Anda di halaman 1dari 19

CEREBRAL

KELOMPOK 1

PALSY
KELOMPOK 1
DIKA ANGGRAINI
MUHAMMI ADZKIA
KARINA ALFISKA
MIFTAHUL JANNAH
MUHAMMAD FAJAR
Cerebral palsy ialah suatu keadaan
kerusakan jaringan otak yang kekal
dan tidak progresif, terjadi pada
waktu masih muda dan merintangi
perkembangan otak normal dengan
DEFINISI
gambaran klinis dapat berubah
selama hidup dan menunjukkan CEREBRAL
kelainan dalam sikap dan pergerakan,
disertai kelainan neurologis berupa PALSY
kelumpuhan spastis, gangguan ganglia
basal dan sereblum dan kelainan
mental.
Cerebral palsy merupakan salah satu
jenis disabilitas fisik. Cerebral palsy ini
bukan sebuah penyakit, melainkan sebuah
kondisi. Sehingga, kondisi ini bersifat tidak

DEFINISI bisa disembuhkan atau menetap.


Spastic cerebral palsy bisa ditandai
dengan otot kaku dan kencang, terutama
CEREBRAL ketika mencoba menggerakkannya
dengan cepat, dengan spastic cerebral
PALSY palsy cenderung sulit untuk bergerak
maupun mengurangi jangkauan gerakan.
Serangan kejang pada anak dengan
serebral spastik ditandai adanya aura
diikuti oleh hilangnya kesadaran dan
kejang tonik-klonik.
ETIOLOGI CEREBRAL PALSY
1. Prenatal
a. Kelainan perkembangan dalam kandungan, faktor genetik, kelainan
kromosom.
b. Infeksi intrauterin, seperti TORCH (Toxoplasma, Rubella atau campak,
Cytomegalovirus, Herpes simplex virus).
c. Asfiksia intrauterin (plasenta previa, kelainan umbilicus, perdarahan
plasenta, dan lain-lain).
ETIOLOGI CEREBRAL PALSY
2. Perinatal
a. Anoksia/hipoksia Cedera otak dapat c. Asfiksia BBLR dan Prematuritas Bayi kurang
menyebabkan terjadinya anoksia. Hal demikian bulan memiliki kemungkinan menderita
terdapat pada keadaan presentasi bayi perdarahan otak yang lebih banyak daripada
abnormal, partus lama, plasenta previa, infeksi bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, enzim,
plasenta, partus menggunakan bantuan alat factor pembekuan darah dan lain-lain masih
tertentu dan lahir dengan seksio sesar belum sempurna.
b. Perdarahan otak Perdarahan otak dan d. Ikterik neonatorum Ikterus. Ikterus pada masa
anoksia dapat terjadi bersamaan sehingga neonatus dapat menyebabkan kerusakan
sukar membedakannya, misalnya perdarahan jarringan otak yang sifatnya menetap akibat
yang mengelilingi batang otak mengganggu masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya
pusat pernafasan sehingga terjadi anoksia. pada kelainan inkompatibilitas golongan darah
ETIOLOGI CEREBRAL PALSY
3. Postnatal
a. Anoksia otak tenggelam, tercekik, post status epilepticus.
b. Trauma kepala hematom subdural.
c. Infeksi meningitis / ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama kehidupan
septicaemia , influenza, measles dan pneumonia.
d. Luka parut pada otak pasca operasi
e. Racun: logam berat
f. Malnutrisi
KLASIFIKASI CEREBRAL PALSY
Berdasarkan gejala dan tanda neurologis pastik
a.Monoplegia.
Pada monoplegia, hanya satu ekstremitas saja yang mengalami
spastik. Umumnya hal ini terjadi pada lengan / ekstremitas atas.

b. Diplegia.
Spastik diplegia atau uncomplicated diplegia pada
prematuritas,Hal ini disebabkan oleh spastik yang menyerang
traktus kortikospinal bilateral atau lengan pada kedua sisi tubuh
saja. Sedangkan sistem-sistem lain normal.
KLASIFIKASI CEREBRAL PALSY
c. Hemiplegia.
Spastis yang melibatkan traktus kortikospinal unilateral yang biasanya
menyerang ekstremitas atas/lengan atau menyerang lengan pada salah satu
sisi tubuh.

d. Triplegia.
Spastik pada triplegia menyerang tiga buah ekstremitas. Umumnya menyerang
lengan pada kedua sisi tubuh dan salah satu kaki pada salah salah satu sisi
tubuh

e.Quadriplegia.
Spastis yang tidak hanya menyerang ekstremitas atas, tetapi juga
ekstremitas bawah dan juga terjadi keterbatasan (paucity) pada tungkai.
PHATOFISIOLOGI CEREBRAL PALSY
Patofisiologi cerebral palsy, secara garis besar, diduga melibatkan gangguan
suplai oksigen pada fetus atau asfiksia otak. Hal ini menyebabkan kematian
sel dan kehilangan proses sel sebagai respon terhadap sitokin proinflamasi,
stres oksidatif, dan pelepasan glutamat yang berlebihan
faktor dapat mempengaruhi timbulnya gangguan suplai oksigen fetus, yaitu

1.Faktor intrauteri: intrauterine growth restriction (IUGR), gangguan


vaskuler plasenta, infeksi intrauteri, dan kelainan kongenital.
2.Kejadian peripartum: abrupsio plasenta, korioamnionitis, dan asfiksia
3.Kejadian pada periode neonatal: perdarahan intraventrikuler,
leukomalasia periventrikel, sepsis, stroke neonatal
MANIFESTASI KINIS CEREBRAL PALSY

cerebral palsy terjadi akibat perkembangan otak yang


tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang
berkembang. Ini biasanya terjadi sebelum anak lahir,
tetapi bisa juga terjadi saat lahir atau pada awal
masa bayi.faktor-faktor yang dapat menyebabkan
masalah dengan perkembangan otak, di antaranya:
MANIFESTASI KINIS CEREBRAL PALSY
1.Mutasi gen yang mengakibatkan kelainan genetik atau perbedaan
perkembangan otak
2.Infeksi ibu yang mempengaruhi janin yang sedang berkembang.
3.Stroke janin, gangguan suplai darah ke otak yang sedang berkembang
4.Pendarahan ke otak dalam rahim atau saat bayi baru lahir
5.Infeksi bayi yang menyebabkan peradangan dalam atau sekitar otak
6.Cedera kepala traumatis pada bayi, seperti dari kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh atau kekerasan fisik
7.Kurangnya oksigen ke otak terkait dengan persalinan atau kelahiran yang
sulit, meskipun asfiksia terkait kelahiran jauh lebih jarang menjadi
penyebab, daripada yang diperkirakan secara historis.
KOMPLIKASI CEREBRAL PALSY
1. Kontraktur yaitu sendi tidak dapat digerakkan
atau ditekuk karena otot memendek.
2. Skoliosis yaitu tulang belakang melengkung ke
samping disebabkan karena kelumpuhan hemiplegia.
3. Dekubitus yaitu adanya suatu luka yang menjadi borok
akibat mengalami kelumpuhan menyeluruh, sehingga ia harus
selalu berbaring di tempat tidur.
4. Deformitas (perubahan bentuk) akibat adanya kontraktur
5. Gangguan mental. Anak Cerebral Palsy tidak semua tergangu
kecerdasannya, mereka ada yang memiliki kadar kecerdasan
pada taraf rata-rata, bahkan ada yang berada di atas rata-
rata. Komplikasi mental dapat terjadi apabila yang
bersangkutan diperlakukan secara tidak wajar.
PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA
CEREBRAL PALSY
1. Pemeriksaan klinis untuk mengidentifikasi ketidaknormalan tonus,
seringnya terjadi hipotonik yang diikuti dengan hipertonik, ketidaknormalan
postur dan keterlambatan perkembangan motorik.
2. Ultrasonografi kranial untuk mendeteksi hemoragi dan iskemik hipoksik.
3. CT scan untuk mendeteksi lesi-lesi susunan saraf pusat
4. Tomografi emisi positron dan tomografi terkomputerisasi emisi foton
tunggal untuk melihat metabolisme dan perfusi otak.
5. MRI untuk mendeteksi lesi-lesi kecil.
PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA
CEREBRAL PALSY
6. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis CP ditegakkan.
7. Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan suatu proses degeneratif. Pada CP
likuor serebrospinalis normal.
8. Pemeriksaan Elektro Ensefalografi dilakukan pada penderita kejang atau pada golongan
hemiparesis baik yang berkejang maupun yang tidak.
9. Foto kepala (X-ray) dan CT Scan.
10. Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pendidikan yang
diperlukan.
11. Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain retardasi mental.
PENATALAKSAAN CEREBRAL PALSY
1. Medik
Pengobatan kausal tidak ada, hanya simtomatik. Pada keadaan ini perlu kerja
sama yang baik dan merupakan suatu tim antara dokter anak, neurolog, psikiater,
dokter mata, dokter. THT ahli ortopedi, psikolog, fisioterapi, occupational
therapist, pekerja sosial, guru sekolah luar biasa dan orang tua pasien.

2. Fisioterapi
Tindakan ini harus segera dimulai secara intensif. Orang tua turut
membantu program latihan dirumah, Untuk mencegah kontraktur
perlu dipehatikan posisi pasien pada waktu istirahat atau tidur.
PENATALAKSAAN CEREBRAL PALSY
3.Pemberian obat-obatan pada CP bertujuan untuk memperbaiki
gangguan tingkah laku, neuro-motorik dan untuk mengontrol
serangan kejang. Pada penderita CP yang kejang

4. Tindakan bedah
Bila terdapat hipertonus otot atau hiperspastisitas, dianjurkan
untuk dilakukan pembedahan otot, tendon, atau tulang untuk
reposisi kelainan tersebut. Pembedahan stereotatik dianjurkan
pada pasien dengan pergerakan koreotetosis yang berlebihan.
PENATALAKSAAN CEREBRAL PALSY
5. Keperawatan
Masalah bergantung dari kerusakan otak yang terjadi. Pada umumnya dijumpai
adanya gangguan pergerakan sampai retardasi mental, dan seberapa besarnya
gangguan yang terjadi bergantung pada berat ringannya asfiksia yang terjadi pada
otak.Disinilah peranan perawat dapat ikut mencegah kelainan tersebut. Tindakan yang
dapat dilakukan ialah:

1. Mengobservasi dengan cermat bayi-bayi baru lahir yang berisiko (baca status bayi
secera cermat mengenai riwayat kehamilan/kelahirannya).
2. Jika telah diketahui bayi lahir dengan resiko terjadi gangguan pada otak walaupun
selama diruang perawatan tidak terjadi kelainan agar dipesankan pada orang tua
atau ibunya jika melihat sikap bayi yang tidak normal supaya segera dibawa
konsultasi kedokter.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai