Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 7

Analisis Deskriptif Sektor


Unggulan di Tingkat
Regional di Provinsi D.I.
Yogyakarta Studi Kasus
Kondisi Ketenagakerjaan
dan Sektor Unggulan
selama Pandemi COVID-19

Ekonomi Regional dan Perkotaan


Anggota Kelompok 7
Ali Akbar Ritonga - H1401221005
Azdan Haikal Akmal - H1401221012
Anita Paramitha - H1401221049
Fashya Halepi Sahasika - H1401221105
Marzuki Musthofa Hendri - H1401221109
Nurul Aisyah - X1004232097
Pendahuluan Desentralisasi - Otonomi

Desentralisasi sebagai suatu asas yang hampir dianut


setiap negara dalam penyelenggara pemerintahan.
Nilai desentralisasi merupakan perwujudan dari
otonomi daerah yaitu pembentukan daerah otonom
dan penyerahan kewenangan untuk
menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan yang
telah diserahkan atau diakui sebagai domain rumah
tangga daerah otonom tersebut.

Hubungan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat


tergantung apakah bentuk negara tersebut negara kesatuan, negara
federal atau negara serikat (Nadir, 2013).
YOGYAKARTA
Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah
satu pemerintahan daerah yang memiliki
keistimewaan. Sejarah dari Yogyakarta
sebagai suatu kerajaan yang memilki
hukum adat yang tidak bisa disamakan
dengan daerah lain. Seperti yang tercantum
dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2012.

Keistimewaan tersebut meliputi kewenangan dalam hal : a) tata cara


pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan
Wakil Gubernur, b) kelembagaan, c) kebudayaan, d) pertanahan dan
e) tata ruang (Annafie & Nurmandi, 2017).
YOGYAKARTA
Pembangunan ekonomi Pembangunan ekonomi daerah atau
merupakan salah satu sering disebut otonomi daerah
upaya pemerintah untuk merupakan kewenangan pemerintah
kesejahteraan rakyat untuk menetapkan kebijakan pemerintah
dimasa depan. wilayah dan kesejahteraan masyarakat.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tujuan otonomi daerah
diantaranya mengembangkan demokrasi,
meningkatkan pelayanan masyarakat,
mendorong pemberdayaan hingga
membutuhkan kreativitas masyarakat
(Sugiyah dkk, 2022)
YOGYAKARTA
Seiring adanya otonomi daerah, menurut
Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, Kota Yogyakarta yang
berkedudukan sebagai ibukota Provinsi
DIY dan merupakan satu-satunya daerah
tingkat II yang berstatus Kota di samping
empat daerah tingkat II lainnya yang
berstatus Kabupaten

Dilihat dari sudut pandang sosial, ekonomi dan budaya, posisi ini
cukup stategis untuk mengembangkan sektor ekonomi. ditinjau
peranan sebagai pusat lapangan usaha, tetapi selain itu juga harus
memperkuat daya saing untuk dapat mempertahankan dan
memperkuat posisi tersebut (Sugiyah dkk, 2022).
Kecamatan/ Kota di YOGYAKARTA

Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi


disuatu daerah dapat diihat pada sektor-
sektor yang menjadi unggulan di wilayah
tersebut, agar suatu daerah dapat memiliki
sektor unggulan tersebut harus dapat
memaksimalkan potensi di daerahnya
dengan baik.

Berikut adalah daftar wilayah


Kecamatan/Kota yang ada di Yogyakarta;
YOGYAKARTA

Dalam perwujudan pembangunan global (SDGs),


pengembangan potensi unggulan suatu wilayah
berkontribusi dalam perwujudan pembangunan global ke-
8 yaitu pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi
serta pengentasan kemiskinan pada tujuan SDGs ke-1.
Selain itu, ketika terjadi COVID-19 identifikasi dan
pemanfaatan sektor unggulan di suatu wilayah dapat
menjadi jaring pengaman sosial melalui penyerapan
tenaga kerja dan penguatan aktivitas masyarakat setempat
(Masruri dkk, 2021).

Oleh sebab itu, para perencana pembangunan di tingkat


Provinsi hingga Kabupaten/Kota memerlukan analisis
wilayah baik dari aspek biofisik maupun sosial ekonomi
dengan penentuan komoditas unggulan daerah dan
menggunakan pendekatan LQ (Location Quotient).
Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi


ketenagakerjaan selama pandemi dan ingin melihat
apakah COVID-19 menyebabkan perubahan pada sektor
unggulan suatu wilayah selama COVID-19. Penelitian ini
menggunakan data sekunder Badan Pusat Statistik hasil
Sakernas tahun 2018-2021 semester 2 (Sakernas Agustus)
dan sumber lain berupa jurnal, publikasi dan literatur.

Lokasi penelitian yang digunakan adalah Kabupaten/Kota


di Provinsi D.I Yogyakarta.

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah


analisis deskriptif dan analisis LQ. Analisis deskriptif
berupa tabel dan grafik yang menggunakan data sekunder
sedangkan analisis LQ menggunakan data PDRB harga
berlaku dalam penghitungannya.
Sektor unggulan selama masa pandemi
di Yogyakarta

Sektor Unggulan
Suatu sektor dapat disebut sebagai sektor unggulan
jika suatu sektor mampu memberikan nilai manfaat
yang besar dan memiliki keunggulan komparatif
serta keunggulan kompetitif dari produk sejenis yang
berasal dari daerah lain, Tumenggung (1996). Salah
satu indikator yang dapat digunakan untuk
mengetahui unggulah suatu daerah dapat dilihat dari
PDRB.

Beberapa sektor mengalami perubahan yang sangat


drastis diakibatkan dengan adanya pandemi, dan
tidak sesuai dengan prediksi para ahli sebelum
pandemi.
YOGYAKARTA
Analisis sektor unggulan menggunakan metode LQ
Menggunakan analisis LQ dapat ditentukan sektor
unggulan dari Yogyakarta, pada saat pandemi
covid-19 kemarin sektor unggulan tertinggi pada
tahun 2020 dan 2021 adalah tetap yaitu sektor jasa
keuangan dan asuransi. Kemudian dilanjut dengan
pengadaan listrik dan gas.

Dari sektor unggulan di Yogyakarta, tidak semua


wilayahnya sesuai dengan sektor unggulan
tersebut, Dikarenakan setiap wilayah mempunyai
kondisi fisik yang berbeda, perbedaan kondisi fisik
tersebut dapat menyebabkan perbedaan aktivitas
manusia yang ada di dalamnya. Seperti di
kabupaten Sleman yang sektor unggulannya juga
tetap yaitu kegiatan jasa perusahaan.
YOGYAKARTA
Kondisi ketenagakerjaan selama pandemi covid-19
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi D.I Yogyakarta, 2018-2021 Sebelum masuknya Covid-19, pada tabel
memperlihatkan rata-rata TPAK di tahun 2018
sebesar 73,36%. Namun, selama Covid-19 dapat
ditunjukkan terdapat penurunan ratarata TPAK
menjadi 71,35% di tahun 2020. Beberapa wilayah di
Provinsi DIY juga mengalami penurunan TPAK
yaitu Kota Yogyakarta sebesar 0,86% dan
Kabupaten Gunung Kidul sebesar 10,79%,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut
sedangkan Kabupaten/Kota lainnya seperti
Kabupaten/Kota di Provinsi D.I Yogyakarta, 2018-2021 Sleman, Bantul dan Kulon Progo mengalami
peningkatan nilai TPAK. Dampak Covid-19 juga
ditunjukkan dengan tingkat pengangguran
terbuka di Provinsi DIY pada tabel. Peningkatan
terbesar pada wilayah DIY tahun 2020 sebesar
9,16%.
Rata-Rata Upah/Gaji Bersih Selama Sebulan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi D.I Yogyakarta, 2018-2021

Kondisi ketenagakerjaan selama pandemi covid-19


Pada tabel menunjukkan rata-rata upah/Gaji Bersih pada Kabupaten/Kota di Provinsi DIY. Selama
masa pandemi COVID-19 di tahun 2020 dapat ditunjukkan rata-rata gaji bersih di empat wilayah
Kabupaten /Kota di Provinsi DIY mengalami penurunan rata-rata upah/gaji bersih yaitu
Kabupaten/Kota Yogyakarta, Sleman, Gunung Kidul dan Kulon Progo. Namun pada tahun 2021
seiring dengan aktivitas perekonomian yang mulai pulih, rata-rata upah gaji bersih di Provinsi DIY
mulai mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan rata-
rata upah/gaji bersih di wilayah Kabupaten Bantul, Gunung Kidul dan Kulon Progo yang mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kesimpulan 4

Covid-19 memberi dampak pada kondisi ketenagakerjaan di


Provinsi D.I Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan
perubahan pada beberapa TPAK Kabupaten/Kota di Provinsi
D.I Yogyakarta selama Covid-19 serta TPT yang mengalami
peningkatan di beberapa wilayah selama pandemi Covid-19.
Hal ini disebabkan pertumbuhan tenaga kerja yang tidak
sejalan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan
aktivitas pembatasan masyarakat selama Covid-19.

Selain itu, kondisi ketenagakerjaan berdasarkan rata-rata


upah/gaji bersih menunjukkan Covid-19 di empat wilayah
Kabupaten /Kota di Provinsi DIY mengalami penurunan
rata-rata upah/gaji bersih yaitu Kabupaten/Kota
Yogyakarta, Sleman, Gunung Kidul dan Kulon Progo. Namun
pada tahun 2021 seiring dengan aktivitas perekonomian
yang mulai pulih, rata-rata upah gaji bersih di Provinsi DIY
mulai mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya.
Daftar Pustaka
Annafie, K., & Nurmandi, A. (2017). Kelembagaan otonomi khusus (otsus) dalam mempertahankan nilai-
nilai kebudayaan di provinsi daerah istimewa yogyakarta. Journal of Governance and Public Policy, 3(2),
304–338
Sri Rahayu, dkk. 2022. Kondisi Ketenagakerjaan dan Sektor unggulan selama Pandemi Covid 19 di
Provinsi D.I. Yogyakarta . Media Komunikasi Geografi. Vol.23 No.2 : 217-226
Sugiyah, dkk. 2022. Analisis Potensi Sektor Unggulan Dalam Meningkatkan Perekonomian Di Kota
Yogyakarta. Jurnal Swabumi. Vol.10 No.2 : 175-183
BPS. (2019). Keadaan Angkatan Kerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Agustus 2019. Badan Pusat Statistik
BPS. (2020a). Indikator Pasar Tenaga Kerja Agustus 2020. BPS RI
BPS. (2020b). Keadaan Angkatan Kerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Agustus 2020. Badan Pusat Statistik
BPS. (2021a). Berita Resmi Statistik 5 Febuari 2021. Badan Pusat Statistik
BPS. (2021b). Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik
BPS. (2022a). Keadaan Angkatan Kerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Agustus 2021. Badan Pusat Statistik
BPS. (2022b). Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik
BPS. (2022c). Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Februari 2022. Badan Pusat
Statistik Jawa Barat
Nadir, S. (2013). Otonomi daerah dan desentralisasi Desa: Menuju pemberdayaan masyarakat desa.
Jurnal Politik Profetik, 1(1)
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai