ANALISIS SEKTOR
UNGGULAN PROVINSI DIY
DAN KOTA YOGYAKARTA
DENGAN PENDEKATAN LQ
KELOMPOK 7
E K O N O M I R E G IO N A L D A N
PERKOTAAN
ANGGOTA
Kelompok 7
Dinamika perekonomian wilayah yang terus mengalami perkembangan dari tahun ketahun
menjadi salah satu faktor kesejahteraan suatu wilayah. Dalam peningkatan perekonomian
LATAR
wilayah setiap daerah diharapkan dapat memiliki potensi unggulan yang dapat meningkatkan
perekonomian wilayah secara optimal. Namun, kendalanya dalam menentukan potensi atau
sektor unggulan wilayah masih belum sesuai dengan karakteristik dari daerah itu sendiri. Hal
ini menyebabkan sektor unggulan yang yang menjadi andalan justru tidak dapat
meningkatkan perekonomian wilayah secara optimal.
LATAR Belakang
Pembangunan negara berkembang lebih menitikberatkan pada pembangunan ekonomi karena
munculnya negara-negara terbelakang. Perubahan ekonomi membantu dalam mencapai tujuan
dan mendorong perubahan reformasi dibidang lainnya dalam kehidupan. Hal ini sejalan dengan
Siagian dalam (Tapparan, 2021), yang menyatakan bahwa keterbelakangan utama negara
berkembang terletak pada sektor ekonomi. Maka tidak heran, bahkan dapat dikatakan sebagai
acuan jika pembangunan ekonomi menjadi fokus utama. Melalui perencanaan pembangunan yang
utuh hendaknya dimulai pada tingkat kecamatan yang merupakan daerah administratif di bawah
kabupaten atau kota yang terdiri desa atau kelurahan pembangunan yang utuh hendaknya dimulai
pada tingkat kecamatan yang merupakan daerah administratif di bawah kabupaten atu kota yang
terdiri desa atau kelurahan (Wardana Lubis et al., 2018).
METODE
PENELITIAN
QUOTIENT
Perhitungan untuk mengetahui potensi unggulan di Kota
Yogyakarta digunakan formulasi model LQ menurut
Bendavid-Val (1991) dalam (Sofi, 2020) sebagai berikut:
Dimana:
LQ = index location quotient
yi = PDRB dari sektor i di Kota Yogyakarta
y = PDRB total Kota Yogyakarta
Yi = PDRB sektor i di DIY
Y = PDRB total DIY
ANALISIS SHIFT SHARE
Keterangan :
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui perubahan dan
pergeseran perekonomian di Kota Yogyakarta melaului
komponen pertumbuhan nasional, komponen bauran industry, Mij positif, sektor i tumbuh
lebih cepat dibandingkan
dan komponen keunggulan komperatif per sektor ekonomi,
dengan sektor sejenis di
dengan formulasi sebagai berikut: atasnya. Dan sebaliknya Mij
negatif, sektor i tumbuh lebih
Dij = Nij + Mij + Cij
lambat dibandingkan dengan
Dimana, sektor sejenis di atasnya.
Dij: Pertumbuhan variabel sektor i di wilayah j dalam periode Jika Cij positif, sektor i lebih
kompetitif dibandingkan
tertentu. dengan sektor sejenis di
Nij: Kontribusi sektor i pada pertumbuhan nasional di wilayah j. atasnya. Dan sebaliknya Cij
Mij: Pengaruh campuran industri sektor i di wilayah j. negatif, sektor i kurang
kompetitif dibandingkan
Cij: Keuntungan komparatif sektor di wilayah j.
dengan sektor sejenis di
atasnya.
ANALISIS LOCATION
QUOTIENT
Dalam rentang waktu 2017-2021, hampir semua
sektor ekonomi, kecuali sektor non-basis,
menunjukkan pertumbuhan yang menurun. Sektor
non-basis termasuk pertanian, kehutanan, perikanan,
pertambangan, konstruksi, perdagangan, reparasi
mobil dan sepeda motor, serta transportasi. Hal ini
mungkin karena lahan semakin berkurang sementara
jumlah penduduk dan kebutuhan terus meningkat.
Pandemi COVID-19 sejak awal 2019 juga berdampak
negatif pada perekonomian. Faktor internal dan
eksternal lainnya juga dapat mempengaruhi sektor-
sektor ekonomi dalam proses pembangunan
ekonomi.
SHIFT SHARE KOTA
YOGYAKARTA
Periode 2017-2022 menunjukkan variasi
pertumbuhan sektor ekonomi Kota Yogyakarta.
Nilai positif menandakan pertumbuhan cepat
seiring dengan DIY, sementara nilai negatif
menunjukkan pertumbuhan melambat
sebanding dengan DIY. Enam sektor dengan
pertumbuhan cepat antara lain: Pengadaan
Listrik dan Gas, Konstruksi, Informasi dan
Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi,
Kesehatan dan Kegiatan, serta Jasa Lainnya.
Sektor-selainnya, seperti Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan, Pertambangan dan Penggalian,
Industri Pengolahan, dan sebagainya,
menunjukkan pertumbuhan yang melambat.
KESIMPULAN
Dari analisis Location Quotient (LQ), Kota Yogyakarta memiliki 13 sektor basis dengan nilai
LQ>1, menandakan kekuatan ekonomi dalam pembangunan. Shift Share menunjukkan
pertumbuhan ekonomi Yogyakarta lebih cepat dari Provinsi DIY, khususnya sektor Industri
Pengolahan yang menjadi kontributor utama PDRB DIY.
Sektor ini layak diprioritaskan dalam pembangunan industri. Analisis Proportional Shift
menyoroti 9 sektor dengan pertumbuhan cepat, seperti Pengadaan Listrik dan Gas,
Perdagangan, dan sektor Informasi. Dalam analisis Differential Shift, 6 sektor mampu
bersaing dengan komoditas serupa, termasuk Listrik dan Gas, Konstruksi, dan sektor Jasa
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Todaro, M., & Stephen, C. S. (n. d. ). (2007). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Erlangga.
Arina Romarina. (2020). Analisis Penentuan Sektor Unggulan Dan Struktur Ekonomi Wilayah
Kabupaten Padangpariaman Provinsi Sumatera Barat. VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah Di
Indonesia, 11(2), 217–230. https://doi.org/10.54783/jv.v11i2.199
Fabiany, N. F. (2021). Analisis Sektor Unggulan Perekonomian Di Provinsi Jambi Tahun 2020.
Sorot, 16(2), 119. https://doi.org/10.31258/sorot.16.2. 119-134
Pratama, R. P. (2016). Analisis Sektor Unggulan dan Ketimpangan Pembangunan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2004- 2013. DSpace.
https://dspace.uii.ac.id/handle/1234 56789/4058
Sarwo, A., Sudrajat, E., Sundaro, H., & Riptek, J. (2019). Analisis Pengembangan Wilayah Kota
Semarang Berbasis Potensi Unggulan Daerah. Jurnal Riptek, 13(1), 29–38.
Soeyatno, R. F. (2019). Analasis Penentuan Sektor Unggulan Terhadap Perekonomian Wilayah
Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2012- 2016. JURNAL SeMaRaK, 1(3).
https://doi.org/10.32493/smk.v1i3.2258
Sofi, I. (2020). Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2015 - 2019.
Jurnal Anggaran Dan Keuangan Negara Indonesia (AKURASI), 2(2), 112– 130.
TERIMA
KASIH