Personal Asisstant Wife 2 by Greya Craz - EBookWave
Personal Asisstant Wife 2 by Greya Craz - EBookWave
69 : Bunda
Plak!
"Aah!"
kamu!"
Ck! Sial!
Iya, kan?
"Pak Ab--"
"Ngga."
Hey!
... Itu!
"Heh!"
Astagfirullah!
Wario tak tahu putrinya memungut
menantu dari dunia mana.
Astaghfirullah.
Tidak!
mengkhianati Mima."
Sesungguhnya Wiyono sudah tak
berharap pada Darya bukan hanya karena
pria itu meninggalkan Jemima di hari
pernikahan namun juga kebohongan soal
uang hantaran lalu ditambah kenyataan
jika Darya begitu mudah tergoda.
"Sebentar." "Ya?"
Miskin, belagu.
lalu mendengkus.
Brak!
apa?"
Heh?
*
Wanita itu tak sedang berleha-leha.
Meski berada di rumah, ia mengerjakan
pekerjaan Abyasa yang harus segera
diselesaikan jika memang akan
mengundurkan diri dari perusahaan.
Jemima Pratista:
Kenapa ga nelpon? Udah di rumah, kan?
Abyasa B :
Sudah. Mau tidur dulu.
Jemima Pratista:
Abyasa B :
Kenapa?
Jemima Pratista:
Kalau aku bilang gitu tandanya mau
ditelepon.
Abyasa B :
Ngantuk.
Jemima Pratista:
Y
Abyasa B :
<Picture>
Abyasa B:
Buku daftar mantannya masih disimpan.
Penting, ya?
Jemima Pratista:
Jangan otak-atik lemariku.
Abyasa B :
Ooh mau buat area privasi?
Ya udah.
Jangan akses emailku, lemariku,
ponselku, buku-bukuku.
Jemima Pratista:
Ya udah. Silakan diperiksa lemariku. Ngga
tanggung jawab kalau Aby marah, ya?
Abyasa B :
Siapa yang marah?
Jemima Pratista:
Jadi ngga marah?
Membalas pesan dengan tawa pelan yang
tak mau terhenti. Jemima menutup
sebagian wajah dengan telapak tangan
ketika sang suami malah menelepon
dirinya.
"Aku bakar."
Apalagi Merlin.
tertawa! Jawab!"
"Bapak izin?"
Mungkin karena mereka tak sedang
berhadapan langsung. Jemima yang
biasanya gemetar jika berusaha untuk
menantang Abyasa, kini terlihat begitu
berani menggoda pria itu.
kenapa laporan?"
"Aku malu."
"Dasar ego--"
"Mima?!"
Ting!
Galen sialan!
"Maksudnya?"
"Pagi, pak."
Ting!
Mereka terlambat.
Pasti.
"Jangan terlambat."
"Kamu."
sini kamu!"
"Kamu berantakan."
Ini salah.
Selamat datang....
... Entahlah!
"Aa!"
Heup!
Ah ya!
Brengsek!
Kan, benar!
Ah ... Jemima bisa benar-benar gila jika
begini!
Tia :
Pak Wisnu datang!
Heh! Lo ga usah pura2 ga baca pesan gue
tadi, ya!
Lo tau kan gue dijadiin sekertaris secara
paksa sama pak Yasa?!
Waah gila lo mim! Tega2nya
menjerumuskan temen sendiri!
"Masuk!"
pak."
Menyalakan komputer di atas meja,
Jemima tak menyimak apapun yang
dibicarakan Wisnu dengan Abyasa, meski
ia mendengarnya.
"Ya, pak."
"Ya, pak?"
gula.
Jemima:
Gue disuruh nyari data yang udah sepuluh
tahun terkubur di ruang arsip!!
Sebenernya gue diazab apa gimana? Ya
ampun! Gue mau maki2!
Brengsek!
Ikhsan :
Lu ga kasih dia jatah, Mim? Ya
udah mim. Maki aja. Maki!
Yusuf:
Dilema ya mba?
Hesti :
Arti pesan ucup : makanya kemaren lu
terima gue!
Tia :
Fatma :
Baek2 mim.
Ada kecebong pak yasa di perut lo.
Yusuf:
Ga bu. Murni kasihan kok
Bang Ikhsan:
Oh iya. Ga baek mim maki laki sendiri.
Didoain aja.
Pakek surat Yasin.
Jemima:
Toloooong. Tolooong.
"Jemima?"
"Ha?" Jemima yang malah membaca pesan
meledek teman-temannya itu langsung
berdiri. "Eeh iya, pak." Lalu ia
memaksakan sebuah senyuman padahal
sangat ingin menjelit tajam andai tak ada
bu Hawa yang memerhatikan. "Saya pergi
sekarang. Permisi."
Brengsek!
"Berhenti tertawa!"
Lihat saja!
Jemima terkekeh.
Ternyata banyak juga yang Abyasa
dengar, ya?
"Kamu lelet!"
Bukannya kerjasama.
"Soal Bazar?"
malah ngelunjak!"
"Bojomu!"
Hey!
"Terserah!"
Heeey! Jemima sekarang mulai pintar
menggunakan beberapa kata andalan
Abyasa, ya?
Sial!
"Lembur besok."
"Kenapa kamu?"
"Ya udah!"
makan-makan!"
"Mau bakso."
Abyasa mengangguk. "Setengah porsi."
"Sate?"
"Steak!"
Ah, itu....
"Kenapa, pak?"
lo kecepetan."
"Ya, kenapa?"
"Bapak saya--"
"Sekarang pulang!"
Uuh!
Jemima menggeleng.
Sudah satu minggu ia merasa sakit namun
rasa mulasnya masih bisa ia tahan
sehingga membuat ia cukup yakin jika
belum waktunya sang bayi lahir.
"Apa?"
"Berpengaruh!"
"Para bang--"
"Teruskan aja."
Operasi.
Abyasa.
Abyasa.
Huh! Menyebalkan!
"Heeuung? Apa?"
"Ngga akan hamilin aku lagi?!" Jemima
mengendurkan urat di sekitar mata.
Plak!
Jemima P :
Kalian masih pada hidup, kan?
"Pasti sepi."
"Ooeeee! Oooeeee!"
"Dia ngompol?"
Ini adalah kali pertama Baven membasahi
tubuh ayahnya.
End....
With love,
Greya