa dalam hal ini guru memberikan tugas mandiri

maupun kelompok di sekolah dengan batas waktu tertentu, kemudian

guru juga memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa agar siswa dapat

mengatur waktu belajar di rumah dengan mengerjakan tugas dari guru

tersebut.126

2) Guru membimbing siswa mempelajari materi belajar

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa guru membimbing siswa mempelajari materi

belajar ini, dimana ketika ada siswa yang belum memahami materi yang

dijelaskan guru maka guru akan membimbing siswa tersebut dengan

125
Hasil Observasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas I, II, dan III, Desa Mantaren
II, 28 November 2023.
126
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, III, Desa Mantaren II, 27 November 2023.
81

memberikan penjelasan ulang. Seperti penjelasan Ibu Friskalia

Kristiani, S.Pd beliau mengatakan:

iya mba, bimbingan pasti kami lakukan, karena setiap


kemampuan anak itu kan berbeda, tidak bisa disama ratakan
semuanya, ada yang kemampuan kognitif nya cepat ada juga yang
lambat maka kita sebisa mungkin membantu siswa yang
mengalami kendala dalam belajar, dengan begitu akan
membangkitkan siswa untuk terus mau belajar.127
Hal senada dengan penuturan Ibu Silviani, beliau mengatakan:
Memberikan bimbingan ketika pada saat pembelajaran ada anak
yang masih bingung dalam mencari materi di buku pelajaran, lalu
ada anak yang lambat menulisnya dan belum lancar membaca
maka saya membimbingnya untuk berlatih mandiri.128
Adapun pendapat guru kelas I, yaitu Ibu Sarifatul Umaroh S.Pd,

beliau mengatakan:

ya mba, saya selalu memberikan bimbingan kepada anak yang


memiliki kendala pada saat memahami materi belajar. Namun
tetap memperhatikan siswa lainnya, tidak hanya pada satu
siswa.129
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada kegiatan

pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, memang benar guru

sudah memberikan bimbingan dalam memahami materi belajar seperti

dalam hasil wawancara diatas.130

3) Guru membimbing siswa menggunakan buku-buku pelajaran.

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa guru membimbing siswa dalam menggunakan

buku-buku pelajaran seperti ketika siswa yang tidak mengetahui letak

127
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 27 November 2023.
128
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 25 November 2023.
129
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 24 November 2023.
130
Hasil Observasi terhadap bimbingan belajar guru kelas I, II, dan III, Desa Mantaren II,
28 November 2023.
82

materi belajar yang disampaikan guru dan siswa yang tidak menemukan

halaman buku maka guru memberikan bimbingan pada kendala siswa

tersebut. hal ini dapat membuat minat belajar siswa meningkat

dikarenakan guru memperhatikan kondisi belajar siswa.131

Hal senada juga pada observasi peneliti pada saat kegiatan

pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, memang benar guru

sudah menjalankan peran tersebut.132

4) Guru membimbing dalam menghadapi tes/ujian

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II dan III,

diungkapkan bahwa guru memberikan bimbingan dalam menghadapi

tes/ujian, hal tersebut dengan diberitahukan nya terlebih dahulu ketika

akan diadakan ulangan dan guru memberikan arahan terkait materi

belajar yang harus dipelajari siswa serta saat diadakan ulangan guru

mengawasi siswa mengerjakan soal.133

Hal diatas senada dengan observasi peneliti dengan

menggunakan ceklist yang diberikan kepada guru kelas I, II, dan III, di

dalam hasil ceklist tersebut diketahui bahwa guru memang benar telah

memberikan bimbingan kepada siswa dalam menghadapi tes/ujian.134

d. Memberikan Metode dan Media yang Bervariasi

1) Metode yang Bervariasi

131
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, Desa Mantaren II, 27 November
2023.
132
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran matematika guru kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
133
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, Mantaren II, 27 November 2023.
134
Hasil observasi peneliti terhadap peran guru kelas I, II, dan III dalam memberikan
bimbingan, Mantaren II, 27 November 2023.
83

Penggunaan metode yang bervariasi diperlukan untuk menarik

perhatian siswa dan mengurangi kebosanan siswa saat mengikuti

pembelajaran matematika. Adapun metode yang digunakan guru kelas I,

II, dan III pada pembelajaran matematika antara lain:

a) Guru Menggunakan Metode Ceramah

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III

diungkapkan bahwa, guru menggunakan metode ceramah ini saat

menjelaskan pelajaran dan untuk materi yang memerlukan

penjelasan.135

b) Guru Menggunakan Metode Diskusi

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa guru juga menggunakan metode diskusi pada

pembelajaran matematika, namun metode diskusi ini hanya pada kelas

III, sedangkan untuk kelas I, dan II masih belum digunakan mengingat

siswanya masih belum mengerti bagaimana kegiatan diskusi. karena

kebanyakan dari mereka masih malu untuk menyampaikan pendapat

dengan temannya.136

c) Guru Menggunakan Metode Tanya Jawab

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa guru sering menggunakan metode tanya jawab,

dengan menggunakan metode ini guru akan mengetahui bagaimana

135
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III terkait metode ceramah yang
digunakan, Mantaren II, 27 November 2023.
136
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III terkait metode diskusi yang
digunakan, Mantaren II, 27 November 2023.
84

pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, guru juga mengungkapkan

dengan metode ini, maka pembelajaran akan menjadi aktif karena

adanya interaksi antara guru dan siswa.137

d) Guru Menggunakan Metode Demonstrasi

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa metode demonstrasi ini yang paling sering

digunakan guru, mengingat pada pembelajaran matematika itu

kebanyakan praktik, jadi siswa mempraktikkan cara mengerjakan soal

matematika di papan tulis yang sudah dicontohkan oleh gurunya.138

Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I, II, III terkait

penggunaan metode yang bervariasi, diketahui bahwa guru menggunakan

metode yang bervariasi seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi

kelas, dan demonstrasi. Hal ini senada dengan observasi peneliti pada

kegiatan pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III.

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap metode yang

digunakan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul Umaroh, S.Pd saat pembelajaran

matematika, memang pada saat mengawali kegiatan pembelajaran guru

tersebut menggunakan metode ceramah saat menjelaskan materi yang

berkaitan dengan “Penjumlahan bilangan 1-10”, guru tersebut juga

menggunakan metode tanya jawab ketika berinteraksi dengan siswa untuk

menanyakan apakah siswa memahami apa yang disampaikan, beliau juga

137
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III terkait metode tanya jawab yang
digunakan, Mantaren II, 27 November 2023.
138
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III terkait metode demonstrasi yang
digunakan, Mantaren II, 27 November 2023.
85

menuliskan cara mengerjakan penjumlahan dengan menuliskannya di

papan tulis. Selanjutnya siswa diajak demonstrasi di depan kelas untuk

mengerjakan contoh soal dengan bimbingan guiru tersebut.139

Observasi yang peneliti lakukan di kelas II pada saat pembelajaran

matematika, guru kelas II yaitu Ibu Silviani, beliau menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi. Pada awal pembelajaran guru kelas II

tersebut menggunakan metode ceramah untuk membuka pelajaran lalu

dikombinasikan dengan metode tanya jawab, guru secara aktif berinteraksi

dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran terkait materi “menentukan

ruas garis yang membatasi model bangun ruang”, kemudian dilakukan

kegiatan demonstrasi di depan kelas, yaitu siswa secara langsung diminta

untuk maju mengerjakan contoh soal dengan cara yang sudah diajarkan

guru tersebut.140

Adapun observasi yang peneliti lakukan di kelas III saat

pembelajaran matematika, dimana beliau ketika memulai pembelajaran

memulainya dengan melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menarik

minat siswa, kemudian guru pun menjelaskan pelajaran dengan metode

ceramah diselingi dengan praktik atau demonstrasi siswa di depan kela

untuk mencoba mengerjakan soal, dan beliau juga membentuk kelompok

diskusi siswa dengan perkelompok terdiri dari 4 siswa untuk melakukan

diskuksi terkait materi pelajaran.141

139
Hasil Observasi terhadap metode yang digunakan guru kelas I, Mantaren II, 21
November 2023.
140
Hasil Observasi Terhadap metode yang digunakan guru kelas II, 23 November 2023.
141
Hasil Observasi Terhadap metode yang digunakan guru kelas III, Mantaren II, 23
November 2023.
86

2) Media yang bervariasi

Pada kegiatan pembelajaran sangat membutuhkan media untuk

membantu pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang sedang

dipelajari. Adapun metode yang digunakan guru kelas I, II, dan III dalam

pembelajaran matematika antara lain:

a) Guru menggunakan media gambar

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III

diketahui bahwa guru kelas I, II, maupun kelas III menggunakan

gambar sebagai media pembelajaran matematika, seperti penuturan Ibu

Sarifatul Umaroh, S.Pd, beliau mengatakan:

ya mba media yang biasanya saya gunakan itu, seperti media


gambar mba, misalnya saya mencari referensi di internet
mengenai gambar yang menunjukkan bilangan angka 1-10.142

Hal senada diungkapkan oleh Ibu Silviani, selaku guru kelas II,

dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

Media gambar termasuk media yang sering saya gunakan karena


untuk gambar itu mudah dicari banyak referensi, apa yang mau
kita sampaikan kepada anak murid akan mudah tersampaikan
lewat gambar mba. contohnya gambar tekait model bangun
ruang.143

Begitupun dengan guru kelas III yaitu Ibu Friskalia Kristiani,

S.Pd.K berkaitan dengan media gambar ini, beliau mengatakan:

ya mba salah satu media yang menunjang pembelajaran adalah


media gambar ini, misalnya saja pada materi menentukan operasi
hitung bilangan cacah, tentunya murid itu memerlukan gambaran
mengenai bilangan cacah itu sendiri, nah untuk mempermudahkan

142
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
143
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
87

kita bisa memperlihatkan gambar mengenai bilangan cacah agar


menjadi pemahaman awal siswa.144

Menurut hasil wawancara diatas, guru kelas I, II, dan III

menggunakan media gambar dalam pembelajaran matematika. hal ini

senada dengan observasi peneliti pada kegiatan pembelajaran

matematika di kelas I, II, III, dari pengamatan peneliti diketahui bahwa

guru kelas I menggunakan media gambar saat menjelaskan materi

belajar yang berkenaan dengan bilangan pecahan 1-10, begitupun guru

kelas II, beliau menggunakan media gambar saat menjelaskan materi

yang berkenaan dengan model bangun ruang, demikian juga dengan

guru kelas III, beliau menggunakan media gambar saat menjelaskan

materi yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan cacah.145

b) Guru menggunakan media relia

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

salah satu media yang sering digunakan guru yaitu media relia atau

benda nyata di sekitar tanpa harus menghadirkan ke ruang kelas. Seperti

wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul Umaroh: S.Pd,

beliau mengatakan:

Pada pembelajaran itu kan kadang dengan spontan saya melihat


benda yang bisa dimanfaatkan sebagai media belajar misalnya
sedang belajar tentang pengurangan dan menggunakan anggota
tubuh seperti jari sebagai media pengurangan.146

144
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
145
Hasil observasi terhadap penggunaan media gambar guru kelas I, II, dan III, Mantaren
II, 27 November 2023.
146
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
88

Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II, yaitu Ibu Silviani,

dalam hasil wawancara, beliau mengatakan:

iya bisa mba, menggunakan media benda sekitar itu misalnya


pada saat menjelaskan materi yang berkenaan dengan bangun
ruang balok, nah saya memanfaatkan penghapus yang berbentuk
balok sebagai media agar anak-anak mengetahui bentuk balok,
juga menggunakan penggaris dan kertas lipat contohnya, pada
materi simetri putar, simetri lipat dan menentukan sudut. Pada
materi-materi tersebut siswa terkadang merasa bingung dan
kesusahan dalam memahaminya.147

Demikian juga penuturan guru kelas III yaitu Ibu Friskalia

Kristiani, beliau mengungkapkan:

Benar sekali mba jadi kita juga sering memanfaatkan benda


sekitar sebagai media belajar contoh nih misalnya saya
menjelaskan tentang bilangan cacah, nah dikelas itu ada penggaris
panjang yang ada angkanya, jadi saya menggunakan itu sebagai
media.

Menurut hasil wawancara diatas, diketahui bahwa guru kelas I,

II, dan III menggunakan media relia atau benda nyata yang ada disekitar

sebagai media pembelajaran matematika. Hal senada dengan observasi

yang peneliti lakukan di kelas I, II, dan III pada kegiatan pembelajaran

matematika.148

c) Guru menggunakan media poster

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, diketahui

bahwa media poster juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran

matematika. Seperti keterangan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul Umaroh,

S.Pd, beliau mengatakan:

147
/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
148
Hasil Observasi terhadap penggunaan media relia guru kelas I, II, dan III, Mantaren II,
27 November 2023.
89

ya mba, biasanya saya menggunakan poster juga seperti poster


gambar bilangan angka 1-10 mba. ditempel dibagian dinding
kelas di bagian depan kelas jadi sewaktu pembelajaran anak-anak
bisa mengamati bilangan yang ada dalam poster.149

Hal senada diungkapkan oleh Ibu Silviani selaku guru kelas II,

beliau mengatakan:

Media poster itu saya manfaatkan juga seperti penggunaan poster


model dan macam-mcam bangun ruang yang ditempelkan di
dinding kelas, siswa pun dengan mudah memahami bentuk-
bentuk bangun ruang melalui media poster tersebut.150

Demikian halnya dengan Ibu Friskalia Kristiani, S.Pd.K, dalam

hasil wawancara beliau mengatakan:

ya mba seperti poster-poster itu bisa juga kita gunakan sebagai


media pembelajaran ya, saya pun begitu jadi kreatif mencari
poster yang berkaitan dengan materi belajar kita, karena anak-
anak itu lebih suka belajar yang ada gambarnya gitu mba.151

Menurut hasil wawancara dengan ketiga guru kelas diatas,

diketahui bahwa guru menggunakan media poster pada pembelajaran

matematika, hal tersebut membuat siswa lebih memahami pelajaran dan

menghilangkan kebosanan belajar siswa. Ini senada dengan observasi

yang peneliti lakukan di kelas I, II, dan III, peneliti melihat minat

belajar siswa yang meningkat ketika guru menggunakan variasi media

dalam belajar.152

d) Guru menggunakan media powerpoint

149
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
150
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
151
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
152
Hasil observasi terhadap penggunaan media poster guru kelas I, II, dan III, Mantaren II,
27 November 2023.
90

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diketahui bahwa pada pembelajaran matematika juga menggunakan

media powerpoint. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru

kelas III, yaitu Ibu Friskalia Kristiani, S.Pd.K, beliau mengatakan:

Dalam pembelajaran saya mengunakan media pembelajaran agar


memudahkan siswa memahami materi yang saya sampaikan.
Tetapi tidak mengunakan media untuk setiap kali pertemuan.
penggunaan media itu sesuai materinya, saya biasanya
menggunakan laptop, lcd sesekali dengan memutarkan video
sesuai dengan materi agar siswa tidak jenuh dalam belajar.153
Adapun hasil wawancara dengan guru kelas II, yaitu Ibu

Silviani, dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

ya mba sesekali juga saya menggunakan powerpoint sebagai


media pembelajaran matematika, karena di dalam powerpoint itu
kan isinya beragam kita bisa mendesain sendiri menyesuaikan
dengan materi belajar kita yang dibuat semenarik mungkin.154

Kemudian wawancara dengan guru kelas I, yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh, S.Pd, beliau mengatakan:

Untuk kelas I ini biasanya ketika akhir pembahasan saya putarkan


video-video edukasi, namun masih berkaitan dengan
pembelajaran matematika, agar anak-anak lebih bersemangat lagi
belajarnya mba.155

Adapun wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah yaitu Ibu

Purwani, S.Pd, terkait media yang tersedia di Sekolah, dalam hasil

wawancara beliau mengatakan:

Disekolah ini sudah menyiapkan media pembelajaran seperti lcd,


globe, dan media pembelajaran lainnya, bertujuan agar
memudahkan guru menyampaikan materi dan memudahkan siswa
untuk memahaminya.156
153
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
154
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
155
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
156
P/Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 21 November 2023.
91

Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III serta kepala

sekolah diatas, dapat dipahami bahwa penggunaan media dalam

pembelajaran di kelas beragam hal tersebut menyesuaikan dengan

materi yang sedang dipelajari. Hal ini senada dengan observasi peneliti

di kelas I, II, dan III, pada pembelajaran matematika masing-masing

guru kelas sudah menyiapkan dan menggunakan media-media yang

tersebut diatas.157

e. Memberikan Reward

1) Memberikan Pujian

Peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada

pembelajaran matematika yaitu dengan memberikan Reward berupa

pujian terhadap peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan yang

benar, pujian tersebut dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar

peserta didik. hal ini seperti yang dikatakan oleh guru kelas I yaitu Ibu

Sarifatul Umaroh, S.Pd, dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

Ya biasanya memberikan reward tapi ga sering, untuk


membangkitkan semangat siswa aja, ketika siswa berhasil
melakukan sesuatu atau bisa melakukan sesuatu, “saya ucapkan
wah kamu anak hebat, terimakasih ya nak”, namun ketika ada
siswa yang belum berhasil, saya kasih motivasi juga seaperti,
“tidak apa-apa nak masih bisa mencoba lagi ya, kamu sudah hebat
ko mau mencoba” juga biasanya memberikan hadiah-hadiah kecil
seperti jajanan, seperti itu sih mba.158

Hal semada diungkapkan oleh guru kelas II yaitu Ibu Silviani,

dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

157
Hasil Observasi penggunaan media pembelajaran oleh guru kelas I, II, dan III,
Mantaren II, 28 November, 2023.
158
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
92

Pemberian motivasi berupa pujian ini sangat penting sih mba


karena anak-anak suka dengan kalimat-kalimat pujian dan boleh
sesekali anak diberikan hadiah untuk membangkitkan semangat
belajarnya.159
Adapun pendapat guru kelas III, berkaitan dengan hal diatas,

beliau mengatakan:

ya mba, untuk pembelajaran saat ini memberikan pujian sangat


penting sekali, ibarat ujung tombak semangat siswa mba. karena
motivaasi yang kita berikan itu dapat mendorong siswa untuk
terus giat belajar.160
2) Memberikan Hadiah

Adapun pemberian reward lainnya berupa hadiah, pemberian

hadiah ini adalah bentuk reward dalam menumbuhkan minat belajar

siswa terhadap matematika. Seperti yang diungkapkan oleh guru kelas

I, II, dan III, dalam hasil wawancara mengungkapkan bahwa pemberian

hadiah ini seperti jajan, snack yang disukai anak-anak, alat tulis maupun

pemberian piala dan sertifikat ketika kenaikan kelas.161

Hal diatas senada dengan observasi peneliti pada saat kegiatan

pembelajaran dan pemberian lembar ceklist terhadap guru kelas I, II,

dan III, diketahui bahwa guru memang memberikan reward berupa

hadiah ini kepada siswa yang berprestasi dalam rangka membuat siswa

lebih semangat lagi dalam belajar.162

159
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
160
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
161
Hasil wawancara terhadap pemberian hadiah guru kelas I, II, dan III, Mantaren II, 28
November 2023.
162
Hasil Observasi terhadap pemberian hadiah guru kelas I, II, dan III, Mantaren II, 28
November 2023.
93

f. Tata Ruang yang Kondusif

Peran guru lainnya yang tidak kalah penting dengan point-point

yang telah dijabarkan peneliti diatas adalah berkaitan dengann tata ruang

kelas yang kondusif hal ini terkait dengan 2 Aspek yaittu:

1) Tata letak meja dan kursi siswa

Hasil wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh, S.Pd, dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

iya mba kelas I Ini meja dan kursinya sudah diatur sedemikian
rupa, anak-anak yang kurang memperhatikan biasanya di letakkan
dibagian depan, tapi saya biasanya merolling posisi duduk siswa
tiap minggu, jadi siswa kebagian semua duduk didepan.163
Hal senada dengan pendapat guru kelas III, yaitu Ibu Friskalia

Kristiani, dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

ya mba, untuk penataan letak meja dan kursi sudah kami


perhatikan, serta posisi duduk siswa juga karena kalau siswa yang
pendiam duduk dibelakang kasian, nanti dia tidak tau apa-apa,
karena malu untuk bertanya.164
Namun berbeda pendapat dengan guru kelas II yaitu Ibu Silviani

beliau mengatakan:

dikarenakan kelas II ini jumlah siswanya lumayan banyak ya mba


berjumlah 30 siswa jadi kita sebagai guru harus mengontrol
siswa, kadang siswa paling belakang tidak memperhatikan,
makanya saya ketika pembelajaran itu sering berjalan-jalan di
kursi paling belakang untuk mengawasi siswa.165
Berdasarkan observasi peneliti pada saat pembelajaran

matematika di kelas I, II, dan III, peneliti melihat guru memang telah

163
SU/Guru Kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
164
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
165
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
94

melakukan penataan letak kursi dan meja disesuaikan dengan

kenyamanan peserta didik sesuai dengan hasil wawancara diatas.166

2) Penataan posisi duduk siswa

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa dalam rangka menumbuhkan minat belajar siswa

pada pembelajaran matematika, maka guru sebelum melaksanakan

pembelajaran matematika terlebih dahulu mengatur posisi duduk siswa,

siswa yang tubuhnya kecil diletakkan di bagian depan dan siswa yang

ribut tidak duduk bersama teman yang ribut juga, tetapi dipisah.167

Hal diatas senada dengan observasi yang peneliti lakukan di

kelas I, II, dan III, terlihat bahwa penataan posisi duduk ini sudah

terlihat seperti hasil wawancara diatas.168

g. Aktivitas Kelas yang Menyenangkan

Pada aktivitas kelas yang menyenangkan menjadi aspek yang

penting juga pada peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa,

adapun aktivitas kelas yang menyenangkan disini antara lain:

1) Guru menciptakan permainan seperti tebak gambar atau penghapus

keliling.

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul Umaroh,

S.Pd, beliau mengatakan:

166
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
167
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III pada kegiatan pembelajaran
matematika, Mantaren II, 27 November 2023.
168
Hasil observasi terhadap penataan posisi duduk siswa, Mantaren II, 28 November 2023.
95

ya belajar matematika dengan permainan-permainan yang


menarik mba. seperti permainan tebak gambar, ataupun
menyanyikan lagu anak-anak hingga lagu berhenti, sambil ada
yang di keliling kan.169
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II yaitu Ibu Silviani,

dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

Biasanya menciptakan permainan yang seru dengan melibatkan


semua anak, seperti permainan tebak angka atau kalimat dan juga
permainan lainnya yang menarik.170
Adapun wawancara dengan guru kelas III yaitu Ibu Friskalia

Kristiani, S.Pd.K, dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

ya bisa juga mba dengan permainan-permainan yang menarik,


anak-anak biasanya kalau ditanya siapa mau bermain hari ini,
mereka sangat antusias sekali nah disini saya memaksimalkan
permainan tersebut sebagai alat untuk menumbuhkan minat
belajar siswa.171
Menurut hasil wawancara diatas, diketahui guru melakukan

permainan seperti tebak gambar atau benda keliling seperti penghapus

dengan menyanyikan sebuah lagu. hal ini senada dengan observasi

peneliti pada kegiatan pembelajaran di kelas dan pada observasi ceklist

yang mana subjek penelitiannya pada guru kelas I, II, dan III SD Negeri

Trisari 3.172

2) Guru Melakukan Ice Breaking

Pada kegiatan wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh, S.Pd beliau mengatakan:

169
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
170
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 november 2023.
171
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
172
Hasil Observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru kelas I, II, dan III, Mantaren II,
28 November 2023.
96

Untuk membuat anak-anak tidak mudah bosan biasanya saya


sesekali melakukan ice breaking, misalnya dengan tepukan,
ataupun nyanyian mba.173
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II, yaitu Ibu Silviani,

beliau mengatakan:

Wah untuk membuat anak-anak agar memiliki konsentrasi yang


baik selama pembelajaran itu, saya harus berfikir untuk
melakukan hal yang menarik seperti secara spontan memberikan
pertanyaan yang membuat siswa tertarik umtuk belajar, dan
sesekali melakukan ice braking dengan tepukan spontan ataupun
nyanyian.174
Adapun pendapat yang dikemukakan oleh guru kelas III, yaitu

Ibu Friskalia Kristiani, S.Pd.K, beliau mengatakan:

di kelas itu tidak selalu kondusif ya mba, jadi kita sebagai guru
harus selalu memikirkan cara agar siswa aktif dalam belajar,
biasanya untuk membuat anak-anak tetap fokus saya membuat
pembelajaran yang menarik dengan ya ice breaking sejenak misal
dengan tepukan.175
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III diatas, dapat

diketahui bahwa guru kelas I, II, dan III, menggunakan berbagai cara

agar situasi pembelajaran dikelas terkendali dan anak-anak merasa tidak

bosan saat mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini senada dengan

observasi peneliti dikelas I, II, dan III guru memang melakukan

aktivitas seperti melakukan permainan yang menyenangkan seperti

tebak gambar dan juga ice breaking seperti tepukan.176

173
SU/Guru Kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
174
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
175
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
176
Hasil Observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru kelas I, II, dan III, 28 November
2023.
97

h. Memberikan Teladan yang Baik

Sikap siswa saat pembelajaran matematika juga dipengaruhi oleh

sikap guru yang mengajar. Guru yang mengajarkan matematika dengan

cara yang menyenangkan serta memberikan perhatian pada setiap siswa

akan lebih disegani oleh siswa. Sikap segan terhadap guru membuat siswa

memperhatikan dan tidak gaduh saat pelajaran. Adapun yang dimaksud

guru memberikan teladan yang baik pada penelitian ini antara lain:

1) Guru bersikap rendah hati, lemah lembut, pemaaf, penyayang

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa sebagai seorang guru sudah semestinya bersikap

rendah hati, lemah lembut, pemaaf dan penyayang. dalam artian ketika

ada siswa yang membuat kesalahan atau pun membuat hal-hal yang

tidak sesuai dengan peraturan sekolah, maka guru menegurnya dan

memberikan nasihat dengan lemah lembut dan juga memaafkan

kesalahan peserta didik namun tetap diingatkan agar tidak mengulangi

kembali, serta guru memberikan kasih sayang kepada semua siswa.177

Berdasarkan observasi peneliti terhadap keteladanan guru kelas

I, II, dan III saat pembelajaran di kelas maupun dalam aktivitas di

lingkungan sekolah, terlihat bahwa guru bersikap rendah hati, lemah

lembut, pemaaf serta penyayang kepada semua siswa dan rekan guru

lainnya.178

177
Hasil wawancara terhadap keteladanan guru kelas I, II, dan III, Mantaren II, 28
November 2023.
178
Hasil Observasi terhadap sikap teladan yang baik guru kelas I, II, dan III, Mantaren II,
28 November 2023.
98

2) Guru suka membantu dalam pekerjaan sekolah

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh, S.Pd, beliau mengatakan:

Kalau seperti pekerjaan siswa di sekolah itu pastinya ya kita


sebagai guru membantu mereka dalam tugas yang kita berikan,
karena yang namanya anak-anak itu pasti memerlukan bimbingan
dari kita.179
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II, dalam hasil

wawancara beliau mengatakan:

Benar sekali mba, apalagi di kelas II ini kan jumlah siswanya


lumayan banyak, jadi ketika kita menjelaskan itu pasti ada saja
siswa yang kurang mengerti , dan mereka menanyakan lagi
kepada saya, jadi biasanya saya berkeliling untuk mengecek siswa
yang belum memahami apa yang harus dikerjakannya.180
Adapun hasil wawancara dengan guru kelas III yaitu Ibu

Friskalia Kristiani, S. Pd.K, dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

ya mba karena itu memang tugas kita sebagai guru membantu


siswa dalam pekerjaan sekolah, karena anak-anak belajar di
sekolah dan pastinya mereka memerlukan bimbingan dari kita
sebagai gurunya.181
Hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa mereka menyukai guru saat mengajar dikelas

karena guru suka membantu dalam pekerjaan sekolah, seperti ketika

siswa menanyakan bagaimana cara mengerjakan soal maka guru dengan

sabar membimbing siswa tersebut.182

Menurut hasil wawancara peneliti dengan guru dan siswa kelas

I, II, dan III diatas, menunjukkan bahwa guru sudah memenuhi sikap

179
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
180
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
181
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
182
Hasil wawancara dengan siswa kelas I, II, dan III, Mantaren II, 27 November 2023.
99

memberikan teladan yang baik dengan membantu dalam pekerjaan

sekolah, hal ini senada dengan observasi yang peneliti lakukan terhadap

sikap guru dalam mengajar di kelas, terlihat guru memang suka

membantu dalam pekerjaan sekolah siswa.183

3) Guru menerangkan pelajaran dan tugas dengan jelas

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa guru menerangkan pelajaran dan tugas dengan jelas

memakai intonasi suara yang nyaring serta pemakaian bahasa Indonesia

yang baik dan benar agar semua siswa memahami apa yang dimaksud

oleh guru.184

Hal diatas senada dengan hasil observasi peneliti pada kegiatan

pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, dapat dilihat bahwa

guru menerangkan pelajaran dan tugas dengan jelas, hal tersebut dapat

dilihat pada saat guru menjelaskan materi belajar menggunakan intonasi

suara yang nyaring serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar agar dipahami semua siswa, serta saat guru memberikan tugas

dengan perintah yang jelas dan mudah dipahami siswa185

4) Guru bersikap akrab seperti sahabat, serta menunjukkan perhatian pada

peserta didik dan memahami mereka.

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh, S.Pd, beliau mengatakan:


183
Observasi terhadap Keteladanan guru kelas I, II, dan III, Mantaren II, 28 November
2023.
184
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, Desa Mantaren II, 27 November
2023.
185
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III,
Mantaren II, 28 November 2023.
100

anak-anak kelas I ini harus ekstra diperhatikan mba, kita sebagai


guru harus banyak bersabar, karena mereka masih suka sekali
bermain, kita sekali-sekali harus tegas namun kita juga tidak
boleh terlalu sering memarahi mereka, karena anak-anak kadang
tidak paham apa yang kita maksud, jadi kita sambil memberikan
nasihat, sebagai bentuk kasih sayang dengan tutur kata yang
halus.186
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II yaitu Ibu Silviani,

dalam hasil wawancara, beliau mengatakan:

Siswa itu sangat senang bila kita memberikan perhatian kepada


mereka, bahkan kadang mereka sendiri yang mencari perhatian
kepada kita gurunya, makanya saya sadar untuk menumbuhkan
minat belajar siswa itu harus kita yang lebih dahulu membuat
mereka nyaman, agar mereka senang belajar dengan kita dengan
begitu mereka pun akan menyukai pembelajaran matematika.187
Adapun pendapat guru kelas III yaitu Ibu Friskalia Kristiani,

S.Pd.K, beliau mengatakan:

ya mba sebagai guru kita harus bisa memahami siswa sebagai


anak didik, karena masing-masing mereka itu kan berbeda, jadi
kita memberikan perhatian dengan porsi yang sama namun tetap
memperhatikan kondisi masing-masing anak.188
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III diatas

diketahui bahwa guru sudah berupaya memberikan perhatian dan

memahami siswa, serta akrab dengan siswa layaknya sahabat dan orang

tua di sekolah. Hal ini senada dengan observasi peneliti pada sikap guru

ketika mengajar di kelas, peneliti melihat bahwa guru kelas I, II, dan III,

sudah memberikan perhatian dan memahami siswa serta berusaha akrab

dengan siswanya, hal tersebut dapat dilihat ketika ada siswa yang tiba-

186
SU/Guru Kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
187
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
188
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
101

tiba bercerita tentang pengalaman pribadinya guru dengan perhatian

mendengarkan ceritanya dan menanggapinya dengan baik.189

5) Guru bersikap tegas, membangkitkan rasa hormat pada peserta didik.

Pada hasil wawancara dengan guru kelas III, yaitu Ibu Friskalia

Kristiani, S.Pd.K, beliau mengatakan:

Sebenernya sikap siwa di kelas tergantung gurunya, kalau


gurunya galak ya siswanya diam, tapi kalau gurunya santai ya
biasanya disepelekan anak-anak. Tapi saya kalau mau galak terus
kan ya tidak enak, masak pelajaran tegang terus. jadi penting kita
sebagai guru bersikap tegas agar siswa mempunyai rasa hormat
kepada gurunya.190
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II yaitu Ibu Silviani,

dalam hasil wawancara beliau mengatakan:

ya mba guru itu diusahakan memiliki sikap tegas, boleh bercanda


atau main dengan anak-anak namun sesuai dengan situasi, ketika
pembelajaran berlangsung ya tetap memperhatikan sikap tegas
kita, saya jika anak didik bersikap manja minta terus untuk
dibantu dengan tegas saya menolaknya agar anak tersebut bisa
belajar mandiri.191
Adapun pendapat guru kelas III yaitu Ibu Sarifatul Umaroh,

S.Pd, berkaitan dengan hal diatas, beliau mengatakan:

Penting sekali itu mbak, anak-anak itu kalo tidak ditegasi mereka
malah terus membuat ulah, jadi menganggap remeh apa yang kita
ucapkan, kita larang mereka lakukan dan yang kita perintah tidak
mereka kerjakan, contohnya ya seperti mengerjakan PR itu kalau
kita tidak tegas mereka bisa tidak mengerjakannya.192
Menurut wawancara dengan guru kelas I, II, dan III diatas,

diketahui bahwa guru sangat memperhatikan dan menerapkan sikap

189
Hasil Observasi terhadap sikap keteladanan guru kelas I, II, dan III, Mantaren II, 28
November 2023.
190
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 27 November 2023.
191
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 25 November 2023.
192
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 24 November 2023.
102

tegas dalam keseharian di sekolah karena hal tersebut sangat penting

agar siswa memiliki rasa hormat terhadap guru.

Hal ini senada dengan observasi peneliti pada sikap keteladanan

guru, bahwa guru kelas I, II, dan III telah memiliki sikap tegas sebagai

seorang guru.193

6) Guru berusaha agar pekerjaan sekolah menarik, dan membangkitkan

keinginan belajar siswa.

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh, S.Pd, beliau mengatakan:

Benar sekali mbak, anak-anak ketika diberikan tugas itu kadang


semangat kadang juga tidak semangat, untuk mensiasati agar
tugas ini menarik biasanya saya menjelaskan terlebih dahulu di
papan tulis, menuliskan apa yang perlu mereka kerjakan dengan
seperti itu mereka akan tergerak untuk mau mengerjakan.194
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II yaitu Ibu Silviani,

beliau mengatakan:

Agar siswa mau belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan


itu, yang pertama kita menjelaskan dengan perintah yang jelas,
kemudian tugas yang diberikan ini berkaitan dengan apa yang
mereka senangi, misalnya pemberian tugas dengan cara
pengerjaannya secara berkelompok dengan begitu siswa akan
aktif terlibat dalam pembelajaran.195
Adapun pendapat guru kelas III yaitu Ibu Friskalia Kristiani,

S.Pd.K berkaitan dengan hal diatas beliau mengatakan:

ya mba pemberian tugas atau pekerjaan sekolah ini harus


diperhatikan juga karena kita tidak bisa asal memberikan tugas

193
Hasil Observasi terhadap sikap teladan yang baik guru kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
194
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 24 November 2023.
195
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 25 November 2023.
103

saja, kita harus berfikir agar tugas tersebut menarik, dengan


begitu siswa akan senang.196
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III diatas

diketahui bahwa untuk membuat siswa semangat dalam belajar salah

satunya guru berusaha agar pekerjaan sekolah menarik. hal ini senada

dengan hasil observasi peneliti, peneliti melihat bahwa guru kelas I, II,

dan III memang sudah berusaha membuat pekerjaan sekolah menarik.197

7) Guru tidak pemarah, murah senyum serta bertutur kata sopan.

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, guru

berusaha menunjukkan sikap tidak pemarah, murah senyum, serta

bertutur kata yang sopan, karena menurut beliau sikap guru akan mudah

dicontoh oleh peserta didik, ketika guru berbicara yang tidak sopan

maka akan menjadi contoh yang buruk bagi siswa.198

Berdasarkan hasil observasi peneliti terkait hal diatas, peneliti

melihat sikap tersebut sudah melekat pada guru, guru tidak pemarah,

murah senyum serta selalu bertutur kata sopan dalam beraktivitas di

lingkungan sekolah.199

8) Guru tidak membentak siswa dan memarahi siswa tanpa alasan yang

jelas.

196
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 27 November 2023.
197
Hasil Observasi terhadap sikap teladan yang baik guru kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
198
Hasil Wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, Desa Mantaren II, 28 November
2023.
199
Hasil Observasi terhadap sikap teladan yang baik guru kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
104

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh, S.Pd, beliau mengatakan:

Kalau seperti anak yang pendiam itu mana mungkin kan mbak
kita memarahinya, jadi saya memarahi anak-anak yang memang
sering membuat ulah, ada saja yang mereka lakukan itu
mengganggu teman lainnya, membuat keributan misalnya itu baru
saya tegur dan saya marahi.200
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II yaitu Ibu Silviani,

beliau mengatakan:

iya mba, kita sebagai guru harus bisa mengontrol emosi, kadang
dituntut untuk bersabar kadang juga bisa membentak dan
memarahi anak ya sebenarnya tergantung anaknya si mba.201
Adapun pendapat guru kelas III yaitu Ibu Friskalia Kristiani,

S.Pd.K berkaitan dengan hal diatas, beliau mengungkapkan:

Tergantung anaknya ya mba, kita tidak mungkin membentak atau


memarahi anak itu jika mereka tidak salah, ya kita galak itu
karena siswa berulah berbuat semau mereka, makanya kita tegur
terkadang tidak sadar membentaknya, namun setelah itu pun kita
harus minta maaf dan memberi pengertian kepada mereka.202
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III diatas,

diketahui bahwa guru tidak membentak dan memarahi siswa tanpa

alasan yang jelas, hal ini senada dengan observasi yang peneliti lakukan

terhadap sikap guru dalam memberikan teladan yang baik, terlihat

bahwa ketika mengajar atau berinteraksi dengan siswa guru tidak serta

merta memarahi mereka, namun guru hanya memarahi dan membentak

jika sikap peserta didik diluar kendali dan tidak bisa ditegur.203

200
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 24 November 2023.
201
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 25 November 2023.
202
SU/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 27 November 2023.
203
Hasil Observasi terhadap sikap teladan yang baik guru kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
105

2. Aspek Pendukung dan Penghambat Peran Guru dalam Menumbuhkan


Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika di SD Negeri
Trisari 3 Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

a. Guru

1) Latar Belakang Pendidikan Guru

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I yaitu

Ibu Sarifatul Umaroh S.Pd, mengenai latar belakang pendidikannya

beliau mengungkapkan bahwa sebelum mengajar di SD Trisari 3 beliau

telah menyelesaikan pendidikan program Strata-1 (S1) dengan gelar

sarjana pendidikan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

(UMPR) pada tahun 2022.204

Adapun wawancara peneliti dengan guru kelas II yaitu Ibu

silviani, beliau mengungkapkan masih menempuh pendidikan program

Strata-1 (S1) Jurusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) di

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) dan sedang

menyelesaikan tugas akhir skripsi.205

Kemudian hasil wawancara dengan guru kelas III yaitu Ibu

Friskalia Kristiani, S.Pd.K beliau mengungkapkan bahwa beliau

menempuh pendidikan Strata-1 pada program Pendidikan Agama

Kristen.206

2) Pengalaman Mengajar Guru/Pelatihan

204
SU/Guru kelas I, Wawancara pribadi, Desa Mantaren II, 21 November 2023.
205
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 24 November 2023.
206
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Desa Mantaren II, 27 November 2023.
106

Data terkait pengalaman mengajar guru peneliti melakukan

wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Trisari 3 yaitu, Ibu

Purwani, S.Pd beliau mengatakan:

Alhamdulillah guru di sekolah ini sudah banyak yang PNS, dan


ada yang P3K juga, walaupun ada beberapa yang belum
sertifikasi, namun kami selalu melakukan pengembangan
keterampilan mengajar guru dengan diadakannya pelatihan KKG
dan rapat guru tiap akhir semester untuk mengevaluasi kinerja
guru.207
Pada hasil wawancara dengan guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul

Umaroh, S.Pd, beliau mengatakan:

Saya mulai mengajar di SD Negeri Trisari 3 ini sekitas 1,5 Tahun


dan memegang kelas I mba. dan saya selalu mengikuti KKG guru
yang diadakan beberapa bulan sekali.208
Adapun wawancara dengan guru kelas II, yaitu Ibu Silviani,

beliau mengatakan:

Saya masih menempuh pendidikan program sarjana strata 1 mba


jurusan PGSD di UIN Palangkaraya, dan sering mengikuti KKG
dengan guru lain.209
dan wawancara dengan guru kelas III yaitu Ibu Friskalia

Kristiani, S.Pd.K, beliau mengatakan:

ya mba saya mengabdi sudah sekitar 10 tahun di sekolah ini, dan


menjadi guru kelas beberapa tahun belakangan ini, dulu kuliah
jurusan Pendidikan agama, kalo untuk kegiatan seperti pelatihan itu
saya selalu mengikuti.210
dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru kelas I, II,

dan III diatas dapat diketeahui bahwa latar belakang pendidikan guru

sudah sesuai untuk mengajar siswa di Kelas I. II. dan III, dan pengalaman

207
P/Kepala sekolah, Wawancara pribadi, Desa Mantaren II, 21 November 2023.
208
SU/Guru Kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
209
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023.
210
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
107

mengajar guru juga sudah bisa dikatakan baik, dan guru terus

mengembangkan keterampilan dalam mengajarnya melalui berbagai

kegiatan pelatihan seperti kegiatan KKG/Kelompok Kerja Guru.

b. Siswa

1) Siswa Memiliki Perasaan Senang Terhadap Pembelajaran Matematika

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diketahui bahwa perasaan senang terhadap pembelajaran matematika

yang dimiliki siswa memiliki dampak besar terhadap keberhasilan

proses belajar mengajar, karena perasaan senang tersebut menjadi

indikator siswa memiliki minat yang bagus selama proses pembelajaran

berlangsung, hal ini seperti yang diungkapkan oleh guru kelas I yaitu

Ibu Sarifatul Umaroh, S.Pd, dalam hasil wawancara, beliau

mengatakan:

Kalau yang suka yang senang dan bersemangat saat belajar, kalau
yang tidak suka ya hanya diam, melihat. Tapi kan melihatnya kita
tidak tahu melihatnya mudeng atau enggak, kita kan tahunya ya
setelah mengadakan tes.211
Menurut beliau siswa yang tidak menyukai matematika tidak selalu

ramai, siswa tidak aktif saat pembelajaran dan cenderung hanya diam

menandakan bahwa siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran. Siswa

hanya melihat ke papan tulis namun tidak selalu memperhatikan. Saat

guru memberikan pertanyaan, siswa tidak merespon pertanyaan yang

diberikan.

211
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023.
108

Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II yaitu Ibu Silviani,

sikap siswa saat pelajaran matematika ada yang ramai dan tidak

memperhatikan. Siswa yang tidak memperhatikan diduga karena tidak

menyukai pelajaran matematika.

Sikap siswa saat pelajaran ya selalu ada yang ramai, ada yang
seenaknya sendiri. Ada yang serius belajar, ada yang serius
bermain, ya ada juga yang serius belajar sambil bermain mba.212
Demikian dengan pernyataan guru kelas III yaitu Ibu Friskalia

Kristiani, S.Pd.K, beliau mengatakan:

Kalau anak namanya matematika kan males dulu. Lihat anak


sudah males dulu, merasa tidak bisa dulu, ya itu ya membuat
kesulitan. Kalau anak sudah merasa ketakutan dulu, karena dari
awal dia merasa tidak bisa ya trus malah jadi penghambat ya
mba.213
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III diatas,

dikerahui bahwa siswa yang tidak memiliki perasaan senang atau tidak

menyukai pelajaran matematika dapat dilihat dari sikap siswa tersebut

antara lain; siswa yang pendiam tidak responsif dengan kegiatan

belajar, kemudian siswa yang kurang memperhatikan pelajaran dan

siswa yang lebih dahulu menganggap matematika itu sulit sehingga dia

malas untuk belajar.

hal diatas senada dengan hasil observasi peneliti pada kegiatan

pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, memang benar salah

satu penghambat dalam menumbuhkan minat belajar siswa yaitu adanya

perasaan senang terhadap mmatematika itu sendiri.214


212
S/Guru kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
213
FK/Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023
214
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
109

2) Adanya Konsentrasi Siswa Pada Saat Pembelajaran

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diketahui bahwa adanya konsentrasi siswa pada saat pembelajaran

menjadi pendukung dalam menumbuhkan minat belajar siswa, dan

sebaliknya jika siswa tidak memiliki konsentrasi saat belajar maka akan

menjadi penghambat dalam belajar. Seperti yang diungkapkan oleh

guru kelas I yaitu Ibu Sarifatul Umaroh, S.Pd, dalam hasil wawancara

beliau mengatakan:

ya mba konsentrasi sangat berpengaruh sekali pada kegiatan


pembelajaran matematika, kalau anak-anak tidak konsentrasi
maka pembelajan tidak berjalan sebagaimana yang kita
harapkan.215

Hal senada diungkapkan oleh guru kelas II yaitu Ibu Silviani,

beliau mengatakan:

benar mba memang kita sebagai guru harus selalu memastikan


konsentrasi siswa agar selalu fokus saat mengikuti pembelajaran
jika ada satu orang saja yang membuat gaduh maka akan
mempengaruhi yang lainnya.216
Kemudian pernyataan guru kelas III yaitu Ibu Friskalia

Kristiani, S.Pd.K berkaitan dengan hal diatas, beliau mengatakan:

Kendala yang dialami ketika mengajar yaitu anak-anak yang


susah dikontrol dan bagaimana menjaga konsentrasi nya. Di kelas
ini, siswa siswi nya sangat aktif dan pada saat pembelajaran
mereka sangat ramai. Ketika mereka sudah ramai, mereka susah
dikontrol untuk diam. Saat pembelajaran sudah kembali serius,
saya harus bisa menjaga konsentrasinya dengan cara memberikan
tugas secara berkelompok.217

215
SU/Guru kelas I, Wawancara pribadi, Desa Mantaren II, 24 November 2023.
216
S/Guru kelas II, Wawancara pribadi, Desa Mantaren II, 25 November 2023.
217
FK/Guru Kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
110

Menurut hasil wawancara diatas, peneliti mengetahui bahwa

aspek pendukung dan penghambat peran guru dalam menumbuhkan

minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah adanya

konsentrasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. hal ini senada

dengan hasil observasi peneliti pada saat kegiatan pembelajaran

matematika di kelas I, II, dan III, peneliti melihat dimana pembelajaran

berlangsung dengan baik ketika siswa fokus terhadap pelajaran yang

disampaikan guru, adapun pembelajaran tidak kondusif ketika siswa

kurang memperhatikan dan tidak fokus saat belajar.218

c. Sarana dan Prasarana

Pada Aspek Sarana dan Prasarana yang menjadi aspek pendukung

maupun penghambat dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika, peneliti melakukan waawancara dengan Kepala

Sekolah yaitu Ibu Purwani, S.Pd, beliau mengatakan:

Sarana Prasarana dalam menunjang pembelajaran matematika


seperti ruangan kelas yang memadai, Buku paket siswa,
perlengkapan kelas seperti papan tulis, spidol, dan adanya media-
media yang bisa dimanfaatkan seperti LCD/Proyektor, disekolah
kami alhamdulillah yang saya sebutkan tadi lengkap.219
Adapun sarana dan prasarana yang dimaksud da digali dalam

penelitian ini antara lain:

1) Ketersediaan buku paket yang lengkap, serta perangkat ajar yang sudah
dipersiapkan guru.

218
Hasil Observasi terhadap kegiatan pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
219
P/Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27 November 2023.
111

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa buku paket pembelajaran di kelas I, II, dan III

cukup lengkap, buku tersebut disediakan oleh sekolah demi

terselenggaranya pembelajaran yang efektif, selain itu guru sudah

mempersiapkan perangkat ajar seperti RPP dan modul ajar sebelum

mengajar.220

Hal diatas senada dengan hasil observasi peneliti pada kegiatan

pembelajaran di kelas I, II, dan III, peneliti melihat proses belajar

mengajar guru menggunakan RPP dan modul ajar serta menggunakan

buku paket Pembelajaran dalam menyampaikan isi materi pelajaran.221

2) Papan tulis sebagai media utama dalam menyampaikan materi


pelajaran.

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa di kelas I, II maupun III, sudah dilengkapi dengan

papan tulis sebagai media utama dalam menyampaikan materi

pelajaran. Guru-guru mengungkapkan tanpa adanya papan tulis

penyampaian materi hanya akan bersifat abstrak dalam artian siswa

tidak akan mudah memahami pelajaran dan tidak memiliki gambaran

jelas apa yang mau disampaikan oleh guru.222

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada kegiatan pembelajaran

matematika di kelas I, II, dan III, peneliti mengamati terlaksananya

220
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III mengenai sarana dan prasarana, Desa
Mantaren II, 27 November 2023.
221
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 29 November 2023.
222
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, Desa Mantaren II, 27 November
2023.
112

kegiatan belajar mengajar salah satunya dengan adanya papan tulis sebagai

media utama dalam menyampaikan pembelajaran matematika, karena saat

menyampaikan materi matematika banyak menjelaskan materi tentang

rumus seoerti penjumlahan dan pengurangan, hal ini mempermudah guru

dan siswa dalam belajar mengajar.223

3) Alat peraga yang disiapkan oleh guru seperti kertas karton yang digambar
sesuai dengan bentuk bangun ruang, bentuk angka, dll

Pada hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III mengenai alat

peraga yang disiapkan guru pada pembelajaran matematika, diungkapkan

bahwa guru kelas I, II, dan III, sudah berupaya dalam mempersiapkannya

guna menunjang pembelajaran, guru mengungkapkan bahwa dengan

penggunaan alat peraga matematika dapat mempermudah siswa dalam

memahami konsep pembelajaran yang disampaikan, sebaliknya ketika

guru tidak menyiapkan alat peraga maka akan sedikit menghambat

pelajaran misalnya dari segi waktu akan lebih lama membuat siswa

memahami pelajaran.224

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada kegiatan pembelajaran di

kelas I, II, dan III, memang saat guru menggunakan alat peraga membuat

siswa lebih antusias dan mudah memahami pelajaran dibanding tidak

menggunakannya, dari segi waktu juga lebih efisien.225

223
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran di kelas I, II, dan III, Desa Mantaren II, 29
November 2023.
224
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III mengenai sarana dan prasarana, Desa
Mantaren II, 27 November 2023.
225
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran maematika di kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 29 November 2023.
113

d. Lingkungan Belajar

1) Pemanfaatan lingkungan kelas atau luar kelas sebagai media belajar


misalnya penggunaan perpustakaan dalam penerapan literasi peserta
didik.
Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa guru sudah berupaya memanfaatkan lingkungan

kelas sebagai media belajar, guru kelas I mengungkapkan bahwa

pemanfaatan lingkungan kelas seperti ketika melakukan praktik dalam

memecahkan pengurangan bilangan 1-10 dengan menggunakan benda-

benda yang ada di kelas, hal senada diungkapkan guru kelas II, beliau

mengungkapkan bahwa pemanfaatan lingkungan kelas misalnya saat

menjelaskan materi tentang model bangun ruang dengan

mengidentifikasi bentuknya maka guru memanfaatkan bentuk ruang

kelas sebagai contoh bangun ruang. begitupun dengan guru kelas III,

beliau mengungkapkan bahwa lingkungan kelas dapat digunakan

sebagai media belajar.226

Adapun pemanfaatan luar kelas seperti penggunaan

perpustakaan sebagai tempat untuk menambah wawasan melalui

kegiatan membaca, hal tersebut dapat memotivasi siswa lebih giat untuk

belajar.

2) Lingkungan sosial dan budaya seperti museum yang dimanfaatkan


sebagai media belajar misalnya mengadakan kegiatan study tour ke
museum.

Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa pemanfaatan lingkungan sosial dan budaya seperti


226
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, Desa Mantaren II, 27 November
2023.
114

dengan diadakannya kegiatan study tour ke museum atau ke

perpustakaan desa dengan melihat berbagai monumen bersejarah akan

menumbuhkan minat belajar siswa, karena siswa akan tertarik dengan

hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.227

3) Lingkungan kelas yang kondusif


Pada hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I, II, dan III,

diungkapkan bahwa lingkungan kelas yang kondusif juga

mempengaruhi proses pembelajaran, jika ruang kelas bersih dan rapi

anak-anak akan bersemangat dan tidak jenuh didalam kelas sebaliknya

jika kondisi ruang kelas berantakan tidak terkondisi karena anak-

anaknya ribut ditambah cuacanya panas, hal tersebut bisa menjadi

penghambat dalam proses pembelajaran.228

Hal diatas senada dengan observasi peneliti pada kegiatan

pembelajaran di kelas I, II, dan III, memang benar lingkungann kelas

yang kondusif mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

seperti pada hasil wawancara diatas.229

e. Dukungan Orang Tua

Aspek selanjutnya dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada

mata pelajaran matematika yaitu dukungan orang tua. Orang tua memiliki

peran yang penting dalam menumbuhkan minat belajar siswa. Karena

227
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, Desa Mantaren II, 27 November
2023.
228
Hasil wawancara dengan guru kelas I, II,, dan III, Desa Mantaren II, 27 November
2023.
229
Hasil Observasi pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas I, II, dan III, Desa
Mantaren II, 28 November 2023.
115

orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga. Hasil wawancara

dengan guru kelas I, Ibu sarifatul Umaroh, S.Pd beliau mengatakan:

Yang menjadi faktor penghambatnya itu orang tuanya mba, jika


orang tua dirumah tidak mendampingi anak-anak belajar maka akan
menjadi penghambat juga dalam belajar secara otomatis minat
belajar anak juga akan terganggu.230
Hal senada seperti yang dikatakan oleh guru kelas II Yaitu Ibu

Silviani, beliau mengatakan:

Kebanyakan orangtua kurang memantau perkembangan anaknya


disekolah, karena mereka menyerahkan sepenuhnya pendidikan
anaknya kepada gurunya, padahal anak itu lebih banyak waktunya
dirumah ketimbah disekolah jadi ini salah satu penghambat nya
mba.231
Adapun pendapat guru kelas III yaitu Ibu Friskalia Kristiani, beliau

mengatakan:

Saya biasanya kalau ada siswa yang bermasalah itu langsung


menghubungi walinya, sebagian mereka menanggapi dan mau
menemui kami pihak gurunya, namun ada sebagian orang tua siswa
yang terkesan cuek sekali dengan anaknya, entah sibuk bekerja
ataupun memang kurang peduli.232
Hasil wawancara dengan siswa kelas I, II, dan III, saat ditanya

berkaitan dengan adanya bimbingan orang tua saat belajar di rumah

sebagian besar mereka mengatakan belajar dan mengerjakan tugas sendiri,

orang tua hanya mengingatkan tanpa pendampingan, padahal yang

diperlukan siswa adalah dukungan orang tua bagaimana memantau

perkembangan anaknya dengan memperhatika nilai-nilai yang didapat

230
SU/Guru kelas I, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 24 November 2023
231
S/Guru Kelas II, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 25 November 2023
232
FK/ Guru kelas III, Wawancara Pribadi, Mantaren II, 27November 2023
116

misalnya dan menanyakan apakah ada tugas rumah, jadi tidak hanya

menyuruh belajar saja.233

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru dan siswa kelas I, II,

dan III diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dukungan orang tua

masih belum sepenuhnya terhadap proses belajar siswa di rumah, orang

tua hanya mempercayakan anaknya belajar di sekolah bersama gurunya.

C. Analisis Data

Berdasarkan Hasil penelitian yang penulis lakukan dan kemukakan

dalam penyajian data, maka tahap selanjutnya adalah analisis data agar

penulis dapat lebih mudah menarik kesimpulan yang bersifat khusus

menuju kesimpulan yang bersifat umum. analisis data ini merupakan

analisa berdasarkan teori maupun analisa peneliti sendiri.

1. Peran guru dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata


Pelajaran Matematika di SD negeri Trisari 3 Desa mantaren II
Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

Berdasarkan hasil penyajian data, peneliti menganalisa bahwa peran

guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika

sangat penting sekali mengingat guru adalah seorang pendidik dan yang paling

banyak berinteraksi dengan siswa di sekolah.


233
Hasil wawancara dengan siswa kelas I, II, dan III terkait dukungan orang tua terhadap
belajar siswa, Mantaren II, 27 November 2023.
117

Dea Kiki Yestiani dan Nabila Zahwa mengungkapkan dalam hasil

penelitian ilmiahnya, bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki

peran penting untuk membuat ilmu-ilmu yang diajarkan dapat diterima oleh

siswa-siswinya yang ada. Tak hanya berperan untuk mengerjakan ilmu-ilmu

saja, banyak sekali peran guru dalam proses pembelajaran.234

Menurut Imam Wahyudi, beberapa peran guru yang berpengaruh

terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah dan perlu dipahami salah satunya

adalah guru sebagai pendidik dan pengajar, bahwasanya setiap guru berperan

melakukan transfer ilmu pengetahuan, mengajarkan dan membimbing anak

didiknya serta mengajarkan tentang segala sesuatu yang berguna bagi mereka

di masa depan. Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

berlangsungnya proses pertumbuhan dan perkembangan potensi anak didik,

baik potensi kognitif maupun potensi psikomotoriknya.235

Berdasarkan peran guru diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa peran

guru tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu saja, akan tetapi guru harus

memikirkan bagaimana caranya agar ilmu-ilmu tersebut dapat diterima dan

dipahami oleh siswanya dengan baik, sebagai rasa tanggung jawab terhadap

proses perkembangan siswa.

Adapun peran guru yang peneliti temui dilapangan dalam permasalahan

peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SD Negeri Trisari 3

Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah yaitu:

234
Dea Kiki Yestiani & Nabila Zahwa, “Peran Guru Dalam Pembelajaran Pada Siswa
Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 4 No. 1, (Maret 2020), h. 2.
235
Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012)
h.46
118

a. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti paparkan

dalam penyajian data, peran guru dalam menumbuhkan minat belajar

siswa pada mata pelajaran matematika yaitu menjelaskan tujuan

pembelajaran, diperoleh hasil bahwa guru kelas I, II, dan III, sudah

menjalankan peran tersebut dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari

guru yang memakai RPP dan modul ajar terkait materi pembelajaran

matematika saat mengajar di kelas. Adapun RPP menurut Nurbaiti dan

Muhammad Hayyun dalam bukunya, mengatakan bahwa rencana

pelaksanaan pembelajaran merupakan

rencana yang dibuat guru yang berhubungan dengan program kegiatan

pengajaran harian baik di kelas maupun di luar kelas, serta metode dan

pendekatan dalam pengajaran.236

Berdasarkan data diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran

guru yang pertama dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika yaitu menjelaskan tujuan pembelajaran sudah

dilaksanakan dengan baik, adapun tujuan pembelajaran yang dimaksud

terdapat pada RPP dan modul ajar yang dipakai guru yang telah dibuat

sesuai dengan cakupan materi matematika di kelas I, II, dan III.

b. Memberikan Motivasi

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti paparkan

dalam penyajian data, memberikan motivasi merupakan aspek penting


236
Nurbaiti Widyasari, Muhammad Hayyun, Pengembangan Pembelajaran Matematika
SD, (Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, 2017), h. 267
119

dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika

di kelas I, II, dan III. Hal ini berdasarkan teori Achmad Fauzi dalam

bukunya, “motivasi bisa diartikan perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan”.237

Adapun bentuk motivasi yang peneliti paparkan sebelumnya dalam

penyajian data antara lain:

1) Memberikan Angka atau Nilai

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi

dan wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, memberikan angka

terhadap hasil kerja siswa merupakan salah satu bentuk motivasi yang

ampuh, karena memberi angka merupakan bentuk apresiasi yang

ditunggu-tunggu oleh siswa. Siswa akan sangat senang bila diberi

angka oleh gurunya, ketika siswa tersebut mendapat angka yang

tinggi, maka hal tersebut menjadi penyemangat untuk lebih giat

belajar lagi.

Hal diatas senada dengan pendapat Sardiman, bahwa “angka

dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak

siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang

237
Achmad Fauzi, Belajar dan Pembelajaran; Menelaah dan mengkaji teori, model-
model, konsep belajar dalam proses pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit K-Media, 2017), h. 33
120

baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau

nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.”238

2) Memberikan Ulangan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi

dan wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, memberikan ulangan

merupakan salah satu bentuk motivasi, guru melakukan motivasi ini

agar siswa lebih semangat belajarnya karena ketika dia mengetahui

akan diadakan ulangan, maka dia akan belajar di rumah dengan giat,

agar memperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini senada dengan

pendapat Sardiman, bahwa “para siswa akan giat belajar kalau

mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini

juga merupakan sarana motivasi”.239

3) Memberikan Hukuman

Menurut analisa peneliti pemberian hukuman dapat menjadi alat

motivasi siswa untuk lebih meningkatkan belajarnya, hal ini senada

dengan hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara dengan guru kelas I, II, dan III, bahwa guru kelas I, II, dan

III memberikan motivasi berupa hukuman kepada siswa, yakni ketika

ada siswa yang tidak mengerjakan PR, ataupun siswa yang selalu

membuat keributan, maka guru memberikan hukuman yang memotivasi

siswa agar tidak mengulangi kesalahannya dan semakin giat belajar.

238
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Ed.1 Cet.24, (Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2018), h. 92.
239
Ibid, h. 93
121

Hal diatas senada dengan pendapat Sardiman, bahwa “hukuman

sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat

dan bijak bisa menjadi alat motivasi”.240

4) Adanya saingan/Kompetisi

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti

paparkan dalam penyajian data, diperoleh data bahwa guru kelas I, II,

dan III menciptakan pembelajaran yang bersifat kompetisi agar siswa

semangat belajarnya seperti melakukan kuis atau permainan. Dengan

adanya kompetisi dalam belajar ini menjadi motivasi bagi siswa agar

lebih meningkatkan kemampuan dalam hal pengetahuan terutama

dalam pembelajaran matematika.

Hal diatas senada dengan pendapat Sardiman, bahwa “saingan

atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong

belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun

persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”. 241

Berdasarkan analisis data diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa, bentuk motivasi yang diberikan oleh guru kelas I, II, dan III yaitu

dengan memberikan angka atau nilai, memberikan ulangan, memberikan

hukuman, serta menciptakan saingan/kompetisi dalam belajar. Adanya

pemberian motivasi ini menandakan bahwa guru telah melaksanakan

240
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Ed.1 Cet.24, (Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2018), h. 94.
241
Ibid, h. 93
122

perannya dengan baik dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika.

c. Memberikan Bimbingan Belajar

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti paparkan pada penyajian

data bahwa guru kelas I, II, dan III sudah memberikan bimbingan kepada

siswa adapun bentuk bimbingannya seperti:

1) pengaturan waktu belajar seperti memberikan tugas secara individu

maupun berkelompok, dan pemberian tugas di rumah.

2) Membimbing siswa mempelajari materi belajar guru dengan baik

membimbing siswa mempelajari materi belajar, hal ini dapat dilihat

dalam proses pembelajaran, ketika ada siswa yang sulit dalam

mempelajari materi maka guru akan membimbing siswa tersebut

dengan menjelaskannya kembali.

3) Membimbing siswa dalam menggunakan buku-buku pelajaran hal ini

dapat dilihat dalam proses pembelajaran, ketika ada siswa yang

kesulitan menemukan materi di buku maka guru tersebut

membimbingnya.

4) Guru membimbing siswa dalam menghadapi tes atau ujian hal ini

dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran, sebelum melakukan ulangan

guru kelas I, II, dan III, akan memberitahukan dulu kepada siswa dan

akan memberikan kisi-kisi soal ulangan agar siswa memiliki gambaran

soal dan mudah untuk mempelajarinya.


123

Berdasarkan bimbingan yang guru baerikan diatas Sardiman

mengemukakan pendapat dalam bukunya, bahwa “Membimbing adalah

sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan

jalan memberikan lingkungan dan arahan yang sesuai dengan tujuan”.242

Menurut analisis data diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

memberikan bimbingan belajar sudah dilakukan oleh guru dengan

maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari upaya guru dalam memberikan

bimbingan dalam pengaturan waktu belajar, memberikan bimbingan dalam

mempelajari materi belajar, memberikan bimbingan dalam menggunakan

buku-buku pelajaran, serta memberikan bimbingan dalam menghadapi tes

atau ujian.

d. Memberikan Metode dan media yang bervariasi

1) Metode yang Bervariasi

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti

paparkan dalam penyajian data, dalam melaksanakan pembelajaran

matematika guru kelas I, II, dan III menggunakan metode yaitu metode

ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan diskusi kelompok, dan

penggunaan metode tersebuut disesuaikan dengan materi yang sedang

dipelajari.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode diartikan sebagai

cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar

242
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Ed.1 Cet.24, (Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2018), h. 144
124

tercapai sesuai dengan apa yang dikehendaki. Menurut Suryobroto

dalam bukunya, bahwa “metode mengajar adalah kesatuan langkah

kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional

tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya

berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu”.243

Menurut Agus Muharam dalam jurnalnya, mengenai metode

ceramah adalah cerita atau penjelasan yang secara khusus disampaikan

oleh guru atau pendidik di depan kelas. Arti utama koneksi dalam hal

ini adalah "berbicara". Selama pembelajaran dimungkinkan guru atau

pendidik menambah pertanyaan, tetapi pembelajaran utama siswa

adalah mendengarkan dengan seksama dan memperhatikan poin-poin

penting yang disampaikan oleh guru atau tenaga pendidik.244

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh ahli diatas, peneliti

menganalisa ketepatan guru menggunakan metode ceramah ini pada

pembelajaran matematika, yaitu guru akan leluasa dalam

menyampaikan materi, karena siswa difokuskan untuk mendengar

penjelasan guru, namun metode ceramah ini juga memiliki kelemahan

yaitu akan membuat siswa mengantuk dan bosan.

Menurut Maria Ulfa dan Saifuddin dalam jurnalnya, metode

tanya jawab cukup wajar digunakan untuk tujuan-tujuan meninjau

pelajaran yang lalu, melihat kemampuan murid lewat pertanyaan yang

243
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), Cet.
II, h. 27
244
Agus Muharam, et al, “Jenis Model Dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Pada
Tematik 4 Di Kelas 3 SD Plus 3 Al-Muhajirin”, Jurnal Sinektik, Vol.5, No. 2, Tahun 2022, h. 187
125

memacu daya ingatan, melihat kemampuan murid berfikir dengan

pertanyaan pertanyaan yang memacu daya pikir, menangkap perhatian

murid agar tertuju pada pelajaran, memimpin pengamatan dan

pemikiran murid dalam rangka membiasakan murid dengan berbagai

bentuk pertanyaan dan menyelingi pembicaraan untuk membina

kerjasama.245

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh ahli diatas, peneliti

menganalisa metode tanya jawab yang digunakan guru sudah tepat

mengingat metode tanya jawab ini memiliki dampak bagi

perkembangan kemampuan siswa dalam berfikir. Melalui metode tanya

jawab ini siswa akan dilatih kemampuan berfikir kritis dalam

menanggapi suatu pertanyaan.

Menurut Maria Ulfa dan Saifuddin metode diskusi adalah

komunikasi ilmiah yang melibatkan pergantian argumen, pembangkitan

gagasan, dan pengujian pendapat beberapa orang dalam suatu kelompok

untuk mencari kebenaran.246 Berdasarkan teori ini, peneliti menganalisa

metode diskusi yang digunakan guru sudah tepat, mengingat diskusi

adalah kegiatan dalam mengemukakan pendapat, dengan metode

diskusi ini siswa akan dilatih dalam berkomunikasi dengan temannya

dan mencari penyelesaian masalah bersama, namun kegiatan diskusi ini

akan berjalan lancar bagi siswa dengan tingkat kelas atas, untuk kelas

III guru bisa sering menggunakan metode ini, namun untuk siswa kelas
245
Maria Ulfa dan Saifuddin, “Terampil Memilih dan Menggunakan Metode
Pembelajaran”, SUHUF, Vol. 30, No. 1, Mei 2018, h. 49
246
Ibid, h. 49
126

I dan II tidak perlu terlalu sering, karena mereka masih beradaptasi

dengan pembelajaran di sekolah, dan dikhawatirkan menjadi beban bagi

mereka karena mereka belum aktif dalam berkomunikasi.

Menurut Maria Ulfa dan Saifuddin dalam jurnalnya, metode

demonstrasi ini adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dengan

mempertunjukkan/memperlihatkan langsung proses sesuatu/ objek.

Metode ini tepat digunakan jika murid ingin mengetahui bagaimana

proses mengatur sesuatu, bagaimana proses membuat sesuatu,

bagaimana proses bekerja sesuatu, bagaimana proses menggunakan

sesuatu.247

Berdasarkan teori ahli diatas, peneliti menganalisa bahwa,

metode demonstrasi ini sudah tepat digunakan guru, karena dalam

pembelajaran matematika adalah pemecahan suatu masalah yang

memerlukan solusi pemecahan masalah dan hal tersebut melalui

demonstrasi guru, hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Siti

Maryam Munjiat dan Anis Syaefunisa dalam jurnal ilmiahnya

mengemukakan bahwa salah satu tujuan matematika adalah

memecahkan masalah dan kemampuan memahami masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan model dan merancang solusi yang

diperoleh.248

247
Ibid, h. 48
248
Siti Maryam Munjiat, Anis Syaefunisa, “Menumbuhkan Minat Siswa SD Terhadap
Mata Pelajaran Matematika Di SDN 01 Ciduwet Kabupaten Brebes”, Jurnal Dima Sejati Vol.2
No.1, 2020, h.140
127

Berdasarkan analisis data diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika yaitu menggunakan metode yang bervariasi

seperti metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, dan

metode demonstrasi.

2) Media yang Bervariasi

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti

paparkan dalam penyajian data bahwa, guru kelas I, II, dan III dalam

melaksanakan pembelajaran matematika menggunakan media yaitu

media gambar, media relia/benda nyata sekitar, media poster, dan media

powerpoint yang menggunakan alat seperti laptop dan LCD yaitu

sebuah alat elektronik berupa layar proyektor yang berfungsi

menampilkan gambar.

Pendapat Daradjat bahwa media pembelajaran adalah alat atau

metodik dan Teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi

antara seorang guru dan siswa dalam proses Pendidikan pengajaran di

sekolah. pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu yang

memperlancar dan mempertinggi proses belajar mengajar. Alat bantu

tersebut dapat memberikan pengalaman yang mendorong motivasi

belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak.249

Berdasarkan pendapat daradjat diatas, peneliti menganalisa

bahwa media yang digunakan guru akan mempermudah konsep yang

249
Ahmad Sopian, “Manajemen Sarana dan Prasarana” Jurnal Tarbiyah Alamiyah, Vol.
04, No.02, Desember 2019,h.50
128

abstrak hal ini senada dengan pendapat Leny Retno Indriani dalam

jurnal kajian ilmiahnya, mengatakan bahwa, matematika adalah suatu

bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun oleh guru

untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dengan proses

penalaran deduktif dengan tujuan agar melatih siswa berpikir sistematis,

logis, kritis, kreatif, dan konsisten.250

Menurut analisa peneliti berdasarkan hasil data yang disajikan

dalam penyajian data, mengenai media yang digunakan guru yaitu

media gambar, media relia, dan media poster sudah tepat, hal tersebut

karena media-media ini mudah diaplikasikan dan juga mudah

menyiapkannya. Adapun media powerpoint, bisa saja guru

menggunakannya, namun penggunaan media ini perlu persiapan seperti

menyiapkan proyektor dan stop kontak, serta menggunakan laptop, hal

ini tentunya perlu persiapan yang matang, dari segi waktu tentunya

harus diatur sedemikian rupa, selain itu konten yang dihadirkan harus

relevan, ini menjadi tugas tambahan bagi guru.

Berdasarkan analisis data diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

penggunaan media ini memiliki pengaruh yang besar dalam

menumbuhkan minat belajar siswa, selain memudahkan guru

menyampaikan materi kepada siswa, siswa pun akan antusias selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

250
Leny Retno Indriani, Penerapan Pendekatan Concrete Represetational Abstract (CRA)
Pada Muatan Pelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, Vol.10 No.2 Tahun 2022, h.413
129

e. Guru memberikan Reward

Mulyasa, mengungkapkan bahwa reward adalah respon terhadap

suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulang kembali

respon tersebut.251 maksud reward yang terpenting itu bukanlah hasil yang

dicapai oleh seorang anak, melainkan dari hasil semangat, kerja keras, dan

ketekunan sehingga anak pantas mendapatkan reward.

1) Memberikan Pujian

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti

paparkan dalam penyajian data, bahwa dalam menumbuhkan minat

belajar siswa pada mata pelajaran matematika, guru kelas I, II, dan III

menggunakan reward berupa pujian. Pujian yang diberikan guru seperti

ucapan terimakasih dan kalimat-kalimat yang memotivasi seperti

“kamu hebat, jangan menyerah ya”.

hal diatas senada dengan pendapat Ali Nugraha, “bahwa pujian

atas keberhasilan anak amat berguna untuk memelihara motivasi agar

tetap terjaga dan stabil bahkan meningkat”.252 Berdasarkan teori ini

peneliti menganalisa bahwa guru yang memberikan pujian kepada siswa

guru tersebut membentuk rasa percaya diri siswa, siswa tersebut merasa

dirinya bisa melakukan sesuatu sehingga penghargaan yang diperoleh

pun membuat rasa semangat dan keinginan mengembangkan

kemampuan diri meningkat.

251
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 77
252
Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati, Metode Pengembangan Sosial Emosional,
(Banten: Universitas Terbuka, 2013), h. 38
130

2) Memberikan Hadiah

Selain pujian, pemberian reward juga berupa hadiah. Hadiah

yang diberikan seperti bingkisan, jajan, sertifikat maupun piala pada

saat kenaikan kelas. Pemberian reward hadiah ini terbukti mampu

menumbuhkan kembali minat belajar siswa yang awalnya tidak

berminat belajar menjadi semangat kembali belajarnya.

Menurut analisis data diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

bentuk reward yang diberikan guru berupa pujian dan hadiah. menurut

peneliti pemberian reward berupa pujian dan hadiah sangatlah baik

dalam menunjang proses pembelajaran mengingat pentingnya motivasi

itu sendiri.

f. Tata ruang yang Kondusif

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti paparkan

dalam penyajian data, pada kegiatan pembelajaran guru sudah berusaha

semaksimal mungkin menata ruang kelas dengan menata meja dan kursi

serta posisi duduk siswa hal ini dimaksudkan agar anak-anak nyaman

belajarnya, dengan memperhatikan kondisi belajar siswa ini diharapkan

dapat menumbuhkan semangat dan minat belajarnya terutama pada

pembelajaran matematika.

g. Aktivitas kelas yang menyenangkan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti paparkan

dalam penyajian data, aktivitas kelas yang menyenangkan telah


131

diusahakan oleh guru kelas I, II, dan III, seperti guru melakukan kegiatan

kuis dan permainan, serta melakukan ice breaking.

Menurut istilah yang dikemukakan oleh Ucu Sulastri dalam

bukunya yaitu “Ice Breaking adalah peralihan situasi dari yang

membosankan, mengantuk, dan tegang menjadi ceria dan menyenangkan

dengan permainan-permainan sederhana.”253

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Aniza Juanti dkk,

dalam jurnal ilmiahnya, bahwa untuk mengurangi kejenuhan siswa dan

kebosanan siswa saat belajar aktivitas yang terjadi bisa diatur oleh guru

baik dalam mengkonsepkan pembelajaran dan bisa memberi gambaran

aktivitas kegiatan lokal. Dimana aktifitas ini berdampak pada

perkembangan peserta didik baik fisik ataupun sifat.254

Berdasarkan analisis data diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pada kegiatan pembelajaran guru kelas I, II, dan III mrnciptakan

aktivitas kelas yang menyenangkan seperti melakukan Ice breaking.

h. Guru memberikan Teladan yang Baik

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti paparkan

dalam penyajian data, guru kelas I,II dan III, guru sudah berusaha dalam

memberikan teladan yang baik kepada siswa dengan sifat dan sikap yang

telah peneliti uraikan dalam penyajian data.

253
Muharrir , Herdah , Rustan Efendy, “Penggunaan Ice Breaking dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP
Muhammadiyah Pinrang”, ARTIKEL Al-Ishlah, Volume 20 No.2 Desember 2022, h. 80
254
Aniza Juanti, dkk. “Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar matematika di
SMPN 9 Batam” Ar-Riyadhiyyat: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3 No.2 Januari 2023, h.91
132

Hal tersebut diatas senada dengan yang disampaikan oleh Erlina

Risqi bahwa keteladanan adalah pendidikan dengan cara memberi contoh-

contoh kongkrit pada para siswa.255

Berdasarkan analisis data diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa memberikan teladan yang baik wajib dilakukan oleh guru, seperti

yang kita ketahui bahwa nak usia Sekolah Dasar masih melihat, dan

mencontoh dari orang lain, terutama seorang guru mendapat pengamatan

khusus dari para siswanya. Oleh karena itu, seorang guru harus senantiasa

memberi contoh yang baik bagi para siswanya, khususnya dalam perilaku

keseharian dilingkungan sekolah dan diluar lingkungan sekolah.

2. Aspek Pendukung dan Penghambat Peran Guru dalam Menumbuhkan


Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika di SD Negeri
Trisari 3 Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

a. Guru

1) Latar Belakang Pendidikan Guru

Latar belakang pendidikan seorang guru sangat mempengaruhi

kemampuan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar dan

menyampaikan materi pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam penyajian

data, guru kelas I adalah seorang guru berlatar belakang sarjana

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Sebagai

seorang guru yang berlatar belakang pendidikan, tentu beliau sudah

255
Erlina Risqi, Implementasi Akhlakul Karimah Santriwati Pondok Pesantren Darul Ilmi
Banjarbaru, (Banjarbaru: STAI AL-Falah. 2018), h.28
133

memiliki pengalaman dalam hal mengajar, karena sebelum

menyelesaikan studi nya guru dengan pendidikan sekolah dasar,

tentunya dibekali dengan keahlian dalam mengajar, baik dalam

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran maupun

pengelolaan pembelajaran.

Guru kelas II adalah seorang guru dengan latar belakang

pendidikan seperti guru kelas I diatas, meskipun beliau belum

menyelesaikan studinya, namun beliau sudah memasuki kuliah semester

akhir, yang mana sudah pernah mengikuti program microteaching yang

diadakan kampus, selain itu beliau juga sudah praktik pengalaman

lapangan (PPL) dengan mengajar sesuai pendidikan guru sekolah dasar.

Guru kelas III adalah seorang guru mapel dengan jurusan

pendidikan agama kristen, meskipun beliau adalah guru mapel namun

kemampuan dalam mengajarnya sudah bisa dikatakan baik, hal tersebut

dapat dilihat dari penguasaan baik dari segi penyampaian materi,

kemampuan menggunakan metode dan media yang bervariasi, dll.

Pendapat Sudarman Danim yang menyatakan bahwa, guru yang

sesungguhnya adalah guru yang memiliki sebuah kekhususan

penguasaan di bidang ilmu tertentu. oleh karena itu, kesesuaian ilmu

yang dimiliki oleh guru dengan mata pelajaran yang diampu sangatlah

penting.256

Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa, latar

belakang pendidikan guru kelas I, II, III, sudah sesuai dengan bidang
256
Sudarman Danim, Inovasi Pendidikan......., h. 26
134

mata pelajaran yang diampu, hal ini juga sesuai dengan yang dianjurkan

nabi Muhammad SAW dalam hadistnya.257

‫ِإَذا ُو ِّس َد ْاَألْم ُر ِإلَى َغْيِر َأْه ِلِه َفاْنَتِظ ِر الَّس اَعة‬
Dari hadits diatas dijelaskan bahwa seseorang yang bekerja

harus sesuai dengan bidang dan keahliannya agar tidak menimbulkan

masalah dikemudian hari. Begitu pula sebagai guru maka harus sesuai

dengan bidang dan keahliannya.

2) Pengalaman Mengajar Guru

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti

paparkan dalam penyajian data, pengelaman mengajar yang dimiliki

guru kelas I, II, dan III, bisa dikatakan baik, hal tersebut dapat dilihat

dari hasil wawancara yang menunjukkan lama mengajar guru kelas I,

yaitu selama 1,5 tahun, kemudian guru kelas III, mengajar selama

kurang lebih 10 tahun, adapun guru kelas III, mengajar selama 1 tahun.

Walaupun guru kelas I dan II mengajar baru sekitar 1 tahunan

namun nampak pada saat mengajarnya sudah menguasai kondisi

belajar. adapun guru kelas III, sudah lumayan terjun dalam dunia

mengajar hal tersebutlah yang menjadikan beliau berpengalaman dalam

hal mengajar dan terus mengikuti perkembangan-perkembangan yang

ada.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa latar belakang pendidikan guru sudah sesuai

257
Muhammad Ibn Ismail Al Bukhari, Shahih Al Bukhari, (Dar At Thawaf, 1422 H), Jilid
1, h. 21, dikutip dari aplikasi Maktabah Al Syamilah.
135

menurut bidangnya, dan pengalaman mengajar guru dapat dikatakan

baik. dengan rutinnya guru kelas I, II, dan III mengikuti kegiatan

kelompok kerja guru/KKG.

b. Siswa

1) Siswa memiliki Perasaan senang terhadap pembelajaran matematika

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti

paparkan dalam penyajian data, bahwa adanya perasaan senang siswa

terhadap matematika menjadi pendukung dalam proses pembelajaran,

begitupun sebaliknya, siswa yang tidak senang pada matematika maka

cenderung tidak memperhatikan pembelajaran.

Hal ini senada dengan pendapat Hidayat bahwa minat dibagi

menjadi beberapa indikator salah satunya adalah perasaan senang.

Beliau mengatakan “seseorang yang memiliki perasaan senang atau

suka dalam hal tertentu ia cenderung mengetahui hubungan antara

perasaan dengan minat”.258

2) Adanya konsentrasi siswa pada saat pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti

paparkan dalam penyajian data, diketahui bahwa konsentrasi siswa

sangat berpengaruh terhadap lancarnya kegiatan belajar mengajar. Hal

ini senada dengan pendapat Slameto konsentrasi adalah pemusatan


258
Noor Komari Pratiwi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, Dan
Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Smk Kesehatan Di Kota
Tangerang”, Jurnal Pujangga, vol. 1, no. 2 (2015), h. 89–90.
136

pikiran pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang

tidak berhubungan.259

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

aspek pendukung dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika yaitu siswa memiliki perasaan senang dan

memiliki konsentrasi yang baik saat pembelajaran. Adapun penghambat

guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

matematika yaitu siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan tidak

memiliki konsentrasi yang baik dalam belajar.

c. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti paparkan

dalam penyajian data, diketahui bahwa sarana dan prasarana yang

menunjang pada kegiatan pembelajaran matematika sudah cukup

memadai, hal tersebut dapat dilihat dari ketersediaan buku paket yang

lengkap, tersedianya papan tulis sebagai media utama dalam

menyampaikan pembelajaran, serta alat peraga/media yang disiapkan guru

sebelum mengajar. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya saran

prasarana yang lengkap akan mempermudah dalam proses pembelajaran

berlangsung.

Menurut Achmad Fauzi dalam bukunya, 260 bahwa sarana memiliki

arti yang sangat penting dalam pendidikan, ketersediaan gedung sekolah

259
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 187.
260
Achmad Fauzi, Belajar dan Pembelajaran; Menelaah dan Mengkaji teori, model-
model konsep belajar dalam proses pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit K-Media, 2017), h. 250.
137

yang memadai misalnya sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran. Sarana dan prasarana seperti adanya perpustakaan dengan

ketersediaan buku-buku yang lengkap, ruangan-ruangan khusus untuk

mengadakan praktek langsung.

Menurut analisa peneliti sarana dan prasarana di sekolah telah

mendukung pembelajaran matematika. Kondisi gedung dapat dikatakan

baik karena gedung yang digunakan adalah bangunan permanen sehingga

aman untuk belajar. Ruang kelas yang dilengkapi dengan ventilasi udara

memungkinkan pertukaran udara sehingga kelas tidak pengap sehingga

nyaman untuk belajar. Namun ditemukan papan tulis yang kotor dan

menyebabkan siswa kurang dapat melihat tulisan di papan tulis dengan

jelas.

d. Lingkungan Belajar

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti paparkan dalam

penyajian data, Lingkungan belajar dalam penelitian ini yaitu diantaranya,

pemanfaatan lingkungan kelas dan luar kelas yang dimanfaatkan sebagai

tempat dan media belajar seperti penggunaan perpustakaan sebaagai

wadah membaca anak-anak. selanjutnya pemanfaatan lingkungan sosial

budaya seperti kunjungan study tour ke museum serta lingkungan kelas

yang kondusif.

Peneliti menyimpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan-lingkungan

tersebut dapat mendukung dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada

mata pelajaran matematika.


138

e. Dukungan Orang Tua

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti paparkan dalam

penyajian data bahwa, faktor pendukung dalam menumbuhkan minat

belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah siswa mendapatkan

dukungan dari orang tua mereka sehingga siswa menjadi lebih semangat

untuk belajar. Adapun tidak adanya dukungan dari orang tua menjadi

penghambat siswa dalam belajar serta siswa tersebut minatnya rendah

terutama pada mata pelajaran matematika.

Hal tersebut senada dengan pendapat slameto, beliau mengatakan

orang tua memiliki peran yang penting dalam menumbuhkan minat belajar

siswa. Karena orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga. Apa

yang diberikan keluarga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan

jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat belajar diperlukan

dukungan, perhatian, uswatun hasanah, dan bimbingan dari keluarga

khususnya orang tua.261

Berdasarkan analisis data diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

dukungan orang tua yang diperlukan seperti memantau belajar anaknya

dirumah, peduli terhadap perkembangan belajar anaknya di sekolah,

memberikan perhatian-perhatian terhadap apa yang dicapai oleh anak.

261
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 87
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang peneliti paparkan pada penyajian

data dan analisis data sebelumnya, maka pada bagian penutup ini akan peneliti

berikan simpulan sebagai berikut

1. Peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II Kabupaten Pulang Pisau

Kalimantan Tengah diantaranya; menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan

motivasi, memberikan bimbingan belajar, memberikan metode dan media yang

bervariasi, memberikan reward, tata ruang yang kondusif, aktivitas kelas yang

menyenangkan, memberikan teladan yang baik.

2. Aspek Pendukung dan penghambat peran guru dalam menumbuhka minat belajar

siswa pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Trisari 3 Desa Mantaren II

Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah diantaranya; guru, siswa, sarana dan

prasarana, lingkungan belajar, serta dukungan orangtua.

139
140

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan, terdapat beberapa

saran yang penulis sampaikan yaitu sebagai berikut:

1. Kepada Kepala sekolah SD Negeri Trisari 3, diharapkan selalu memperhatikan

kondisi siswa dan lingkungan belajar siswa serta memperhatikan tanggung jawab

guru dalam melaksanakan tugasnya mendidik dan memberi keteladanan kepada

siswa.

2. Kepada dewan guru SD Negeri Trisari 3, diharapkan banyak memberikan

motivasi guna kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar agaar mereka

mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar terutama pada pembelajaran

matematika.

3. Kepada orang tua, diharapkan menjalin kerjasama dengan pihak sekolah dalam

memberikan dukungan terhadap proses belajar anak dalam rangka menumbuhkan

minat belajar anak.

4. Kepada pihak sekolah, diharapkan agar bisa menjadi lembaga pendidikan yang

mengemban amanah dengan baik, karena amanah itu adalah siswa yang harus di

didik dan diajarkan dengan baik.

5. Kepada siswa, agar selalu bersemangat dalam belajar dan menuntut ilmu, karena

kalian adalah harapan dan perjuangan orang tua kalian di rumah.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Amka, Guru Profesional Berkarakter, Klaten: Cempaka Putih, 2012.

Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004.

Agus Muharam, et al, “Jenis Model Dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Pada
Tematik 4 Di Kelas 3 SD Plus 3 Al-Muhajirin”, Jurnal Sinektik, Vol.5, No. 2,
Tahun 2022.

Al-Mursalat , Amry. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan


Partisipasi Kegiatan Keagamaan Masyarakat , Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2017.

Amri, Sofyan. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah Dalam
Teori Konsep dan Analisis,Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2013.
Anonim, https://jagokata.com/arti-kata/menumbuhkan.html.
Anonim,http://repository.uin-suska.ac.id/18806/7/7.%20BAB%20II_2017843PAI.pdf
Ariani, Lidia Dwi, Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa, Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Riau.

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan


pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. Ke-6.
Budimansyah, Dasiman, et.al, PAKEM, Bandung: Ganesind, 2008.
Buku Panduan Penulisan Skripsi Ed Tahun 2019.
Dahlia, Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Pelajaran
PAI di SD Plus Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru. Skripsi, Prodi Pendidikan
Agama Islam (PAI) STAI AL Falah Banjarbaru, 2020
Danim, Sudarman, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

141
142

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai


Pustaka, 2007.

Devi Lailatul Maufiroh, et al, Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi


Belajar Siswa Kelas X Ipa Di Sman 10 Pontianak, Program Studi Pendidikan
Bimbingan Konseling Fkip Untan Pontianak.

Fauzi, Achmad, Belajar dan Pembelajaran; Menelaah dan mengkaji teori, model-
model, konsep belajar dalam proses pembelajaran, Yogyakarta: Penerbit K-
Media, 2017.
Febby Pebrianti, “Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran
Sederhana”, Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa (Semiba) 2019,
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba.

Friantini, Rizki Nurhana , Rahmat Winata2, Analisis Minat Belajar Pada


Pembelajaran Matematika, Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volum 4
Nomor 1 bulan Maret 2019.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi
Aksara, 2017.
Hamzah, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Ibrahim, M Kasir. Kamus Arab, Surabaya: Apollo, 2004.
Istiqomah, Upaya Guru dalam meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran
Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khiriyah Banjarbaru, Skripsi.
Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia,
2000.
Juanti, Aniza, dkk. “ Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar matematika di
SMPN 9 Batam, Ar-Riyadhiyyat: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3 No.2
Januari 2023.
Jurusan/Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Sekolah Tinggi Agama
Islam Al Falah Banjarbaru, 2019.
Kurniawan, Asep. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2018.

Lestari, Sri Maya Lestari. Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Pada Masa Pandemi di Kelas X
SMAN 1 Pematang Karau Tahun Pelajaran 2020/2021. Skripsi, Universitas
Islam Negeri Antasari Banjarmasin.
143

Moh. Toharudin, “Buku Ajar Manajemen Kelas”, Penerbit Lakeisha, 2020.

Mulyani, Fitri. Konsep Kompetensi Guru dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun


2005 Tentang Guru dan Dosen Kajian Ilmu Pendidikan Islam, Jurnal
Pendidikan Universitas Garut, Vol. 03, No. 01, 2009.
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Munjiat, Siti Maryam, Anis Syaefunisa, “Menumbuhkan Minat Siswa SD Terhadap
Mata Pelajaran Matematika Di SDN 01 Ciduwet Kabupaten Brebes”, Jurnal
Dima Sejati Vol.2 No.1, 2020.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2014.
Nasaruddin, “Karakterisik Dan Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika Di
Sekolah”, al-Khwarizmi, Volume 2, Oktober 2013.
Nasution, Didaktik asas-asas mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Nugraha, Ali dan Yeni Rachmawati, Metode Pengembangan Sosial Emosional,
Banten: Universitas Terbuka, 2013, h. 38

Nurhasanah, Siti & A. Sobandi, Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar
Siswa (Learning Interest as Determinant Student Learning Outcomes), Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 1, No. 2 Agustus 2016.
Prasanti, Dhita. “Penggunaan media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan dalam
Pencarian Informasi Kesehatan”, Lontar, Vol.6, No.1 Januari-Juni 2018.
Pratiwi, Noor Komari. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orangtua, Dan
Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMK
Kesehatan Di Kota Tangerang, Jurnal Pujangga Vol. 1 No. 2 Desember 2015.
Ramayulis,Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam : Telaah Sistem Pendidikan Dan
Pemikiran Para Tokohnya, Jakarta : Kalam Mulia, 2009.
Rifa’i Abu bakar, Pengantar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Suka-Press UIN
Sunan Kalijaga, 2021.

Risqi, Erlina. Implementasi Akhlakul Karimah Santriwati Pondok Pesantren Darul


Ilmi Banjarbaru, Banjarbaru: STAI AL Falah. 2018.
Rulianti, Clara Ditri, Dkk, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Matematika Siswa Kelas V Sd Selama Pembelajaran Daring, Jurnal Pendidikan
Guru, Vol.3 No.2, Tahun 2022.
144

Saat, Sulaiman, Siti Mania. Pengantar Metodologi Penelitian, Penerbit: Sibuku,


2018.
Saidah, Nur Yum, siti Maghfirotun Amin, mustaji, ”Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Desimal Untuk Kelas V
Sekolah Dasar Dengan Pendekatan Matematika Realistik”, Jurnal Review
Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, Vol 4, No
1, Januari 2018.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2009.
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2018.
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta 2013.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka
Cipta, Ed.rev 2015.
Sugiyanti, Peningkatan Hasil Belajar Membuat Skets Grafik Fungsi Al Jabar
Sederhana Pada Sistem Koordinat kartesius Melalui Metode Cooperatif
Learning Jigsaw pada Siswa kelas VIII F SMP Negeri 6 Sukoharjo Semester I
tahun Pelajaran 2017/2018, Jurnal Edunomika Vol.02 No.01, Februari 2018.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2013.

Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.

Tafonao, Talizaro. “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat


Belajar Mahasiswa”, Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No.2, Juli 2018.
Tolkhah, Imam. Profil ideal Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Titian Pena,
2008.
Ulfa, Maria, dan Saifuddin, “Terampil Memilih dan Menggunakan Metode
Pembelajaran”, SUHUF, Vol. 30, No. 1, Mei 2018.

Undang-undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 dan peraturan pemerintah No.19
Tahun 2005
Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2019
UU RI No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta:Sinar Grafika 2007.
145

Wahyudi, Imam. Mengejar Profesionalisme Guru, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012.


Widyasari, Nurbaiti. Muhammad Hayyun, Pengembangan Pembelajaran Matematika
SD, Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, 2017.
Wulandari, Eka, “Pemanfaatan Powerpoint Interaktif Sebagai Media Pembelajaran
Dalam Hybrid Learning”, JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol.
1. No. 2 Maret 2022.

Yestiani, Dea Kiki & Nabila Zahwa, Peran Guru Dalam Pembelajaran Pada Siswa
Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 4 No. 1, Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai