Anda di halaman 1dari 4

Tentang kebersihan bagian dari iman .

untuk-
untuk temen ku
Maulana Rasyid Subakti kelas=v.4
Alhamdulillahi rabbil `alamin. Washolatuwashalamu
`alasrofil anbiyai walmursalin. Waala alihi washohbihi
ajmain. Amma ba`du.
Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita
panjatkan puji serta syukur ke hadlirat Allah swt karena
dengan rahmat serta hidayahnya kita bisa berkumpul di
ruangan yang mulia ini dengan keadaan sehat wal afiat.
Shalawat beserta salam semaga terlimpahcurahkan
kepada Habibana Wanabiyana Muhammad SAW tak
lupa kepada keluarganya kepada sahabatnya dan
mudah-mudahan kepada kita selaku umatnya.
Yang saya hormati para dewan juri yang begitu adil
dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Yang saya
hormati ibu-ibu, bapak-bapak, serta rekan-rekan
sekalian yang hadir di tempat ini. Pada kesempatan ini
dihadapkan rekan-rekan sekalian, saya akan
menyampaian pidato dengan tema “Kebersihan
Sebagian dari iman”.
Bapak, ibu dan rekan-rekan yang saya hormati.
Kita sering mendengar ungkapan “Annadzhafatu
Minal Iman” atau “Kebersihan Sebagian dari iman”.
Ungkapan itu mengandung makna bahwa menjaga
kebersihan merupakan bukti atau buah keimanan
seorang muslim
Kebersihan merupakan sesuatu yang dicintai Allah
SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadist yang di
riwayatkan oleh Tarmizi RA, “Sesungguhnya Allah
Ta’ala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan
mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan,
dermawan dan mencintai kedermawanan, maka
bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu
menyerupai orang Yahudi.”
Kandungan hadist diatas menyatakan perintah
untuk menjaga kebersihan karena Allah mencintai
kebersihan. Untuk mendapatkan cinta Allah upayakan
untuk selalu bersih. Bersih diri, bersih hati, bersih
lingkungan.
Ada beberapa jenis bersih yang harus kita jaga

Pertama, Bersih diri

Kebersihan dimulai dari diri sendiri.,jika hendak


menghadap Allah dalam Shalat, kita diharuskan dalam
keadaan suci dan bersih.

Bersih diri, pakaian dan tempat.


Aktifitas menjaga kebersihan diri diwajibkan dalam
syariat, sebagaimana diungkapkan dalam Hadist;
“Ath-thahuuru syatrul iiman”, yang
artinya Bersuci/Thaharah itu sebagai dari iman.
Suci (Thahir) adalah keadaan tanpa najis/hadas, baik
besar maupun kecil pada badan, pakaian, tempat, air
dan sebagainya.
Sedangkan bersuci merupakan aktifitas seseorang
untuk mencapai kondisi suci, seperti berwudhu,
tayyamum dan mandi junub.
Bersih diri, pakaian dan tempa

Kedua, Bersih Lingkunga


Kebersihan lingkungan erat kaitanya dengan masalah
kesehatan.
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat.
Kelalaian dalam menjaga kebersihan lingkungan
merupakan awal dari mewabahnya berbagai penyakit.
Banyak wabah penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan yang kotor
Menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari kebiasaan
membuang sampah pada tempatnya, sebagimana
ajaran mulia yang menyetarakan membuang sampah
dengan sedekah, “Watumithul adza minathariqi
shadaqah” yang artinya Memungut duri/sampah dijalan
termasuk sedekah

Ketiga, Bersih hati

Bersihkan hati dengan ikhlas. Makna ikhlas adalah


menjernihkan dan membersihkan hati dari segala
sesuatu yang mengotorinya. Ikhlas adalah segala
kecenderungan pada Allah, menjadikan keridhaan Allah
sebagai alasan mengerjakan perintah dan
meninggalkan larangan.

Allah berfirman dalam surat Albayyinah ayat 5:

Artinya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
Rupanya hanya itulah yang bisa saya sampaikan,
mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang tepat atau
ada kata yang menyakiti hati rekan semua
Wabillahi taufik walhidayah wassalam`alaikum wr,
wb.

Anda mungkin juga menyukai