Kediaman Yang Kekal
Kediaman Yang Kekal
Kemah diartikan sebagai tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya hampir
menyentuh tanah, dan terbuat dari “ALLAH PENCIPTA
kain terpal SEGALANYA”
atau bahan lainnya. Itu hanya tempat tinggal sementara.
Mudah dibongkar dan dipindahkan. Memiliki sangat banyak keterbatasan dan ketidaknyamanan dibandingkan
sebuah rumah permanen. Kemah ini biasanya digunakan oleh para pengembara, atau korban bencana, juga
oleh orang-orang dengan tujuan rekreasi. Namun, mereka tidak pernah berniat untuk selamanya menetap
dalam sebuah kemah. Mereka mendambakan tempat tinggal yang lebih baik.
Rasul Paulus menggambarkan kehidupan manusia sebagai suatu perjalanan. Berhubung hidup ini sebuah
perjalanan, tidak selamanya kita tinggal di dunia ini. Sebuah perjalanan tentu memiliki tujuan dan tujuan
perjalanan kita adalah tempat kediaman di Surga. Selama dalam perjalanan di dunia ini, kita tinggal
sementara dalam kemah, yaitu tubuh yang fana ini. Rasul Paulus menjelaskan bahwa apa yang ada dalam
kehidupan kita saat ini bukanlah yang kekal. Tubuh kita ini hanya ibarat kemah yang terbatas, rentan,
sementara dan dapat mengalami kematian kapan saja. Istilah “kemah di bumi” menunjuk kepada tubuh
orang percaya di bumi atau kehidupan orang percaya di bumi. Dan saat kemah tersebut dibongkar, berarti
tubuh jasmani akan hilang atau mati, maka tubuh jasmani ini akan digantikan dengan tubuh rohani yaitu kemah
sorgawi yang bersifat kekal. Karenanya kita tidak seharusnya hanya berfokus kepada hal-hal lahiriah, baik
pemenuhan kebutuhannya maupun memuaskan keinginannya. Kita juga hendaknya berpikir tentang kemah
abadi alias tempat kediaman permanen setelah hidup di dunia ini berakhir. Tempat kediaman itu disediakan
oleh Allah sendiri bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Rumah yang kekal, lengkap dan sempurna.
Karena Allah sendiri hadir di sana untuk tinggal bersama kita.Tuhan sendiri menawarkan tempat
tinggal ini kepada semua orang yang percaya kepadaNya dan hidup berkenan kepada-Nya.
Saudaraku, sudah saatnya kita perlu bangun, menunjukkan sebuah kesadaran bahwa hidup yang kita
jalani hanya sementara. Namun kita tidak perlu takut ataupun khawatir, karena Tuhan telah menyediakan
sebuah tempat kediaman yang kekal bagi kita, yaitu Surga. Karena itu, persiapkanlah tempat kediaman
abadimu di surga, yang akan menjadi tempat perhentian dalam kekekalan. Amin
Pimpinan Redaksi
Pdt. Riston Eirene Sihotang, S.Si., M.Hum