Anda di halaman 1dari 7

Kunci Jawaban Tugas Mikrobiologi 3

1. Berikut adalah jawaban No.1


a. Persamaan reaksi adalah sebagai berikut
𝑎𝐶6 𝐻12 𝑂6 + 𝑏𝑁𝐻4+ + 𝑐𝐻2 𝑂 + 𝑑𝐻𝐶𝑂3− + 𝑒𝐻 + + 𝑓𝐶𝐻1.8 𝑂0.5 𝑁0.2 + 𝑔𝐶3 𝐻6 𝑂3 = 0
b. Basis yang digunakan f=1, kemudian dengan hubungan YS/X= 6.8333x10-4. Mr biomassa =
24.6 g/mol, Mr glukosa= 180 g/mol. Didapat YS/X= 0.005 mol biomassa/mol glukosa, a= -
1/0.005= -200. Kemudian lakukan penyetaraan neraca atom sebagai berikut
C: 6a+d+f+3g=0
H: 12a+4b+d+2c+e+1.8f+6g=0
O: 6a+c+3d+0.5f+3g=0
N: b+0.2f=0
e-: b-d+e=0

Dengan penyelesaian persamaan simultan, didapatkan nilai sebagai berikut


A -200
B -0.2
C 0.4
D 0.05
E 0.25
F 1
G 399.65
c. Mol asam laktat= 1.111 mol, mol ammonium= 5x10-4 mol. Mol ammonium sulfat=
2.5x10-4 mol. Massa ammonium sulfat= 0.033 gram
2. Berikut Jawaban No.2

a. Pertama buatlah kurva kalibrasi konsentrasi terhadap absorbansi

Waktu Volume
(jam) (mL) Massa kering (mg) Absorbansi Konsentrasi (g/L)
0.00 15.00 32.10 0.05 2.14
8.00 15.00 180.20 0.81 12.01
15.00 15.00 330.00 1.34 22.00
Massa ragi vs Absorbansi
25
20

Massa sel (g/L)


y = 16.009x
15 R² = 0.9952

10
5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Absorbansi

Kemudian dengan menggunakan hubungan tersebut dibuatlah kurva tumbuh sebagai


berikut.

Kurva tumbuh ragi


1.6
1.4
1.2
Absorbansi

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Waktu (jam)

Kurva tumbuh ragi


25
Konsentrasi sel (g/L)

20

15

10

0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Waktu (jam)
Kurva Tumbuh Ragi
3.5

3
Eksponen
2.5
Log konsentrasi ragi 2

1.5
Stasioner
1

0.5

0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
-0.5
Waktu (jam)

Pada fase lag terjadi perubahan tak kasat mata pada mikroba. Mikroba mengalami
pengaturan ekspresi gen dan juga aktivasi mekanisme enzimatik yang memungkinkan
terjadinya pertumbuhan mikroba. Pada fase ini tidak terlihat adanya pertumbuhan.
Pada fase eksponensial, mikroba aktif tumbuh pada medium. Mikroba menggunakan
nutrisi yang terdapat pada medium dan mengubahnya menjadi produk metabolisme
primer dan biomassa. Pertumbuhan pada fase ini dimodelkan oleh Monod tergantung
pada banyaknya nutrisi, kemampuan sel membelah, dan juga afinitas sel terhadap
substrat. Apabila substrat habis maka laju tumbuh akan berkurang sampai akhirnya
tidak lagi terjadi pertumbuhan. Mekanisme yang terjadi bisa melibatkan inhibisi produk.
Apabila dibiarkan terlalu lama, mikroba akan menua dan mulai mati. Hal tersebut
terutama terjadi saat sudah banyak hal-hal berbahaya di medium dan kurangnya nutrisi
untuk melanjutkan metabolisme.

b. Laju pertumbuhan spesifik tertinggi dilihat dari bagian pertumbuhan eksponensial

Waktu Biomassa (g/L)


0.50 1.06
1.00 1.15
2.00 1.66
3.00 2.85
4.00 4.26
6.00 8.18
7.00 10.29
8.00 13.00
9.00 15.86
10.00 19.69
11.00 21.29
12.00 21.61
13.00 21.77
15.00 21.45

Didapatkann fase eksponensial berada pada rentang 2-10 jam. Kemudian laju
pertumbuhan pada sistem partaian dinyatakan sebagai reaksi orde 1.

𝑋
ln ( ) = µ𝑚𝑎𝑥 𝛥𝑡
𝑋0
19.69
ln ( ) = µ𝑚𝑎𝑥 (10 − 0)
1.06
µ𝑚𝑎𝑥 = 0.31 𝑗𝑎𝑚−1

c. Pertama, buatlah kurva kalibrasi analisis HPLC

Kurva Kalibrasi
1.2
y = 3E-05x
1 R² = 0.9996
Konsentrasi (g/L)

0.8
Kalibrsi gula
0.6
Kalibrasi Etanol
0.4
y = 9E-06x Linear (Kalibrsi gula)
0.2 R² = 0.9993 Linear (Kalibrasi Etanol)
0
0 50000 100000 150000
-0.2
Luas daerah

Lalu carilah konsentrasi sampel menggunakan data tersebut

Waktu Konsentrasi Konsentrasi


(jam) Luas gula Luas Etanol Gula (g/L) Etanol (g/L)
0.00 5078972.00 0.00 45.71 0.00
8.00 1055450.00 255291.00 9.50 7.66
15.00 136154.00 452603.00 1.23 13.58

Kemudian dihitung perolahan sebagai berikut


𝑀𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑌𝑋/𝑆 = 100% .
𝑀𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑣𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡
𝑀𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
𝑌𝑃/𝑆 = 100% .
𝑀𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑣𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡
𝑌𝑋/𝑆 = 46.93 %
𝑌𝑃/𝑆 = 29.70%

d. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan penurunan perolehan produk etanol.


i. Reaksi pembentukan biomassa besar
Terlihat dari perolehan biomassa yang sangat besar. Hal tersebut menunjukkan
sebagian besar massa dan energi yang digunakan mikroba digunakan untuk
bertambah banyak
ii. Ada jalur reaksi lain yang tidak memproduksi produk yang diinginkan
Bisa terbentuk produk fermentasi lain selain etanol yang tidak terukur
iii. Perlu ditambahkan induser agar mikroba membuat produk
Untuk mengolah substrat bisa jadi mikroba harus ditambahkan senyawa induser
terlebih dahulu agar memiliki perolehan yang tinggi
iv. Enzim yang diperlukan untuk produksi kekurangan kofaktor/ koenzim
Kofaktor/koenzim yang diperlukan bisa jadi tidak cukup banyak
v. Kondisi lingkungan (temperatur, tekanan, pH) yang tidak mendukung
terbentuknya etanol
Kondisi operasi bisa jadi kurang optimal untuk pembentukan produk
vi. Terjadi inhibisi produk pada konsentrasi produk tinggi
Konsentrasi etanol yang tinggi mengurangi kemampuan mikroba untuk
memproduksi etanol

3. Berikut adalah jawaban no.3


a. Kurva Michaelis-Menten dan Lineweaver-Burk adalah sebagai berikut

Kurva Michaelis-Menten
16
15
14
13
12
V (mg/l*h)

11
10
9
8
7
6
5
4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
S (mg/l)
Kurva Lineweaver-Burk

0.2
0.175
0.15
1/V (h*l/mg) 0.125
0.1
0.075
0.05
0.025
0
-0.05 -0.035 -0.02 -0.005 0.01 0.025 0.04 0.055 0.07 0.085 0.1 0.115
1/S (l/mg)

b. Terjadi inhibisi substrat. Hal tersebut ditunjukkan dengan menurunnya laju reaksi
seiring dengan meningkatnya jumlah substrat. Persamaan kinetika reaksi yang
cocok dengan reaksi enzimatik dengan inhibisi substrat adalah sebagai berikut.

Vmax [S]
v=
[S]
K m (1 + K ) + [S]
I

c. Inhibisi substrat dipengaruhi oleh besarnya perbandingan nilai K m dengan KI.


Semakin besar nilai nilai Km/KI maka enzim akan semakin mudah untuk mengalami
inhibisi substrat. Mekanisme laju reaksi yang tepat untuk kasus tersebut adalah
mekanisme sebagai berikut
𝑘1 𝑘2
𝐸 + 𝑆 ⇌ 𝐸𝑆 → 𝐸 + 𝑃
𝑘−1
𝐾𝐼
𝐸𝑆 + 𝑆 ⇌ 𝐸𝑆2
Hal tersebut didukung oleh data kinetik dan kesesuaian dengan model matematika
yang digunakan.
4. Berikut adalah jawaban no.4
a. Peristiwa intoleransi terhadap laktosa disebabkan oleh kekurangan enzim laktase.
Laktosa yang tidak dapat dicerna kemudian difermetasi oleh mikroba menjadi gas.
Hal tersebut menyebabkan munculnya tekanan gas pada sistem pencernaan. Hal
tersebut bisa menyebabkan diare, perut kembung, dan rasa nyeri pada perut. Hal
tersebut bisa terjadi karena kurangnya laktosa primer, yang banyak terjadi di
Amerika selatan, Asia, dan Afrika. Penyebab lain adalah defisiensi laktosa
sekunder yang disebabkan oleh luka dan pembengkakan saluran pencernaan, atau
terjadinya pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan
b. Orang yang memiliki kondisi medis tidak dapat mencerna laktosa dapat meminum
susu asalkan laktosa yang terkandung telah difermentasi terlebih dahulu. Bakteri
yang digunakan adalah bakteri probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium.
Laktosa pada susu fermentasi terkadang masih tinggi kadarnya sehingga perlu
ditambahkan laktase. Susu yang telah dihidrolisis laktosanya oleh laktase tidak
akan menimbulkan masalah pada manusia penderita lactose intolerance
c. Cara menentukan apakah mikroba dapat memetabolisme susu adalah dengan
menginokulasikan mikroba pada medium yang hanya memiliki susu sebagai
sumber karbonnya. Apabila bisa tumbuh, berarti mikroba tersebut dapat
memetabolisme susu.

Anda mungkin juga menyukai