Anda di halaman 1dari 2

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Yang kami hormati, Kepala Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 24 Ustadzah Irfi Syarfiyah, Lc
Yang kami hormati, Bapak ibu dewan guru Mts Atttaqwa 24,
Dan yang saya sayangi, adik-adik, serta teman teman sekalian,

‫ِبْســــــــــــــــــِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم‬

‫الحمد هلل رّب العالمين وبه نستعين وعلى ُأمور الّد نيا والّد ين والّصالة والّسالم على أشرف األنبياء والمرسلين‬

‫ أّم ابعُد‬. ‫وعلى أله وصحبه أجمعين‬

Marilah kita Panjatkan puji serta syukur kita kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berbagai
macam nikmat, diantaranya sehat wal’afiat, serta nikmat panjang umur sehingga kita dapat berkumpul, bertatap
muka di tempat yang penuh dengan mubarokah seperti sekarang ini.

Sholawat serta salam marilah kita haturkan keharibaan junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW.
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Pada kesempatan ini, perkenankan saya membawakan sebuah pidato yang bertemakan “Kebersihan
sebagian dari Iman”

Teman – teman serta dewan guru yang saya hormati

Kita sering mendengar ungkapan “Annadzhafatu Minal Iman” atau “Kebersihan Sebagian dari iman”. Ungkapan
itu mengandung makna bahwa menjaga kebersihan merupakan bukti atau buah keimanan seorang muslim.
Kebersihan merupakan sesuatu yang dicintai Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadist yang di riwayatkan
oleh Tarmizi RA, “Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai
kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman
rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi.”. Kandungan hadist diatas menyatakan perintah untuk
menjaga kebersihan karena Allah mencintai kebersihan. Untuk mendapatkan cinta Allah upayakan untuk selalu
bersih. Bersih diri, bersih hati, bersih lingkungan. Ada beberapa jenis bersih yang harus kita jaga :

Pertama, Bersih diri

Kebersihan dimulai dari diri sendiri. Jika hendak menghadap Allah dalam Shalat, kita diharuskan dalam keadaan
suci dan bersih. Bersih diri, pakaian dan tempat. Aktifitas menjaga kebersihan diri diwajibkan dalam syariat,
sebagaimana diungkapkan dalam Hadist;

“Ath-thahuuru syatrul iiman”, yang artinya Bersuci/Thaharah itu sebagai dari iman.

Suci (Thahir) adalah keadaan tanpa najis/hadas, baik besar maupun kecil pada badan, pakaian, tempat, air dan
sebagainya. Sedangkan bersuci merupakan aktifitas seseorang untuk mencapai kondisi suci, seperti berwudhu,
tayyamum dan mandi junub.
Kedua, Bersih Lingkungan

Kebersihan lingkungan erat kaitanya dengan masalah kesehatan. Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang
sehat. Kelalaian dalam menjaga kebersihan lingkungan merupakan awal dari mewabahnya berbagai penyakit.
Banyak wabah penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sebagimana ajaran mulia yang menyetarakan membuang sampah
dengan sedekah, “Watumithul adza minathariqi shadaqah” yang artinya Memungut duri/sampah dijalan termasuk
sedekah. Perintah membersihkan lingkungan, tempat tinggal dan tempat ibadah secara tersirat diperintahkan pada
Nabi Ibrahim untuk selalu menjaga kebersihan Baitullah tempat beribadah, rumah Allah. Hendaklah perintah ini
ditauladani juga bagi segenap muslim dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Ketiga, Bersih hati

Bersihkan hati dengan ikhlas. Makna ikhlas adalah menjernihkan dan membersihkan hati dari segala sesuatu yang
mengotorinya. Ikhlas adalah segala kecenderungan pada Allah, menjadikan keridhaan Allah sebagai alasan
mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan. Allah berfirman dalam surat Albayyinah ayat 5:

Artinya :

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus.

Terakhir, Bersih Harta

Tazzkiyah adalah mensucikan harta dengan Zakat. Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara harfiah Zakat
berarti Tumbuh, Berkembang, Menyucikan atau Membersihkan. Sedangkan secara terminologi syari’ah, Zakat
merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang
tertentu sebagaimana ditentukan. Perintah menunaikan zakat yang terdapat dalam Al-Qur’an diantaranya
sebagaimana tercantum dalam surat Albaqarah ayat 43;

Artinya :

dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.

Zakat merupakan sarana membersihkan harta yang kita miliki karena sesungguhnya di sebahagian harta itu terdapat
hak orang lain yang dititipkan melalui rezki yang kita peroleh. Dengan mengeluarkan zakat, harta menjadi bersih
dan pemanfaatannya akan memberikan berkah yang lebih baik. Demikianlah Islam agama yang lurus dan terang
memberi tuntunan pada umatnya. Untuk selalu menjaga kebersihan, memahami maknanya, mengagungkannya,
menjadikannya kebiasaan hidup, karena sesungguhnya Allah itu bersih dan mencintai kebersihan. Amat mudah
menggapai cinta-Nya, bersihkan diri, bersihkan lingkungan, bersihkan hati dan bersihkan harta. Rasakan betapa
dekatnya Yang Maha Agung, lebih dekat dari pada detak jantung. Rasakan kehangatan dekapan-Nya, lebih hangat
dari pada aliran darah. Subhanallah, Maha Suci Allah, jadikanlah kami orang-orang yang “bersih”. Demikian pidato
yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang tepat atau ada kata yang menyakiti hati
rekan semua.

Wabillahi taufik walhidayah wassalam`alaikum wr, wb.

Anda mungkin juga menyukai